Dokumen tersebut membahas mengenai pengukuran kualitas perangkat lunak. Terdapat beberapa model pengukuran seperti McCall Model yang menggunakan 11 faktor kualitas dan Garvin Model yang menggunakan 8 dimensi untuk mengukur kualitas. Dokumen ini juga menjelaskan aktivitas-aktivitas Software Quality Assurance (SQA) serta konsep dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak.
3. Software Quality Assurance
Software Quality Assurance (SQA) adalah Orang yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan jaminan kualitas, kesalahan, penyimpanan rekaman, analisis, dan
pelaporan. Jaminan kualitas perangkat lunak adalah aktivitas pelindung yang
diaplikasikan pada seluruh proses perangkat lunak.
Produk dikatakan berkualitas Apabila / Kriteria Software Quality Assurance (SQA) :
• Kebutuhan perangkat lunak merupakan fondasi yang melaluinya kualitas diukur.
• Standar yang telah ditentukan menetapkan serangkaian kriteria pengembangan
yang menuntun cara perangkat lunak direkayasa.
• Ada serangkaian kebutuhan implisit yang sering dicantumkan (misalnya kebutuhan
akan kemampuan pemeliharaan yang baik).
4. Konsep SQA
• Pendekatan kualitas manajemen,
• Teknologi rekayasa perangkat lunak yang efektif (metode dan tools yang digunakan),
• Tinjauan teknis secara formal yang diaplikasikan melalui proses pengembangan
software,
• Strategi uji coba software yang multitier,
• Kontrol terhadap dokumentasi software dan perubahannya,
• Prosedur untuk memastikan pemenuhan standar pengembangan software, jika
software tersebut diaplikasikan, dan
• Mekanisme pengukuran dan laporan.
5. Aktivitas-Aktivitas SQA:
• Mempersiapkan perencanaan SQA untuk sebuah proyek.
• Berpartisipasi dalam pengembangan sebuah deskripsi proyek software.
• Meninjau aktivitas pembuatan software untuk memverifikasi pemenuhan
• kebutuhan software yang telah didefinisikan sebelumnya.
• Melakukan audit terhadap produk software untuk memverifikasi pemenuhan
kebutuhan software yang telah didefinisikan sebelumnya.
• Memastikan deviasi dari pengerjaan software dan produknya didokumentasikan
sesuai format yang ditentukan.
• Mencatat adanya ketidaksesuaian dan masalah yang terjadi untuk dilaporkan ke
manajemen senior.
6. Faktor Kualitas
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kualitas software dibagi menjadi 2 kategori :
• Faktor-faktor yang dapat diukur secara langsung (misalkan : error )
• Faktor-faktor yang dapat diukur secara tidak langsung (misalkan : usability dan
maintainability).
7. Pengukuran Kualitas Perangkat Lunak
• Auditability : mudah utk dicek mengenai konfirmansi standar
• Accuracy : presisi komputasi & pengontrolan
• Communication commonality : derajat pengunaan interface, protokol & bandwidth yg standar
• Completeness : derajat pencapaian implementasi full dari fungsi2 yg dibutuhkan
• Conciseness : kepadatan program dalam lines of code
• Consistency : penggunaan teknik dokumentasi & perancangan yg seragam
• Data commonality : penggunaan struktur & tipe data standar
• Error tolerance : akibat yg timbul pada saat program menemui kesalahan
• Execution efficiency : kinerja waktu eksekusi pada program
• Expandability : derajat dimana perancangan terprosedur, data & arsitektur dapat diperluas
8. • Generality : kelonggaran aplikasi dari komponen program
• Hardware independence : derajat dimana per. Lunak dipisahkan dari per. keras atau yg
mengoperasikannya
• Instrumentation : derajat dimana program memonitor operasinya sendiri & mengindentifikasikan
kesalahan2 yg timbul
• Modularity : kemandirian fungsional dari komponen program
• Operability : kemudahan pengoperasian program
• Security : ketersediaan mekanisme yg mengontrol atau memproteksi program & data
• Self-documentation : derajat dimana source code menyediakan dokumentasi yg berarti
• Simplicity : derajat dimana program dapat dimengerti dengan mudah
• Software system independence : derajat dimana program berdiri sendiri dari fitur bhs pemrograman,
karakteristik sistem pengoperasian & batasan lainnya yg tdk standar
• Traceability : kemampuan utk menelusuri representasi perancangan atau komponen program aktual,
kembali ke kebutuhan
• Training : derajat dimana per. lunak dapat membantu pengguna yg baru dalam mengaplikasikan sistem
10. McCall’s Model
merupakan model yang tertua, dikembangkan pada tahun 1976. Model ini pertama
kali digunakan untuk sebuah implementasi proyek besar dalam US Air Force. Model
ini bertujuan untuk menjembatani gap antara user dan developer.
→ Model ini dilatarbelakangi karena kurang jelasya kebutuhan yang ditetapkan
untuk mencakup aspek penting dari fungsional sebuah software adalah penyebab dari
buruknya performa suatu software.
11. Apa Solusinya ?
• Dalam membuat software yang memiliki performa baik, maka pada saat inisiasi harus
menggali kebutuhan dari pengguna secara tepat. Kebutuhan harus didefinisikan
secara komprehensif agar menghasilkan software yang benar-benar berkualitas. Kita
akan menghasilkan software yang berkualitas apabila memperhatikan faktor-faktor
kualitas software yang akan dibahas dalam McCall’s Model ini.
12. Faktor Kualitas Software
•Model ini digunakan dengan
tujuan agar sebuah kualitas
dapat diukur secara eksplisit
dengan menjelaskan 11 faktor
kualitas atau karakteristik
yang memiliki pengaruh
penting terhadap kualitas.
Faktor-faktor tersebut antara
lain :
13. FAKTOR PENJELASAN
Maintability
Usaha yang dibutuhkan oleh user serta personil pemeliharaan untuk
mengidentifikasi kegagalan software, untuk memperbaiki kegagalan, dan untuk
memverifikasi keberhasilan dari perbaikan yang telah dilakukan.
Flexibility
Kemampuan dan usaha yang diperlukan untuk mendukung modifikasi, konfigurasi
ulang, dan pemeliharaan sesuai dengan keinginan pengguna.
Testability
Berkenaan dengan pengujian IS dengan operasionalnya untuk memastikan
kebutuhan secara spesifik terpenuhi.
Portability
Kecenderungan adaptasi sistem software ke lingkungan lain seperti hardware yang
berbeda ataupun OS yang berbeda.
Reusability Berkenaan dengan transfer modul atau program untuk aplikasi lain.
Interoperability
Kemampuan suatu perangkat lunak untuk bekerja dengan perangkat lunak
lainnya tanpa mengalami kesulitan.
14. FAKTOR PENJELASAN
Correctness Sejauh mana program sesuai dengan spesifikasinya.
Reliability Berkenaan dengan kegagalan untuk menyediakan layanan.
Efficiency
Penggunaan code komputer secara efisien untuk melakukan operasi dan efisiensi
penggunaan sumber daya komputer, misal : bahasa pemrogramman, OS, desain,
strategi akses, teknik pemrogramman.
Integrity
Berkenaan dengan keamanan sistem dari software, mencegah akses dari orang
yang tidak berkepentingan.
Usability
Dapat digunakan dengan mudah oleh manusia, usaha untuk memahami software.
Berfokus pada sisi ergonomis.
15. Metode Pengukuran
Kualitas software diukur dengan metode penjumlahan dari keseluruhan kriteria dalam
suatu faktor sesuai dengan bobot (weight) yang telah ditetapkan . Rumus pengukuran
yang digunakan adalah:
Fa = w1c1 + w2c2 + … + wncn
• Dimana:Fa adalah nilai total dari faktor
wi adalah bobot untuk kriteria
ci adalah nilai untuk kriteria
• Kemudian tahapan yang harus kita tempuh dalam pengukuran adalah sebagai berikut:
• Tahap 1: Tentukan kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu faktor
• Tahap 2: Tentukan bobot (w) dari setiap kriteria (biasanya 0 <= w <= 1)
• Tahap 3: Tentukan skala dari nilai kriteria (misalnya, 0 <= nilai kriteria <= 10)
• Tahap 4: Berikan nilai pada tiap kriteria
• Tahap 5: Hitung nilai total dengan rumus Fa = w1c1 + w2c2 + … + wncn
16. CONTOH STUDI KASUS
Diberikan sebuah contoh pengukuran kualitas perangkat lunak dari faktor usabilitas.
Perangkat lunak yang pertama bernama TukangKontrol, sedangkan kedua bernama
Caktrol. Contoh dan hasil pengukuran dapat dilihat pada Table 2 dan 3.
Dari penghitungan yang ada di Tabel 3, dapat kita simpulkan bahwa dari faktor
usabilitas, kualitas dari perangkat lunak bernama TukangKontrol lebih baik daripada
Caktrol. Nilai total TukangKontrol untuk faktor usabilitas adalah 16.8, sedangkan
Caktrol adalah 10.2 (dari maksimum total nilai 20).
18. Menurut Garvin Garvin (dalam Lovelock, 1994 ) dapat memahami perbedaan pengertian
kualitas dari berbagai ahli, karena itu Garvin mengelompokkan pengertian kualitas tersebut
dalam lima perspektif ini bisa menjelaskan mengapa kualitas bisa diartikan secara beraneka
ragam oleh orang yang berada dalam situasi yang berbeda pula.
1. Transendental approach
2. Product based approach
3. User based approach
4. Manufacturing based approach
5. Value based approach
GARVIN
19. PERSPEKTIF PENJELASAN
Transendental approach
Memandang kualitas sebagai innate excellence, dimana kualitas dapat
dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefenisikan dan dioprasionalkan
Product based approach Menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang
dapat dikuantfikasikan dan dapat di ukur
User based approach
Memandang bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya,
sehingga produk yang paling memuaskan menurut preferensi seseorang
merupakan produk yang paling berkualitas paling tinggi.
Manufacturing based
approach
Memandang bahwa kualitas sebagai kesesuaian/sama dengan persyaratan
(conformance to requirements). Dalam sektor jasa, dapat dikatakan bahwa
kualitas bersifat operations driven.
Value based approach
Memandang kualitas dari segi nilai dan harga dengan mempertimbangkan
trade off antara kinerja dan harga, kualitas didefenisikan sebgai
”affordable excellence”.
20. PENGUKURAN KUALITAS
Metode Garvin Garvin (dalam Tjiptono, 2005 : 130 - 131), indikator yang digunakan
untuk mengukur kualitas produk, yaitu :
1. Performance
2. Features
3. Reliability
4. Conformance
5. Durability
6. Serviceability
7. Aesthetics
8. Perceived quality
21. DIMENSI PENJELASAN CONTOH
Performance
Berkaitan dengan karakteristik dan fungsi utama
suatu produk
LINE, kinerja utama yang
diinginkan adalah chatting.
Features
Karakteristik pelengkap atau pendukung suatu
produk
LINE, fitur pendukung yang
diharapkan konsumen adalah
timeline untuk berbagi status
dan sharing.
Reliability
(kehandalan)
Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk
dapat bekerja secara memuaskan pada suatu
waktu tertentu.
LINE WEBTOON, kalau tdk
terkoneksi internet masih dapat
membaca webtoon yang sudah
didownload sebelumnya.
Conformance
(kesesuaian)
Kesesuaian produk dan kinerja standar yang
diinginkan. Tiap" produk pada dasarnya punya
standar masing-masing.
USB, port sesuai standar serta
semua USB harus mampu
menyimpan data.
Durability
(ketahanan)
Ketahanan suatu produk sampai harus diganti.
Durability biasa diukur dengan umur / waktu daya
tahan suatu produk.
USB, tahan dipakai sampai
berapa lama?
22. DIMENSI PENJELASAN CONTOH
Servicability
Ketersediaan layanan perbaikan jika dibutuhkan.
Contoh beberapa produk menyediakan service
center masing-masing. (mis. Samsung, Apple)
service hp lebih mudah
dijumpai daripada service
TV
Aesthetic
(keindahan)
Berkaitan dengan tampilan, rasa, bau, bunyi suatu
produk. Contohnya beli headset memperhatikan
penampilan dan bunyi yang dihasilkan.
Perceived Quality
(Kesan Kualitas)
Kesan kualitas produk yang dirasakan oleh
konsumen. Contohnya jam tangan Rolex yang
memiliki kesan berkualitas.