Dokumen tersebut membahas tentang sistem manajemen basis data. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa sistem manajemen basis data digunakan untuk mengorganisasikan data secara terintegrasi agar mudah dicari dan diakses oleh pengguna. Sistem manajemen basis data memiliki beberapa komponen penting seperti database, database management system, dan pengguna. Dokumen juga membahas mengenai kelebihan dan kekurangan penggunaan sistem manajemen basis data.
Tugas 6, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem manajemen basis data, 2019.
1. ARTIKEL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“ SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA “
Oleh :
Celine Danaris Gracia
NIM : 43218110076
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Dosen : Yananto Mihadi Putra, SE.,M.Si., CMA.
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA
TAHUN 2018 / 2019
2. ABSTRAK
Dengan adanya suatu sistem informasi maka suatu organisasi akan berusaha untuk
lebih kompetitif dan juga lebih efesien yang pada akhirnya menambah nilai untuk
mendapatkan, mengubah dan mendistribusikan informasi dengan tujuan meningkatkan
pengambilan keputusan, meningkatkan kinerja organisasi dalam mencapai tujuan
organisasinya.
Sebuah sistem informasi yang efektif dapat menyediakan informasi yang akurat,
tepat waktu dan relevan bagi penggunanya sehingga dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan. Dalam pengambilan keputusan, dalam operasional sehari-hari, maupun dalam
perencanaan strategis ke masa depan. Proses pengambilan keputusan harus dilandasi oleh data
dan informasi yang tepat waktu dan tepat isi agar keputusan yang diambil tepat sasaran.
Informasi diperoleh dari pengolahan data, dan pengolahan data dilaksanakan oleh sistem
informasi dengan dukungan teknologi informasi.
3. BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam era global saat ini sistem informasi manajemen merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari suatu organisasi dimana sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran
dengan menggunakan masukan dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
dalam suatu kegiatan manajemen. Sistem manajemen berbasis data adalah suatu sistem atau
perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola suatu basis data dan menjalankan operasi
terhadap data yang diminta banyak pengguna.
Saat ini peranan data sangatlah menonjol. Pemrosesan basis data menjadi perangkat
andalan yang sangat diperlukan oleh berbagai perusahaan. Basis data tidak hanya dapat
mempercepat perolehan informasi, tetapi juga meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
Sistem manajemen berbasis data mengorganisasikan volume data dalam jumlah besar yang
digunakan oleh perusahaan dalam transaksi-transaksinya sehari-hari. Data harus
diorganisasikan sehingga pada manajer dapat menemukan data tertentu dengan mudah dan
cepat untuk mengambil keputusan. Sedangkan data adalah bahan baku informasi yang
dikumpulkan dalam suatu basis data agar pengumpulan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efesien diperlukan manajemen data.
Manajemen data merupakan bagian dari manajemen sumber daya informasi.
Pengelolaan manajemen basis data membutuhkan suatu perangkat untuk dapat mengelolanya
sehingga manajemen basis data dapat terus dikelola dan ditingkatkan kinerjanya. Basis data
(Database) adalah kumpulan dari berbagai data yang saling berhubungan satu dengan yang
lainya, database tersimpan di perangkat keras, serta dimanipulasi dengan perangkat lunak.
Pendefinisian basis data meliputi spesifikasi dari tipe data atau informasi yang akan disimpan.
Database meupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena
merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pengguna atau user.
4. BAB II
PEMBAHASAN
Dalam lingkungan bisnis, pemakai data memiliki file-file data mereka masing-masing.
Kepemilikan eksklusif terhadap data ini merupakan konsekuensi alami dari dua masalah yang
berkaitan dengan era sistem-warisan (legacy-system era). Sebagai berikut:
▪ Masalah pertama adalah kultur bisnis yang menimbulkan hambatan di antara unit-unit
organisasi yang menghalangi integrasi data secara luar dalam suatu entitas.
▪ Masalah kedua berasal dari keterbatasan teknologi manajemen, flat file yang mensyaratkan
file data harus distrukturkan untuk kepentingan unik pemakainya. Jadi, data bisa saja sama
tetapi digunakan dengan cara yang agak berbeda oleh pemakai yang berbeda, harus
distruktur ulang dan diproduksi ulang secara fisik di dalam file-file yang berbeda.
Untuk lebih jelasnya, file-file itu berisi gambar-gambar yang secara konseptual
dilambangkan dengan huruf-huruf. Setiap huruf menunjukkan satu atribut data (field), satu
record, atau isi seluruh file. Perhatikan juga bahwa data elemen B terdapat dalam semua file
pemakai. Ini disebut dengan pemborosan data (data redundancy), yang menjadi penyebab
utama dari masalah-masalah manajemen data penting dalam tiga bidang:
▪ penyimpanan data (data storage),
▪ pembaruan data (data updaring), dan
▪ kekinian informasi (currency of information).
Di dalam setiap bidang ini, dan dalam masalah keempat, ketergantungan tugas-data (task-
data dependency), yang tidak langsung berkaitan dengan pemborosan data, dijelaskan di bawah
ini.
5. Penyimpanan Data
Dalam lingkungan file datar, hal ini tidak mungkin terjadi. Untuk memenuhi kebutuhan
data khusus dari pengguna, organisasi harus mengeluarkan biaya untuk prosedur
pengumpulan majemuk dan untuk prosedur penyimpanan majemuk. Beberapa data yg umum
digunakan bias diduplikasi lusinan kali, ratusan kali, atau bahkan ribuan kali, sehingga biaya
penyimpanan datanya menjadi sangat tinggi.
Pembaruan Data
Organisasi memiliki banyak sekali data yg disimpan dalam file induk dan file referensi
yg memerlukan pembauran berkala agar mencerminkan perubahan operasional dan ekonomi.
Jadi para pengguna sistem informasi memiliki file yg terpisah, setiap perubahan harus
dilakukan secara terpisah untuk setiap pengguna. Ini tentunya akan menambah biaya
manajemen data secara signifikan.
Kekinian Informasi
Kebalikan dari masalah pembauran data majemuk adalah masalah gagalnya
memperbarui semua file penggunaan yg di pengaruhi oleh perubahan data tertentu. Jika
pesan pembauran ini tidak disebarkan dengan benar, sebagian pengguna mungkin tidak
mencatat perubahan tersebut, dan kemudian akan melakukan pekerjaan dan mengambil
keputusan berdasarkan data yg sudah usang.
Program 1 A, B, C
X, B, Y
L, B, M
Program 1
Program 1
Transaksi Pemakai 1
Transaksi Pemakai 2
Transaksi Pemakai 3
6. Ketergantungan Tugas Data
Masalah lainnya dengan pendekatan file datar adalah ketidakmampuan pengguna untuk
mendapatkan informasi tambahan ketika kebutuhannya berubah.Masalah ini disebut
ketergantungan tugas-data .
PENDEKATAN BASIS DATA
Basis data atau yang dalam bahasa Inggris disebut juga sebagai database merupakan
susunan atau kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan yang
diorganisir, dikelola, dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu,
yaitu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan
pengguna. Sebagai penjelas coba perhatikan gambar berikut :
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa data-data yang berasal dari tiap-tiap bagian
dikelola sedemikian rupa untuk bisa dikumpulkan dan disajikan kepada pihak-pihak terkait.
Yang berada diantara program pengguna dan basis data fisik adalah sistem manajemen basis
data (database management system-DBMS). Tujuan DBMS adalah untuk menyediakan
pengendalian akses terhadap basis data. DBMS merupakan sistem peranti lunak khusus yg di
program untuk mengetahui elemen data mana yg bisa diakses oleh pengguna. Program
pengguna mengirimkan permintaan data kepada DBMS, yg mengesahkan dan mengotorisasi
Program 1
A, B, C, X, Y,
L, M
Program 2
Program 3
Transaksi Pemakai 1
Transaksi Pemakai 2
Transaksi Pemakai 3
7. akses ke basis data, sesuai dengan tingkat otoritas pengguna. Jika pengguna meminta data yg
dia tidak punya otoritasnya, permintaan itu akan ditolak. Jadi, prosedur untuk menetapkan
otoritas pengguna sistem informasi di dalam sebuah organisasi merupakan masalh pengendalian
penting yg harus diperhatikan oleh seorang akuntan.
Rusdiana (2014) menjelaskan dalam bukunya berjudul Sistem Informasi Manajemen
bahwa tujuan dari penggunaan sistem manajemen basis data adalah sebagai berikut :
1) Memperoleh informasi yang bermanfaat dari data yang ada dalam basis data.
2) Mempermudah penciptaan struktur data.
3) Meringkankan pekerjaan dalam menangani file yang rumit.
4) Mempermudah pengguna dan programmer.
5) Memberikan pemahaman kepada para pengguna bahsa data adalah sumber daya yang harus
dikelola dengan baik.
6) Meningkatkan efisiensi dan menghemat biaya serta meningkatkan prodiktivitas
pemrograman aplikasi dan para pengguna
Kelebihan dari sistem manajemen basis data:
1. Data yang rangkap dapat dikendalikan dan diminimalkan.
2. Konsistensi dan keselarasan data dapat lebih terjaga dan terpelihara.
3. Penerapan standarisasi dapat lebih mudah dilakukan.
4. Integrasi data lebih terpelihara.
5. Penerapan batasan pengamanan data menjadi lebih mudah dilakukan.
6. Pengaksesan dan daya tanggap data menjadi lebih mudah.
7. Terpeliharanya keseimbangan atas perbedaan kebutuhan data dari setiap aplikasi.
Kekurangan dari sistem manajemen basis data:
1. Kompleksitas yang tinggi.
2. Ukuran perangkat lunak yang besar.
3. Mahal dalam pengimplementasiannya (pengadaan, operasional, dan perawatan)
4. Kinerja justru dapat menurun jika tidak mampu menggunakan basis data secara
maksimal.
8. 5. Kerusakan pada sistem basis data dapat memengaruhi kinerja.
Pendekatan basis data yg paling umum digunakan oleh sistem informasi bisnis adalah
model hierarkis (hierarchical model), model jaringan (network model), dan model relasional
(relational model). Karena kemiripan konseptual tertentu, basis data hierarkis dan jaringan
disebut model navigasional (navigational model) atau terstruktur (structured model). Cara data
di atur dalam sistem basis data awal ini mendorong para pengguna untuk menjelajahi di antara
elemen-elemen data dengan menggunakan jalur-jalur yg sudah terstruktur.Model relasional
jauh lebih fleksibel karena memung-kinkan para pemakainya menciptakan jalur yang baru dan
unik melalui database untuk memecahkan masalah-masalah bisnis yang lebih luas cakupannya.
Elemen Lingkungan Basis Data
Di dalam lingkungan database ada empat elemen utama yang harus dimilik, diantaranya
pemakai, DBMS, administrator database, dan database fisik.
Pengguna (User)
Pengguna mengakses basis data dalam dua cara. Pertama, akses tersebut dapat dicapai
melalui program-program pengguna yg disiapkan oleh professional sistem. Program-program
pengguna mengirim permintaan akses data (panggilan) ke DBMS, yg mengesahkan
permintaan tersebut dan mengambil data untuk diproses. Dengan cara akses seperti ini,
kehadiran DBMS menjadi transparan bagi para pengguna. Metode kedua untuk akses basis
data adalah melalui permintaan langsung, yg tidak memerlukan program-program formal dari
pengguna. Terdapat tiga jenis pengguna basis data, yaitu:
o Database Administrator (DBA), yaitu orang atau tim yang bertugas mengelola sistem
database secara keseluruhan.
o Programmer, yaitu orang atau tim pembuat program aplikasi yang mengakses database
dengan menggunakan bahasa pemrograman.
o End User, yaitu orang yang mengakses database melalui terminal dengan menggunakan
program aplikasi yang telah dibuat oleh programmer.
9. Sistem Manajemen Basis Data
DBMS menyediakan lingkungan yg terkendali untuk membantu (atau mencegah)
pengguna mengakses basis data dan untuk secara efisien mengelola sumber daya data. Setiap
model DBMS mencapai tujuan ini dengan cara yg berbeda, tetapi ada beberapa ciri yg umum,
di antaranya:
1. Pengembangan program. DBMS berisi perangkat lunak pengembangan aplikasi.
2. Backup dan pemulihan. Selama pemrosesan, DBMS secara periodik membuat
file-file backup untuk database fisik.
3. Penggunaan database untuk pelaporan. Fitur ini mencatat data statistik tentang
data-data yang sedang digunakan, dan siapa yang menggunakannya.
Akses database. Fitur yang paling penting dari DBMS adalah mengizinkan pe-makai yang
memiliki otorisasi untuk mengakses database. Gambar 9-3 menun-jukkan tiga modul
perangkat lunak, antara lain:bahasa definisi data (DDL-data definition language), bahasa
manipulasi data (DML-data manipulation language) dan bahasa query (QL-query language).
Bahasa Definisi Data
Bahasa Definisi Data (DDL-Data Definition Language) adalah sebuah bahasa program
yang digunakan untuk mendefinisikan database fisik ke DBMS. Terdapat tiga tingkat, disebut
sudut pandang (view), dalam definisi ini: sudut pandang internal, sudut pandang konseptual
(skema), dan sudut pandang pemakai (subskema).
o Tampilan Internal. Tampilan internal (internal view)menyajikan pengaturan record
secara fisik dalam basis data. lni merupakan penyajian tingkat paling rendah, di mana
satu langkah dipindahkan dari database fisik. Sudut pandang internal ini menjelaskan
struktur record, hubungan di antara mereka, dan pengaturan fisik serta urutan record
dalam satu file.
o Tampilan Konseptual (Skema). Tampilan konseptual atau skema menyajikan basis
data secara logika dan secara abstrak, bukan bagaimana database itu secara fisik
disimpan. Sudut pandang ini memungkinkan prog-ram-program pemakai untuk
memanggil data tanpa mengetahui atau tanpa perlu menspesifikasi bagaimana data-data
itu diatur atau kapan mereka di-simpan dalam database fisik.
10. o Tampilan Pengguna (Subskema). Tampilan Pengguna(user view)mendefinisikan
bagaimana seorang pemakai tertentu melihat database. lni adalah bagian dari database di
mana seorang pemakai individual memiliki oto-risasi untuk mengaksesnya.
Operasi DBMS. Untuk mengilustrasikan peran dari tampilan ini, lihat urutan peristiwa
yang biasanya terjadi dalam mengakses melalui DBMS. Penjelasan berikut ini sifatnya
hipotesis teknis tertentu dihilangkan.
1. Program pengguna mengirimkan permintaan (memanggil) data yang terdapat dalam
DBMS. Panggilan ini tertulis dalam bahasa manipulasi data khusus (akan dibahas nanti)
yang melekat dalam program pengguna tersebut.
2. DBMS menganalisis permintaan itu dengan mencocokkan elemn – elemen data yang
dipanggil dengan tampilan pengguna dan tampilan konseptual. Jika permintaan data itu
cocok, akan diotorisasi dan langkah pemrosesan maju ke Langkah 3. Jika tidak cocok
dengan tampilan ini, akses data itu ditolak.
3. DBMS menetukan parameter – parameter struktur data dari tampilan internal dan
mengirimkannya ke system operasiyang melakukan pengambilan data actual. Parameter
struktur data tersebut mendeskripsikan organisasi dan metode akses (Access method)
yaitu program utilitas system operassi, untuk mengambil data yang diminta.
4. Dengan menggunakan mettode akses yang tepat, system operasi berinteraksi dengan
peralatan penyimpanan disket untuk mengambil data dari basis data fisik.
5. Sistem operasi kemudian menyimpan data itu dalam memori utama di atas penyangga
(buffer area) yang dikelola oleh DBMS.
6. DBMS mentransferr data tersebut ke lokasi kerja pengguna yang terdapat dalam memori
utama. Pada saat ini, program pengguna bebass mengakses dan memanipulasi data.
7. Ketika pemrosesan selesai. Langkah 4, 5 dan 6, dibalik untuk menyimpan kembali data
yang sudah diproses ke basis data.
Bahasa Manipulasi Data
Bahasa manipulasi data (data manipulation language-DML) adalah bahasa pemrograman
kepemilikan (proprietary) yang digunakan oleh DBMS tertentu untuk mengambil, memproses,
11. dan menyimpan data. Keseluruhan program data dapat ditulisdalam DML atau dengan cara
lain, perrintah perintah dari DML terpilih dapat disisipkan ke dalam program – program yang
tertulis dengan ahasa universal, seperti PL/1 COBOL, dan FORTRAN. Penyisipan perrintah –
perintah DML memungkinkan program – program standar yang pada awalnya ditulis untuk
lingkunga file datar, diubah dengan mudah ke lingkungan basis data. Penggunaan progam –
program bahasa standar juga membuat organisasi tidak bergantung pada pemasok tertentu.
Jika organisasi itu memutuskan untuk mengganti pemasoknya ke pemasok lain yang DML-
nya berbeda, organisasi itu tidak perlu menulis ulang semua program pengguna. Dengan
mengganti perintah – perintah DML yang lama dengan perinta baru, program – program
pengguna dapat dimodofikasi agar berfungsi di lingkungan yang baru.
Bahasa Permintaan Data
Kemampuan query DBMS memungkinkan pengguna akhir dan pemrogram professional
untuk mengakses data dalam basis data secara langsung tanpa memerrlukan program
konvesional. Bahasa permintaan terstruktur (structured query language-SQL, diucapkan
sequel) dari IBM telah menjadi bahasa query standar untuk DBMS mainframe dan
mikrokomuter. SQL merupakan bahsa generasi ke empat dan bahasa non procedural dengan
banyak perintah yang memungkinkan pengguna untuk memasukkan , mengambil dan
memodifikasi data dengan mudah. Perintah SELECT merupakan alat yang sangat berguna
untuk mengambil data.
SQL merupakan alat pemrosesan data yang efisien. Walaupun bukan bahasa Inggris yang
alami, SQL hanya memerlukan sedikit latihan mengenai konsep computer dan lebih sedikit
pemrograman daripada bahasa – bahasa lainnya. Bahkan, banyak system query basis data
tidak memerlukan pengettahuan SQL sama sekali. Para pengguna memilih data secara visual
dengan “menunjuk dan mengklik” atribut yang diinginkan. Kemudian, alat penghubung visual
pengguna menghasilkan perintah – perintah SQL yang diperlukan secara otomatis. Fitur ini
menempatkan pelaporan khusus (ad hoc) dan kapabilitas perosesan data berada di tangan
pengguna/manajer. Dengan mengurangi ketergantungan terhadap pemrograman professional,
para manajer dapat mengatasi masalah yang tiba – tiba muncul.
12. Administrator Basis Data
DBA bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya basis data. Penggunaan basis data
secara bersama – sama oleh banyak pengguna memerlukan koordinasi, peraturan, dan
petunjuk untuk melindungi integritas basis data.
Diorganisasi besar, fungsi DBA mungkin terdiri atas seluruh anggota departemen
personalia teknik yang berada di bawah tanggung jawab seorang administrator basis data. Di
organisasi yang lebih kecil, ttanggung jawab DBA terletak di tangan seseorang yang berada
dalam kelompok layanan komputer. Tugas – tugas seorang DBA meliputi wilayah berikut ini:
perencanaan basis data, desain basis data, implementasi basis data, operasi dan pemeliharaan
basis data, serta perubahan da pertumbuhan basis data. Tabel 1 menyajikan perincian tugas–
tugas spesifik yang ada dalam wilayah – wilayah pekerjaan tersebut.
Tabel 1 Fungsi – fungsi Administrator Basis Data
Perencanaan Basis Data : Implementasi :
Mengembangkan strategi basis data
organisasi
Mendefinisikan lingkungan basis
data
Mendefinisikan persyaratan dana
Mengembangkan kamus data
Menentukan kebijakan akses
Mengimplementasikan proposal
pengendali keamanan
Menentukan prosedur pengujian
Menetapkan standar pemrograman
Desain : Operasi dan Pemeliharaan :
Basis data logis (skema)
Tampilan pengguna eksternal
(subskema)
Pengendali basis data
Mengevaluas kinerja basis data
Menyusun ulang basis data sesuai
dengan kebutuhan pengguna
Meninjau kembali standard an prosedur
Perubahan dan Pertumbuhan :
Merencanakan perubahan dan
pertumbuhan
13. Mengevaluasi teknologi baru
Interaksi Organisasional Dari DBA
Gambar 1.3 menunjukkan beberapa antarmuka organisasi dari DBA. Secara khusus, yang
penting dilihat disisi adalah relasi antara DBA, pengguna akhir, dan para professional system
di organisasi.
Gambar 1-3 Interaksi Organisasi dari Administrasi Database
Ketika kebutuhan informasi meningkat para pengguna mengirimkan perrmintaan formal
untuk aplikasi komputer kepada para rofesional system (pemrogram) organisasi. Permintaan ini
ditangani melalui prosedur pengembangan system formal, yang menghasilkan aplikasi
terrprogram. Figue 9-3 menunjukkan relasi ini ketika garis dari kotak pengguna mengalir ke
DBA, yang mengevaluasinya untuk menentukan kebutuhan basis data pengguna. Setelah relasi
ini terbentuk, DBA memberikan otoritas akses kepada pengguna dengan memprogram tampilan
pengguna (subskema). Relasi ini ditunjukkan ketika garis – gariss antara pengguna dan DBA,
dan antara DBA dan modul DDL berada di kotak DBMS. Dengan tetap menjaga otoritas akses
terpisah dari pengembangan system (pemrograman aplikasi), organisasi tersebut lebih mampu
mengendalikan dan melindungi basis datanya. Usaha yang dilakukan secara sengaja atau tidak
sengaja untuk mengakses tanpa otoritas yang sah kemungkinan besar akan ditemukan jika
kedua kelompok ini bekerja secara independen.
Fungsi penting lainnya dari DBA adalah penciptaan dan pemeliharaan kamus data (data
dictionary). Kamus data menjelaskan setiap elemen data yang terdapat dala basis data. Fungsi
ini memungkinkan semua pengguna (dan pemrogram) untuk berrbagi tampilan yg sama
Manajemen
Pemakai Akhir Administrator Basis
Data
Database
Kegiatan
Operasi
Profesional
Sistem
14. terhadap sumber daya data sehinggga sangat membantu dalam menganalisis kebutuhan
pengguna.
Basis Data Fisik
Elemen keempat dari pendekatan basis data adalah basis data fisik. Pendekatan ini
merupakan tingkat terendah daari basis data. Basis data fisik tersusun dar titik – titik magnetis
pada disket magnetis. Tingkat basis data lainnya (tampilan pengguna, tampilan konseptual,
dan tampilan internal) merupakan representasi abstrak dari tingkat fisik. Ditingkat fisik, basis
data merupakan kumpulan record dan file. Basis data relasional didasarkan pada struktur file
berurutan berindeks.
Model Basis Data Relasional
E.F Codd pertama kali mengajukan prinsip – prinsip model reasional di akhir tahun 1960-
an. Model formal ini didasarkan pada aljabar relasional dan serangkaian teori, yang menjadi
basis teoritis bagi sebagian besar operasi manipulasi data yang digunakan.
Dari pandangan yang murni, system relasional yang penuh adalah yang sesuai dengan 12
peraturan yang disebutkan oleh Codd. Akan tetapi, untuk tujuan praktis, tidak semua peraturan
Codd sama pentingnya. Beberapa bersifat kritis, beberapa tidak. Oleh sebab itu, ahli teori
lainnya mengusulkan persyaratan yang tidak terlalu kaku untuk menilai relasional suatu system.
Sistem disebut relasional jika :
1. Menyajikan data dalam bentuk tabel dua dimensi.
2. Mendukung fungsi – fungsi aljabar relasional yaitu batasi (restric), proyeksikan
(project), dan gabungan (join).
Fungsi – fungsi tersebut dijelaskan di bawah ini :
1. Batasi : Ekstraksikan baris yang ditentukan dari tabel tertentu.
2. Proyeksikan : Ekstraksikan atribut (kolom) tertentu dari tabel untuk menciptakan tabel
virtual.
3. Gabungkan : Bangun satu tabel fisik yang baru dari dua tabel yang terdiri atas semua
pasangan baris, dari setiap tabel.
15. Meskipun batasi, proyeksikan, dan gabungkan bukan merupakan serangkaian fungsi yang
lengkap, ini adalah subrangkaian yang mencukupi untuk kebanyakan kebutuhan informasi
bisnis.
Entitas, Pemunculan dan Atribut
Entitas adalah segala sesuatu yang digunakan oleh organisasi untuk mengangkap data.
Entitas bias bersifat fisik, seperti persediaan, pelanggan, atau karyawan. Entitas juga bias
bersifat konseptual, seperti penjualan (ke pelanggan), piutang usaha atau utang usaha. Model
data ini adalah cetak biru untuk menciptakan basis data fisik.
Asosiaasi dan Kardinalitas
Garis berlabel yang menghubungkan dua entitas dalam model data mendeskripsikan sifat
asosiasi (association) di antara mereka. Asosiasi ini ditunjukkan dengan kata kerja seperti
kirim, minta, atau terima. Kardinalitas (cardinality) adalah derajat asosiasi di antara duua
entitas. Sederhananya, kardinalitas mendeskripsikan jumlah pemunculan yang mungkin terrjadi
dalam satu tabel yang berkaitan dengan pemunculan tunggal dalam tabel terkait
Tabel Basis Data Fisik
Tabel basis data fisik dibentuk dari model data, dimana setiap entitas dalam model
ditransformasikan ke tabel fisik yang terpisah. Di bagian atas setiap tabel terdapat atribut yang
membentuk kolom. Bagian yang berpotongan dengan kolom untuk membentuk baris dari tabel
disebut tuple. Sebuah tuple, yang didefinisikan oleh good ketika pertama kali
memperkenalkannya, berhubungan dengan record dalam sistem file datar. Berdasarkan
konvensi ini, kita akan menggunakan istilah record atau pemunculan dan bukan tuple.
Tabel yang didesain dengan baik memiliki empat karakteristik berikut ini:
1. Nilai dari minimal satu atribut dalam setiap pemunculan (baris) harus bersifat unik.
Atribut ini adalah kunci utama. Atribut lainnya dalam baris ini tidak perlu bersifat unik.
2. Tabel harus sesuai dengan peraturan normalisasi. Ini berarti bahwa tabel harus bebas dari
kelompok yang berulang, ketergantungan parsial dan ketergantungan transitif.
Normalisasi akan dibahas lebih terperinci nanti dalam bab ini.
3. Semua nilai atribut dalam kolom manapun harus memiliki kelas yang sama.
16. 4. Setiap kolom dalam suatu tabel harus diberi nama yang unik. Akan tetapi, tabel yang
berbeda dapat berisi kolom dengan nama yang sama.
Hubungan Antara Tabel – tabel Tradisional
Tabel-tabel yang berhubungan secara logis harus terhubung secara fisik untuk mencapai
asosiasi yang dideskripsikan dalam model data. Hal ini bisa dicapai dengan melekatkan kunci
primer dari satu tabel dengan tabel yang terkait sebagai kunci luar. Penggunaan kunci luar
diilustrasikan dlam figur 9-12. Misalnya, kunci primer untuk tabel pelanggan (nomor
pelanggan) dilekatkan sebagai kunci luar dalam tabel faktur penjualan dan tabel penerimaan
kas. Dengan cara yang sama, kunci primer dalam tabel faktur penjualan (nomor faktur)
merupakan kunci luar dalam tabel item lini. Perhatikan bahwa tabel item lini menggunakan
kunci primer gabungan yang terdiri atas dua field-nomor faktur dan nomor item. Kedua field
dibutuhkan untuk mengidentifikasi setiap record yang terdapat dalam tabel secara unik, tetapi
hanya bagian nomor faktur dari kunci itu yang menjadi penghubung logis dengan tabel faktur
penjualan.
DBMS membuat hubungan fisik diantara record yang terdapat dalam tabel-tabel
berkaitan dengan mencari tabel-tabel yang dispesifikasi untuk record-record yang nilainya
diketahui. Misalnya, jika seorang pengguna menginginkan semua faktur untuk pelanggan
1875, sistem tersebut akan mencari tabel faktur penjualan untuk record dengan nilai kunci luar
1875. Kita lihat dari figur 9-12 bahwa hanya ada satu pemunculan nomor faktur 1921. Untuk
mendapatkan perincian item lini dari faktur ini pencarian dilakukan pada tabel item lini untuk
record yang memiliki nilai kunci luar 1921. Ada dua record yang ditemukan. Sifat asosiasi
antara dua tabel menentukan metode yang digunakan untuk menetapkan kunci-kunci luar.
Metode ini akan dijelaskan nanti dalam bab ini.
Mendesain Basis Data Relasional
Bagian ini membahas langkah-langkah yang terkait dalam pembuatan basis data
relasional. Bagian awal biasanya mencakup banyak pekerjaan yang mengidentifikasi secara
17. terperinci elemen-elemen utama dari sistem yang dikembangkan. Dengan latar belakang ini,
ada 6 tahap utama dalam desain basis data.
1. Mengidentifikasi entitas
Desain basis data dimulai dengan mengidentifikasi entitas organisasi dan membuat model
data yang menunjukkan hubungannya. Hal ini mencakup analisis peraturan bisnis dan
kebutuhan informasi dari semua pengguna. Fitur-fitur kunci yang berisi petunjuk entitas
dalam sistem yang baru diusulkan adalah sebagai berikut:
1. Agen pembelian meninjau kembali laporan status persediaan untuk melihat item-item
yang perlu dipesan kembali.
2. Agen memilih pemasok dan menyiapkan pesanan pembeliia online.
3. Agen mencetak salinan pesanan pembelian dan mengirimnya ke pemasok
4. Pemasok mengirim persediaan keperusahaan. Pada saat persediaan tiba, stap bagiaan
penerimaan memeriksa persediaan dan menyiapkan laporan penerimaan online. Sistem
computer secara otomatis memperbarui record persediaan.
Entitas yang field harus memenuhi 2 kondisi berikut ini:
Kondisi 1: entitas tersebut harus terdiri atas dua atau lebih pemunculan
Kondisi 2: entitas tersebut harus mengkontribusikan menimal 1 atribut yang tidak disediakan
oleh entitas lain.
Setiap kandidat harus diuji dengan masing-masing kondisi tersebut untuk menghilangkan
entitas yang salah.
Agen Pembelian kita perlu menentukan data apa mengenai agen tersebut yang unik
perihal perannya dalam kebutuhan penempatan pesanan. Perhatikan bahwa kita tidak
mengacu pada data mengenai pesanan, namun data mengenai agen. Karena kita tidak
memiliki infirmasi pada deskrpsi singkat sistem ini, kita akan mengasumsikan bahwa tidak
ada data khusus yang dimasukkan. Oleh sebab iti, kandidat agen pembelian bukan
merupakan entitas yang akan dimodel.
Staf Penerimaan. Argumen yang sebelumya dapat diterapakan bagi entitas staf
penerimaan. Dapat diasumsukan bahwa tidak ada data khusus mengenai staf ini yang perlu
ditangkap sehingga memerlukan table khusus.
18. Persediaan. Entitas oersediaan memenuhi kedua kondisi tersebut. Kita bisa secara logis
mengasumsikan bahwa atribut yang mendefinisikan entita persediaan tidak tersedia pada
table-tabel yang lain. Entitas persediaab adalah entitas sejati yang perlu domodel.
Pemasok deskripsinya menyatakan bhawa banyak pemasok memasok persediaan,
sehingga entitas pemasok memenuhi kondisi pertama. Entitas pemasok akan termasuk dalam
model data.
Laporan Status Persediaan. Laporan status persediaan adalah tampilan pengguna yang
diperoleh dari entitas persediaan dan pemasok. Meskipun berisi pemunculan ganda ini
bukanlah entitas karena tidak memenuhi kondidi 2. Akan tetpai, tampilan ini akan dianalisi
dengan hati-hati untuk memastikan bahwa semua atribut yang dibutuhkan untuk hal ini
termasuk dalam entitas yang sudah ada.
Pesanan Pembelian. Pesanan pembeliaan langsung berhubungan dengan transaksi
pembeliian. Semua transaksi adalah peristiwa yang unik yang harus ditangkap dalam basis
data. Meskipun beberapa data pesana pembelian berkaitan dengan entitas yang ada dalam
model ini, atribut-atribut lain yang khusus untuk peristiwa pembelian akan memerlukan satu
atau beberoa entitas. Oleh sebab itu, tampilan ini perlu dimodel.
Laporan Penerimaan. Status laporan penerimaan mirip dengan pesanan pembelian. Ini
dibutuhkan untuk menangkap data transaksi khusu yang memerlukan entitas tambahan dan
harus dimodel.
2. Membuat model data yang menunjukkan asosiasi entitas
Asosiasi menunjukkan peraturan bisnis. Kadang-kadang peraturan tersebut nyata dan
sama untuk semua organisasi. Agar basis data dapat berfunngsi denagn baik, rancang sistem
perlu memahami peraturan bisnis organisasi seta kebutuhan khusus dari pengguna
individual.
3. Menambah kunci primer dan atribut ke model
Menambah Kunci Primer. Analis harus memilih kunci primer yang secara logis
mendefinisikan atribut non kunci dan secara unik mengidentifikasi setiap kemunculan dalam
entitas. Dengan mendesain secara hati-hati kode blok, kode kelompok, kode alfabetis dank
ode memonik, kunci primer juga dapat memberikan informasi yang berguna mengenai sifat
alami dari suatu entitas.
19. Menambahkan Atribut. Atribut entitas diperoleh dan dimodel dari tampilan pengguna.
Atribut yang ditetapkan untuk setiap entitas diperoleh dari tampilan pengguna pada pesanan
pembelian dan laporan penerimaan dan laporan status persediaan yang telah dinormalisasi
sebelumnya
4. Menormalisasi model data dan menambah kunci luar
Masalah normalisasi yang perlu diatasi adalah sebagai berikut:
1. Data kelompok yang berulang-ulang dalam pesanan pembelian. Ini berarti bahwa
ketika pesanan pembelian tertentu berisi lebih dari satu item, maka nilai ganda akan
perlu ditangkap untukl atribut ini. Untuk mengatasi masalah ini data kelompok yang
berulang-ulang dipindahkan ke entitas perincian item pesanan pembelian.
2. Data kelompoj yang berulang-ulang dalam laporamn penerimaan. atribut nomor
suku cadang, jumlah yang diterima, dank ode kondisi adalah kelompok yang berulang-
ulang dalam entitas laporan penerimaan dan dipindahkan ke entitas baru yang disebut
perincian item laporan penerimaan.
3. Ketergantungan transitif. Entitas pesanan pembelian dan laporan penerimaan berisi
atrbut yang redundan dengan data yang ada dalam entitas persediaan dan pemasok.
Redundansi ini terjadi karena ketergantungan transitif dalam entitas pesaanan pembelian
dan laporan penerimaan
5. Membuat basis data fisik
Setiap record dalam tabel perincian item laporan penerimaan menyajikan item
individual dalam laporan penerimaan. tabel perincian item pesanan pembelian
menggunakan kunci primer komposit dari nomor pesana pembelian dan nomor suku
cadang untuk secara unki mengidentifikasi atribut jumlah pesanan.
Langkah selanjutnya adalah membuat tabel-tabel fisik dan mengisinya dengan data. Hal
ini mencakup langkah yang harus direncanakan dan dilaksanakan dengan hati-nati, dan
bisa menghabiskan waktu beberapa bulan dalanm instalasi yang besar. Program-program
yang perlu citulis untuk mentransfer data organisasi yang saat ini disimpan dalam file datar
atau basis data warisan kedalam tabel relasional yang baru. Data yang saat ini disimpan
dalam dokumen kertas akan perlu dimasukkan kedalam tabel basis data secara manual.
Setelah ini dilakukan, tampilan pengguna dapat dibuat.
20. 6. Menyiapkan tampilan pengguna.
Tabel yang dinormalisasi harus cukup lengkap agar dapat mendukung tampilan dari
semua pengguna sistem. Tampilan laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan laporan
status persediaan dibuat dengan cara ini juga. Sebagai ilustrasinya dibawah ini :
• Perintah SELECT mengidentifikasi semua atribut yang terdapat dalam tampilan
tersebut. Ketika atribut yang sama muncul pada lebihdari satu tabel (misalnya, nomor-
suku-cabang), namatabel sumber juga harus disebutkan.
• Perintah FROM mengidentifikasi tabel-tabel yang digunakan untuk membuat tampilan
tersebut.
• Perintah WHERE menunjukkan bagaimana baris-baris dalam tabel persediaan, tabel
suku cabang – pemasok, dan tabel pemasok dicocokkan untuk membuat tampilan
tersebut. Dalam hal ini, tiga tabel digabungkan secara aljabar berdasarkan kunci primer
nomor – suku cadang dan nomor – pemasok.
• Ekspresi ganda dapat dikaitkan dengan operator AND , OR, dan NOT. Dalam contoh
ini, ekspresi terakhir menggunakan AND untuk membatasi record yang akan dipilih
dengan ekspresi logis jumlah – yang – dimiliki ≤ titik pemesanan kembali.
Basis Data dalam Lingkungan Terdistribusi
Kebanyakan organisasi modern menggunakan bentuk pemrosesan distributive dan
jejaring untuk memproses transaksi. Satu hal penting yang harus dipertimbangkan dalam
merencanakan sebuah sistem terdistribusi adalah lokasi basis data organisasi. Basis data
terdistribusi memiliki dua kategori : basis data terpartisi dan tereplikasi.
Basis Data Terpartisi
Pendekatan basis data terpartisi membagi basis data sentral dalam segmen atau partsisi
yang didistribusikan ke para pengguna utama. Keunggulan pendekatan ini adalah :
• Pengendalian penggunaan ditingkatkan karena data disimpan dalam situs-situs lokal.
• Waktu tanggal pemrosesan transaksi diperbaiki dengan memungkinkan akses local ke
data dan mengurami volume data yang harus ditransmisi diantara situs.
21. • Basis data terpartisi dapat mengurangi potensi kehancuran. Dengan menetapkan
dibeberapa situs, hilangnya sebuah situs tidak akan menghapus semua data yang diproses
oleh organisasi.
Pada situasi dimana para pengguna dari situs yang berbeda menggunakan data yang sama,
masalah yang berkaitan dengan pendekatan sentralisasi juga bisa terjadi. Permintaan data dari
situs-situs lainnya sekarang harus dikelola menurut pengguna utamanya.
Fenomena jalan buntu. Dalam sebuah lingkungan terdistribusi, mungkin terjadi banyak situs
akan saling mengunci, sehingga saling mencegah untuk memproses transaksinya. Jalan buntu
(deadlock) terjadi karena ada sifat saling mengecualikan terhadap data, dan transaksi berada
dalam status “menunggu” sampai semua kunci dipindahkan. Hal ini menyebabkan transaksi
tidak diproses secara lengkap dan merusak basis data. Jalan buntu merupakan kondisi permanen
yang harus dipecahkan oleh peranti lunak khusus yang menganalisis setiap kondisi jalan buntu
untuk menentukan solusi terbaik. Karena hal ini dapat memengaruhi pemrosesan transaksi,
akuntan harus mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan resolusi jalan buntu.
Pemecahan masalah jalan buntu biasanya akan mengorbankan satu atau dua transaksi.
Transaksi-transaksi tersebut harus dihentikan untuk menyelesaikan pemrosesa transaksi lainnya
dalam jalan buntu tersebut. Transaksi yang diselamatkan terlebih dahulu harus diulang kembali.
Dalam transaksi yang diselamatkan terlebih dahulu, peranti lunak resolusi jalan buntu berusaha
untuk meminimalkan total biaya untuk memecahkan jalan buntu tersebut.
Basis Data Tereplikasi
Basis data tereplikasi (replicated data base) efektif untuk perusahaan yang tingkat
penggunaan bersama untuk data-datanya tinggi, tetapi tidak ada pengguna utamajastifikasi
utama untuk basis data tereplikasi adalah untuk mendukung permintaan data yang hanya untuk
dibaca (read-only queries). Karena data direplikasi untuk setiap situs, akses data untuk tujuan
permintaan data dapat dilakukan, selain itu penguncian dan penundaan karena lalu lintas
jaringan dapat diminimalkan.
Karena setiap situs hanya memproses transaksi local, atribut data bersama yang ditiru
disetiap situs akan diperbarui oleh transaksi yang berbeda sehingga pada titik waktu tertentu,
akan memiliki nilai berbeda dan unik.
22. Pengendali Bersamaan
Pengendali bersamaan adalah hadirnya data yang lengkap dan akurat di semua situs. Para
perancang sistem harus menggunakan metode-metode untuk memastikan bahwa transaksi yang
diproses disetiap situs secara akurat dicerminkan dalam basis data disitus-situs lainnya. Metode
yang bisa digunakan untuk pengendali bersamaan adalah membuat urutan transaksi dengan
time-stamping (pemberiancap waktu). Bagian kedua dari proses pengendali adalah member
stempel waktu untuk setiap transaksi. Sebuah jam digunaka untuk menjaga semua situs,
sebagian dengan wilayah waktu yang berbeda, dengan waktu logika yang sama.
Basis Data Terdistribusi dan Akuntan
Keputusan untuk mendistribusikan basis data adalah keputusan yang harus dipikirkan
dengan baik. Ada banyak masalah dan pertukaran yang harus dipertimbangkan. Sebagian
pertanyaan paling dasar antara lain :
• Apakah data harus diorganisasikan secara terpusat atau terdistribusi?
• Jika yang diinginkan adalah distribusi data, basis data harus direplikasi atau dipartisi?
• Jika direplikasi, basis data harus direplikasi seluruhnya tau sebagian saja yang
direplikasikan?
• Jika basis data akan dipartisi, bagaimana segmen-segmen data hrus dialokasikan di
antara situs?
DBMS Sebagai Pengganti Sumber Daya Manusia Pada Perusahaan
Salah satu kekhawatiran perusahaan dalam mengaplikasian dan pengembangan sistem
manajemen berbasis data / Database Management System adalah tidak dapatnya pegawai atau
SDM dalam menerima efek dari dilaksanakannya DBMS tersebut. Hal ini karena masih
banyaknya pegawai yang menganggap bahwa DBMS merupakan ancaman bagi pekerjaan
mereka. Padahal kenyataan sesungguhnya adalah DBMS digunakan sebagai alat untuk
membantu pengoptimal pekerjaan SDM, bukan untuk menggantikannya. Hal ini karena pada
dasarkan untuk pengoperasian DBMS sendiri membutuhkan manusia sebagai kuasa utama atas
data yang dimasukan, diolah, dan dihasilkan.
23. Tuntutan persaingan industri membuat kita mau tidak mau juga harus berkembang, salah
satunya dalam hal teknologi. DBMS merupakan salah satu aspek pendukung dalam hal
pengembangan teknologi khususnya dalam hal pengelolaan data. Dengan memanfaatkan segala
keuntungan dan mengantisipasi segala kekurangan DBMS dengan didukung oleh SDM yang
baik pula, maka penggunaan DBMS akan sangat optimal.
24. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sebuah sistem informasi yang efektif dapat menyediakan informasi yang akurat,
tepat waktu dan relevan bagi penggunanya sehingga dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan. Dalam pengambilan keputusan, dalam operasional sehari-hari, maupun dalam
perencanaan strategis ke masa depan.
Penyimpanan Data ialah di dalam lingkungan file datar, hal ini tidak mungkin terjadi.
Untuk memenuhi kebutuhan data khusus dari pengguna, organisasi harus mengeluarkan biaya
untuk prosedur pengumpulan majemuk dan untuk prosedur penyimpanan majemuk, Pembaruan
Data ialah Organisasi memiliki banyak sekali data yg disimpan dalam file induk dan file
referensi yg memerlukan pembauran berkala agar mencerminkan perubahan operasional dan
ekonomi. Kekinian Informasi, kebalikan dari masalah pembauran data majemuk adalah
masalah gagalnya memperbarui semua file penggunaan yg di pengaruhi oleh perubahan data
tertentu, Ketergantungan Tugas Data masalah lainnya dengan pendekatan file datar adalah
ketidakmampuan pengguna untuk mendapatkan informasi tambahan ketika kebutuhannya
berubah masalah ini disebut ketergantungan tugas-data .
Basis data atau yang dalam bahasa Inggris disebut juga sebagai database merupakan
susunan atau kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan yang
diorganisir, dikelola, dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu,
yaitu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan
pengguna.
DBMS menyediakan lingkungan yg terkendali untuk membantu (atau mencegah) pengguna
mengakses basis data dan untuk secara efisien mengelola sumber daya data. Setiap model
DBMS mencapai tujuan ini dengan cara yg berbeda. Di dalam lingkungan database ada empat
elemen utama yang harus dimilik, diantaranya pemakai, DBMS, administrator database, dan
database fisik.
25. Kebanyakan organisasi modern menggunakan bentuk pemrosesan distributive dan
jejaring untuk memproses transaksi. Satu hal penting yang harus dipertimbangkan dalam
merencanakan sebuah sistem terdistribusi adalah lokasi basis data organisasi. Basis data
terdistribusi memiliki dua kategori : basis data terpartisi dan tereplikasi.
26. DAFTAR PUSTAKA :
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Sistem Manajemen Basis Data. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
Putri, Yuniarti Sumarno. 2018. Manajemen Basis Data. http://yunisumarno.blogspot.com
/2018/03/manajemen-basis-data_4.html (diakses 12 Oktober 2019).