Dokumen tersebut membahas tentang penulisan karya tulis ilmiah dan syarat-syarat kebahasaannya seperti penggunaan bahasa yang baku, logis, kuantitatif, tepat, dan ringkas. Juga membahas tentang ejaan, penulisan kata, unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
2. BAHASA KARYA TULIS ILMIAHBAHASA KARYA TULIS ILMIAH
Syarat KebahasaanSyarat Kebahasaan
a. Bakua. Baku
Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidahStruktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimatbahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat
maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, danmaupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan
penulisan sesuai dengan kaidah ejaan.penulisan sesuai dengan kaidah ejaan.
b. Logisb. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasaIde atau pesan yang disampaikan melalui bahasa
Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
3. c. Kuantitatifc. Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secaraKeterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara
pasti.pasti.
d. Tepatd. Tepat
Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkanIde yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan
oleh penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.oleh penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.
e. Denotatife. Denotatif
Kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya danKata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan
tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektiftidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif
f. Ringkasf. Ringkas
Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuaiIde dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai
dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan.dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan.
tetapi isinya bernas.tetapi isinya bernas.
4. g. Runtung. Runtun
Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan danIde diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan
tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.
Bahasa Indonesia Benar dengan BaikBahasa Indonesia Benar dengan Baik
Bahasa vang digunakan akan dikatakanBahasa vang digunakan akan dikatakan baikbaik jika maksud yangjika maksud yang
diungkapkan dapat dipahami dengan tepat oleh orang yangdiungkapkan dapat dipahami dengan tepat oleh orang yang
menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain, bahasa yangmenerima bahasa tersebut. Dengan kata lain, bahasa yang baikbaik
adalah bahasa vang efektif dalarn menvampaikan suatu maksud.adalah bahasa vang efektif dalarn menvampaikan suatu maksud.
Bahasa vang baik tidak selalu harus ragam baku. KeefektifanBahasa vang baik tidak selalu harus ragam baku. Keefektifan
komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itukomunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu
dengan situasinva (waktu. tempat. dan orang yang diajak bicara).dengan situasinva (waktu. tempat. dan orang yang diajak bicara).
Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar kaidah‑kaidahnya.Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar kaidah‑kaidahnya.
Sebaliknya, bahasa vang benar kaidah‑kaidahnya belum tentuSebaliknya, bahasa vang benar kaidah‑kaidahnya belum tentu
bahasa. vang baik Sebab. misalnva akan janggal kedengarannyabahasa. vang baik Sebab. misalnva akan janggal kedengarannya
bila di kantin kita menggunakan ragam bahasa baku seperti bahasabila di kantin kita menggunakan ragam bahasa baku seperti bahasa
seorang i1muwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar.seorang i1muwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar.
Sebaliknva, akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang sedangSebaliknva, akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang sedang
ceramah di dalam suatu seminar menggunakan bahasa seperticeramah di dalam suatu seminar menggunakan bahasa seperti
seorang awam yang sedang ngobrol di kantin. Dengan demikian,seorang awam yang sedang ngobrol di kantin. Dengan demikian,
bahasa yang benar dengan baik itu adalah bahasa yang sesuaibahasa yang benar dengan baik itu adalah bahasa yang sesuai
dengan kaidah dan sesuai dengan situasi.dengan kaidah dan sesuai dengan situasi.
5. EJAANEJAAN
PengertianPengertian
Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkanEjaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan
bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda baca,bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda baca,
memenggal kata, dan bagaimana menggabungkan kata. Jadi,memenggal kata, dan bagaimana menggabungkan kata. Jadi,
bagaimana menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebutbagaimana menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut
itulah yang berhubungan dengan ejaan. Dari segi bahasa, ejaanitulah yang berhubungan dengan ejaan. Dari segi bahasa, ejaan
adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi bahasaadalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi bahasa
(kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf dan tanda baca).(kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf dan tanda baca).
Lingkup Pembahasan EjaanLingkup Pembahasan Ejaan
Lingkup pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai berikut:Lingkup pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. pemakaian huruf1. pemakaian huruf
2. pemakaian huruf kapital dan huruf miring2. pemakaian huruf kapital dan huruf miring
3. penulisan kata3. penulisan kata
4. penulisan unsur serapan4. penulisan unsur serapan
5. pemakaian tanda baca5. pemakaian tanda baca
6. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf MiringPemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
1. Huruf Kapital1. Huruf Kapital
Huruf kapital tidak identik dengan huruf besarHuruf kapital tidak identik dengan huruf besar
meskipun istilah ini biasa diperlawankan dengan hurufmeskipun istilah ini biasa diperlawankan dengan huruf
kecil. Istilah huruf kapital digunakan untuk menandaikecil. Istilah huruf kapital digunakan untuk menandai
satu bentuk huruf yang karena memiliki fungsi berbedasatu bentuk huruf yang karena memiliki fungsi berbeda
dalam kata atau kalimat menjadi berbeda dari bentukdalam kata atau kalimat menjadi berbeda dari bentuk
huruf lain meskipun secara fonemis sebunyi. Huruf Ahuruf lain meskipun secara fonemis sebunyi. Huruf A
(kapital) secara fonemis sebunyi dengan a (kecil), tetapi(kapital) secara fonemis sebunyi dengan a (kecil), tetapi
karena fungsinya berlainan, penampilan grafisnyakarena fungsinya berlainan, penampilan grafisnya
berbeda. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat,berbeda. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat,
nama tempat, nama orang, dan lain-lain. Secara umum,nama tempat, nama orang, dan lain-lain. Secara umum,
penggunaan huruf kapital tidak menimbulkanpenggunaan huruf kapital tidak menimbulkan
permasalahan. Kesalahan penulisan sering terjadi padapermasalahan. Kesalahan penulisan sering terjadi pada
penulisan kata Anda. Kata Anda harus selalu ditulispenulisan kata Anda. Kata Anda harus selalu ditulis
dengan (A) kapital meskipun terletak di tengah atau didengan (A) kapital meskipun terletak di tengah atau di
akhir kalimat.akhir kalimat.
7. 2. Huruf Miring2. Huruf Miring
Sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan hurufSebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan huruf
miring untuk membedakan dari huruf, kata, atau kalimatmiring untuk membedakan dari huruf, kata, atau kalimat
lain dalam sebuah kata, kalimat, paragraf, ataulain dalam sebuah kata, kalimat, paragraf, atau
karangan utuh. Huruf yang dicetak miring adalahkarangan utuh. Huruf yang dicetak miring adalah
penanda yang mengacu ke beberapa informasi, antarapenanda yang mengacu ke beberapa informasi, antara
lain sebagai penekanan, kutipan dari bahasa asing,lain sebagai penekanan, kutipan dari bahasa asing,
istilah latin, nama penerbitan (koran, majalah, dan lain-istilah latin, nama penerbitan (koran, majalah, dan lain-
lain). Jika ditulis dengan menggunakan mesin tik manuallain). Jika ditulis dengan menggunakan mesin tik manual
atau tulisan tangan, huruf miring diganti dengan garisatau tulisan tangan, huruf miring diganti dengan garis
bawah. Garis bawah hendaknya ditulis per kata, bukanbawah. Garis bawah hendaknya ditulis per kata, bukan
per kalimat.per kalimat.
Contoh:Contoh:
a.a. Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains danArtikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains dan
Teknologi di Indonesia” dimuat pada koranTeknologi di Indonesia” dimuat pada koran MediaMedia
IndonesiaIndonesia (Salah)(Salah)
b.b. Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sain danArtikelnya yang berjudul “Perkembangan Sain dan
Teknologi di Indonesia” dimuat pada koranTeknologi di Indonesia” dimuat pada koran MediaMedia
IndonesiaIndonesia (Betul)(Betul)
8. Penulisan KataPenulisan Kata
Beberapa hal yang termasuk ke dalam pembahasanBeberapa hal yang termasuk ke dalam pembahasan
tentang penulisan kata adalah penulisan (1) kata dasar,tentang penulisan kata adalah penulisan (1) kata dasar,
(2) kata turunan, (3) bentuk ulang, (4) gabungan kata,(2) kata turunan, (3) bentuk ulang, (4) gabungan kata,
(4) kata ganti(4) kata ganti ku, mu, kauku, mu, kau, dan, dan nyanya, (5) partikel, (6), (5) partikel, (6)
singkatan dan akronim, dan (7) angka dan lambangsingkatan dan akronim, dan (7) angka dan lambang
bilangan. Kecuali gabungan kata (3), penulisan katabilangan. Kecuali gabungan kata (3), penulisan kata
umumnya tidak menimbulkan permasalahanumumnya tidak menimbulkan permasalahan
Kesalahan penulisan gabungan kata umumnyaKesalahan penulisan gabungan kata umumnya
ditemukan pada istilah khusus yang salah satu unsurnyaditemukan pada istilah khusus yang salah satu unsurnya
hanya digunakan dalam kombinasi. Unsur gabunganhanya digunakan dalam kombinasi. Unsur gabungan
kata yang demikian sering ditulis terpisah, padahalkata yang demikian sering ditulis terpisah, padahal
seharusnya disatukan.seharusnya disatukan.
9. Penulisan Unsur SerapanPenulisan Unsur Serapan
Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia diangkat dari bahasaSebagaimana diketahui, bahasa Indonesia diangkat dari bahasa
Melayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini banyak menyerapMelayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini banyak menyerap
dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun asing. Bahasadari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun asing. Bahasa
Sunda, Jawa, dan Batak adalah tiga contoh bahasa daerah yangSunda, Jawa, dan Batak adalah tiga contoh bahasa daerah yang
banyak memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasabanyak memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa
asing yang banyak diserap adalah bahasa Belanda, Inggris,asing yang banyak diserap adalah bahasa Belanda, Inggris,
Portugis, Sanskerta, Arab, dan Cina.Portugis, Sanskerta, Arab, dan Cina.
Kriteria penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa IndonesiaKriteria penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia
secara lebih terperinci bisa dilihat pada diktat kuliah (lampirannya).secara lebih terperinci bisa dilihat pada diktat kuliah (lampirannya).
Secara umum bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalahSecara umum bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalah
bahasa yangbahasa yang menulis bunyimenulis bunyi. Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah. Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah
kata asing, itulah yang ditulis dalam bahasa Indonesia meskipunkata asing, itulah yang ditulis dalam bahasa Indonesia meskipun
tidak sama sebunyi) betul.tidak sama sebunyi) betul.
10. Pemakaian Tanda BacaPemakaian Tanda Baca
Kalimat yang baik harus didukung oleh penggunaanKalimat yang baik harus didukung oleh penggunaan
tanda baca yang tepat. Para penulis sering tidaktanda baca yang tepat. Para penulis sering tidak
memperhatikan hal ini. Akibatnya, masih banyakmemperhatikan hal ini. Akibatnya, masih banyak
ditemukan kesalahan dalam pemakaian tanda bacaditemukan kesalahan dalam pemakaian tanda baca
tersebut.tersebut.
Pemakaian tanda baca dalam kalimat sangat pentingPemakaian tanda baca dalam kalimat sangat penting
bukan hanya untuk ketertiban gramatikal, melainkanbukan hanya untuk ketertiban gramatikal, melainkan
juga bagaimana gagasan yang dikemukakan bisajuga bagaimana gagasan yang dikemukakan bisa
tersampaikan dengan baik. Manusia memahami sesuatutersampaikan dengan baik. Manusia memahami sesuatu
dengan bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisadengan bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisa
salah paham. Pemakaian tanda baca adalah salah satusalah paham. Pemakaian tanda baca adalah salah satu
cara untuk menghindari kesalahpahaman tersebut.cara untuk menghindari kesalahpahaman tersebut.
11. MORFOLOGIMORFOLOGI
A.A. DefinisiDefinisi
Morfologi : ilmu bahasa yang mempelajariMorfologi : ilmu bahasa yang mempelajari
seluk-beluk kata serta pengaruhseluk-beluk kata serta pengaruh
perubahan bentuk terhadapperubahan bentuk terhadap
golongan dan arti kata.golongan dan arti kata.
Bahasa Indonesia: bahasa aglutinatif, bahasaBahasa Indonesia: bahasa aglutinatif, bahasa
yang terdiri atas tempelan-tempelanyang terdiri atas tempelan-tempelan
(pengimbuhan)(pengimbuhan)
Bahasa Indonesia: 1) bentuk bebas,Bahasa Indonesia: 1) bentuk bebas,
2) bentuk terikat2) bentuk terikat
12. B. ImbuhanB. Imbuhan
1.1. Awalan: ber -, per -, meng -, di -, ter -,Awalan: ber -, per -, meng -, di -, ter -,
se -, peng -se -, peng -
2. Sisipan2. Sisipan : -e l -, -e m -, -er -, -in -: -e l -, -e m -, -er -, -in -
3. Akhiran3. Akhiran : -kan, - i, -a n , -n ya: -kan, - i, -a n , -n ya
4. Gabungan imbuhan: ber -kan, ber -an,4. Gabungan imbuhan: ber -kan, ber -an,
per –an, pe –an, per -I, me -kan,per –an, pe –an, per -I, me -kan,
memper -, memper –k an, memper -imemper -, memper –k an, memper -i
13. C. Rumus Pembentukan KataC. Rumus Pembentukan Kata
1.1. Ketahui/pastikan bentuk dasarnyaKetahui/pastikan bentuk dasarnya
2.2. Ketahui/pastikan bentuk terikat yangKetahui/pastikan bentuk terikat yang
mengimbuhinyamengimbuhinya
Contoh:Contoh:
a. kontrakkan : kontrak + -kana. kontrakkan : kontrak + -kan
b. kontrakan : kontra + -kanb. kontrakan : kontra + -kan
Perhatikan pula bentukPerhatikan pula bentuk
- tumpukan/tumpukkantumpukan/tumpukkan
- pertunjukan/pertunjukkanpertunjukan/pertunjukkan
- dlldll
14. D. Variasi ImbuhanD. Variasi Imbuhan
1. Awalan1. Awalan ber-ber- bervariasi menjadibervariasi menjadi bel-bel- jika diserangkaikan dengan katajika diserangkaikan dengan kata
ajarajar..
2. Awalan2. Awalan ber-ber- dandan ter-ter- bervariasi menjadi be-dan te- jikabervariasi menjadi be-dan te- jika
diserangkaikan dengan kata yang suku pertamanya berbunyi “er”diserangkaikan dengan kata yang suku pertamanya berbunyi “er”
Contoh:Contoh:
ber- + cerminber- + cermin : becermin: becermin
ter- + percayater- + percaya : tepercaya: tepercaya
3. Awalan me- bervariasi menjadi menge- jika diserangkaikan dengan3. Awalan me- bervariasi menjadi menge- jika diserangkaikan dengan
bentuk dasar yang terdiri atas satu suku kata.bentuk dasar yang terdiri atas satu suku kata.
Contoh:Contoh:
me- + bomme- + bom = mengebom= mengebom
me- + tikme- + tik = mengetik= mengetik
me- + lapme- + lap = mengelap= mengelap
15. E. Peluluhan (me-/pe-(N)) atau meng-E. Peluluhan (me-/pe-(N)) atau meng-
/peng/peng
Peluluhan terjadi jika me-/pe-(N) diserangkaikanPeluluhan terjadi jika me-/pe-(N) diserangkaikan
pada kata dengan huruf pertamapada kata dengan huruf pertama k, t, p, sk, t, p, s
(konsonan tidak punya suara)(konsonan tidak punya suara)
Contoh:Contoh:
me-/pe-(N) + -kejarme-/pe-(N) + -kejar == mengejarmengejar
+ -tipu+ -tipu == menipumenipu
+ -pukul+ -pukul == memukulmemukul
+ -sikut+ -sikut == menyikutmenyikut
Catatan: pada kata kajiCatatan: pada kata kaji, kilat:, kilat: kk tidak luluh :tidak luluh :
mengkaji, mengkilatmengkaji, mengkilat
16. F. KlasterF. Klaster
Kata yang diawali dengan dua konsonan berurutan (Kata yang diawali dengan dua konsonan berurutan (kr, tr, prkr, tr, pr, dan, dan sysy),),
konsonan tersebut tidak luluh.konsonan tersebut tidak luluh.
Perhatikan:Perhatikan:
Me-/pe-(N)Me-/pe-(N) + kritik+ kritik == mengkritikmengkritik
+ traktir+ traktir == mentraktirmentraktir
+ program+ program == memprogram )*memprogram )*
+ syarat+ syarat == mensyaratkanmensyaratkan
Catatan: khusus untuk pr, jika ditempeli pe-(N) bunyiCatatan: khusus untuk pr, jika ditempeli pe-(N) bunyi prpr luluh.luluh.
PerhatikanPerhatikan :: memprogrammemprogram : pemrogram: pemrogram
memproduksimemproduksi : pemroduksi: pemroduksi
17. G. Pohon KataG. Pohon Kata
UbahUbah
berubahberubah mengubahmengubah
perubahanperubahan pengubahanpengubahan
pengubah : peubahpengubah : peubah
ubahanubahan
Perhatikan bentuk:Perhatikan bentuk:
- permukiman/pemukiman- permukiman/pemukiman
- penatar/petatar- penatar/petatar
- peninju/petinju- peninju/petinju
- perajin/pengrajin- perajin/pengrajin
- pelepasan/penglepasan- pelepasan/penglepasan
18. H. Makna Bentukan KataH. Makna Bentukan Kata
Perhatikan arti beberapa bentukan kataPerhatikan arti beberapa bentukan kata
berikut:berikut:
pewaris/mewarisi/ahli warispewaris/mewarisi/ahli waris
menugasi/ditugasimenugasi/ditugasi
menganugerahi/menganugrahkanmenganugerahi/menganugrahkan
membawahi/membawahkanmembawahi/membawahkan
mengatasi/mengataskanmengatasi/mengataskan
mencemari/mencemarkanmencemari/mencemarkan
berterima/keberterimaanberterima/keberterimaan
19. TATA KALIMATTATA KALIMAT
A.A. DefinisiDefinisi
Kalimat :Kalimat :satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atausatuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujudtulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud
lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keraslisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujudlembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujud
tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengantulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). (Alwi, dkk.,tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). (Alwi, dkk.,
1998:3111998:311).).
:: gugusan kata berstruktur atau bersistem yang mampugugusan kata berstruktur atau bersistem yang mampu
menimbulkan makna yang sempurna (Santoso, 1990:127). Maknamenimbulkan makna yang sempurna (Santoso, 1990:127). Makna
yang sempurna adalah suatu makna yang dapat diterima olehyang sempurna adalah suatu makna yang dapat diterima oleh
orang lain sesuai dengan maksud yang dimiliki pembuat kalimatorang lain sesuai dengan maksud yang dimiliki pembuat kalimat
20. B. Fungsi dalam KomunikasiB. Fungsi dalam Komunikasi
Fungsi kalimatFungsi kalimat : menyampaikan pesan.: menyampaikan pesan.
Unsur-Unsur Komunikasi: 1) Pengirim,Unsur-Unsur Komunikasi: 1) Pengirim,
2) Penerima, 3) Sarana2) Penerima, 3) Sarana
Pengirim Penerima Pesan
Sarana/Bahasa
-tdk terpengaruh
bhs daerah/asing
-tdk rancu
-tdk taksa
-tdk mubazir
-logis
-lengkap
21. c. Pengaruh bahasa daerahc. Pengaruh bahasa daerah
Contoh:Contoh:
1.1. Pengangkatan Pegawai negeri itu belumPengangkatan Pegawai negeri itu belum
ada surat keputusannyaada surat keputusannya
2.2. Atas perhatian Saudara kami haturkanAtas perhatian Saudara kami haturkan
terima kasihterima kasih
3.3. Teknologinya Jepang jauh lebih maju dariTeknologinya Jepang jauh lebih maju dari
kitakita
4.4. Kita punya kemampuan terbaikKita punya kemampuan terbaik
22. dd. Pengaruh bahasa asing. Pengaruh bahasa asing
Contoh:Contoh:
1.1. My nameMy name isis Andi (nama saya adalah Andi)Andi (nama saya adalah Andi)
2.2. He knows a restaurantHe knows a restaurant wherewhere we can get a drink (Diawe can get a drink (Dia
tahu rumah makantahu rumah makan di manadi mana kita bisa mendapatkankita bisa mendapatkan
minuman)minuman)
3.3. AeroplanesAeroplanes whichwhich cross the Atlantic are jets (pesawat-cross the Atlantic are jets (pesawat-
pesawatpesawat yang manayang mana mengarungi lautan atlantik itumengarungi lautan atlantik itu
adalah jet)adalah jet)
4.4. The manThe man to whomto whom the letter was addressed had diedthe letter was addressed had died
months before (orangmonths before (orang kepada siapakepada siapa surat itusurat itu
dialamatkan telah meninggal beberapa bulan laludialamatkan telah meninggal beberapa bulan lalu
5.5. The travelersThe travelers with whomwith whom I had spoken come fromI had spoken come from
distant town (para pelncongdistant town (para pelncong dengan siapadengan siapa saya telahsaya telah
berbicara datang dari kota yang jauh)berbicara datang dari kota yang jauh)
23. e. Kalimat Rancue. Kalimat Rancu
Kalimat rancu terjadi jika kekacauanKalimat rancu terjadi jika kekacauan
penggabungan dua bentuk (dua bentuk yangpenggabungan dua bentuk (dua bentuk yang
benar disatukan menjadi salah)benar disatukan menjadi salah)
Contoh:Contoh:
1.1. DiperlebarkanDiperlebarkan : dilebarkan/diperlebar: dilebarkan/diperlebar
2.2. SeringkaliSeringkali : sering-sering/berkali-kali: sering-sering/berkali-kali
3.3. Dan lain sebagainya: dan lain-lain/danDan lain sebagainya: dan lain-lain/dan
sebagainyasebagainya
4.4. KadngkalaKadngkala : kadang-kadang/adakala: kadang-kadang/adakala
5.5. Pada zaman dahulu kala: zaman/kalaPada zaman dahulu kala: zaman/kala
24. f. Kalimat Taksaf. Kalimat Taksa
Kalimat yang memiliki makna lebih dari satuKalimat yang memiliki makna lebih dari satu
(konotatif)(konotatif)
Contoh:Contoh:
1.1. Lukisan Jamilah dipajang juga dalamLukisan Jamilah dipajang juga dalam
pameran itu.pameran itu.
2.2. Garasi mobil yang mewah itu selaluGarasi mobil yang mewah itu selalu
terpeliharaterpelihara
3.3. Ibu Ahmad sakitIbu Ahmad sakit
25. g. Kalimat Tidak Lengkapg. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat lengkap sekurang-kurangnya harusKalimat lengkap sekurang-kurangnya harus
memiliki S dan P dan berintonasi selesaimemiliki S dan P dan berintonasi selesai
Contoh:Contoh:
1.1. Jika tidak ada dukungan masyarakat tidak akanJika tidak ada dukungan masyarakat tidak akan
terwujudterwujud
2.2. Film produksi dalam negeri yang kurangFilm produksi dalam negeri yang kurang
bermutu yang tidak mampu bersaing di pasaranbermutu yang tidak mampu bersaing di pasaran
3.3. Sepuluh orang mahasiswa ITB yang berangkatSepuluh orang mahasiswa ITB yang berangkat
dua bulan lalu dengan menggunakan busdua bulan lalu dengan menggunakan bus
Kramat Jati dengan tujuan Sumatra untukKramat Jati dengan tujuan Sumatra untuk
melakukan penelitian wabah penyakit demammelakukan penelitian wabah penyakit demam
berdarah yang tiba-tiba berjangkit di beberapaberdarah yang tiba-tiba berjangkit di beberapa
tempat di pulau itutempat di pulau itu
26. h. Kalimat Tidak Logish. Kalimat Tidak Logis
Kalimat yang secara semantik tidak bisaKalimat yang secara semantik tidak bisa
diterima akal.diterima akal.
Contoh:Contoh:
1.1. Yang kencing di WC itu harus disiramYang kencing di WC itu harus disiram
2.2. Dilarang kers membuang sampah keDilarang kers membuang sampah ke
sungai.sungai.
3.3. Jangan memarkir kendaraan di daerahJangan memarkir kendaraan di daerah
bebas parkirbebas parkir
27. i. Kalimat Mubazir/Pleonastisi. Kalimat Mubazir/Pleonastis
Kalimat yang menggunakan kata atauKalimat yang menggunakan kata atau
kelompok kata yang berlebihankelompok kata yang berlebihan
Contoh:Contoh:
1.1. Banyak kegiatan-kegiatan yang mereka lakukanBanyak kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan
semaunya tanpa aturan.semaunya tanpa aturan.
2.2. Tindakan manajer itu terlu keras sehinggaTindakan manajer itu terlu keras sehingga
akibatnya menyebabkan karyawn berunjukakibatnya menyebabkan karyawn berunjuk
rasa.rasa.
Kata yang sama maknanya:Kata yang sama maknanya:
a) Adalah merupkan, b) mulai sejak, c) ulanga) Adalah merupkan, b) mulai sejak, c) ulang
kembali, d) amat sangat sekalikembali, d) amat sangat sekali
28. j. Variasi Kalimatj. Variasi Kalimat
Beberapa cara memvariasikan kalimat.Beberapa cara memvariasikan kalimat.
1.1. Menggabungkan beberapa kalimat pendek menjadi satuMenggabungkan beberapa kalimat pendek menjadi satu
kalimat panjang. Caranya: a) dua kata yang sama dituliskalimat panjang. Caranya: a) dua kata yang sama ditulis
satu saja, b) menggunakan konjungsi intrakalimat, c)satu saja, b) menggunakan konjungsi intrakalimat, c)
makna kalimat setelah digabungkan tidak bolehmakna kalimat setelah digabungkan tidak boleh
berubah.berubah.
Contoh: a) Peralatan untuk bernafas dalam air telahContoh: a) Peralatan untuk bernafas dalam air telah
ditemukan. b) Peralatan itu memungkinkanditemukan. b) Peralatan itu memungkinkan
dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaandilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaan
segar.segar.
Digabungkan menjadi: Peralatan untuk bernafas dalamDigabungkan menjadi: Peralatan untuk bernafas dalam
air telah ditemukan sehingga memungkinkanair telah ditemukan sehingga memungkinkan
dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaandilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaan
segarsegar
29. 2. Memenggal satu kalimat panjang2. Memenggal satu kalimat panjang
menjadimenjadi
beberapa kalimat pendekbeberapa kalimat pendek
Syarat:Syarat:
1)1) Setiap penggalan minimal harus memilikiSetiap penggalan minimal harus memiliki
syarat subjek dan predikatsyarat subjek dan predikat
2)2) Gunakan konjungsi antarkalimatGunakan konjungsi antarkalimat
3)3) Perhatikan apakah kalimat yang telahPerhatikan apakah kalimat yang telah
terpisah tersebut memiliki koherensi atauterpisah tersebut memiliki koherensi atau
tidaktidak
30. 3.3. Mengubah kalimat denganMengubah kalimat dengan
memindahkanmemindahkan
letak gatra (kata/kelompok kata yangletak gatra (kata/kelompok kata yang
mempunyai fungsi dalam kalimat)mempunyai fungsi dalam kalimat)
Syarat:Syarat:
1)1) Bagilah kalimat berdasarkan gatra.Bagilah kalimat berdasarkan gatra.
Contoh: (1) Dua hari yang lalu I (2) temanContoh: (1) Dua hari yang lalu I (2) teman
saya I (3) pergi I (4) ke manilasaya I (3) pergi I (4) ke manila
2)2) Pindah-pindahkan /pertukarkan gatra-Pindah-pindahkan /pertukarkan gatra-
gatra tersebut sehingga kalimat bervariasigatra tersebut sehingga kalimat bervariasi
3)3) Tidak boleh menambah atau mengurngiTidak boleh menambah atau mengurngi
katakata
31. PARAGRAFPARAGRAF
DefinisiDefinisi
paragraf adalah kelompok kalimat yangparagraf adalah kelompok kalimat yang
merupakan bagian langsung dari sebuahmerupakan bagian langsung dari sebuah
karangan, terdiri atas satu pikiran utama yangkarangan, terdiri atas satu pikiran utama yang
dikembangkan dalam beberapa pikiran penjelas,dikembangkan dalam beberapa pikiran penjelas,
dan tersusun secara sistematis-logis”.dan tersusun secara sistematis-logis”.
SyaratSyarat
1.1. Memiliki satu pokok PU dan beberapa PPMemiliki satu pokok PU dan beberapa PP
2.2. Memiliki kohesi dan koherensiMemiliki kohesi dan koherensi
32. Unsur-Unsur ParagrafUnsur-Unsur Paragraf
TransisiTransisi
Transisi adalah penghubung antarparagraf. Penghubung ini bisa berupa kata,Transisi adalah penghubung antarparagraf. Penghubung ini bisa berupa kata,
kelompok kata, atau kalimat. Kata sambung antarkalimat sepertikelompok kata, atau kalimat. Kata sambung antarkalimat seperti akan tetapi,akan tetapi,
dengan demikian, jadidengan demikian, jadi, dan, dan oleh sebab ituoleh sebab itu dapat digunakan sebagai transisi.dapat digunakan sebagai transisi.
Pikiran Utama (PU)Pikiran Utama (PU)
Pikiran utama adalah inti persoalan atau gagasan yang ingin disampaikanPikiran utama adalah inti persoalan atau gagasan yang ingin disampaikan
dalam paragraf. Pikiran utama ini bisa terdapat secara tersurat dalam kalimatdalam paragraf. Pikiran utama ini bisa terdapat secara tersurat dalam kalimat
tertentu, bisa juga tersirat dalam keseluruhan uraian dalam paragraftertentu, bisa juga tersirat dalam keseluruhan uraian dalam paragraf
bersangkutan.bersangkutan.
Pikiran Penjelas (PP)Pikiran Penjelas (PP)
Pikiran penjelas adalah rincian atau uraian pikiran yang menjelaskan gagasan atau intiPikiran penjelas adalah rincian atau uraian pikiran yang menjelaskan gagasan atau inti
persoalan (PU). Karena merupakan penjelas, PP biasanya terdiri atas beberapa kalimat.persoalan (PU). Karena merupakan penjelas, PP biasanya terdiri atas beberapa kalimat.
PenegasPenegas
Penegas adalah bagian paragraf yang menegaskan inti persoalan atau pikiran utamaPenegas adalah bagian paragraf yang menegaskan inti persoalan atau pikiran utama
dalam paragraf. Fungsi penegas ada dua, yaitu sebagai pengulang atau penegas PUdalam paragraf. Fungsi penegas ada dua, yaitu sebagai pengulang atau penegas PU
dan sebagai unsur yang menambah daya tarik sebuah paragraf, menghindarkandan sebagai unsur yang menambah daya tarik sebuah paragraf, menghindarkan
kejemuan pembaca (Tarigan, 1981: 20).kejemuan pembaca (Tarigan, 1981: 20).
33. Skema ParagrafSkema Paragraf
Catatan: (1) Unsur-unsur itu tidak selalu hadirCatatan: (1) Unsur-unsur itu tidak selalu hadir
serempak;serempak;
(2) Urutan tidak selalu sama dengan(2) Urutan tidak selalu sama dengan
skemaskema
Transisi
PU
PP
Penegas
34. Jenis ParagrafJenis Paragraf
A. Berdasarkan Pola PikirA. Berdasarkan Pola Pikir
1. Paragraf Deduktif1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang dimulai dengan intiParagraf deduktif merupakan paragraf yang dimulai dengan inti
uraian yang kemudian diikuti penjelasan. Dengan katauraian yang kemudian diikuti penjelasan. Dengan kata
lain, pikiran utamanya diletakkan di awal kemudian diikuti pikiranlain, pikiran utamanya diletakkan di awal kemudian diikuti pikiran
penjelas. Contoh:penjelas. Contoh:
““Akibat krisis ekonomi, harga sebagian bahan pokokAkibat krisis ekonomi, harga sebagian bahan pokok
bergerak naik. Beras yang setahun lalu berharga Rp1.500,00/literbergerak naik. Beras yang setahun lalu berharga Rp1.500,00/liter
kini menjadi Rp 2000,00. Gula pasir yang semula Rp 3.000,00/kgkini menjadi Rp 2000,00. Gula pasir yang semula Rp 3.000,00/kg
melonjak menjadi Rp 4.500,00/kg. Minyak kelapa yang dulu Rpmelonjak menjadi Rp 4.500,00/kg. Minyak kelapa yang dulu Rp
2.000,00/kg kini berubah menjadi Rp 4.500,00/kg. Demikian juga2.000,00/kg kini berubah menjadi Rp 4.500,00/kg. Demikian juga
bahan makanan pokok yang lain. Semua naik hampir mencapaibahan makanan pokok yang lain. Semua naik hampir mencapai
100%”100%”
35. 2. Paragraf Induktif2. Paragraf Induktif
Paragraf dengan pola induktif merupakan kebalikan dari deduktif,Paragraf dengan pola induktif merupakan kebalikan dari deduktif,
yaitu keterangan atau pikiran penjelas diletakkan di awalyaitu keterangan atau pikiran penjelas diletakkan di awal
kemudian diakhiri dengan inti uraian atau pikiran utama.kemudian diakhiri dengan inti uraian atau pikiran utama.
Contoh:Contoh:
““Dalam kehidupan bermasyarakat, apa yang dibutuhkanDalam kehidupan bermasyarakat, apa yang dibutuhkan
seseorang belum tentu sama dengan apa yang dibutuhkan orangseseorang belum tentu sama dengan apa yang dibutuhkan orang
lain. Di samping itu, suatu kebutuhan yang bisa dicapai olehlain. Di samping itu, suatu kebutuhan yang bisa dicapai oleh
seseorang belum tentu bisa dicapai orang lain. Dengan demikian,seseorang belum tentu bisa dicapai orang lain. Dengan demikian,
dari waktu ke waktu kenyataan seperti itu akan selalu adadari waktu ke waktu kenyataan seperti itu akan selalu ada
Sehingga kemungkinan terjadinya konflik akibat perbedaanSehingga kemungkinan terjadinya konflik akibat perbedaan
tersebut akan selalu ada.”tersebut akan selalu ada.”
36. 3. Paragraf Campuran3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran atau deduktif-induktif dimulai dengan intiParagraf campuran atau deduktif-induktif dimulai dengan inti
uraian (pikiran utama), diikuti penjelasan (pikiran penjelas), danuraian (pikiran utama), diikuti penjelasan (pikiran penjelas), dan
diakhiri dengan penegasan atau pengulangan inti uraian.diakhiri dengan penegasan atau pengulangan inti uraian.
Contoh:Contoh:
““Semua manusia pasti akan mati. Para penguasa yang disebutSemua manusia pasti akan mati. Para penguasa yang disebut
kaisar, sultan, raja, atau presiden meskipun hidup dengan fasilitas yang serbakaisar, sultan, raja, atau presiden meskipun hidup dengan fasilitas yang serba
melimpah, mereka mati juga. Begitu pula para ahli bela diri yang setiap harimelimpah, mereka mati juga. Begitu pula para ahli bela diri yang setiap hari
memperkekar otot-otot tubuhnya dengan macam-macam pelatihan dan menumemperkekar otot-otot tubuhnya dengan macam-macam pelatihan dan menu
makanan yang lengkap, akhirnya mati. Orang-orang suci mulai dari para nabimakanan yang lengkap, akhirnya mati. Orang-orang suci mulai dari para nabi
sampai kyai yang doanya selalu atau hampir dikabulkan Tuhan, tetapi doasampai kyai yang doanya selalu atau hampir dikabulkan Tuhan, tetapi doa
untuk tidak mati tidak pernah terkabul. Jadi, manusia di dunia ini tidak adauntuk tidak mati tidak pernah terkabul. Jadi, manusia di dunia ini tidak ada
yang bisa hidup abadi”.yang bisa hidup abadi”.
37. 4. Paragraf Deskriptif4. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif merupakan paragraph yang inti uraian atau pikiranParagraf deskriptif merupakan paragraph yang inti uraian atau pikiran
utamanya tersirat di seluruh bagian. Dengan demikian, inti uraian tersebututamanya tersirat di seluruh bagian. Dengan demikian, inti uraian tersebut
barubaru
bisa ditemukan setelah membaca seluruh bagian paragraf tersebut danbisa ditemukan setelah membaca seluruh bagian paragraf tersebut dan
menyimpulkannya.menyimpulkannya.
ContohContoh
““Letak kampus universitas itu kurang lebih seratus meter dari sebuahLetak kampus universitas itu kurang lebih seratus meter dari sebuah
bukit yang di sekitar kakinya terhampar pepohonan yang rindang. Tepat dibukit yang di sekitar kakinya terhampar pepohonan yang rindang. Tepat di
tengah kampus itu menjulang gedung utama dengan gaya arsitektur khastengah kampus itu menjulang gedung utama dengan gaya arsitektur khas
Indonesia lama. Berhadapan dengan gedung itu adalah perpustakaan yangIndonesia lama. Berhadapan dengan gedung itu adalah perpustakaan yang
tampak dari luar seperti tanpa penghuni karena pengunjungnya asyik dengantampak dari luar seperti tanpa penghuni karena pengunjungnya asyik dengan
bacaan masing-masing. Di setiap halaman gedung kuliah terdapat juga pohon-bacaan masing-masing. Di setiap halaman gedung kuliah terdapat juga pohon-
pohon rindang tempat mahasiswa bersantai”.pohon rindang tempat mahasiswa bersantai”.
38. 2. Paragraf Perbandingan2. Paragraf Perbandingan
Pikiran utama dijelaskan dengan membandingkanPikiran utama dijelaskan dengan membandingkan
dua hal, persamaan dan perbedaannya.dua hal, persamaan dan perbedaannya.
ContohContoh
““Kedua orang itu selain memiliki persamaan, jugaKedua orang itu selain memiliki persamaan, juga
memiliki perbedaan. Aminah dan Hindun sama-samamemiliki perbedaan. Aminah dan Hindun sama-sama
menyukai olah raga bulu tangkis. Juga mereka samamenyukai olah raga bulu tangkis. Juga mereka sama
menyukai piknik ke pantai atau menonton film humor.menyukai piknik ke pantai atau menonton film humor.
Namun, dalam memilih warna pakaian mereka berbeda.Namun, dalam memilih warna pakaian mereka berbeda.
Aminah lebih menyukai warna merah, sedangkanAminah lebih menyukai warna merah, sedangkan
Hindun menyukai warna biru”.Hindun menyukai warna biru”.
39. 3. Paragraf Analogi3. Paragraf Analogi
Pikiran utama dijelaskan dengan mengibaratkan atauPikiran utama dijelaskan dengan mengibaratkan atau
memgumpamakan dengan sesuatu yang memiliki kesamaan sifat.memgumpamakan dengan sesuatu yang memiliki kesamaan sifat.
ContohContoh
““Kehidupan manusia ibarat roda yang sedang berputar,Kehidupan manusia ibarat roda yang sedang berputar,
kadang berada di atas kadang-kadang di bawah. Suatu waktukadang berada di atas kadang-kadang di bawah. Suatu waktu
mungkin juga roda itu meluncur cepat tanpa goncangan sebabmungkin juga roda itu meluncur cepat tanpa goncangan sebab
melaju di jalan tol. Pada waktu yang lain roda itu penuhmelaju di jalan tol. Pada waktu yang lain roda itu penuh
goncangan karena berjalan melalui batu-batu dan lubang-lubanggoncangan karena berjalan melalui batu-batu dan lubang-lubang
yang dalam. Adakalanya roda itu harus mendaki tanjakan yangyang dalam. Adakalanya roda itu harus mendaki tanjakan yang
sangat tajam, namun tidak jarang juga harus meluncuri turunansangat tajam, namun tidak jarang juga harus meluncuri turunan
yang licin”.yang licin”.
40. 4. Paragraf Sebab-Akibat4. Paragraf Sebab-Akibat
Pikiran utama dijelaskan dengan mengemukakan sebab atauPikiran utama dijelaskan dengan mengemukakan sebab atau
akibat dari pernyataan-pernyataan.akibat dari pernyataan-pernyataan.
ContohContoh
““Banjir dapat disebabkan faktor-faktor berikut: (1) sungai-Banjir dapat disebabkan faktor-faktor berikut: (1) sungai-
sungai yang makin sempit dan dangkal, (2) hutan-hutan yangsungai yang makin sempit dan dangkal, (2) hutan-hutan yang
makin kerdil, dan (3) sampah yang dibuang sembarangan. Semuamakin kerdil, dan (3) sampah yang dibuang sembarangan. Semua
faktor itu selalu ada kaitannya dengan ulah manusia. Faktorfaktor itu selalu ada kaitannya dengan ulah manusia. Faktor
pertama merupakan akibat tepian sungai dijadikan permukiman.pertama merupakan akibat tepian sungai dijadikan permukiman.
Faktor kedua merupakan akibat keserakahan dalam meraupFaktor kedua merupakan akibat keserakahan dalam meraup
Keuntungan sehingga hutan ditebang sewenang-wenang. FaktorKeuntungan sehingga hutan ditebang sewenang-wenang. Faktor
ketiga sebagai akibat rendahnya kesadaran lingkungan yangketiga sebagai akibat rendahnya kesadaran lingkungan yang
mungkin pula disebabkan kurangnya pendidikan”.mungkin pula disebabkan kurangnya pendidikan”.
41. 5. Paragraf Kronologi5. Paragraf Kronologi
Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan keterangan secaraPikiran utama dijelaskan dengan memberikan keterangan secara
terperinci dari A sampai Z.terperinci dari A sampai Z.
Contoh:Contoh:
Proses kejadian manusia menurut ahli antropologi adalahProses kejadian manusia menurut ahli antropologi adalah
sebagai berikut. Sejenis makhluk yang disebutsebagai berikut. Sejenis makhluk yang disebut primatprimat, muncul, muncul
pertama kali dari mamalia kira-kira tujuh puluh juta tahun yangpertama kali dari mamalia kira-kira tujuh puluh juta tahun yang
lalu. Setelah berevolusi kurang lebih selama empat puluh jutalalu. Setelah berevolusi kurang lebih selama empat puluh juta
tahun makhluk primat itu bercabang-cabang di antaranya sejenistahun makhluk primat itu bercabang-cabang di antaranya sejenis
cabang yang disebutcabang yang disebut hominoidhominoid. Setelah menempuh waktu selama. Setelah menempuh waktu selama
lima belas juta tahun, darilima belas juta tahun, dari hominoidhominoid itu lahirlah sejenis kera yangitu lahirlah sejenis kera yang
disebutdisebut pongidpongid. Setelah menempuh kurun waktu lima belas juta. Setelah menempuh kurun waktu lima belas juta
tahun lagi, daritahun lagi, dari pongidpongid lahirlah makhluk baru yang disebutlahirlah makhluk baru yang disebut hominidhominid
(manusia).(manusia).
42. 6. Paragraf Perincian6. Paragraf Perincian
Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan uraianPikiran utama dijelaskan dengan memberikan uraian
secara rinci.secara rinci.
ContohContoh
““Alat indra adalah alat yang dimiliki manusia untukAlat indra adalah alat yang dimiliki manusia untuk
mengenal sesuatu. Alat tersebut ada lima: mata,mengenal sesuatu. Alat tersebut ada lima: mata,
telinga, hidung, lidah, dan kulit. Mata berfungsi untuktelinga, hidung, lidah, dan kulit. Mata berfungsi untuk
mengenal rupa atau warna, telinga untuk mengenalmengenal rupa atau warna, telinga untuk mengenal
suara, hidung untuk mengenal bau-bauan, lidah untuksuara, hidung untuk mengenal bau-bauan, lidah untuk
mengenal rasa, dan kulit untuk mengenal halus ataumengenal rasa, dan kulit untuk mengenal halus atau
kasarnya sesuatu”.kasarnya sesuatu”.
43. 7. Paragraf Definisi7. Paragraf Definisi
Sebuah istilah atau pengertian yang terkandung dalam pikiran utamaSebuah istilah atau pengertian yang terkandung dalam pikiran utama
memerlukan penjelasan yang definitif. Paragraf yang mengandung uraianmemerlukan penjelasan yang definitif. Paragraf yang mengandung uraian
demikian disebut paragraf definitisi.demikian disebut paragraf definitisi.
ContohContoh
““Etika mengkaji tindak-tanduk manusia yang dilakukanEtika mengkaji tindak-tanduk manusia yang dilakukan
secara sadar, sengaja, dan bebas. Sadar artinya dalam keadaan jaga, tidaksecara sadar, sengaja, dan bebas. Sadar artinya dalam keadaan jaga, tidak
sedang mengigau, pingsan, atau lupa. Sengaja berarti direncanakan, bukansedang mengigau, pingsan, atau lupa. Sengaja berarti direncanakan, bukan
secara kebetulan. Bebas maksudnya dalam keadaan boleh memilih antarasecara kebetulan. Bebas maksudnya dalam keadaan boleh memilih antara
dilakukan atau tidak. Semua perilaku itu kemudian dinilai baik buruknyadilakukan atau tidak. Semua perilaku itu kemudian dinilai baik buruknya
menurut norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, dapatmenurut norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat
didefinisikan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari tindak-tanduk manusiadidefinisikan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari tindak-tanduk manusia
yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan bebas untuk dinilai baik buruknyayang dilakukan secara sadar, sengaja, dan bebas untuk dinilai baik buruknya
menurut norma yang berlaku dalam suatu masyarakat”.menurut norma yang berlaku dalam suatu masyarakat”.
44. WACANAWACANA
• Kelompok kalimat yang berkaitan, untukKelompok kalimat yang berkaitan, untuk
menghubungkanmenghubungkan proposisi yang satu denganproposisi yang satu dengan
yang lain sehingga membentuk kesatuan.yang lain sehingga membentuk kesatuan.
• wacana mengandaikan adanya penyapa dan pesapawacana mengandaikan adanya penyapa dan pesapa
• Konteks wacana terdiri atas berbagai unsur seperti situasi,Konteks wacana terdiri atas berbagai unsur seperti situasi,
pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik,pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik,
peristiwa, bentuk amanat, kode, dan saluran.peristiwa, bentuk amanat, kode, dan saluran.
• dibagi atas wacana lisan dan wacana tulisan.dibagi atas wacana lisan dan wacana tulisan.
• Wacana lisan yang mementingkan isi dapat berupa pidato,Wacana lisan yang mementingkan isi dapat berupa pidato,
ceramah, dakwah, kuliah, dan sebagainyaceramah, dakwah, kuliah, dan sebagainya
• Wacana tulisan yang bersifat interaksi antara lain polemikWacana tulisan yang bersifat interaksi antara lain polemik
dan surat-menyurat antara ilmuwan serta sastrawan.dan surat-menyurat antara ilmuwan serta sastrawan.
• Karangan ilmiah bisa disebut jugaKarangan ilmiah bisa disebut juga wacana ilmiahwacana ilmiah
45. SILOGISME, DEFINISI, danSILOGISME, DEFINISI, dan
ISTILAHISTILAH
SilogismeSilogisme
Silogisme adalah menarik simpulan dari dua pernyataan.Silogisme adalah menarik simpulan dari dua pernyataan.
Simpulan itu dapat dibuat apabila persyaratan berikutSimpulan itu dapat dibuat apabila persyaratan berikut
terpenuhi.terpenuhi.
a. Kedua pemyataan atau salah satu dari keduaa. Kedua pemyataan atau salah satu dari kedua
pernyataanpernyataan itu berlaku umum. Secaraitu berlaku umum. Secara eksplisit,eksplisit,
pernyataan umum itu biasanya menggunakan katapernyataan umum itu biasanya menggunakan kata
semuasemua atau yang searti denganatau yang searti dengan semua.semua.
b. Kedua pernyataan ataub. Kedua pernyataan atau ssalah satu dari keduaalah satu dari kedua
pernyataan itu positifpernyataan itu positif
c. Kedua pernyataan itu mempunyai bagian yang samac. Kedua pernyataan itu mempunyai bagian yang sama
46. Contoh:Contoh:
(1)(1) Semua manusia normalSemua manusia normal tahu tentang baik dan buruk.tahu tentang baik dan buruk.
(umum, positif)(umum, positif)
(2) Pada umumnya(2) Pada umumnya manusia normalmanusia normal tidak menyukaitidak menyukai
kecurangan. (sebagian, negatif)kecurangan. (sebagian, negatif)
Yang bercetak miring adalah bagian yang sama.Yang bercetak miring adalah bagian yang sama.
Perangkat pemyataan di atas memenuhi pernyataanPerangkat pemyataan di atas memenuhi pernyataan
silogisme.silogisme.
(1) Semua orang yang berakhlak luhur tidak suka(1) Semua orang yang berakhlak luhur tidak suka
minuman keras.(umum, negatif)minuman keras.(umum, negatif)
(2) Semua yang suka minuman keras tidak baik menjadi(2) Semua yang suka minuman keras tidak baik menjadi
pendidik.(umum, negatif)pendidik.(umum, negatif)
Perangkat pemyataan di atas tidak menenuhiPerangkat pemyataan di atas tidak menenuhi
persyaratan silogisme.persyaratan silogisme.
47. Dalam menarik simpulan, harus diperhatikan hal‑halDalam menarik simpulan, harus diperhatikan hal‑hal
berikut.berikut.
(1) simpulan harus positif jika kedua pernyataan itu positif;(1) simpulan harus positif jika kedua pernyataan itu positif;
(2) simpulan harus negatif jika salah satu dari pernyataan itu(2) simpulan harus negatif jika salah satu dari pernyataan itu
negatif;negatif;
(3) simpulan berlaku untuk sebagian jika salah satu dari(3) simpulan berlaku untuk sebagian jika salah satu dari
pernyataan itu berlakupernyataan itu berlaku untuk sebagian;untuk sebagian;
(4) bagian yang sama dari kedua pernyataan itu tidak(4) bagian yang sama dari kedua pernyataan itu tidak
dicantumkan dalam simpulan.dicantumkan dalam simpulan.
Contoh:Contoh:
(1) Setiap warga negara Indonesia tahu tentang Pancasila(1) Setiap warga negara Indonesia tahu tentang Pancasila..
(2) Beberapa orang dari kelompok itu tidak(2) Beberapa orang dari kelompok itu tidak tahu tentangtahu tentang
Pancasila.Pancasila.
Simpulan:Simpulan: Beberapa orang dari kelompok itu bukanBeberapa orang dari kelompok itu bukan
warga negara Indonesiawarga negara Indonesia
48. DefinisiDefinisi
:: batasan, uraian sesingkat mungkin untuk memberikanbatasan, uraian sesingkat mungkin untuk memberikan
pengertian tentang sesuatupengertian tentang sesuatu..
PersyaratanPersyaratan DefinisiDefinisi
I. RumusannyaI. Rumusannya harus tertuang dalam satu kalimat.harus tertuang dalam satu kalimat.
2. Tempat subjek dan predikatnya dapat dipertukarkan tanpa perubaban arti.2. Tempat subjek dan predikatnya dapat dipertukarkan tanpa perubaban arti.
3. Tidak menggunakan kalimat negatif3. Tidak menggunakan kalimat negatif
4. Tidak mengulang istilah yang didefinisikan4. Tidak mengulang istilah yang didefinisikan
5. Rumusannya memuat unsur yang diperlukan (lengkap).5. Rumusannya memuat unsur yang diperlukan (lengkap).
Jenis-jenis DefinisiJenis-jenis Definisi
1.1. Definisi logis/formal/bentuk, yaitu definisi yang memnuskan sesuatuDefinisi logis/formal/bentuk, yaitu definisi yang memnuskan sesuatu
berdasarkan bentuknya.berdasarkan bentuknya.
Contoh : Segitiga adalah bidang yang dibatasi oleh tiga garis lurus yangContoh : Segitiga adalah bidang yang dibatasi oleh tiga garis lurus yang
berpotongan.berpotongan.
2. Definisi fungsional yaitu definisi yang merumuskan sesuatu berdasarkan2. Definisi fungsional yaitu definisi yang merumuskan sesuatu berdasarkan
fungsinyafungsinya
Contoh : Mata ialah indera untuk melihat.Contoh : Mata ialah indera untuk melihat.
3. Definisi analitis, yaitu definisi yang merumuskan sesuatu berdasarkan3. Definisi analitis, yaitu definisi yang merumuskan sesuatu berdasarkan
sifatnya, cirinya. Contoh : Manusia adalah makhluk yang dapat berpikirsifatnya, cirinya. Contoh : Manusia adalah makhluk yang dapat berpikir
dan merasa secara ruhani.dan merasa secara ruhani.
49. IstilahIstilah
1.1. kata atau gabungan kata yang secara cermatkata atau gabungan kata yang secara cermat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan,mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan,
atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
2.2. nama atau sebutan: tante girang, janda kembang,nama atau sebutan: tante girang, janda kembang,
om senangom senang
Pembentukan IstilahPembentukan Istilah
1.1. melalui penyerapan. Contoh: eksekutif, kelas, energi, dll.melalui penyerapan. Contoh: eksekutif, kelas, energi, dll.
2.2. melalui penerjemahan. Contoh: jaringan (network),melalui penerjemahan. Contoh: jaringan (network),
pengobatan (medication), perkembangan (development), dll.pengobatan (medication), perkembangan (development), dll.
3.3. melalui penyerapan dan penerjemahan sekaligus. Contoh:melalui penyerapan dan penerjemahan sekaligus. Contoh:
kantor pos (pos office),kantor pos (pos office), morfem terikat (bound morpheme)morfem terikat (bound morpheme)
50. Seleksi Pemakaian IstilahSeleksi Pemakaian Istilah
Jika terdapat dua istilah dengan arti yang sama (sinonim), perluJika terdapat dua istilah dengan arti yang sama (sinonim), perlu
dipilih salah satu. Karena itu dikenal istilah yang diutamakan,dipilih salah satu. Karena itu dikenal istilah yang diutamakan,
istilah yang diizinkan, dan istilah yang dijauhkan.istilah yang diizinkan, dan istilah yang dijauhkan.
1.1. Istilah yang diutamakan: pemakaiannya dianjurkan sebagaiIstilah yang diutamakan: pemakaiannya dianjurkan sebagai
istilah baku. Contoh: partikel (lebih baik daripada bagianistilah baku. Contoh: partikel (lebih baik daripada bagian
kecil), mikro (daripada renik), dll.kecil), mikro (daripada renik), dll.
2.2. Istilah yang diizinkan: istilah yang diakui setelah yangIstilah yang diizinkan: istilah yang diakui setelah yang
diutamakan. Contoh: akselerasi (istilah yang diutamakan:diutamakan. Contoh: akselerasi (istilah yang diutamakan:
percepatan), nisbi (relatif), kekerapan (freukensi), dll.percepatan), nisbi (relatif), kekerapan (freukensi), dll.
3.3. Istilah yang dijauhkan: menyalahi asas penamaan. Contoh:Istilah yang dijauhkan: menyalahi asas penamaan. Contoh:
zat lemas (diganti nitrogen), ilmu pasti (matematika), dll.zat lemas (diganti nitrogen), ilmu pasti (matematika), dll.
51. MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAHMENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH
Topik adalah pokok masalah yang akan dibahas denganTopik adalah pokok masalah yang akan dibahas dengan
syarat berikut ini.syarat berikut ini.
ProblematisProblematis artinya menuntut pemecahan masalah, tidakartinya menuntut pemecahan masalah, tidak
hanya membicarakan sesuatu tetapi harus mencarihanya membicarakan sesuatu tetapi harus mencari
pemecahan masalah. Dengan kata lain, sebuah topik tidakpemecahan masalah. Dengan kata lain, sebuah topik tidak
hanya dideskripsikan, tetapi dianalisis dan dicari solusinyahanya dideskripsikan, tetapi dianalisis dan dicari solusinya
sampai pada akhirnya ditegaskan pada simpulan dan bilasampai pada akhirnya ditegaskan pada simpulan dan bila
perlu diusulkan dengan saran. Misalnya, topikperlu diusulkan dengan saran. Misalnya, topik
pengembangan industri kayu.pengembangan industri kayu. Di sini kita tidak hanyaDi sini kita tidak hanya
berbicara apa dan bagaimana perkembanganberbicara apa dan bagaimana perkembangan industri kayuindustri kayu
itu. Akan tetapi, kita harus mencari upaya apa yang harusitu. Akan tetapi, kita harus mencari upaya apa yang harus
ditempuh untuk mengembangkan industri kayu sebagai salahditempuh untuk mengembangkan industri kayu sebagai salah
satu kegiatan ekonomi masyarakat.satu kegiatan ekonomi masyarakat.
52. TerbatasTerbatas maksudnya pokok bahasan tidak terlalu melebarmaksudnya pokok bahasan tidak terlalu melebar
jauh sehingga penulis tidak mungkin mengkajinya dan datajauh sehingga penulis tidak mungkin mengkajinya dan data
tak mungkin diperoleh. Topik yang terlalu luas harus dibatasitak mungkin diperoleh. Topik yang terlalu luas harus dibatasi
dengan pembatasan substansi, lokasi, waktu dsb. Misalnya,dengan pembatasan substansi, lokasi, waktu dsb. Misalnya,
urusanurusan penanggulangan pencemaranpenanggulangan pencemaran harus dibatasiharus dibatasi
pencemaran apa , misalnya,pencemaran apa , misalnya, limbah,limbah, lalulalu limbahlimbah apa misalnyaapa misalnya
limbah rumah sakit.limbah rumah sakit. Pada judul dapat dibatasi lagi denganPada judul dapat dibatasi lagi dengan
menambahkan lokasinya dimana. Dengan pembatasanmenambahkan lokasinya dimana. Dengan pembatasan
demikian, penulis dapat mengkaji dan membahas masalahdemikian, penulis dapat mengkaji dan membahas masalah
tersebut secara mendalam dan tuntas dengan data yang jelastersebut secara mendalam dan tuntas dengan data yang jelas
dapat diperoleh. Dengan demikian, karangan itu memenuhidapat diperoleh. Dengan demikian, karangan itu memenuhi
salah satu ciri karangan ilmiah.salah satu ciri karangan ilmiah.
Syarat lain yang tak kurang pentingnya adalah topik ituSyarat lain yang tak kurang pentingnya adalah topik itu
menarik, penting, aktual, dan data dapat diperoleh baik datamenarik, penting, aktual, dan data dapat diperoleh baik data
literatur maupun lapangan.literatur maupun lapangan.
53. TemaTema
Tema adalah topik yang sudah jelas mengandungTema adalah topik yang sudah jelas mengandung
tujuan. Contoh: jika topiktujuan. Contoh: jika topik penanggulanganpenanggulangan
pencemaran udarapencemaran udara disertai tujuandisertai tujuan menanggulangimenanggulangi
pencemaran udara dengan mengurangi emisipencemaran udara dengan mengurangi emisi
kendaraan bermotorkendaraan bermotor maka temanya :maka temanya :
penanggulangan pencemaran udara melaluipenanggulangan pencemaran udara melalui
pengurangan emisi kendaraan bermotorpengurangan emisi kendaraan bermotor
Dari topik dan tema dapat diangkat menjadi judulDari topik dan tema dapat diangkat menjadi judul
karangan ilmiah. Judul karangan ilmiah haruskarangan ilmiah. Judul karangan ilmiah harus
memenuhi syarat (a) menggambarkan isi, (b)memenuhi syarat (a) menggambarkan isi, (b)
singkat, (c) menarik minat pembaca, dan (d) tidaksingkat, (c) menarik minat pembaca, dan (d) tidak
provokatif. Contoh :provokatif. Contoh :
Upaya menurunkan risiko bahaya gempa bumiUpaya menurunkan risiko bahaya gempa bumi
54. MENYUSUN KERANGKAMENYUSUN KERANGKA
KARANGANKARANGAN
Kerangka karangan adalah rencana karangan secara garis besar yangKerangka karangan adalah rencana karangan secara garis besar yang
memuat pokok-pokok bahasan yang disusun menurut tingkat kepentinganmemuat pokok-pokok bahasan yang disusun menurut tingkat kepentingan
dan relevansinya. Fungsi kerangka bagi penulis agar ia dapatdan relevansinya. Fungsi kerangka bagi penulis agar ia dapat
mengungkapkan idenya secara terinci, sistematis, dan lengkap.mengungkapkan idenya secara terinci, sistematis, dan lengkap.
Ada tiga tahap penyusunan kerangka yang dapat dijadikan pedomanAda tiga tahap penyusunan kerangka yang dapat dijadikan pedoman
yaitu:yaitu:
1. curah ide atau inventarisasi ide, maksudnya semua ide yang berkaitan1. curah ide atau inventarisasi ide, maksudnya semua ide yang berkaitan
ditulis tanpa penyaringan secara cermat.ditulis tanpa penyaringan secara cermat.
2. pengoreksian dan penyempurnaan ide, maksudnya ide yang ditulis2. pengoreksian dan penyempurnaan ide, maksudnya ide yang ditulis
dikoreksi ditambah, dikurang, diganti dsb. sesuai dengan ide baru yangdikoreksi ditambah, dikurang, diganti dsb. sesuai dengan ide baru yang
lebih baik.lebih baik.
3. pengelompokan ide, artinya semua ide dikelompokkan menurut jenis3. pengelompokan ide, artinya semua ide dikelompokkan menurut jenis
dan tingkatannya dan disusun menurut bab, pasal, subpasal dstdan tingkatannya dan disusun menurut bab, pasal, subpasal dst..
55. ORGANISASI KARANGANORGANISASI KARANGAN
Organisasi karya tulis ilmiah disebut pula pembabakanOrganisasi karya tulis ilmiah disebut pula pembabakan
karangan menuntun penulis untuk menyusun organ ataukarangan menuntun penulis untuk menyusun organ atau
komponen karangan yang diperlukan dan di manakomponen karangan yang diperlukan dan di mana
ditempatkannya sesuai dengan konvensi naskah. Ada tigaditempatkannya sesuai dengan konvensi naskah. Ada tiga
komponen utama dalam karangan sesuai dengan konvensikomponen utama dalam karangan sesuai dengan konvensi
yaituyaitu
a. komponen pelengkap awal (disebut pula bagiana. komponen pelengkap awal (disebut pula bagian
pendahulu) yang berisi butir berikut sesuai dengan kebutuhanpendahulu) yang berisi butir berikut sesuai dengan kebutuhan
dengan urutandengan urutan
1. halaman judul1. halaman judul
2. halaman pengesahan (untuk tugas akhir dsb)2. halaman pengesahan (untuk tugas akhir dsb)
3. prakata3. prakata
56. 5.sari (abstrak dalam bahasa Indonesia)5.sari (abstrak dalam bahasa Indonesia)
6.abstrak dalam bahasa Inggris dsb.6.abstrak dalam bahasa Inggris dsb.
7.daftar isi7.daftar isi
8.daftar tabel8.daftar tabel
9.daftar gambar (peta, ilustrasi)9.daftar gambar (peta, ilustrasi)
10.daftar lampiran10.daftar lampiran
11.daftar lambang dan singkatan11.daftar lambang dan singkatan
12.daftar istilah (diberi penjelasan)12.daftar istilah (diberi penjelasan)
b. komponen utama (bagian isi) yang memuat uraian bab demi bab,b. komponen utama (bagian isi) yang memuat uraian bab demi bab,
pasal demi pasal sesuai dengan kerangka organisasi/isi.pasal demi pasal sesuai dengan kerangka organisasi/isi.
c. komponen pelengkap akhir (bagian penyudah) yang memuat organc. komponen pelengkap akhir (bagian penyudah) yang memuat organ
berikut dengan urutanberikut dengan urutan
1.1. PustakaPustaka
2.2. LampiranLampiran
3.3. indeks (penjurus) dapat berupa indeks istilah atau namaindeks (penjurus) dapat berupa indeks istilah atau nama
4.4. riwayat hidup penulisriwayat hidup penulis
57. KONVENSI NASKAHKONVENSI NASKAH
Konvensi naskah menyangkut uraian tentang:Konvensi naskah menyangkut uraian tentang:
1.1. Penggunaan kertasPenggunaan kertas
2.2. PiasPias
3.3. Halaman Judul KaranganHalaman Judul Karangan
4.4. Judul Organ Karangan dalam UraianJudul Organ Karangan dalam Uraian
5.5. Sistem Simbol Organisasi karanganSistem Simbol Organisasi karangan
6.6. Nomor HalamanNomor Halaman
7.7. Spasi KetikanSpasi Ketikan
8.8. ParagrafParagraf
9.9. LampiranLampiran
10.10. Penulisan Catatan KakiPenulisan Catatan Kaki
11.11. Penyusunan Daftar PustkaPenyusunan Daftar Pustka
58. PENULISAN CATATAN KAKIPENULISAN CATATAN KAKI
Menyangkut penjelasan tentang:Menyangkut penjelasan tentang:
1.1. PengertianPengertian
2.2. FungsiFungsi
3.3. Tata cara penulisanTata cara penulisan
4.4. Singkatan-singkatan yang digunakan:Singkatan-singkatan yang digunakan:
a. Ibidema. Ibidem
b. Loc.citb. Loc.cit
c. Op.citc. Op.cit
59. PENULISAN DAFTAR PUSTAKAPENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Melingkupi cara penulisan daftar pustaka berupa:Melingkupi cara penulisan daftar pustaka berupa:
1.1. BukuBuku
2.2. Artikel MajalahArtikel Majalah
3.3. Artikel JurnalArtikel Jurnal
4.4. Artikel Surat KabarArtikel Surat Kabar
5.5. Situs InternetSitus Internet