Teks tersebut merupakan ringkasan mengenai pengembangan sistem informasi manajemen yang mencakup 6 tahapan yaitu perencanaan, analisis, desain, konstruksi, implementasi dan pasca implementasi. Juga membahas mengenai cara pengembangan sistem seperti insourcing dan outsourcing beserta kelebihan dan kekurangannya.
Sim, santa antonia,43113110408,hapzi ali,information in implementation,univer...SantaAntonia02
Sim, santa antonia,43113110408,hapzi ali,Information in Implementation: Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengidentiflkasikan secara detail mengenai implentasi informasi dalam suatu kegiatan bisnis,universitas mercu buana,jakarta,meruya selatan,2018
Sim, santa antonia,43113110408,hapzi ali,information in implementation,univer...SantaAntonia02
Sim, santa antonia,43113110408,hapzi ali,Information in Implementation: Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengidentiflkasikan secara detail mengenai implentasi informasi dalam suatu kegiatan bisnis,universitas mercu buana,jakarta,meruya selatan,2018
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, ...Mayangsari_22
Berikut membahas tentang metode dan konsep pengembangan sistem informasi yang dapat menjadi pilihan para pengguna sistem informasi berdasarkan tingkat kebutuhannya,
semoga bermanfaat bagi para pembaca.
sekian dari saya.
Thanks,
Mayang Sari.
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, ...Mayangsari_22
Berikut membahas tentang metode dan konsep pengembangan sistem informasi yang dapat menjadi pilihan para pengguna sistem informasi berdasarkan tingkat kebutuhannya,
semoga bermanfaat bagi para pembaca.
sekian dari saya.
Thanks,
Mayang Sari.
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PADA PT GLOBAL PRIMA UTAMAAyuEndahLestari
Proses pengembangan system yaitu seperangkat aktivitas, metode, dan praktik dan alat-alat terotomatisasi yang digunakan untuk meningkatkan dalam pengembangan sistem dan software. Pada awal berkembangnya system informasi, pengembangan system informasi dilakukan oleh programmer. Manajemen perusahaan (user) meminta kepada programmer untuk membuatkan program tertentu yang bisa membantu aktivitasnya. Dengan permintaan tersebut programmer akan meminta data yang harus dimasukkan dan laporan atau informasi yang ingin dikeluarkan, berdasarkan data dan laporan inilah programmer mulai dan bekerja. Hasil akhir dari pekerjaan ini ternyata informasi yang dihasilkan tidak memuaskan dan saat itulah muncul pemikiran perlu adanya analisis sebelum sistem informasi dirancang, dan lahirlah satu metode pengembangan sistem informasi.
Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.SitiAisyahMaudina
Revolusi Industri 4.0 merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat.
Di Indonesia sendiri, perkembangan teknologi dan informasi terjadi begitu cepat.
Dampak era revolusi industri 4.0 ini tentu sengat besar bagi dunia industri juga
perilaku di masyarakat.
Dalam bidang industri, yang sebelumnya masih mengandalkan tenaga manusia dalam
proses produksi barang. Namun saat ini barang dibuat secara masal dengan
menggunakan mesin dan berteknologi canggih. Keadaan seperti ini dikenal sebagai
revolusi industri 4.0.
Tidak dapat dipungkiri, perlahan semua sudah beralih ke arah digital. Sehingga
interaksi antara manusia dan teknologi sudah tidak terelakkan lagi. Semua pemenuhan
kebutuhan kini sudah tersedia secara digital, mulai dari jual-beli, jasa, hingga
transaksi pembayaran.
Kehadiran sebuah sistem informasi dalam suatu perusahaan dan pemerintahan di masa
sekarang sangatlah krusial. Teknologi IT ini memberi keuntungan terutama dalam
peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja, seperti percepatan birokrasi,
pengambilan keputusan yang lebih cepat, optimalisasi sumber daya, penghematan
biaya operasional, dan lain-lain.
Selaras dengan pemenuhan manfaat tersebut, kebutuhan pengembangan sistem
informasi pun turut meningkat. Sebuah sistem informasi akan semakin kompleks guna
semakin menyederhanakan tugas-tugas yang dilakukan oleh tenaga manusia. Dengan
demikian, pada akhirnya nanti tenaga manusia akan lebih banyak digunakan untuk
menyelesaikan urusan yang lebih substansial.
Tugas 7, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, pengembangan sistem informasi, 2019.
1. ARTIKEL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI “
Oleh :
Celine Danaris Gracia
NIM : 43218110076
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Dosen : Yananto Mihadi Putra, SE.,M.Si., CMA.
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA
TAHUN 2018 / 2019
2. ABSTRAK
Pengembangan sistem informasi sangat diperlukan oleh perusahaan, karna pengembangan ini
dapat mengefesiensikan waktu yang ada. Informasi sangat bermanfaat bagi manusia karena
dapat membantu dalam pekerjaan sehari-hari, dan teknologi informasi akan lebih membantu
manusia untuk mendapatkan banyak informasi. Walau begitu seiap pengguna teknologi
informasi harus menggunakannya dengan semestiya dan tidak merugikan siapapun. Sebuah
informasi yang baik dapat dihasilkan oleh sebuah sistem informasi yang baik pula.
3. BAB I
PENDAHULUAN
Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, dimana
masing-masing langkah menghasilkan sesuatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap
awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan
pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan
penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang,
lazimnya untuk periode 3 sampai 5 tahun. Lalu pada akhirnya membuat pengembangan-
pengembangan guna meningkatkan fungsi dari sistem informasi. Tujuan Pengembangan
Sistem Performance (kinerja), dapat diukur dengan 2 parameter yaitu throughput dan respon
time. Throughput adalah banyaknya transaksi yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu.
Respon time adalah waktu yang terbuang pada saat perpindahan proses transaksi. Jadi
peningkatan kenerja bertujuan untuk meningkatkan jumlah transaksi dengan waktu yang
secepat mungkin. Information (Informasi), peningkatan kualitas dari informasi tersebut. Tentu
saja kualitas dari informasi ini akan menentukan kebijakan dari organisasi tersebut.
4. BAB II
PEMBAHASAN
Pencarian asal muasal proses pemecahan masalah secara sistematis mengarah pada John
Dewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia University. Dalam sebuah buku di tahun
1910, Dewey mengidentifikasikan tiga rangkaian pertimbangan yang terlihat dalam pemecahan
sebuah kontroversi scara memadai.
1. Mengenali kontroversi.
2. Mempertimbangkan klaim - klaim alternatif
3. Membentuk suatu pertimbangan.
Dewey tidak mempergunakan istilah pendekatan sistem, namun ia menyadari adanya sifat
berurutan dari pemecahan masalah hingga mengidentifikasi suatu masalah, mempertimbangkan
berbagai cara untuk memecahkannya, dan terakhir memilih solusi yang terlihat paling baik.
Kemudian Dewey juga mengidentifikasi bahwa sifat proses yang berurutan ini dapat
dipergunakan untuk mengidentiikasi permasalahan yang lain hingga membentuk sebuah
metode perulangan tahapan yang serupa yang kemudian dinamakan dengan siklus hidup
pengembangan sistem (SDLC).
SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang
direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar
dalam segala memecahkan jenis masalah. Siklus hidup pengembangan system (Systems
development life cycle - SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan
suatu sistem informasi
5. SDLC TRADISIONAL
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk
mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan
dalam urut - urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang
paling besar.
Tahapan - tahapan tersebut adalah:
• Perencanaan
• Analisis
• Implementasi
• Penggunaan
Proyek direncanakan dari sumber - sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan
kemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis untuk memahami masalah dan
menentukan persyaratan fungsonal dari sistem yang baru. Sistem baru ini kemudian dirancang
dan diimplementasikan. Gambar di bawah ini mengilustrasikan sifat melingkar dari siklus
hidup. ketika sebuah sistem telah melampaui masa manfaatnya dan harus di ganti, satu siklus
hidup baru akan di mulai, dengan diawali oleh tahap perencanaan.
TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Secara garis besar ada enam tahap yang biasa dijadikan sebagai batu pijakan/ model dalam
melaksanakan aktivitas pengembangan tersebut, yaitu: perencanaan, analisis, desain,
konstruksi, implementasi, dan pasca implementasi.
6. A. Tahap Perencanaan/Survei
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan
merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat
jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat dan
sebagainya.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi
direncanakan secara matang, mencakup:
• Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi,
kegiatan ataupun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini?
unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya
sumber daya yang diperlukan.
• Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan
menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal
demikian dapat dicegah sejak awal.
• Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus
berjalan secara bersamaan/ paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem.
Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan
kebutuhan untuk efisiensi.
Kegiatan-kegiatan dalam tahap perencanaan di sini, meliputi antara lain:
a) Perumusan awal terhadap kebutuhan rinci atau target yang harus dicapai dari
proyek pengembangan sistem yang akan dilakukan.
b) Penyusunan proposal.
c) Penentuan metodologi dan sistem informasi yang digunakan.
d) Penunjukan tim untuk proyek yang akan dilaksanakan.
e) Instruksi untuk mengeksekusi (memulai) proyek yang bersangkutan
7. f) IIdentifikasi kendala-kendala sistem.
Ada dua pihak yang terlibat langsung dalam perencanaan ini, yaitu pihak yang
membutuhkan sistem informasi dan pihak yang akan melakukan perancangan atau
penyusunan sistem informasi.
Keluaran (output) yang harus dihasilkan dalam tahap ini adalah jadwal detail dari
kelima tahapan berikutnya (khusunya yang menyangkut masalah waktu untuk
penyelesaian), target yang dapat disampaikan, personil yang bertanggung jawab, aspek-
aspek keuangan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pendayagunaan sumber daya yang
dipergunakan dalam proyek.
B. Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis/ manajemen dan
aspek teknologi. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau
peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari
fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau
memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite
pengarah sistem informasi terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan
sebagai berikut:
• Menetapkan rencana penelitian sistem
• Mengorganisasikan tim proyek
• Mendefinisikan kebutuhan informasi
• Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
• Menyiapkan usulan rancangan sistem
• Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem
8. Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang
harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi,
beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak
risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan
C. Tahap Desain
Tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan
perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti
sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan
sebagainya. Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen,
dan tim teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponenkomponen
organisasi yang terkait, seperti: standard operating procedures (SOP), struktur organisasi,
kebijakan-kebijakan, teknik pelatihan, pendekatan SDM, dan sebagainya. Langkah-
langkah tahap rancangan sistem mencakup:
1) Menyiapkan detail rancangan sistem
2) Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi/rancang bangun sistem
3) Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
4) Memilih konfigurasi terbaik
5) Menyiapkan usulan penerapan/aplikasi
6) Menyetujui atau menolak aplikasi sistem
D. Tahap Konstruksi
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak
melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu.
Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar
penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak
terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir
dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru
dikembangkan.
9. E. Tahap Implementasi
Secara umum tujuan dari tahapan ini adalah untuk melaksanakan uji coba atas konsep
pengembangan sistem yang telah disusun. Dalam tahapan ini kegiatan dititikberatkan pada
penelitian apakah konsep sistem yang telah disusun itu dapat dilaksanakan dengan
benar/tidak. Keluaran yang dihasilkan adalah suatu rekomendasi uji coba atas hasil
penelitian selama pelaksanaan uji coba dalam jangka waktu tertentu. Pekerjaan utama
dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
• Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
• Mengumumkan rencana implementasi
• Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
• Menyiapkan database
• Menyiapkan fasilitas fisik
• Memberikan pelatihan dan workshop
• Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
• Penggunaan sistem baru
Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat
sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan,
pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru
yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah
menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang
F. Pasca Implementasi
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami
perkembangan di kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem
lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak,
merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem.
Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak
penyusun sistem kepengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses
pemeliharaan sistem.
10. Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di
mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi
terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.
CARA PENGEMBANGAN SISTEM
Insourcing
Merupakan pekerjaan yang dilakukan dengan memanfaatkan spesialis yang ada dalam
perusahaan tersebut. Contohnya adalah usaha pengembangan ICT dalam perusahaan, dengan
membentuk divisi khusus yang berkompeten di bidangnya, seperti departemen EDP
(Electronic Data Processing). Pada umumnya, alasan utama dari penerapan in-
sourcing adalah faktor biaya.
Keuntungan pengembangan sistem informasi melalui pendekatan in-sourcing
1) Perusahaan dapat mengontrol sistem informasinya sendiri.
2) Biaya untuk pekerja dalam perusahaan biasanya lebih
3) Mengurangi biaya operasional perusahaan, seperti transport dan lain-lain.
4) Kedekatan departemen IT dan end user akan mempermudah komunikasi dalam
pengembangan sistem.
5) Pengembangan sistem dilakukan oleh orang IT, sehingga
penerapan software/hardware relatif lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
6) Biaya yang lebih murah karena tidak ada kontrak.
7) Respon yang cepat ketika terjadi masalah dalam sistem karena yang menangani masih
dalam perusahaan yang sama .
11. 8) Fleksibel, karena perusahaan dapat meminta perubahan sistem pada karyawannya
sendiri tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
Kelemahan Penggunakan in-sourcing
1) Perusahaan perlu memperhatikan masalah investasi dari pengembangan sistem
informasi, jangan sampai pengembangan memakan waktu terlalu lama yang akan
memangkas biaya lebih lagi.
2) Mengurangi fleksibilitas strategi.
3) Supplier yang berpotensi memberikan produk dan layanan yang mahal.
4) Kinerja karyawan cenderung menurun ketika sudah menjadi pegawai tetap, karena
faktor kenyamanan yang dimiliki pegawai tetap.
5) Tidak ada batasan biaya dan waktu yang jelas, karena tidak ada target.
6) Kebocoran data yang dilakukan oleh karyawan IT, dikarenakan tidak
ada reward dan punishment yang jelas.
7) End user tidak terlibat secara langsung, sehingga terdapat kemungkinan hasil
implementasi sistem tidak sesuai dengan kebutuhan end user.
Prototyping
Merupakan suatu pendekatan yang membuat suatu model yang memperlihatkan fitur-
fitur suatu produk, layanan, atau sistem usulan. Modelnya dikenal dengan sebutan prototipe.
Terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner
(evolutionery prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh
fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian
dilanjutkan produksi. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai
tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu,
suatu prototipe persyaratan tidak selalu menjadi sistem aktual.
Pengembangan Prototipe Evolusioner
1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk
mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
12. 2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih
untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi
terintegrasi dan toolkit protoryping. Generator aplikasi terintregasi (integrated
application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat
seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru - menu, laporan, tampilan, basis data dan
seterusnya.
3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima. Pengembang mendemonstrasikan
prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang
memuaskan.
4. Menggunakan prototipe. Prototipe menjadi sistem produksi
Pengembangan Prototipe Persyaratan
Langkah-Langkah Yang Terlibat Dalam Pembuatan Sebuah Tipe Prototipe Persyaratan
✓ Membuat kode sistem yang baru
Pengembangan menggunakan prototype sebagai dasar untuk pengkodean sistem baru.
✓ Menguji sistem baru
Pengembang menguji system
✓ Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima
Penggunaan memberitahukan kepada pengembang apakah sistem dapat diterima.
✓ Membuat sistem baru menjadi sistem produksi
Daya Tarik Prototyping
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan - alasan di bawah ini:
- Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.
- Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan
pengguna.
- Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
- Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang di
harapkannya.
13. Potensi Kesulitan dari Prototyping
Prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. kesulitam - kesulitan tersebut antara
lain:
- Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan
pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternatif, dan dokumentasi.
- Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberikan, yang mengarah pada
ekspetasi yang tidak realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
- Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.
Keuntungan pengembangan sistem informasi melalui pendekatan Prototyping:
1) End user dapat berpartisipasi aktif
2) Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan
3) Mempersingkat waktu pengembangan SI
4) Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
5) Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
6) Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem
7) Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem
8) Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
Kelemahan penggunaan prototyping:
1) Proses analisis dan perancangan terlalu singkat
2) Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah
3) Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan
4) Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
Rapid Application Development (RAD)
Satu metedologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping, yaitu memberikan
respons yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah
R.A.D. Istilah RAD dari rapid application development atau pengembangan aplikasi cepat
diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis James Martin.
14. RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat di dalam suatu
kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi (information engineering-
IE) adalah nama yang diberikan Martin kepada keseluruhan pendekata pengembangan
sistemnya, yang ia perlakukan sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh.
Unsur-Unsur Penting RAD
1. Mananjemen : Khususnya manajemen puncak. Hendaknya menjadi penguji coba
(experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau
pengadaptasi awal (early adapter).
2. Orang : Dari pada hanya memanfaatkan satu tim untuk malakukan seluruh
aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai
melalui penggunaan tim-tim khusus.
3. Metodologi : Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.
4. Alat-alat : Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi
keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided
software engineering-CASE) yang memfasilitas prototyping dan penciptaan kode.
Kelebihan metodologi RAD menurut Marakas (2006):
1. Penghematan waktu dalam keseluruhan fase projek dapat dicapai.
2. RAD mengurangi seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan biaya projek dan sumberdaya
manusia.
3. RAD sangat membantu pengembangan aplikasi yang berfokus pada waktu penyelesaian
projek.
4. Perubahan desain sistem dapat lebih berpengaruh dengan cepat dibandingkan dengan
pendekatan SDLC tradisional.
5. Sudut pandang user disajikan dalam sistem akhir baik melalui fungsi-fungsi sistem atau
antarmuka pengguna.
6. RAD menciptakan rasa kepemilikan yang kuat di antara seluruh pemangku kebijakan
projek.
15. Sedangkan, mengacu pada pendapat Kendall (2010), maka dapat diketahui bahwa
kekurangan penerapan metode RAD adalah sebagai berikut:
1. Dengan metode RAD, penganalisis berusaha mepercepat projek dengan terburu-buru.
2. Kelemahan yang berkaitan dengan waktu dan perhatian terhadap detail. Aplikasi dapat
diselesaikan secara lebih cepat, tetapi tidak mampu mengarahkan penekanan terhadap
permasalahan-permasalahan perusahaan yang seharusnya diarahkan.
3. RAD menyulitkan programmer yang tidak berpengalaman menggunakan prangkat ini di
mana programmer dan analyst dituntut untuk menguasai kemampuan-kemampuan baru
sementara pada saat yang sama mereka harus bekerja mengembangkan sistem.
Pemakai paket perangkat lunak
Pada prakteknya, sebuah paket perangkat lunak seringkali belum sesuai dengan semua
kebutuhan perusahaan. Namun, adakalanya kemampuan yang ditawarkan sebuah paket
perangkat lunak jauh melebihi dari kebutuhan. Oleh karena itu, diperlukan pula tindakan
untuk mengidentifikasi perbedaan antara kemampuan yang ditawarkan paket perangkat lunak
dengan kebutuhan perusahaan. Pada keadaan seperti ini, tentu saja modul-modul yang
sekiranya belum diperlukan dapat tidak dibeli.
Keuntungan pengembangan sistem informasi melalui pemakaian perangkat lunak
1) Menurangi kerja untuk perancangan, pemprograman, installasi dan pemeliharaan
2) Dapat menghemat waktu dan biaya jika yang dikembangkan adalah aplikasi bisnis yang
umum
3) Mengurangi kebutuhan sumber daya internal bidang sistem informasi
Kelemahan
1) Kemungkinan tidak cocok dengan kebutuhan organisasi yang bersifat unik
2) Kemungkinan tidak dapat melakukan beberapa fungsi bisnis dengan baik
3) Pencocokan dengan kebutuhan menaikan biaya pengembangan.
16. Selfsourcing
Merupakan suatu model pengembangan dan dukungan sistem teknologi informasi yang
dilakukan oleh para pekerja pada suatu area fungsional dalam organisasi dengan sedikit
bantuan dari pihak spesialis sistem informasi atau tanpa sama sekali. Model ini juga dikenal
dengan end-user computing atau end-user development.
Keuntungan
1) Pemakai mengendalikan pembuatan sistem
2) Menghemat waktu dan biaya pengembangan
3) Mengurangi ketertinggalan aplikasi yang dikehendaki
Kelemahan
1) Dapat membuat sistem informasi berkembang biak tanpa dapat dikendalikan
2) Sistem tidak selalu memenuhi dengan standar jaminan mutu
Outsourcing
Pelimpahan suatu proses bisnis kepada pihak di luar organisasi yang dianggap mahir
dibidang tersebut. Perusahaan mengambil pendekatan ini untuk lebih fokus
meningkatkan performa “core competency” perusahaan. Misalnya perusahaan konsultan
keuangan dengan 100 karyawan, yang menyerahkan urusan terkait IT, termasuk penyewaan,
pemeliharaan komputer, pembuatan program dan sebagai, kepada suatu
perusahaan outsource IT, sedangkan pekerjaan penunjang diserahkan kepada pihak lain.
17. Keuntungan perusahaan yang menggunakan pendekatan outsource dalam
mengembangkan sistem informasinya adalah :
1) Perusahaan dapat lebih fokus pada bisnis intinya.
2) Dapat melakukan alih skill dan kepandaian yang berasal dari perusahaan atau
organisasi lain dalam mengembangkan produk yang diinginkan.
3) Dapat memprediksi biaya yang dikeluarkan di masa datang
4) Sistem yang dibangun perusahaan outsource biasanya merupakan teknologi yang
terbaru,sehingga dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan pengguna.
5) Dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan
6) Bahasa pemrograman dan database disesuaikan dengan software yang sudah ada,
sehingga menjadi seragam
7) Dapat diintegrasikan dengan software yang telah ada, karena staff IT
mengetahui source codenya. Dengan tambahan keuntungan yaitu ditangani oleh tim
yang lebih profesional di bidangnya, sehingga software yang dikembangkan lebih
bagus kualitasnya.
8) Secara keseluruhan pendekatan outsourcing termasuk pendekatan dengan biaya yang
rendah dibandingkan dengan insourcing, karena risiko kegagalan dapat diminimalisir
Kelemahan perusahaan yang menggunakan pendekatan outsource antara lain :
1) Biayanya lebih mahal dibandingkan mengembangkan sendiri
2) Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa
dikembangkan di masa yang akn datang
3) Menurunkan kontrol perusahaan terhadap SI yang dikembangkan.
4) Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang diperlukan oleh
pihak pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting juga perlu diberikan, hal ini
akan menjadi ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang yang
nakal.
5) Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang sistem
informasi akan terbentu
18. IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI
Menurut “Whitten, Bentley & Barlow, 1993″, Implementasi Sistem mempunyai 4 tahap
yaitu:
1. Membuat dan menguji basis data & jaringan.
Penerapan sistem yang baru atau perbaikan sistem dibuat pada basis data dan jaringan yang
telah ada. Jika penerapan sistem yang baru memerlukan basis data dan jaringan yang baru
atau dimodifikasi, maka sistem yang baru ini biasanya harus diimplementasikan sebelum
pemasangan program komputer.
2. Membuat dan menguji program.
Merupakan tahap pertama untuk siklus pengembangan sistem yang spesifik bagi programer.
Bertujuan untuk mengembangkan rencana yang lebih rinci dalam pengembangan dan
pengujian program komputer yang baru.
3. Memasang dan menguji sistem baru.
Tahap ini dilakukan untuk menyakinkan bahwa kebutuhan integrasi sistem baru terpenuhi.
4. Mengirim sistem baru kedalam sistem operasi.
Tujuan tahap ini adalah untuk mengubah secara perlahan – lahan sistem lama menjadi
sistem baru sehingga perlu dilakukan pemasangan basis data yang akan digunakan pada
sistem baru.
SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan
programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :
1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi.
2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi.
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6. Merancang sistem informasi baru
7. Membangun sistem informasi baru
8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila
diperlukan
Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan
pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda. Dalam
sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain
mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut, yaitu :
19. 1. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan
2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan
dengan proyek sistem.
3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain
pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi
4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis
program yang diperlukan.
5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat.
6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang
telah dibuat
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem Informasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi, yaitu :
Bisnis Internal
Aspek-aspek internal yang terkait dengan kondisi terkini pada suatu organisasi serta strategis,
meliputi :
• Visi, misi dan strategis suatu organisasi, yang menjadi suatu pedoman arah akan seperti
apa suatu organisasi tersebut di masa yang akan datang.
• Posisi organisasi dalam industry sekarang dan kekuatan apa saja yang mempengaruhinya.
• Kekuatan, kelemahan dan peluang organisasi serta tantangan di masa mendatang.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan strategi organisasi.
• Dokumen organisasi yang berhubungan dengan kegiatan utama dan kegiatan pendukung
dalam suatu organisasi.
Bisnis Eksternal
Merupakan aspek-aspek di luar organisasi yang dapat mempengaruhi strategi organisasi
misalnya:
• Aspek politik, diantaranya kebijakan pemerintah dan peraturan Perundang- undangan.
• Aspek ekonomi, yaitu persaingan dalam industri, tingkat permintaan dan penawaran,
tingkat inflasi
• Aspek sosial, yaitu hubungan dan kepercayaan mitra kerja
• Aspek teknologi, yaitu perkembangan teknologi
20. Internal Teknologi
Yaitu kondisi SI/TI saat ini yang digunakan dalam mendukung kegiatan operasional
organisasi yang meliputi :
• Struktur organisasi SI/TI dan sumber daya, dalam hal ini SDM
• Portofolio aplikasi sekarang. Maksudnya adalah aplikasi yang telah dimiliki organisasi
dimasukkan ke dalam portofolio yang berguna untuk mengetahui kondisi TI pada
organisasi sekarang ini.
• Pemetaan proses bisnis kedalam suatu model yang menggambarkan arus informasi yang
terjadi dalam kegiatan bisnis organisasi
• Infrastruktur TI (Hardware, Software dan Network)
• Manajemen informasi (pengelolaan SI dan TI) yang telah dan akan dimanfaatkan oleh
organisasi untuk mendukung tercapainya sasaran bisnis
Eksternal Teknologi
Yaitu perkembangan teknologi TI terkini dan tren ke depan, misalnya:
• Tren teknologi TI, bisa dengan mempelajari tren teknologi yang tengah berkembang,
yang khususnya bisa diterapkan pada kegiatan/bisnis organisasi. Tujuan mempelajari hal
ini adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan teknologi yang diterapkan dan
dikembangakan dalam perusahaan. Tidak semua produk-produk TI tergolong baik.
Dengan melihat tren dalam perkembangan TI sama artinya dengan mempelajari peluang
baru yang dapat meningkatkan kinerja organisasi di masa akan datang, baik dalam
peningkatan pendapatan, penurunan biaya atau pengembangan kegiatan/usaha bisnis.
• Teknologi yang sedang dipakai oleh pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan/bisnis
organisasi.
• Peluang dan kemungkinan penggunaan teknologi untuk keunggulan di masa mendatang.
HAMBATAN PENGEMBANGAN SISTEM
Seperti yang diketahui bahwa penggunaan sistem sangat dibutuhkan dalam hal mendukung
jalannya suatu perusahaan. Oleh karena itu pengembangan sistem harus dilakukan agar
sistem dapat berkembang menjadi lebih baik dan mengikuti perkembangan zaman. Akan
tetapi dalam proses pengembangan sistem, tidak dapat dipungkiri terdapat beberapa faktor
yang menjadi hambatan. Hal-hal tersebut diantaranya :
1. Faktor SDM (Sumber Daya Manusia)
Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik merupakan salah satu komponen yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem agar dapat berjalan dengan baik. Akan tetapi
pada kenyataannya, tidak semua SDM pada perusahaan merupakan SDM yang mampu
untuk membantu proses pengembangan sistem, salah satunya dikarenakan riwayat
21. pendidikan yang kurang mumpuni. Hal tesebut tentunya akan menghambat proses
pengembangan sistem dan dibutuhkan tenaga ahli yang mengerti tentang sistem yang akan
dikembangkan untuk mengajarkan pada SDM lainnya yang kurang mengerti walaupun hal
tersebut akan membutuhkan waktu.
2. Faktor Teknologi
Proses pengembangan sistem harus didukung oleh teknologi yang baik. Jika teknologi
yang ada kurang baik, maka hal tersebut akan dapat menghambat proses pengembangan
sistem. Seperti yang diketahui perkembangan teknologi sangat pesat, maka dari itu suatu
perusahaan yang ingin pengembangan sistemnya berjalan dengan baik seharusnya
melakukan upgrade (pembaruan) terhadap teknologi – teknologi yang ada.
3. Faktor Infrastruktur
Infrastruktur yang memadai tentunya akan membantu proses pengembangan sistem namun
sebaliknya jika infrastruktur yang ada kurang memadai pun akan menghambat
pengembangan sistem itu sendiri. Karena tentunya infrastruktur yang kurang memadai
tidak dapat digunakan secara optimal yang menyebabkan proses pengembangan sistem
menjadi terhambat.
4. Faktor Cost (Biaya)
Faktor Cost (Biaya) merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses
pengembangan sistem. Ketiga Faktor diatas (SDM, Teknologi, dan Infrastruktur) sangat
bergantung pada ada atau tidaknya biaya untuk menunjang faktor – faktor tersebut. Jika
biaya yang dimiliki suatu perusahaan cukup untuk menunjang faktor-faktor yang
mendukung proses pengembangan sistem maka pengembangan sistem pun akan berjalan
dengan baik namun sebaliknya jika biaya yang dimiliki suatu perusahaan tidak cukup,
tentunya hal tersebut akan menghambat proses pengembangan sistem itu sendiri.
22. Input Pengestimasian Biaya
Sebuah work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas-aktifitas proyek
yang akan membutuhkan sumber daya. Kebutuhan sumber daya (resource requirement)
mencatumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
• Tarif sumber daya (resource rates) adalah biaya per-unit untuk setiap jenis sumber daya.
• Estimasi durasi aktivitas (activity duration estimates) menyebutkan periode pekerjaan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas.
Informasi historis (historical information) terdiri atas file-file dari data proyek masa lalu,
basis data pengestimasian biaya komersial, dan pengetahuan tim proyek.
23. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang
direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar
dalam segala memecahkan jenis masalah. Siklus hidup pengembangan system (Systems
development life cycle - SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan
suatu sistem informasi.
Secara garis besar ada enam tahap yang biasa dijadikan sebagai batu pijakan/ model
dalam melaksanakan aktivitas pengembangan tersebut, yaitu: perencanaan, analisis, desain,
konstruksi, implementasi, dan pasca implementasi.
Insourcing merupakan pekerjaan yang dilakukan dengan memanfaatkan spesialis yang
ada dalam perusahaan tersebut. Contohnya adalah usaha pengembangan ICT dalam
perusahaan, dengan membentuk divisi khusus yang berkompeten di bidangnya, seperti
departemen EDP (Electronic Data Processing).
Prototyping merupakan suatu pendekatan yang membuat suatu model yang
memperlihatkan fitur-fitur suatu produk, layanan, atau sistem usulan. Modelnya dikenal
dengan sebutan prototipe. Terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe
evolusioner (evolutionery prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh
fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru.
Selfsourcing Merupakan suatu model pengembangan dan dukungan sistem teknologi
informasi yang dilakukan oleh para pekerja pada suatu area fungsional dalam organisasi
dengan sedikit bantuan dari pihak spesialis sistem informasi atau tanpa sama sekali.
Outsourcing pelimpahan suatu proses bisnis kepada pihak di luar organisasi yang
dianggap mahir dibidang tersebut. Perusahaan mengambil pendekatan ini untuk lebih fokus
meningkatkan performa “core competency” perusahaan. Misalnya perusahaan konsultan
keuangan dengan 100 karyawan, yang menyerahkan urusan terkait IT, termasuk penyewaan,
pemeliharaan komputer, pembuatan program dan sebagai
24. DAFTAR PUSTAKA :
Putra, Yananto Mihadi. (2019). Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem
Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
Rachman. 2016. Pengembangan Sistem Informasi. https://goindoti.blogspot
.com/2016/08/pengembangan-sistem-informasi.html (diakses 19 Oktober 2019).
Rahman, Mohamad Arif. 2017. Implementasi Sistem. http://tugasmoharif.
blogspot.com/2017/06/bab-vi-implementasi-sistem.html (diakses 19 Oktober 2019).
Saputra, Adde. 2012. Hambatan Pengembangan Sistem. http://addesaputra.blogspot
.com/2012/11/hambatan-pengembangan-sistem.html (diakses 20 Oktober 2019).
Satriawan, I Gusti Made Bagas. 2017. Langkah-Langkah Dan Metode Pengembangan Sistem
Informasi. http://nawairtasssi.blogspot.com/2017/05/langkah-langkah-dan-metode-
pengembangan.html (diakses 18 Oktober 2019).