Presented by: Daniel Mendham, Murni Greenhill, Ahmad Maryudi, M. Mardhiansyah, Eko Hardiyanto, Gunawan Wibisono (CSIRO Australia, University of Gadjah Mada, University of Riau) at “Launching Buku: Pembelajaran dari Pencegahan Kebakaran dan Restorasi Gambut Berbasis Masyarakat", 16 Jan 2020, Jakarta
Pak Dadang dari Direktorat Kemitraan Lingkungan KLHK menyampaikan definisi, peran dan fungsi kader lingkungan. Sebagai kader lingkungan pemula, peserta diberikan contoh-contoh aktivitas kader lingkungan yang telah berjalan untuk menumbuhkan semangat dari para peserta.
Pak Dadang dari Direktorat Kemitraan Lingkungan KLHK menyampaikan definisi, peran dan fungsi kader lingkungan. Sebagai kader lingkungan pemula, peserta diberikan contoh-contoh aktivitas kader lingkungan yang telah berjalan untuk menumbuhkan semangat dari para peserta.
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di IndonesiaOswar Mungkasa
Bahan presentasi disajikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...CIFOR-ICRAF
Presented by Kristell Hergoualc'h (Scientist, CIFOR-ICRAF) at Workshop “Lecciones para el monitoreo transparente: Experiencias de la Amazonia peruana” on 7 Mei 2024 in Lima, Peru.
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di IndonesiaOswar Mungkasa
Bahan presentasi disajikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...CIFOR-ICRAF
Presented by Kristell Hergoualc'h (Scientist, CIFOR-ICRAF) at Workshop “Lecciones para el monitoreo transparente: Experiencias de la Amazonia peruana” on 7 Mei 2024 in Lima, Peru.
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...CIFOR-ICRAF
Presented by Lauren Cooper and Rowenn Kalman (Michigan State University) at Workshop “Lecciones para el monitoreo transparente: Experiencias de la Amazonia peruana” on 7 Mei 2024 in Lima, Peru.
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de ParísCIFOR-ICRAF
Presented by Berioska Quispe Estrada (Directora General de Cambio Climático y Desertificación) at Workshop “Lecciones para el monitoreo transparente: Experiencias de la Amazonia peruana” on 7 Mei 2024 in Lima, Peru.
Land tenure and forest landscape restoration in Cameroon and MadagascarCIFOR-ICRAF
FLR is an adaptive process that brings people (including women, men, youth, local and indigenous communities) together to identify, negotiate and implement practices that restore and enhance ecological and social functionality of forest landscapes that have been deforested or degraded.
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdfCIFOR-ICRAF
Re nforcer les S ystèmes d’ I nnovations
agrosylvopastorales économiquement
rentables, écologiquement durables et
socialement équitables dans la région du
No rd C ameroun
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projetCIFOR-ICRAF
Renforcer les systèmes d’innovation agricole en vue de
promouvoir des systèmes de production agricole et
d’élevage économiquement rentables, écologiquement
durables et socialement équitables dans la région du
Nord au Cameroun (ReSI-NoC)
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...CIFOR-ICRAF
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement rentables, écologiquement durables et socialement équitables dans la région du
Nord Cameroun
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnershipsCIFOR-ICRAF
Presented by Daniel Murdiyarso (Principal Scientist, CIFOR-ICRAF) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
A Wide Range of Eco System Services with MangrovesCIFOR-ICRAF
Presented by Mihyun Seol and Himlal Baral (CIFOR-ICRAF) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
Presented by Citra Gilang (Research Consultant, CIFOR-ICRAF) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
Peat land Restoration Project in HLG LonderangCIFOR-ICRAF
Presented by Hyoung Gyun Kim (Korea–Indonesia Forest Cooperation Center) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...CIFOR-ICRAF
Presented by Beni Okarda (Senior Research Officer, CIFOR-ICRAF) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...CIFOR-ICRAF
Presented by Phidju Marrin Sagala (Research Consultant, CIFOR-ICRAF) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, IndonesiaCIFOR-ICRAF
Presented by Milkah Royna (Student Intern, CIFOR-ICRAF) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and PerspectivesCIFOR-ICRAF
Presented by Bora Lee (Warm-Temperate and Subtropical Forest Research Center, NIFoS Jeju, Republic of Korea) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia
1. 1 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham
Upaya meningkatkan perilaku pencegahan kebakaran di Indonesia
Daniel Mendham1, Murni Greenhill1, Ahmad Maryudi2, M. Mardhiansyah3, Eko Hardiyanto2,
Gunawan Wibisono2
1CSIRO Australia, 2University of Gadjah Mada and 3University of Riau
Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia
2. 2 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham2
• Smoke haze is now an annual ‘season’ that has disastrous
consequences on human health, the economy and on
international relations
• Fire prevention is much more effective than fire suppression.
Stopping fires before they start.
• Our aim is to understand what incentives are driving changes in
community behaviour around fire prevention, and to provide
information to support the scaling up of fire prevention programs
• Kabut asap yang terjadi setiap tahun memiliki
konsekuensi bencana pada kesehatan manusia,
ekonomi dan hubungan internasional
• Pencegahan kebakaran jauh lebih efektif
daripada pemadaman kebakaran. Menghentikan
api sebelum terjadinya kebakaran
• Tujuan kami adalah untuk memahami insentif
apa yang mendorong perubahan perilaku
masyarakat di sekitar wilayah pencegahan
kebakaran serta untuk memberikan informasi
guna mendukung peningkatan program
pencegahan kebakaran
Introduction
3. 3 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham3
Partners and key stakeholders
• TFI
• SCE
• UGM
• UNRI
• CIFOR
• APRIL
• Sinarmas
• Fire Free
Alliance
4. 4 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham4
• We are developing new knowledge that will support the
efforts to prevent fire and smoke-haze
• Kami sedang mengembangkan pengetahuan
baru yang akan mendukung upaya pencegahan
kebakaran dan kabut asap
• Through development of a new understanding of
psychological drivers of behaviour to help target future
scaling up of incentive schemes
• Melalui pengembangan pemahaman baru
tentang pendorong perilaku psikologis untuk
membantu menargetkan peningkatan skema
insentif di masa depan
• The implementation agencies are key stakeholders
whom we want to empower and enable to adopt the
research outcomes for the benefit of Indonesia
• Lembaga pelaksana adalah pemangku
kepentingan kunci yang ingin kami berdayakan
dan memungkinkan untuk mengadopsi hasil
penelitian untuk kepentingan Indonesia
Aim and approach
5. 6 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham6
• Focusing in Riau – Pelalawan (A), Bengkalis and Siak (B)
• Communities with and without fire prevention schemes
• Targeted study in these contrasting locations will help us to gain a
deeper understanding of the peatland communities
Locations
(Pelalawan regency)
Source: Watts et al., 2018
6. 8 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham8
• 2 fase pelibatan masyarakat
• Studi secara pelingkupan terbuka dengan
49 orang dari 8 desa di Kabupaten
Pelalawan
• Survei kuantitatif dengan 160 orang dari 16
desa di Kabupaten Pelalawan, Bengkalis dan
Siak
• Aim is to understand – Tujuan yang ingin dipahami
• Perceptions around burning (now and in the past)
Persepsi tentang pembakaran
(saat ini dan di masa lalu)
• Reasons for burning
Alasan untuk membakar
• Perceived alternative management options
Pilihan manajemen alternatif yang
dipersepsikan
• Drivers of behavioural change around burning
Pendorong perubahan perilaku terkait
pembakaran
Study design
7. 10 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham10
• Communities are happy to
take responsibility for
preventing fire Masyarakat
dengan senang hati
bertanggung jawab dalam
mencegah kebakaran
• They feel that government
and forestry companies are
also responsible
• Masyarakat berpandangan bahwa
pemerintah juga (perlu)
bertanggung jawab, demikian
juga perusahaan kehutanan
Responsibility for fire prevention
1
2
3
4
5
Central/provincial…
Localcommunity…
Localgovernment
Localforestcompanies
Extensionofficers
NGO
Media(TV,radio)
Universityresearchers
Responsibilityrating(1=notatall
responsible,4=completelyresponsible)
8. 11 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham11
• Industrial land users have a good
reputation
• Pengguna lahan dalam hal ini
yang dikelola oleh pihak
perusahaan/industri
mendapatkan
pandangan/reputasi yang baik
• People from other villages not as
much
• Tidak demikian untuk orang-
orang dari luar desa
Perceived current burning patterns
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
Forestcompanies
Industrialoilpalm
growers
Peoplefromother
villages
Frequencyofburning
(1=never,5=almostalways)
9. 12 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham12
• Presidential ban on burning and
enforcement has the highest
awareness
• Larangan presiden tentang
pembakaran dan penegakan hukum
ditunjukkan adanya kesadaran yang
tertinggi
• MPA is a close second (noting this is
about fire suppression)
• MPA berada pada posisi kedua yang
terdekat (diingat terkait
‘pemadaman kebakaran’)
• Company programs are well known
in their target villages (DPA) and
regions (DMPA)
• Program dari perusahaan-
perusahaan yang dikenal di desa
target (DPA) dan wilayah sekitarnya
(DMPA)
Awareness of fire prevention programs
1
2
3
4
5
Presidentialbanon…
Fine&/jailfrom…
MasyarakatPeduliApi
Extensionfromgov't
Extensionfromindustry
Industryfireprevention…
Awareness(1=notaware,
5=Extremelyaware)
10. 14 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham14
• Communities have to a large
extent stopped burning (different
to 2017 study, where 50% of
farmers in Pelalawan were still
burning)
• Sebagian besar masyarakat telah
berhenti membakar (berbeda
dengan studi tahun 2017, di mana
50% petani di Pelalawan masih
melakukan pembakaran)
• The trend is toward further
reducing burning in the future
• Tren pembakaran akan terus
berkurang di masa yang akan
datang
Intention to burn
1
2
3
4
5
4Yearsago
Now
4yearsinthefuture
Burningfrequency
(1=always,5=never)
11. 15 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham15
• The responses change
dramatically if the ban were to
be hypothetically lifted – lots of
pent up demand!
• Respon berubah jauh sangat
berbeda apabila larangan
pembakaran dicabut –
ditemukan banyak keinginan
yang terpendam!
Intention to burn – what if ban is lifted?
1
2
3
4
5
4Yearsago
Now
4yearsinthe
future
Burningfrequency
(1=always,5=never)
12. 16 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham16
• Farmers are routinely slashing
and heaping material and using
chemicals to control weeds
• Leaving land idle, or selling land
is a serious option for some
farmers
• Use of machinery to prepare
land is variable
What options do farmers perceive they have?
• Petani secara rutin menebas dan
menimbun material dan
menggunakan bahan kimia
untuk mengendalikan gulma
• Membiarkan lahan kosong, atau
menjual tanah merupakan
pilihan serius bagi sebagian
petani
• Menggunakan alat berat untuk
menyiapkan lahan agak kurang
merata
1
2
3
4
5
Slash/heapplant
material
Chemicalweed
control
Leavelandidle
Sellland
Changecropping
system
Usemachinery
UseofPractice(1=always,5=never)
13. 17 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham17
• Use of non-burning practices are approved by people
• In Pelalawan, fire is seen more commonly as a result of bad luck – not
within peoples control
• In Bengkalis and Siak, fire is seen more as something people have agency
over, and less about luck
• The norms are changing – people have mostly stopped burning, but this
needs to be reinforced as perceptions are very important in changing
behaviour
• The presence of lots of smoke haze could encourage more burning
Social norms
• Penggunaan praktek tanpa membakar dapat diterima
• Di Pelalawan, api umumnya dipandang lebih sebagai akibat dari
nasib ‘tidak beruntung’ – hal yang sama tidak ditemukan di desa
control
• Di Bengkalis dan Siak, kebakaran terjadi lebih disebabkan oleh
‘kesengajaan’, dan sedikit dikaitkan dengan ‘ketidakberuntungan’
• Norma berubah - sebagian besar telah berhenti membakar,
namun hal ini perlu diperkuat, karena persepsi sangat penting
dalam mengubah perilaku
• Keberadaan dari banyaknya kabut asap dapat mendorong lebih
banyak adanya pembakaran
14. 19 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham19
• 3 attributes borrowed from psychology to foster adoption
• Technical competence – helping farmers to profitably utilize their land
without burning
• Kompetensi teknis - membantu petani memanfaatkan lahan mereka secara
menguntungkan tanpa membakar
• Autonomy – helping farmers to be independent so they don’t have to rely on
others
• Otonomi - membantu petani menjadi mandiri sehingga mereka tidak harus
bergantung pada orang lain
• Making them part of a supportive community – such as a farmers group
formed for non-burning, and extension officers who can give support around
non-burning.
• Menjadikan mereka bagian dari komunitas pendukung - seperti kelompok
tani yang dibentuk untuk tidak membakar, dan petugas penyuluh yang dapat
memberikan dukungan di sekitar tanpa pembakaran
• Fire prevention incentives need to be considered in light of these
criteria
•Insentif pencegahan kebakaran perlu dipertimbangkan
terkait kriteria yang diperlukan
Encouraging behavioural change
15. 20 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham20
• Supporting and training farmers
in non-burning in their
agriculture practices is critical.
• Including improving access to
machinery
• Small machinery may be more
effective than heavy machinery –
farmer autonomy
• Training and capacity building in
non-burning agriculture
• Supporting the change of
livelihood systems that require
less land clearing
• Improved livelihood options are
urgently needed that allow farmers
to utilise the land effectively to
return a good income
• Poorer farmers need additional
support to manage land without
burning
• seedlings, fertilizer, herbicide and
machinery
Recommendations – community level
• Mendukung dan melatih petani dalam
penyiapan lahan tanpa bakar adalah
pendekatan yang sangat penting.
• Termasuk meningkatkan akses ke
penggunaan peralatan
• Peralatan dengan kapasitas kecil mungkin
lebih efektif daripada alat berat –
swadaya/kemandirian petani
• Pelatihan dan penguatan kapasitas dalam
pertanian tanpa bakar.
• Mendukung perubahan sistem mata
pencaharian yang membutuhkan lebih
sedikit pembukaan lahan
• Pilihan mata pencaharian yang lebih baik
sangat dibutuhkan yang memungkinkan
petani dapat memanfaatkan lahan secara
efektif untuk mengembalikan pendapatan
yang baik
• Petani miskin membutuhkan
dukungan tambahan untuk mengelola
lahan tanpa membakar
• bibit, pupuk, herbisida dan mesin
16. 21 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham21
• Maintaining the ban on burning is critical
until non-burning behaviour becomes
more autonomous and sustainable.
• Pent up demand for burning that will see
burning return on a wide scale if the ban is
lifted.
• Government programs such as MPA have
high awareness – these networks can be
utilised more broadly
• Raising awareness of smoke haze-related
health impacts is important, but on its
own is unlikely to lead to behavioural
change.
• Long-term impacts vs short-term gains.
• Currently fire suppression efforts attract
rewards and attention, which may lead to
unintended consequences.
• Focus needs to be placed on improving the
community capacity to manage land without
fire.
• Embedding social norms around non-
burning behaviour are going to be
important going forward
• Changing the messaging to reflect the fact that
burning has already mostly stopped.
• The presence of smoke haze tends to normalise
burning and may encourage it further
Recommendations – higher level
• Mempertahankan larangan membakar sangat
penting sampai perilaku tidak membakar
menjadi kebiasaan.
• Keinginan untuk membakar akan muncul kembali
dalam skala luas jika larangan membakar dicabut
• Program pemerintah seperti MPA memiliki
kesadaran tinggi - jejaring ini dapat
dimanfaatkan secara lebih luas
• Meningkatkan kesadaran akan dampak
kesehatan terkait kabut asap adalah penting,
tetapi dengan sendirinya tidak mungkin
mengarah pada perubahan perilaku.
• Dampak jangka panjang vs keuntungan jangka pendek.
• Saat ini upaya pemadaman kebakaran dikaitkan
dengan penghargaan dan perhatian.yang
mungkin pendekatan ini dapat menimbulkan
hal-hal yang tidak diinginkan.
• Fokus perlu ditekankan pada peningkatan kapasitas
masyarakat dalam mengelola tlahan tanpa bakar
• Menanamkan norma sosial mengenai perilaku
tidak membakar akan menjadi penting di masa
depan
• Mengubah penyampaian pesan yang menunjukkan
bahwa pembakaran sebagian besar telah dihentikan.
• Munculnya kabut asap cenderung menimbulkan
anggapan bahwa pembakaran merupakan hal yang
biasa (wajar) dan anggapan ini dapat memicu aktifitas
yang lebih jauh