1. 11 Rahasia Memulai Bisnis Tanpa Uang
Bab 1. Sikap Mental Positif Sebagai Landasan Smart Entrepreneur
1.1. SENJATA AMPUH
Menurut Prof. Edwood Chapman, Sikap mental adalah cara
mengomunikasikan atau mengekspresikan suasana hati atau
watak kepada orang lain. Jika ekspresi kita kepada orang lain
positif, maka kita disebut orang yang bersikap mental positif.
Sikap mental positif mendorong kita untuk mencapai
tujuan dengan gigih. Ketika kita jatuh terperosok kita
masih dapat mengatakan “Ah ini Cuma kesandung batu
kecil. Tujuan kita belum tercapai”Kita pun mampu bangkit
kembali.
2. Soichiro Honda tetap bersikap mental positif ketika
piston berbentuk cincin buatan nya ditolak oleh Toyota
dan ditertawakan para teknisi. Setelah bertahan dua
tahun dan memperbaiki kelemahan piston tersebut,
akhirnya Toyota mau menerimanya .Bahkan, ketika
pabriknya dibom dua kali, dan dihancurkan oleh gempa
bumi, ia tetap bersikap mental positif dalam meraih cita-
citanya untuk tetap mempunyai pabrik.
Sikap mental positif mendorong kita untuk menjadi
lebih kreatif. Setiap saat terjadi hal-hal yang tak kita
inginkan, dengan sikap mental positif, kita masih dapat
menanggapinya dengan mencari suatu hikmah
dibaliknya secara kreatif
3. 1.2.MENJAGA KREATIVITAS
Entrepreneur merupakan orang yang menanggapi setiap
perubahan lingkungan secara kreatif dan inovatif.
Baginya, lingkungan macam apa pun tidak menimbulkan
masalah termasuk saat terjadi krisis
Kreativitas adalah kemampuan untuk menyajikan
gagasan atau idea baru, sedangkan inovasi merupakan
aplikasi dari gagasan atau idea baru tersebut
1.3. TEKNIK MENCIPTA IDE : MINIMISASI
Teknik minimisasi selain pengecilan dalam fisik, dapat
pula bermakna pengecilan dalam hal waktu
4. 1.4. KREATIVITAS PERIKLANAN
Kreativitas hampir selalu digunakan dalam periklanan
karena membantu periklanan dalam memberi
informasi, membujuk, mengingatkan, meningkatkan
nilai dan “meledakkan” periklanan
Kreativitas adalah kemampuan untuk menyajikan
gagasan atau ide baru, sedangkan inovasi merupakan
aplikasi dari gagasan atau ide baru tersebut.
Sosiologi asal Jerman Max Weber, berpendapat seorang
berfikir dengan menggunakan dua cara : yaitu berfikir
obyektif, rasional, berdasarkan fakta dan berfikir
kualitatif ,intuitif, berdasarkan nilai.