SlideShare a Scribd company logo
GALIH NOVIAR PRATAMA
SLEMAN, 20 NOVEMBER 1998
XIII KIMIA ANALISIS A
SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
(STEMBAYO)
KEGIATAN PRAKTIK
RESEARCH CENTER PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk -PT GSIP-AMR
31 Juli – 27 November 2017
KEGIATAN PRAKTIK
RESEARCH ANDALAS PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk -PT KTU
27 November 2017- sekarang
• TUGAS UMUM
Rutinitas Laboratorium
(Analisa, preparasi sampel)
• TUGAS KHUSUS
Validasi dan Verifikasi metoda
Verifikasi Metode Analisis Boron (B) Pada
Daun Kelapa Sawit Cara Pengabuan Basah
HNO3-HClO4 Pengenceran 50 ml
Menggunakan Spectrophotometer
UV-Vis Cary 100
05 Januari 2018 - 05 Februari 2018
Laboratorium Analisis Kimia,
Research Andalas PT Astra Agro Lestari Tbk.
VERIFIKASI
DAN VALIDASI
APA
?
BEDANYA
Validasi Metode
• Metode tidak baku, metode yang
dikembangan sendiri, metode baku
yang dimodifikasi
• Memastikan metode pengujian
• Sesuai dan valid
• Presisi, akurasi, linieritas, repeatabilitas,
reproduksibilitas, batas deteksi, batas
kuantitasi
Verifikasi Metode
• Metode baku
• Kemampuan laboratorium
• Pembuktian laboratorium
• Minimal Presisi dan Akurasi
Mengapa dilakukan verifikasi?
• Pembuktian laboratorium
• Diperlukannya data kinerja
• Instrumen dan personil yang baru
• Hasil rutin yang kurang sesuai
Instrumen yang digunakan :
UV VIS
Cary 100
Parameter yang digunakan :
1.Linieritas
2.Akurasi
3.Presisi
4.MDL dan IDL
LINIERITAS
ukuran seberapa baik
kurva kalibrasi
LINIERITAS
deret standar 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 ppm B.
Empat pengulangan deret standar.
Satu deret standar -> deret standar pengujian
tiga deret standar dibaca sebagai sampel.
LINIERITAS
Hasil pengukuran deret standar
LINIERITAS
Hasil pengukuran deret standar
slope deret standar sebesar 0.2263, intercept sebesar
0,0024, dan koefisien korelasi sebesar 0,9995.
LINIERITAS
Hasil pengukuran deret standar
sebagai sampel
MENGAPA
3x
?
Sebagai sampel
LINIERITAS
untuk menguji akurasi yang
dihasilkan oleh larutan
deret standar tersebut.
LINIERITAS
Hasil pengukuran deret standar
sebagai sampel
slope deret standar yang dibaca sebagai sampel sebesar
0.226, intercept sebesar 0,0049 dan koefisien korelasi
sebesar 0,9999
LINIERITAS
metode analisis tersebut
dianggap baik karena memiliki
koefisien korelasi > 0.995 (SNI).
Dan > 0.999 (Lab R&D)
AKURASI
merupakan ketelitian metode analisis.
pengukuran dilakukan dengan
penambahan spike.
% RECOVERY
dekstruksi HNO3-HClO4
pengenceran 50 ml
ditambahkan buffer pelindung
Uv-Vis carry 100 asesoris SIPS
ʎ 430 nm
pereaksi pewarna azomomethin-H
Penimbangan dan penambahan spike
Larutan spike 100 ppm B
Dibuat dengan melarutkan
0,2856 gram H3BO3 pa dengan
air murni dalam labu ukur
500 ml sampai tanda garis.
SRM (Standard Reference Material)
Kisaran spike 50-100 %.
% recovery sebesar 95.35 %.
80 - 120 % (AOAC).
KISARAN :
• kesalahan dalam proses
spiking,
• destruksi sampel yang kurang
maksimal,
• pengenceran sampel,
• pemipetan ekstrak dengan
transferpippet
PRESISI
keseksamaan metode jika dilakukan berulang
kali oleh analis yang sama pada kondisi sama
dan dalam interval waktu yang pendek.
REPEATABILITY
% RSD hasil pengujian dibandingkan
dengan % RSD Horwitz dan hasilnya harus
lebih rendah dari 2/3 % RSD Horwitz.
Semakin besar selisih antara % RSD hasil
pengujian dengan 2/3 % RSD Horwitz
maka semakin tinggi presisi.
Berdasarkan hasil uji Presisi sampel
standar pada tabel presisi, diperoleh
Simpangan Baku Relatif (%RSD) sebesar
0,0000 dan 2/3 CV Horwitz yaitu sebesar
11,2550. Dari data tersebut maka dapat
disimpulkan, metode ini memiliki
presisi tinggi
LIMIT DETEKSI
MDL (Method Detection Limit)
IDL (Instrument Detection Limit)
Blanko sampel
Larutan standar 0
Dari hasil pengukuran MDL dan IDL boron tanaman dapat
diketahui bahwa nilai MDL boron tanaman sebesar 0,3187
dan nilai IDL boron tanaman sebesar 0,1379. Nilai IDL yang
lebih kecil daripada nilai MDL menunjukkan bahwa instrumen
yang digunakan dalam metode analisis tersebut memiliki
tingkat ketelitian yang lebih tinggi daripada metode analisis
yang digunakan, begitu pun sebaliknya.
SIMPULAN AKHIR
Kendala :
1. Pencarian sampel acuan
2. Tabung destruksi berbahan borosilikat
3. Pengisian NaOH pada scrubber
4. Penggunaan transferpippet yang sensitif.
5. Konsentrasi sampel boron yang kecil.
Saran :
1. Pengenceran pada labu 50 ml dilakukan dengan
hati-hati
2. Penambahan spike dilakukan dengan teliti
3. Antar blanko, sampel dan standar dipreparasi
dengan perlakuan yang sama
4. Penimbangan sampel dilakukan dengan teliti dan
seragam
5. Selalu gunakan APD (alat pelindung diri)
6. Gunakan alat dan bahan kimia secara efisien,
hemat cost, dan hemat energi.

More Related Content

What's hot

Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
Ahmad Dzikrullah
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
Yusrizal Azmi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
Fransiska Puteri
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
Kustian Permana
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
Nurwidayanti1212
 
proses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimiaproses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimia
mun farid
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
Diana Rahmawati
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Joy Irman
 
Laporan PKL di tekmira
Laporan PKL di tekmiraLaporan PKL di tekmira
Laporan PKL di tekmira
Martua Pandiangan
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
wd_amaliah
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaKhoridatun Nafisah
 
Metode sampling
Metode samplingMetode sampling
Metode sampling
Nurwinda Syaputri
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
UIN Alauddin Makassar
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
qlp
 
Simetry
SimetrySimetry
Simetry
Sirod Judin
 
Substitusi Elektrofilik
Substitusi ElektrofilikSubstitusi Elektrofilik
Substitusi Elektrofilikelfisusanti
 
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
andragrup01
 
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
Muhamad Imam Khairy
 

What's hot (20)

Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
proses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimiaproses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimia
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
 
Laporan PKL di tekmira
Laporan PKL di tekmiraLaporan PKL di tekmira
Laporan PKL di tekmira
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
 
Metode sampling
Metode samplingMetode sampling
Metode sampling
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 
Simetry
SimetrySimetry
Simetry
 
Substitusi Elektrofilik
Substitusi ElektrofilikSubstitusi Elektrofilik
Substitusi Elektrofilik
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
 
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 

Similar to Validasi Boron

14.Validasi-verifikasi.pdf
14.Validasi-verifikasi.pdf14.Validasi-verifikasi.pdf
14.Validasi-verifikasi.pdf
LaboratUmum
 
Resumee jurnal kalibrasi
Resumee jurnal kalibrasiResumee jurnal kalibrasi
Resumee jurnal kalibrasiEGi Butz
 
Uji reprodusibilitas dan profisiensi
Uji reprodusibilitas dan profisiensiUji reprodusibilitas dan profisiensi
Uji reprodusibilitas dan profisiensiFelita Victoria
 
PENGENDALIAN MUTU.2.pptx
PENGENDALIAN MUTU.2.pptxPENGENDALIAN MUTU.2.pptx
PENGENDALIAN MUTU.2.pptx
Ichahusaini
 
11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt
11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt
11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt
AkreditasiStandardis
 
Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1
Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1
Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1
Suryanata Kesuma
 
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
Jumariyah
 
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptxBu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
IndahShaliha1
 
2 validasi metode bioanalitik
2 validasi metode bioanalitik2 validasi metode bioanalitik
2 validasi metode bioanalitik
ReysaPradifta
 
KELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdf
KELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdfKELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdf
KELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdf
JoviSitinjak
 
Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptx
shendi suryana
 
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptxVerifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
aliframdani4
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Guide_Consulting
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
amelialestari417
 
SNI 06-6989.30-2005 (Amoniak) untuk pengujjian air
SNI 06-6989.30-2005 (Amoniak) untuk pengujjian airSNI 06-6989.30-2005 (Amoniak) untuk pengujjian air
SNI 06-6989.30-2005 (Amoniak) untuk pengujjian air
Adnin14
 
metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014
metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014
metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014ebenezerskl
 
09 m amirul hidayat asetosal
09 m amirul hidayat asetosal09 m amirul hidayat asetosal
09 m amirul hidayat asetosal
RismaIntantri
 
cara menulis bab3.pptx
cara menulis bab3.pptxcara menulis bab3.pptx
cara menulis bab3.pptx
MohdFairuzBinCheGhan
 
Statistika Pengambilan Contoh.ppt
Statistika Pengambilan Contoh.pptStatistika Pengambilan Contoh.ppt
Statistika Pengambilan Contoh.ppt
Ratih Juniarti Maulida
 
Analisa sampel dan quality control di laboratorium
Analisa sampel dan quality control di laboratoriumAnalisa sampel dan quality control di laboratorium
Analisa sampel dan quality control di laboratorium
muhammadahan
 

Similar to Validasi Boron (20)

14.Validasi-verifikasi.pdf
14.Validasi-verifikasi.pdf14.Validasi-verifikasi.pdf
14.Validasi-verifikasi.pdf
 
Resumee jurnal kalibrasi
Resumee jurnal kalibrasiResumee jurnal kalibrasi
Resumee jurnal kalibrasi
 
Uji reprodusibilitas dan profisiensi
Uji reprodusibilitas dan profisiensiUji reprodusibilitas dan profisiensi
Uji reprodusibilitas dan profisiensi
 
PENGENDALIAN MUTU.2.pptx
PENGENDALIAN MUTU.2.pptxPENGENDALIAN MUTU.2.pptx
PENGENDALIAN MUTU.2.pptx
 
11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt
11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt
11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt
 
Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1
Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1
Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1
 
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
 
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptxBu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
 
2 validasi metode bioanalitik
2 validasi metode bioanalitik2 validasi metode bioanalitik
2 validasi metode bioanalitik
 
KELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdf
KELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdfKELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdf
KELOMPOK 2_PPT_Tugas Ramkuman.pdf
 
Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptx
 
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptxVerifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
 
SNI 06-6989.30-2005 (Amoniak) untuk pengujjian air
SNI 06-6989.30-2005 (Amoniak) untuk pengujjian airSNI 06-6989.30-2005 (Amoniak) untuk pengujjian air
SNI 06-6989.30-2005 (Amoniak) untuk pengujjian air
 
metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014
metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014
metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014
 
09 m amirul hidayat asetosal
09 m amirul hidayat asetosal09 m amirul hidayat asetosal
09 m amirul hidayat asetosal
 
cara menulis bab3.pptx
cara menulis bab3.pptxcara menulis bab3.pptx
cara menulis bab3.pptx
 
Statistika Pengambilan Contoh.ppt
Statistika Pengambilan Contoh.pptStatistika Pengambilan Contoh.ppt
Statistika Pengambilan Contoh.ppt
 
Analisa sampel dan quality control di laboratorium
Analisa sampel dan quality control di laboratoriumAnalisa sampel dan quality control di laboratorium
Analisa sampel dan quality control di laboratorium
 

More from Galih Pratama

Laporan penelitian kadar air dan vitamin c
Laporan penelitian kadar air dan vitamin cLaporan penelitian kadar air dan vitamin c
Laporan penelitian kadar air dan vitamin c
Galih Pratama
 
penelitian kadar air dan kadar vitamin c dalam daun kenikir dan kemangi
penelitian kadar air dan kadar vitamin c dalam daun kenikir  dan kemangipenelitian kadar air dan kadar vitamin c dalam daun kenikir  dan kemangi
penelitian kadar air dan kadar vitamin c dalam daun kenikir dan kemangi
Galih Pratama
 
Good laboratory practice
Good laboratory practiceGood laboratory practice
Good laboratory practice
Galih Pratama
 
Essence
Essence Essence
Essence
Galih Pratama
 
PENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAM
PENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAMPENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAM
PENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAM
Galih Pratama
 
Tanya jawab kapang
Tanya jawab kapangTanya jawab kapang
Tanya jawab kapang
Galih Pratama
 
Bumi sebagai planet
Bumi sebagai planetBumi sebagai planet
Bumi sebagai planet
Galih Pratama
 
Pengertian ilmu kimia
Pengertian ilmu kimiaPengertian ilmu kimia
Pengertian ilmu kimia
Galih Pratama
 

More from Galih Pratama (8)

Laporan penelitian kadar air dan vitamin c
Laporan penelitian kadar air dan vitamin cLaporan penelitian kadar air dan vitamin c
Laporan penelitian kadar air dan vitamin c
 
penelitian kadar air dan kadar vitamin c dalam daun kenikir dan kemangi
penelitian kadar air dan kadar vitamin c dalam daun kenikir  dan kemangipenelitian kadar air dan kadar vitamin c dalam daun kenikir  dan kemangi
penelitian kadar air dan kadar vitamin c dalam daun kenikir dan kemangi
 
Good laboratory practice
Good laboratory practiceGood laboratory practice
Good laboratory practice
 
Essence
Essence Essence
Essence
 
PENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAM
PENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAMPENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAM
PENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAM
 
Tanya jawab kapang
Tanya jawab kapangTanya jawab kapang
Tanya jawab kapang
 
Bumi sebagai planet
Bumi sebagai planetBumi sebagai planet
Bumi sebagai planet
 
Pengertian ilmu kimia
Pengertian ilmu kimiaPengertian ilmu kimia
Pengertian ilmu kimia
 

Recently uploaded

PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
muhammadfebri359
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
d1051231053
 
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
aisyrahadatul14
 
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan PertanianDampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
d1051231078
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
d1051231031
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
d1051231079
 
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGANINTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
albakiddies
 
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
KajianIslamIlmiahSur
 
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
d1051231033
 

Recently uploaded (9)

PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
 
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
 
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan PertanianDampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
 
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGANINTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
 
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
 
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
 

Validasi Boron

Editor's Notes

  1. validasi digunakan untuk metode tidak baku, metode yang dikembangkan sendiri oleh laboratorium, atau metode baku yang dimodifikasi. Validasi dilakukan untuk memastikan bahwa metode pengujian maupun kalibrasi tersebut sesuai untuk penggunaan yang dimaksudkan, dan mampu menghasilkan data yang valid. Dalam melakukan validasi metode, parameter yang harus diuji meliputi: presisi, akurasi, batas deteksi (LoD), batas kuantitasi (LoQ), selektivitas, linieritas, repitabilitas, reproduksibilitas, ketahanan (robustness), sensivitas silang (cross-sensitivity), dsb.
  2. Verifikasi dilakukan terhadap suatu metode baku sebelum diterapkan di laboratorium. Verifikasi sebuah metode bermaksud untuk membuktikan bahwa laboratorium yang bersangkutan mampu melakukan pengujian dengan metode tersebut dengan hasil yang valid. Disamping itu verifikasi juga bertujuan untuk membuktikan bahwa laboratorium memiliki data kinerja. Hal ini dikarenakan laboratorium yang berbeda memiliki kondisi dan kompetensi personil serta kemampuan peralatan yang berbeda, sehingga kinerja antara satu laboratorium dengan laboratorium lainnya tidaklah sama. Di dalam verifikasi metode, kinerja yang akan diuji adalah keselektifan, seperti uji akurasi (ketepatan) dan presisi (kecermatan). Dua hal ini merupakan hal yang paling minimal harus dilakukan dalam verifikasi sebuah metode. Suatu metode yang presisi (cermat) belum menjadi jaminan bahwa metode tersebut dikatakan tepat (akurat). Begitu juga sebaliknya, suatu metode yang tepat (akurat) belum tentu presisi.
  3. Verifikasi dilakukan terhadap suatu metode baku sebelum diterapkan di laboratorium. Verifikasi sebuah metode bermaksud untuk membuktikan bahwa laboratorium yang bersangkutan mampu melakukan pengujian dengan metode tersebut dengan hasil yang valid. Disamping itu verifikasi juga bertujuan untuk membuktikan bahwa laboratorium memiliki data kinerja. Hal ini dikarenakan laboratorium yang berbeda memiliki kondisi dan kompetensi personil serta kemampuan peralatan yang berbeda, sehingga kinerja antara satu laboratorium dengan laboratorium lainnya tidaklah sama. Di dalam verifikasi metode, kinerja yang akan diuji adalah keselektifan, seperti uji akurasi (ketepatan) dan presisi (kecermatan). Dua hal ini merupakan hal yang paling minimal harus dilakukan dalam verifikasi sebuah metode. Suatu metode yang presisi (cermat) belum menjadi jaminan bahwa metode tersebut dikatakan tepat (akurat). Begitu juga sebaliknya, suatu metode yang tepat (akurat) belum tentu presisi.
  4. Akurasi merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima, baik nilai konversi, nilai sebenarnya, atau nilai rujukan. Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh kembali pada suatu pengukuran dengan melakukan spiking pada suatu sampel.
  5. Boron ditetapkan dengan cara kolorimetri dengan menggunakan pereaksi Azomethin-H dari ekstrak dekstruksi HNO3-HClO4 dengan pengenceran 50 ml. Analisis boron didasarkan pada reaksi berikut setelah dibufferkan, contoh boron dicampurkan dengan larutan azomethin-H membentuk senyawa kompleks berwarna kuning. Senyawa kompleks berwarna kuning dapat diukur dengan menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Visible cary 100 yang dilengkapi asesoris SIPS, diukur pada panjang gelombang 430 nm. Kadar yang diperoleh dari ekstrak destruksi basah lebih rendah karena adanya kemungkinan terjadi kehilangan boron pada waktu destruksi (Isaac dan James 1972).
  6. Boron ditetapkan dengan cara kolorimetri dengan menggunakan pereaksi Azomethin-H dari ekstrak dekstruksi HNO3-HClO4 dengan pengenceran 50 ml. Analisis boron didasarkan pada reaksi berikut setelah dibufferkan, contoh boron dicampurkan dengan larutan azomethin-H membentuk senyawa kompleks berwarna kuning. Senyawa kompleks berwarna kuning dapat diukur dengan menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Visible cary 100 yang dilengkapi asesoris SIPS, diukur pada panjang gelombang 430 nm. Kadar yang diperoleh dari ekstrak destruksi basah lebih rendah karena adanya kemungkinan terjadi kehilangan boron pada waktu destruksi (Isaac dan James 1972).
  7. Boron ditetapkan dengan cara kolorimetri dengan menggunakan pereaksi Azomethin-H dari ekstrak dekstruksi HNO3-HClO4 dengan pengenceran 50 ml. Analisis boron didasarkan pada reaksi berikut setelah dibufferkan, contoh boron dicampurkan dengan larutan azomethin-H membentuk senyawa kompleks berwarna kuning. Senyawa kompleks berwarna kuning dapat diukur dengan menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Visible cary 100 yang dilengkapi asesoris SIPS, diukur pada panjang gelombang 430 nm. Kadar yang diperoleh dari ekstrak destruksi basah lebih rendah karena adanya kemungkinan terjadi kehilangan boron pada waktu destruksi (Isaac dan James 1972).
  8. Boron ditetapkan dengan cara kolorimetri dengan menggunakan pereaksi Azomethin-H dari ekstrak dekstruksi HNO3-HClO4 dengan pengenceran 50 ml. Analisis boron didasarkan pada reaksi berikut setelah dibufferkan, contoh boron dicampurkan dengan larutan azomethin-H membentuk senyawa kompleks berwarna kuning. Senyawa kompleks berwarna kuning dapat diukur dengan menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Visible cary 100 yang dilengkapi asesoris SIPS, diukur pada panjang gelombang 430 nm. Kadar yang diperoleh dari ekstrak destruksi basah lebih rendah karena adanya kemungkinan terjadi kehilangan boron pada waktu destruksi (Isaac dan James 1972).
  9. Boron ditetapkan dengan cara kolorimetri dengan menggunakan pereaksi Azomethin-H dari ekstrak dekstruksi HNO3-HClO4 dengan pengenceran 50 ml. Analisis boron didasarkan pada reaksi berikut setelah dibufferkan, contoh boron dicampurkan dengan larutan azomethin-H membentuk senyawa kompleks berwarna kuning. Senyawa kompleks berwarna kuning dapat diukur dengan menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Visible cary 100 yang dilengkapi asesoris SIPS, diukur pada panjang gelombang 430 nm. Kadar yang diperoleh dari ekstrak destruksi basah lebih rendah karena adanya kemungkinan terjadi kehilangan boron pada waktu destruksi (Isaac dan James 1972).
  10. Boron ditetapkan dengan cara kolorimetri dengan menggunakan pereaksi Azomethin-H dari ekstrak dekstruksi HNO3-HClO4 dengan pengenceran 50 ml. Analisis boron didasarkan pada reaksi berikut setelah dibufferkan, contoh boron dicampurkan dengan larutan azomethin-H membentuk senyawa kompleks berwarna kuning. Senyawa kompleks berwarna kuning dapat diukur dengan menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Visible cary 100 yang dilengkapi asesoris SIPS, diukur pada panjang gelombang 430 nm. Kadar yang diperoleh dari ekstrak destruksi basah lebih rendah karena adanya kemungkinan terjadi kehilangan boron pada waktu destruksi (Isaac dan James 1972).
  11. MDL (Method Detection Limit) atau batas deteksi metode merupakan nilai yang menunjukkan sejauh mana konsentrasi terkecil dari suatu metode analisis dapat terukur, sedangkan IDL (Instrument Detection Limit) atau batas deteksi instrumen merupakan nilai yang menunjukkan sejauh mana kemampuan instrumen dalam mendeteksi konsentrasi terkecil dari suatu metode analisis.
  12. Sebenarnya, dalam pelaksanaan suatu validasi metode analisis tidak ada syarat keberterimaan untuk pengujian MDL dan IDL. Namun, pada umumnya nilai IDL diharuskan untuk lebih kecil daripada nilai MDL agar tidak terjadi bias akibat kurangnya sensitivitas instrumen yang digunakan dalam mendeteksi konsentrasi sampel dalam suatu metode analisis.
  13. Sebenarnya, dalam pelaksanaan suatu validasi metode analisis tidak ada syarat keberterimaan untuk pengujian MDL dan IDL. Namun, pada umumnya nilai IDL diharuskan untuk lebih kecil daripada nilai MDL agar tidak terjadi bias akibat kurangnya sensitivitas instrumen yang digunakan dalam mendeteksi konsentrasi sampel dalam suatu metode analisis.