2. ANGGOTA KELOMPOK
Amelia Cinta
P27224022055
Evia Rara As Fufa
P27224022069
Chandra Asmarani
P27224022065
Riska Anindya
P27224022085
01
04
02
05
03
Dian Novita Sari
P27224022066
06
Sherly Risma Damayanti
P27224022093
3. A. Identifikasi dan Analisis Masalah
Berdasarkan data dan fakta diperoleh gambaran sebagai berikut :
● Pada tanggal 16 Desember 2019 daerah Wonosobo terjadi tanah
longsor dikarenakan pada hari itu hujan deras sejak pukul 12.30 WIB
mengakibatkan terjadinya tanah longsor di dusun Krangen Kulon Desa
Banyukembar Kecamatan Watumalang pada pukul 13.10 WIB menimpa
2 rumah, 1rumah kosong dan 1 milik bapak Miyatno, korban sementara
3 orang dengan keterangan Meninggal Dunia 1 orang an bpk Miyatno
usia 50 th dan korban luka berat bpk Naryanto usia 52 th luka ringan 1
orang an Tunem 60 th. dua orang tersebut kerabat dari bapak miyatno
yang sedang bertamu.
● Dalam data awal yang diperoleh dari dinas kesehatan setempat
berkoordinasi dengan beberapa dinas terkait maka jumlah korban yang
dapat diinformasikan adalah sebanyak 3 Orang, terdiri dari 1 orang
meninggal, 0 orang hilang, 1 Luka Berat/Rawat Inap , 1 Luka
Ringan/Rawat Jalan dan 0 Orang pengungsi.
4. B. Identifikasi dan Analisis Kelompok Sasaran
2. Mengapa perlu di advokasi?
Seluruh masyarakat dusun Krangen Kulon Desa Banyukembar
Kecamatan Watumalang
Karena untuk kelestarian lingkungan serta menjaga tanah agar tidak longsor, air hujan
dapat di tahan oleh sistem akar tumbuhan kelor yang sangat rapat, dan juga digunakan
sebagai konservasi tanah, terasering. dan ketika musim kemarau datang, akar disekitar
pohon kelor yang menyimpan air akan menjadi sumber air bagi tanaman lainnya. Bahkan
Organisasi kesehatan dunia WHO menganjurkan bagi anak-anak dan bayi yang masih di
dalam masa pertumbuhan untuk mengkonsumsi ini karena manfaat yang luar biasa antara
lain mengandung Potasium Tiga kali lipat dari pada pisang. Selain itu mengandung Kalsium
Empat kali lipat lebih banyak daripada susu. Kelor juga kaya akan Vitamin C Tujuh kali lipat
daripada jeruk. Selain itu Mengandung Vitamin A Empat kali lipat lebih banyak dari pada
wortel dan Juga memiliki Dua kali lipat protein dari pada susu.
1. Siapa saja
5. 3. Apa kecenderungannya?
a) Fokus pada kesehatan dan gizi:
Kecenderungan untuk mengkampanyekan manfaat kesehatan dan gizi dari daun
kelor, seperti kandungan tinggi protein, vitamin, dan mineral yang penting untuk
kesehatan manusia.
b) Pemberdayaan Komunitas:
Kecenderungan untuk melibatkan komunitas lokal dalam seluruh proses program,
mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dan pemantauan.
c) Keberlanjutan Lingkungan:
Kecenderungan untuk memprioritaskan aspek keberlanjutan dalam program
penanaman pohon kelor, seperti memilih varietas pohon yang sesuai dengan iklim
lokal dan kebutuhan tanah.
6. 4. Apa harapan kita kepadanya?
Diharapkan agar masyarakat sekitar dapat menanam pohon kelor untuk
pelestarian lingkungan. Tanaman kelor (Moringa oleifera) dikenal sebagai
the miracle tree karena memiliki banyak manfaat dan khasiat. Kelor
terbukti mempunyai nilai gizi yang tinggi sehingga bisa dimanfaatkan
sebagai sumber pangan dan gizi keluarga. Tanaman kelor juga mudah
dikembangkan dan dibudidayakan di sekitar pekarangan rumah.
7. Bisa dengan menggunakan media pamflet agar masyarakat tahu
bahwa ada program penanaman pohon kelor. Pamflet dengan
infografis yang menarik tentang manfaat kesehatan dan gizi dari
daun kelor, serta langkah-langkah untuk menanam dan merawat
pohon kelor.
Petunjuk tentang bagaimana menggunakan daun kelor dalam
makanan sehari-hari dan manfaatnya untuk kesehatan. Dan
saran tentang cara memulai penanaman pohon kelor di rumah
atau di komunitas.
C. Siapkan dan Kemas Bahan Informasi
8. D. Rencanakan Teknik
1. Konsultasi dengan tokoh masyarakat di dusun Krangen Kulon Desa
Banyukembar Kecamatan Watumalang
2. Mengadakan pertemuan dengan masyarakat untuk membahas terkait
program penanaman pohon kelor
3. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan mengenai pentingnya penanaman
pohon kelor
4. Mendorong masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam penanaman
pohon kelor
5. Mengorganisir kegiatan kegiatan diawali dengan pemilihan lokasi
penanaman pohon kelor bisa di lahan kosong / pekarangan, pemilihan
bibit dengan cara memilih bibit pohon kelor yang sehat dan berkualitas,
menanam pohon kelor dengan teknik penanaman yang tepat seperti
penanaman langsung atau pemindahan bibit ke lubang tanam yang telah
disiapkan.
9. E. Pelaksanaan, monev, tindak lanjut
1. Penanaman
Tanam bibit daun kelor pada lubang yang telah disiapkan dengan jarak yang
cukup antara satu bibit dengan bibit lainnya. Pastikan penanaman dilakukan
secara rapi dan tepat.
2. Pemantauan pertumbuhan pohon
• Melakukan pemantauan teratur terhadap pertumbuhan pohon kelor yang telah
ditanam untuk memastikan kesehatan dan perkembangannya.
• Mencatat perkembangan pertumbuhan seperti tinggi pohon, jumlah daun, dan
kondisi umum tanaman.
3. Perawatan lanjutan
• Melakukan perawatan lanjutan seperti penyiraman, pemupukan, dan
pemangkasan sesuai kebutuhan untuk memastikan pertumbuhan yang optimal.
• Melakukan pemantauan terhadap serangan hama dan penyakit, dan mengambil
tindakan preventif atau kuratif jika diperlukan.
10. 4. Pelatihan dan edukasi tambahan
• Mengadakan sesi pelatihan tambahan untuk memperdalam pengetahuan
masyarakat tentang manfaat daun kelor dan cara mengintegrasikan daun kelor
dalam pola makan sehari-hari.
• Memberikan pelatihan tentang teknik perawatan lanjutan pohon kelor kepada
relawan atau komunitas lokal untuk memastikan kelangsungan hidup pohon.
5. Pengembangan program lintas generasi
• Melibatkan generasi muda dalam kegiatan perawatan pohon kelor dan memberikan
edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan melalui penanaman
pohon.
• Mengadakan kegiatan pendidikan di sekolah-sekolah tentang manfaat kesehatan dan
lingkungan dari pohon kelor
11. 6. Evaluasi Dampak Program
• Melakukan evaluasi dampak program untuk mengevaluasi keberhasilan program
dan mengukur perubahan dalam kesadaran dan perilaku masyarakat terkait
penanaman pohon kelor.
• Mewawancarai peserta program dan masyarakat setempat untuk mendapatkan
umpan balik tentang manfaat dan tantangan program.
5. Pengembangan jaringan dan kemitraan
• Membangun kemitraan dengan organisasi lingkungan, lembaga pendidikan, dan pihak
berwenang setempat untuk mendukung program penanaman pohon kelor secara
berkelanjutan.
• Melibatkan lebih banyak pihak dalam kegiatan penanaman pohon kelor, seperti
perusahaan, kc iitas lokal, dan organisasi masyarakat sipil.