Haminjon adalah nama daerah Kemenyan (Styrax spp.) di Tapanuli, hasil hutan bukan kayu yang telah dibudidayakan sejak awal peradaban di wilayah ini. Naskah ini menjelaskan status riset Kemenyan dan strategi yang akan ditempuh untuk meningkatkan produktivitas dan manfaat total pengelolaannya.
1. Periuk Nasi Orang Tapanuli
Kemenyan
Balai Penelitian Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli
Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Email : rizlanicut@gmail.com
Cut Rizlani Kholibrina
2. “Karena kemenyan teman-teman saya dari
Batak bisa kuliah dan menjadi orang penting.
Beda dengan tanaman lain yang dimuliakan
untuk komersial, kemenyan adalah hajat
hidup masyarakat Batak”
Yogyakarta, 19 November 2014
Prof. Dr. San Afri Awang
Kepala Badan Planologi Kehutanan KLHK (2015-sekarang)
Kepala Badan Litbang Kehutanan (2014-2015)
3. JEJAK KEMENYAN
DALAM PERADABAN DUNIA
No Tahun Penulis Judul Tulisan
A Sumber Arab
1 850 M Ibn
Khordadhbeh
Kitab Al-Masãlik wal mamãlik (Buku tentang Jalan-jalan dan
Kerajaan-kerajaan)
2 Akhir Abad XIII Ibn Manzur Lisã Al ‘arab
3 Abad XIII Al Qazwìnì Atãr al-bilãh wa ahbãr al ibãd (Buku Monumen, Negeri dan
Informasi tentang Manusia)
4 Abad XIII Al Dimaŝki Nuhbat al-dahr fi a ‘ǵã’ib al barr wal bahr (Beberapa Kejadian
di Darat dan di Laut)
5 Abad XIV Ibn Battuta Tuhfat al-Nuzzhar fi Ghara’ib al Amshar wa ‘Aja’ib al Asfar
(Persembahan Seorang Pengamat tentang Kota-kota Asing
dan Perjalanan yang Mengagumkan)
B Sumber Persia
1 Abad X Ibn Sarabiyu Buku ilmu kedokteran “Buku Tentang Sifat Obat-obatan Asli”
2 Abad XVI Abȗ Al-Fazl Akbarnameh (Buku Akbar)
4. JEJAK KEMENYAN DALAM PERADABAN DUNIA
No Tahun Penulis Judul Tulisan
C Sumber Armenia
1 Abad XI-XIII - Nama Kota-kota di India dan Kawasan Pinggiran
Persia
2 Abad XII Mechitar Mechitar’s des Meisterarztes aus Her “Trost bei
Fiebern
D Sumber China
1 Abad VII I-Tsing Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Laut
Selatan
2 Abad XIII Zhao Rugua Zhufan Zhi
3 Abad XIII Chau Jukua Chu-fan-chi (Negeri-negeri Barbar/ Asing di Laut
Selatan)
4 Abad XV - Hsing-ch’a sheng lan
5 - Li Shizhen Bencao gangmu
6 - Dade Nanhai Zhi Sebuah ulasan yang merujuk aktivitas impor-ekspor
pada Dinasti Song dan Yuan
7 Abad XV Zheng He Laporan ekspedisi laut oleh Laksamana Zheng He
(Cheng Ho)
5. Styrax sumatrana J.J.Sm
(Haminjon Toba)
Styrax benzoin Dryand
(Haminjondurame)
➢ Kemenyan merupakan getah/ resin dari pohon
kemenyan (Haminjon)
➢ Getah dihasilkan kulit kayu (sel epitel tepatnya
oleh diktiosom)
➢ Penggetahan disebabkan oleh penyakit,
serangga, atau luka mekanis dan kerusakan
fisiologis (traumatis)
6. Kegunaan Asam Sinamat
Bidang farmasi 1. Antiseptic
2. Expectorant (pelega pernafasan)
3. Obat Mata untuk Katarak
4. Unsur perantara antibiotik Streptomycin
Pengawet makanan
dan minuman
“food additive”
Pengawetan: 1,25 mg setiap kg/liter
makanan/minuman (Food and Drugs of America
dan Europe Drugs Association).
Parfum “fix active” (aroma parfum lebih lama)
“fix agent” (kombinasi parfum untuk aroma lebih
baik).
Kosmetik Pelindung kulit dari sinar matahari,
Astrigent (mengeluarkan kotoran-kotoran pada
kulit (wajah),
Mempertahankan kemudaan.
Vernis, Lilin
7. Kandungan getah Kemenyan:
1. Asam Sinamat (C6H5CH-CHOOH)
2. Asam benzoat
3. Styrol
4. Vanillin (C8H8O3)
5. Styracin
6. Coniferil benzoate
7. Coniferil sinamate
8. Resin benzoeresinol dan suma
resinotannol
8. Toba (S. sumatrana) Durame (S. benzoine) Bulu (S. benzoin var hiliferum)
Haminjon (Kemenyan)
9. Karakteristik Toba Durame Bulu
Bentuk Lempengan - butiran Lempengan - butiran Lempengan - butiran
Ukuran P: 3,7-7,1
L:1,9-2,5
P: 3,7-5,1
L:1,4-1,7
P: 2,4-3,0
L: 1,1-1,5
Aroma Balsamat tajam Balsamat agak tajam Balsamat agak tajam
Warna Putih-kuning kecokelatan Putih-kuning
kecokelatan
Putih-kuning kecokelatan
Kadar air (%) 2,00 1,76 2,02
Kadar kotoran (%) 0,25 0,73 0,64
Kadar Abu (%) 0,05 0,06 0,03
Titik lunak oC 59 62 61
Asam balsamat (Sinamat) (%) 34,4 32,6 30,5
Kelarutan dalam Alkohol 95%
(%)
98,2 97,2 97,5
Morfologi dan Sifat Fisiokimia Getah
11. Practical Problems
Budidaya
a. Produksi yang cenderung menurun.
b. Adanya hama dan penyakit tanaman.
c. Kualitas produk belum terjamin.
d. Minimnya peremajaan tanaman.
e. Teknologi pemanenan dan pengolahan hasil tradisional.
f. Kemampuan dan pengetahuan sumberdaya manusia
dalam pengelolaan masih rendah.
g. Tidak adanya pengolahan hasil.
h. Rendahnya minat generasi muda untuk melakukan
budidaya kemenyan.
i. Umur tanaman untuk menghasilkan relatif lama.
j. Selang waktu antara penderesan getah lama.
k. Adanya penebangan pohon kemenyan.
l. Alih fungsi lahan dengan tanaman atau keperluan lain.
12. Practical Problems
Kelembagaan
a. Peraturan/kebijakan terkait budidaya dan pemasaran
belum ada.
b. Tidak adanya kelembagaan petani, pedagang dan
stakeholder lainnya.
c. Pernah dibentuk koperasi dan asosiasi petani kemenyan,
tetapi tidak aktif.
d. Tidak adanya peraturan tentang pungutan HHBK.
e. Sempat ada penampungan hasil, tetapi tidak aktif.
Pemasaran
a. Harga yang tidak stabil.
b. Dokumen perdagangan belum ada.
c. Informasi pasar dan transaksi yang tertutup.
d. Grading kualitas produk tidak jelas dan merugikan petani.
e. Adanya pencurian getah di lapangan yang merurunkan
hasil.
f. Pasar yang oligopolis dan monopsonis
13. “Ompung saya, Bapak saya
juga mangguris haminjon
Dulu getahnya banyak,
sekarang sedikit
Dulu harganya sekilo satu
gram emas”
Omp. Situmorang (70 tahun)
Petani kemenyan
14. Penurunan Luas Lahan danProduktivitas
Sumber : BPS Sumut (2013)
24,078
22,006
2007 2012
Luas(ha)
Tahun
6,061
4,621
2007 2012
Produktivitas(ton/ha)
Tahun
Ancaman !
17. Tidak tersedia bibit unggul
Teknik pemanenan dan pengolahan pasca panen belum optimal
Nilai tambah rendah
Potensi kontribusi ekonomi belum diketahui
Insentif tidak ada
Research Problems
18. Kelestarian hutan kemenyan dan kesejahteraan
petani kemenyan rendah
Produktivitas getah kemenyan dan nilai ekonomi rendah
Kelembagaan
pengelolaan
belum optimal
Potensi nilai tambah
ekonomi tidak
diketahui
Teknik budidaya dan
pengembangan bibit
unggul belum diketahui
Manfaat hutan kemenyan
terhadap lingkungan belum
diketahui
Peran dan fungsi
kelembagaan
belum diketahui
Tata Niaga kemenyan
tidak memihak
petani
Kualitas dan
produktivitas getah
kemengan berbagai
teknik budidaya tidak
diketahui
Karakteristik ekologi
dan tapak hutan
kemenyan tidak
diketahui
Kearifan lokal
dalam
pengelolaan hutan
kemenyan belum
teridentifikasi
Nilai ekonomi
berbagai pola
budidaya dan tapak
tidak diketahui
Teknik perbanyakan
tidak diketahui
Asosiasi dan komposisi
hutan kemenyan tidak
diketahui
Sumber benih tidak
diketahui
19. Potensi dan Peluang !
Permintaan tinggi
Keseuaian dengan pola mata pencaharian
dan sosbud masyarakat
Kesesuaian tempat tumbuh
20. Strategy Research
Tree improvement dan penunjukan sumber benih
Teknik pemanenan dan pengolahan pasca panen
Penguasaan teknik budidaya
Penataan pasar yang adil dan kelembagaan mendukung
Mekanisme Insentif
21. Hutan kemenyan lestari dan kesejahteraan petani
kemenyan meningkat
Produktivitas getah kemenyan dan nilai ekonomi meningkat
Optimasi
Kelembagaan
pengelolaan
Nilai tambah
ekonomi
ditingkatkan
Teknik budidaya
dikuasai
Manfaat hutan
kemenyan terhadap
lingkungan
diindetnifikasi
Formulasi peran
dan fungsi
kelembagaan yang
optimal
Tata Niaga
kemenyan
memihak petani
Kualitas dan
produktivitas
getah
kemenyan
berbagai teknik
budidaya
diketahui
Karakteristik ekologi
dan tapak hutan
kemenyan diketahui
Penguatan
kearifan lokal
dalam
pengelolaan hutan
kemenyan
Nilai ekonomi
berbagai pola
budidaya dan
tapak diketahui
Teknik
perbanyakan
dikuasai
Asosiasi dan komposisi
hutan kemenyan tidak
diketahui
Sumber benih
unggul
terbangun
Pengunaan
bibit unggul
berkembang
Karakteristik
genetik bocor
getah diketahui
Potensi genetik
ditingkatkan
24. Identifikasi Tegakan Kemenyan
Alam dan Tanaman
❖ Eksplorasi 2012-2013
Kabupaten Humbang Hasundutan:
➢ Kec Dolok Sanggul (Desa Matiti), Pollung (Aek
Nauli), Parlilitan (Simataniari) dan
Sijamapolang (Bonan Dolok).
Kabupaten Tapanuli Utara:
➢ Kec. Tarutung (Desa Pansurnapitu), Pahae Julu
(Simasom), Siborong-borong (Pohan Jae) dan
Pangaribuan (Tegahambing).
Kabupaten Pakpak Barat:
➢ Kec. Pergenteng-genteng Sengkat (Desa
Aornakan), Sei Empat Rube (Jambu), Salak
(Kuta Tinggi), Sitelu Urang Julu (Desa Ulu)
❖ Eksplorasi 2015-2016
Kabupaten Humbang Hasundutan:
➢ Pollung (Aek Nauli).
Kabupaten Tapanuli Utara:
➢ Pahae Jae (Simardangiang), Purba Tua.
25. Prosedur Pengumpulan Benih
1. Tahap pertama:
Pengumpulan data biofisik
dan vegetasi
(penyebaran alami, kondisi
tegakan: tinggi, diameter
dan asosiasi, aksesibilitas
dan sejarah budidaya)
26. Prosedur Pengumpulan Benih
2. Tahap kedua : pemilihan
populasi pohon induk.
Pemilihan memperhatikan
keragaman lingkungan dan
tegakan. Jarak antar kelompok
min 100 m. Pohon terpilih
merupakan pohon terbaik
diantara 3 pohon disekitarnya
berdasarkan kriteria yang
ditetapkan (l kriteria pohon
induk)
27. Prosedur Pengumpulan Benih
3. Tahap Ketiga:
pengunduhan buah.
Memanjat pohon atau
mengunduhkan dengan
galah. Buah yang diunduh
telah masak fisiologis,
ditandai warna buah hijau
kecokelatan.
29. Kriteria
1. Produksi getah banyak (bocor getah) min 1/2
kg per pohon
2. Kuantitas getah dibandingkan dengan 3 pohon
yang ada disekitarnya
3. Tinggi dan diameter pohon plus dipilih minimal
5% lebih besar dari sekitarnya.
4. Sudah menghasilkan buah yang banyak dan
benih yang viabel
5. Pohon sehat.
Pemilihan Pohon Induk (Pohon Plus)
30. Pengujian Produktivitas Getah
➢ Produksi getah calon pohon induk diukur
dengan cara menyadapnya.
➢ Pada bidang sadap (polang), titik sadap baru
dibuat diantara bekas lubang sadap yang telah
ada.
➢ Semua bekas lubang sadap dihitung jumlah dan
diukur diameter lukanya (vertikal dan
horizontal).
➢ Pemanenan getah setelah enam bulan.
Catatan :
Pohon-pohon terpilih diharapkan pada umum produktif 21-25 tahun.
32. PROSES PERKECAMBAHAN BIJI KEMENYAN TOBA
5,5 - 6 bulan HST 6.5 – 6,7 bulan HST 6,8 – 7 bulan HST
7 – 7,2 bulan HST
7,2 – 7,5 bulan HST7,6 - 8 bulan HST
34. Provenan Daya Kecambah (%) Tinggi Semai (cm)
H-DGS 49,33a 31,87ab
H-PLG 48,00a 31,01ab
H-PLT 50,67a 31,45ab
H-SMG 77,67b
28,69a
T-PHJ 54,00a 38,48c
T-SBR 60,00ab 34,50bc
P-SER 39,33a 28,41a
P-SUJ 40,67a 28,42a
Keterangan :
H-DSG (Humbang-Dolok Sanggul), H-PLG (Humbang-Pollung), H-PLT (Humbang-Parlilitan), H-SMG
(Humbang-Sijamapolang), T-PHJ (Tapanuli-Pahae Julu), T-SBR (Tapanuli-Siborong-borong), P-SER (Pakpak-
Sei Empat Rube), P-SUJ(Pakpak-Sitelu Urang Julu)
PerbedaanDayaKecambahBenihdan Tinggi Semai KemenyanToba pada
Berbagai Provenan Umur 6 BST
35. Provenan
Rata-rata
Tinggi (cm)
Rata-rata
Pertambahan
Tinggi (cm)
Rata-rata
Kemampuan
Hidup (%)
PPB (Pakpak Bharat) 41,87a 13,50a 60,13a
TPT (Tapanuli Utara) 55,74b 17,16a 75,51b
HBS (Humbang Hasundutan) 56,07b 23,83b 89,52b
Perbedaan Tinggi, Pertambahan Tinggi danKemampuan Hidup i
Kemenyan Toba (S.sumatrana) pada 18 BST
Provenan Humbang Hasundutan memiliki potensi kualitas genetik dan
Kemampuan adaptasi yang lebih baik
37. HIBRIDISASI KEMENYAN (Styrax sumatrana X Styrax benzoin)
Tahapan :
1. Persiapan (Pengamatan Pembungaan/ Fenologi)
2. Mengkarantina kuncup yang dipilih
3. Emaskulasi
4. Pengumpulan dan penyimpanan serbuk sari
5. Penyerbukan silang
6. Pengamatan produksi buah
7. Pemanen buah hibrid
40. Getah Siap Panen Pemanenan Pembersihan dan grading
Pengepul/pedagang kecil
Industri pengolah awal
Pengepul/pedagang besar
Dalam NegeriEksport
Petani
Rantai Perdagangan Getah Kemenyan
41. MUTU GETAH KEMENYAN MEMBINGUNGKAN?
A.1. Standar Lokal Tingkat Pedagang
Kelas Kualitas Warna Bentuk Ukuran Keterangan
Kualitas I
(Mata kasar/
sidungkapi)
Putih Bongkah/
Lempeng
Lebar ≥ 3 cm
Panjang ≥ 5 cm
Kualitas utama
Kualitas II
(Mata halus)
Putih - putih
kekuningan
Lempeng Lebar 2-3 cm
Panjang 3-5 cm
Kualitas III
(Tahir)
Kuning – cokelat
kemerahan
Lempengan
kecil dan
butiran
Diameter ≥ 2 cm
Lebar ≤ 2 cm
Panjang ≤ 3 cm
bercampur dengan
kulit/ kotoran
Kualitas IV
(Jurur/jarir )
Kuning
kemerahan
butiran Diameter 1-2 cm biasa dicampurkan
mutunya dengan tahir
Kualitas V
(Barbar)
Cokelat
kemerahan
butiran Diameter < 1 cm dikumpulkan sewaktu
pembersihan kulit
Kualitas VI
(Abu)
Cokelat
kemerahan
butiran halus sisa-sisa pembersihan
berbentuk abu kasar
42. Standar Nasional (Standar Industri Indonesia (SII) No. 2044-87
Kualitas I Kualitas II Kualitas III Kualitas IV Abu
Asam Balsamat (%) 33,1 32,7 25,3 21,8 20,1
Kadar Air (%) 1,56 1,75 2,35 2,19 2,29
Kadar Abu (%) 0,99 0,91 1,48 1,44 1,52
Kadar Kotoran (%) 2,89 3,44 12,0 11,2 12,5
Titik Lunak (oC) 58,9 59,3 64,3 65,7 57,8
Warna Putih Putih
kekuningan
Putih
kekuningan
Cokelat
kemerahan
Campur
Ukuran L: 3-4 P: 5-6 cm L: 2-3 P: 3-5 cm L: 1-2 P: 2-3
cm
L: 0,5-1 P: 1-2
cm
Kerikil
halus
Loss on drying
(%)
Alcohol-
insoluble matter
(%)
Total ash
(%)
Acid-
insoluble
ash (%)
Balsamic acids
(%)
British (1980) Max 10 Max 20 Max 2 - Min 25
British (1993) Max 10 Max 20 Max 2 - Min 25
French Max 10 Max 5 Max 2 - Min 25
Japanese - Max 30 Max 2 Max 1 -
Thailand Max 10 Max 20 - Max 1 Min 25
US - Max 25 - Max 1 Min 6
Standar Internasional
49. Parpatikan memiliki arti hukum-hukum, mengatur hak, kewajiban dan sanksi-sanksi.
dibentuk dan ditetapkan sebagai peraturan desa.
Tugas dari pengurus Parpatikan tersebut adalah mencatat hasil panen dari masing-
masing keluarga setiap harinya, membukukan dan membuat rekapitulasi getah
kemenyan setiap minggu dan setiap bulan. Selanjutnya hasil penjualan kemenyan
diberikan sebanyak 2 % ke dalam kas kelompok Parpatikan dan akan dibagikan
kepada pengurus dan anggota sesuai dengan porsinya sebagai sisa hasil usaha (SHU).
Dengan adanya lembaga ini, maka pengambilan hasil panen kemenyan dapat
terkontrol sehingga dapat menghindari atau mengurangi tindakan pencurian hasil
panen oleh masing-masing anggota masyarakat. Lembaga ini juga dibentuk untuk
mempertahankan minat masyarakat untuk tetap menanam kemenyan karena
keamanan hasil panen mereka di lahan pengelolaan dapat terjamin
Kearifan lokal pengelolaan hasil panen dan
kelembagaannya
“Parpatikan” di Desa Simardangiang Pahae Jae, Tapanuli Utara
Sumber: Harianja, et.al. 2015.
51. Publikasi-publikasi
Aswandi dan Kholibrina CR, 2016. Growth and Yield Model of NTFPs Styrax sumatrana J.J. SM in Tapanuli
North Sumatera.
Aswandi dan Kholibrina CR, 2016. Model Pendugaan Produktivitas Getah Kemenyan Toba (Styrax
sumatrana J.J. SM) di Sumatera Utara.
Harianja, et.al. 2014. Assessment of Kemenyan Development Center. Report by Asahan-Barumun
Watershed Management Office.
Harianja, et.al. 2015. Analysis of Kemenyan Trade System in Tapanuli Utara. Research Report, ANFRI.
Harianja, et.al. 2015. Focus Group Discussion on the Roles of Stakeholders on the Management of
Kemenyan Resource in Tapanuli Utara. Research Report, ANFRI.
Harianja, et.al. 2015. Potential Contribution of Kemenyan Resource to Local Economy. Research Report,
ANFRI.
Kholibrina CR, Aswandi, Harianja AH, 2016. Karakterisasi Calon Pohon Plus Kemenyan Toba (Styrax
Sumatrana) di Tapanuli Utara. Ekspose BP2LHK Aek Nauli 2016.
Kholibrina, CR. 2015. Provenans Manakah Terbaik? Performa Pertumbuhan Kemenyan Toba (Styrax
sumatrana) pada Plot Uji Provenans. Prosiding Hasil Penelitian.
Kholibrina, CR. 2015. Pembungaan Pohon Kemenyan Toba (Styrax sumatrana) di Arboretum Aek Nauli.
Prosiding Hasil Penelitian.
Kholibrina, CR. 2013. Eksplorasi Pengumpulan Materi Genetik Kemenyan Toba (Styrax sumatrana) untuk
Populasi Dasar dan Populasi Pemuliaan. Prosiding Hasil Penelitian.
Kholibrina, CR. 2013. Perbandingan Pertumbuhan Semai Tiga Provenan Styrax sumatrana di Persemaian
Aek Nauli. Prosiding Hasil Penelitian.
Kholibrina, CR. 2012. Strategi Pemuliaan dan Pengembangan Kemenyan Toba (Styrax sumatrana).
Prosiding Hasil Penelitian.
Kholibrina, CR. 2012. Teknik Persilangan untuk Pengembangan Kemenyan Hibrid Styrax sumatrana x Styrax
benzoin. Prosiding Hasil Penelitian.
Kholibrina, CR. 2012. Strategi Pemuliaan dan Teknik Silvikultur Untuk Kualitas Kemenyan Toba (S.
sumatrana). Prosiding Hasil Penelitian.
Sasmoko, A.S. 1999. Kemenyan Tapping Technique. Research Journal by ANFRI.
52. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Badan Litbang dan Inovasi
Balai Penelitian Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli
Jl. Raya Parapat Km 10,5 Sibaganding Parapat Simalungun
Email: andiasw@yahoo.com; restoringlaketoba@gmail.com
HP. 08126209444