Dokumen tersebut membahas kebijakan penguatan penyelidikan fasilitatif kesehatan ibu dan anak baru lahir pemerintah provinsi Jawa Tengah, mencakup tujuan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi, serta peran bidan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak."
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...Muh Saleh
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa pandemi covid-19
Ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, anak usia dini untuk tinggal di rumah saja, menghindari kontak dengan orang lain
Orang tua/pengasuh anak menggunakan masker dan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah mengasuh bayi, balita dan anak usia dini
Anggota keluarga untuk selektif menunda ke fasilitas kesehatan, untuk ibu hamil dan balita mengacu tanda bahaya/tanda gawat darurat yang memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan
Perlindungan terhadap bayi baru lahir dari Ibu terkait COVID-19 (ODP/PDP/terkonfirmasi) dengan penyediaan ruang isolasi khusus
Pemberian nutrisi pada bayi baru lahir dari Ibu terkait COVID-19 dilaksanakan sesuai protokol tatalaksana yang dikeluarkan IDAI
Penyediaan akses pemeriksaan swab dan sediaan darah pada bayi baru lahir
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...Muh Saleh
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa pandemi covid-19
Ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, anak usia dini untuk tinggal di rumah saja, menghindari kontak dengan orang lain
Orang tua/pengasuh anak menggunakan masker dan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah mengasuh bayi, balita dan anak usia dini
Anggota keluarga untuk selektif menunda ke fasilitas kesehatan, untuk ibu hamil dan balita mengacu tanda bahaya/tanda gawat darurat yang memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan
Perlindungan terhadap bayi baru lahir dari Ibu terkait COVID-19 (ODP/PDP/terkonfirmasi) dengan penyediaan ruang isolasi khusus
Pemberian nutrisi pada bayi baru lahir dari Ibu terkait COVID-19 dilaksanakan sesuai protokol tatalaksana yang dikeluarkan IDAI
Penyediaan akses pemeriksaan swab dan sediaan darah pada bayi baru lahir
Menghadapi situasi pandemi COVID-19 saat ini, diperlukan adanya panduan pelayanan gizi bagi tenaga kesehatan pada saat tanggap darurat COVID-19, sehingga upaya meningkatkan mutu gizi terutama bagi kelompok rawan seperti bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan remaja puteri dapat tetap berjalan. Pelaksanaan pelayanan gizi di masyarakat dilakukan dengan penyesuaian terkait kebijakan pembatasan sosial yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat guna mencegah terjadinya penularan COVID-19.
Menghadapi situasi pandemi COVID-19 saat ini, diperlukan adanya panduan pelayanan gizi bagi tenaga kesehatan pada saat tanggap darurat COVID-19, sehingga upaya meningkatkan mutu gizi terutama bagi kelompok rawan seperti bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan remaja puteri dapat tetap berjalan. Pelaksanaan pelayanan gizi di masyarakat dilakukan dengan penyesuaian terkait kebijakan pembatasan sosial yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat guna mencegah terjadinya penularan COVID-19.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Kebijakan Penyeliaan Fasilitatif Baru.ppt
1. KEBIJAKAN PENGUATAN
PENYELIAAN FASILITATIF
KESEHATAN IBU DAN
ANAK BARU LAHIR
PEMERINTAH
PROVINSI JAWA
TENGAH
dr.WAHYU SETIANINGSIH, M.Kes (Epid)
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
9 November 2020
1
2. PENEKANAN SDGs:
5P : PEOPLE, PLANET, PEACE,
PROSPERITY AND PARTNERSHIP
2
2000 2015 2030
MDG
s
Goal
s
Targe
t
Indikat
or
TOTAL 8 18 63
KESEHAT
AN
4 8 31
Unfinish
ed
agenda
??U
SDGs
Goal
s
Targ
ets
Indikat
or
(RPJM
N)
TOTAL
17 169 240
HEALTH and
HEALTH
RELATED
(based on
Perpres no 59
2017)
9 23 63
Unfinished business:
1. Penurunan AKI, AKBa, AKN
2. HIV/AIDS, TB, Malaria
3. Akses Kesehatan Reproduksi
(termasuk KB, ASFR)
3. AKI JAWA TENGAH 2015 S/D 2019
602
KASUS
475
KASUS
421
KASUS
416
KASUS
3
5. 41
22
21
16
15
13
12 12
11 11 11
10 10 10 10 10 10
9 9
8 8
6 6 6 6 6
5 5
4 4
3 3 3
2 2
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
BREBES
TEGAL
GROBOGAN
SRAGEN
PURWOREJO
KT
SEMARANG
BOYOLALI
KAB.
SEMARANG
CILACAP
PATI
BATANG
BANJARNEGARA
KEBUMEN
KLATEN
REMBANG
KUDUS
PEMALANG
WONOGIRI
JEPARA
BANYUMAS
DEMAK
PURBALINGGA
SUKOHARJO
BLORA
TEMANGGUNG
PEKALONGAN
WONOSOBO
KENDAL
KAB.
MAGELANG
KARANGANYAR
KT
SURAKARTA
KT
PEKALONGAN
KT
TEGAL
KT
MAGELANG
KT
SALATIGA
LAPORAN SEMENTARA
JUMLAH KEMATIAN IBU S/D MG III SEPTEMBER 2020
N = 340
6. PKD/POSKESDES
(BIDAN)
PUSKESMAS
KONTAK DNG BIDAN (NAKES)
KONTAK DNG PUSKESMAS
KONTAK DNG RS
SIMPUL MASALAH
SIMPUL PERMASALAHAN AKI
AKB AKABA
MASYARAKAT
1
MASYARAKAT
2
3
4
PELAYA
NAN
RUJUK
AN
GRADASI WARNA MENUNJUKKAN TERJADINYA KEGAWAT DARURATAN
DALAM RUJUKAN
KOMITMEN
7. TREND PENYEBAB KEMATIAN IBU KARENA PRE
EKLAMSI/EKLAMPSI (%) PROVINSI JAWA TENGAH
TH. 2015 - 2019
7
10. KONSEP LAYANAN KIA ADEKWAT
1. Layanan ANTE NATAL CARE
2. Layanan PERSALINAN NAKES
3. Layanan NIFAS
4. Layanan Kontrasepsi Keluarga Berencana
5. Layanan BAYI – BALITA (Imunisasi – Pos
Yandu)
6. Layanan GIZI terkait STUNTING
7. Layanan PENYAKIT MENULAR
8. Layanan KDRT
9. Layanan ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
10. Layanan RUJUKAN Kedaruratan
Kesehatan
10
11. NO PERNYATAAN STANDAR
1 Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar.
2 Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan
persalinan sesuai standar.
3 Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar.
4 Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar.
5 Setiap anak pada usia pendidikan dasar
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
6 Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59
tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar.
11
NO PERNYATAAN STANDAR
7 Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
8 Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar.
9 Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar.
10 Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
11 Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB
sesuai standar.
12 Setiap orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar.
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
(PMK 43/2016 tentang SPM Bidang Kesehatan)
12. Ibu meninggal disebabkan
karena tidak mempunyai akses
ke pelayanan kesehatan ibu
berkualitas terutama pelayanan
kegawatdaruratan tepat waktu
yang dilatarbelakangi kejadian:
1. Terlambat mengenal tanda
bahaya dan mengambil keputusan
2. Terlambat mencapai fasilitas
kesehatan
3. Terlambat mendapatkan
pelayanan di fasilitas kesehatan
13. 1.Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kes. Ibu,
bayi baru lahir di tingkat pelayanan dasar dan rujukan
2.Membangun kemitraan yang efektif
3.Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan
masyarakat
4.Penguatan manajemen program KIA: sistem survailans,
monitoring dan informasi KIA dan pembiayaan
14. LOKET
MEJA I
( BIDAN/ PERAWAT)
Identifikasi pasien
Anamnesa
Skrining Imunisasi TT
Pemeriksaan : Suhu
Tubuh, Tekanan darah,
Nadi, RR, TB, BB , LILA
KIE pelayanan antenatal
Pengisian Form Lab :
Hb, Gol. darah, glukosa
urine, protein urine, HIV
, Hepatitis B dan Sifilis,
Malaria (daerah
endemis)
Periksa
Laboratorium
Meja II :(Bidan)
Konfirmasi identitas dan
anamnesa pasien
Pemeriksaan fisik :
umum : konjungtiva
(anemis/tdk), tungkai (edema
+/-)
khusus (kehamilan) : TFU,
presentasi janin, letak janin,
DJJ, payudara,
Inspekulo
KIE kehamilan (umum) :
Hal2 yang harus
dilakukan,
hal2 yang harus dihindari,
tanda bahaya kehamilan
Meja III (Dokter)
Konfirmasi identitas dan
anamnesa pasien
Interpretasi hasil Lab.
Pemeriksaan Fisik
-Umum
-Obstetri atau Ginekologi
Terapi
-Tablet Tambah darah
-Obat lain sesuai indikasi
KIE Kehamilan (khusus)
-Hal-hal kondisi
khusus pasien
Merujuk jika diperlukan
Apotik Pulang
Peran Nakes pada Pelayanan Antenatal
( Kunjungan Pertama)
14
15. DARI BUMIL
ODP/OTG/PDP
BAYI
BUGAR
MENGIKUTI TATALAKSANA
COVID-19 UNTUK BAYI YG ADA
BUMIL
TERKONFIRMASI
TANPA IMD
ISOLASI
PENANGANAN IBU BAYI BARU LAHIR DALAM MASA
PANDEMI COVID-19 JAWA TENGAH
BAYI
BUGAR
15
BAYI
TIDAK
BUGAR
RESUSITASI
IBU
MENGGUNAKAN
MASKER DAN PACE
SHIELD, BAYI
LANJUTKAN
MENGGUNAKAN
ASI, USAHAKAN
ASI PERAH
16. PELAYANAN IBU
DAN COVID-19
1. KONSEP PENDEKATAN
continuum of care (CoC)
yang sudah dikenal
2. KONSEP INTEGRASI
pelayanan dari Faskes
Primer ke Rujukan.
3. KONSEP PIS PK
4. KONSEP GUGUS TUGAS
dalam pembedayaan
masyarakat
5. KONSEP RENCANA OPERASI
(Renops) Jawa Tengah
dengan pilarnya JPS, JPE
dan Yankes
1. Masyarakat PANIK
2. Masyarakat
CUEK/NDABLEG
3. Masyarakat PEDULI
4. Masyarakat TIDAK TAHU
16
1. Tenaga Kesehatan PARANOID
2. Tenaga Kesehatan TAKUT
3. Tenaga Kesehatan CUEK
4. Tenaga Kesehatan
TANGGUNGJAWAB
KOMITMEN
DAN
KEPEMIMPINAN
17. 24/09/20 17
• Bantuan napas
– Dukungan jalan napas sebaiknya
diberikan 2 orang
– Mengurangi kebocoran sungkup
– Memakai APD yang sesuai
– Pastikan perlekatan sungkup yang
baik
– Matikan aliran T-piece resusitator
saat melepas masker dari bayi
atau melepaskan ETT
– Minimalkan prosedur penghasil
aerosol
18. 24/09/20 18
• Neonatus yang lahir dari ibu terkonfirmasi COVID (+) atau suspek
dianggap sebagai suspek segera ditempatkan di inkubator atau isolate
supaya neonatus terlindung dari infeksi droplet
• Dipisahkan dari ibu dan bayi, sampai diketahui status ibu, atau hasil
pemeriksaan ibu negatif (dengan pemeriksaan PCR)
• Setelah stabil segera untuk dimandikan
• Neonatus yang membutuhkan perawatan di NICU ditempatkan di ruang
tekanan negatif tersendiri,
– jika tidak memungkinkan bisa diberikan ruang cohort dengan jarak
sekitar 2 meter
• Neonatus yg dilahirkan dari ibu COVID-19 atau hasil COVID-19 yang
belum ada saat persalinan dianggap sebagai orang yang diselidiki
( person under investigation)
19. 24/09/20 19
• Diskusikan dengan orang tua mengenai keuntungan dan
kerugian IMD, cara penularan virus COVID-19
• IMD dilakukan keputusan bersama dengan orang tua
• IMD dilakukan bila status maternal jelas bukan suspek
(skrining awal) dan klinis bayi stabil
• Ibu menggunakan masker dan atau dengan face shield
20. IBU COVID (+)
Bayi rawat ruang isolasi mandiri
Swab nasal-naso faring
ASI perah jika memungkinkan
Tatalaksana dasar neonatus
IBU SUSPEK
Bayi rawat ruang isolasi
mandiri
Swab menunggu hasil IBU
ASI perah jika
memungkinkan
Bayi rawat ruang isolasi
Swab nasal - nasofaring ASI
perah
Tatalaksana sesuai kondisi
bayi
BAYI SAKIT BAYI BUGAR
Indikasi pulang bayi sesuai kondisi klinis, tidak menunggu hasil
pemeriksaan swab, kordinasi dengan keluarga dan faskes terkait
untuk perawatan lanjutan di rumah
24/09/20 31
21. 21
1. Bayi baru lahir yang bukan suspek atau Confirm COVID-19 mendapatkan
pelayanan neonatal esensial saat lahir 0-6 jam.
2. Bayi yang lahir dari ibu suspek/konfirmasi COVID-19 tidak dilakukan
delayed cord clamping, tidak dilakukan IMD, pelayanan neonatal esensian
lain tetap diberikan
3. Bayi dengan ibu HBSAG(+) dan Terkonfirmasi COVID-19:
a. Bayi bugar : pemberian injeksi vit K1, hepatitis B imunoglobulin
(kurang dari 24 jam) dan Hepatitis B0
b. Bayi tidak bugar : injeksi vitamin K1, Hepatitis B imunoglobulin,
hepatitis B ditunda sampai klnis baik
4. Pelayanan Kunjungan Neonatal (KN1) dilakukan di fasyankes, KN 2 dan 3
metode kunjungan rumahatau pemantauan dengan media online
5. diberikan KIE tentang ASI eksklusif dan tanda baahaya
6. Penggunaan faceshield pada bayi
22. 1. Bayi Baru Lahir Umur < 6 jam
2. Perawatan Bayi Umur > 6 jam 2 Bulan
3. Bidan Memeriksa Kejang
4. Bidan Memeriksa Gangguan Nafas
5. Bidan Memeriksa Hipotermia
6. Bidan Memeriksa Kemungkinan Infeksi Bakteri
7. Bidan Memeriksa Ikterus
8. Bidan Memeriksa Kemungkinan Gangguan Saluran Cerna
9. Bidan Memeriksa Diare
10. Bidan Memeriksa Kemungkinan berat badan rendah dan atau
malasah pemberian ASI
11. Bidan Memberikan Konseling
23. Membimbing keterampilan klinis profesi
bidan dan manajemen program KIA.
Merencanakan kebutuhan prasarana dan
logistik.
Memberi dorongan-motivasi untuk
melakukan praktek klinis dan pelaksanaan
manajemen program KIA sesuai standar
yang ditetapkan.
Memantau dan mengevaluasi kinerja Bidan
di wilayah kerja.
Melakukan kerjasama tim lintas program
dan lintas sektor
24. PERAN
Fasilitasi menentukan tujuan, standar dan
menjalankan proses perbaikan mutu dan
kepuasan klien
FUNGSI
Identifikasi dan “Manage” kegiatan, tugas,
kebutuhan dan masalah
PROSES
Manajemen
PROSES
Pelatihan &
Pengembangan
PROSES
Pasokan & Infrastruktur
KEGIATAN
• Menyusun proses
menjaga & memperbaiki
mutu
• Menentukan standar,
tujuan & evaluasi
kemajuan proses
KEGIATAN
• Menentukan
kebutuhan jenis
pelatihan
• Penerapan standar,
norma dan kebijakan
KEGIATAN
• Menentukan &
membantu melengkapi
sarana fisik
• Kerjasama internal atau
eksternal untuk
ketersediaan pasokan &
alat
25. Kepemimpinan (inspirasi, membangun
kepercayaan, membangun kerjasama)
Keterampilan Komunikasi (Bertanya Efektif,
Mendengar Aktif dan Umpan Balik Konstruktif)
Mampu Bekerjasama dalam Kelompok
Berpengalaman dalan Bidang Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA)
Memiliki Kemampuan Teknis medis KIA
(Profisien)
Luwes
Terbuka terhadap Pendapat Baru
Kemampuan Coaching atau Alih Keterampilan
26. Seluruh bidan di wilayah kerja puskesmas
termasuk :
Bidan di Desa
Bidan praktek swasta
Bidan yang bekerja di RB
27. Klinis Profesi Bidan
◦ Asuhan Ibu Hamil
◦ Asuhan Persalinan
◦ Asuhan Bayi Baru Lahir
◦ Asuhan ibu Nifas
◦ Pertolongan pertama GDON & rujukannya
◦ Konseling & pelayanan KB
◦ Pertolongan pertama pd efek samping KB
◦ Yan kes bayi dan balita
(imunisasi,ISPA,diare,gizi,tumbuh kembang)
28. Manajemen Program KIA
◦ Perencanaan
◦ Pelaksanaan
◦ Penyeliaan, Pemantauan & Evaluasi
29. Bidan
Tingkat kabupaten
Penanggung Jawab
Program KIA
RS Kabupaten:
-DSOG
-DSA
-Bidan RS
Organisasi Profesi
(POGI, IDAI, IBI)
Kepala Dinkes
Kabupaten/ Kota
Bidan Koordinator
Kabupaten/ kota
Penanggungjawab
Yankesdas
Kecamatan
TOGA
TOMA
PKK
dll
-DSOG
-DSA
-Bidan RS
Organisasi Profesi
(IBI )
Kepala
puskesmas
Bidan Koordinator
Puskesmas
Penananggung
Jawab Program
Lain
Penananggung
Jawab Program
KIA
Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi
Tingkat Kecamatan
TATA HUBUNGAN KERJA BIKOR PUSKESMAS
DI KABUPATEN / KOTA
30. Bikor Kab./Kota
◦ % Pusk. dengan Bikor terlatih PF per wilayah
Kabupaten/Kota
◦ % Bikor Pusk. mengikuti pertemuan rutin
pertiga bulanan dengan Bikor Kabupaten
Bikor Puskesmas
◦ % Bides, BPS/RB yang mendapat penyeliaan
◦ % Bides yang mengikuti pertemuan rutin
bulanan dengan Bikor Puskesmas
◦ % kepatuhan puskesmas dan polindes terhadap
standar kualitas pelayanan KIA
Terlepas dari unfiniished agenda yang masih memerlukan upaya keras, MDGs yang dilaksanakan pada lebih dari satu dekade lalu, telah membawa beberapa dampak positif bagi pembangunan kesehatan di Indonesia, di antaranya:
Meningkatnya kesadaran isu kesehatan
Meningkatnya alokasi anggaran kesehatan
Menyatunya arah pembangunan kesehatan
Integrasi monitoring dan evaluasi untuk isu-isu prioritas
Pada penghujung tahun 2015 ini, kita sedang menghadapi transisi kepada agenda pembangunan baru yang merupakan kelanjutan dan perluasan dai MDGs, yaitu SDGs. SDGs akan kita laksanakan hingga 15 tahun ke depan, yaitu tahun 2030. SDGs menekankan lima ‘P’, yaitu: people, planet, peace, prosperity, dan partnership.
Terdapat 17 tujuan SDGs, 169, dan sekitar 220 hingga 300 indikator yang saat ini sedang dalam proses negosiasi dan akan ditetapkan Maret 2016 mendatang. Ini jelas lebih luas dan merupakan tantangan sekaligus peluang bagi kita pada sektor kesehatan.