SlideShare a Scribd company logo
HARSINI
KSM PARU RSUD DR MOEWARDI/FKUNS
2018
Identifikasi Pasien Terduga
TB Resistan Obat (RO)
ï‚— Pemberi jasa/petugas kesehatan
ï‚— Pasien
ï‚— Program Pengendalian TB
A. Penyebab Terjadinya TB RO
a. Pemberi jasa/petugas kesehatan,
yaitu karena :
ï‚— Diagnosis tidak tepat,
ï‚— Paduan pengobatan tidak tepat,
ï‚— Dosis, jenis, jumlah obat dan
jangka waktu pengobatan tidak
adekuat,
ï‚— Penyuluhan kepada pasien yang
tidak adekuat
A. Penyebab Terjadinya TB RO (2)
b. Pasien, yaitu karena :
ï‚— Tidak mematuhi anjuran dokter/ petugas
kesehatan.
ï‚— Tidak teratur menelan paduan OAT,
ï‚— Menghentikan pengobatan secara sepihak
sebelum waktunya.
ï‚— Gangguan penyerapan obat.
c. Program Pengendalian TB, yaitu karena :
• Pengelolaan logistik OAT yang kurang
baik
• Kualitas OAT yang rendah.
1. Kategori Resistansi terhadap Obat Anti
TB (OAT)
Definisi : TB RO adalah tuberkulosis (TB) yang
disebabkan oleh M.tuberculosis yang telah resistan
terhadap Obat Anti TB (OAT).
Terdapat 5 kategori resistansi terhadap obat anti TB,
yaitu
- Monoresistan (Monoresistance): Resistan
terhadap salah satu OAT, misalnya resistan isoniazid
(H)
- Poliresistan (Polyresistance): Resistan terhadap
lebih dari satu OAT, selain kombinasi isoniazid (H)
dan rifampisin (R),
- Multi Drug Resistance (MDR): Resistan terhadap
isoniazid dan rifampisin, dengan atau tanpa OAT
lini pertama yang lain, misalnya resistan HR, HRE,
HRES
- Extensively Drug Resistance (XDR):TB
MDR disertai resistansi terhadap salah salah
satu obat golongan fluorokuinolon dan salah
satu dari OAT injeksi lini kedua (capreomisin,
kanamisin dan amikasin).
- Resistan Rifampisin (TB RR): Resistan
terhadap rifampisin (monoresistan,
poliresistan,TB MDR, TB XDR) yang terdeteksi
menggunakan metode fenotip atau genotip
dengan atau tanpa resistan OAT lainnya.
2. Kriteria Terduga TB RO
1. Pasien TB gagal pengobatan Kategori 2
2. Pasien TB yang tidak konversi pengobatan kategori 2
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB
yang tidak standar
4. Pasien TB gagal pengobatan kategori 1
5. Pasien TB yang tidak konversi pengobatan kategori 1
6. Pasien TB kambuh pengobatan kategori 1 atau kategori
2
7. Pasien TB yang kembali setelah putus berobat (loss to
follow-up)
8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat
dengan pasien TB RO
9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons secara
klinis maupun bakteriologis terhadap pemberian OAT
10. Kriteria Lain-lain (TB dengan DM, TB primer)
B. Penegakan diagnosis TB RO
1. Pemeriksaan Laboratorium TB RO
Pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan mikroskopis:
Pemeriksaan mikroskopis BTA
dengan pewarnaan Ziehl Neelsen
dilaksanakan untuk mendukung
diagnosis dan sebagai pemeriksaan
lanjutan selama masa pengobatan.
Penegakan diagnosis pasien TB RO
ditetapkan oleh dokter fasyankes TB RO
atau Tim Ahli Klinis (TAK) berdasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium.
1. Pemeriksaan Laboratorium TB
RO (2)
b. Pemeriksaan TCM TB
ï‚— Pemeriksaan TCM TB dilakukan untuk
menegakan diagnosis TB dan TB Resistan
Rifampisin.
ï‚— Pemeriksaan dengan TCM TB dapat
memberikan hasil dalam waktu yang relatif
cepat yaitu sekitar 2 jam.
ï‚— Pemeriksaan TCM TB tidak dapat digunakan
untuk memantau kemajuan pengobatan.
1. Pemeriksaan
Laboratorium TB RO (3)
c. Second Line – Line Probe Assay (SL-LPA)
ï‚— SL-LPA merupakan tes cepat (lebih
kurang 48 jam) yang berbasis molekuler
ï‚— Dapat mendeteksi resistensi terhadap
OAT lini kedua yaitu golongan
fluoroquinolone dan obat injeksi lini
kedua.
ï‚— Kapasitas pemeriksaan cukup besar
1. Pemeriksaan
Laboratorium TB RO (4)
c. Second Line – Line Probe Assay (SL-LPA)
ï‚— Tidak menghilangkan kebutuhan terhadap
uji kepekaan fenotipik untuk OAT lini
kedua.
ï‚— Sebagai diagnosis awal untuk mendeteksi
resistensi terhadap fluoroquinolone dan
obat injeksi lini kedua untuk pasien yang
dari hasil pemeriksaan TCM TB
terkonfirmasi resisten terhadap rifampisin.
1. Pemeriksaan Laboratorium TB
RO (4)
d. Biakan dan identifikasi kuman M. tuberculosis
Biakan dan identifikasi kuman M. tuberculosis
dapat dilakukan pada media padat (LJ) maupun
media cair (MGIT)
ï‚— media padat: relatif lebih murah dibanding
media cair tetapi memerlukan waktu yang
lebih lama yaitu 3-8 minggu.
ï‚— media cair : hasil biakan sudah dapat
diketahui dalam waktu 1-2 minggu tetapi
memerlukan biaya yang lebih mahal.
1. Pemeriksaan Laboratorium TB RO (5)
e. Uji kepekaan M. tuberculosis terhadap OAT
ï‚— Saat ini uji kepekaan terhadap M. Tuberculosis dapat
dilakukan dengan cara konvensional dan TCM TB.
Ketepatan uji kepekaan M. tuberculosis yang
dilakukan dalam kondisi optimum bergantung kepada
jenis obat yang diuji.
ï‚— Uji kepekaan untuk OAT lini pertama dengan metode
konvensional, dilakukan untuk rifampisin (R),
isoniazid (H), streptomisin (S) dan, etambutol (E).
Untuk OAT lini kedua, uji kepekaan dilakukan untuk
Amikasin (Am), Kanamisin (Km) dan Ofloksasin
(Ofl).
ï‚— Arah pengembangan (masih dalam proses) :
Standardized DST Package (SDP) ; Isoniazid,
Kanamisin, Capreomisin, Ofloksasin, Moksifloksasin
1. Pemeriksaan Laboratorium TB RO (6)
Untuk menjamin kualitas hasil
pemeriksaan, uji kepekaan obat harus
dilakukan di laboratorium yang telah
disertifikasi atau lulus Pemantapan Mutu
Eksternal (PME) berupa tes panel oleh
Laboratorium Rujukan Nasional.
2. Penegakan Diagnosis Pasien TB Resistan
Obat (RO)
Penegakan diagnosis diupayakan dengan
pemeriksaan TCM TB. Jika tidak memiliki fasilitas
TCM TB lakukan rujukan terduga ke fasyankes TCM
TB.
3. Klasifikasi dan Tipe Pasien TB
Resistan Obat
a. Berdasarkan lokasi anatomi penyakit :
ï‚— Paru :
Apabila kelainan ada di dalam parenkim paru.
ï‚— Ekstra paru :
Apabila kelainan ada pada organ di luar parenkim
paru,dibuktikan dengan hasil pemeriksaan bakteriologis
resistan obat dari contoh uji yang diambil di luar parenkim
paru.
Catatan : Bila dijumpai kelainan di paru dan di luar
paru maka pasien di registrasi sebagai pasien TB Paru.
3. Klasifikasi dan Tipe Pasien TB Resistan Obat (2)
b. Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, yaitu :
ï‚— Pasien Baru :
Pasien yang belum pernah mendapat pengobatan
dengan OAT atau pernah diobati menggunakan OAT
kurang dari 1 bulan.
* Pengobatan Ulang:
• Kasus gagal pengobatan kat 1
• Kasus gagal pengobatan kat 2
• Kasus kambuh (relaps)
• Kasus putus berobat (loss to follow up)
– Lain – lain :
Pasien TB yang riwayat pengobatan sebelumnya
tidak jelas atau tidak dapat dipastikan.
B. PENGOBATAN TB RO
Diagnosis
Tegak
Persiapan
Awal
Pengobata
n
KIE &
Informed
Consent
Menetapka
n Paduan
Pengobatan
Setelah hasil TCM keluar :
1. Persiapan Awal Sebelum
Pengobatan
•Anamnesis ulang
•Pemeriksaan fisik, laboratorium
•fungsi penglihatan & pendengaran (jika fasilitas
memungkinkan)
•Pemeriksaan kondisi kejiwaan
•Mengisi data dasar pasien
•Melakukan kunjungan rumah pasien
•Pemeriksaan baseline
Pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum pengobatan :
1. Faal ginjal: ureum, kreatinin
2. Faal Hati : SGOT, SGPT
3. Tes kehamilan untuk perempuan usia subur
4. Pemeriksaan darah lengkap
5. Pemeriksaan kimia darah ( Serum elektrolit, asam urat & gula darah)
6. Foto thorax
7. Pemeriksaan EKG
8. Tes HIV
9. Pemeriksaan Penglihatan
10. Pemeriksaan Kejiwaan*
11. Thyroid stimulating hormon (TSH)*
12. Tes pendengaran*
• Jika fasilitas tidak tersedia, maka pengobatan dapat dilakukan sambil
memonitor efek samping
CATATAN :
DALAM WAKTU TUJUH HARI PASIEN SUDAH HARUS MEMULAI PENGOBATAN
INISIASI PENGOBATAN TB RO
Pengobatan untuk pasien TB RO diupayakan diberikan
dengan cara rawat jalan (ambulatoir)
1. Fasyankes Rujukan TB RO  Tim Ahli Klinis (TAK)
memutuskan memulai pengobatan
2. Fasyankes TB RO  Dokter terlatih TB RO
memutuskan memulai pengobatan
1. Persiapan Awal Sebelum Pengobatan
(2)
Kondisi Yang Membutuhkan Rawat
Inap
• Tanda ada gangguan kejiwaan
• Pneumonia berat
• Pneumotoraks
• Abses paru
• Efusi pleura
• Kelainan hati berat
• Gangguan hormon tiroid
• Insufisiensi ginjal berat
• Gangguan elektrolit berat
• Malnutrisi berat
• Diabetes melitus yang tidak terkontrol
• Gangguan gastrointestinal berat yang mempengaruhi
absorbsi obat
• Penyakit dasar lain yang memerlukan rawat inap.
2. Penetapan Paduan dan Dosis OAT TB RO
di Indonesia
1. Paduan OAT Standar (RR/MDR) :
• Pengobatan OAT standar konvensional (20-26 bln)
• Pengobatan OAT standar jangka pendek (9-11 bln)
2. Paduan OAT Individual
Diberikan kepada pasien yang memerlukan
perubahan paduan pengobatan yang fundamental dari
pengobatan OAT standar yang sudah digunakan
sebelumnya
PADUAN OAT STANDAR
Paduan OAT Standar Konvensional
Paduan OAT Standar Jangka Pendek
8-12 Km - Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Eto - Cs - Z -
(E) - H
4-6 Km - Mfx - Eto - Cfz – Z - H / 5 Mfx - Eto - Cfz - Z - H
PADUAN OAT INDIVIDUAL
Untuk pasien TB MDR yang resistan atau alergi terhadap fluoroquinolon
tetapi sensitif terhadap OAT suntik lini kedua (Pre-XDR):
ï‚— Untuk pasien Baru
ï‚— Alternatif dengan Bedaquiline
ï‚— Untuk pasien pengobatan ulang
ï‚— Untuk pasien pengobatan ulang alternatif dengan Bedaquiline
8-12 Km - Mfx - Eto - Cs - PAS - Z- (E) - H / 12-14 Mfx - Eto - Cs –
PAS-Z-(E)-H
8-12 Km - Eto - Cs - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12-14 Eto - Cs - Z - (E) - H
12-18 Km - Mfx - Eto - Cs - PAS - Z- (E) - H / 12 Mfx - Eto – Cs - PAS
- Z - (E) - H
12-18 Km - Eto - Cs - Z- (E) – H + 6 Bdq / 12 Eto - Cs - Z - (E) - H
PADUAN OAT INDIVIDUAL (2)
Untuk pasien TB MDR yang resistan atau alergi terhadap OAT suntik lini
kedua tetapi sensitif terhadap fluorokuinolon (Pre-XDR) :
• Untuk pasien Baru
• Alternatif dengan Bedaquiline
• Untuk pasien pengobatan ulang
• Untuk pasien pengobatan ulang alternatif dengan Bedaquiline
8-12 Cm - Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Eto - Cs - Z - (E) - H
8-12 Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12-14 Lfx - Eto - Cs - Z - (E)
- H
12-18 Cm - Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H / 12 Lfx - Eto - Cs - Z - (E) - H
12-18 Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12 Lfx - Eto - Cs - Z - (E) -
H
PADUAN OAT INDIVIDUAL (3)
Untuk pasien TB XDR :
• Untuk pasien Baru
• Alternatif dengan Bedaquiline
12-18 Cm - Mfx - Eto - Cs - PAS - Z- (E) - H / 12 Mfx - Eto - Cs - PAS - Z -
(E) - H
12-18 Eto - Cs - Lnz - Cfz - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12 Eto - Cs - Lnz - Cfz - Z -
(E) - H
PADUAN OAT INDIVIDUAL (4)
Untuk pasien dengan alergi atau efek samping berat terhadap OAT oral lini
kedua (Grup C) sedangkan OAT suntik lini kedua dan golongan
fluorokuinolon masih bisa dipakai.
ï‚— Untuk pasien yang alergi/ mengalami efek samping berat terhadap salah satu dari OAT
Grup C yang dipakai (Eto atau Cs) maka OAT penggantinya diambilkan salah satu OAT
Grup C (Cfz atau Lnz) atau D2 (Bdq) atau D3 (PAS) yang tersedia supaya tetap
memenuhi standar minimal 4 macam OAT inti lini kedua.
8-12 Km - Lfx - Eto - PAS - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Eto - PAS - Z - (E) - H
PADUAN OAT INDIVIDUAL (5)
Pasien Mengalami Alergi/ ESO berat terhadap dua OAT Grup C (Eto dan Cs)
ï‚— Alternatif paduan individual dengan Bedaquilin
• Alternatif paduan tanpa Bedaquilin
• Alternatif lain paduan tanpa Bedaquilin:
8-12 Km - Lfx - (Lnz/Cfz) - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12-14 Lfx - (Lnz/Cfz) -
PAS - Z - (E) - H
8-12 Km - Lfx - Lnz - Cfz - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Lnz - Cfz - Z - (E) - H
8-12 Km - Lfx - (Lnz/Cfz) - PAS - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - (Lnz/
Cfz) - PAS - Z - (E) - H
3. Tahapan Pengobatan TB RO
• Pasien baru/ belum pernah diobati dengan pengobatan TB RR/
TB MDR diobati menggunakan paduan OAT standar
konvensional :
1. Lama pengobatan adalah 18 bulan setelah konversi biakan
2. Lama pengobatan minimal 20 bulan.
Lama Pengobatan TB RO :
3. Tahapan Pengobatan TB RO
ï‚— Pasien baru/ belum pernah diobati dengan pengobatan TB RR/ TB
MDR, diobati menggunakan paduan OAT standar jangka pendek :
1. Lama pengobatan dihitung berdasarkan hasil pemeriksaan dahak
bulan ke empat dan atau pemeriksaan dahak bulan ke enam.
2. Lama pengobatan minimal 9 bulan dan maksimal 11 bulan.
ï‚— Pasien sudah pernah diobati TB RR/ MDR atau pasien TB XDR, diobati
dengan paduan OAT individual :
1. Lama pengobatan adalah 22 bulan setelah konversi biakan.
2. Lama pengobatan minimal 24 bulan.
Lama Pengobatan TB RO (2) :
Tahap Pengobatan
1. Tahap Awal :
ï‚— Terdiri dari OAT oral dan OAT suntik lini kedua
(Km/Cm) diberikan sekurang-kurangnya selama 8
bulan.
ï‚— Lama pemberian ditentukan riwayat pengobatan TB
RO, jenis pengobatan yang diberikan dan bulan
konversi pemeriksaan bakteriologis bisa tercapai.
2. Tahap Lanjutan
Pengobatan setelah selesai tahap awal sampai dinyatakan
pengobatan telah selesai secara lengkap.
Tahapan Pengobatan TB RO (2)
Tabel 5. Durasi Pengobatan TB RO
Tipe pasien Bulan
konversi
Lama tahap
awal (a)
Lama
pengobatan
(b)
Lama tahap
lanjutan
(b-a)
Baru 1 Bulan 0-2 8 bulan 20 bulan 12 bulan
Bulan 3-4 8 bulan 21 – 22 bulan 13 – 14 bulan
Bulan 5-8 9 – 12 bulan 23 – 26 bulan 14 bulan
Baru
diobati OAT
standar
jangka
pendek
Bulan 4 4 bulan 9 bulan 5 bulan
Bulan 6 6 bulan 11 bulan 5 bulan
Pernah
diobati2 atau
TB XDR
Bulan 0-2 12 bulan 24 bulan 12 bulan
Bulan 3-4 13 – 14 bulan 25 – 26
bulan
12 bulan
Bulan 5-8 15 – 18 bulan 27 – 30
bulan
12 bulan
KETERANGAN LENGKAP ADA DI MODUL INTI 2 HALAMAN 47
CARA PEMBERIAN OBAT
TAHAP AWAL :
• Suntikan diberikan 5 kali seminggu (Senin-Jumat),
• Obat per-oral diberikan 7 kali seminggu (Senin-Minggu).
• OAT standar konvensional, total obat oral yang diberikan dan
ditelan minimal 224 dosis dan suntikan minimal 160 dosis.
• OAT standar jangka pendek, jumlah obat oral yang diberikan dan
ditelan minimal 112 dosis dan suntikan minimal 80 dosis.
Tahapan Pengobatan TB RO (3)
CARA PEMBERIAN OBAT
TAHAP LANJUTAN :
• Suntikan sudah tidak diberikan
• Obat per-oral diberikan 7 kali seminggu (Senin-Minggu).
• Untuk paduan OAT standar konvensional, jumlah obat oral yang
diberikan dan ditelan minimal 336 dosis
• Untuk paduan OAT standar jangka pendek, jumlah obat oral yang
diberikan dan ditelan minimal 140 dosis
Tahapan Pengobatan TB RO (4)
4. PEMANTAUAN PENGOBATAN PASIEN TB
RO (2)
EVALUASI PENDUKUNG
• Penilaian klinis termasuk berat badan.
• Pemeriksaan bersifat ad-hoc sesuai indikasi atau penilaian
segera bila ada efek samping.
• Pemeriksaan laboratorium penunjang sesuai jadwal yang
ditentukan.
5. TATALAKSANA PASIEN BEROBAT TIDAK
TERATUR
Pertimbangan jika pasien TB RO putus berobat :
1. Jenis paduan OAT yang digunakan
2. Lama pengobatan yang telah dijalani.
3. Lama putus berobat.
4. Hasil pemeriksaan apusan dahak untuk BTA.
5. Hasil pemeriksaan biakan dan uji kepekaan.
6. TATALAKSANA KASUS GAGAL
PENGOBATAN
Kondisi yang menyebabkan kasus gagal pengobatan :
a. Pasien dengan risiko gagal pengobatan
b. Penghentian Pengobatan sebelum waktu dengan
pertimbangan sbb :
1) Pertimbangan klinis
2) Pertimbangan kesehatan masyarakat (public health)
TATALAKSANA PASIEN DENGAN HASIL BIAKAN BERUBAH DARI
NEGATIF MENJADI POSITIF
1. Menelaah kepatuhan & keteraturan pengobatan
2. Menelaah kondisi klinis dan hasil follow up radiologis.
3. Membandingkan hasil biakan dengan hasil pemeriksaan BTA secara
serial.
4. Melakukan pemeriksaan BTA dan biakan ulang (2 sampel untuk
menyingkirkan kontaminasi) :
 Negatif  kontaminasi dan hasil positif sebelumnya bisa diabaikan.
 Positif (jumlah koloni sama/lebih tinggi)  terjadi reversi
5. Melakukan pemeriksaan radiologis untuk melihat perkembangan
penyakit.
6. Menelaah ulang adanya penyakit lain yang dapat menurunkan
absorpsi obat.
6. TATALAKSANA KASUS GAGAL
PENGOBATAN
TB-RESISTEN-OBAT.pptx

More Related Content

What's hot

Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
hersu12345
 
Lamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tbLamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tb
Oliviafebrimarchantia
 
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatDiagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
MettaFerdy FerdianFamily
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
novaangelia125
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
Muhammad Adi
 
PENYAKIT TBC
PENYAKIT TBCPENYAKIT TBC
PENYAKIT TBC
NINING14
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13tristyanto
 
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duhGABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
Gabriella Cereira Angelina
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
Muhammad Munandar
 
pembekuan darah
pembekuan darahpembekuan darah
pembekuan darah
Anindita Geovani
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
Fadel Muhammad Garishah
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
Sonia Rahma Anindyayati
 
REVISI 2 REAKSI KUSTA
REVISI 2 REAKSI KUSTAREVISI 2 REAKSI KUSTA
REVISI 2 REAKSI KUSTA
zara larasati
 
Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
BronkiektasisRizman Aji
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Syscha Lumempouw
 
Singkatan bahasa latin
Singkatan bahasa latinSingkatan bahasa latin
Singkatan bahasa latin
Muhammad Munawar
 
Menghitung tetesan infus ala nining
Menghitung tetesan infus ala niningMenghitung tetesan infus ala nining
Menghitung tetesan infus ala nining
sri nining
 

What's hot (20)

Tuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhanTuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhan
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Lamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tbLamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tb
 
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatDiagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
Trematoda pbl8
Trematoda pbl8Trematoda pbl8
Trematoda pbl8
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
PENYAKIT TBC
PENYAKIT TBCPENYAKIT TBC
PENYAKIT TBC
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13
 
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duhGABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
pembekuan darah
pembekuan darahpembekuan darah
pembekuan darah
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
REVISI 2 REAKSI KUSTA
REVISI 2 REAKSI KUSTAREVISI 2 REAKSI KUSTA
REVISI 2 REAKSI KUSTA
 
Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
Bronkiektasis
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Singkatan bahasa latin
Singkatan bahasa latinSingkatan bahasa latin
Singkatan bahasa latin
 
Menghitung tetesan infus ala nining
Menghitung tetesan infus ala niningMenghitung tetesan infus ala nining
Menghitung tetesan infus ala nining
 

Similar to TB-RESISTEN-OBAT.pptx

PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
linda399806
 
DT TB RO.pptx
DT TB RO.pptxDT TB RO.pptx
DT TB RO.pptx
wahyupurnama20
 
Penyakit TB.ppt
Penyakit TB.pptPenyakit TB.ppt
Penyakit TB.ppt
BankSoal8
 
2. Algoritma Pemeriksaan TB dengan TCM_WSTCM TB 1 2021(1).pdf
2. Algoritma Pemeriksaan TB dengan TCM_WSTCM TB 1 2021(1).pdf2. Algoritma Pemeriksaan TB dengan TCM_WSTCM TB 1 2021(1).pdf
2. Algoritma Pemeriksaan TB dengan TCM_WSTCM TB 1 2021(1).pdf
AgnesTamrin
 
Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...
Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...
Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...
MuhammadNurDelaphanE
 
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
wisnukuncoro11
 
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
maharanimariam
 
Fathiyah_WS_Infection.ppt
Fathiyah_WS_Infection.pptFathiyah_WS_Infection.ppt
Fathiyah_WS_Infection.ppt
dickywahyudi44
 
TB-2021-Sosialisasi SE Alur dan Pengobatan TBC_3 Mei 2021.pdf
TB-2021-Sosialisasi SE Alur dan Pengobatan TBC_3 Mei 2021.pdfTB-2021-Sosialisasi SE Alur dan Pengobatan TBC_3 Mei 2021.pdf
TB-2021-Sosialisasi SE Alur dan Pengobatan TBC_3 Mei 2021.pdf
PutraBams
 
Pres rev Fasilitator MI.2 Pengobatan TB FKTP FKRTL_27MARET2019.ppt
Pres rev  Fasilitator MI.2 Pengobatan TB FKTP FKRTL_27MARET2019.pptPres rev  Fasilitator MI.2 Pengobatan TB FKTP FKRTL_27MARET2019.ppt
Pres rev Fasilitator MI.2 Pengobatan TB FKTP FKRTL_27MARET2019.ppt
p2tbdinkesbanyumas02
 
Diagnosis dan Tatalaksana TB RO Oral 161021-RSUP Persahabatan.pdf
Diagnosis dan Tatalaksana TB RO Oral 161021-RSUP Persahabatan.pdfDiagnosis dan Tatalaksana TB RO Oral 161021-RSUP Persahabatan.pdf
Diagnosis dan Tatalaksana TB RO Oral 161021-RSUP Persahabatan.pdf
marthafitri86
 
Perubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptx
Perubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptxPerubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptx
Perubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptx
HerlanNanda
 
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
ssuser8d0437
 
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
TB paru  dr.lingga RSPH.pptTB paru  dr.lingga RSPH.ppt
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
linggagumelar2
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Nesha Mutiara
 
Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...
Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...
Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...
duniamayaakses
 
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxTeraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
hasbi63
 
tatalaksana tb
tatalaksana tbtatalaksana tb
tatalaksana tb
ardianpradana7
 
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb roAlur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
yosef sugi
 
Tuberkulosis TB, RSUD JAYAPURA, FK Uncen.pptx
Tuberkulosis TB, RSUD JAYAPURA, FK Uncen.pptxTuberkulosis TB, RSUD JAYAPURA, FK Uncen.pptx
Tuberkulosis TB, RSUD JAYAPURA, FK Uncen.pptx
ThyaraaAudiaPutriNag
 

Similar to TB-RESISTEN-OBAT.pptx (20)

PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
 
DT TB RO.pptx
DT TB RO.pptxDT TB RO.pptx
DT TB RO.pptx
 
Penyakit TB.ppt
Penyakit TB.pptPenyakit TB.ppt
Penyakit TB.ppt
 
2. Algoritma Pemeriksaan TB dengan TCM_WSTCM TB 1 2021(1).pdf
2. Algoritma Pemeriksaan TB dengan TCM_WSTCM TB 1 2021(1).pdf2. Algoritma Pemeriksaan TB dengan TCM_WSTCM TB 1 2021(1).pdf
2. Algoritma Pemeriksaan TB dengan TCM_WSTCM TB 1 2021(1).pdf
 
Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...
Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...
Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...
 
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
 
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
 
Fathiyah_WS_Infection.ppt
Fathiyah_WS_Infection.pptFathiyah_WS_Infection.ppt
Fathiyah_WS_Infection.ppt
 
TB-2021-Sosialisasi SE Alur dan Pengobatan TBC_3 Mei 2021.pdf
TB-2021-Sosialisasi SE Alur dan Pengobatan TBC_3 Mei 2021.pdfTB-2021-Sosialisasi SE Alur dan Pengobatan TBC_3 Mei 2021.pdf
TB-2021-Sosialisasi SE Alur dan Pengobatan TBC_3 Mei 2021.pdf
 
Pres rev Fasilitator MI.2 Pengobatan TB FKTP FKRTL_27MARET2019.ppt
Pres rev  Fasilitator MI.2 Pengobatan TB FKTP FKRTL_27MARET2019.pptPres rev  Fasilitator MI.2 Pengobatan TB FKTP FKRTL_27MARET2019.ppt
Pres rev Fasilitator MI.2 Pengobatan TB FKTP FKRTL_27MARET2019.ppt
 
Diagnosis dan Tatalaksana TB RO Oral 161021-RSUP Persahabatan.pdf
Diagnosis dan Tatalaksana TB RO Oral 161021-RSUP Persahabatan.pdfDiagnosis dan Tatalaksana TB RO Oral 161021-RSUP Persahabatan.pdf
Diagnosis dan Tatalaksana TB RO Oral 161021-RSUP Persahabatan.pdf
 
Perubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptx
Perubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptxPerubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptx
Perubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptx
 
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
 
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
TB paru  dr.lingga RSPH.pptTB paru  dr.lingga RSPH.ppt
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
 
Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...
Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...
Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...
 
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxTeraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
 
tatalaksana tb
tatalaksana tbtatalaksana tb
tatalaksana tb
 
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb roAlur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
 
Tuberkulosis TB, RSUD JAYAPURA, FK Uncen.pptx
Tuberkulosis TB, RSUD JAYAPURA, FK Uncen.pptxTuberkulosis TB, RSUD JAYAPURA, FK Uncen.pptx
Tuberkulosis TB, RSUD JAYAPURA, FK Uncen.pptx
 

Recently uploaded

Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
solihin kadar
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting KiesoChapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
AryaMahardhika3
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 

Recently uploaded (20)

Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting KiesoChapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 

TB-RESISTEN-OBAT.pptx

  • 1. HARSINI KSM PARU RSUD DR MOEWARDI/FKUNS 2018
  • 2. Identifikasi Pasien Terduga TB Resistan Obat (RO) ï‚— Pemberi jasa/petugas kesehatan ï‚— Pasien ï‚— Program Pengendalian TB
  • 3. A. Penyebab Terjadinya TB RO a. Pemberi jasa/petugas kesehatan, yaitu karena : ï‚— Diagnosis tidak tepat, ï‚— Paduan pengobatan tidak tepat, ï‚— Dosis, jenis, jumlah obat dan jangka waktu pengobatan tidak adekuat, ï‚— Penyuluhan kepada pasien yang tidak adekuat
  • 4. A. Penyebab Terjadinya TB RO (2) b. Pasien, yaitu karena : ï‚— Tidak mematuhi anjuran dokter/ petugas kesehatan. ï‚— Tidak teratur menelan paduan OAT, ï‚— Menghentikan pengobatan secara sepihak sebelum waktunya. ï‚— Gangguan penyerapan obat. c. Program Pengendalian TB, yaitu karena : • Pengelolaan logistik OAT yang kurang baik • Kualitas OAT yang rendah.
  • 5. 1. Kategori Resistansi terhadap Obat Anti TB (OAT) Definisi : TB RO adalah tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh M.tuberculosis yang telah resistan terhadap Obat Anti TB (OAT). Terdapat 5 kategori resistansi terhadap obat anti TB, yaitu - Monoresistan (Monoresistance): Resistan terhadap salah satu OAT, misalnya resistan isoniazid (H) - Poliresistan (Polyresistance): Resistan terhadap lebih dari satu OAT, selain kombinasi isoniazid (H) dan rifampisin (R), - Multi Drug Resistance (MDR): Resistan terhadap isoniazid dan rifampisin, dengan atau tanpa OAT lini pertama yang lain, misalnya resistan HR, HRE, HRES
  • 6. - Extensively Drug Resistance (XDR):TB MDR disertai resistansi terhadap salah salah satu obat golongan fluorokuinolon dan salah satu dari OAT injeksi lini kedua (capreomisin, kanamisin dan amikasin). - Resistan Rifampisin (TB RR): Resistan terhadap rifampisin (monoresistan, poliresistan,TB MDR, TB XDR) yang terdeteksi menggunakan metode fenotip atau genotip dengan atau tanpa resistan OAT lainnya.
  • 7. 2. Kriteria Terduga TB RO 1. Pasien TB gagal pengobatan Kategori 2 2. Pasien TB yang tidak konversi pengobatan kategori 2 3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang tidak standar 4. Pasien TB gagal pengobatan kategori 1 5. Pasien TB yang tidak konversi pengobatan kategori 1 6. Pasien TB kambuh pengobatan kategori 1 atau kategori 2 7. Pasien TB yang kembali setelah putus berobat (loss to follow-up) 8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien TB RO 9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons secara klinis maupun bakteriologis terhadap pemberian OAT 10. Kriteria Lain-lain (TB dengan DM, TB primer)
  • 9. 1. Pemeriksaan Laboratorium TB RO Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah: a. Pemeriksaan mikroskopis: Pemeriksaan mikroskopis BTA dengan pewarnaan Ziehl Neelsen dilaksanakan untuk mendukung diagnosis dan sebagai pemeriksaan lanjutan selama masa pengobatan. Penegakan diagnosis pasien TB RO ditetapkan oleh dokter fasyankes TB RO atau Tim Ahli Klinis (TAK) berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.
  • 10. 1. Pemeriksaan Laboratorium TB RO (2) b. Pemeriksaan TCM TB ï‚— Pemeriksaan TCM TB dilakukan untuk menegakan diagnosis TB dan TB Resistan Rifampisin. ï‚— Pemeriksaan dengan TCM TB dapat memberikan hasil dalam waktu yang relatif cepat yaitu sekitar 2 jam. ï‚— Pemeriksaan TCM TB tidak dapat digunakan untuk memantau kemajuan pengobatan.
  • 11. 1. Pemeriksaan Laboratorium TB RO (3) c. Second Line – Line Probe Assay (SL-LPA) ï‚— SL-LPA merupakan tes cepat (lebih kurang 48 jam) yang berbasis molekuler ï‚— Dapat mendeteksi resistensi terhadap OAT lini kedua yaitu golongan fluoroquinolone dan obat injeksi lini kedua. ï‚— Kapasitas pemeriksaan cukup besar
  • 12. 1. Pemeriksaan Laboratorium TB RO (4) c. Second Line – Line Probe Assay (SL-LPA) ï‚— Tidak menghilangkan kebutuhan terhadap uji kepekaan fenotipik untuk OAT lini kedua. ï‚— Sebagai diagnosis awal untuk mendeteksi resistensi terhadap fluoroquinolone dan obat injeksi lini kedua untuk pasien yang dari hasil pemeriksaan TCM TB terkonfirmasi resisten terhadap rifampisin.
  • 13. 1. Pemeriksaan Laboratorium TB RO (4) d. Biakan dan identifikasi kuman M. tuberculosis Biakan dan identifikasi kuman M. tuberculosis dapat dilakukan pada media padat (LJ) maupun media cair (MGIT) ï‚— media padat: relatif lebih murah dibanding media cair tetapi memerlukan waktu yang lebih lama yaitu 3-8 minggu. ï‚— media cair : hasil biakan sudah dapat diketahui dalam waktu 1-2 minggu tetapi memerlukan biaya yang lebih mahal.
  • 14. 1. Pemeriksaan Laboratorium TB RO (5) e. Uji kepekaan M. tuberculosis terhadap OAT ï‚— Saat ini uji kepekaan terhadap M. Tuberculosis dapat dilakukan dengan cara konvensional dan TCM TB. Ketepatan uji kepekaan M. tuberculosis yang dilakukan dalam kondisi optimum bergantung kepada jenis obat yang diuji. ï‚— Uji kepekaan untuk OAT lini pertama dengan metode konvensional, dilakukan untuk rifampisin (R), isoniazid (H), streptomisin (S) dan, etambutol (E). Untuk OAT lini kedua, uji kepekaan dilakukan untuk Amikasin (Am), Kanamisin (Km) dan Ofloksasin (Ofl). ï‚— Arah pengembangan (masih dalam proses) : Standardized DST Package (SDP) ; Isoniazid, Kanamisin, Capreomisin, Ofloksasin, Moksifloksasin
  • 15. 1. Pemeriksaan Laboratorium TB RO (6) Untuk menjamin kualitas hasil pemeriksaan, uji kepekaan obat harus dilakukan di laboratorium yang telah disertifikasi atau lulus Pemantapan Mutu Eksternal (PME) berupa tes panel oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
  • 16. 2. Penegakan Diagnosis Pasien TB Resistan Obat (RO) Penegakan diagnosis diupayakan dengan pemeriksaan TCM TB. Jika tidak memiliki fasilitas TCM TB lakukan rujukan terduga ke fasyankes TCM TB.
  • 17. 3. Klasifikasi dan Tipe Pasien TB Resistan Obat a. Berdasarkan lokasi anatomi penyakit : ï‚— Paru : Apabila kelainan ada di dalam parenkim paru. ï‚— Ekstra paru : Apabila kelainan ada pada organ di luar parenkim paru,dibuktikan dengan hasil pemeriksaan bakteriologis resistan obat dari contoh uji yang diambil di luar parenkim paru. Catatan : Bila dijumpai kelainan di paru dan di luar paru maka pasien di registrasi sebagai pasien TB Paru.
  • 18. 3. Klasifikasi dan Tipe Pasien TB Resistan Obat (2) b. Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, yaitu : ï‚— Pasien Baru : Pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau pernah diobati menggunakan OAT kurang dari 1 bulan. * Pengobatan Ulang: • Kasus gagal pengobatan kat 1 • Kasus gagal pengobatan kat 2 • Kasus kambuh (relaps) • Kasus putus berobat (loss to follow up) – Lain – lain : Pasien TB yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak jelas atau tidak dapat dipastikan.
  • 19. B. PENGOBATAN TB RO Diagnosis Tegak Persiapan Awal Pengobata n KIE & Informed Consent Menetapka n Paduan Pengobatan Setelah hasil TCM keluar :
  • 20. 1. Persiapan Awal Sebelum Pengobatan •Anamnesis ulang •Pemeriksaan fisik, laboratorium •fungsi penglihatan & pendengaran (jika fasilitas memungkinkan) •Pemeriksaan kondisi kejiwaan •Mengisi data dasar pasien •Melakukan kunjungan rumah pasien •Pemeriksaan baseline
  • 21. Pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum pengobatan : 1. Faal ginjal: ureum, kreatinin 2. Faal Hati : SGOT, SGPT 3. Tes kehamilan untuk perempuan usia subur 4. Pemeriksaan darah lengkap 5. Pemeriksaan kimia darah ( Serum elektrolit, asam urat & gula darah) 6. Foto thorax 7. Pemeriksaan EKG 8. Tes HIV 9. Pemeriksaan Penglihatan 10. Pemeriksaan Kejiwaan* 11. Thyroid stimulating hormon (TSH)* 12. Tes pendengaran* • Jika fasilitas tidak tersedia, maka pengobatan dapat dilakukan sambil memonitor efek samping CATATAN : DALAM WAKTU TUJUH HARI PASIEN SUDAH HARUS MEMULAI PENGOBATAN
  • 22. INISIASI PENGOBATAN TB RO Pengobatan untuk pasien TB RO diupayakan diberikan dengan cara rawat jalan (ambulatoir) 1. Fasyankes Rujukan TB RO  Tim Ahli Klinis (TAK) memutuskan memulai pengobatan 2. Fasyankes TB RO  Dokter terlatih TB RO memutuskan memulai pengobatan 1. Persiapan Awal Sebelum Pengobatan (2)
  • 23. Kondisi Yang Membutuhkan Rawat Inap • Tanda ada gangguan kejiwaan • Pneumonia berat • Pneumotoraks • Abses paru • Efusi pleura • Kelainan hati berat • Gangguan hormon tiroid • Insufisiensi ginjal berat • Gangguan elektrolit berat • Malnutrisi berat • Diabetes melitus yang tidak terkontrol • Gangguan gastrointestinal berat yang mempengaruhi absorbsi obat • Penyakit dasar lain yang memerlukan rawat inap.
  • 24. 2. Penetapan Paduan dan Dosis OAT TB RO di Indonesia 1. Paduan OAT Standar (RR/MDR) : • Pengobatan OAT standar konvensional (20-26 bln) • Pengobatan OAT standar jangka pendek (9-11 bln) 2. Paduan OAT Individual Diberikan kepada pasien yang memerlukan perubahan paduan pengobatan yang fundamental dari pengobatan OAT standar yang sudah digunakan sebelumnya
  • 25. PADUAN OAT STANDAR Paduan OAT Standar Konvensional Paduan OAT Standar Jangka Pendek 8-12 Km - Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Eto - Cs - Z - (E) - H 4-6 Km - Mfx - Eto - Cfz – Z - H / 5 Mfx - Eto - Cfz - Z - H
  • 26. PADUAN OAT INDIVIDUAL Untuk pasien TB MDR yang resistan atau alergi terhadap fluoroquinolon tetapi sensitif terhadap OAT suntik lini kedua (Pre-XDR): ï‚— Untuk pasien Baru ï‚— Alternatif dengan Bedaquiline ï‚— Untuk pasien pengobatan ulang ï‚— Untuk pasien pengobatan ulang alternatif dengan Bedaquiline 8-12 Km - Mfx - Eto - Cs - PAS - Z- (E) - H / 12-14 Mfx - Eto - Cs – PAS-Z-(E)-H 8-12 Km - Eto - Cs - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12-14 Eto - Cs - Z - (E) - H 12-18 Km - Mfx - Eto - Cs - PAS - Z- (E) - H / 12 Mfx - Eto – Cs - PAS - Z - (E) - H 12-18 Km - Eto - Cs - Z- (E) – H + 6 Bdq / 12 Eto - Cs - Z - (E) - H
  • 27. PADUAN OAT INDIVIDUAL (2) Untuk pasien TB MDR yang resistan atau alergi terhadap OAT suntik lini kedua tetapi sensitif terhadap fluorokuinolon (Pre-XDR) : • Untuk pasien Baru • Alternatif dengan Bedaquiline • Untuk pasien pengobatan ulang • Untuk pasien pengobatan ulang alternatif dengan Bedaquiline 8-12 Cm - Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Eto - Cs - Z - (E) - H 8-12 Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12-14 Lfx - Eto - Cs - Z - (E) - H 12-18 Cm - Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H / 12 Lfx - Eto - Cs - Z - (E) - H 12-18 Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12 Lfx - Eto - Cs - Z - (E) - H
  • 28. PADUAN OAT INDIVIDUAL (3) Untuk pasien TB XDR : • Untuk pasien Baru • Alternatif dengan Bedaquiline 12-18 Cm - Mfx - Eto - Cs - PAS - Z- (E) - H / 12 Mfx - Eto - Cs - PAS - Z - (E) - H 12-18 Eto - Cs - Lnz - Cfz - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12 Eto - Cs - Lnz - Cfz - Z - (E) - H
  • 29. PADUAN OAT INDIVIDUAL (4) Untuk pasien dengan alergi atau efek samping berat terhadap OAT oral lini kedua (Grup C) sedangkan OAT suntik lini kedua dan golongan fluorokuinolon masih bisa dipakai. ï‚— Untuk pasien yang alergi/ mengalami efek samping berat terhadap salah satu dari OAT Grup C yang dipakai (Eto atau Cs) maka OAT penggantinya diambilkan salah satu OAT Grup C (Cfz atau Lnz) atau D2 (Bdq) atau D3 (PAS) yang tersedia supaya tetap memenuhi standar minimal 4 macam OAT inti lini kedua. 8-12 Km - Lfx - Eto - PAS - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Eto - PAS - Z - (E) - H
  • 30. PADUAN OAT INDIVIDUAL (5) Pasien Mengalami Alergi/ ESO berat terhadap dua OAT Grup C (Eto dan Cs) ï‚— Alternatif paduan individual dengan Bedaquilin • Alternatif paduan tanpa Bedaquilin • Alternatif lain paduan tanpa Bedaquilin: 8-12 Km - Lfx - (Lnz/Cfz) - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12-14 Lfx - (Lnz/Cfz) - PAS - Z - (E) - H 8-12 Km - Lfx - Lnz - Cfz - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Lnz - Cfz - Z - (E) - H 8-12 Km - Lfx - (Lnz/Cfz) - PAS - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - (Lnz/ Cfz) - PAS - Z - (E) - H
  • 31. 3. Tahapan Pengobatan TB RO • Pasien baru/ belum pernah diobati dengan pengobatan TB RR/ TB MDR diobati menggunakan paduan OAT standar konvensional : 1. Lama pengobatan adalah 18 bulan setelah konversi biakan 2. Lama pengobatan minimal 20 bulan. Lama Pengobatan TB RO :
  • 32. 3. Tahapan Pengobatan TB RO ï‚— Pasien baru/ belum pernah diobati dengan pengobatan TB RR/ TB MDR, diobati menggunakan paduan OAT standar jangka pendek : 1. Lama pengobatan dihitung berdasarkan hasil pemeriksaan dahak bulan ke empat dan atau pemeriksaan dahak bulan ke enam. 2. Lama pengobatan minimal 9 bulan dan maksimal 11 bulan. ï‚— Pasien sudah pernah diobati TB RR/ MDR atau pasien TB XDR, diobati dengan paduan OAT individual : 1. Lama pengobatan adalah 22 bulan setelah konversi biakan. 2. Lama pengobatan minimal 24 bulan. Lama Pengobatan TB RO (2) :
  • 33. Tahap Pengobatan 1. Tahap Awal : ï‚— Terdiri dari OAT oral dan OAT suntik lini kedua (Km/Cm) diberikan sekurang-kurangnya selama 8 bulan. ï‚— Lama pemberian ditentukan riwayat pengobatan TB RO, jenis pengobatan yang diberikan dan bulan konversi pemeriksaan bakteriologis bisa tercapai. 2. Tahap Lanjutan Pengobatan setelah selesai tahap awal sampai dinyatakan pengobatan telah selesai secara lengkap. Tahapan Pengobatan TB RO (2)
  • 34. Tabel 5. Durasi Pengobatan TB RO Tipe pasien Bulan konversi Lama tahap awal (a) Lama pengobatan (b) Lama tahap lanjutan (b-a) Baru 1 Bulan 0-2 8 bulan 20 bulan 12 bulan Bulan 3-4 8 bulan 21 – 22 bulan 13 – 14 bulan Bulan 5-8 9 – 12 bulan 23 – 26 bulan 14 bulan Baru diobati OAT standar jangka pendek Bulan 4 4 bulan 9 bulan 5 bulan Bulan 6 6 bulan 11 bulan 5 bulan Pernah diobati2 atau TB XDR Bulan 0-2 12 bulan 24 bulan 12 bulan Bulan 3-4 13 – 14 bulan 25 – 26 bulan 12 bulan Bulan 5-8 15 – 18 bulan 27 – 30 bulan 12 bulan KETERANGAN LENGKAP ADA DI MODUL INTI 2 HALAMAN 47
  • 35. CARA PEMBERIAN OBAT TAHAP AWAL : • Suntikan diberikan 5 kali seminggu (Senin-Jumat), • Obat per-oral diberikan 7 kali seminggu (Senin-Minggu). • OAT standar konvensional, total obat oral yang diberikan dan ditelan minimal 224 dosis dan suntikan minimal 160 dosis. • OAT standar jangka pendek, jumlah obat oral yang diberikan dan ditelan minimal 112 dosis dan suntikan minimal 80 dosis. Tahapan Pengobatan TB RO (3)
  • 36. CARA PEMBERIAN OBAT TAHAP LANJUTAN : • Suntikan sudah tidak diberikan • Obat per-oral diberikan 7 kali seminggu (Senin-Minggu). • Untuk paduan OAT standar konvensional, jumlah obat oral yang diberikan dan ditelan minimal 336 dosis • Untuk paduan OAT standar jangka pendek, jumlah obat oral yang diberikan dan ditelan minimal 140 dosis Tahapan Pengobatan TB RO (4)
  • 37. 4. PEMANTAUAN PENGOBATAN PASIEN TB RO (2) EVALUASI PENDUKUNG • Penilaian klinis termasuk berat badan. • Pemeriksaan bersifat ad-hoc sesuai indikasi atau penilaian segera bila ada efek samping. • Pemeriksaan laboratorium penunjang sesuai jadwal yang ditentukan.
  • 38. 5. TATALAKSANA PASIEN BEROBAT TIDAK TERATUR Pertimbangan jika pasien TB RO putus berobat : 1. Jenis paduan OAT yang digunakan 2. Lama pengobatan yang telah dijalani. 3. Lama putus berobat. 4. Hasil pemeriksaan apusan dahak untuk BTA. 5. Hasil pemeriksaan biakan dan uji kepekaan.
  • 39. 6. TATALAKSANA KASUS GAGAL PENGOBATAN Kondisi yang menyebabkan kasus gagal pengobatan : a. Pasien dengan risiko gagal pengobatan b. Penghentian Pengobatan sebelum waktu dengan pertimbangan sbb : 1) Pertimbangan klinis 2) Pertimbangan kesehatan masyarakat (public health)
  • 40. TATALAKSANA PASIEN DENGAN HASIL BIAKAN BERUBAH DARI NEGATIF MENJADI POSITIF 1. Menelaah kepatuhan & keteraturan pengobatan 2. Menelaah kondisi klinis dan hasil follow up radiologis. 3. Membandingkan hasil biakan dengan hasil pemeriksaan BTA secara serial. 4. Melakukan pemeriksaan BTA dan biakan ulang (2 sampel untuk menyingkirkan kontaminasi) : ï‚— Negatif  kontaminasi dan hasil positif sebelumnya bisa diabaikan. ï‚— Positif (jumlah koloni sama/lebih tinggi)  terjadi reversi 5. Melakukan pemeriksaan radiologis untuk melihat perkembangan penyakit. 6. Menelaah ulang adanya penyakit lain yang dapat menurunkan absorpsi obat. 6. TATALAKSANA KASUS GAGAL PENGOBATAN

Editor's Notes

  1. MI 1 Hal 9
  2. MI 1 Hal 9
  3. MI 1 Hal 9
  4. MI 1 Hal 10
  5. MI 1 Hal 10
  6. MI 1 Hal 10
  7. MI 1 Hal 14
  8. MI 1 Hal 14
  9. MI 1 Hal 14
  10. memungkinkan untuk menguji 45 spesimen pada saat yang bersamaan Saat ini baru tersedia di BBLK Surabaya dan RS persahabatan Pemeriksaan SL LPA ini diarahkan untuk mendukung pengobatan TB RO dengan shorter regimen MI 1 Hal 15
  11. MI 1 Hal 15
  12. MI 1 Hal 15
  13. MI 1 Hal 16
  14. MI 1 Hal 17
  15. MI 1 Hal 18-19
  16. MI 1 Hal 22
  17. MI 1 Hal 22
  18. MI 2 HAL 36
  19. MI 2 HAL 37
  20. MI 2 HAL 37-38
  21. MI 2 HAL 38
  22. MI 2 HAL 38-39
  23. MI 2 HAL 41
  24. MI 2 HAL 41
  25. MI 2 HAL 43
  26. MI 2 HAL 43-44
  27. MI 2 HAL 44
  28. MI 2 HAL 44-45
  29. MI 2 HAL 44-45
  30. MI 2 HAL 45
  31. MI 2 HAL 45-46
  32. MI 2 HAL 46-47
  33. MI 2 HAL 46-47
  34. MI 2 HAL 48
  35. MI 2 HAL 48
  36. MI 2 HAL 51
  37. MI 2 HAL 55
  38. MI 2 HAL 57-58
  39. MI 2 HAL 60