MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
Virus flu burung.bag 15
1.
2. Penyebab
Avian Influenza atau Flu Burung merupakan
penyakit pada unggas yang disebabkan oleh
virus, yaitu Orthomyxoviridae tipe A, yang
menyerang ayam, burung, itik, kalkun,
angsa dan sebagainya.
(www.cdc.gov/ncidod/dbmd/diseaseinfo/a
vianflu_htm)
3. Sifat Virus
Kelemahan virus tersebut adalah
tidak tahan panas. Pada daging
akan mati pada suhu 80 0
C
selama 1 menit. Pada telur akan
mati pada suhu 64 0
C selama
4,5 menit. (Deptan RI, 2005)
4. Hewan peka AI di Indonesia: ayam
ras, ayamburas, burungpuyuh,itik,
entog, angsa, burungunta,
merpati, merak, perkutut, burung
rangkong, kakaktua, dll.
Hewan peka dan terdeteksi positif
AI di Indonesia: ayamlayer, broiler,
puyuh, itik, beberapajenisburung
di KebunBinatangRagunan, babi
(Tangerang). (Haryono, 2005)
5. Gejala Klinis
(HPAI= Highly Pathogenic Avian Influenza)
Kematian mendadak
Kelemahan, cangkang telur lembek, diare
profus, keluar leleran dari hidung dan mulut
Pial dan gelambir mengalami pembengkakan
dan berwarna kebiruan (sianosis).
Edema bawah kulit sekitar leher sering pula
dijumpai pada penyakit AI.
Pendarahan meluas atau bintik-bintik sering
dijumpai pada mukosa trakea, proventrikulus,
usus, lapisan lemak, otot dada dan kaki.
6. Low Pathogenic AI
Pada AI yang kurang ganas, gejala
pernafasan lebih menonjol
disamping depresi, kurang nafsu
makan, produksi telur turun,
pembengkakan pada kepala
terrmasuk pial dan gelambir. (Deptan
RI, 2005)
7. Perubahan Patologi
Ayam
Mungkin tidak ditemukan lesi pada kasus yang mati secara tiba-tiba.
Kongesti berat pada otot.
Dehidrasi.
Edema subkutan pada daerah kepala dan leher.
Leleran ekskresi dari hidung dan mulut.
Kongesti berat pada konjungtiva mata, kadang-kadang disertai
petechie.
Cairan eksudat dalam trachea atau dapat juga disertai hemorragik
tracheitis.
Petechie pada sternum, pada serosa dan lemak abdominal,
permukaan serosa dalam rongga tubuh.
Kongesti berat pada ginjal dan kadang-kadang disertai deposit urat
dalam tubuli ginjal.
Hemorragi dan degenerasi ovarium.
Hemorragi pada permukaan mukosa proventrikulus, terutama pada
batas dengan gizard.
Hemorragi dan erosi pada garis dari gizard.
Foki hemorragik pada jaringan limfoid usus. (Haryono, 2005)
8.
9.
10.
11.
12. Cara Penularan
Cairan/ lendir yang berasal dari lubang hidung,
mulut, mata (konjungtiva), dan lubang anus
(tinja) dari unggas yang sakit ke lingkungan.
Kontak langsung dengan ayam sakit.
Secara tidak langsung melalui pakan, air
minum, pekerja kandang, dan peralatan
peternakan, rak telur, keranjang ayam dan alat
transportasi yang tercemar AI.
Unggas air yang berperan sebagai reservoir
virus AI melalui virus yang ada pada saluran
intestinal dan dilepaskan melalui kotoran.
(www.cdc.gov/flu/avian/gen-info/facs.htm)
13. Pencegahan dan
Pemberantasan
Peningkatan Biosekuriti
Biosekuriti dilakukan antara lain dengan: isolasi,
kontrol lalu lintas ternak/ orang/ alat/
kendaraan serta peningkatan sanitasi.
Intensifikasi pengamanan lingkungan (untuk
peternak rakyat, agar terrnaknya tidak diumbar,
tetapi supaya dikandangkan).
Semua ternak yang mati harus dikubur dengan
kedalaman ± 1 m dan diberi kapur/ dibakar.
Semua ternak tidak sehat (sakit) harus
dimusnahkan (stamping out).
14. Ternak-ternak yang masih sehat
dilakukan vaksinasi secara rutin.
Menjaga kesehatan badan pekerja
kandang antara lain dengan
memakai masker N 95, kacamata
renang, sarung tangan, sepatu
boots, dan mencuci tangan
sesering mungkin.
(Deptan RI, 2005)