Dokumen tersebut membahas tentang bekerja dengan kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok, termasuk desain tugas, sistem penghargaan, proses interaksi, komposisi anggota, ukuran kelompok, ketersediaan informasi, dan strategi kinerja. Dokumen tersebut juga menyarankan pentingnya mengembangkan keterampilan diagnostik dan tindakan untuk meningkatkan kinerja kelompok.
Working With Groups - Roja' Putri Cintani - 4520210046RojaPutriCintani
Ini adalah Tugas - 13 saya dari mata kuliah Interpersonal Skill - B Nama : Roja' Putri Cintani
NIM : 4520210046
Mohon Maaf apa bila ada kesalahan, semoga bermanfaat
WORKING WITH GROUPS BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL BSyahraniAdrianty
Dokumen tersebut membahas tentang efektivitas kelompok kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut meliputi usaha anggota, pengetahuan dan keterampilan mereka, serta strategi kinerja yang digunakan. Proses interaksi kelompok yang mendukung pembelajaran bersama dan pengambilan keputusan rasional juga penting untuk pencapaian tujuan kelompok. Diagnosa dan keterampilan tindakan diper
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kerja kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok, seperti usaha anggota, pengetahuan dan keterampilan, serta proses interaksi antar anggota kelompok. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara meningkatkan keterampilan diagnostik dan tindakan anggota kelompok untuk meningkatkan kinerja kelompok."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya bekerja secara efektif dalam kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok seperti desain tugas, sistem penghargaan, komposisi anggota, ukuran kelompok, dan proses interaksi kelompok. Dokumen tersebut juga menjelaskan pentingnya mengembangkan keterampilan diagnostik dan tindak
Dokumen tersebut membahas tentang bekerja dengan kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok, termasuk desain tugas, sistem penghargaan, proses interaksi, komposisi anggota, ukuran kelompok, ketersediaan informasi, dan strategi kinerja. Dokumen tersebut juga menyarankan pentingnya mengembangkan keterampilan diagnostik dan tindakan untuk meningkatkan kinerja kelompok.
Working With Groups - Roja' Putri Cintani - 4520210046RojaPutriCintani
Ini adalah Tugas - 13 saya dari mata kuliah Interpersonal Skill - B Nama : Roja' Putri Cintani
NIM : 4520210046
Mohon Maaf apa bila ada kesalahan, semoga bermanfaat
WORKING WITH GROUPS BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL BSyahraniAdrianty
Dokumen tersebut membahas tentang efektivitas kelompok kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut meliputi usaha anggota, pengetahuan dan keterampilan mereka, serta strategi kinerja yang digunakan. Proses interaksi kelompok yang mendukung pembelajaran bersama dan pengambilan keputusan rasional juga penting untuk pencapaian tujuan kelompok. Diagnosa dan keterampilan tindakan diper
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kerja kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok, seperti usaha anggota, pengetahuan dan keterampilan, serta proses interaksi antar anggota kelompok. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara meningkatkan keterampilan diagnostik dan tindakan anggota kelompok untuk meningkatkan kinerja kelompok."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya bekerja secara efektif dalam kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok seperti desain tugas, sistem penghargaan, komposisi anggota, ukuran kelompok, dan proses interaksi kelompok. Dokumen tersebut juga menjelaskan pentingnya mengembangkan keterampilan diagnostik dan tindak
Dokumen tersebut membahas tentang kerja kelompok dan keterampilan interpersonal yang penting. Ia menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok seperti output, proses sosial, dan dampak pada anggota. Strategi kinerja, proses interaksi, serta keterampilan diagnostik dan tindakan dibahas sebagai cara meningkatkan kinerja kelompok. Manfaat memiliki keterampilan interpersonal juga dijelaskan.
Bab ini membahas pentingnya bekerja dalam kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok, seperti usaha anggota, pengetahuan dan keterampilan mereka, serta strategi kinerja yang digunakan. Kelompok akan lebih efektif jika anggotanya mampu mengembangkan keterampilan diagnostik untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta keterampilan aksi untuk memperbaiki kelemahan dan me
Dokumen tersebut membahas tentang bekerja dalam kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok. Faktor-faktor tersebut meliputi usaha anggota, pengetahuan dan keterampilan anggota, strategi kinerja kelompok, dan proses interaksi antar anggota kelompok. Untuk meningkatkan kinerja kelompok diperlukan keterampilan diagnostik dan tindakan anggota kelompok.
Dokumen ini membahas tentang bekerja dengan kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok. Tiga faktor utama yang disebutkan adalah usaha kolektif anggota kelompok, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki anggota, dan kesesuaian strategi kinerja yang digunakan kelompok dengan tugasnya. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya proses interaksi antaranggota kelompok dalam memaksimalkan
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Menganalisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi.
Membandingkan kelompok dengan tim.
Membandingkan lima tipe tim.
Mengidentifikasi karakteristik dari tim yang efektif.
Memperlihatkan bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim.
Memutuskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim.
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Membedakan kepemimpinan dengan manajemen.
Meringkaskan kesimpulan-kesimpulan dari teori sifat kepemimpinan.
Mengidentifikasi prinsip-prinsip utama dan keterbatasan pokok dari teori-tori mengenai perilaku.
Menilai teori kontingensi kepemimpinan dengan level pendukung mereka.
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Mengidentifikasi enam elemen struktur organisasi.
Mengidentifikasi karakteristik dari birokrasi.
Menggambarkan matriks organisasi.
Mengidentifikasi karakteristik organisasi virtual.
Memperlihatkan bagaimana para manajer ingin menciptakan organisasi yang tak berbatas.
Memperlihatkan bagaimana struktur organisasi yang berbeda, dan mengontraskan model struktural mekanik dengan organik.
Menganalisis implikasi perilaku dari desain organisasional yang berbeda.
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Menggambarkan tiga elemen utama motivasi.
Mengevaluasi penerapan dari teori-teori awal mengenai motivasi.
Menerapkan prediksi teori menentukan nasib sendiri (self-determination theory) pada imbalan secara intrinsik maupun ekstrinsik.
Mengidentifikasi implikasi-implikasi keterlibatan kerja para pekerja bagi manajemen
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap Komitmen Organisasi Karyawan PT. X Dina Haya Sufya
Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi/perusahaan seringkali menjadi isu yang sangat penting. Beberapa organisasi berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang suatu jabatan/posisi yang ditawarkan dalam iklan-iklan lowongan pekerjaan. Sayangnya meskipun hal ini sudah sangat umum namun tidak jarang pengusaha maupun pegawai masih belum memahami arti komitmen secara sungguh-sungguh. Padahal pemahaman tersebut sangatlah penting agar tercipta kondisi kerja yang kondusif sehingga perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif.
Pembahasan ini menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja grup, yaitu upaya, pengetahuan dan keterampilan, serta strategi kinerja. Proses interaksi grup mempengaruhi variabel-variabel tersebut. Dokumen ini juga menjelaskan cara mengamati perilaku kelompok untuk mendiagnosis masalah dan merencanakan intervensi guna meningkatkan kinerja kelompok.
Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan penelitian fiktifku ^^Sariana Csg
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan. Secara singkat, dibahas definisi kepemimpinan, gaya-gaya kepemimpinan seperti otoriter, demokratis, dan laissez-faire, serta unsur-unsur dalam layanan kesehatan seperti input, proses, dan output. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan juga dianalisis.
Bab ini membahas proses seleksi, pelatihan, dan evaluasi kinerja karyawan. Juga dibahas mengenai merancang program manfaat dan kebijakan ketenagakerjaan, serta mengelola konflik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi serta proses mediasi dan pemecatan.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar perilaku kelompok, meliputi definisi kelompok dan tipe-tipe kelompok, model lima tahap pengembangan kelompok, properti-properti kelompok seperti peran, norma, status, besaran, kekompakan, dan keragaman, serta teknik-teknik pengambilan keputusan kelompok.
Dokumen tersebut membahas tentang bekerja dengan kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok. Faktor-faktor tersebut meliputi komposisi anggota kelompok, ukuran kelompok, proses interaksi, strategi kinerja yang digunakan, dan ketersediaan informasi. Dokumen tersebut juga membahas tentang pentingnya mengembangkan keterampilan diagnostik dan tindakan untuk meningkatkan kinerja kelompok
Dokumen tersebut membahas tentang grup dan tim, termasuk definisi grup dan tim, jenis-jenis grup dan tim, tahap perkembangan grup, peran anggota grup, karakteristik grup yang efektif, pengambilan keputusan grup, dan potensial masalah yang dapat timbul dalam grup.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya bekerja dalam kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok. Kelompok menyediakan konteks penting untuk aktivitas kerja. Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh tingkat usaha anggota, kesesuaian strategi kerja dengan tugas, dan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki anggota. Komposisi, ukuran, dan proses interaksi kelompok juga mempengaru
Dokumen tersebut membahas tentang kerja kelompok dan keterampilan interpersonal yang penting. Ia menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok seperti output, proses sosial, dan dampak pada anggota. Strategi kinerja, proses interaksi, serta keterampilan diagnostik dan tindakan dibahas sebagai cara meningkatkan kinerja kelompok. Manfaat memiliki keterampilan interpersonal juga dijelaskan.
Bab ini membahas pentingnya bekerja dalam kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok, seperti usaha anggota, pengetahuan dan keterampilan mereka, serta strategi kinerja yang digunakan. Kelompok akan lebih efektif jika anggotanya mampu mengembangkan keterampilan diagnostik untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta keterampilan aksi untuk memperbaiki kelemahan dan me
Dokumen tersebut membahas tentang bekerja dalam kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok. Faktor-faktor tersebut meliputi usaha anggota, pengetahuan dan keterampilan anggota, strategi kinerja kelompok, dan proses interaksi antar anggota kelompok. Untuk meningkatkan kinerja kelompok diperlukan keterampilan diagnostik dan tindakan anggota kelompok.
Dokumen ini membahas tentang bekerja dengan kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok. Tiga faktor utama yang disebutkan adalah usaha kolektif anggota kelompok, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki anggota, dan kesesuaian strategi kinerja yang digunakan kelompok dengan tugasnya. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya proses interaksi antaranggota kelompok dalam memaksimalkan
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Menganalisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi.
Membandingkan kelompok dengan tim.
Membandingkan lima tipe tim.
Mengidentifikasi karakteristik dari tim yang efektif.
Memperlihatkan bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim.
Memutuskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim.
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Membedakan kepemimpinan dengan manajemen.
Meringkaskan kesimpulan-kesimpulan dari teori sifat kepemimpinan.
Mengidentifikasi prinsip-prinsip utama dan keterbatasan pokok dari teori-tori mengenai perilaku.
Menilai teori kontingensi kepemimpinan dengan level pendukung mereka.
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Mengidentifikasi enam elemen struktur organisasi.
Mengidentifikasi karakteristik dari birokrasi.
Menggambarkan matriks organisasi.
Mengidentifikasi karakteristik organisasi virtual.
Memperlihatkan bagaimana para manajer ingin menciptakan organisasi yang tak berbatas.
Memperlihatkan bagaimana struktur organisasi yang berbeda, dan mengontraskan model struktural mekanik dengan organik.
Menganalisis implikasi perilaku dari desain organisasional yang berbeda.
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Menggambarkan tiga elemen utama motivasi.
Mengevaluasi penerapan dari teori-teori awal mengenai motivasi.
Menerapkan prediksi teori menentukan nasib sendiri (self-determination theory) pada imbalan secara intrinsik maupun ekstrinsik.
Mengidentifikasi implikasi-implikasi keterlibatan kerja para pekerja bagi manajemen
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap Komitmen Organisasi Karyawan PT. X Dina Haya Sufya
Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi/perusahaan seringkali menjadi isu yang sangat penting. Beberapa organisasi berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang suatu jabatan/posisi yang ditawarkan dalam iklan-iklan lowongan pekerjaan. Sayangnya meskipun hal ini sudah sangat umum namun tidak jarang pengusaha maupun pegawai masih belum memahami arti komitmen secara sungguh-sungguh. Padahal pemahaman tersebut sangatlah penting agar tercipta kondisi kerja yang kondusif sehingga perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif.
Pembahasan ini menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja grup, yaitu upaya, pengetahuan dan keterampilan, serta strategi kinerja. Proses interaksi grup mempengaruhi variabel-variabel tersebut. Dokumen ini juga menjelaskan cara mengamati perilaku kelompok untuk mendiagnosis masalah dan merencanakan intervensi guna meningkatkan kinerja kelompok.
Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan penelitian fiktifku ^^Sariana Csg
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan. Secara singkat, dibahas definisi kepemimpinan, gaya-gaya kepemimpinan seperti otoriter, demokratis, dan laissez-faire, serta unsur-unsur dalam layanan kesehatan seperti input, proses, dan output. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan juga dianalisis.
Bab ini membahas proses seleksi, pelatihan, dan evaluasi kinerja karyawan. Juga dibahas mengenai merancang program manfaat dan kebijakan ketenagakerjaan, serta mengelola konflik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi serta proses mediasi dan pemecatan.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar perilaku kelompok, meliputi definisi kelompok dan tipe-tipe kelompok, model lima tahap pengembangan kelompok, properti-properti kelompok seperti peran, norma, status, besaran, kekompakan, dan keragaman, serta teknik-teknik pengambilan keputusan kelompok.
Dokumen tersebut membahas tentang bekerja dengan kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok. Faktor-faktor tersebut meliputi komposisi anggota kelompok, ukuran kelompok, proses interaksi, strategi kinerja yang digunakan, dan ketersediaan informasi. Dokumen tersebut juga membahas tentang pentingnya mengembangkan keterampilan diagnostik dan tindakan untuk meningkatkan kinerja kelompok
Dokumen tersebut membahas tentang grup dan tim, termasuk definisi grup dan tim, jenis-jenis grup dan tim, tahap perkembangan grup, peran anggota grup, karakteristik grup yang efektif, pengambilan keputusan grup, dan potensial masalah yang dapat timbul dalam grup.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya bekerja dalam kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok. Kelompok menyediakan konteks penting untuk aktivitas kerja. Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh tingkat usaha anggota, kesesuaian strategi kerja dengan tugas, dan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki anggota. Komposisi, ukuran, dan proses interaksi kelompok juga mempengaru
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kerjasama tim dalam mencapai tujuan organisasi. Kerjasama tim memerlukan adanya struktur dan proses yang mendukung, serta alur umpan balik untuk meningkatkan kinerja secara berkelanjutan. Tim yang ideal dapat mentransfer seluruh energi input menjadi output yang diinginkan melalui proses yang konsisten.
Grup dan tim merupakan bagian penting dari organisasi yang terdiri atas individu yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Terdapat berbagai jenis tim seperti tim pemecah masalah, tim pengelola, dan tim virtual. Pembentukan tim melewati proses forming, storming, norming, peforming, hingga adjoining untuk mencapai tujuan secara efektif.
Chapter 6 dasar dasar perilaku kelompokAndi Iswoyo
1. Dokumen tersebut membahas tentang perilaku organisasi dan model-model kelompok dalam organisasi.
2. Ada dua jenis kelompok yaitu formal dan informal, yang memiliki karakteristik berbeda.
3. Model kelompok meliputi model lima tahap dan model keseimbangan tersela, yang menjelaskan proses pembentukan dan dinamika kelompok.
Studi kasus meneliti masalah komunikasi internal di perusahaan telekomunikasi TT. Inc. Hasil survei menunjukkan adanya ketidakpuasan karyawan akibat beban kerja berlebih dan kurangnya pelatihan. Struktur birokrasi yang rumit dan kepemimpinan yang kurang mendukung tujuan IT dipandang memperburuk motivasi. Solusi yang disarankan antara lain menyusun tujuan secara jelas, menambah sumber daya, mendidik man
Proyek Sumber Daya Manusia meliputi proses yang diperlukan untuk memanfaatkan sumber daya manusia dalam proyek secara efektif. Proses utama meliputi perencanaan sumber daya manusia, memperoleh tim proyek, mengembangkan tim proyek, dan mengelola tim proyek.
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasiinsanfajaralif
Makalah ini membahas tentang evaluasi kinerja dan kompensasi SDM, meliputi pengertian kinerja SDM, pengukuran kinerja, motivasi dan kepuasan kerja, mengelola potensi emosional dan kecerdasan, membangun kapabilitas dan kompetensi, konsep dan pelaksanaan audit kinerja.
Dokumen tersebut membahas tentang dimensi struktur organisasi dan berbagai bentuk departemenalisasi dalam organisasi. Dimensi struktur organisasi meliputi ukuran, komponen administratif, rentang kendali, dan lainnya. Ada beberapa bentuk departemenalisasi seperti berdasarkan fungsi, produk, wilayah, dan proses. Desain organisasi dapat bersifat mekanistik atau organik tergantung kondisi lingkungan.
Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi antara anggota kelompok."
Dokumen tersebut membahas tentang dimensi struktur organisasi dan departementalisasi. Dimensi struktur organisasi meliputi ukuran, komponen administratif, rentang kendali, spesialisasi, standarisasi, formalisasi, sentralisasi, kompleksitas, delegasi wewenang, dan integrasi. Dokumen ini juga membahas tentang jenis-jenis departementalisasi seperti fungsional, berdasarkan produk, wilayah, dan proses.
Similar to Working with groups converted_Muhammad Aldiansyah_4520210014 (18)
Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan menegaskan diri dan mempengaruhi orang lain. Terdapat beberapa poin penting yang dibahas yaitu karakteristik pesan asertif yang efektif, mengembangkan repertoar respons verbal, menggambarkan perilaku orang lain secara non-evaluatif, mengekspresikan perasaan, menjelaskan efek, dan mengelola reaksi defensif dari orang lain. Dokumen ini memberikan panduan prakt
Bab ini membahas keterampilan presentasi yang efektif, termasuk cara menarik dan mempertahankan perhatian audiens. Lima kategori utama keterampilan presentasi dijelaskan: kejelasan ekspresi, penggunaan contoh, penekanan, kepekaan terhadap umpan balik, dan kemampuan menjawab pertanyaan. Berbagai teknik seperti menciptakan rasa ketidakpastian dan penggunaan pertanyaan retoris dibahas untuk menangk
Dokumen tersebut merangkum rencana karir seseorang di bidang Teknologi Informasi (TI) di masa depan, termasuk pekerjaan apa saja yang tersedia di bidang TI, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan, serta langkah-langkah untuk membuat rencana karir.
2. Tujuan Pembelajaran
• Kenali faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah usaha yang
dikeluarkan anggota kelompok
dalam melaksanakan tugas.
• Mampu mendefinisikan
keefektifan kelompok
dalam tiga jenis
keluaran yang berbeda.
• Mengenali faktor-faktor yang
menentukan kuantitas dan kualitas
informasi yang relevan dengan tugas
yang tersedia untuk kelompok.
• Memahami pentingnya
mengidentifikasi faktor-faktor
yang kuat dan dapat dikelola
yang dapat mempengaruhi
kinerja kelompok.
3. Kelompok menyediakan konteks penting untuk aktivitas kerja. Dewan direksi, komite manajemen,
kelompok perencanaan, tim proyek, satuan tugas, lingkaran kualitas, komite keselamatan dan
kelompok kerja otonom hanyalah beberapa dari berbagai jenis kelompok di mana anggota organisasi
harus bekerja. Handy memperkirakan bahwa, rata-rata, manajer dapat menghabiskan 50 persen dan
manajer senior 80 persen dari hari kerja mereka di satu jenis kelompok atau lainnya. Hayes
membuat perbedaan antara kelompok dan tim.
Kelompok kerja dapat berupa sekumpulan orang yang pekerjaannya membuat mereka tetap
berhubungan. Terkadang kelompok sangat produktif. Di sisi lain, beberapa kelompok bisa menjadi
apa saja selain produktif.
Bekerja dengan kelompok
4. Salah satu model efektivitas kelompok yang paling menjanjikan, dalam hal menawarkan dasar untuk
mendiagnosis kekuatan dan kelemahan dalam kelompok, adalah bahwa dikemukakan oleh Hackman . Dia
mengusulkan kriteria ini daripada beberapa indeks kinerja yang lebih 'objektif' karena, menurut
pendapatnya, apa yang terjadi pada suatu kelompok cenderung paling bergantung pada bagaimana
kinerjanya dilihat oleh orang-orang kunci ini. Kriteria kedua berkaitan dengan keadaan kelompok
sebagai unit yang berprestasi. Kriteria ketiga berkaitan dengan dampak dari pengalaman kelompok pada
anggota individu. Dia berpendapat bahwa pengalaman kelompok, secara seimbang, harus memuaskan
daripada menggagalkan kebutuhan pribadi anggota kelompok. Dia mencoba menjelaskan mengapa
beberapa kelompok berkinerja lebih baik daripada yang lain dengan mengusulkan bahwa efektivitas
adalah fungsi bersama dari:
• tingkat upaya yang dikeluarkan anggota kelompok secara kolektif dalam melaksanakan tugas.
• jumlah pengetahuan dan keterampilan yang dibawa anggota untuk tugas kelompok.
• kesesuaian dengan tugas dari strategi kinerja yang digunakan oleh kelompok dalam pekerjaannya.
Mengajukan pertanyaan tentang usaha , pengetahuan dan keterampilan dan strategi kinerja dapat
memberikan data yang berharga tentang seberapa baik kinerja grup.
Penentu efektivitas kelompok
5. Desain tugas
Desain tugas dapat memiliki dampak yang sangat besar pada motivasi anggota. Handy (1985)
menunjukkan pentingnya arti-penting tugas dan kejelasan tugas. Hackman (1987),
mengekstrapolasi dari model motivasi tugas individu yang dikembangkan oleh Hackman dan
Oldham (1980), menunjukkan bahwa norma kelompok mendorong upaya yang tinggi kemungkinan
akan muncul ketika tugas itu menantang, penting bagi organisasi atau kliennya, 'dimiliki' oleh
kelompok dan ketika itu menghasilkan umpan balik reguler tentang bagaimana kinerja anggota
kelompok. Tugas karena itu desain menyediakan bagian penting dari fondasi yang efektivitas
kelompok jangka panjang dapat dibangun. Bahkan dapat dikatakan bahwa tugas yang dirancang
dengan baik adalah suatu keharusan (walaupun mungkin tidak cukup) kondisi untuk kinerja yang
efektif; sedemikian rupa sehingga perbaikan dalam kualitas proses interaksi kelompok tidak
mungkin berbuat banyak untuk mengimbangi untuk tugas yang dirancang dengan sangat buruk,
kecuali untuk jangka pendek. Jadi, meskipun desain tugas tidak akan mendapat banyak perhatian
dalam bab ini implikasinya untuk fektivitas kelompok tidak boleh diremehkan.
6. Sistem Penghargaan
Terkait erat dengan desain tugas adalah sistem penghargaan organisasi. Dimana
sistem penghargaan memberi kelompok tujuan kinerja yang menantang
dan memperkuat pencapaian mereka, usaha akan lebih tinggi daripada tujuan
tidak jelas, kurang tantangan atau di mana tingkat kinerja yang dicapai oleh
kelompok tampaknya tidak memiliki konsekuensi.
7. Proses interaksi kelompok dapat memiliki pengaruh penting pada tingkat usaha yang akan dikeluarkan
anggota untuk tugas tersebut. Orang dapat mengembangkan keterampilan proses yang akan
meminimalkan apa yang disebut Hackman sebagai hal yang tak terhindarkan 'biaya overhead' yang harus
dibayar ketika anggota kelompok melakukan tugas.
Latan dkk. menyebutnya sebagai 'kemalasan sosial'. Dalam lebih besar orang-orang dalam kelompok
mungkin merasa kurang bertanggung jawab atas hasil tugas atau merasa bahwa mereka dapat
bersembunyi di balik orang lain dan lolos dengan persiapan yang lebih sedikit daripada sebelumnya
mungkin dalam kelompok yang lebih kecil atau jika mereka melakukan tugas sendiri. Deutsch
menekankan pentingnya mereka perilaku, seperti mediasi, yang membantu 'mempertahankan' kelompok
dalam keadaan baik perintah kerja .
Hackman juga berpendapat bahwa di mana individu tidak menghargai keanggotaan investasi usaha
mereka cenderung rendah, bahkan jika tugasnya baik dirancang.
Proses interaksi kelompok
8. Komposisi grup
Sebuah kelompok tidak akan dapat bekerja secara efektif jika tidak memiliki akses ke sumber daya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugasnya. Pengetahuan dan keterampilan adalah kuncinya
sumber daya. Ketersediaan keahlian yang relevan dengan tugas sangat ditentukan oleh kelompok
komposisi. Sayangnya, terlalu sering komposisi grup adalah ditentukan oleh faktor-faktor seperti
senioritas atau preferensi pribadi daripada kemampuan atau keahlian teknis. Mungkin juga diputuskan
untuk menugaskan orang-orang tertentu kelompok karena mereka mewakili kepentingan berbagai
konstituen, bukan, daripada karena pengetahuan dan keterampilan mereka. Pertimbangan semacam
ini memiliki implikasi untuk ukuran kelompok.
9. Ukuran grup
Banyak kelompok dalam organisasi lebih besar dari yang sebenarnya mereka butuhkan karena anggota
tambahan direkrut karena 'alasan politik'. Kelompok besar yang disusun dengan cara ini dapat efektif
sejauh keanggotaan perwakilan mereka membantu memastikan bahwa output mereka akan diterima
dengan baik. Namun, kualitas output kelompok besar mungkin lebih rendah daripada kelompok kecil.
Sebuah angka faktor dapat menjelaskan hal ini. Kelompok besar mendorong kemalasan sosial dan
dapat berdampak buruk pada tingkat partisipasi: beberapa orang menganggapnya banyak lebih sulit
untuk berkontribusi dalam kelompok besar. Ini bisa menjadi penting untuk dua alasan. Pertama,
karena ada kecenderungan bagi mereka yang membuat kontribusi terbesar untuk menjalankan
pengaruh paling besar, dan sebaliknya (Handy 1985), dan kedua, karena orang yang tidak
berkontribusi dapat merampas kelompok pengetahuan dan keterampilan yang relevan.
10. Strategi kinerja
Strategi kinerja sering diterima begitu saja dan tidak pernah dipertanyakan. Akibatnya orang kadang-
kadang bekerja keras dengan pengaruh yang kecil karena cara kelompok mereka menetapkan tugas tidak
seproduktif mungkin. Menurut Hackman, kemungkinan bahwa suatu kelompok akan menggunakan
strategi kinerja yang sesuai dengan tugas meningkat ketika tiga kondisi terpenuhi. Ketiga kondisi ini
dibahas dalam dua judul: ketersediaan informasi, dan proses interaksi kelompok.
11. Ketersediaan informasi
Salah satu kondisi ini menyangkut ketersediaan informasi bagi anggota kelompok untuk digunakan
ketika menilai kinerja mereka dan mengevaluasi strategi alternatif. Konteks organisasi di mana
beberapa kelompok melakukan mungkin menawarkan akses mudah ke umpan balik yang relevan.
Kelompok lain mungkin harus beroperasi di lingkungan di mana informasi sangat terbatas sehingga
mungkin sulit bahkan untuk menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai kualitas keluaran
mereka. Dihadapkan dengan lingkungan semacam ini, kelompok dapat bereaksi secara pasif dan
menerima keadaan ini sebagai sesuatu yang tidak dapat mereka pengaruhi, atau dengan sengaja
mengalokasikan sumber daya untuk tugas mengubah lingkungan untuk meningkatkan kemungkinan
bahwa itu akan menghasilkan data yang diperlukan.
12. Pentingnya proses interaksi
kelompok dan keterampilan
interpersonal
Bagian ini telah menarik perhatian pada beberapa faktor utama yang mempengaruhi efektivitas
kelompok dan telah menyoroti proses interaksi kelompok peran yang dapat dimainkan dalam
mempromosikan kinerja kelompok yang lebih baik. Telah terbukti bahwa kualitas proses interaksi
kelompok dapat mempengaruhi 'biaya overhead' yang terkait dengan kegiatan koordinasi
kelompok, hilangnya motivasi yang dapat terjadi baik melalui 'kemalasan sosial' atau manajemen
konflik dan keuntungan sinergis yang dapat diperoleh dari komitmen yang tinggi terhadap
kelompoknya. Semua faktor ini dapat memiliki efek langsung pada jumlah usaha yang akan dikeluarkan
anggota kelompok untuk melaksanakan tugas. Selanjutnya, keterampilan proses anggota kelompok
terbukti mempengaruhi sejauh mana keterampilan yang relevan dengan tugas benar-benar diterapkan
pada tugas. Juga telah ditunjukkan bahwa kualitas proses interaksi kelompok dapat berimplikasi pada
kesesuaian strategi kinerja yang digunakan oleh kelompok.
13. Meningkatkan kinerja kelompok:
diagnostik dan
keterampilan bertindak
Salah satu cara untuk meningkatkan keefektifan suatu kelompok adalah dengan meningkatkan keterampilan diagnostik dan tindakan para
anggotanya. Sebuah analogi sepak bola menggambarkan hal ini. Pemain menggunakan keterampilan diagnostik mereka untuk memahami apa
yang sedang terjadi dan, pada paruh waktu, membagikan diagnosis mereka dengan anggota tim lainnya. Mereka melakukan ini dalam upaya
untuk memahami apa, di babak pertama, yang bisa mereka lakukan secara berbeda untuk mengamankan hasil yang lebih baik dan apa, di babak
kedua, yang perlu mereka lakukan.Pengembangan keterampilan diagnostik dan tindakan dapat meningkatkan efektivitas kelompok
kerja. Namun, seringkali budaya yang mencirikan banyak kelompok kerja menekankan tugas dan mengabaikan proses . Akibatnya, dalam
praktik, sedikit upaya yang diinvestasikan dalam pengembangan keterampilan proses . Kembali ke analogi sepakbola sejenak, sementara banyak
pemain mungkin terlibat dengan penuh semangat dalam diskusi pasca-pertandingan tentang proses , diagnosis mereka mungkin jauh dari
akurat. Para pemain mungkin memiliki keterampilan diagnostik yang buruk. Bagian pertama bab ini membahas masalah ini dan mengidentifikasi
sejumlah masalah yang mengurangi efektivitas kelompok. Bagian kedua ini menawarkan beberapa saran tentang aspek-aspek perilaku kelompok
yang mungkin perlu mendapat perhatian, menyajikan berbagai alat diagnostik yang dapat digunakan untuk membantu menentukan apa yang
terjadi dalam kelompok, dan menunjukkan jenis tindakan yang mungkin diperlukan untuk meningkatkan penting. Langkah pertama dalam
membuat diagnosis adalah mengamati apa yang terjadi, mengumpulkan data.
14. Pengambilan keputusan
Harvey (1974) telah mengidentifikasi proses terkait yang dia beri label 'the‘ Paradoks Abilene’.Dia menunjuk pada kecenderungan beberapa kelompok untuk mengambil tindakan yang
bertentangan keinginan semua anggotanya. Dinamika yang mendasari paradoks tampaknya sementara, secara individu, anggota kelompok tahu apa yang perlu dilakukan untuk
memecahkan masalah, mereka enggan untuk mengambil tindakan apa pun yg dibutuhkan. Kegagalan setiap individu untuk menghadapinyalah yang mengakibatkan kelompok membuat
keputusan yang tidak disetujui oleh siapa pun. Kenyataannya adalah bahwa semua orang setuju bahwa itu bukan jalan terbaik ke depan tetapi semua orang berperilaku dengan cara yang
membuat kesepakatan ini tidak mungkin terungkap.
Fenomena lain yang layak disebutkan kecenderungan dalam beberapa kelompok bagi anggota untuk membuat keputusan yang melibatkan tingkat risiko yang lebih tinggi daripada yang
biasanya cenderung mereka terima jika mereka secara pribadi bertanggung jawab atas keputusan tersebut. Stoner menemukan bahwa sementara individu menyukai keputusan yang
relatif aman yang menawarkan prospek imbalan moderat, banyak kelompok cenderung menyukai keputusan yang relatif berisiko yang menawarkan prospek pembayaran yang lebih tinggi.
Ini memanifestasikan dirinya dalam pendekatan menang-kalah terhadap keputusan membuat, konsekuensinya adalah bahwa anggota menginvestasikan banyak waktu dan energi mereka
dalam mempromosikan dan membela diri mereka sendiri, atau sekutu mereka, solusi yang disukai dan menyerang dan melemahkan orang lain. Memastikan bahwa solusi pilihan seseorang
diadopsi dapat mengasumsikan kepentingan yang jauh lebih besar di mata anggota kelompok daripada memastikan bahwa solusi terbaik dipilih.
Pendekatan semacam ini untuk pengambilan keputusan dapat memiliki biaya yang sangat besar dalam hal kohesi kelompok, esprit de corps dan komitmen anggota terhadap kelompok
keputusan. Keempat fenomena yang dibahas di atas membuktikan kelemahan yang terkait dengan cara alternatif dievaluasi. Itu juga perlu memperhatikan ketersediaan dan penggunaan
yang terbuat dari pengetahuan dan keahlian yang relevan.
15. Ringkasan
Bab ini memberikan seperangkat pedoman yang dirancang untuk membantu Anda bekerja lebih
banyak secara efektif dalam kelompok. Bagian pertama dari bab ini mengidentifikasi upaya,
pengetahuan dan keterampilan, dan strategi kinerja sebagai variabel kunci yang mempengaruhi
kinerja kelompok. Bagian kedua dari bab ini memperkenalkan sejumlah cara mengamati dan
merekam perilaku dalam kelompok. Perhatian khusus diberikan pada frekuensi dan durasi komunikasi,
pola komunikasi, peran fungsi, gaya interpersonal dan iklim kelompok, strategi kinerja dan prosedur
pengambilan keputusan.