12. Secara etimologi, para ulama
mengartikan haji dengan makna
“bermaksud, menghendaki, atau
menyengaja (qasdu)”. Sedangkan
secara terminologi, haji adalah
bermaksud menuju Baitullah al-
Haram (Ka’bah) untuk melakukan
ibadah tertentu (haji)
HAJI
13. Dalil
“Mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.” (QS. Ali Imron: 97).
15. Hukum haji adalah fardhu ‘ain,
wajib bagi setiap muslim yang
mampu, wajibnya sekali seumur
hidup. Haji merupakan bagian dari
rukun Islam. Mengenai wajibnya
haji telah disebutkan dalam Al
Qur’an, As Sunnah dan ijma’
(kesepakatan para ulama).
HUKUM HAJI
16. 1.Islam
2.Berakal
3.Miqot zamani, artinya haji dilakukan di waktu tertentu
(pada bulan-bulan haji), tidak di waktu lainnya. ‘Abullah
bin ‘Umar, mayoritas sahabat dan ulama sesudahnya berkata
bahwa waktu tersebut adalah bulan Syawwal, Dzulqo’dah,
dan sepuluh hari (pertama) dari bulan Dzulhijjah.
4.Miqot makani, artinya haji (penunaian rukun dan wajib
haji) dilakukan di tempat tertentu yang telah ditetapkan,
tidak sah dilakukan tempat lainnya. Wukuf dilakukan di
daerah Arofah. Thowaf dilakukan di sekeliling Ka’bah.
Sa’i dilakukan di jalan antara Shofa dan Marwah. Dan
seterusnya.