Tarbiyah jinsiyah adalah pendidikan seksualitas dalam Islam yang bertujuan membentuk nafsu sesuai nilai-nilai Islam agar tercipta keluarga yang harmonis. Pendidikan ini dimulai dari keluarga dan sekolah dengan mengajarkan reproduksi, kebersihan, dan aurat secara bertahap sesuai usia anak. Tujuannya agar anak terhindar dari perbuatan zina dan memiliki akhlak mulia.
4. TARBIYAH JINSIAH
MENURUT ISLAM
adalah upaya mendidik nafsu syahwat
agar sesuai dengan nilai-nilai islam,
sehingga ia menjadi nafsu yang di
rahmati Allah, dengan tujuan
terbentuknya sakinah, mawaddah,
warahmah dalam sebuah rumah
tangga yang mampu mendidik
keturunannya untuk mentaati
perintah Allah SWT, sehingga
manusia terbebas dari perbuatan zina.
5. Tarbiyah jinsiyah vs sex education
*Pendidikan seks pola islam (Tarbiyah Jinsiyah) mengacu kepada
pendidikan akhlak dan adab yang berlandaskan kepada keimanan dan
syariat / aturan yang berasal dari Allah SWT.
*Sex Education versi Barat hanya mengajarkan "seksualitas yang sehat"
meliputi: seks secara anatomis, fisiologis dan psikologis saja. Misalnya
cara mencegah kehamilan, tidak aborsi, dsb.
Tarbiyah jinsiyah dimulai dari pendidikan dalam keluarga, sebelum
keluarga itu menyerahkannya kepada para pendidik (sekolah umum)
dan lingkungan. Dari orang tualah anak kita akan memahami dan
memiliki wawasan apa yang disebut dengan syahwat.
6. TARBIYAH JINSIYAH,
Perlukah?
Dalam Islam semua teratur dan tertib, ada urutannya. Ada
tahapannya. Target dalam pendidikan seksualitas/jinsiyah
dalam Islam adalah kesucian. Oleh sebab itu, sepantasnya
hal ini juga disampaikan dengan bahasa yang santun lagi
beradab.
7. Ayat-ayat
Al-Qur'an tentang
Jinsiyah
-Tentang Proses Penciptaan dan Kelahiran Manusia (QS. Al-Hajj: 5)
- Tentang Jima' : (QS. Al-Baqarah 223)
- Tentang Haid : (QS. Al-Baqarah : 222)
- Tentang LGBT : (QS. An-Naml: 54-55)
- dll
8. Ajarkan di saat dan dengan
cara yang tepat!
perhatikanlah porsi pembelajaran tersebut, sesuaikan
pengajaran dan informasi sesuai dengan fase dan usia
anak, serta perhatikan penggunaan bahasa dalam
penyampaiannya sebab bahasa memiliki kekuatan
tersendiri serta dapat membangkitkan imaji dan visualisasi
anak yang terkadang efeknya justru lebih ke provokasi
dibanding mengilmui.
9. Tiga pembahasan utama pendidikan seksual
dalam Islam (tarbiyah jinsiyah)
A. Reproduksi (tentang tugas berketurunan)
B. Thaharah (cara bersuci, macam-macam hadats)
C. Aurat (perbedaan aurat, konsep muhrim-non muhrim) yang
juga berimplikasi ke kehidupan sosial mereka.
10. Kaidah Tarbiyah Jinsiyah
1. Memerlukan waktu dan tahapan, bukan penjelasan berdurasi singkat dan tiba-tiba.
2. Ilmu untuk menjaga kesucian, perlu disampaikan dengan cara dan bahasa yang suci.
3. Memberikan pengetahuan yang benar dan baik. Mengapa? Sebab jika anak tidak mendapat jawaban
dari sumber yang jernih, maka ia akan mencari tahu dari sumber yang keruh.
4. Fiqih adalah pintu masuk utama dan mulia untuk memulai pendidikan seksual sebab bernilai ibadah.
Urutan bab-bab dalam kitab Fiqih bukanlah tanpa alasan, para ulama terdahulu telah menyusunnya sesuai
dengan kebutuhan manusia.
5. Memerlukan ketenangan dan kesiapan orangtua ketika menjawab pertanyaan anak seputar hal ini.
Jawablah dengan benar dan baik sesuai usia anak.
6. Jadikan kisah tumbuhan dan binatang sebagai ilustrasi, misal proses penyerbukan bunga.
7. Membatasi detailnya penjelasan agar tidak mengotori otak dan membangkitkan syahwat.
8. Jangan ada kebohongan dalan menyampaikan hal ini.
9. Ada pembahasan yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan dan jangan dijelaskan bersama-
sama antara laki-laki dan perempuan.
10. Penjelasan seksual diberikan hanya kepada mereka yang bertanya (itupun dengan penjelasan yang
amat terbatas). Adapun bagi mereka yang tidak bertanya dan tidak sibuk memikirkannya maka tidak boleh
dibangkitkan pikirannya dengan penjelasan yang tak ia butuhkan.
11. Fase Tarbiyah Jinsiyah sesuai
Perkembangan Anak
-adzan
-khitan (sunat)
catatan: untuk anak perempuan disarankan sebelum usia 2
tahun, untuk anak laki-laki batas maksimal sebelum baligh
Salah satu hal yang juga perlu diperhatikan oleh tiap orangtua
ialah mensyukuri apapun jenis kelamin anak kita dan
perlakukan mereka sesuai dengan jenis kelamin anak.
Usia 0-2 tahun
(fase penyusuan)
www.mizanuladyan,wordpress.com
12. 2. Usia 2-5
(prasekolah)
menanamkan iman
menanamkan kesabaran
menumbuhkan rasa malu (menjaga aurat, orangtua memberi teladan dan
membiasakan berpakaian yang menutup aurat, mengetahui bagian
tubuh yang boleh-tidak boleh disentuh)
mengajarkan thaharah (bersuci), mengenal adab istinja, toilet training
harus sudah tuntas (note: perhatikan cara toilet training, anak tidak
diperkenankan melihat aurat orangtua untuk belajar BAK/BAB di
kamar mandi)
memahami perbedaan jenis kelamin
13. Usia 5-10
(Tamyiz: dapat
membedakan baik/buruk)
adab izin
Izin masuk kamar di tiga waktu, yaitu: sebelum shalat fajar, tengah hari,
setelah shalat Isya' (pelajari QS. An-Nur ayat 58-59), izin masuk ke
rumah orang lain (ketuk pintu maksimal 3x, tidak melongok ke dalam
rumah, pulang jika tidak ada jawaban, dst).
memisahkan tempat tidur anak (anak tidak tidur dalam satu tempat tidur
dan juga tidak tidur dalam satu selimut)
memperjelas perbedaan laki-laki dan perempuan (peran, hak, dan
kewajiban dalam Islam).
14. Usia 10-14
(baligh)
1. menundukkan pandangan (perhatikan etika melihat mahram, etika melihat non mahram, etika
melihat sesama jenis, etika perempuan non muslim melihat muslimah, etika melihat aurat anak
kecil, keadaan2 terpaksa yang diperbolehkan melihat, etika melihat untuk tujuan pengobatan)
2. mewajibkan penggunakan hijab bagi anak perempuan
3. melarang tabarruj
4. melarang ikhtilath (berbaur laki-laki dan perempuan) dan khalwat (berduaan antara laki-laki dengan
perempuan)
5. melarang masturbasi
6. melarang kebiasaan menyebarluaskan kekejian (tuduhan zina/selingkuh)
www.bundastory.com
15. Penutup
Alangkah baiknya jika pendidikan seksual ini selaras dengan Al-
Qur'an dan sunnah. Dengan demikian, diharapkan setiap keluarga
muslim mampu memahami dan mempraktikkan tarbiyah jinsiyah
agar tercipta generasi soleh-solehah yang malu pada pencipta-Nya
sehingga tak ada lagi berbagai macam kasus yang tak sesuai
dengan syariat