Dokumen tersebut membahas tentang ilmu kesehatan ternak khususnya penyakit pada unggas. Secara ringkas, dibahas tentang pengertian kesehatan unggas menurut peraturan, pengendalian penyakit, pemberantasan penyakit, jenis penyakit pada unggas yang disebabkan virus, bakteri, parasit, jamur, racun, dan beberapa contoh penyakit beserta gejala klinisnya seperti Avian Influenza,
Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakosoNusdianto Triakoso
Penjelasan tentang aspek-aspek klinis dan penyebaran penyakit dalam upaya pengendalian penyakit-penyakit pada ternak. Pernah disampaikan pada penyegaran paramedik petugas kesehatan hewan kabupaten/kota di Jawa Timur, di Dinas Peternakan Tk I Jawa Timur tahun 2009
Menjelaskan penyakit-penyakit zoonosis pada ternak, terutama ternak-ternak yang ada di Indonesia untuk diketahui oleh masyarakat guna meningkatkan kualitas kesehatan dengan mengetahui penyebab, menghindari dan mencegah penularan penyakit-penyakit tersebut
Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakosoNusdianto Triakoso
Penjelasan tentang aspek-aspek klinis dan penyebaran penyakit dalam upaya pengendalian penyakit-penyakit pada ternak. Pernah disampaikan pada penyegaran paramedik petugas kesehatan hewan kabupaten/kota di Jawa Timur, di Dinas Peternakan Tk I Jawa Timur tahun 2009
Menjelaskan penyakit-penyakit zoonosis pada ternak, terutama ternak-ternak yang ada di Indonesia untuk diketahui oleh masyarakat guna meningkatkan kualitas kesehatan dengan mengetahui penyebab, menghindari dan mencegah penularan penyakit-penyakit tersebut
Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangThonce Thesia
Persyaratan Pembuatan dan Tataletak Kandang
Persyaratan Pendirian Sebuah Kandang
Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
(1) Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
(2) Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
(3) Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
(4) Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
(5) Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
(6) Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin.
Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga..
(2) Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
(3) Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.
TATALETAK KANDANG
Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang
Rumah dan Banguan Lain
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah
Membangun Kandang Dalam Bentuk Bangunan
hal yang harus diperhatikan membangun kandang:
Struktur tanah,
hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada ternak, tanah yang cenderung
Menjelaskan berbagai penyakit non infeksius pada ternak. Merupakan materi penjelasan pembekalan pengabdian masyarakat mahasiswa Universitas Airlangga tahun 2010
Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangThonce Thesia
Persyaratan Pembuatan dan Tataletak Kandang
Persyaratan Pendirian Sebuah Kandang
Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
(1) Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
(2) Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
(3) Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
(4) Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
(5) Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
(6) Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin.
Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga..
(2) Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
(3) Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.
TATALETAK KANDANG
Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang
Rumah dan Banguan Lain
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah
Membangun Kandang Dalam Bentuk Bangunan
hal yang harus diperhatikan membangun kandang:
Struktur tanah,
hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada ternak, tanah yang cenderung
Menjelaskan berbagai penyakit non infeksius pada ternak. Merupakan materi penjelasan pembekalan pengabdian masyarakat mahasiswa Universitas Airlangga tahun 2010
Referensi :
Jahja, Johan. 2013. Petunjuk Mendiagnosa Penyakit Ayam. Penerbit Medion, Bandung.
Pelczar, michaela j .dan Chan, E.C.S. 2010. Dasar- Dasar mikrobiologi 1. Diterjemahkan oleh Ratna. S. H. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Soekardono, S. dan Partosoedjono, S. 1995. Parasit-parasit Ayam. Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Tabbu, Charles Rangga. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya – Volume 2. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Info Medion. 2013. Solusi Tepat Atasi Koksidiosis. [terhubung berkala] https://info.medion.co.id/index.php/artikel/layer/penyakit/solusi-tepat-atasi-koksidiosis (diakses 9 April 2016, jam 20:31 WIB)
Info Medion. 2013. Koksidiosis dan Necrotic Enteritis. [terhubung berkala] http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/koksidiosis-a-ne (diakses 9 April 2016, jam 21:17 WIB)
Memberi penjelasan penyakit-penyakit penting pada ternak, baik penyakit menular strategis dan penyakit-penyakit non infeksius yang sering terjadi.
Materi ini diberikan pada acara PraDiklat Kelompok Minat Profesi Ternak Besar tahun 2015.
2. ILMU PENYAKIT UNGGAS
SEHAT menurut Kesmavet:
1. Bebas dari penyakit menular/tidak
menular
2. Bebas penyakit zoonosis
3. Tidak mengandung bahan berbahaya
bila sebagai bahan pangan
4. Mampu berproduksi secara optimal
3. PENGENDALIAN PENYAKIT
1. Tindak karantina
2. Vaksinasi atau pencegahan penyakit
3. Penyidikan prevalensi penyakit
4. Monitoring penyakit
5. Pengobatan
4. PEMBERANTASAN PENYAKIT
1. Penutupan daerah tertular
2. Pemberantasan vektor
3. Pengobatan
4. Isolasi dan observasi
5. Eliminasi
6. Pemotongan bersyarat
7. Vaksinasi massal
5. PENYAKIT PADA UNGGAS
A. Disebabkan oleh VIRUS
1. Avian influenza (AI)
2. Infectious Bursal Disease/IBD/Gumboro
3. Infectious Laryngotracheitis (ILT)
4. Newcastle Disease /ND/Tetelo
5. Infectious Bronchitis/IB
6. Cacar ayam/Fowl Pox
7. Marek Disease
8. Sindroma kepala bengkak/Swollen Head
Syndrome
9. Kerabang telur lembek/Egg Drop Syndrome/
6. PENYAKIT PADA UNGGAS…
B. Disebabkan oleh BAKTERI
1. Pullorum
2. Infectious Coryza/Snot/pilek ayam
3. Chronic Respiratory Disease/CRD
4. Kolera unggas/ Fowl cholera
5. Kolibasilosis unggas
6. Tuberkulosis unggas/Avian tuberculosis/TBC
7. PENYAKIT PADA UNGGAS…
C. Disebabkan oleh PARASIT
a. Disebabkan oleh PROTOZOA
1. Koksidiosis/Berak darah
2. Malaria unggas/ Infeksi Plasmodium
3. Leucocytozoonosis
b. Disebabkan oleh CACING
1. Cacing gilig (Ascaris)
2. Cacing Usus buntu (Heterakis gallinae)
3. Cacing Menganga (Syngamus trachealis)
4. Cacing pita (Raillietina cesticillus)
8. PENYAKIT PADA UNGGAS…
C. Disebabkan oleh PARASIT
a. Disebabkan oleh PARASIT LUAR
1. Kutu unggas
2. Tungau ayam
2.1. Tungau merah (Dermanyssus gallinae)
2.2. Gurem (Ornythonyssus bursa)
2.3. Caplak unggas (Argas robertsi)
2.4. Kutu sisik kaki (Scaly-Leg Mites)
9. PENYAKIT PADA UNGGAS…
D. Disebabkan oleh CENDAWAN
1. Aspergilosis/ Mycotic Pneumonia
2. Kandidiasis/Moniliasis
3. Jengger putih/Favus/ Avian Ringworm
E. Disebabkan oleh RACUN dan FAKTOR LAIN
1. Aflatoksikosis/ keracunan kacang
2. Botulisme/ Limberneck
3. Bubul/ Bumblefoot
10. AVIAN INFLUENZA (AI)
Avian influenza:
Merupakan penyakit pd unggas, termasuk ayam
yg disebabkan virus influenza tipe A (di Indonesia
serotipe H5N1)
Flu burung:
Penyakit pd manusia yg ada hubungannya
dengan
virus asal unggas (burung)
11. PENYEBAB
Family : Orthomyxoviridae
Genus : Virus influenza tipe A
- Hemaglutinin (H) : 1 – 15
- Neuraminidase (N) : 1 – 9
Mudah mutasi
Tingkat keganasan virus:
- Low pathogenic (LPAI)
- Highly pathogenic (HPAI)
Epidemiologi: sangat menular
12. PENULARAN
Horizontal:
- langsung: kontak dg ayam sakit (sekresi unggas
terinfeksi terutama feses)
- tidak langsung: pakan, air minum, pekerja
kandang, peti telur, peralatan, alat transportasi
dll yg tercemar virus
Bebek & burung laut yg terlihat sehat, dapat
menularkan virus
Zoonosis: Penyakit yg bisa menular dari hewan ke
manusia
13. SUMBER VIRUS
-
Ayam sakit
- Leleran tubuh (hidung, mata, mulut)
- Kotoran/feses
- Unggas lain yg tertular AI
- Burung puyuh
- Itik, angsa, burung liar/peliharaan
- Babi
- Manusia/pekerja/pemilik ternak yg
tercemar virus AI
14. SUMBER VIRUS…
-
- Petugas lapangan distributor
sapronak/pronak/sarana kesehatan
unggas
- Pengendara
Peralatan/perlengkapan peternakan yg
tercemar virus AI
- Rak telur/peti telur
- Kendaraan
15. GEJALA…
- Kelesuan yg parah
- Jengger, pial & kulit perut yg tdk ditumbuhi
bulu sianosis (berwarna biru keunguan)
- Bengkak di mata dan kepala/udema wajah
- Kadang ada cairan dari mata & hidung
- Perdarahan subkutan
- Petechiae (bintik merah) di dada, kaki &
telapak kaki.
- Batuk, bersin dan ngorok
- Penurunan produksi telur
- Diare
- HPAI: mortalitas & morbiditas tinggi
- LPAI: mortalitas rendah, morbiditas tinggi
16. TINDAKAN
-
Administrasi
- Lapor ke dinas terkait,
peneguhan diagnosa ke laboratorium
Penanggulangan/Pencegahan AI:
1. Penerapan biosekuriti
2. Pemusnahan unggas selektif
(depopulasi & disposal) di peternakan
tertular
3. Vaksinasi
17. TINDAKAN…
Penanggulangan/pencegahan AI…
4. Pengendalian lalu lintas hewan
5. Surveilans & penelusuran
6. Peningkatan kesadaran masyarakat
7. Pengisian kembali unggas (restocking)
8. Pemusnahan unggas secara menyeluruh
(stamping out) di daerah tertular baru.
9. Monitoring, pelaporan & evaluasi
18. BIOSEKURITI
Semua tindakan pertahanan pertama utk
pengendalian wabah, mencegah semua
kemungkinan kontak/penularan dg
peternakan tertular & mencegah
penyebaran penyakit
19. BIOSEKURITI…
TINDAKAN BIOSEKURITI:
1. Tindak karantina/isolasi peternakan tertular &
lokasi tempat penampungan unggas yg tertular
oleh dinas peternakan & kesehatan hewan
setempat
2. Mensucihamakan secara tepat & cermat terhadap:
pakan, tempat pakan/air minum, semua peralatan,
pakaian pekerja kandang, alas kaki, kendaraan &
bahan lain yg tercemar, bangunan kandang yg
bersentuhan dg unggas, permukaan jalan, menuju
peternakan/kandang/tempat penampungan
unggas. DESINFEKSI
20. PENYAKIT GUMBORO
GUMBORO = Infectious Bursal Disease (IBD),
Infectious Avian Nephrosis
Adalah: Suatu penyakit menular akut pada ayam muda
umur 2,5 – 14 minggu, tanda khas pembengkakan
bursa fabricius, proliferasi & nekrosa sampai
mendarah pd jaringan limfoid, degenerasi ginjal,
diare, nafsu makan hilang, inkoordinasi,
kelemahan diikuti kematian
Morbiditas bisa 100%, mortalitas ayam muda 5 -15%,
umur 3 – 4 minggu 20%, makin tua makin turun
mortalitasnya. Efek samping: pembentukan
kekebalan tubuh turun karena bursa fabricius
rusak.
21. PENYEBAB
Virus Infectious Bursal Disease /IBD, golongan
Diploma, famili Reoviridae, virus RNA, virus mati suhu
60 oC selama 90 menit.
EPIZOOTIOLOGI
Terdapat di seluruh dunia, di Indonesia th 1974
HEWAN RENTAN
Ayam pedaging & petelur umur muda (2,5 – 14
minggu)
22. GEJALA
Masa inkubasi: 3 – 4 hari
- Nafsu makan hilang
- Lemah
- Dehidrasi (kurang cairan)
- Inkoordinasi
- Merejan
- Kadang bulu sekitar anus kotor
- Radang sekitar dubur
- Diare
- Gemetar diikuti kematian
24. TINDAKAN
1. Administrasi:
- lapor dinas peternakan
- peneguhan diagnosa oleh laboratorium
berwenang
2. Pencegahan:
- Vaksinasi anak ayam & menjelang bertelur
- Biosekuriti
25. INFECTIOUS LARYNGOTRACHEITIS
(ILT)
ILT adalah penyakit unggas akut & sangat menular,
ditandai dg kelainan pernapasan, penyebaran cepat,
mortalitas tinggi, umumnya menyerang ayam diatas
umur 5 minggu.
Mortalitas 10 – 70%, morbiditas 100%
Dapat sembuh setelah 5 – 6 hari, produksi telur turun
10 – 20%
26. PENYEBAB
Virus ILT, virus herpes, famili Herpetoviridae, virus
DNA. Masa inkubasi 6 – 12 hari. Kekebalan infeksi
alami selama 1 tahun, kekebalan karena vaksinasi 2 –
12 bulan.
HEWAN RENTAN
Ayam berumur diatas 5 minggu. Paling rentan berumur
14 minggu atau lebih.
27. PENULARAN
-
-
Kontak langsung dg ayam sakit
Tak langsung dg benda/alat/orang yang tercemar
virus ILT
Ayam sembuh: carrier/pembawa penyakit selama
24 bulan
GEJALA
Mata basah berair, batuk, bersin. Lendir berdarah
ditemukan di dinding & lantai krn mengibaskan kepala
utk mengeluarkan lendir.
29. NEWCASTLE DISEASE (ND =
TETELO)
ND= avian distemper = avian pneumoencephalitis =
avian pest adalah suatu penyakit pernapasan dan
sistemik, diikuti gangguan saraf + diare, akut dan
mudah sekali menular (infecsious), disebabkan oleh
virus ND dan menyerang unggas, terutama ayam.
Keganasan (virulensi):
sangat tinggi (velogenik), cukup tinggi (mesogenik)
atau sangat rendah (lentogenik).
Dilaporkan 1926 di Indonesia (Jawa), 1929 di
Newcastle, Inggris.
30. Kerugian:
1. Morbiditas dan mortalitas tinggi
2. Penurunan produksi telur (kuantitas & kualitas)
3. Penurunan daya tetas
4. Menghambat pertumbuhan
5. Biaya penanggulangan penyakit tinggi
6. Mendukung timbulnya penyakit pernapasan lainnya
PENYEBAB
Virus ND, genus Avian Paramyxovirus, famili
Paramyxoviridae, virus RNA, bentuk bulat, diameter
100 – 200 nanometer (nm), 1 nm = 10-9 m
31. Virus ND:
- mengaglutinasi sel darah merah (hemaglutinasi)
- menghasilkan toksin & hemolisin
- inaktif oleh panas, radiasi UV, pH, bahan kimia (formalin,
pnenol, KMn O4).
-
Tahan berbulan-bulan pd karkas beku,
Tahan 2 bln suhu 22-28 oC
Tabel 1. Strain ND
No
Strain
Kematian
1
Velogenik tipe Asia
80 – 100% (paling ganas)
2
Velogenik tipe Amerika
60 – 80%
3
Mesogenik
10%
4
Lentogenik
Asimptomatis (tanpa gejala)
32. Untuk pembuatan vaksin:
1.
Strain mesogenik: Kumarov, Mutkeswar, Roikin
2. Strain lentogenik: La sota, B1, F
EPIZOOTIOLOGI
Semua daerah di Indonesia tertular
Hewan rentan: ayam, itik, kalkun, angsa.
Burung merpati sumber penularan virus
PENULARAN
Masa inkubasi 2 – 15 hari, rata-rata 6 hari
Langsung: kontak dengan ayam sakit (pernapasan, pencernaan)
Tidak langsung: melalui bahan, alat, makanan, litter atau
pekerja yang tercemar virus dari lendir, feses, urine
33. GEJALA
4 BENTUK:
1.VELOGENIK VISCEROTROPIK (VVND) = bentuk ASIA
= bentuk PENCERNAAN
- nafsu makan hilang,
- konsumsi air turun,
- lemah, lesu, produksi telur turun drastis
- mencret berwarna kehijauan
- sesak napas, megap-megap,
- edema daerah fasial dan kepala
- menjelang kematian tremor (gemetar) otot, tortikolis
(kepala terputar), paralisis (lumpuh) kaki & sayap
- Mortalitas 80 - 100% pd kelompok ayam peka
34. GEJALA KLINIK
2. VELOGENIK NEUROTROPIK (NVND) = bentuk
AMERIKA
= bentuk SARAF
- gangguan pernapasan berat & mendadak,
- diikuti gangguan saraf 1- 2 hari berikutnya
- produksi telur turun drastis, kerabang kasar, albumin
encer
- biasanya tidak diare
- Morbiditas tinggi, mortalitas rendah
35. 3. Bentuk MESOGENIK
-
-
-
Gangguan pernapasan
Produksi telur turun
Mortalitas rendah
4. Bentuk LENTOGENIK
Asimptomatis
Ayam muda yang peka, bisa gangguan pernapasan
PERUBAHAN PATOLOGI
Nekrosis & hemoragik saluran pencernaan: proventrikulus,
ventrikulus, duodenum, sekum, usus besar
Trakea hemoragik & kongesti
Folikel ovarium hemoragik
36. TINDAKAN
1. ADMINISTRASI
- lapor dinas terkait & peneguhan diagnosa
laboratorium
2. PENGENDALIAN & PENCEGAHAN
- vaksinasi penting
- sanitasi & desinfeksi (biosekuriti), kapur, NaOH 2%, formalin
1-2%
- tatalaksana: karung bekas jangan dipakai untuk tempat
pakan
- ayam mati: dibakar, dikubur
- telur jangan untuk telur tetas.
DAGING boleh dijual/dikonsumsi bersyarat
37. INFECTIOUS BRONCHITIS = IB
Adalah penyakit saluran pernapasan ayam, disebabkan virus IB,
akut, sangat menular, sesak napas/ngorok pada ayam muda,
batuk, bersin. Penurunan produksi telur drastis.
PENYEBAB
Virus IB, genus Coronavirus, famili Coronaviridae, virus RNA.
Di Indonesia 1977 (IPB)
Hewan rentan: ayam
PENULARAN
Masa inkubasi 18 - 36 jam. Langsung: kontak leleran/saluran
napas & feses. Melalui udara yang tercemar virus IB.
38. GEJALA
- Gangguan napas (napas lewat mulut)
- batuk, bersin, ngorok basah (bunyi cairan)
- Leleran hidung
- Mata berair
- Kadang sinus bengkak
- Konsumsi pakan & pertambahan berat badan
turun, lesu
- Kerabang tipis, pucat, mudah retak, bentuk
abnormal,
- Produksi telur turun, albumin encer
Patologi Anatomi
Bronchitis, tracheitis.
39. TINDAKAN
-
-
Administrasi
- Tidak dapat diobati
- Vaksinasi
Biosekuriti ketat (sanitasi & desinfeksi)
Isolasi & pembatasan lalu lintas ternak
- Tatalaksana/manajemen optimal
Daging boleh dikonsumsi, bersyarat.
40. CACAR AYAM = FOWL POX
Adalah penyakit menular pada ayam, penyebaran
Lambat dengan pertumbuhan proliteratif pada bagian
tidak berbulu dan bercak perkejuan di selaput lendir
mulut
Mortalitas: rendah (1-2%)
PENYEBAB
Virus cacar ayam, famili Poxviridae, virus DNA
HEWAN RENTAN: semua unggas pd semua umur,
terutama ayam & kalkun
41. PENULARAN
Masa inkubasi 6 – 14 hari
Langsung: kontak dengan luka di kulit
Tidak langsung: melalui udara, melalui pakan tercemar virus,
vektor (nyamuk).
GEJALA
* Papula kecil berwarna kelabu di kulit tidak berbulu
radang keropeng berdarah
* Bercak kuning pada selaput lendir mulut dan laryngx:
menyumbat hidung
ayam mati karena sesak napas
42. TINDAKAN
1. PENCEGAHAN
* sanitasi
* isolasi
* vaksinasi
2. PENGENDALIAN
* isolasi hewan sakit
* mencegah infeksi sekunder antibiotika
* vitamin
Daging: boleh dikonsumsi dengan syarat mulut,
kerongkongan, esophagus dibuang
43. PENYAKIT MAREK (Marek Disease)
= Leukosis Saraf = Leukosis Akuta = Range Paralisis
Marek adalah penyakit menular pada ayam,
disebabkan virus Herpes, dengan proliferasi dan
infiltrasi sel limfosit pada syaraf dan jaringan tubuh
lainnya.
PENYEBAB
Virus marek, virus herpes tipe B, famili Herpetoviridae,
Virus DNA.
Hewan rentan: anak ayam 2-16 minggu (< 3 minngu)
44. PENULARAN
Kontak langsung dan tidak langsung.
Terutama melalui udara dalam kandang ayam, bulu,
debu kandang, tinja dan air liur
GEJALA
Saraf Pincang (kelemahan alat gerak), kelumpuhan
- leher tortikolis, mencret, sesak napas
- sayap menggantung, sempoyongan,
- kurus, pucat, lemah
45. GEJALA…
- folikel bulu melebar
- mata kelabu (iris) dengan permukaan tidak teratur
dan pupil menyempit
Pertumbuhan tumor pada saraf, otak dan alat visceral
(hati, limpa, testis, indung telur, ginjal, jantung,
paru, alat pencernaan, penggantung usus,
pancreas) kulit, otot, mata.
47. PENYAKIT PULLORUM
= Penyakit berak putih = Bacillary White Diarrhea
Pullorum adalah penyakit menular pd ayam yang menimbulkan
kerugian ekonomi besar, disebabkan oleh bakteri Salmonella,
menyerang semua umur, angka kematian dapat mencapai 85%
pada anak ayam.
Kerugian:
1. Penurunan produksi telur
2. Penurunan daya tetas
3. Kematian embrio
4. Kematian anak ayam & dewasa
48. Penyebab:
Bakteri Salmonella pullorum, Salmonella gallinarum,
bakteri Gram +, bentuk batang
Hewan rentan:
Ayam, kalkun, burung gereja, itik, angsa, burung puyuh,
ZOONOSIS.
Cara penularan:
1. Kongenital: melalui ayam betina & telurnya
2. Oral: melalui makanan & minuman tercemar
3. Aerogen: biasanya pd mesin tetas debu, bulu
anak ayam, pecahan kulit telur
49. Gejala klinis
- Masa inkubasi: 1 minggu
- Mengantuk, bergerombol, nafsu makan turun.
- Diare putih atau coklat kehijauan, pasta putih di
kloaka
- Kaki lemah, sayap menggantung, sesak napas,
pertumbuhan terhambat.
Bahan pemeriksaan:
- Ayam hidup minimal 6 ekor
- Kasus akut: bangkai segar & didinginkan
- Jantung, hati, limpa, pancreas, ovarium, testis
- Darah atau serum dari 10% kelompok
51. 3. Pengendalian & Pemberantasan
Perusahaan pembibitan jika + Pullorum
TUTUP
4. Pengobatan
Antibiotika & sulfonamide menekan kematian
tapi tidak menghilangkan infeksi (kurang efektif)
Perlakuan pemotongan
- Ayam reaktor dipotong/dibunuh,
- Daging boleh diedarkan setelah direbus,
- Jeroan & sisa pemotongan musnahkan
(bakar/kubur)
52. PENYAKIT KORIZA
= Infectious Coryza = Snot
Koriza adalah penyakit akut sampai kronis pada ayam,
disebabkan oleh bakteri Hemophilus gallinarum, ditandai
dengan radang katar pd selaput lendir alat pernapasan
bagian atas (rongga hidung, sinus infraorbitalis, trachea
bagian atas), sangat menular.
Morbiditas tinggi, mortalitas rendah
PENYEBAB
Bakteri Hemophilus gallinarum, Gram negatif, bentuk batang
Hewan rentan:
Ayam, diatas umur 14 minggu lebih rentan
53. PENULARAN
Langsung dan tidak langsung makanan & air tercemar
Ayam sembuh: menjadi carrier
GEJALA
Keluar ingus kuning encer menjadi kental bernanah dan
Berbau khas (eksudat), kerak eksudat di lubang hidung.
Sinus infraorbitalis bengkak besar mata tertutup.
Ngorok, susah napas, sering diare, pertumbuhan
terhambat
DIAGNOSA
Sejarah peternakan, gejala, isolasi, identifikasi kuman.
54. TINDAKAN
1. Administrasi:
- lapor dinas terkait & peneguhan diagnosa lab.
2. Pencegahan:
- Sanitasi, konstruksi kandang baik, kepadatan
sesuai, all in all out program, isolasi, pisah
ayam sesuai umur.
3. Pengobatan: sulfathiazole atau erythromycin
4. Pengendalian & pemberantasan:
- segera obati, vaksinasi, ayam mati: bakar,
kubur
55. CHRONIC RESPIRATORY DISEASE (CRD)
= Penyakit pernapasan menahun = Mycoplasma
gallisepticum infection
CRD adalah penyakit menular menahun pada ayam yg
disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum, yg
ditandai dg ingus katar dari hidung, kebengkakan muka,
batuk & terdengarnya suara napas. Menyerang semua
umur, morbiditas tinggi, mortalitas rendah.
KERUGIAN
Konversi pakan rendah, pertumbuhan terhambat, mutu
karkas turun, banyak diafkir, produksi telur turun, biaya
pengobatan tinggi.
56. PENYEBAB
Mycoplasma gallisepticum, bakteri Gram negatif, bentuk
kokoid
Hewan rentan:
Ayam, kalkun, burung dara, ayam hutan, burung liar,
ayam pedaging muda lebih rentan
PENULARAN
Horizontal: kontak langsung dan tidak langsung (melalui
makanan, air). Penularan lewat udara < 6 meter.
Vertikal: telur dari induk sakit.
Faktor predisposisi: stres, ventilasi tidak baik, terlalu padat.
57. GEJALA
- Masa inkubasi 4 – 21 hari
- Menyerang seluruh kelompok ayam, keparahan bervarasi
- Dewasa: ingus katar, batuk, napas bersuara, muka
bengkak
- Mortalitas rendah kecuali jika terjadi komplikasi 30%.
TINDAKAN
1. Administrasi
2. Pencegahan: sanitasi & desinfeksi. Pemeriksaan
serologik berkala
3. Pengendalian & pemberantasan: sulit, lakukan
pencegahan saja.
4. Pengobatan : antibiotika
58. KOLERA UNGGAS
= Fowl Cholera = Avian Pasteurellosis = Avian Hemorhagic
septicemia
Kolera unggas adalah penyakit menular yang menyerang
unggas piaraan & unggas liar. Morbiditas dan mortalitas
tinggi, disebabkan bakteri Pasteurella multocida.
KERUGIAN
Kematian, penurunan berat badan dan produksi telur.
Kematian ayam 10 – 20%, itik 50%.
PENYEBAB
Pasteurella multocida, Gram negatif, struktur bipoler
59. Hewan rentan:
Unggas piara (kalkun, ayam, itik, angsa, entog),
burung hias, burung liar.
PENULARAN
Saluran pencernaan & pernapasan terutama
unggas muda, luka kulit, luka suntikan.
Vektor: tungau, lalat, tikus, burung liar.
Menyebar lewat ekskresi hidung
60. GEJALA
- Masa inkubasi 4 – 9 hari
- Lebih banyak umur 4 bulan keatas
- Perakut: mati tanpa gejala
- Akut: konjungtivitis, kotoran mata; muka,
balung, pial bengkak, gangguan napas, diare
hijau kekuningan, lumpuh.
- Kronis: bbrp minggu – bulan. Infeksi lokal pada
pial (udem), sendi kaki, sayap, tortikolis.
62. PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH
PROTOZOA
• BERAK DARAH = KOKSIDIOSIS
• Suatu penyakit yg disebabkan oleh infeksi salah
satu spesies coccidia atau lebih, yaitu suatu
protozoa penyebab diare dan radang usus.
• Koksidia dari genus Eimeria ada 9 (6 sangat
patogen) dan menyerang ayam, yaitu:
• 1. Eimeria tenella
• 2. Eimeria necatrix
64. PENULARAN
• Melalui tinja & kotoran kandang yg
mencemari ayam yg rentan (terutama ayam
muda) melalui alat, pakan atau minuman.
GEJALA KLINIS
• Bevariasi tergantung umur, jenis ayam &
jenis parasit. Ayam lemah, pucat, bulu
kusam, kurus. Tinja bercampur darah, nafsu
makan turun, tapi nafsu minum meningkat
65. Mortalitas cukup tinggi.
Daur hidup koksidia antara 7-9 hari.
Perubahan pascamati:
Isi usus buntu mendarah (E. tenella)
Usus menggembung berbau busuk ( E.
necatrix). Usus meradang & belang-belang
(merah, pucat atau pucat kemerah-merahan)
66. PENCEGAHAN & PENGOBATAN
Sanitasi & tatalaksana dg baik. Hindari tempat
yg basah, litter harus segera diganti setelah
letupan penyakit dapat diatasi
PERLAKUAN PEMOTONGAN
Dagingnya dapat dikonsumsi, seluruh alat
pencernaan yg terserang diafkir (dibakar dan
dikubur)
67. PENGENDALIAN PENYAKIT UNGGAS
“ Lebih baik mencegah daripada mengobati penyakit”
Faktor yang mempengaruhi kesehatan:
1. Bibit
2. Pakan: terjadwal, kualitas, kuantitas, kontrol jamur
3. Sistem budidaya
4. Sumber air minum
5. Biosekuriti
6. vaksinasi
7. Pemberantasan cacing
Faktor diluar peternak: mutu bibit & mutu pakan
68. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT
MEMULAI BETERNAK AYAM
1. Anak ayam sehat (bebas dari penyakit
Pulllorum, ND & AI)
2. Kandang bersih, ventilasi cukup,
3. Tersedia tempat pembakaran kotoran/ ayam
mati
4. Anak ayam dipisah dari ayam dewasa
5. Biosekuriti (bersihkan kandang & semua
peralatan dengan desinfektan)
6. Harus dicegah kunjungan orang yang tidak
berkepentingan
7. Sediakan desinfektan cuci tangan,
peralatan, kandang, sepatu, dll.
69. Tindakan apabila terjadi wabah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Lapor ke dinas terkait
Kirim ayam sakit ke laboratorium berwenang (BBVet)
Ayam sakit bakar, kubur
Isolasi kandang, kandang terinfeksi ditangani petugas
khusus/berbeda
Segera obati sesuai petunjuk dokter hewan (cara,
dosis)
Bersihkan kandang & peralatan tiap hari dg
desinfektan
Air minum bersih
Jika ayam sembuh dipelihara, cek tiap bulan, obati,
hindari carrier (penyebar penyakit)
70. 9. Sepatu, pakaian petugas dari kandang
terinfeksi selalu dibersihkan.
10. Perhatikan kerugian, konsultasikan keahlinya.
11. Jangan meminjam/meminjamkan peralatan ke
peternak lain
12. Hanya petugas yang boleh masuk kandang.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA
PELAKSANAAN VAKSINASI
• Vaksinasi dilakukan pd ayam seumur, jika
berbeda cegah kemungkinan penyebaran
virus hidup dari vaksin
• Sebaiknya vaksinasi pd waktu bersamaan
71. 3. Vaksinasi dilakukan satu bln sebelum produksi
(petelur)
4. Jangan melakukan vaksinasi bila penyakit
tersebut belum pernah berjangkit di daerah tsb.
5. Perhatikan jenis ayam, pedaging atau petelur,
beda program
6. Kondisi fisik ayam dijaga, beri makanan/ minum
+ antibiotika 3 hr sebelum, 7 hr sesudah vaksinasi
7. Vaksin disimpan dlm lemari es (4 oC) jika vaksin
aktif
8. Vaksinator trampil
9. Musnahkan sisa vaksin, kemasan vaksin
diamankan /kubur
72. 10. Alat suntik harus dibersihkan dan disterilkan
dahulu
11. Vaksinasi dengan air minum:
- Puasa dr minum 2-4 jam sebelumnya
- Tempat tidak boleh dari bahan logam/seng,
bersih dr bahan kimia (sabun, desinfektan)
- Air yang digunakan sejuk, bersih dan bebas dari
bahan kimia.
73. Vaksin hewan besar: sapi, kerbau:
1. Septicaemia Epizootica (SE, ngorok)
Dosis 3 ml intra muscular (IM), 1x 1 th
2. Antrks
dosis 1 ml subcutan.
Obat Cacing
Liat lingkungan,
-