SlideShare a Scribd company logo
N
Pola-PolaHukumMendel 1
N
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan,
tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak
untuk Allah Tuhan semesta alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Buku ini dengan judul ”POLA-
POLA HUKUM MENDEL”.
Meskipun penulis berharap isi dari buku modul ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar buku ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar buku modul ini bermanfaat
bagi semua pembaca.
Tangerang, November 2014
Penyusun
N
Pola-PolaHukumMendel 2
N
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................1
Daftar Isi .......................................................................................2
Peta Konsep .......................................................................................3
Pola-Pola Hereditas ..........................................................................4
Istilah Genetika ..........................................................................5
Pewarisan Sifat Menurut Mendel ................................................8
Hukum Mendel I ...........................................................9
Hukum Mendel II ........................................................................14
Penyimpangan Semu Hukum Mendel ..............................................17
Tautan ..................................................................................................28
Pindah Silang .....................................................................................30
Soal-Soal Latihan ........................................................................32
Teka-Teki Silang ........................................................................37
Daftar Pustaka .....................................................................................38
N
Pola-PolaHukumMendel 3
N
PETA KONSEP
N
Pola-PolaHukumMendel 4
N
PERTANYAAN :
Bagaimana caranya sifat orang tua bisa diturunkan ? apakah
seluruh sifat orang tua diturunkan ke anaknya?
POLA – POLA HEREDITAS
Pada semua organisme yang berkembang biak secara seksual,
sifat – sifat induk diwariskan kepada keturunannya melalui sel
gamet.
W.S Sutton (1902 ) seorang ahli genetika Amerika, memberikan
pemikiran tentang pola – pola penurunan sifat sebagai berikut :
1. Jumlah kromosom sel sperma dan ovum adalah setengah
dari jumlah kromosom sel tubuh
2. Organisme baru hasil fertilisasi ovum oleh sperma
mengandung dua perangkat kromosom ( diploid : 2n )
pada setiap sel.
3. Dalam pembelahan meiosis kedua perangkat kromosom
memisah secara bebas.
4. Setelah melalui proses mitosis dan meiosis, bentuk dan
identitas setiap kromosom adalah tetap.
N
Pola-PolaHukumMendel 5
N
PEWARISAN SIFAT
Genetika adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
yang berhubungan dengan pemindahan informasi dari satu sel ke
sel lain dan pewarisan sifat (hereditas ) dari induk ke
keturunannya.
ISTILAH GENETIKA
a. Parental; Parental disingkat P, berarti induk atau orang tua,
atau tetua
b. Filial; Filial adalah keturunan ( generasi ) yang diperoleh
sebagai hasl dari perkawinan Parental, keturunan pertama
Disingkat F1 Keturunan kedua disingkat F2 Dst.
c. Dominan; Dominan adalah sifat yang muncul pada keturunan,
yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan
sifat pasangannya, gen dominan adalah gen yang dapat
mengalahkan atau menutupi gen lain yang merupakan pasangan
alelnya.
d. Resesif; Resesif adalah sifat yang tidak muncul pada
keturunannya, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini
dapat dikalahkan ( ditutupi ) oleh sifat pasangannya. Gen resesif
adalah gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang
merupakan pasangan alelnya.
N
Pola-PolaHukumMendel 6
N
e. Genotipe; Genotipe adalah susunan genetik suatu sifat yang
dikandung suatu individu yang menyebabkan munculnya sifat –
sifat pada fenotip
contoh : T adalah gen untuk tinggi, sedangkan t adalah gen untuk
pendek; tinggi dominan terhadap pendek
maka : TT atau Tt adalah genotip dengan fenotipe tinggi; tt
adalah genotipe dengan fenotipe pendek
f. Fenotipe; Fenotipe adalah sifat lahiriah yang merupakan
bentuk luar yang dapat dilihat atau diamati. Fenotipe merupakan
interaksi antara genotipe dan lingkungan, maka dapat dituliskan :
F = G + L F= fenotipe, G= Genotipe L= Lingkungan
g. Alel; Alel adalah anggota pasangan gen yang mempunyai sifat
alternatif sesamanya. Gen – gen tersebut terletak pada lokus yang
bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog. Contoh untuk
pasangan gen Bb, B adalah alel dari b, dan b adalah alel dari B.
h. Homozigot; Homozigot adalah pasangan alel dengan gen yang
sama, keduanya gen dominan atau resesif. Contoh :(Homozigot
dominan : BB,AA,TT,MM) (Homozigot resesif : bb, aa, tt.mm)
i. Heterozigot; Heterozigot adalah pasangan alel dengan gen
yang tidak sama, yang satu gen dominan dan yang lain gen
resesif. Contoh : Bb, Aa, Tt, Mm
N
Pola-PolaHukumMendel 7
N
j. Pembastaran; Pembastaran adalah perkawinan antara dua
individu yang mempunyai sifat beda
Hibrida adalah keturunan hasil penyerbukan silang dengan
sifat – sifat yang berbeda
Monohibrida : hibrida yang memiliki satu sifat beda
Dihibrida : hibrida yang memiliki dua sifat beda
Trihibrida : hibrida yang memiliki tiga sifat beda
Polihibrida : Hibrida yang memiliki banyak sifat beda
N
Pola-PolaHukumMendel 8
N
PEWARISAN SIFAT MENURUT MENDEL
regor Johan Mendel (1822 – 1884 ) disebut juga
bapak genetika. Karena melalui percobaannya beliau
dapat meletakkan dasar – dasar ilmu genetika. Dalam
percobaannya mendel menggunakan tanaman kacang kapri atau
ercis ( Pisum Sativum ). Alasannya, tanaman kacang kapri
memiliki siklus hidup yang tidak lama, mudah disilangkan,
memiliki bunga sempurna serta tidak memiliki tujuh sifat yang
mencolok. Dengan penelitian menggunakan tanaman kapri
tersebut akhirnya mendel dapat menemukan hukum – hukum
genetika yang dikenal dengan Hukum Mendel I dan Hukum
Mendel II
G
N
Pola-PolaHukumMendel 9
N
 HUKUM MENDEL I
‘’Ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu,
akan terjadi pemisahan alel secara bebas’’
Oleh karena itu setiap gamet mengandung salah satu alel yang
dikandung oleh induknya. Hukum mendel I disebut juga
segregasi bebas, dapat dijumpai pada persilangan monohibrid
a. ) Persilangan Monohibrid
Mendel menyilangkan dua individu kacang kapri yang memiliki
satu sifat beda ( monohibrid) yaitu antara kapri berbatang tinggi
dengan berbatang rendah, sifat tinggi dominan terhadap sifat
rendah.
N
Pola-PolaHukumMendel 10
N
N
Pola-PolaHukumMendel 11
N
Backcross dan testcross
Backcross adalah menyilangkan atau mengawinkan individu
hasil hibrida ( F1 ) dengan salah satu induknya. Tujuannya untuk
mengetahui genotipe induknya ( parental )
Contoh : sifat tinggi batang pada kacang kapri
N
Pola-PolaHukumMendel 12
N
TESTCROSS adalah menyilangkan individu F1 dengan salah
satu induknya yang homozigot resesif, tujuannya untuk
mengetahui apakah individu F1 itu homozigot ( galur murni )
atau heterozigot .
N
Pola-PolaHukumMendel 13
N
INTERMEDIAT adalah semidominan atau kodominan adalah
penyilangan dengan satu sifat beda, namun sifat dominan tidak
mampu menutupi sifat resesif sehingga muncul sifat di antara
keduanya.
Keterangan : Warna merah muda disebabkan oleh sifat M yang
tidak dominan terhadap m, ataupun sifat m yang tidak resesif
terhadap M, sifat demikian disebut intermediat.
N
Pola-PolaHukumMendel 14
N
 HUKUM MENDEL II
“Pada saat pembentukan gamet, gen – gen sealel akan
mengelompok secara bebas”
Hukum mendel II disebut juga hukum asortasi atau
pengelompokan gen secara bebas. Hukum mendel II dapat
dibuktikan dengan persilangan dihibrid atau lebih.
Mendel melakukan percobaan penyilangan pada kacang kapri
dengan dua sifat beda, yaitu warna dan bentuk biji.
B : Bulat, dominan terhadap keriput
b : Keriput
K : Kuning, dominan terhadap hijau
k : Hijau
N
Pola-PolaHukumMendel 15
N
Komposisi Gen
P : BBKK >< bbkk
( bulat kuning ) ( keriput hijau )
Gamet : BK ; bk
F1 : BbKk ( Bulat kuning )
Gamet : BK,Bk, bK, bk
F2 : BbKk >< BbKk
Gamet–gamet dari BbKk (BK,Bk,bK,bk) dapat berpasangan
secara bebas (hukum mendel II) sehingga F2 dapat dianalisis
dengan sistem papan catur ( Punnet Square ) seperti berikut :
Gamet BK Bk Bk Bk
BK BBKK 1 BBKk 2 BbKK 3 BbKk 4
Bk BBKk 5 BBkk 6 BbKk 7 Bbkk 8
bK BbKK 9 BbKk 10 bbKK 11 bbKk 12
Bk BbKk 13 Bbkk 14 bbKk 15 bbkk16
N
Pola-PolaHukumMendel 16
N
Maka kemungkinan kombinasi genotipe dan fenotipe pada F2
adalah :
Nomor kotak Genotipe Fenotipe
1 BBKK Bulat kuning
2, 5 BBKk Bulat kuning
3, 9 BbKK Bulat kuning
4, 7, 10, 13 BbKk Bulat kuning
6 BBkk Bulat hijau
8, 14 Bbkk Bulat hijau
11 bbKK Keriput kuning
12, 15 bbKk Keriput kuning
16 Bbkk Keriput hijau
Rasio fenotipe F2 = bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning :
keriput hijau
9 : 3 : 3 : 1
N
Pola-PolaHukumMendel 17
N
Macam gamet, jumlah gamet, dan jumlah macam fenotip
Jumlah
sifat
beda
Macam
gamet
pada F1
Jumlah macam ga pada F2 Macam
fenotip
pada F2
Perbandingan
fenotipe pada
F2seluruhnya homozigot Heterozigot
1 21 = 2 31= 3 21 = 2 3 – 2 = 1 21 = 2 3 : 1
2 22 = 4 32= 9 22 = 4 9 – 4 = 5 22 = 4 9:3:3:1
3 23= 8 33= 27 23 = 8 27 – 8 = 19 23 = 8 27 : 9 : 9: 9 : 3
: 3 : 3 : 1
N 2n 3n 2n 3n – 2n 2n
N
Pola-PolaHukumMendel 18
N
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
Kebanyakan sifat yang diturunkan dari induk (orang tua)
kepada keturunannya (anak) tidak dapat dianalisis dengan cara
Mendel yang sederhana. Misalnya persilangan monohybrid yang
menghasilkan perbandingan fenotip 1 : 2 : 1 dan persilangan
dihibrid yang menghasilkan perbandingan 12 : 3 : 1, 9 : 7, atau 15
: 1. Penyimpangan ini terjadi karena interaksi antar alel dan
genetic.
Penyimpangan karena interaksi alel:
1. Dominasi tidak sempurna (incomplete dominance) :
alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif
sepenuhnya. Akibatnya individu heterozigot bersifat
setengah dominan dan setengah resesif. Contoh : tanaman
bunga Snapdragon.
N
Pola-PolaHukumMendel 19
N
Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1
2. Kodominan : dua alel suatu gen yang menghasilkan
produk berbeda dengan alel yang satu tidak dipengaruhi
oleh alel yang lain. Contoh : Sapi Shorthorn, dan pada
Anjing Husky: BB (bermata biru) x bb (mata coklat), BB x bb
akan menghasilkan Bb (bermata biru dan coklat).
Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1
3. Alel ganda : adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen
yang terjadi sebagai akibat dari mutasi. Contoh : warna
rambut kelinci. Pertambahan jumlah anggota alel ganda
menyebabkan bertambahnya kemunkinan genotip bagi
masing-masing fenotip (polimorfisme)
N
Pola-PolaHukumMendel 20
N
4. Alel letal : alel yang dapat menyebabkan kematian bagi
individu yang memilikinya pada saat masih menjadi
embrio awal atau beberapa saat setelah kelahiran.
N
Pola-PolaHukumMendel 21
N
a. Alel letal resesif : alel yang dalam keadaan homozigot
resesif dapar menyebabkan kematian. Contoh : albino ( 1
dari 4 keturunan akan mati)
b. Alel letal dominan : alel yag dalam keadaan homozigot
dominan dapat menyebabkan kematian. Contoh : ayam jambul (1
dari 4 keturunan akan mati).
Selain interaksi antar alel, terdapat juga interaksi genetic
yaitu adalah suatu keadaan dimana dua atau lebih gen
mengekspresikan protein enzim yang mengkatalis langkah-
langkah dalam suatu jalur yang sama.
Interaksi genetic ini menyebabkan :
1. Atavisme : munculnya suatu sifat baru karena adanya
interaksi dari beberapa gen. contoh : jengger ayam
(persilangan antara rose dan pea menghasilkan walnut
N
Pola-PolaHukumMendel 22
N
100%, lalu disilangkan lagi sesama walnut)
Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 3 : 1 (walnut : rose :
pea : single) muncul sebuah sifat baru
2. Polimeri : bentuk interaksi gen yang kumulatif atau salin
menambah sebagai akibat dari interaksi dua gen atau
lebih, atau bisa disebut sebagai gen ganda. Contoh :
percobaan H. Nillson-Ehle pada biji gandum (persilangan
antara gandum berbiji merah gelap dengan putih
menghasilkan merah sedang 100%, lalu disilangkan lagi
sesama merah sedang)
N
Pola-PolaHukumMendel 23
N
Perbandingan hasilnya 15 : 1 (merah : putih) 



3. Kriptomeri : sifat gen dominan yang tersembunyi jika
gen tersebut berdiri sendiri, namun setelah berinteraksi
dengan gen dominan lainnya akan muncul sifat yang
tersembunyi itu. Contoh : bunga Linaria maroccana
(persilangan anatar bunga merah dan putih yang
menghasilkan keturunan ungu 100%, kemudia disilangkan
sesama ungu)
N
Pola-PolaHukumMendel 24
N
Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 4 (ungu : merah :
putih)
4. Epistasis dan Hipostasis : gen yang menutupi dan yang
ditutupi.
a. Epistasis dominan : gen dengan alel dominan yang
menutupi kerja gen lain. Contoh : labu putih disilangkan
dengan labu hijau akan menghasilkan labu putih 100%, bila
disilangkan lagi maka akan menghasilkan keturunan dengan
perbandingan 12 : 3 : 1 (putih : kuning : hijau)
N
Pola-PolaHukumMendel 25
N
b. Epistasis resesif : gen dengan alel homozigot resesif yang
mempengaruhi gen lain. Contoh : warna rambut tikus hitam
dengan tikus putih akan menghasilkan tikus abu-abu agouti,
bila disilangkan lagi akan menghasilkan perbandingan 9 : 3 :
4 (abu-abu : hitam : putih)
N
Pola-PolaHukumMendel 26
N
c. Epistasis dominan rangkap : peristiwa dua gen dominan
atau lebih yang bekerja untuk munculnya satu fenotip
tunggal. Contoh : persilangan biji segitiga dengan biji
membulat menghasilkan 100% biji segitiga yang bila
disilangkan lagi akan menghasilkan perbandingan 15 : 1
antara segitiga dan membulat
N
Pola-PolaHukumMendel 27
N
d. Komplementer / epistasis resesif rangkap : interkasi
beberapa gen yang slaing melengkapi. Contoh : bunga
Lathyrus odoratus. (perbadingan akhirnya 9 : 7 (ungu : putih)
N
Pola-PolaHukumMendel 28
N
TAUTAN DAN PINDAH SILANG
Selain karena adanya interaksi genetic dan alel, penyimpangan
dalam hukum mendel juga bisa berasal dari adanya tautan dan
pindah silang. Hal ini menyebabkan terjadinya rekombinasi di
antara gen-gen pada sepasang kromosom.
TAUTAN
1. Tautan autosomal : gen-gen yang terletak pada kromosom
yang sama tidak dapat bersegregasi secara bebas dan cenderung
diturunkan bersama. Penelitian ini dilakukan oleh Thomas Hunt
Morgan dengan menggunakan lalat buah yang dikembang
biakkan dan akhirnya menemukan satu variasi baru berupa lalat
bermata putih yang Ia sebut sebagai lalat mutan, karena berasal
dari alel tipe normal yang mengalami perubahan atau mutasi.
2. Tautan kelamin : percobaan pertama Morgan dilanjutkan
dengan mengawinkan lalat buah bermata putih jantan dengan
lalat buah betina bermata merah. Hasilnya seperti persilangan
pada umumnya yaitu 3 : 1, hanya saja perbedaan yang muncul
adalah keturunan bermata putih hanya ada paa jantan, dan
ternyata warna mata pada lalat adalah berdasarkan jenis
kelaminnya. Sehingga diambil kesimpulan bahwa gen yang
membawa mata putih hanya terdapat pada kromosom X. gen
tertaut kelamin adalah gen yang terletak pada kromosom kelamin
dan sifat yang ditimbulkan gen pada kromosom ini diturunkan
N
Pola-PolaHukumMendel 29
N
bersama dengan jenis kelamin. Gen tertaut ini terbagi 2 menjadi
sempurna yang terletak dibagian homolog dan tidak sempurna di
bagian yang tidak sempurna.
a. Gen tertaut kromosom X : gen yang terdapat pada kromosom
X, ini disebut gen tertaut kelamin yang tidak sempurna.
b. Gen tertaut kromosom Y : gen yang tertaut kelamin sempurna.
Gen-gen yang mengalami tautan pada satu kromosom tidak selalu
bersama-sama pada saat pembentukan gamet melalui pembelahan
meiosis, gen ini dapat mengalami pindah silang. Pindah silang
adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu kromatid dengn gen-
gen kkromatid homolognya, yang diikuti oleh patah dan
melekatnya kromatid sewaktu profase dalam pembelahan
meiosis.
N
Pola-PolaHukumMendel 30
N
PINDAH SILANG
• proses pertukaran Gen antara kromatid-kromatid yang bukan
pasangannya pada sepasang kromosom homolog.
• Tempat persilangan dua kromatid yang membentuk titik temu
disebut chiasma
• Proses terjadi ketika reproduksi sel secara miosis pada profase
I , tepatnya pada fase diploten
• Ahli yang mengembangkan oleh : Morgan
• Ia menerapkan pada pada tanaman ercis bunga ungu pollen
lonjong (PPLL) yang serbuk sari bunga itu disilangkan dengan
bunga merah pollen bulat (ppll)
• Hasilnya ternyata pada F1 adalah bunga ungu pollen lonjong
(PpLl) Namun ketika antara F 1 itu disilangkan terjadi hal aneh
Hasil temuan pada F2 ternyata dihasilkan rasio fenotif tidak
sesuai dengan hukum mendell; Ungu lonjong : Ungu Bulat :
merah lonjong : merah bulat
N
Pola-PolaHukumMendel 31
N
Hasil Pindah silang akan terbentuk
• Kombinasi Parental (KP)
• Kombinasi Rekombinan (RK)
• Gen yang berpautan tidak selamanya terpaut
• Pindah silang menyebabkan pergantian alel diantara kromosom
homolog, menghasilkan kombinasi yang tidak ditemukan pada
induknya. Pindah silang meningkatkan keaneka ragaman hayati
genetik selain yang dihasilkan oleh pengelompokkan gen secara
bebas.
N
Pola-PolaHukumMendel 32
N
Soal-Soal Latihan
Essay
1. Pada persilangankacangercis,disilangkankacangercisberbiji
bulatkuningdisilangkandengankacangercisberbijikeriput
hijau.Apabilabulatkuningmerupakanwarnadominan
terhadapwarna lainnyadanketurunanpadaF1 disilangkan
anatar sesamanyamaka:
a. Bagaimanakah perbandinganfenotippadaF2?
b. Berapakahkemungkinanprosentase dihasilkananakanbulat
kuningpadaF2 ?
2. Tanaman berbungamerahbesaryangdikendalikangen”MB”
disilangkandengantanamanberbungaputihkecil yang
dikendalikangen”mb”menghasilkanketurunanpertama(F-1)
tanamandengangenotip”MmBb”.KemudiantanamanF-1
dengangenotip”MmBb” tersebutdikawinkansesamanyadan
menghasilkanketurunankedua(F-2) berjumlah800 tanaman. .
a. Bilaperistiwanyadominanpenuh,fenotipapasajayang
muncul pada keturunankedua(F-2)?Berapajumlah masing-
masingfenotiptersebut?
b. Bilaperistiwanyasemi dominan,fenotipapasajayang
muncul pada keturunankedua(F-2)?Berapajumlahmasing-
masingfenotiptersebut?
3. Buatlahdiagramperkawinanmonohibridantara2 tetua
homozigotdominandanhomozigotresesifhinggasampai
keturunankedua!Berilahketerangangenotipdanfenotipnya!
(sifatdansimbol bolehditentukansendiri)
N
Pola-PolaHukumMendel 33
N
Pilihan Ganda
1. Disilangkan ayam berpial walnut (PPRr) dengan ayam berpial
grigi (ppRr). Kemungkinan keturunan yang memiliki fenotif
sama dengan induk adalah…
a.25%
b.37,5%
c.50%
d.75%
e. 100 %
2. Disilangkan gandum hitam (HhKk) dengan gandum kuning
(hhKk). Berapa kemungkinan dihasilkan gandum berfenotif
putih?
a.0%
b.12,5%
c.37,5%
d.25%
e. 50 %
3. Gen letal adalah yang dalam keadaan homozigot
menyebabkankematian.Pernyataanyang tepat berhubungan
dengan gen letal dominan…
a.Terpaut padakromosom kelamin
b.Menyebabkan kematian postnatal
c.Hanya diperoleh dari ayahnya
N
Pola-PolaHukumMendel 34
N
d.Genotipe geterozigot berfenotip cacat
e. Genotipe homozigot berfenotip normal
4. Pindah silang yang terjadi antar kromatid dari kromosom
homolognya sering terjadi saat…
a. Profase
b. Metafase
c. Anafase
d. Telofase
e. Interfase
5. Jika ayam walnut ( RrPp) disilangkan dengan ayam
walnut ( RrPP) bertelur 12 butir maka akan dihasilkan
ayam Berjambul Pea/biji sebanyak ?
a. 2 ekor
b. 3 ekor
c. 4 ekor
d. 6 ekor
e. 8 ekor
6. Mendel menyilangkan tanaman berbunga merah batang
tinggi dan putih rendah hasil keturunannya dihasilkan
keturunan F1 merah muda dengan batang sedang
(intermedier), jika antar keturunan F1 itu di disilangkan
maka untuk menghasilkan turunan merah muda batang
N
Pola-PolaHukumMendel 35
N
sedang sebanyak .....
a. 0 %
b. 25 %
c. 50 %
d. 75 %
e. 100 %
7. Gandum kulit hitam ( HhKk) disilangkan dengan gandum
kuning (hhKk). Bila dihasilkan 800 biji gandum, maka
yang berwarna putih berjumlah ...
a. 100
b. 200
c. 400
d. 500
e. 600
8. Dari individu dengan genotif PpQqRRtt
Dapat menghasilkan macam gamet …
a. 1
b. 2
c. 4
d. 8
e. 16
N
Pola-PolaHukumMendel 36
N
9. Tanaman bunga merah (Aabb) disilangkan dengan bunga
putih (aaBb) menurunkan keturunan sebanyak 128
tanaman.
Berapa ratio dari keturunan itu yang berbunga ungu :
putih ?
a. 1 : 1
b. 1 : 2
c. 2 : 1
d. 2 : 3
e. 3 : 2
10. Diketahui faktor-faktor penentu sifat warna pada tikus. Tikus
Abuabu Epistasisterhadaptikushitam .Apabila tikus abu-abu
heterozigot disilangkan dengan sesamanya,
maka perbandingantikusHitam : Tikus Abu-abu : Tikus albino
pada keturunannya adalah .....
a. 9 : 4 : 3
b. 3 : 12 : 1
c. 9 : 5 : 2
d. 9 : 3 : 4
e. 12 : 3 : 1
N
Pola-PolaHukumMendel 37
N
TEKA-TEKI SILANG
Across
2. sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan
sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya
5. sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu
perkawinan sifat ini dapat dikalahkan ( ditutupi ) oleh sifat pasangannya
7. induk atau orang tua
9. sifat yang dapat diamati
10. yang memiliki dua sifat beda
Down
1. nama ilmiah kacang kapri atau ercis
3. alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang memilikinya
4. gen yang ditutupi
6. Cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya
8. gen yang menutupi
N
Pola-PolaHukumMendel 38
N
DAFTAR PUSTAKA
Suryo, Ir. Genetika Untuk Strata I. Yogyakarta : UGM Press.
2012.
Artikel Pdf :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Paramita%20C
ahyaningrum%20Kuswandi,%20M.Sc/2.%20Genetika%20Mend
el.pdf
youtube : http://www.youtube.com/watch?v=hUTeOD7qliw
JURNAL : http://eprints.uny.ac.id/10250/1/Jurnalnew.pdf

More Related Content

What's hot

Persilangan monohibrid
Persilangan monohibridPersilangan monohibrid
Persilangan monohibriddefiyandini
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
Rijalul Fikri
 
Latihan soal pewarisan sifat
Latihan soal pewarisan sifatLatihan soal pewarisan sifat
Latihan soal pewarisan sifat
Mulyani Fatimah
 
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
AlImamIslamicSchool
 
Teori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
Teori Genetika Mendel dan Persilangan MonohibridTeori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
Teori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
safirards12
 
Biologi - Persilangan Monohibrid
Biologi - Persilangan MonohibridBiologi - Persilangan Monohibrid
Biologi - Persilangan MonohibridWuri Utami
 
POLA PEWARISAN SIFAT DAN PENYIMANGAN HUKUM MENDEL (BIOLOGI SMA)
POLA PEWARISAN SIFAT DAN PENYIMANGAN HUKUM MENDEL (BIOLOGI SMA)POLA PEWARISAN SIFAT DAN PENYIMANGAN HUKUM MENDEL (BIOLOGI SMA)
POLA PEWARISAN SIFAT DAN PENYIMANGAN HUKUM MENDEL (BIOLOGI SMA)
REVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Penyimpangan Semu Hukum MendelPenyimpangan Semu Hukum Mendel
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
evarahma70
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Penyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelPenyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendel
hnffunnisa
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
kth97jjk
 
Penyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola HereditasPenyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola Hereditas
vigaoliv
 
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendel
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendelSkl 33. penyimpangan semu hukum mendel
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendel
Herfen Suryati
 
Biologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu MendelBiologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu Mendel
Hanifah Nisrina C
 
Bab 6 pewarisan sifat
Bab 6 pewarisan sifatBab 6 pewarisan sifat
Bab 6 pewarisan sifat
Aan Khoirudin
 

What's hot (20)

Persilangan monohibrid
Persilangan monohibridPersilangan monohibrid
Persilangan monohibrid
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Latihan soal pewarisan sifat
Latihan soal pewarisan sifatLatihan soal pewarisan sifat
Latihan soal pewarisan sifat
 
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
 
Teori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
Teori Genetika Mendel dan Persilangan MonohibridTeori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
Teori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
 
Biologi - Persilangan Monohibrid
Biologi - Persilangan MonohibridBiologi - Persilangan Monohibrid
Biologi - Persilangan Monohibrid
 
POLA PEWARISAN SIFAT DAN PENYIMANGAN HUKUM MENDEL (BIOLOGI SMA)
POLA PEWARISAN SIFAT DAN PENYIMANGAN HUKUM MENDEL (BIOLOGI SMA)POLA PEWARISAN SIFAT DAN PENYIMANGAN HUKUM MENDEL (BIOLOGI SMA)
POLA PEWARISAN SIFAT DAN PENYIMANGAN HUKUM MENDEL (BIOLOGI SMA)
 
Hukum mendel
Hukum mendelHukum mendel
Hukum mendel
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Penyimpangan Semu Hukum MendelPenyimpangan Semu Hukum Mendel
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
 
Penyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelPenyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendel
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
Penyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola HereditasPenyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola Hereditas
 
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendel
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendelSkl 33. penyimpangan semu hukum mendel
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendel
 
Biologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu MendelBiologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu Mendel
 
Bab 6 pewarisan sifat
Bab 6 pewarisan sifatBab 6 pewarisan sifat
Bab 6 pewarisan sifat
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Power poiint-hukum-mendel
Power poiint-hukum-mendelPower poiint-hukum-mendel
Power poiint-hukum-mendel
 
Mendelisme1
Mendelisme1Mendelisme1
Mendelisme1
 

Viewers also liked

Kromosom
KromosomKromosom
Anatomi daun puring mutiara
Anatomi daun puring mutiaraAnatomi daun puring mutiara
Anatomi daun puring mutiara
Ranie Khoerunnisa
 
Anatomi organ tumbuhan
Anatomi organ tumbuhan Anatomi organ tumbuhan
Anatomi organ tumbuhan
ymusli
 
Fungsi dan manfaat tumbuhan berdaun lebar bagi lingkungan
Fungsi dan manfaat tumbuhan berdaun lebar bagi lingkunganFungsi dan manfaat tumbuhan berdaun lebar bagi lingkungan
Fungsi dan manfaat tumbuhan berdaun lebar bagi lingkunganAndri Endianto
 
Organ daun dan bunga pada tumbuhan
Organ daun dan bunga pada tumbuhanOrgan daun dan bunga pada tumbuhan
Organ daun dan bunga pada tumbuhanIs Wanto
 
Makalah klpk 10
Makalah klpk 10Makalah klpk 10
Makalah klpk 10
twelve1212
 
Teknologi reproduksi
Teknologi reproduksiTeknologi reproduksi
Teknologi reproduksi
Joko Suryanto
 

Viewers also liked (8)

Kromosom
KromosomKromosom
Kromosom
 
Anatomi daun puring mutiara
Anatomi daun puring mutiaraAnatomi daun puring mutiara
Anatomi daun puring mutiara
 
Anatomi organ tumbuhan
Anatomi organ tumbuhan Anatomi organ tumbuhan
Anatomi organ tumbuhan
 
Fungsi dan manfaat tumbuhan berdaun lebar bagi lingkungan
Fungsi dan manfaat tumbuhan berdaun lebar bagi lingkunganFungsi dan manfaat tumbuhan berdaun lebar bagi lingkungan
Fungsi dan manfaat tumbuhan berdaun lebar bagi lingkungan
 
Organ daun dan bunga pada tumbuhan
Organ daun dan bunga pada tumbuhanOrgan daun dan bunga pada tumbuhan
Organ daun dan bunga pada tumbuhan
 
Makalah klpk 10
Makalah klpk 10Makalah klpk 10
Makalah klpk 10
 
Teknologi reproduksi
Teknologi reproduksiTeknologi reproduksi
Teknologi reproduksi
 
Anatomi daun
Anatomi daunAnatomi daun
Anatomi daun
 

Similar to Buku cetak!

BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
XIISMANSADAIPS
 
Biologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanBiologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhan
Aswin Ndraha
 
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptxPERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
TaufikMunkinaza
 
Pola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas IsmailPola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas Ismail
ismail fizh
 
PPT KD 3.5 Pewarisan Sifat Hukum Mendel.pptx
PPT KD 3.5 Pewarisan Sifat Hukum Mendel.pptxPPT KD 3.5 Pewarisan Sifat Hukum Mendel.pptx
PPT KD 3.5 Pewarisan Sifat Hukum Mendel.pptx
Febifernanda
 
Pola pola hereditas
Pola pola hereditasPola pola hereditas
Pola pola hereditasIsmail Fizh
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
NairaParsa
 
PEWARISAN SIFAT-new.pptx
PEWARISAN SIFAT-new.pptxPEWARISAN SIFAT-new.pptx
PEWARISAN SIFAT-new.pptx
anirwan90
 
pewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri ppt
pewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri pptpewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri ppt
pewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri ppt
WukirAsh
 
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptxPPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
RinaApriantiNainggol
 
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptxMEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
DindaChairnisaDenava
 
(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)
hnffunnisa
 
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptxhukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
avita12
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
anik amaliya
 
review tugas genetika penyilangan.docx
review tugas genetika penyilangan.docxreview tugas genetika penyilangan.docx
review tugas genetika penyilangan.docx
25VierdaDwiRachmawat
 
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdfGENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
WinengRohmah
 
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Muhamad Toha
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
Genetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.pptGenetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.ppt
ssuserbda8a2
 

Similar to Buku cetak! (20)

BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
 
Biologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanBiologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhan
 
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptxPERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
 
Pola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas IsmailPola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas Ismail
 
PPT KD 3.5 Pewarisan Sifat Hukum Mendel.pptx
PPT KD 3.5 Pewarisan Sifat Hukum Mendel.pptxPPT KD 3.5 Pewarisan Sifat Hukum Mendel.pptx
PPT KD 3.5 Pewarisan Sifat Hukum Mendel.pptx
 
Pola pola hereditas
Pola pola hereditasPola pola hereditas
Pola pola hereditas
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
 
PEWARISAN SIFAT-new.pptx
PEWARISAN SIFAT-new.pptxPEWARISAN SIFAT-new.pptx
PEWARISAN SIFAT-new.pptx
 
pewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri ppt
pewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri pptpewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri ppt
pewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri ppt
 
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptxPPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
 
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptxMEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
 
(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)
 
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptxhukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
review tugas genetika penyilangan.docx
review tugas genetika penyilangan.docxreview tugas genetika penyilangan.docx
review tugas genetika penyilangan.docx
 
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdfGENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
 
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Genetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.pptGenetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.ppt
 

Buku cetak!

  • 1. N Pola-PolaHukumMendel 1 N KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan semesta alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku ini dengan judul ”POLA- POLA HUKUM MENDEL”. Meskipun penulis berharap isi dari buku modul ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar buku ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar buku modul ini bermanfaat bagi semua pembaca. Tangerang, November 2014 Penyusun
  • 2. N Pola-PolaHukumMendel 2 N DAFTAR ISI Kata Pengantar .......................................................................................1 Daftar Isi .......................................................................................2 Peta Konsep .......................................................................................3 Pola-Pola Hereditas ..........................................................................4 Istilah Genetika ..........................................................................5 Pewarisan Sifat Menurut Mendel ................................................8 Hukum Mendel I ...........................................................9 Hukum Mendel II ........................................................................14 Penyimpangan Semu Hukum Mendel ..............................................17 Tautan ..................................................................................................28 Pindah Silang .....................................................................................30 Soal-Soal Latihan ........................................................................32 Teka-Teki Silang ........................................................................37 Daftar Pustaka .....................................................................................38
  • 4. N Pola-PolaHukumMendel 4 N PERTANYAAN : Bagaimana caranya sifat orang tua bisa diturunkan ? apakah seluruh sifat orang tua diturunkan ke anaknya? POLA – POLA HEREDITAS Pada semua organisme yang berkembang biak secara seksual, sifat – sifat induk diwariskan kepada keturunannya melalui sel gamet. W.S Sutton (1902 ) seorang ahli genetika Amerika, memberikan pemikiran tentang pola – pola penurunan sifat sebagai berikut : 1. Jumlah kromosom sel sperma dan ovum adalah setengah dari jumlah kromosom sel tubuh 2. Organisme baru hasil fertilisasi ovum oleh sperma mengandung dua perangkat kromosom ( diploid : 2n ) pada setiap sel. 3. Dalam pembelahan meiosis kedua perangkat kromosom memisah secara bebas. 4. Setelah melalui proses mitosis dan meiosis, bentuk dan identitas setiap kromosom adalah tetap.
  • 5. N Pola-PolaHukumMendel 5 N PEWARISAN SIFAT Genetika adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan pemindahan informasi dari satu sel ke sel lain dan pewarisan sifat (hereditas ) dari induk ke keturunannya. ISTILAH GENETIKA a. Parental; Parental disingkat P, berarti induk atau orang tua, atau tetua b. Filial; Filial adalah keturunan ( generasi ) yang diperoleh sebagai hasl dari perkawinan Parental, keturunan pertama Disingkat F1 Keturunan kedua disingkat F2 Dst. c. Dominan; Dominan adalah sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya, gen dominan adalah gen yang dapat mengalahkan atau menutupi gen lain yang merupakan pasangan alelnya. d. Resesif; Resesif adalah sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat dikalahkan ( ditutupi ) oleh sifat pasangannya. Gen resesif adalah gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang merupakan pasangan alelnya.
  • 6. N Pola-PolaHukumMendel 6 N e. Genotipe; Genotipe adalah susunan genetik suatu sifat yang dikandung suatu individu yang menyebabkan munculnya sifat – sifat pada fenotip contoh : T adalah gen untuk tinggi, sedangkan t adalah gen untuk pendek; tinggi dominan terhadap pendek maka : TT atau Tt adalah genotip dengan fenotipe tinggi; tt adalah genotipe dengan fenotipe pendek f. Fenotipe; Fenotipe adalah sifat lahiriah yang merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau diamati. Fenotipe merupakan interaksi antara genotipe dan lingkungan, maka dapat dituliskan : F = G + L F= fenotipe, G= Genotipe L= Lingkungan g. Alel; Alel adalah anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternatif sesamanya. Gen – gen tersebut terletak pada lokus yang bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog. Contoh untuk pasangan gen Bb, B adalah alel dari b, dan b adalah alel dari B. h. Homozigot; Homozigot adalah pasangan alel dengan gen yang sama, keduanya gen dominan atau resesif. Contoh :(Homozigot dominan : BB,AA,TT,MM) (Homozigot resesif : bb, aa, tt.mm) i. Heterozigot; Heterozigot adalah pasangan alel dengan gen yang tidak sama, yang satu gen dominan dan yang lain gen resesif. Contoh : Bb, Aa, Tt, Mm
  • 7. N Pola-PolaHukumMendel 7 N j. Pembastaran; Pembastaran adalah perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat beda Hibrida adalah keturunan hasil penyerbukan silang dengan sifat – sifat yang berbeda Monohibrida : hibrida yang memiliki satu sifat beda Dihibrida : hibrida yang memiliki dua sifat beda Trihibrida : hibrida yang memiliki tiga sifat beda Polihibrida : Hibrida yang memiliki banyak sifat beda
  • 8. N Pola-PolaHukumMendel 8 N PEWARISAN SIFAT MENURUT MENDEL regor Johan Mendel (1822 – 1884 ) disebut juga bapak genetika. Karena melalui percobaannya beliau dapat meletakkan dasar – dasar ilmu genetika. Dalam percobaannya mendel menggunakan tanaman kacang kapri atau ercis ( Pisum Sativum ). Alasannya, tanaman kacang kapri memiliki siklus hidup yang tidak lama, mudah disilangkan, memiliki bunga sempurna serta tidak memiliki tujuh sifat yang mencolok. Dengan penelitian menggunakan tanaman kapri tersebut akhirnya mendel dapat menemukan hukum – hukum genetika yang dikenal dengan Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II G
  • 9. N Pola-PolaHukumMendel 9 N  HUKUM MENDEL I ‘’Ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu, akan terjadi pemisahan alel secara bebas’’ Oleh karena itu setiap gamet mengandung salah satu alel yang dikandung oleh induknya. Hukum mendel I disebut juga segregasi bebas, dapat dijumpai pada persilangan monohibrid a. ) Persilangan Monohibrid Mendel menyilangkan dua individu kacang kapri yang memiliki satu sifat beda ( monohibrid) yaitu antara kapri berbatang tinggi dengan berbatang rendah, sifat tinggi dominan terhadap sifat rendah.
  • 11. N Pola-PolaHukumMendel 11 N Backcross dan testcross Backcross adalah menyilangkan atau mengawinkan individu hasil hibrida ( F1 ) dengan salah satu induknya. Tujuannya untuk mengetahui genotipe induknya ( parental ) Contoh : sifat tinggi batang pada kacang kapri
  • 12. N Pola-PolaHukumMendel 12 N TESTCROSS adalah menyilangkan individu F1 dengan salah satu induknya yang homozigot resesif, tujuannya untuk mengetahui apakah individu F1 itu homozigot ( galur murni ) atau heterozigot .
  • 13. N Pola-PolaHukumMendel 13 N INTERMEDIAT adalah semidominan atau kodominan adalah penyilangan dengan satu sifat beda, namun sifat dominan tidak mampu menutupi sifat resesif sehingga muncul sifat di antara keduanya. Keterangan : Warna merah muda disebabkan oleh sifat M yang tidak dominan terhadap m, ataupun sifat m yang tidak resesif terhadap M, sifat demikian disebut intermediat.
  • 14. N Pola-PolaHukumMendel 14 N  HUKUM MENDEL II “Pada saat pembentukan gamet, gen – gen sealel akan mengelompok secara bebas” Hukum mendel II disebut juga hukum asortasi atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum mendel II dapat dibuktikan dengan persilangan dihibrid atau lebih. Mendel melakukan percobaan penyilangan pada kacang kapri dengan dua sifat beda, yaitu warna dan bentuk biji. B : Bulat, dominan terhadap keriput b : Keriput K : Kuning, dominan terhadap hijau k : Hijau
  • 15. N Pola-PolaHukumMendel 15 N Komposisi Gen P : BBKK >< bbkk ( bulat kuning ) ( keriput hijau ) Gamet : BK ; bk F1 : BbKk ( Bulat kuning ) Gamet : BK,Bk, bK, bk F2 : BbKk >< BbKk Gamet–gamet dari BbKk (BK,Bk,bK,bk) dapat berpasangan secara bebas (hukum mendel II) sehingga F2 dapat dianalisis dengan sistem papan catur ( Punnet Square ) seperti berikut : Gamet BK Bk Bk Bk BK BBKK 1 BBKk 2 BbKK 3 BbKk 4 Bk BBKk 5 BBkk 6 BbKk 7 Bbkk 8 bK BbKK 9 BbKk 10 bbKK 11 bbKk 12 Bk BbKk 13 Bbkk 14 bbKk 15 bbkk16
  • 16. N Pola-PolaHukumMendel 16 N Maka kemungkinan kombinasi genotipe dan fenotipe pada F2 adalah : Nomor kotak Genotipe Fenotipe 1 BBKK Bulat kuning 2, 5 BBKk Bulat kuning 3, 9 BbKK Bulat kuning 4, 7, 10, 13 BbKk Bulat kuning 6 BBkk Bulat hijau 8, 14 Bbkk Bulat hijau 11 bbKK Keriput kuning 12, 15 bbKk Keriput kuning 16 Bbkk Keriput hijau Rasio fenotipe F2 = bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau 9 : 3 : 3 : 1
  • 17. N Pola-PolaHukumMendel 17 N Macam gamet, jumlah gamet, dan jumlah macam fenotip Jumlah sifat beda Macam gamet pada F1 Jumlah macam ga pada F2 Macam fenotip pada F2 Perbandingan fenotipe pada F2seluruhnya homozigot Heterozigot 1 21 = 2 31= 3 21 = 2 3 – 2 = 1 21 = 2 3 : 1 2 22 = 4 32= 9 22 = 4 9 – 4 = 5 22 = 4 9:3:3:1 3 23= 8 33= 27 23 = 8 27 – 8 = 19 23 = 8 27 : 9 : 9: 9 : 3 : 3 : 3 : 1 N 2n 3n 2n 3n – 2n 2n
  • 18. N Pola-PolaHukumMendel 18 N PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL Kebanyakan sifat yang diturunkan dari induk (orang tua) kepada keturunannya (anak) tidak dapat dianalisis dengan cara Mendel yang sederhana. Misalnya persilangan monohybrid yang menghasilkan perbandingan fenotip 1 : 2 : 1 dan persilangan dihibrid yang menghasilkan perbandingan 12 : 3 : 1, 9 : 7, atau 15 : 1. Penyimpangan ini terjadi karena interaksi antar alel dan genetic. Penyimpangan karena interaksi alel: 1. Dominasi tidak sempurna (incomplete dominance) : alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif sepenuhnya. Akibatnya individu heterozigot bersifat setengah dominan dan setengah resesif. Contoh : tanaman bunga Snapdragon.
  • 19. N Pola-PolaHukumMendel 19 N Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1 2. Kodominan : dua alel suatu gen yang menghasilkan produk berbeda dengan alel yang satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain. Contoh : Sapi Shorthorn, dan pada Anjing Husky: BB (bermata biru) x bb (mata coklat), BB x bb akan menghasilkan Bb (bermata biru dan coklat). Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1 3. Alel ganda : adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen yang terjadi sebagai akibat dari mutasi. Contoh : warna rambut kelinci. Pertambahan jumlah anggota alel ganda menyebabkan bertambahnya kemunkinan genotip bagi masing-masing fenotip (polimorfisme)
  • 20. N Pola-PolaHukumMendel 20 N 4. Alel letal : alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang memilikinya pada saat masih menjadi embrio awal atau beberapa saat setelah kelahiran.
  • 21. N Pola-PolaHukumMendel 21 N a. Alel letal resesif : alel yang dalam keadaan homozigot resesif dapar menyebabkan kematian. Contoh : albino ( 1 dari 4 keturunan akan mati) b. Alel letal dominan : alel yag dalam keadaan homozigot dominan dapat menyebabkan kematian. Contoh : ayam jambul (1 dari 4 keturunan akan mati). Selain interaksi antar alel, terdapat juga interaksi genetic yaitu adalah suatu keadaan dimana dua atau lebih gen mengekspresikan protein enzim yang mengkatalis langkah- langkah dalam suatu jalur yang sama. Interaksi genetic ini menyebabkan : 1. Atavisme : munculnya suatu sifat baru karena adanya interaksi dari beberapa gen. contoh : jengger ayam (persilangan antara rose dan pea menghasilkan walnut
  • 22. N Pola-PolaHukumMendel 22 N 100%, lalu disilangkan lagi sesama walnut) Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 3 : 1 (walnut : rose : pea : single) muncul sebuah sifat baru 2. Polimeri : bentuk interaksi gen yang kumulatif atau salin menambah sebagai akibat dari interaksi dua gen atau lebih, atau bisa disebut sebagai gen ganda. Contoh : percobaan H. Nillson-Ehle pada biji gandum (persilangan antara gandum berbiji merah gelap dengan putih menghasilkan merah sedang 100%, lalu disilangkan lagi sesama merah sedang)
  • 23. N Pola-PolaHukumMendel 23 N Perbandingan hasilnya 15 : 1 (merah : putih) 


 3. Kriptomeri : sifat gen dominan yang tersembunyi jika gen tersebut berdiri sendiri, namun setelah berinteraksi dengan gen dominan lainnya akan muncul sifat yang tersembunyi itu. Contoh : bunga Linaria maroccana (persilangan anatar bunga merah dan putih yang menghasilkan keturunan ungu 100%, kemudia disilangkan sesama ungu)
  • 24. N Pola-PolaHukumMendel 24 N Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 4 (ungu : merah : putih) 4. Epistasis dan Hipostasis : gen yang menutupi dan yang ditutupi. a. Epistasis dominan : gen dengan alel dominan yang menutupi kerja gen lain. Contoh : labu putih disilangkan dengan labu hijau akan menghasilkan labu putih 100%, bila disilangkan lagi maka akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan 12 : 3 : 1 (putih : kuning : hijau)
  • 25. N Pola-PolaHukumMendel 25 N b. Epistasis resesif : gen dengan alel homozigot resesif yang mempengaruhi gen lain. Contoh : warna rambut tikus hitam dengan tikus putih akan menghasilkan tikus abu-abu agouti, bila disilangkan lagi akan menghasilkan perbandingan 9 : 3 : 4 (abu-abu : hitam : putih)
  • 26. N Pola-PolaHukumMendel 26 N c. Epistasis dominan rangkap : peristiwa dua gen dominan atau lebih yang bekerja untuk munculnya satu fenotip tunggal. Contoh : persilangan biji segitiga dengan biji membulat menghasilkan 100% biji segitiga yang bila disilangkan lagi akan menghasilkan perbandingan 15 : 1 antara segitiga dan membulat
  • 27. N Pola-PolaHukumMendel 27 N d. Komplementer / epistasis resesif rangkap : interkasi beberapa gen yang slaing melengkapi. Contoh : bunga Lathyrus odoratus. (perbadingan akhirnya 9 : 7 (ungu : putih)
  • 28. N Pola-PolaHukumMendel 28 N TAUTAN DAN PINDAH SILANG Selain karena adanya interaksi genetic dan alel, penyimpangan dalam hukum mendel juga bisa berasal dari adanya tautan dan pindah silang. Hal ini menyebabkan terjadinya rekombinasi di antara gen-gen pada sepasang kromosom. TAUTAN 1. Tautan autosomal : gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama tidak dapat bersegregasi secara bebas dan cenderung diturunkan bersama. Penelitian ini dilakukan oleh Thomas Hunt Morgan dengan menggunakan lalat buah yang dikembang biakkan dan akhirnya menemukan satu variasi baru berupa lalat bermata putih yang Ia sebut sebagai lalat mutan, karena berasal dari alel tipe normal yang mengalami perubahan atau mutasi. 2. Tautan kelamin : percobaan pertama Morgan dilanjutkan dengan mengawinkan lalat buah bermata putih jantan dengan lalat buah betina bermata merah. Hasilnya seperti persilangan pada umumnya yaitu 3 : 1, hanya saja perbedaan yang muncul adalah keturunan bermata putih hanya ada paa jantan, dan ternyata warna mata pada lalat adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Sehingga diambil kesimpulan bahwa gen yang membawa mata putih hanya terdapat pada kromosom X. gen tertaut kelamin adalah gen yang terletak pada kromosom kelamin dan sifat yang ditimbulkan gen pada kromosom ini diturunkan
  • 29. N Pola-PolaHukumMendel 29 N bersama dengan jenis kelamin. Gen tertaut ini terbagi 2 menjadi sempurna yang terletak dibagian homolog dan tidak sempurna di bagian yang tidak sempurna. a. Gen tertaut kromosom X : gen yang terdapat pada kromosom X, ini disebut gen tertaut kelamin yang tidak sempurna. b. Gen tertaut kromosom Y : gen yang tertaut kelamin sempurna. Gen-gen yang mengalami tautan pada satu kromosom tidak selalu bersama-sama pada saat pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis, gen ini dapat mengalami pindah silang. Pindah silang adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu kromatid dengn gen- gen kkromatid homolognya, yang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid sewaktu profase dalam pembelahan meiosis.
  • 30. N Pola-PolaHukumMendel 30 N PINDAH SILANG • proses pertukaran Gen antara kromatid-kromatid yang bukan pasangannya pada sepasang kromosom homolog. • Tempat persilangan dua kromatid yang membentuk titik temu disebut chiasma • Proses terjadi ketika reproduksi sel secara miosis pada profase I , tepatnya pada fase diploten • Ahli yang mengembangkan oleh : Morgan • Ia menerapkan pada pada tanaman ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) yang serbuk sari bunga itu disilangkan dengan bunga merah pollen bulat (ppll) • Hasilnya ternyata pada F1 adalah bunga ungu pollen lonjong (PpLl) Namun ketika antara F 1 itu disilangkan terjadi hal aneh Hasil temuan pada F2 ternyata dihasilkan rasio fenotif tidak sesuai dengan hukum mendell; Ungu lonjong : Ungu Bulat : merah lonjong : merah bulat
  • 31. N Pola-PolaHukumMendel 31 N Hasil Pindah silang akan terbentuk • Kombinasi Parental (KP) • Kombinasi Rekombinan (RK) • Gen yang berpautan tidak selamanya terpaut • Pindah silang menyebabkan pergantian alel diantara kromosom homolog, menghasilkan kombinasi yang tidak ditemukan pada induknya. Pindah silang meningkatkan keaneka ragaman hayati genetik selain yang dihasilkan oleh pengelompokkan gen secara bebas.
  • 32. N Pola-PolaHukumMendel 32 N Soal-Soal Latihan Essay 1. Pada persilangankacangercis,disilangkankacangercisberbiji bulatkuningdisilangkandengankacangercisberbijikeriput hijau.Apabilabulatkuningmerupakanwarnadominan terhadapwarna lainnyadanketurunanpadaF1 disilangkan anatar sesamanyamaka: a. Bagaimanakah perbandinganfenotippadaF2? b. Berapakahkemungkinanprosentase dihasilkananakanbulat kuningpadaF2 ? 2. Tanaman berbungamerahbesaryangdikendalikangen”MB” disilangkandengantanamanberbungaputihkecil yang dikendalikangen”mb”menghasilkanketurunanpertama(F-1) tanamandengangenotip”MmBb”.KemudiantanamanF-1 dengangenotip”MmBb” tersebutdikawinkansesamanyadan menghasilkanketurunankedua(F-2) berjumlah800 tanaman. . a. Bilaperistiwanyadominanpenuh,fenotipapasajayang muncul pada keturunankedua(F-2)?Berapajumlah masing- masingfenotiptersebut? b. Bilaperistiwanyasemi dominan,fenotipapasajayang muncul pada keturunankedua(F-2)?Berapajumlahmasing- masingfenotiptersebut? 3. Buatlahdiagramperkawinanmonohibridantara2 tetua homozigotdominandanhomozigotresesifhinggasampai keturunankedua!Berilahketerangangenotipdanfenotipnya! (sifatdansimbol bolehditentukansendiri)
  • 33. N Pola-PolaHukumMendel 33 N Pilihan Ganda 1. Disilangkan ayam berpial walnut (PPRr) dengan ayam berpial grigi (ppRr). Kemungkinan keturunan yang memiliki fenotif sama dengan induk adalah… a.25% b.37,5% c.50% d.75% e. 100 % 2. Disilangkan gandum hitam (HhKk) dengan gandum kuning (hhKk). Berapa kemungkinan dihasilkan gandum berfenotif putih? a.0% b.12,5% c.37,5% d.25% e. 50 % 3. Gen letal adalah yang dalam keadaan homozigot menyebabkankematian.Pernyataanyang tepat berhubungan dengan gen letal dominan… a.Terpaut padakromosom kelamin b.Menyebabkan kematian postnatal c.Hanya diperoleh dari ayahnya
  • 34. N Pola-PolaHukumMendel 34 N d.Genotipe geterozigot berfenotip cacat e. Genotipe homozigot berfenotip normal 4. Pindah silang yang terjadi antar kromatid dari kromosom homolognya sering terjadi saat… a. Profase b. Metafase c. Anafase d. Telofase e. Interfase 5. Jika ayam walnut ( RrPp) disilangkan dengan ayam walnut ( RrPP) bertelur 12 butir maka akan dihasilkan ayam Berjambul Pea/biji sebanyak ? a. 2 ekor b. 3 ekor c. 4 ekor d. 6 ekor e. 8 ekor 6. Mendel menyilangkan tanaman berbunga merah batang tinggi dan putih rendah hasil keturunannya dihasilkan keturunan F1 merah muda dengan batang sedang (intermedier), jika antar keturunan F1 itu di disilangkan maka untuk menghasilkan turunan merah muda batang
  • 35. N Pola-PolaHukumMendel 35 N sedang sebanyak ..... a. 0 % b. 25 % c. 50 % d. 75 % e. 100 % 7. Gandum kulit hitam ( HhKk) disilangkan dengan gandum kuning (hhKk). Bila dihasilkan 800 biji gandum, maka yang berwarna putih berjumlah ... a. 100 b. 200 c. 400 d. 500 e. 600 8. Dari individu dengan genotif PpQqRRtt Dapat menghasilkan macam gamet … a. 1 b. 2 c. 4 d. 8 e. 16
  • 36. N Pola-PolaHukumMendel 36 N 9. Tanaman bunga merah (Aabb) disilangkan dengan bunga putih (aaBb) menurunkan keturunan sebanyak 128 tanaman. Berapa ratio dari keturunan itu yang berbunga ungu : putih ? a. 1 : 1 b. 1 : 2 c. 2 : 1 d. 2 : 3 e. 3 : 2 10. Diketahui faktor-faktor penentu sifat warna pada tikus. Tikus Abuabu Epistasisterhadaptikushitam .Apabila tikus abu-abu heterozigot disilangkan dengan sesamanya, maka perbandingantikusHitam : Tikus Abu-abu : Tikus albino pada keturunannya adalah ..... a. 9 : 4 : 3 b. 3 : 12 : 1 c. 9 : 5 : 2 d. 9 : 3 : 4 e. 12 : 3 : 1
  • 37. N Pola-PolaHukumMendel 37 N TEKA-TEKI SILANG Across 2. sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya 5. sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat dikalahkan ( ditutupi ) oleh sifat pasangannya 7. induk atau orang tua 9. sifat yang dapat diamati 10. yang memiliki dua sifat beda Down 1. nama ilmiah kacang kapri atau ercis 3. alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang memilikinya 4. gen yang ditutupi 6. Cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya 8. gen yang menutupi
  • 38. N Pola-PolaHukumMendel 38 N DAFTAR PUSTAKA Suryo, Ir. Genetika Untuk Strata I. Yogyakarta : UGM Press. 2012. Artikel Pdf : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Paramita%20C ahyaningrum%20Kuswandi,%20M.Sc/2.%20Genetika%20Mend el.pdf youtube : http://www.youtube.com/watch?v=hUTeOD7qliw JURNAL : http://eprints.uny.ac.id/10250/1/Jurnalnew.pdf