Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang akhlak terpuji kepada sesama manusia. RPP ini
membahas empat konsep akhlak utama yaitu husnuzh-zhan (prasangka baik), tawadhu' (rendah hati), tasamuh (toleransi), dan ta'awun
(kerjasama). Guru diharapkan dapat mengajarkan pengertian, pentingnya, dan cara mempraktikkan keempat akhlak ter
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
rencana pembelajaran
1. Nama: nur aini
Tarbiah pai-b
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
AKHLAK TERPUJI KEPADA SESAMA MANUSIA
Standar kompetensi
1. Menerapkan akhlak terpuji kepada sesama manusia
Kompetensi dasar
1. Menjelaskan pengertian dan pentingnya husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun
2. Mengidentifikasi bentuk dan contoh perilaku husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun
3. Menunjukkan nilai-nilai positif dari husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun dalam fenomena kehidupan
4. Membiasakan perilaku husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun dalam kehidupan sehari-hari
Indikator
Setelah pembelajaran ini siswa dapat :
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian dan pentingnya husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun
2. Siswa mampu mengendifikasi bentuk dan contoh perilaku husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun
3. Siswa mampu mnunjukkan nilai-nilai positif dari husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun dalam fenomena kehidupan
4. Siswa mampu membiasakan perilaku husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun dalam kehidupan sehari-hari
A. HUSNUDH-DHAN
1. Pengertian dan pentingnya husnudh-dhan
Kata husnudh-dhan berasal dari lafal حسن (baik) dan الظن (prasangka)
Dengan demikian, husnudh-dhan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Dalam kehidupan bermasyarakat, mutlak memerlukan
hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat. Hubungan baik menjadi syarat bagi terwujudnya gotong royong agar dapat
memenuhi kebutuhan masing-masing pihak.
Salah satu cara untuk menjalin hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat ialah husnudh-dhan. Lawan kata husnudh-dhan
adalah su’udhan, yakni berprasangka buruk terhadap seseorang. Sudah tentu su’udhanberakibat buruk terhadap hubungan persaudar aan
dalam masyarakat.
2. Hukum husnudh-dhan terhadap sesama manusia
Hukum husnudh-dhan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah wajib. Artinya, setiap muslim wajib memiliki husnudh-dhan (prasangka
baik) kepada Allah dan Rasul-Nya, antara lain :
a. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-Nya (perintah agama) adalah untuk kebaikan manusia sendiri;
b. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
Adapun hukum husnudh-dhan kepada sesama manusia adalah mubah atau jaiz (boleh dilakukan). husnudh-dhan terhadap manusia
berarti menaruh kepercayaan atau mengira bahwa dia telah berbuat sesuatu kebaikan. Oleh sebab itu, husnudh-dhan berdampak positif,
baik bagi pelakunya sendiri maupun pihak lain. Sebaliknya, su’udhan (kepada siapapun) hukumnya haram.
B. TAWADLU’
Tawadlu’ adalah salah satu akhlak karimah yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim dan muslimat. Tawadlu’ perlu dibiasakan
sejak usia dini sehingga setelah dewasa kelak menjadi suatu watak.
1) Pengertian dan pentingnya tawadlu’
Pengertian tawadlu’ berasal dari kata bahasa arab tawaadlu’an ( تواضع - يتواضع – تواضعا ) yang berarti merendahkan
diri, rendah hati. Orang yang tawadlu’ adalah orang yang merendahkan diri dalam pergaulan, tidak takabbur (sombong). Sikap tawadlu’
disukai dalam pergaulan sehingga menimbulkan sikap simpatik dari pihak lain. Bagi pelakunya sendiri, sikap tawadlu’ tidak akan
2. merugikan, bahkan mengangkat martabatnya. Sebaliknya, sikap takabbur menginginkan agar dirinya dihormati orang lain. Harapan
tersebut tidak akan tercapai, justru akan terjadi sebaliknya, yakni menghilangkan rasa simpatik orang lain.
2) Perintah bersikap Tawadlu’
Sikap tawadlu’ sangat penting artinya dalam pergaulan sesama manusia. Islam memberi tuntutan kepada umatnya untuk memiliki
sikap tawadlu’, dan menjahui sikap takabbur terhadap siapapun. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 24 :
:(اإلسراء اًيرِغَص يِناَيَّبَر اَمَك اَمُهْمَحْار ِبَّر ْلُق َو ِةَمْحَّالر ْنِم ِلُّذال َحَانَج اَمُهَل ْضِفْخا َو42).
Artinya :
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapan : “Wahai Tuhanku, kasih ilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
Ayat diatas mewajibkan kita untuk bersikap tawadlu’ kepada keduanya orang tua atas dasar kasih sayang. Lain dari itu, kita
hendaknya mendo’akan kepada kedua orang tua agar senantiasa dirahmati Allah SWT. Dalam surat Asy-Syura ayat 215 Allah berfirman
sebagai berikut :
:(الشعراء َينِنِؤْمُمْال ْنِم َكَعَبَّتا ْنَمِل َكََاحنَج ْضِفْاخ َو412.)
Artinya :
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang yang beriman”.
Pada dasarnya ayat diatas ditunjukan kepada Rasulullah SAW agar bersikap tawadlu’ terhadap umatnya. Sungguh pun demikian,
perintah tersebut juga berlaku untuk umat islam. Rasulullah SAW sebagai pemimpin umat diwajibkan berperilaku tawadlu’ kepada
umatnya. Oleh sebab itu, setiap muslim hendaknya berusaha untuk selalu bersikap tawadlu’ terhadap siapapun. Dalam hal berbicara
Allah SWT berfirman dalam surat Lukman ayat 19 :
َرَكنَأ َّنِإ َكِت ْوَص ْنِم ْضُضْغا َو َكِيْشَم يِف ْد ِصْقا َو:(لقمان ِيرِمَحْال ُت ْوَصَل ِات َوْصَاأل11.)
Artinya :
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.
Mengeraskan suara saat berbicara adalah suatu cara yang tidak terpuji (kecuali bila diperlukan). Allah SWT menyatakan bahwa seburuk-
buruk suara adalah himar atau keledai. Pernyataan tersebut adalah sindiran keras terhadap orang-orang yang suka berbicara dengan suara
keras, padahal sebenarnya suara lembut pun sudah cukup jelas didengar. Mengeraskan suara pada saat yang tidak diperlukan berarti
menyerupai tingkah laku keledai.
C. TASAMUH
Dalam pergaulan hidup sehari-hari diperlukan tasamuh, baik intern umat islam maupun dengan non islam.
a. Pengertian Tasamuh
Tasamuh berasal dari kata bahasa arab : tasaamuhan ( تسامح - يتسامح - تسامحا ) yang berarti bersikap murah hati, tenggang
rasa, saling menghormati, saling menghargai sesama manusia. Pada hakikatnya, sikap seperti ini telah dimiliki oleh manusia sejak usia
anak-anak, namun perlu dibimbing dan diarahkan. Tasamuh juga disebut toleran.
b. Pentingnya Memiliki Sifat Tasamuh
Sikap manusia diberi akal, dan perasaan. Dalam kehidupan bermasyarakat, perasaan harus mendapatkan perhatian oleh masing-masing
anggota masyarakat. Salah satu bentuk perasaan terhadap sesama manusia adalah memiliki sikap tasamuh. Dengan demikian, sikap
tasamuh berarti memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengambil haknya sebagaimana mestinya.
c. Perintah untuk Bersikap Tasamuh
Islam mendidik umatnya untuk bersikap tasamuh. Ayat-ayat yangmewajibkan kita bersikap tasamuh, antara lain QS. Al-Kafirun ayat 6 :
:(الكافرون ِينِد َيِل َو ْمُكُنيِد ْمُكَل6)
Artinya :
“Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku”.
Maksud ayat diatas adalah bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini. Masing-masing harus dapat
saling menghargai hak-haknya. Allah juga berfirman dalam QS Al-An’am ayat 108 :
ا ًْودَع َ َّاَّلل واُّبُسَيَف ِ َّاَّلل ُِوند ْنِم َونُعْدَي َينِذَّال واُّبُسَت َالَوىَلِإ َّمُث ْمُهَلَمَع ٍةَّمُأ ِلُكِل اَّنَّي َز َكِلَذَك ٍمْلِع ِرْيَغِبْمُهُع ِج ْرَم ْمِهِب َر
:(األنعام َونُلَمْعَي واُناَك اَمِب ْمُهُئَِبنُيَف101.)
Artinya :
3. “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan
melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada
tuhan merekalah kembali mereka, lalu dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”.
Masing-masing penganut agama mempercayai bahwa agama yang dianutnyalah yang paling baik dan benar. Pangkuan yang
demikian itu menjadi hak bagi masing-masing pemeluk agama. Tidak boleh memperolok-olokan agama yang dianut orang lain. Kedua
belah pihak harus dapat saling menghargai dan menghormati hak-hak orang lain.
D. TA’AWUN
Bagaimanapun keadaan seseorang, tak mungkin dapat hidupsendiri tanpa ta’awun. Disadari atai tidak, hidup manusia mutlak
memerlukan ta’awun dengan pihak lain.
Pengertian Ta’awun
Kata ta’awun berasal dari bahasa arab ta’aawunan ( تعاونا - يتعاون - تعاون ) yang berarti tolong menolong, gotong-royong,
bantu-membantu dengan sesama manusia. Pada hakikatnya, naluri hidup berta’awun telah dimiliki setiap manusia sejak usia anak-anak,
sungguhpun demikian, sikap ini perlu mendapatkan bimbingan secara terus menerus dari orang dewasa. Dengan bimbingan orang
dewasa, sikap ini dapat berkembang dengan baik.
Pentingnya Ta’awun
Manusia adalah makhluk yang lemah, tak mampu mencakupi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan pihak lain. Agar dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya, perlu mengadakan kerjasama, tolong-menolong, dan bantu-membantu dalam berbagai hal. Dengan
adanya kesediaan untuk ta’awun, masing-masing pihak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya.
Perintah untuk Ta’awun
Islam membimbing umatnya agar mau bekerja sama, tolong-menolong dengan sesamanya atas dasar kekeluargaan. Allah SWT
berfirman dalam QS Al-Maidah ayat 2 :
...َالَو ى َوْقَّتال َو ِرِبْال ىَلَع واُن َاوَعَت َو( ِباَقِعْال ُديَِدش َ َّاَّلل َّنِإ َ َّاَّلل واُقَّتا َو ِان َْودُعْال َو ِمْثِاإل ىَلَع واُن َاوَعَت:المائدة4)
Artinya :
“… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebijakan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”
Menurut ayat diatas, tidak setiap bentuk tolong-menolong itu baik, melainkan juga ada yang tidak baik. Tolong-menolong yang baik
adalah apabila mengarah kepada kebaikan dan ketakwaan sesuai petunjuk agama. Adapun tolong-menolong yang menyangkut masalah
dosa dan permusuhan termasuk perkara yang dilarang agama. Tolong-menolong bebas dilakukan dengan siapapun (termasuk non
muslim), selama tidak menyangkut masalah aqidah dan ibadah. Dalam hal aqidah dan ibadah tidak ada kompromi antara agama yang
satu dengan yang lain.
Dalam rangka mendorong untuk menghidupkan sikap ta’awun, Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut :
ال يوم كرب من كربة عنه ُهللا نفس الدنيا كرب مؤمن عن نفس ْنَمُهللا يسر معسر على يسر ومن قيامةعليه
ف العبد كان ما العبد عون فى ُهللاو واالخرة الديا فى ُهللا ستره ًامسلم ستر ومن والخرة الدنيا فىاخيه عون ى
)مسلم (رواه
Artinya :
“Barangsiapa melapangkan seorang mukmin dari suatu kesusahan dunia, maka Allah akan melapangkannya satu kesusahan dari
beberapa kesusahan dihari kiamat. Barangsiapa meringankan penderita seseorang, maka Allah akan meringankan penderitaannya didunia
dan akhirat. Barangsiapa menutupi suatu (cacat) seorang muslim, maka Allah akan menutupi cacatnya di dunia dan akhirat. Allah akan
selalu memberi pertolongan kepada seorang hamba selama orang tersebut mau menolong saudaranya.” (HR Muslim dan Abu Hurairah)
E. ANALISIS MATERI
I. Kesesuaian dengan SK-KD-Indikator-Kurikulum
BAB 6
SK dan KD sudah sesuai dengan materi, namun dalam indikator ada yang masih kurang sehingga perlu ditambahkan sebagai berikut.
a) Dapat menyebutkan dalil-dalil tentang dasar-dasar husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun
b) Dapat menyebutkan dalil-dalil tentang tujuan husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun Hafal dalil-dalil tentang tujuan
c) Hafal dalil-dalil tentang husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun
4. d) Menjelaskan perbedaan antara husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun
Untuk kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang saat ini diterapkan dan merupakan kurikulum yang bertujuan untuk membentuk siswa aktif, kritis, cerdas dan berakhlak mulia.
F. KETETAPAN MATERI
Ketetapan materi kaitannya dengan buku referensi sudah sesuai, karena didalam materi sudah dijelaskan mulai dari pengertian dan
pentingnya mempunyai sifat husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun terhadap sesame manusia. Jadi siswa dapat memahami dan
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
G. KEDALAMAN/KELUASAN MATERI
Untuk materi akhlak terpuji terhadap diri sendiri, sudah sesuai dengan umur dan perkembangan siswa kelas VIII MTs, karena
materi tersebut melatih dan mengajarkan kepada siswa untuk berakhlak terpuji kepada sesame manusia dalam kehidupan sehari-hari.
H. TAKSONOMI MATERI
NO Materi Domain Level
1 Menjelaskan husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh,
dan ta’awun
Kognitif Comprehention
2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh perilaku
husnuzh-zhan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun
Kognitif Comprehention
3 Menunjukkan nilai-nilai positif dari husnuzh-zhan,
tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun dalam fenomena
kehidupan
Kognitif Comprehention
4 Membiasakan perilaku husnuzh-zhan, tawadhu’,
tasamuh, dan ta’awun dalam kehidupan sehari-hari
Afaktif Organization