SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Update Tatalaksana TBC pada
Anak dan Remaja Indonesia 2023
Baitil Atiq
UKK Respirologi IDAI
Divisi Respirologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USK-RSUDZA
Banda Aceh, 8 November 2023
Permasalahan & Tantangan TBC Anak
High risk
Risiko terinfeksi sakit
berat disabilitas/kematian
tinggi
Laboratory
Kesulitan mendapat sampel
pemeriksaan bakteriologis
Kebijakan
Belum menjadi prioritas
Program Nasional
Diagnostic
Overdiagnosis vs
Underdiagnosis
Cakupan
pengobatan & TPT
Masih rendah/bervariasi
Logistik
Kurangnya obat ramah anak
A B
F
E D
C
Sumber Data:
2022: Data SITBper 2 Februari 2023
Cakupan Treatment Coverage TBC Anak Per Provinsi 2022
133%
335%
233%
186%
178%
175%
173%
126%
107%
106%
97%
97%
90%
87%
79%
77%
60%
60%
59%
59%
56%
46%
45%
45%
44%
43%
40%
39%
38%
35%
34%
34%
29%
29%
28%
100%
50%
0%
150%
250%
200%
300%
350%
Indonesia
JABAR
DIY
JATENG
BANTEN
DKI
JAKARTA
PAPUA
SUMBAR
KALTARA
BABEL
KALTIM
LAMPUNG
JATIM
KALBAR
KEPRI
SUMSEL
KALSEL
MALUKU
JAMBI
PAPUA
BARAT
RIAU
KALTENG
SULSEL
BENGKULU
NTB
SULUT
SULTRA
NTT
MALUT
GORONTALO
SUMUT
SULBAR
SULTENG
ACEH
BALI
Target 90%
12 Provinsi Telah Mencapai Target ≥90 %
penyebab tingginya temuan kasus TBC anak
Beberapa kemungkinan
di Indonesia:
● adanya peningkatan upaya penemuan kasus TBC pada anak
● akibat pandemi COVID-19
● kurangnya temuan kasus TBC pada dewasa (underdiagnosis atau
under-reported)
● overdiagnosis
12
17
31
14
30
67
49
46
0
10
20
30
40
50
60
70
2019 2020 2021 2022
TBC RO pada Anak Usia 0-14 Tahun, 2019 - 2022
0-4 5-14
80
101
137
113
136
0
50
100
150
250 245
233
206
200
300
2019 2020 2021 2022
TBC HIV pada Anak Usia 0-14 Tahun, 2019-2022
0-4 5-14
0,5%
0,5%
0,4%
0,3%
0,3%
0,2%
0,2%
0,7%
0,7%
0,6%
0,9%
0,9%
0,9%
0,8%
0,8%
0,8%
0,8%
1,1%
1,0%
1,0%
1,4%
1,3%
1,6%
1,6%
1,5%
1,5%
1,5%
1,9%
2,1%
1,9%
4,7%
KALBAR 0,2%
GORONTALO 0,2%
ACEH 0,1%
DIY
DKI JAKARTA
PAPUA
JATENG
JATIM
BALI
SULTENG
KEPRI
BANTEN
SULTRA
LAMPUNG
KALTARA
SULBAR
MALUKU
KALSEL
MALUT
NTB
SULSEL
BABEL
SUMBAR
SULUT
SUMSEL
JABAR
NTT
KALTENG
JAMBI
BENGKULU
KALTIM
PAPUABARAT
RIAU
SUMUT
Sumber : Data SITB per 16 Januari 2023
11
93
207
55
170
71
102
45
71
27
1396
378
50
72
102
225
62
249
410
75
290
116
613
207
802
321
251
264
2524
2518
581
1613
693
Rendahnya Capaian Pemberian TPT pada Kontak Serumah tahun 2022
 Sebanyak 14,683 kontak
serumah menerima TPT pada
tahun 2022 (1.08%)
 Target 2022: 48% (1,3 juta)
<5 t1ah9un 5-14 tahun >14 tahun
Sumber: Roadmap towards ending TB in children and adolescents. 2nd edition. WHO 2018.
Pathway infeksi dan sakit TBC
PATOGENESIS
TUBERKULOSIS
NEW
Konsep Infeksi TBC laten & Sakit TBC
Tahapan Klinis
Penyakit TBC
• Spektrum perjalanan klinis penyakit TBC : dari infeksi M. tb menjadi sakit TBC
PENCEGAHAN TUBERKULOSIS
PENCEGAHAN TUBERKULOSIS
Vaksinasi BCG Pemberian TPT
● Sasaran pemberian vaksin
berdasarkan kondisi
● Teknispemberian vaksin
● Reaksi simpang BCG
● Kelompok sasaran TPT
● Syarat pemberian TPT
● Alur keputusan pemberian TPT
berdasarkan kelompok risiko
● Rejimen TPT
● Teknispemberian TPT
● Pemantauan pemberian TPT
Pengendalian
Infeksi
• Pengendalian manajerial
• Pengendalian
administrative
• Pengendalian lingkungan
• Pengendalian APD
A. Vaksinasi BCG
● Sasaran: bayi usia 0-2 bulan, yang lahir dari ibu dengan status HIV negatif
atau status HIV tidak diketahui.
Kondisi khusus:
a. Vaksinasi BCG pada bayi yang lahir dari ibu dengan HIV
b. Vaksinasi BCG pada bayi/anak dengan HIV
c. Vaksinasi BCG pada bayi yang lahir dari Ibu dengan TBC
d. Vaksinasi BCG pada bayi/anak yang belum mendapat vaksin BCG
setelah
usia >2 bulan
● Teknis pemberian vaksin BCG
● Reaksi simpang BCG
○ Reaksi ringan
○ Reaksi berat
1. Vaksinasi BCG pada bayi yang lahir dari ibu dengan HIV
Pada bayi yang lahir dari ibu dengan HIV dan status HIV bayi belum
diketahui, vaksin BCG dapat diberikan dengan syarat bayi tersebut
tidak terdapat gejala dan tanda klinis infeksi HIV, tanpa memandang
status pemberian anti-retroviral (ART) pada ibu.
2. Vaksinasi BCG pada bayi/anak dengan HIV
• Pemberian vaksin BCG pada bayi/anak dengan infeksi HIV harus berhati-hati dan
memenuhi kondisi tertentu, karena risiko terjadinya penyakit BCG diseminata.
• Syarat pemberian vaksin BCG pada bayi/anak dengan HIV:
 anak sudah mendapat ART
 kondisi klinis baik (tidak ada infeksi oportunistik baru dan gejala lainnya)
 status imunologi stabil (pada anak usia <5 tahun: kadar CD4 lebih dari 25%; pada
anak usia >5 tahun: jumlah CD4 > 200/mm3).
 viral load tidak terdeteksi (jika tersedia)
3. Vaksinasi BCG pada bayi yang lahir dari Ibu dengan tuberkulosis
Jika kondisi bayi sehat (tidak memiliki gejala TBC), pemberian vaksin BCG ditunda
setelah pemberian TPT selesai (lihat Bab 6 TB Kondisi Khusus)
4. Vaksinasi BCG pada bayi/anak yang belum mendapat vaksin BCG setelah
usia >2 bulan
Pada bayi/anak yang terlambat diberikan vaksin BCG dan usianya telah lebih dari dua
bulan, maka vaksin BCG dapat diberikan apabila bayi/anak tidak ada bukti infeksi TBC
(uji tuberkulin negatif) dan tidak ada gejala sakit TBC.
reaksi cepat BCG
Jika ada (muncul papul kemerahan dalam 7 hari pertama setelah
disuntik), maka mungkin anak sudah terinfeksi TBC.
B. Terapi Pencegahan TBC (TPT)
Sasaran:
1. Anak dan remaja dengan HIV/AIDS (ODHIV)
2. Anak dan remaja kontak serumah dengan pasien TBC paru yang
terkonfirmasi bakteriologis
3. Anak dan remaja yang memiliki risiko TBC lainnya:
a. pasien imunokompromais selain HIV (misalnya kanker, dialisis, mendapat
kortikosteroid jangka panjang, persiapan transplantasi organ)
b. bersekolah dan tinggal di asrama, di lapas dan rumah singgah, tunawisma,
tempat penitipan anak (daycare), merokok, pengguna narkoba, dll.
Langkah 1 • Pastikan tidak sedang sakit TBC
Langkah 2 • Ada bukti infeksi (≥ 5 tahun)
Langkah 3
• Tidak ada Kontra
indikasi pemberian
obat TPT
Syarat pemberian TPT
Alur pemberian TPT pada ODHIV/ADHIV
NEW
Alur pemberian TPT pada kontak serumah pasien TBC SO dan RO
NEW
Alur pemberian TPT pada kelompok risiko lain
NEW
Pilihan Rejimen TPT
NEW
Teknis Pemberian TPT
● Obat dikonsumsi pada waktu yang
sama (pagi, siang, sore atau malam)
saat perut kosong (1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan)
● Lama pemberian sesuai jenis rejimen
TPT yang digunakan
● Dosis obat disesuaikan dengan
kenaikan BB setiap bulan
● Hentikan TPT apabila terbukti sakit
TBC
diberikan sesuai
apapun kondisi
standar
kasus
● Obat tetap
rejimen TPT
indeks
● Pengambilan obat dilakukan
menyesuaikan jadwal kontrol dari kasus
indeks
● Pada pasien dengan gizi buruk dan
infeksi HIV, diberikan vitamin B6 5-10
mg/kgBB
● Orang tua atau anggota keluarga pasien
dapat berperan sebagai pengawas
minum obat
• Jika terdapat gejala, evaluasi sesuai standar
pemeriksaan konfirmasi TBC, dan tata laksana
selanjutnya disesuaikan dengan diagnosis akhir
Gejala klinis TBC
setiap kontrol
• Jika ada ESO berat, obat dihentikan dulu.
Efek samping TPT
• Evaluasi terhadap kepatuhan minum obat TPT:
dosis hilang, pengobatan lengkap
Kepatuhan
minum obat TPT
Pemantauan pemberian TPT
Tantangan pemberian TPT
Rasa tidak nyaman
konsumsi obat
Anak menolak • Akses pemeriksaan antri
• Informasi kurang
Kepatuhan
pada TPT
Stigma & pengalaman
negatif dengan TB
Support
keluarga
Kapan Curiga Sakit TBC??
Batuk > 2
minggu,
batuk darah,
sesak napas
01
Demam > 2
minggu
02
Penurunan/B
B tidak naik
2-3 bulan
03
Kontak erat
dengan
pasien TBC
paru
04
Pembesara
n KGB 05
Gejala
organ
terkait
06
Gejala dan Tanda Spesifik Organ
• Sakit kepala – meningitis TBC
• Mata merah – konjungtivitis fikten
• Pembesaran KGB –Limfadenitis TBC
• Benjolan di punggung-Spondilitis TBC
• Bengkak di sendi-Arthritis TBC
• Jalan pincang – Coxitis TBC
• dll
Petunjuk teknis manajemen dan tatalaksana TB anak. Kemenkes
TBC ANAK
Bakteriologis:
- Terkonfirma
si
bakteriologi
s
- Klinis
Lokasi anatomi:
- Paru
- Ekstra paru
Riwayat pengobatan:
- Baru
- Pernah diobati
(OAT 1 bulan/lebih)
- Hasil akhir pengobatan:
a.Kambuh
b.Gagal
c.Putus berobat
d.Akhir tidak diketahui
- Riwayat tidak diketahui
Status HIV:
- Positif
- Negatif
- Tidak diketahui
Uji kepekaan:
- Mono resisten
- Poli resisten
- MDR
- Pre-XDR
- XDR
- RR
• Gejala TBC ada
• BTA Sputum (+)/
• TCM (Xpert MTB/RIF) (+)/
• Kultur M.tb (+)
TBC terkonfirmasi
bakteriologis
• Gejala TBC ada
• Bukti infeksi TBC : TST (+) / IGRA
(+) / kontak erat (+)
• Foto torak : suggestif TB
TBC Klinis
Diagnosis TBC pada anak
Alur
Diagnosis TBC
Sensitif Obat
Pada anak & remaja
NEW
Anak dengan > 1 gejala TBC
Ada tanda bahaya?
Satu atau lebih dari:
usia< 2 tahun, HIV, gizi buruk
Pertimbangkan dan obati DD lain
Terduga TBC anak
Periksa TCM
TCM (+) TCM (-) atau tidak dapat dilakukan
ADA akses Rontgen dan/atau
uji tuberkulin/IGRA
TIDAK ADA akses Rontgen
dan/atau uji tuberkulin/IGRA
TBC terkonfirmasi
bakteriologis
Atasi tanda bahaya,
pertimbangkan TBC
jika ada kontak erat
Ada
Tidak ada
Tidak ada
ADA
ADA akses Rontgen dan/atau
uji tuberkulin/IGRA
TIDAK ADA akses Rontgen
dan/atau uji tuberkulin/IGRA
Skor > 6 Skor < 6
Ada kontak ATAU Uji
tuberkulin/IGRA (+)
DAN Ro sugestif TBC
Tidak ada kontak
DAN Uji
tuberkulin/IGRA (-)
TBC Klinis (1)
ADA kontak TBC Kontak TBC tidak ada
atau tidak jelas
Diagnosis ditentukan
oleh dokter berdasar
kondisi masing2
pasien
Gejala
menetap
Gejala
membaik
Bukan TBC
TBC Klinis (2)
TBC Klinis (3)
Indikator dan Nilai Skoring TBC Anak
Perbandingan TST dan IGRA
Kriteria TST IGRA
Sensitivitas tinggi tinggi
Spesivisitas Dapat dipengaruhi BCG Tidak dipengaruhi BCG
Hasil 48-72 jam (2x visit) 1x visit
Ketersediaan Di faskes primer, RS Labor tfasilitas ertentu
Harga
Relatif murah, disediakan
pemerintah
Relatif mahal
800.000-1.000.000
Gambaran Foto thorak Sugestif TBC paru pada anak dan remaja
Sugestive findings in pediatric pulmonary tuberculosis:
- Hilar/paratracheal/ mediastinal lymphadenopathy with/without infiltrates
- Segmental/lobar consolidation
- Pleural effusion
- Miliary
- Atelectasis
- Cavities (often in adolescents)
- Calcification with infiltrates
https://atlaschild.theunion.org/
Konfirmasi bakteriologis
• Definitif testing untuk TBC
• Tantangan pada anak
• Paucibacillar
• Sulit mendapatkan specimen: sulit batuk, sputum ditelan
• Pemeriksaan Mikrobiologi
• PCR based
• Antigen detection using lateral flow lipoarabinomannan (LF-LAM) urine
• BTA
• Kultur
Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM)
pada Anak & Remaja
sputum (induksi),
• Prinsip TCM : PCR based
• BTA : basil tahan asam  5000 kuman/ 1
cc sputum  positif 1 (0-10 per lap
pandang di mikroskop
• TCM : 131-135 kuman/1 cc sputum 
M.tb detected
• Dapat menemukan resistensi Rifampisin
• Xpert Ultra  lebih sensitive
• Spesimen : feses,
aspirasi lambung, cairan LCS, cairan pleura,
jaringan
Other Examination types :
Xpert MTB/RIF
Xpert MTB/RIF Ultra : lower
detection limit bacilli
Xpert MTB/XDR
Truenat MTB & MTB Plus dan
Truenat MTB-RIF (battery operated)
Line probe assay (LPA)
Resistance to INH and Rif : first line
Resistance to Quinolon : second line
Prosedur Induksi Sputum
HASIL PEMERIKSAAN TCM
MTb terdeteksi (POSITIF):
• Rifampisin Resisten
• Rifampisin Sensitif
• Rifampisin Indeterminate
M.Tb tidak terdeteksi
(NEGATIF)
Hasil gagal
(invalid, no result,
atau error)
✔️
DNA MTB terdeteksi
✔️Mutasi gen rpoB /resistensi rifampisin tidak
dapat ditentukan karena sinyal penanda
resistensi tidak cukup terdeteksi
 Keberadaan DNA MTB tidak
dapat ditentukan
TBC Resisten Obat
Kriteria terduga TBC RO pada anak
1. Kontak erat dengan pasien TBC RO.
2. Kontak erat dengan pasien yang meninggal akibat TBC, gagal pengobatan TBC atau tidak patuh dalam pengobatan TBC.
3. Gagal pengobatan TBC atau tidak patuh dalam pengobatan TBC.
4. Anak dengan atau tanpa HIV yang sudah diterapi OAT lini pertama selama 2-3 bulan dengan dosis yang adekuat dan ketaatan
minum obat yang baik, namun tidak menunjukkan perbaikan laboratoris maupun klinis
5. Memiliki riwayat pengobatan TBC 6-12 bulan sebelumnya.
Diagnosis TBC RO klinis ditegakkan berdasarkan konsultasi dengan tim ahli klinis TBC RO anak.
Terapi bisa diberikan di Puskesmas.
Alur Diagnosis
TBC Resisten
Obat
Pada anak & remaja
NEW
Prinsip Terapi TBC pada Anak & Remaja
Perbedaan penting pengobatan TBC pada anak dan dewasa adalah dosis obat. Usia muda
mempunyai kecepatan metabolisme obat yang lebih tinggi sehingga anak, terutama usia
kurang dari 5 tahun, memerlukan dosis yang lebih tinggi (mg/kgBB) dibandingkan anak yang
lebih tua atau dewasa.
Prinsip secara umum sama dengan pada dewasa, yaitu:
•Obat diberikan dalam paduan beberapa obat, tidak boleh monoterapi
•Obat diberikan setiap hari, baik pada fase intensif maupun fase lanjutan
•Obat diberikan dalam dosis yang adekuat dengan toksisitas yang minimal
•Lama pengobatan tergantung lokasi, derajat keparahan penyakit, dan resistensi
•Jika ada penyakit penyerta ditata laksana bersamaan dengan pengobatan TBC
• Tata laksana non medikamentosa (nutrisi adekuat, pengendalian infeksi, IK)
bersamaan dengan pemberian obat
Tatalaksana TBC Sensitif Obat
• OAT lini pertama
• Obat lain dan dukungan gizi
• Efek samping dan tata
laksananya
• Pemantauan dan evaluasi
luaran pengobatan
• Indikasi untuk merujuk dan
perawatan di rumah sakit
• Follow up setelah selesai tata
laksana
Tatalaksana TBC Resistan Obat
• Upayakan beri rejimen tanpa obat
suntikan
• Rejimen: minimal 4 obat yang masih
sensitif pada fase intensif (dapat
ditambah obat kelima) dan 3 macam
obat pada fase lanjutan
• Penyusunan paduan obat harus
memprioritaskan obat dari grup A dan B
• panduan terapi berdasarkan uji kepekaan
anak/sumber penularan
• Pemantauan efek samping obat
Klasifikasi menurut resistensi terhadap OAT
Panduan OAT TBC SO Anak dan Remaja
Kategori diagnostik Fase intensif Fase lanjutan
• TBC paru tidak terkonfirmasi bakteriologis
• TBC kelenjar intratorakal tanpa obstruksi saluran
napas
• TBC kelenjar
2RHZ 4RH
• TBC paru remaja > 15 tahun tanpa memandang
klasifikasi dan keparahan
2RHZE 4RH
• TBC paru terkonfirmasi bakteriologis
• TBC paru kerusakan luas
• TBC paru dengan HIV
• TBC paru kecuali meningitis, milier, dan tulang
2RHZE 4RH
• Meningitis TBC, TBC milier, dan TBC tulang 2RHZE 10 RH
Dosis dan jenis OAT TBC SO
Nama Obat Dosis harian
Dosis maksimal
(mg/hari)
Isoniazid/INH (H) 10 (7-15) 300
Rifampicin (R) 15 (10-20 600
Pirazinamid (Z) 35 (30-40) 2000
Ethambutol (E) 20 (15-25) 1000
Panduan OAT TBC SO Jangka Pendek (WHO, 2022)
Usia dan beratnya TBC Durasi dan rejimen terapi
Fase intensif Fase lanjutan
Anak dan remaja usia 3 bulan - <12 tahun
• TBC paru tidak berat
• TBC kelenjar
2RHZ 2RH
Remaja usia >12 tahun
• TBC paru tanpa mempertimbangkan derajat
penyakit
2HPZM* 2HPM*
*Diberikan sesuai ketersediaan logistik
P: Rifapentin, M: Moxifloxacin
Dosis: H: 300 mg, M: 400 mg, P: 1200 mg
Z: BB 40-65 kg: 1500-1600 mg; BB >65 kg: 2000 mg
Dosis OAT KDT untuk Anak & Remaja
Panduan Penggunaan OAT KDT Dewasa
● Pada anak dan remaja dengan berat badan >30 kg OAT KDT dewasa,
● Obat diberikan setiap hari, baik pada fase intensif maupun fase lanjutan.
● Jika tidak tersedia KDT harian dan hanya tersedia KDT intermiten (fase lanjutan terdiri atas R 150 mg dan H 150
mg dan diberikan 3 kali seminggu), maka untuk fase lanjutannya tetap diberikan setiap hari dengan dosis
disesuaikan dengan berat badan dan dengan memperhitungkan dosis maksimal per hari.
● Contoh: Anak dengan berat badan 50 kg.
● Perhitungan dosis:
○ Dosis INH berdasarkan berat badan: 10 mg per kg BB → 500 mg (maks. 300 mg)
○ Dosis Rifampisin berdasarkan berat badan: 15 mg per kgBB → 750 mg (maks. 600 mg)
○ Obat yang diberikan: 2 tablet KDT RH 150/150 ditambah dengan Rifampisin lepasan 300 mg
• Hampir semua TBC ekstra paru memerlukan perawatan di FKRTL (Rumah
Sakit)
• Namun pemberian OAT selanjutnya, dapat dilakukan di FKTP dengan syarat
tertentu, dan dengan catatan dari Dokter Spesialis di RS
• Secara umum, dokter di FKTP dapat melakukan rujuk balik ke FKRTL jika:
1)ada tanda bahaya atau
2)klinis tidak membaik
3)pemeriksaan penunjang ulangan
4)Jika ada efek samping obat
5)selesai jadwal pengobatan
19
TBC Ekstra Paru
Prinsip Manajemen TBC Ekstra
Paru
• Setiap kali menemukan kasus
tuberkulosis ekstra paru, maka
harus dicari bukti keterlibatan
paru
• Identifikasi riwayat kontak dengan
pasien tuberkulosis tanpa
memandang status
bakteriologisnya
• Lakukan pengambilan spesimen
dari organ yang terkena (termasuk
LCS, aspirasi/biopsi limfonodi,
cairan pleura, cairan peritoneal,
cairan sinovial, atau sampel urin).
• Lakukan pemeriksaan untuk
konfirmasi bakteriologis termasuk
TCM dan histologi (apabila
18
• Lakukan pengambilan spesimen
dari organ respiratori (sputum
spontan atau induksi, aspirasi
cairan gaster, feces) untuk
mengevaluasi adanya
tuberkulosis paru
• Lakukan foto Rontgen toraks
dan pemeriksaan radiologi
lainnya tergantung pada lokasi
organ yang dikenai
• Lakukan pemeriksaan HIV
• Intervensi bedah sesuai
indikasi
Tata laksana lain
Kortikosteroid
- meningitis TBC, sumbatan jalan napas akibat TBC kelenjar, dan perikarditis TBC
- prednison dengan dosis 2 mg/kg/hari, dapat diberikan sampai 4 mg/kg/hari pada kasus berat
(maksi60 mg/hari) selama 4 minggu kemudian tappering off
- Dexametason 0,3-0,6 mg/kg/hari dapat digunakan sebagai alternatif
Piridoksin
- Pada anak malnutrisi berat, anak dengan HIV yang mendapatkan ARV, dan pada pasien DM
- dosis 5-10 mg/kg/hari
Dukungan Gizi
- Status gizi harus dinilai pada semua pasien TBC dan konseling gizi diberikan sesuai status gizi
pada saat diagnosis dan selama terapi
- berikan asupan nutrisi yang adekuat mencakup semua makronutrien dan mikronutrien
esensial
- Tata laksana malnutrisi berat sesuai panduan WHO
Antituberculosis Drug Induced Hepatotoxicity (ADIH)
Obat anti TBC yang mempunyai efek hepatotoksis adalah R, H, dan Z.
Gejala dan tanda gangguan fungsi hati akibat OAT dapat berupa mual, muntah, tidak nafsu
makan, ikterik, dan hepatomegali.
Kriteria ADIH adalah jika terdapat salah satu atau lebih dari kondisi berikut:
• SGPT ↑ ≥ 5× nilai batas atas normal tanpa gejala klinis
• SGPT ↑ ≥3× nilai batas atas normal disertai dengan gejala klinis
• SGPT ↑ dengan nilai berapa pun di atas batas normal sebelum diberikan terapi yang
disertai dengan ikterus, anoreksia, nausea, muntah
• Bilirubin total (BT) serum ↑ >1,5 mg/dL
Pemeriksaan fungsi hati sebelum pemberian OAT diindikasikan pada pasien yang berisiko
tinggi terjadi hepatotoksisitas, antara lain malnutrisi berat, infeksi HIV, dan penyakit hati
kronis.
NEW
Panduan TBC RO Anak Jangka Pendek
INH monoresisten 6RHE-Lfx
<15 tahun TBC RO klinis/tidak
berat
6 Bdq-Lzd-Lfx-Cfz-Cs
>15 tahun Tidak berat 4-6Bdq-Lfx-Cfz-Z-E-Hh-
Eto/ 5 Lfx-Cfz-Z-E
BPaLM/BPaL 6 Bdq-Pa-Lzd- (Mfx)
Panduan TBC RO Anak Jangka Panjang
Pemantauan Pengobatan
● Pemantauan rutin:
○ Tiap 2 minggu pada fase intensif, tiap bulan pada fase lanjutan
○ Luaran ditentukan pada akhir pengobatan
● Hal-hal yang perlu dipantau:
○ Perkembangan gejala termasuk kenaikan BB  penyesuaian dosis
○ Efek samping obat
○ Kepatuhan minum obat
● Pemeriksaan dahak:
○ Pada anak yang terkonfirmasi bakteriologis  2 bulan setelah mulai terapi
○ Pada TBC klinis  bila respon klinis tidak adekuat
● Rontgen thoraks ulang
○ TBC milier: setelah 1 bulan pengobatan
○ Efusi pleura: setelah 2-4 minggu pengobatan
Evaluasi Akhir Pengobatan
● TBC terkonfirmasi bakteriologis: BTA sputum di akhir pengobatan
● TBC klinis : perkembangan gejala dan penambahan BB
● Rontgen thoraks ulang tidak direkomendasikan pada TBC klinis dengan respon klinis baik
● Respon klinis tidak adekuat, evaluasi kemungkinan:
○ Resisten obat
○ Komplikasi TBC
○ Penyakit paru lain
○ Komorbid
○ Dosis tidak adekuat
○ Ketidakpatuhan minum obat
38
TERIMA
KASIH…

More Related Content

Similar to Update petunjuk teknis TB_DinkesKota.pptx

update TB Paru.pptx
update TB Paru.pptxupdate TB Paru.pptx
update TB Paru.pptxssuser4b714e
 
Simposium Online IDAI - Tuberkolosis Anak
Simposium Online IDAI - Tuberkolosis AnakSimposium Online IDAI - Tuberkolosis Anak
Simposium Online IDAI - Tuberkolosis AnakTikabanget Gituh
 
IDAI_Dr._DimasSpA_Tatalaksana_TBC_RO_Pada_Anak_rev.pdf
IDAI_Dr._DimasSpA_Tatalaksana_TBC_RO_Pada_Anak_rev.pdfIDAI_Dr._DimasSpA_Tatalaksana_TBC_RO_Pada_Anak_rev.pdf
IDAI_Dr._DimasSpA_Tatalaksana_TBC_RO_Pada_Anak_rev.pdfdickywahyudi44
 
diagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anak
diagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anakdiagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anak
diagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anakNodd Nittong
 
DIFTERI KALTIM 2013.ppt
DIFTERI KALTIM 2013.pptDIFTERI KALTIM 2013.ppt
DIFTERI KALTIM 2013.pptPuskesmasMuser
 
Imunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptxImunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptxrijal58
 
Kebijakan Penyeliaan Fasilitatif Baru.ppt
Kebijakan Penyeliaan Fasilitatif Baru.pptKebijakan Penyeliaan Fasilitatif Baru.ppt
Kebijakan Penyeliaan Fasilitatif Baru.pptNgadirah1
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxssuser9c651e2
 
Program imunisasi4
Program imunisasi4Program imunisasi4
Program imunisasi4eliza293643
 
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptx
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptxHIV_DALAM_KEHAMILAN.pptx
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptxssuserafc4c11
 
PENANGANAN DAN TERAPI TBC PARU DI fasyankes
PENANGANAN DAN TERAPI TBC PARU DI fasyankesPENANGANAN DAN TERAPI TBC PARU DI fasyankes
PENANGANAN DAN TERAPI TBC PARU DI fasyankesYudhaViantoro1
 

Similar to Update petunjuk teknis TB_DinkesKota.pptx (20)

TB.pptx
TB.pptxTB.pptx
TB.pptx
 
update TB Paru.pptx
update TB Paru.pptxupdate TB Paru.pptx
update TB Paru.pptx
 
Simposium Online IDAI - Tuberkolosis Anak
Simposium Online IDAI - Tuberkolosis AnakSimposium Online IDAI - Tuberkolosis Anak
Simposium Online IDAI - Tuberkolosis Anak
 
Nusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tbNusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tb
 
PPT TPT dinkes.pptx
PPT TPT dinkes.pptxPPT TPT dinkes.pptx
PPT TPT dinkes.pptx
 
IDAI_Dr._DimasSpA_Tatalaksana_TBC_RO_Pada_Anak_rev.pdf
IDAI_Dr._DimasSpA_Tatalaksana_TBC_RO_Pada_Anak_rev.pdfIDAI_Dr._DimasSpA_Tatalaksana_TBC_RO_Pada_Anak_rev.pdf
IDAI_Dr._DimasSpA_Tatalaksana_TBC_RO_Pada_Anak_rev.pdf
 
diagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anak
diagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anakdiagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anak
diagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anak
 
DIFTERI KALTIM 2013.ppt
DIFTERI KALTIM 2013.pptDIFTERI KALTIM 2013.ppt
DIFTERI KALTIM 2013.ppt
 
Imunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptxImunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptx
 
Kebijakan Penyeliaan Fasilitatif Baru.ppt
Kebijakan Penyeliaan Fasilitatif Baru.pptKebijakan Penyeliaan Fasilitatif Baru.ppt
Kebijakan Penyeliaan Fasilitatif Baru.ppt
 
Ebp3 kh
Ebp3 khEbp3 kh
Ebp3 kh
 
Ebp3 kh
Ebp3 khEbp3 kh
Ebp3 kh
 
promkes rsud tbc anak.pdf
promkes rsud tbc anak.pdfpromkes rsud tbc anak.pdf
promkes rsud tbc anak.pdf
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
 
Tatalaksana TBC-1.pdf
Tatalaksana TBC-1.pdfTatalaksana TBC-1.pdf
Tatalaksana TBC-1.pdf
 
Program imunisasi4
Program imunisasi4Program imunisasi4
Program imunisasi4
 
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptx
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptxHIV_DALAM_KEHAMILAN.pptx
HIV_DALAM_KEHAMILAN.pptx
 
Imunisasi tumbuh kembang 1
Imunisasi tumbuh kembang 1Imunisasi tumbuh kembang 1
Imunisasi tumbuh kembang 1
 
Imunisasi 2011
Imunisasi 2011Imunisasi 2011
Imunisasi 2011
 
PENANGANAN DAN TERAPI TBC PARU DI fasyankes
PENANGANAN DAN TERAPI TBC PARU DI fasyankesPENANGANAN DAN TERAPI TBC PARU DI fasyankes
PENANGANAN DAN TERAPI TBC PARU DI fasyankes
 

Recently uploaded

KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptxKONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptxErvi Suminar
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxwijayanti1974
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023AthoinNashir
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdfbuku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdfYPramudiya
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologiZulAzhri
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxSimon Samsudin
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxseptimanzebua
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxgunadarmabarra
 
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docxContoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docxREdy28
 
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatanKonsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatanIrfanNersMaulana
 
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...puskesmastambakaji
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxImmanuelIndrapratama
 
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayBagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayhamzahasadullah4
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)athahirah77
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 

Recently uploaded (20)

KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptxKONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdfbuku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologi
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
 
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docxContoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatanKonsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
 
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayBagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 

Update petunjuk teknis TB_DinkesKota.pptx

  • 1. Update Tatalaksana TBC pada Anak dan Remaja Indonesia 2023 Baitil Atiq UKK Respirologi IDAI Divisi Respirologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USK-RSUDZA Banda Aceh, 8 November 2023
  • 2. Permasalahan & Tantangan TBC Anak High risk Risiko terinfeksi sakit berat disabilitas/kematian tinggi Laboratory Kesulitan mendapat sampel pemeriksaan bakteriologis Kebijakan Belum menjadi prioritas Program Nasional Diagnostic Overdiagnosis vs Underdiagnosis Cakupan pengobatan & TPT Masih rendah/bervariasi Logistik Kurangnya obat ramah anak A B F E D C
  • 3. Sumber Data: 2022: Data SITBper 2 Februari 2023 Cakupan Treatment Coverage TBC Anak Per Provinsi 2022 133% 335% 233% 186% 178% 175% 173% 126% 107% 106% 97% 97% 90% 87% 79% 77% 60% 60% 59% 59% 56% 46% 45% 45% 44% 43% 40% 39% 38% 35% 34% 34% 29% 29% 28% 100% 50% 0% 150% 250% 200% 300% 350% Indonesia JABAR DIY JATENG BANTEN DKI JAKARTA PAPUA SUMBAR KALTARA BABEL KALTIM LAMPUNG JATIM KALBAR KEPRI SUMSEL KALSEL MALUKU JAMBI PAPUA BARAT RIAU KALTENG SULSEL BENGKULU NTB SULUT SULTRA NTT MALUT GORONTALO SUMUT SULBAR SULTENG ACEH BALI Target 90% 12 Provinsi Telah Mencapai Target ≥90 %
  • 4. penyebab tingginya temuan kasus TBC anak Beberapa kemungkinan di Indonesia: ● adanya peningkatan upaya penemuan kasus TBC pada anak ● akibat pandemi COVID-19 ● kurangnya temuan kasus TBC pada dewasa (underdiagnosis atau under-reported) ● overdiagnosis
  • 5. 12 17 31 14 30 67 49 46 0 10 20 30 40 50 60 70 2019 2020 2021 2022 TBC RO pada Anak Usia 0-14 Tahun, 2019 - 2022 0-4 5-14 80 101 137 113 136 0 50 100 150 250 245 233 206 200 300 2019 2020 2021 2022 TBC HIV pada Anak Usia 0-14 Tahun, 2019-2022 0-4 5-14
  • 6. 0,5% 0,5% 0,4% 0,3% 0,3% 0,2% 0,2% 0,7% 0,7% 0,6% 0,9% 0,9% 0,9% 0,8% 0,8% 0,8% 0,8% 1,1% 1,0% 1,0% 1,4% 1,3% 1,6% 1,6% 1,5% 1,5% 1,5% 1,9% 2,1% 1,9% 4,7% KALBAR 0,2% GORONTALO 0,2% ACEH 0,1% DIY DKI JAKARTA PAPUA JATENG JATIM BALI SULTENG KEPRI BANTEN SULTRA LAMPUNG KALTARA SULBAR MALUKU KALSEL MALUT NTB SULSEL BABEL SUMBAR SULUT SUMSEL JABAR NTT KALTENG JAMBI BENGKULU KALTIM PAPUABARAT RIAU SUMUT Sumber : Data SITB per 16 Januari 2023 11 93 207 55 170 71 102 45 71 27 1396 378 50 72 102 225 62 249 410 75 290 116 613 207 802 321 251 264 2524 2518 581 1613 693 Rendahnya Capaian Pemberian TPT pada Kontak Serumah tahun 2022  Sebanyak 14,683 kontak serumah menerima TPT pada tahun 2022 (1.08%)  Target 2022: 48% (1,3 juta) <5 t1ah9un 5-14 tahun >14 tahun
  • 7. Sumber: Roadmap towards ending TB in children and adolescents. 2nd edition. WHO 2018. Pathway infeksi dan sakit TBC
  • 9. Konsep Infeksi TBC laten & Sakit TBC Tahapan Klinis Penyakit TBC • Spektrum perjalanan klinis penyakit TBC : dari infeksi M. tb menjadi sakit TBC
  • 11. PENCEGAHAN TUBERKULOSIS Vaksinasi BCG Pemberian TPT ● Sasaran pemberian vaksin berdasarkan kondisi ● Teknispemberian vaksin ● Reaksi simpang BCG ● Kelompok sasaran TPT ● Syarat pemberian TPT ● Alur keputusan pemberian TPT berdasarkan kelompok risiko ● Rejimen TPT ● Teknispemberian TPT ● Pemantauan pemberian TPT Pengendalian Infeksi • Pengendalian manajerial • Pengendalian administrative • Pengendalian lingkungan • Pengendalian APD
  • 12. A. Vaksinasi BCG ● Sasaran: bayi usia 0-2 bulan, yang lahir dari ibu dengan status HIV negatif atau status HIV tidak diketahui. Kondisi khusus: a. Vaksinasi BCG pada bayi yang lahir dari ibu dengan HIV b. Vaksinasi BCG pada bayi/anak dengan HIV c. Vaksinasi BCG pada bayi yang lahir dari Ibu dengan TBC d. Vaksinasi BCG pada bayi/anak yang belum mendapat vaksin BCG setelah usia >2 bulan ● Teknis pemberian vaksin BCG ● Reaksi simpang BCG ○ Reaksi ringan ○ Reaksi berat
  • 13. 1. Vaksinasi BCG pada bayi yang lahir dari ibu dengan HIV Pada bayi yang lahir dari ibu dengan HIV dan status HIV bayi belum diketahui, vaksin BCG dapat diberikan dengan syarat bayi tersebut tidak terdapat gejala dan tanda klinis infeksi HIV, tanpa memandang status pemberian anti-retroviral (ART) pada ibu.
  • 14. 2. Vaksinasi BCG pada bayi/anak dengan HIV • Pemberian vaksin BCG pada bayi/anak dengan infeksi HIV harus berhati-hati dan memenuhi kondisi tertentu, karena risiko terjadinya penyakit BCG diseminata. • Syarat pemberian vaksin BCG pada bayi/anak dengan HIV:  anak sudah mendapat ART  kondisi klinis baik (tidak ada infeksi oportunistik baru dan gejala lainnya)  status imunologi stabil (pada anak usia <5 tahun: kadar CD4 lebih dari 25%; pada anak usia >5 tahun: jumlah CD4 > 200/mm3).  viral load tidak terdeteksi (jika tersedia)
  • 15. 3. Vaksinasi BCG pada bayi yang lahir dari Ibu dengan tuberkulosis Jika kondisi bayi sehat (tidak memiliki gejala TBC), pemberian vaksin BCG ditunda setelah pemberian TPT selesai (lihat Bab 6 TB Kondisi Khusus) 4. Vaksinasi BCG pada bayi/anak yang belum mendapat vaksin BCG setelah usia >2 bulan Pada bayi/anak yang terlambat diberikan vaksin BCG dan usianya telah lebih dari dua bulan, maka vaksin BCG dapat diberikan apabila bayi/anak tidak ada bukti infeksi TBC (uji tuberkulin negatif) dan tidak ada gejala sakit TBC. reaksi cepat BCG Jika ada (muncul papul kemerahan dalam 7 hari pertama setelah disuntik), maka mungkin anak sudah terinfeksi TBC.
  • 16. B. Terapi Pencegahan TBC (TPT) Sasaran: 1. Anak dan remaja dengan HIV/AIDS (ODHIV) 2. Anak dan remaja kontak serumah dengan pasien TBC paru yang terkonfirmasi bakteriologis 3. Anak dan remaja yang memiliki risiko TBC lainnya: a. pasien imunokompromais selain HIV (misalnya kanker, dialisis, mendapat kortikosteroid jangka panjang, persiapan transplantasi organ) b. bersekolah dan tinggal di asrama, di lapas dan rumah singgah, tunawisma, tempat penitipan anak (daycare), merokok, pengguna narkoba, dll.
  • 17. Langkah 1 • Pastikan tidak sedang sakit TBC Langkah 2 • Ada bukti infeksi (≥ 5 tahun) Langkah 3 • Tidak ada Kontra indikasi pemberian obat TPT Syarat pemberian TPT
  • 18. Alur pemberian TPT pada ODHIV/ADHIV NEW
  • 19. Alur pemberian TPT pada kontak serumah pasien TBC SO dan RO NEW
  • 20. Alur pemberian TPT pada kelompok risiko lain NEW
  • 22. Teknis Pemberian TPT ● Obat dikonsumsi pada waktu yang sama (pagi, siang, sore atau malam) saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan) ● Lama pemberian sesuai jenis rejimen TPT yang digunakan ● Dosis obat disesuaikan dengan kenaikan BB setiap bulan ● Hentikan TPT apabila terbukti sakit TBC diberikan sesuai apapun kondisi standar kasus ● Obat tetap rejimen TPT indeks ● Pengambilan obat dilakukan menyesuaikan jadwal kontrol dari kasus indeks ● Pada pasien dengan gizi buruk dan infeksi HIV, diberikan vitamin B6 5-10 mg/kgBB ● Orang tua atau anggota keluarga pasien dapat berperan sebagai pengawas minum obat
  • 23. • Jika terdapat gejala, evaluasi sesuai standar pemeriksaan konfirmasi TBC, dan tata laksana selanjutnya disesuaikan dengan diagnosis akhir Gejala klinis TBC setiap kontrol • Jika ada ESO berat, obat dihentikan dulu. Efek samping TPT • Evaluasi terhadap kepatuhan minum obat TPT: dosis hilang, pengobatan lengkap Kepatuhan minum obat TPT Pemantauan pemberian TPT
  • 24. Tantangan pemberian TPT Rasa tidak nyaman konsumsi obat Anak menolak • Akses pemeriksaan antri • Informasi kurang Kepatuhan pada TPT Stigma & pengalaman negatif dengan TB Support keluarga
  • 25. Kapan Curiga Sakit TBC?? Batuk > 2 minggu, batuk darah, sesak napas 01 Demam > 2 minggu 02 Penurunan/B B tidak naik 2-3 bulan 03 Kontak erat dengan pasien TBC paru 04 Pembesara n KGB 05 Gejala organ terkait 06
  • 26. Gejala dan Tanda Spesifik Organ • Sakit kepala – meningitis TBC • Mata merah – konjungtivitis fikten • Pembesaran KGB –Limfadenitis TBC • Benjolan di punggung-Spondilitis TBC • Bengkak di sendi-Arthritis TBC • Jalan pincang – Coxitis TBC • dll
  • 27. Petunjuk teknis manajemen dan tatalaksana TB anak. Kemenkes TBC ANAK Bakteriologis: - Terkonfirma si bakteriologi s - Klinis Lokasi anatomi: - Paru - Ekstra paru Riwayat pengobatan: - Baru - Pernah diobati (OAT 1 bulan/lebih) - Hasil akhir pengobatan: a.Kambuh b.Gagal c.Putus berobat d.Akhir tidak diketahui - Riwayat tidak diketahui Status HIV: - Positif - Negatif - Tidak diketahui Uji kepekaan: - Mono resisten - Poli resisten - MDR - Pre-XDR - XDR - RR
  • 28. • Gejala TBC ada • BTA Sputum (+)/ • TCM (Xpert MTB/RIF) (+)/ • Kultur M.tb (+) TBC terkonfirmasi bakteriologis • Gejala TBC ada • Bukti infeksi TBC : TST (+) / IGRA (+) / kontak erat (+) • Foto torak : suggestif TB TBC Klinis Diagnosis TBC pada anak
  • 30. Anak dengan > 1 gejala TBC Ada tanda bahaya? Satu atau lebih dari: usia< 2 tahun, HIV, gizi buruk Pertimbangkan dan obati DD lain Terduga TBC anak Periksa TCM TCM (+) TCM (-) atau tidak dapat dilakukan ADA akses Rontgen dan/atau uji tuberkulin/IGRA TIDAK ADA akses Rontgen dan/atau uji tuberkulin/IGRA TBC terkonfirmasi bakteriologis Atasi tanda bahaya, pertimbangkan TBC jika ada kontak erat Ada Tidak ada Tidak ada ADA
  • 31. ADA akses Rontgen dan/atau uji tuberkulin/IGRA TIDAK ADA akses Rontgen dan/atau uji tuberkulin/IGRA Skor > 6 Skor < 6 Ada kontak ATAU Uji tuberkulin/IGRA (+) DAN Ro sugestif TBC Tidak ada kontak DAN Uji tuberkulin/IGRA (-) TBC Klinis (1) ADA kontak TBC Kontak TBC tidak ada atau tidak jelas Diagnosis ditentukan oleh dokter berdasar kondisi masing2 pasien Gejala menetap Gejala membaik Bukan TBC TBC Klinis (2) TBC Klinis (3)
  • 32. Indikator dan Nilai Skoring TBC Anak
  • 33. Perbandingan TST dan IGRA Kriteria TST IGRA Sensitivitas tinggi tinggi Spesivisitas Dapat dipengaruhi BCG Tidak dipengaruhi BCG Hasil 48-72 jam (2x visit) 1x visit Ketersediaan Di faskes primer, RS Labor tfasilitas ertentu Harga Relatif murah, disediakan pemerintah Relatif mahal 800.000-1.000.000
  • 34. Gambaran Foto thorak Sugestif TBC paru pada anak dan remaja Sugestive findings in pediatric pulmonary tuberculosis: - Hilar/paratracheal/ mediastinal lymphadenopathy with/without infiltrates - Segmental/lobar consolidation - Pleural effusion - Miliary - Atelectasis - Cavities (often in adolescents) - Calcification with infiltrates https://atlaschild.theunion.org/
  • 35. Konfirmasi bakteriologis • Definitif testing untuk TBC • Tantangan pada anak • Paucibacillar • Sulit mendapatkan specimen: sulit batuk, sputum ditelan • Pemeriksaan Mikrobiologi • PCR based • Antigen detection using lateral flow lipoarabinomannan (LF-LAM) urine • BTA • Kultur
  • 36. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) pada Anak & Remaja sputum (induksi), • Prinsip TCM : PCR based • BTA : basil tahan asam  5000 kuman/ 1 cc sputum  positif 1 (0-10 per lap pandang di mikroskop • TCM : 131-135 kuman/1 cc sputum  M.tb detected • Dapat menemukan resistensi Rifampisin • Xpert Ultra  lebih sensitive • Spesimen : feses, aspirasi lambung, cairan LCS, cairan pleura, jaringan Other Examination types : Xpert MTB/RIF Xpert MTB/RIF Ultra : lower detection limit bacilli Xpert MTB/XDR Truenat MTB & MTB Plus dan Truenat MTB-RIF (battery operated) Line probe assay (LPA) Resistance to INH and Rif : first line Resistance to Quinolon : second line
  • 38.
  • 39.
  • 40. HASIL PEMERIKSAAN TCM MTb terdeteksi (POSITIF): • Rifampisin Resisten • Rifampisin Sensitif • Rifampisin Indeterminate M.Tb tidak terdeteksi (NEGATIF) Hasil gagal (invalid, no result, atau error) ✔️ DNA MTB terdeteksi ✔️Mutasi gen rpoB /resistensi rifampisin tidak dapat ditentukan karena sinyal penanda resistensi tidak cukup terdeteksi  Keberadaan DNA MTB tidak dapat ditentukan
  • 41. TBC Resisten Obat Kriteria terduga TBC RO pada anak 1. Kontak erat dengan pasien TBC RO. 2. Kontak erat dengan pasien yang meninggal akibat TBC, gagal pengobatan TBC atau tidak patuh dalam pengobatan TBC. 3. Gagal pengobatan TBC atau tidak patuh dalam pengobatan TBC. 4. Anak dengan atau tanpa HIV yang sudah diterapi OAT lini pertama selama 2-3 bulan dengan dosis yang adekuat dan ketaatan minum obat yang baik, namun tidak menunjukkan perbaikan laboratoris maupun klinis 5. Memiliki riwayat pengobatan TBC 6-12 bulan sebelumnya. Diagnosis TBC RO klinis ditegakkan berdasarkan konsultasi dengan tim ahli klinis TBC RO anak. Terapi bisa diberikan di Puskesmas.
  • 43. Prinsip Terapi TBC pada Anak & Remaja Perbedaan penting pengobatan TBC pada anak dan dewasa adalah dosis obat. Usia muda mempunyai kecepatan metabolisme obat yang lebih tinggi sehingga anak, terutama usia kurang dari 5 tahun, memerlukan dosis yang lebih tinggi (mg/kgBB) dibandingkan anak yang lebih tua atau dewasa. Prinsip secara umum sama dengan pada dewasa, yaitu: •Obat diberikan dalam paduan beberapa obat, tidak boleh monoterapi •Obat diberikan setiap hari, baik pada fase intensif maupun fase lanjutan •Obat diberikan dalam dosis yang adekuat dengan toksisitas yang minimal •Lama pengobatan tergantung lokasi, derajat keparahan penyakit, dan resistensi •Jika ada penyakit penyerta ditata laksana bersamaan dengan pengobatan TBC • Tata laksana non medikamentosa (nutrisi adekuat, pengendalian infeksi, IK) bersamaan dengan pemberian obat
  • 44. Tatalaksana TBC Sensitif Obat • OAT lini pertama • Obat lain dan dukungan gizi • Efek samping dan tata laksananya • Pemantauan dan evaluasi luaran pengobatan • Indikasi untuk merujuk dan perawatan di rumah sakit • Follow up setelah selesai tata laksana Tatalaksana TBC Resistan Obat • Upayakan beri rejimen tanpa obat suntikan • Rejimen: minimal 4 obat yang masih sensitif pada fase intensif (dapat ditambah obat kelima) dan 3 macam obat pada fase lanjutan • Penyusunan paduan obat harus memprioritaskan obat dari grup A dan B • panduan terapi berdasarkan uji kepekaan anak/sumber penularan • Pemantauan efek samping obat Klasifikasi menurut resistensi terhadap OAT
  • 45. Panduan OAT TBC SO Anak dan Remaja Kategori diagnostik Fase intensif Fase lanjutan • TBC paru tidak terkonfirmasi bakteriologis • TBC kelenjar intratorakal tanpa obstruksi saluran napas • TBC kelenjar 2RHZ 4RH • TBC paru remaja > 15 tahun tanpa memandang klasifikasi dan keparahan 2RHZE 4RH • TBC paru terkonfirmasi bakteriologis • TBC paru kerusakan luas • TBC paru dengan HIV • TBC paru kecuali meningitis, milier, dan tulang 2RHZE 4RH • Meningitis TBC, TBC milier, dan TBC tulang 2RHZE 10 RH
  • 46. Dosis dan jenis OAT TBC SO Nama Obat Dosis harian Dosis maksimal (mg/hari) Isoniazid/INH (H) 10 (7-15) 300 Rifampicin (R) 15 (10-20 600 Pirazinamid (Z) 35 (30-40) 2000 Ethambutol (E) 20 (15-25) 1000
  • 47. Panduan OAT TBC SO Jangka Pendek (WHO, 2022) Usia dan beratnya TBC Durasi dan rejimen terapi Fase intensif Fase lanjutan Anak dan remaja usia 3 bulan - <12 tahun • TBC paru tidak berat • TBC kelenjar 2RHZ 2RH Remaja usia >12 tahun • TBC paru tanpa mempertimbangkan derajat penyakit 2HPZM* 2HPM* *Diberikan sesuai ketersediaan logistik P: Rifapentin, M: Moxifloxacin Dosis: H: 300 mg, M: 400 mg, P: 1200 mg Z: BB 40-65 kg: 1500-1600 mg; BB >65 kg: 2000 mg
  • 48.
  • 49. Dosis OAT KDT untuk Anak & Remaja
  • 50. Panduan Penggunaan OAT KDT Dewasa ● Pada anak dan remaja dengan berat badan >30 kg OAT KDT dewasa, ● Obat diberikan setiap hari, baik pada fase intensif maupun fase lanjutan. ● Jika tidak tersedia KDT harian dan hanya tersedia KDT intermiten (fase lanjutan terdiri atas R 150 mg dan H 150 mg dan diberikan 3 kali seminggu), maka untuk fase lanjutannya tetap diberikan setiap hari dengan dosis disesuaikan dengan berat badan dan dengan memperhitungkan dosis maksimal per hari. ● Contoh: Anak dengan berat badan 50 kg. ● Perhitungan dosis: ○ Dosis INH berdasarkan berat badan: 10 mg per kg BB → 500 mg (maks. 300 mg) ○ Dosis Rifampisin berdasarkan berat badan: 15 mg per kgBB → 750 mg (maks. 600 mg) ○ Obat yang diberikan: 2 tablet KDT RH 150/150 ditambah dengan Rifampisin lepasan 300 mg
  • 51. • Hampir semua TBC ekstra paru memerlukan perawatan di FKRTL (Rumah Sakit) • Namun pemberian OAT selanjutnya, dapat dilakukan di FKTP dengan syarat tertentu, dan dengan catatan dari Dokter Spesialis di RS • Secara umum, dokter di FKTP dapat melakukan rujuk balik ke FKRTL jika: 1)ada tanda bahaya atau 2)klinis tidak membaik 3)pemeriksaan penunjang ulangan 4)Jika ada efek samping obat 5)selesai jadwal pengobatan 19 TBC Ekstra Paru
  • 52. Prinsip Manajemen TBC Ekstra Paru • Setiap kali menemukan kasus tuberkulosis ekstra paru, maka harus dicari bukti keterlibatan paru • Identifikasi riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis tanpa memandang status bakteriologisnya • Lakukan pengambilan spesimen dari organ yang terkena (termasuk LCS, aspirasi/biopsi limfonodi, cairan pleura, cairan peritoneal, cairan sinovial, atau sampel urin). • Lakukan pemeriksaan untuk konfirmasi bakteriologis termasuk TCM dan histologi (apabila 18 • Lakukan pengambilan spesimen dari organ respiratori (sputum spontan atau induksi, aspirasi cairan gaster, feces) untuk mengevaluasi adanya tuberkulosis paru • Lakukan foto Rontgen toraks dan pemeriksaan radiologi lainnya tergantung pada lokasi organ yang dikenai • Lakukan pemeriksaan HIV • Intervensi bedah sesuai indikasi
  • 53. Tata laksana lain Kortikosteroid - meningitis TBC, sumbatan jalan napas akibat TBC kelenjar, dan perikarditis TBC - prednison dengan dosis 2 mg/kg/hari, dapat diberikan sampai 4 mg/kg/hari pada kasus berat (maksi60 mg/hari) selama 4 minggu kemudian tappering off - Dexametason 0,3-0,6 mg/kg/hari dapat digunakan sebagai alternatif Piridoksin - Pada anak malnutrisi berat, anak dengan HIV yang mendapatkan ARV, dan pada pasien DM - dosis 5-10 mg/kg/hari Dukungan Gizi - Status gizi harus dinilai pada semua pasien TBC dan konseling gizi diberikan sesuai status gizi pada saat diagnosis dan selama terapi - berikan asupan nutrisi yang adekuat mencakup semua makronutrien dan mikronutrien esensial - Tata laksana malnutrisi berat sesuai panduan WHO
  • 54. Antituberculosis Drug Induced Hepatotoxicity (ADIH) Obat anti TBC yang mempunyai efek hepatotoksis adalah R, H, dan Z. Gejala dan tanda gangguan fungsi hati akibat OAT dapat berupa mual, muntah, tidak nafsu makan, ikterik, dan hepatomegali. Kriteria ADIH adalah jika terdapat salah satu atau lebih dari kondisi berikut: • SGPT ↑ ≥ 5× nilai batas atas normal tanpa gejala klinis • SGPT ↑ ≥3× nilai batas atas normal disertai dengan gejala klinis • SGPT ↑ dengan nilai berapa pun di atas batas normal sebelum diberikan terapi yang disertai dengan ikterus, anoreksia, nausea, muntah • Bilirubin total (BT) serum ↑ >1,5 mg/dL Pemeriksaan fungsi hati sebelum pemberian OAT diindikasikan pada pasien yang berisiko tinggi terjadi hepatotoksisitas, antara lain malnutrisi berat, infeksi HIV, dan penyakit hati kronis. NEW
  • 55. Panduan TBC RO Anak Jangka Pendek INH monoresisten 6RHE-Lfx <15 tahun TBC RO klinis/tidak berat 6 Bdq-Lzd-Lfx-Cfz-Cs >15 tahun Tidak berat 4-6Bdq-Lfx-Cfz-Z-E-Hh- Eto/ 5 Lfx-Cfz-Z-E BPaLM/BPaL 6 Bdq-Pa-Lzd- (Mfx)
  • 56. Panduan TBC RO Anak Jangka Panjang
  • 57. Pemantauan Pengobatan ● Pemantauan rutin: ○ Tiap 2 minggu pada fase intensif, tiap bulan pada fase lanjutan ○ Luaran ditentukan pada akhir pengobatan ● Hal-hal yang perlu dipantau: ○ Perkembangan gejala termasuk kenaikan BB  penyesuaian dosis ○ Efek samping obat ○ Kepatuhan minum obat ● Pemeriksaan dahak: ○ Pada anak yang terkonfirmasi bakteriologis  2 bulan setelah mulai terapi ○ Pada TBC klinis  bila respon klinis tidak adekuat ● Rontgen thoraks ulang ○ TBC milier: setelah 1 bulan pengobatan ○ Efusi pleura: setelah 2-4 minggu pengobatan
  • 58. Evaluasi Akhir Pengobatan ● TBC terkonfirmasi bakteriologis: BTA sputum di akhir pengobatan ● TBC klinis : perkembangan gejala dan penambahan BB ● Rontgen thoraks ulang tidak direkomendasikan pada TBC klinis dengan respon klinis baik ● Respon klinis tidak adekuat, evaluasi kemungkinan: ○ Resisten obat ○ Komplikasi TBC ○ Penyakit paru lain ○ Komorbid ○ Dosis tidak adekuat ○ Ketidakpatuhan minum obat