415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
Menyusui Dewasa
1. Tentang menyusui orang dewasa
ُ لُهِا :َةل ََِِاََِل َةَمَلل َس ُّمُا ْتَالَق : ْتَالَق َةَمَل َس ِِّمُا ِتْنِب َبَنْيَز ْنَع
ُ للَلَع َُُُْْلَي ْخَا ُّلبَُِا لاَُ َِلُال ُللَُْيَْْا ُمَُلُلالْا ِ لَْْلَع ُُُُْْلَي
ِص ِهللاِْل ُسَس لرِف ِ لَل اََُا :ُة ََِِاَع ْتَالَقَفَ ةَنل ََََ ٌَِل ْسُا
امِللا َس ُخِا َِّص َهللاِْل ُسَس لاَي : ْلتَالَق َةلَُْيَََُ لرِبَا ٌََأَرُْا ُخِا : ْتَالَق
َّ ْ ل َْ ُ لْنُِ َةلَُْيَََُ لرِبَا ِسَُْه رِف َ ُُجَس َُِه َ ُ َلَع َُُُُْْي
ِ َْْلَع ََُُُْْي رُتََ ِ َِِْْضْسَا : ِص ُهللاِْ ُسَس َهللااَقَفْاَم .َُلم
Dari Zainab binti Ummu Salamah, ia berkata : Ummu Salamah berkata kepada A’isyah,
“Sesungguhnya ada seorang yang sudah baligh keluar-masuk ke (rumah)mu yang aku
sendiri tidak menyukai ia masuk (rumah)ku”. Lalu Aisyah menjawab, “Tidakkah pada diri
Rasulullah SAW ada suri teladan yang baik bagimu ?”. Dan ‘Aisyah berkata (lagi) :
Sesungguhnya istri Abu Hudzaifah pernah berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya Salim
keluar masuk (rumah)-ku, sedang ia kini telah dewasa sedangkan pada diri Abu Hudzaifah
ada sesuatu terhadapnya, yang demikian itu bagaimana ?”. Kemudian Rasulullah SAW
bersabda, “Susuilah ia, sehingga ia (boleh) keluar masuk (rumah)mu”. [HR. Ahmad dan
Muslim].
اية س فرُرِِلا َس لرَبَا : ْلتَالَق اَهُهَا َةَمَل َس ِِّمُا اَهُُِِّا ْنَع َبَنْيَز ْنَع
َلنْلُق َ ِةَعلاَضُرال َ لْلِتِب اَََْا ُنِهَْْلَع َنْلُُِْْي ْخَا ِِّ ِبُنال ِاجَ ْزَا
ِص ُهللاِْلل ُسَس اَهللََُْْسَا للةَُُْْس ُِْا اََهلل َرللَه للاَُ :َةلل ََِِاََِل
َْ َ َِّةَعلاَضُرال ِاَِهلِب ْلَََا لاَنَْْلَع ٍُُِاَِْب َُِه اَمَف َّةُصاَُ ٍمِلا ََِل
ِِاَسانُْْاج ابن النَاِر َُلم ْاَم .
Dan dalam riwayat lain dari Zainab dari Ibunya (yaitu) Ummu Salamah, bahwa
sesungguhnya Ummu Salamah berkata : Seluruh istri-istri Nabi SAW menolak keluar-masuk
(rumah) mereka dengan (cara) susuan seperti itu, dan mereka (juga) pernah menyanggah
‘Aisyah, “Tidakkah engkau tahu, bahwa itu hanya suatu keringanan yang dikhususkan oleh
Rasulullah SAW buat Salim saja ?. Maka tidaklah seseorang (boleh) masuk (rumah) kami
2. dengan susuan seperti itu dan (juga) tidak (boleh) melihat kami”. [HR. Ahmad, Muslim,
Nasa’i dan Ibnu Majah].
ِِّ لِبُنال لرَلِا ٍَُْْهل ُس ُلتْنِب ُةَلْه َس ْتَ اَج : ْتَالَق َة ََِِاَع ْنَع
ْلنلُِ َةلَُْيَََُ لرِبَا ِ لْجَ لرِف َسَا لرِِّهِا َِّص َهللاِْل ُسَس لاَي : ْلتَالَقَف
َهللااَقَف .)ُ ُُِْْلََ َُِه َ ( ٍمِلا َس ِهللاُُُِْد: ْلتَالَق .ِ َِْْلِضْسَا : ُّ بلُنال
:َهللالاَق َ ِص ُهللاِْل ُسَس َم ََُبَتَف رِْْبَك ُُجَس َُِه َ ُ َُِضْسُا َفَْْك َ
رِْْبَك ُُجَس ُ ُهَا ُتْمِلَع َْْقَُلم .
Dari ‘Aisyah, ia berkata : Sahlah binti Suhail (istri Abu Hudzaifah) datang kepada Nabi SAW
lalu bertanya, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku melihat perubahan wajah Abu Hudzaifah
berkenaan dengan keberadaan Salim di rumah kami, bagaimanakah yang demikian itu ?”.
(Salim adalah anak angkatnya). Nabi SAW bersabda, “Susuilah dia !”. Sahlah berkata,
“Bagaimana aku menyusuinya sedangkan dia adalah seorang laki-laki yang sudah besar ?”.
Maka Rasulullah SAW tersenyum lalu bersabda, “Aku tahu dia itu seorang laki-laki yang
sudah besar”. [HR. Muslim]
َك َةَُْيَََُ رِبَا رَلَُِْ امِلا َس ُخَا َة ََِِاَع ْنَعَةلَُْيَََُ رِبَا َلَُ َاخ
َّ ُ للِبُنال )ٍَُْْهلل ُس َةللَنْبِا لرلِنََْت( ْلتلَتَاَف .ْمِهِتللَْْب لرلِف ِ للِلْهَا َ
َ َّاِْلُلَقَع لاَُ ََُقَع َ َُّهللااَجِِّالر ُغُْلبَي اَُ َغَلَب َْْق امِلا َس ُخِا : ْتَالَقَف
ِلسَُْه لرِف ُخَا ُّلنُنَا لرِِّهِا َ لاَنَْْلَع َُُُُْْي ُ ُهِاْلنُِ َةلَُْيَََُ لرِبَا
َ ِ للَْْلَع لرلُُِرْيَت َِّ َِْْللِضْسَا : ُّ للِبُنال لالَهَل َهللالالَقَف .ا ْْلل َْ َ للِلذ
ْْلَق رِِّهِا : ْتَالَقَف َّ ْتَََجَرَف .َةَُْيَََُ رِبَا ِسَُْه رِف َُِال ِبَهََْي
َةَُْيَََُ رِبَا ِسَُْه رِف َُِال َبَهَََف َُّ ُتََْضْسَاَُلم .
Dari ‘Aisyah RA, bahwasanya Salim bekas budaknya Abu Hudzaifah ikut bersama Abu
Hudzaifah dan keluarganya di rumah mereka. Lalu istri Abu Hudzaifah (anak perempuan
Suhail), datang kepad Nabi SAW, dan berkata, “Sesungguhnya Salim telah baligh, dan
akalnya pun sebagaimana pada umumnya orang dewasa. Dan dia berada di rumah kami.
Sedangkan aku menyangka bahwa pada diri Abu Hudzaifah ada sesuatu (kecemburuan)
3. berkenaan dengan hal itu, bagaimanakah yang demikian itu ?”. Nabi SAW bersabda
kepadanya, “Susuilah dia, maka kamu menjadi haram kepadanya dan akan hilanglah
sesuatu yang ada pada diri Abu Hudzaifah”. Lalu Sahlah pulang. Kemudian ia berkata,
“Sungguh aku telah menyusuinya”. Maka hilanglah sesuatu yang ada pada diri Abu
Hudzaifah. [HR. Muslim]
س َةَمَلل َس ِِّمُا ْلنَعَلنلُِ ُمِِّلرَيُي َْ : ِص ُهللاِْل ُسَس َهللالالَق : ْلتَالَق
ِلاملَ ُِلْا َُْلبَق َلاخَك َ َِّكْْلُ،ال لرلِف َ لاَََُْْْا َلاَتَف لاَُ ُِْا ِِلاَضُرال.
صيي َُالتر
Dari Ummu Salamah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak dapat menjadikan
mahram melainkan susuan yang memberi bekas pada perut dengan susuan itu, dan hal itu
terjadi pada waktu anak tersebut belum disapih”. [HR. Tirmidzi dan ia mengesahkannya].
َهللالاَق :َهللالاَق ٍلاقُبَع ِلنْبا ِلنَع ٍاسَنْيِد ِنْب ِرْمَع ْنَع َةَنَُْْْع ِنْبا ِنَع
َْ : ِص ُهللاِْ ُسَسِنَْْلَِْيلْا رِف َاخَك اَُ ُِْا َِاَضَسنر الْاسق .
Dari Ibnu ‘Uyainah dari ‘Amr bin Dinar dari Ibnu Abbas, ia berkata : Nabi SAW bersabda,
“Tidak ada susuan melainkan yang berlangsung dalam (usia) dua tahun”. [HR. Daruquthni].
ٍدَُِْلل ََُْ ِلنلْبا ِلنلَعلالَُ ُِْا َِلالَضَس َْ : ِص ُهللاِْلل ُسَس َهللالالَق :َهللالالَق
َمْيُالل َتَبْهَا َ َمْظََلْا َز ََْهَادتِد ِاب .
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada penyusuan melainkan
apa yang menguatkan tulang dan menumbuhkan daging”. [HR. Abu Dawud]
َْلََْب َمْتلُي َْ َ ٍلاهللاَِْف َََْْب َِاَضَس َْ :َهللااَق ِِّ ِبُنال ِنَع ٍرِباَج ْنَع
ٍمَُِتَْاَُنْا فر ْالَْر ال د دا ِاب .
Dari Jabir dari Nabi SAW, ia berkata, “Tidak ada susuan sesudah disapih dan tidak ada yatim
sesudah baligh”. [HR. Abu Dawud Ath-Thayalisi dalam musnadnya].
ِْلْنِع َ ِص ُهللاِْل ُسَس ُ لَلَع َُلََُد : ْلتَالَق س َةل ََِِاَع ْنَع
لالَي :َهللالالَق .ِةَعلالَضُرال َلنلُِ لرلَُِا : ُلتلْلُق اََلله ْلنلَُ :َهللالالَقَف ُللُجَس
4. ِةللَعاَ َملْا َلنلُِ ُةَعلالَضُرال لالَمُهِاَف َُّنُاِهاَِللُِْا ْلنلُِ َْخرللُظْهُا ُلةل ََِِاَع.
َُالتر ْا ماعة ال
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah masuk rumahku, sedang di sisiku ada
seorang laki-laki, kemudian beliau bertanya, “Siapa dia ini ?”. Aku menjawab, “Saudaraku
sepesusuan”. Beliau bersabda, “Hai ‘Aisyah, perhatikanlah saudara-saudaramu, karena
sebenarnya radla’ah (susuan yang dianggap) itu ialah (susuan yang dapat menutup) rasa
lapar”. [HR. Jamaah kecuali Tirmidzi]
Keterangan :
Tentang menyusui orang dewasa tersebut, para ulama terjadi perbedaan pendapat :
Pendapat pertama, mengemukakan bahwa menyusui orang dewasa itu boleh dan sah
berdasarkan hadits riwayat ‘Aisyah tentang penyusuan Salim tersebut.
Pendapat kedua, mengemukakan bahwa menyusui orang dewasa itu tidak boleh dan tidak
sah, berdasarkan :
a. Sabda Rasulullah SAW, “Tidak menjadikan haram suatu penyusuan, kecuali yang memberi
bekas pada perut dan (adanya) pada waktu kecil dan sebelum disapih”. [HR. Tirmidzi]
b. Sabda Rasulullah SAW, “Tidak ada penyusuan, kecuali yang terjadi dalam dua tahun”. [HR.
Daruquthni]
c. Sabda Rasulullah SAW, “Tidak ada penyusuan sesudah diputuskan (disapih)”. [HR. Abu
Dawud Ath-Thayalisi]
d. Sabda Rasulullah SAW, “Tidak ada penyusuan melainkan (yang bisa menutup) rasa lapar”.
[HR. Jamaah kecuali Tirmidzi). Maksudnya, tidak dinamakan penyusuan melainkan apabila si
anak itu lapar maka susu ibu itulah yang bisa mengenyangkannya.
e. Firman Allah pada surat Al-Baqarah ayat 233 yang menyebutkan bahwa masa penyusuan
itu dua tahun.
Dengan alasan-alasan tersebut, maka ulama golongan ini berpendapat bahwa penyusuan
yang dianggap (bisa menjadikan sebagai anak susu) tersebut hanya penyusuan yang terjadi
pada waktu anak itu masih kecil yaitu masih dalam masa penyusuan. Maka penyusuan yang
telah lewat dari masa penyusuan itu tidak sah. Apalagi penyusuan kepada orang yang sudah
baligh, karena untuk menyusuinya itu sendiri perlu dilanggar satu larangan, yaitu membuka
aurat perempuan kepada orang yang tidak halal dibukakan aurat kepadanya.
Adapun penyusuan kepada Salim tersebut adalah khususiyah untuk Salim saja tidak untuk
yang lain.
Pendapat ketiga, mengemukanan bahwa menyusui orang dewasa itu pada dasarnya
adalah tidak boleh dan tidak sah. Dalilnya sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat
5. ke-II. Namun apabila memang keadaannya seperti kasusnya Salim tersebut, yaitu anak yang
telah dipeliharanya sejak kecil dan berat untuk menyingkirkannya dari rumah itu, maka
berdasarkan hadits tentang penyusuan Salim tersebut, hal ini dibolehkan dan sah menjadi
anak susu.
Demikianlah pendapat para ulama tentang menyusui orang dewasa,