SlideShare a Scribd company logo
Teknik Budidaya
GAHARU
Oleh :
CUT RIZLANI KHOLIBRINA
ASWANDI
Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Kementerian Kehutanan
Dimanakan Pohon Gaharu Tumbuh Baik?
• Sesuai habitat alaminya, gaharu tumbuh baik pada
dataran rendah hingga berbukit (< 900 mdpl).
• Jenis Aquilaria beccariana dapat tumbuh pada
ketinggian 1.200 – 1.500 mdpl di Aceh Tengah dan
Aceh Tenggara.
• Di sekitar Danau Toba seperti Balige, Onan Runggu
(ketinggian 900 – 1.000 mdpl), A. malaccensis juga
memiliki pertumbuhan cukup baik.
• Pohon gaharu tumbuh baik :
 jenis tanah podsolik merah kuning,
 tanah lempung berpasir dengan drainase
sedang sampai baik,
 iklim A-B,
 kelembaban 80%,
 suhu 22-28 derajat celsius,
 dan curah hujan 2000-4000 mm/tahun.
Dimanakan Pohon Gaharu Tidak Tumbuh
Baik?
• Pohon gaharu tidak baik tumbuh pada :
- tanah tergenang, rawa,
- ketebalan solum tanah kurang 50 cm,
- pasir kwarsa,
- tanah dengan pH < 4.
Di sekitar daerah aliran sungai pohon gaharu
tumbuh dengan baik. Pada lahan gambut
yang telah dikeringkan gaharu dapat tumbuh
baik.
Bagaimana Teknik Perbanyakannya?
 Perbanyakan tanaman :
a.generatif : biji, anakan (cabutan) alam/
stump;
b. vegetatif : stek pucuk, sambung pucuk dan
kultur jaringan.
 Pengecambahan benih gaharu sebaiknya
dilakukan sesegera mungkin, dikarenakan
benih bersifat rekalsitran dan tidak dapat
disimpan lama.
 Penyimpanan benih gaharu lebih dari 1 (satu)
bulan akan mengakibatkan penurunan daya
kecambah yang signifikan.
Bagaimana Teknik Perbanyakannya?
 Penanaman bibit yang berasal cabutan/stump
sebaiknya dilakukan dalam sungkup.
 Pembuatan stek gaharu sebaiknya dilakukan
menggunakan media cocopeat : sekam padi =
1 : 1, penyiraman 2 kali seminggu.
 Sambungan dapat dilakukan pada bibit
Aquilaria malaccensis sebagai root stock
(bagian bawah) dan A. beccariana, A.
subintegra, Girynops sp. sebagai scioen (bagian
atas)
Bagaimana Mengecambahkan Biji ?
 Pohon gaharu umumnya berbuah sekali
setahun dengan puncak pembuahan setiap
tiga tahun sekali. Buah yang dipanen
merupakan buah tua.
 Biji terdapat di dalam daging buah berjumlah
satu atau dua biji dikeluarkan dan dikering-
anginkan pada suhu ruang.
 Jumlah biji dapat mencapai 5.000-7.500 butir
setiap kg
 Sebelum ditabur, biji/ benih direndam ke
dalam air selama 30 menit. Dipilih benih yang
tenggelam.
Bagaimana Mengecambahkan Biji ?
 Media tabur berupa cocopeat/sekam : pasir :
topsoil (2:1:2) pada bedeng tabur berupa
kotak plastic/ kayu atau bak tabur.
 Benih ditabur merata di permukaan media
serta ditabur pasir untuk menutupi permukaan
secara tipis.
 Bedeng tabur disiram setiap 3 hari sekali.
 Setelah semai memiliki 4-6 helai daun (± umur 1
bulan), semai dipindahkan ke polybag dan
dipelihara di media sapih dengan naungan
(dapat berupa paranet 50-75%).
Jika media tabur bersinggungan dengan
permukaan tanah, media terlebih dahulu disemprot
Furadan untuk menghindari jamur dan serangga.
Bagaimana Teknik Penanganan Bibit Gaharu
Cabutan/Stump
Bahan dan alat yang diperlukan :
- Polybag ukuran 10 cm x 15 cm
- Media tanam berupa topsoil (humus), kompos
dan pasir (2:1:1)
- Bambu.
- Plastik bening (untuk sungkup)
- Lakban/ plaster
- Tali pengikat
- Anakan/ stump gaharu
Keterangan :
Penerapan teknik ini keberhasilan/ persen hidup bibit yang berasal dari
stump/cabutan mencapai > 95%.
Bagaimana Teknik Penanganan Bibit Gaharu
Cabutan/Stump
A. Pemilihan Lokasi
 Lokasi persemaian hendaknya berada pada daerah yang
ternaungi (di bawah tegakan).
 Dihindari penempatan bibit berada langsung di bawah
terik matahari.
 Apabila tidak terdapat naungan tegakan yang cukup,
dapat dilakukan pemasangan paranet/shading net
dengan persentase 50-75%.
 Lokasi juga hendaknya dekat dengan sumber air.
B. Penyiapan Media Tanam
 Media tanam adalah campuran topsoil dengan kompos
dan pasir (2:1:1).
 Media tanam dimasukkan ke polybag
ukuran 10 cm x 15 cm atau 15 x 20 cm.
 Ukuran polybag dipengaruhi
ketersediaan lahan pembibitan.
Polybag yang berukuran besar
memerlukan lahan yang lebih luas.
 Polybag yang telah terisi disusun
dengan lebar maksimal 20-30 baris
dengan panjang bedengan
Bagaimana Teknik Penanganan Bibit Gaharu
Cabutan/Stump
C. Penanaman
 Bibit yang telah tersedia sebaiknya direndam dalam air
bersih selama 30 menit sebelum ditanam.
 Bibit ditanamkan ke dalam polybag dengan terlebih
dahulu membuat lubang sebesar ukuran perakaran
bibit pada media tanam.
 Setelah ditanami dilakukan penyiraman secukupnya.
 Ukuran tinggi 40 – 50 cm; lebar adalah
ukuran penyusunan polybag (20 baris)
dan panjang tergantung susunan
polybag.
 Dibuat tiang utama pada bagian
pangkal-tengah-ujung bedengan
dengan galangan/ palang dari
pangkal – ujung bedengan.
 Dibuat busur-busur dari bambu dengan jarak antar busur 1
(satu) meter.
 Plastik benih dipasang bertahap mulai dari pangkal hingga ke
ujung. Bersamaan dengan pemasangan plastic dilakukan
penyiraman hingga bibit jenuh air.
 Kedua ujung sungkup (berbentuk kubah panjang) ditutup
rapat dengan lakban/plaster.
 Seluruh pinggir plastic yang berada didekat permukaan tanah
ditutupi dengan tanah dengan rapat.
D. Pembuatan Sungkup
 Bibit dipelihara dalam sungkup selama
+/- 40 hari. Kontrol minimal 1 minggu
sekali memperhatikan kondisi
kelembaban di dalam sungkup.
 Apabila bibit terlihat kering maka
dilakukan penyiraman kembali hingga
polybag terlihat jenuh air. Dalam
penyiraman tersebut dihindari
pembuka sungkup dengan ukuran
besar, cukup dimasuki selang saja.
 Setelah +/- 40 hari, sungkup dibuka setahap demi setahap
(Dilarang membuka sungkup sekaligus) misal setengah meter
sehari. Selama pembukaan sungkup tetap dilakukan penyiraman
secukupnya.
 Setelah semua sungkup dibuka, sebaiknya bibit disiram sekali
sehari (terutama pada musim kemarau) hingga bibit siap
didistribusikan.
 Untuk menghindari akar bibit menembus tanah sebaiknya setiap
dua bulan sekali dilakukan penggeseran bibit.
E. Pemeliharaan
Pemeliharaan bibit
• Penyiraman
Sebaiknya dilakukan 1 x sehari
• Pemupukan
sebaiknya menggunakan pupuk
organik cair atau pupuk anorganik
dengan dosis rendah
• Pengendalian hama dan penyakit
Dapat menggunakan fungsida dan
insektisida
Bagaimana Teknik Penanamannya?
 Pohon gaharu bersifat semi toleran terhadap
cahaya.
 Pada umur muda tanaman harus
mendapatkan naungan sedangkan setelah
berumur lebih dari satu tahun permudaan
telah dapat tumbuh baik ketika mendapat
cahaya matahari penuh.
 Jika ditanam secara monokultur hingga
tahun pertama permudaan harus
mendapatkan naungan dengan
menggunakan tanaman penaung seperti
gamal, jagung, ubi kayu atau menggunakan
naungan paranet maupun jerami.
Bagaimana Teknik Penanamannya?
 Pohon gaharu dapat ditanam sebagai
tanaman sela diantara naungan tanaman
lain seperti kopi, cokelat, durian, kelapa
sawit, karet, dan tanaman lainnya dalam
bentuk kebun/ hutan campuran.
 Sebagai tanaman sela maka jarak tanam
akan bervariasi tergantung jarak tanam
tegakan/pohon yang telah ada.
Dalam satu luasan areal tanam hanya
ditanami oleh satu jenis tanaman utama, yaitu
gaharu.
Penanaman Sistem Monokultur
 memerlukan rencana pengelolaan yang baik terkait
ketersediaan sarana dan prasarana produksi seperti sumber air,
naungan pada saat umur tanaman muda, tenaga perawatan
dan penanggulangan hama dan penyakit.
 Pada umur muda pada sistem ini dapat dilakukan tumpang sari
dengan tanaman musiman seperti jagung, padi gogo, kacang-
kacangan, sayur mayur dan lainnya.
 Tumpangsari dapat menghemat biaya perawatan dan
membantu ketersediaan naungan bagi tanaman gaharu
muda.
 Jarak tanam 2x2 (jumlah 2.500 batang/ha)
atau 3x3 m (1.100 batang/ha)
 lubang tanam 30 cm x 30 cm x 30 cm.
 Media tanam sebaiknya menggunakan
pupuk organic/kompos serta dihindari
pemberian pupuk kimia (anorganik)
terutama pada tahun pertama.
 Penyiapan lahan dalam system ini mencakup pengolahan
lahan untuk tanaman tumpangsari yang akan ditanam pada
sela-sela tanaman gaharu.
 Intensitas pengolahan, komposisi dan kebutuhan bahan
organic dan pupuk yang akan diperlukan dipengaruhi oleh
jenis tanaman tumpangsari.
 Lubang tanam : 30 cm x 30 cm x 30 cm dengan ajir kayu atau
bambu. Lubang tanam dibuat sekurangnya 1 (satu) minggu
sebelum penanaman.
 Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim
penghujan.
 Penanaman gaharu sebaiknya dilakukan
dengan sistem tanam campuran.
 Dapat diterapkan pada hutan alam bekas
tebangan, hutan tanaman industri, hutan
rakyat, maupun pada lahan perkebunan.
Sistem Penanaman Campuran
 Pada hutan alam produksi, tanaman gaharu dapat dipola
sebagai tanaman pengayaan.
 Pada HTI, hutan rakyat, dan lahan perkebunan, gaharu dipola
sebagai tanaman sela untuk pemanfaatan lahan dan ruang
antar jarak tanam dalam tegakan.
 Tidak memerlukan biaya yang lebih banyak untuk kegiatan
pengadaan sarana prasarana.
 Perawatan tanaman juga lebih murah dan mudah serta tidak
diperlukan biaya pengadaan naungan bagi tanaman muda.
 Intensitas serangan hama penyakit relative lebih kecil..
 Untuk mendorong pertumbuhan tanaman
muda, setelah berumur 1 tahun lebih, tajuk
tanaman penaung dibuka secara bertahap
hingga dapat cahaya penuh pada umur
tanaman 4 tahun.
Sistem Penanaman Campuran
 Penyiapan lahan dalam system ini relative
lebih sederhana, mencakup pembersihan
jalur dan pembuatan piringan.
 Lubang tanam berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm dengan
dipancangkan ajir kayu atau bamboo pada setiap lubang
tanam. Lubang tanam dibuat sekurangnya 1 (satu) minggu
sebelum penanaman.
 Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan.
Pengendalian Hama dan
Penyakit
Hama
Ulat daun (Heortia vitessoides) sub famili :
Odontiinae; Famili : Pyralidae Ordo : Lepidoptera
Hama Batang dan Pucuk : Pseudococcus spp.
Famili : Pseudococcidae Ordo : Homoptera
Ngengat 4 hari
Kepompong 8 hari
Ulat 23 hari
Telur 10 hari
Strategi Pengendalian Hama Penyakit
Strategi Jangka Pendek
a. Fisik : mengambil ulat atau telur atau ngengat
b. Kimiawi : insektisida (misal : matador, sanidor, dll)
c. Hayati : Bt, Beauveria bassiana dll
d. Nabati : ekstrak biji/daun mimba, tembakau dll
Strategi Jangka Menengah
Predator Semut Rangrang, burung ,
tawon tabuhan
Deteksi dini dengan Monitoring teratur
Strategi Jangka Panjang
Musuh alami : jamur entomopathogen, Sycanus spp.
Silvikultur : Melia exelca, Azadirachta indica, Albizia
procera

More Related Content

What's hot

Hama coleoptera
Hama coleopteraHama coleoptera
Hama coleoptera
Hanafie El Khan
 
Budidaya Pohon Penghasil Gaharu
Budidaya Pohon Penghasil GaharuBudidaya Pohon Penghasil Gaharu
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
Budidaya Lebah Madu
Budidaya Lebah MaduBudidaya Lebah Madu
Budidaya Lebah Madu
Fauzia1112
 
Dormansi biji
Dormansi bijiDormansi biji
Dormansi biji
Alvadoc
 
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
VanyWardani
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Novayanti Simamora
 
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)Eka Phe
 
Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: Hama
Nurma Fauzaniar
 
Ppt tanaman obat
Ppt tanaman obatPpt tanaman obat
Ppt tanaman obat
Haniatur Rohmah
 
Anatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiAnatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, biji
Budi Setiyawan
 
Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
Jessy Damayanti
 
Ekologi Spermosfer
Ekologi SpermosferEkologi Spermosfer
Ekologi Spermosfer
Rina Riannur
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Sandi Purnama Jaya
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
Hario Sadewo
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
dewisetiyana52
 

What's hot (20)

Hama coleoptera
Hama coleopteraHama coleoptera
Hama coleoptera
 
Budidaya Pohon Penghasil Gaharu
Budidaya Pohon Penghasil GaharuBudidaya Pohon Penghasil Gaharu
Budidaya Pohon Penghasil Gaharu
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Budidaya Lebah Madu
Budidaya Lebah MaduBudidaya Lebah Madu
Budidaya Lebah Madu
 
Dormansi biji
Dormansi bijiDormansi biji
Dormansi biji
 
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
 
Ekologi tumbuhan
Ekologi tumbuhanEkologi tumbuhan
Ekologi tumbuhan
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
 
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
 
Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: Hama
 
Ppt tanaman obat
Ppt tanaman obatPpt tanaman obat
Ppt tanaman obat
 
Anatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiAnatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, biji
 
Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
 
Ekologi Spermosfer
Ekologi SpermosferEkologi Spermosfer
Ekologi Spermosfer
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
Singkong
SingkongSingkong
Singkong
 

Similar to Teknik budidaya gaharu

Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisang
Warnet Raha
 
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptxPPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
RizkyNazty
 
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptxPRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
Terserah8
 
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasiMinggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasiMahmud Shakespeare
 
Makalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikulturaMakalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikultura
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikulturaMakalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikultura
Operator Warnet Vast Raha
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Tita16039
 
Tugas prtn nilam dan tebuh
Tugas prtn nilam dan tebuhTugas prtn nilam dan tebuh
Tugas prtn nilam dan tebuh
Rieke Eva
 
Verikultur
VerikulturVerikultur
Verikultur
Andrew Hutabarat
 
Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit
Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan SawitAndri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit
Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit
Andri Natanael Ketaren
 
Andri Natanael Ketaren Laporan Sawit
Andri Natanael Ketaren Laporan SawitAndri Natanael Ketaren Laporan Sawit
Andri Natanael Ketaren Laporan Sawit
Andri Natanael Ketaren
 
Teknis budidaya pepaya
Teknis budidaya pepayaTeknis budidaya pepaya
Teknis budidaya pepayasujononasa
 
Leaflet nila merah.doc
Leaflet nila merah.docLeaflet nila merah.doc
Leaflet nila merah.doc
NusantaraCell
 
Budidaya pisang
Budidaya pisangBudidaya pisang
Budidaya pisang
Muhammad Khanifulloh
 

Similar to Teknik budidaya gaharu (20)

Budidaya tanaman nilam
Budidaya tanaman nilamBudidaya tanaman nilam
Budidaya tanaman nilam
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisang
 
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptxPPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
 
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptxPRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
 
Jenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutanJenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutan
 
Jenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutanJenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutan
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasiMinggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
 
Asi
AsiAsi
Asi
 
Makalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikulturaMakalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikultura
 
Makalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikulturaMakalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikultura
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
 
Tugas prtn nilam dan tebuh
Tugas prtn nilam dan tebuhTugas prtn nilam dan tebuh
Tugas prtn nilam dan tebuh
 
Verikultur
VerikulturVerikultur
Verikultur
 
Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit
Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan SawitAndri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit
Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit
 
Andri Natanael Ketaren Laporan Sawit
Andri Natanael Ketaren Laporan SawitAndri Natanael Ketaren Laporan Sawit
Andri Natanael Ketaren Laporan Sawit
 
Teknis budidaya pepaya
Teknis budidaya pepayaTeknis budidaya pepaya
Teknis budidaya pepaya
 
Leaflet nila merah.doc
Leaflet nila merah.docLeaflet nila merah.doc
Leaflet nila merah.doc
 
Budidaya pisang
Budidaya pisangBudidaya pisang
Budidaya pisang
 

More from cutlanny

Sumber benih dan bibit tanaman endemik langka
Sumber benih dan bibit tanaman endemik langkaSumber benih dan bibit tanaman endemik langka
Sumber benih dan bibit tanaman endemik langka
cutlanny
 
Pengenalan Flora Fauna Endemik Sumatera
Pengenalan Flora Fauna Endemik SumateraPengenalan Flora Fauna Endemik Sumatera
Pengenalan Flora Fauna Endemik Sumatera
cutlanny
 
Haminjon Periuk Nasi Orang Tapanuli
Haminjon Periuk Nasi Orang TapanuliHaminjon Periuk Nasi Orang Tapanuli
Haminjon Periuk Nasi Orang Tapanuli
cutlanny
 
Benih Unggul Kemenyan Toba (Styrax sumatrana): Eksplorasi dan Pengujian Benih
Benih Unggul Kemenyan Toba (Styrax sumatrana): Eksplorasi dan Pengujian BenihBenih Unggul Kemenyan Toba (Styrax sumatrana): Eksplorasi dan Pengujian Benih
Benih Unggul Kemenyan Toba (Styrax sumatrana): Eksplorasi dan Pengujian Benih
cutlanny
 
Litbang Kemenyan Toba (Styrax sumatrana) Unggul
Litbang Kemenyan Toba (Styrax sumatrana) UnggulLitbang Kemenyan Toba (Styrax sumatrana) Unggul
Litbang Kemenyan Toba (Styrax sumatrana) Unggul
cutlanny
 
Pohon-pohon Penghasil Damar di Sumatera Bagian Utara
Pohon-pohon Penghasil Damar di Sumatera Bagian UtaraPohon-pohon Penghasil Damar di Sumatera Bagian Utara
Pohon-pohon Penghasil Damar di Sumatera Bagian Utara
cutlanny
 

More from cutlanny (6)

Sumber benih dan bibit tanaman endemik langka
Sumber benih dan bibit tanaman endemik langkaSumber benih dan bibit tanaman endemik langka
Sumber benih dan bibit tanaman endemik langka
 
Pengenalan Flora Fauna Endemik Sumatera
Pengenalan Flora Fauna Endemik SumateraPengenalan Flora Fauna Endemik Sumatera
Pengenalan Flora Fauna Endemik Sumatera
 
Haminjon Periuk Nasi Orang Tapanuli
Haminjon Periuk Nasi Orang TapanuliHaminjon Periuk Nasi Orang Tapanuli
Haminjon Periuk Nasi Orang Tapanuli
 
Benih Unggul Kemenyan Toba (Styrax sumatrana): Eksplorasi dan Pengujian Benih
Benih Unggul Kemenyan Toba (Styrax sumatrana): Eksplorasi dan Pengujian BenihBenih Unggul Kemenyan Toba (Styrax sumatrana): Eksplorasi dan Pengujian Benih
Benih Unggul Kemenyan Toba (Styrax sumatrana): Eksplorasi dan Pengujian Benih
 
Litbang Kemenyan Toba (Styrax sumatrana) Unggul
Litbang Kemenyan Toba (Styrax sumatrana) UnggulLitbang Kemenyan Toba (Styrax sumatrana) Unggul
Litbang Kemenyan Toba (Styrax sumatrana) Unggul
 
Pohon-pohon Penghasil Damar di Sumatera Bagian Utara
Pohon-pohon Penghasil Damar di Sumatera Bagian UtaraPohon-pohon Penghasil Damar di Sumatera Bagian Utara
Pohon-pohon Penghasil Damar di Sumatera Bagian Utara
 

Recently uploaded

001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
LukmanulHakim572233
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
ssuserb357a32
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
d1051231072
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
muhammadnoorhasby04
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docxContoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
miftahzannah
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
BrigittaBelva
 
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdfModul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
MUhammadIlham484521
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
AzisRois1
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
YUZANAPRATIWI
 

Recently uploaded (11)

001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docxContoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
 
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdfModul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
 

Teknik budidaya gaharu

  • 1. Teknik Budidaya GAHARU Oleh : CUT RIZLANI KHOLIBRINA ASWANDI Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian Kehutanan
  • 2. Dimanakan Pohon Gaharu Tumbuh Baik? • Sesuai habitat alaminya, gaharu tumbuh baik pada dataran rendah hingga berbukit (< 900 mdpl). • Jenis Aquilaria beccariana dapat tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.500 mdpl di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. • Di sekitar Danau Toba seperti Balige, Onan Runggu (ketinggian 900 – 1.000 mdpl), A. malaccensis juga memiliki pertumbuhan cukup baik. • Pohon gaharu tumbuh baik :  jenis tanah podsolik merah kuning,  tanah lempung berpasir dengan drainase sedang sampai baik,  iklim A-B,  kelembaban 80%,  suhu 22-28 derajat celsius,  dan curah hujan 2000-4000 mm/tahun.
  • 3. Dimanakan Pohon Gaharu Tidak Tumbuh Baik? • Pohon gaharu tidak baik tumbuh pada : - tanah tergenang, rawa, - ketebalan solum tanah kurang 50 cm, - pasir kwarsa, - tanah dengan pH < 4. Di sekitar daerah aliran sungai pohon gaharu tumbuh dengan baik. Pada lahan gambut yang telah dikeringkan gaharu dapat tumbuh baik.
  • 4. Bagaimana Teknik Perbanyakannya?  Perbanyakan tanaman : a.generatif : biji, anakan (cabutan) alam/ stump; b. vegetatif : stek pucuk, sambung pucuk dan kultur jaringan.  Pengecambahan benih gaharu sebaiknya dilakukan sesegera mungkin, dikarenakan benih bersifat rekalsitran dan tidak dapat disimpan lama.  Penyimpanan benih gaharu lebih dari 1 (satu) bulan akan mengakibatkan penurunan daya kecambah yang signifikan.
  • 5. Bagaimana Teknik Perbanyakannya?  Penanaman bibit yang berasal cabutan/stump sebaiknya dilakukan dalam sungkup.  Pembuatan stek gaharu sebaiknya dilakukan menggunakan media cocopeat : sekam padi = 1 : 1, penyiraman 2 kali seminggu.  Sambungan dapat dilakukan pada bibit Aquilaria malaccensis sebagai root stock (bagian bawah) dan A. beccariana, A. subintegra, Girynops sp. sebagai scioen (bagian atas)
  • 6. Bagaimana Mengecambahkan Biji ?  Pohon gaharu umumnya berbuah sekali setahun dengan puncak pembuahan setiap tiga tahun sekali. Buah yang dipanen merupakan buah tua.  Biji terdapat di dalam daging buah berjumlah satu atau dua biji dikeluarkan dan dikering- anginkan pada suhu ruang.  Jumlah biji dapat mencapai 5.000-7.500 butir setiap kg  Sebelum ditabur, biji/ benih direndam ke dalam air selama 30 menit. Dipilih benih yang tenggelam.
  • 7. Bagaimana Mengecambahkan Biji ?  Media tabur berupa cocopeat/sekam : pasir : topsoil (2:1:2) pada bedeng tabur berupa kotak plastic/ kayu atau bak tabur.  Benih ditabur merata di permukaan media serta ditabur pasir untuk menutupi permukaan secara tipis.  Bedeng tabur disiram setiap 3 hari sekali.  Setelah semai memiliki 4-6 helai daun (± umur 1 bulan), semai dipindahkan ke polybag dan dipelihara di media sapih dengan naungan (dapat berupa paranet 50-75%). Jika media tabur bersinggungan dengan permukaan tanah, media terlebih dahulu disemprot Furadan untuk menghindari jamur dan serangga.
  • 8. Bagaimana Teknik Penanganan Bibit Gaharu Cabutan/Stump Bahan dan alat yang diperlukan : - Polybag ukuran 10 cm x 15 cm - Media tanam berupa topsoil (humus), kompos dan pasir (2:1:1) - Bambu. - Plastik bening (untuk sungkup) - Lakban/ plaster - Tali pengikat - Anakan/ stump gaharu Keterangan : Penerapan teknik ini keberhasilan/ persen hidup bibit yang berasal dari stump/cabutan mencapai > 95%.
  • 9. Bagaimana Teknik Penanganan Bibit Gaharu Cabutan/Stump A. Pemilihan Lokasi  Lokasi persemaian hendaknya berada pada daerah yang ternaungi (di bawah tegakan).  Dihindari penempatan bibit berada langsung di bawah terik matahari.  Apabila tidak terdapat naungan tegakan yang cukup, dapat dilakukan pemasangan paranet/shading net dengan persentase 50-75%.  Lokasi juga hendaknya dekat dengan sumber air.
  • 10. B. Penyiapan Media Tanam  Media tanam adalah campuran topsoil dengan kompos dan pasir (2:1:1).  Media tanam dimasukkan ke polybag ukuran 10 cm x 15 cm atau 15 x 20 cm.  Ukuran polybag dipengaruhi ketersediaan lahan pembibitan. Polybag yang berukuran besar memerlukan lahan yang lebih luas.  Polybag yang telah terisi disusun dengan lebar maksimal 20-30 baris dengan panjang bedengan
  • 11. Bagaimana Teknik Penanganan Bibit Gaharu Cabutan/Stump C. Penanaman  Bibit yang telah tersedia sebaiknya direndam dalam air bersih selama 30 menit sebelum ditanam.  Bibit ditanamkan ke dalam polybag dengan terlebih dahulu membuat lubang sebesar ukuran perakaran bibit pada media tanam.  Setelah ditanami dilakukan penyiraman secukupnya.
  • 12.  Ukuran tinggi 40 – 50 cm; lebar adalah ukuran penyusunan polybag (20 baris) dan panjang tergantung susunan polybag.  Dibuat tiang utama pada bagian pangkal-tengah-ujung bedengan dengan galangan/ palang dari pangkal – ujung bedengan.  Dibuat busur-busur dari bambu dengan jarak antar busur 1 (satu) meter.  Plastik benih dipasang bertahap mulai dari pangkal hingga ke ujung. Bersamaan dengan pemasangan plastic dilakukan penyiraman hingga bibit jenuh air.  Kedua ujung sungkup (berbentuk kubah panjang) ditutup rapat dengan lakban/plaster.  Seluruh pinggir plastic yang berada didekat permukaan tanah ditutupi dengan tanah dengan rapat. D. Pembuatan Sungkup
  • 13.  Bibit dipelihara dalam sungkup selama +/- 40 hari. Kontrol minimal 1 minggu sekali memperhatikan kondisi kelembaban di dalam sungkup.  Apabila bibit terlihat kering maka dilakukan penyiraman kembali hingga polybag terlihat jenuh air. Dalam penyiraman tersebut dihindari pembuka sungkup dengan ukuran besar, cukup dimasuki selang saja.  Setelah +/- 40 hari, sungkup dibuka setahap demi setahap (Dilarang membuka sungkup sekaligus) misal setengah meter sehari. Selama pembukaan sungkup tetap dilakukan penyiraman secukupnya.  Setelah semua sungkup dibuka, sebaiknya bibit disiram sekali sehari (terutama pada musim kemarau) hingga bibit siap didistribusikan.  Untuk menghindari akar bibit menembus tanah sebaiknya setiap dua bulan sekali dilakukan penggeseran bibit. E. Pemeliharaan
  • 14. Pemeliharaan bibit • Penyiraman Sebaiknya dilakukan 1 x sehari • Pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organik cair atau pupuk anorganik dengan dosis rendah • Pengendalian hama dan penyakit Dapat menggunakan fungsida dan insektisida
  • 15. Bagaimana Teknik Penanamannya?  Pohon gaharu bersifat semi toleran terhadap cahaya.  Pada umur muda tanaman harus mendapatkan naungan sedangkan setelah berumur lebih dari satu tahun permudaan telah dapat tumbuh baik ketika mendapat cahaya matahari penuh.  Jika ditanam secara monokultur hingga tahun pertama permudaan harus mendapatkan naungan dengan menggunakan tanaman penaung seperti gamal, jagung, ubi kayu atau menggunakan naungan paranet maupun jerami.
  • 16. Bagaimana Teknik Penanamannya?  Pohon gaharu dapat ditanam sebagai tanaman sela diantara naungan tanaman lain seperti kopi, cokelat, durian, kelapa sawit, karet, dan tanaman lainnya dalam bentuk kebun/ hutan campuran.  Sebagai tanaman sela maka jarak tanam akan bervariasi tergantung jarak tanam tegakan/pohon yang telah ada.
  • 17. Dalam satu luasan areal tanam hanya ditanami oleh satu jenis tanaman utama, yaitu gaharu. Penanaman Sistem Monokultur  memerlukan rencana pengelolaan yang baik terkait ketersediaan sarana dan prasarana produksi seperti sumber air, naungan pada saat umur tanaman muda, tenaga perawatan dan penanggulangan hama dan penyakit.  Pada umur muda pada sistem ini dapat dilakukan tumpang sari dengan tanaman musiman seperti jagung, padi gogo, kacang- kacangan, sayur mayur dan lainnya.  Tumpangsari dapat menghemat biaya perawatan dan membantu ketersediaan naungan bagi tanaman gaharu muda.
  • 18.  Jarak tanam 2x2 (jumlah 2.500 batang/ha) atau 3x3 m (1.100 batang/ha)  lubang tanam 30 cm x 30 cm x 30 cm.  Media tanam sebaiknya menggunakan pupuk organic/kompos serta dihindari pemberian pupuk kimia (anorganik) terutama pada tahun pertama.  Penyiapan lahan dalam system ini mencakup pengolahan lahan untuk tanaman tumpangsari yang akan ditanam pada sela-sela tanaman gaharu.  Intensitas pengolahan, komposisi dan kebutuhan bahan organic dan pupuk yang akan diperlukan dipengaruhi oleh jenis tanaman tumpangsari.  Lubang tanam : 30 cm x 30 cm x 30 cm dengan ajir kayu atau bambu. Lubang tanam dibuat sekurangnya 1 (satu) minggu sebelum penanaman.  Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan.
  • 19.  Penanaman gaharu sebaiknya dilakukan dengan sistem tanam campuran.  Dapat diterapkan pada hutan alam bekas tebangan, hutan tanaman industri, hutan rakyat, maupun pada lahan perkebunan. Sistem Penanaman Campuran  Pada hutan alam produksi, tanaman gaharu dapat dipola sebagai tanaman pengayaan.  Pada HTI, hutan rakyat, dan lahan perkebunan, gaharu dipola sebagai tanaman sela untuk pemanfaatan lahan dan ruang antar jarak tanam dalam tegakan.  Tidak memerlukan biaya yang lebih banyak untuk kegiatan pengadaan sarana prasarana.  Perawatan tanaman juga lebih murah dan mudah serta tidak diperlukan biaya pengadaan naungan bagi tanaman muda.  Intensitas serangan hama penyakit relative lebih kecil..
  • 20.  Untuk mendorong pertumbuhan tanaman muda, setelah berumur 1 tahun lebih, tajuk tanaman penaung dibuka secara bertahap hingga dapat cahaya penuh pada umur tanaman 4 tahun. Sistem Penanaman Campuran  Penyiapan lahan dalam system ini relative lebih sederhana, mencakup pembersihan jalur dan pembuatan piringan.  Lubang tanam berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm dengan dipancangkan ajir kayu atau bamboo pada setiap lubang tanam. Lubang tanam dibuat sekurangnya 1 (satu) minggu sebelum penanaman.  Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan.
  • 21. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama Ulat daun (Heortia vitessoides) sub famili : Odontiinae; Famili : Pyralidae Ordo : Lepidoptera Hama Batang dan Pucuk : Pseudococcus spp. Famili : Pseudococcidae Ordo : Homoptera Ngengat 4 hari Kepompong 8 hari Ulat 23 hari Telur 10 hari
  • 22. Strategi Pengendalian Hama Penyakit Strategi Jangka Pendek a. Fisik : mengambil ulat atau telur atau ngengat b. Kimiawi : insektisida (misal : matador, sanidor, dll) c. Hayati : Bt, Beauveria bassiana dll d. Nabati : ekstrak biji/daun mimba, tembakau dll Strategi Jangka Menengah Predator Semut Rangrang, burung , tawon tabuhan Deteksi dini dengan Monitoring teratur Strategi Jangka Panjang Musuh alami : jamur entomopathogen, Sycanus spp. Silvikultur : Melia exelca, Azadirachta indica, Albizia procera