SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
‫هللا‬ ‫ورحمة‬ ‫عليكن‬ ‫م‬ ‫السال‬
‫ته‬ ‫وبركا‬
Pendidikan Agama
dan
Pendekatan Psikologis
1.TIMBULNYA JIWA KEAGAMAAN PADA ANAK
Manusia dilahirkan dalam
keadaan lemah, fisik maupun
psikis,walaupun dalam keadaan
yang demikian ia telah memiliki
kemampuan bawaan yang
tersembunyi. Potensi bawaan ini
memerlukan pengembangan
melalui bimbingan dan
pendidikan yang baik sejak usia
dini.
Sesuai dengan prinsip pertumbuhannya maka seorang anak
menjadi dewasa memerlukan bimbingan sesuai dengan
prinsip yang dimilikinya, yaitu:
 Prinsip biologis
Secara fisik anak yang baru dilahirkan dalam keadaan lemah.
Dalam gejala gerak dan tindakan tanduknya ia selalu
memerlukan bantuan dari orang-orang dewasa
disekelilingnya. Dengan kata lain, ia belum dapat
berdirisendiri karena manusia bukanlah merupakan
makhluk instinktif. Keadaan tubuhnya belum tumbuh secara
sempurna untuk difungsikan secara maksimal.
 Prinsip Tanpa Daya
Sejalan dengan belum sempurnanya pertumbuhan fisik dan
psikisnya maka anak yang baru dilahirkan hingga menginjak
usia dewasa selalu mengharapkan bantuan dari orang
tuanya. Ia sama sekali tidak berdaya untuk mengurus
dirinya sendiri.
 Prinsip Eksplorasi
Kemantapan dan kesempurnaan perkembangan potensi
manusia yang dibawanya sejak lahir baik jasmani maupun
rohani memerlukan pengembangan melalui pemeliharaan dan
latihan. Jasmaninya baru akan berfungsi secara sempurna jika
dipelihara dan dilatih. Akal dan fungsi mental lainnya pun
baru akan menjadi baik daqn berfungsi kematangan dan
pemeliharaan serta bimbingan dapat diarahkan kepada
pengeksplorasian perkembangannya.
2. PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA ANAK
Fitrah beragama dalam diri setiap anak
merupakan naluri yang menggerakkan
hatinya untuk melakukan perbuatan “suci”
yang diilhami Allah swt . Fitrah manusia
mempunyai sifat suci, yang dengan
nalurinya tersebut ia secara terbuka
menerima kehadiran Allah swt. Hal itu
sebagaimana dijelaskan dal al-Qur’an.
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada
agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
(Q.S. Ar-Rum:30)
Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah
mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid.
secara naluri anak manusia memiliki kesiapan untuk mengenal dan meyakini
adanya Tuhan. Dengan kata lain, pengetahuan dan pengakuan terhadap
Allah swt sebenarnya telah tertanam secara kokoh dalam fitrah manusia.
Namun perbaduan dengan jasad telah membuat berbagai kesibukan manusia
untuk memenuhi berbagi tuntutan dan berbagai godaan serta tipu daya
duniawi yang lain telah membuat pengetahuan dan pengakuan tersebut
kadang-kadang terlengahkan, bahkan ada yang berbalik mengabaikan.
Pada dasarnya fitrah adalah potensi dasar manusia yang bersifat suci, namun
kesuciannya tersebut perlu dijaga dan dikembangkan melalui pola pengasuh,
pembinaan, pendidikan dan pergaulan yang baik.
faktor-faktor yang dominan dalam perkembangan jiwa
keagamaan pada anak , antara lain :
a. Rasa Ketergantungan
Teori ini dikemukakan oleh Thomas
melalui teori faur Wishes. Menurutnya
manusia dilahirkan ke dunia ini memiliki
empat keinginan yaitu : keinginan untuk
perlindungan, keinginan akan pengalaman
baru, keinginan untuk mendapat tanggapan,
keinginan untuk dikenal. Berdasarkan
kenyataan dan kerjasama dari keempat
keinginan itu, maka bayi sejak dilahirkan
hidup dalam ketergantungan. Melalui
pengalaman-pengalaman yang diterimanya
dari lingkungan itu kemudian terbentuklah
rasa keagamaan pada diri anak.
b. Instink Keagamaan
Menurut Woodworth, bayi yang dilahirkan sudah
memiliki beberapa instink di antaranya instink
keagamaan. Belum terlihatnya tindak keagamaan pada diri
anak karena beberapa fungsi kejiwaan yang menopang
kematangan berfungsinya instink itu belum sempurna.
Pada dasarnya potensi keberagaman bagi seorang anak
sudah ada semenjak lahir kedunia, ia mempunyai potensi
untuk beriman kepada Tuhan. Hanya saja persoalan dalam
pengembangan serta pemeliharaan potensi (rasa religious)
yang ada pada diri anak, sehingga peran orang tua disini
sangat penting dalam mendidik dan mengarahkan
keberagaman anak.
Pada umumnya anak sebelum usia 4 tahun, mereka masih
belum menyadari tentang agama. Tuhan bagi anak masih
dalam fantasi atau gambaran disamakan dengan makhluk
lain. Oleh karena itu pengembangan perasaan potensi
Ketuhanan anak dapat dimulai sejak sedini mungkin
melalui tanggapan, dan bahasa anak.
Melalui penelitian Ernest Harms perkembangan agama anak-
anak itu melalui tiga tingkatan, yaitu:
1. The Fairy Tale Stage
(tingkat dongeng)
Tingkatan ini dimulai pada anak
berusia 3-6 tahun. Pada
tingkatan ini konsep mengenai
Tuhan lebih banyak dipengaruhi
oleh fantasi dan emosi. Pada
tingkat perkembangan ini anak
menghayati konsep ke-Tuhanan
sesuai dengan tingkat
perkembangan intelektualnya.
2.The Ralistic Stage (tingkat
kenyataan)
Tingkat ini dimulai sejak anak masuk
Sekolah Dasar. Pada masa ini, ide
ketuhanan anak sudah mencerminkan
konsep-konsep yang berdasarkan
kepada kenyataan (realis). Pada masa
ini ide keagamaan pada anak
didasarkan atas dorongan emosional,
hingga mereka dapat melahirkan
konsep Tuhan yang formalis.
Berdasarkan hal itu maka pada masa
ini anak tertarik dan senang pada
lembaga keagamaan yang mereka
lihat dikelola oleh orang dewasa
dalam lingkungan mereka.
Lanjutan……..
3. The Ralistic Stage (tingkat
kenyataan)
Pada tingkat ini anak telah
memiliki kepekaan emosi yang
paling tinggi sejalan dengan
perkembangan usia mereka.
Konsep keagamaan yang
individualistis ini terbagi atas
tiga golongan, yaitu:
 Konsep ketuhanan yang konvensional
dan konservatif dengan dipengaruhi
sebagian kecil fantasi. Hal tersebut
disebabkan oleh pengaruh luar.
 Konsep ketuhanan yang lebih murni
yang dinyatakan dalam pandangan yang
bersifat personal (perorangan).
 Konsep ketuhanan yang bersifat
humanistik. Agama telah menjadi etos
humanis pada diri mereka dalam
menghayati ajaran agama. Perubahan ini
setiap tingkatan dipengaruhi oleh factor
entern yaitu perkembangan usia dan
factor ekstern berupa pengaruh luar yang
dialaminya.
Faktor Pembentuk Jiwa Keagamaan pada Anak
a. Faktor intern (bawaan)
Di masyarakat yang masih primitif muncul kepercayaan terhadap
roh-roh gaib yang dapat memberikan kebaikan atau bahkan
malapetaka. Agar roh-roh itu tidak berperilaku jahat, maka mereka
berusaha untuk mendekatinya melalui saji-sajian (bahasa sunda =
sasajen ) yang di persembahkan kepada roh roh tersebut. Bahkan di
kalangan modern pun masih ada yang mempunyai kepercayaan
kepad hal-hal yang sifatnya tahayul tersebut. Kenyataan di atas
membuktikan bahwa manusia itu memiliki fitrah untuk
mempercayai suatu zat yang mempunyai kekuatan baik memberikan
sesuatu yang bermanfaat maupun yang madharat.
Dalam perkembangannya, fitrah beragama ini ada yang berjalan
secara alamiah (seperti contoh-contoh diatas) dan ada juga yang
mendapatkan bimbingan dari para rasul Allah SWT.
b. Faktor lingkungan (external)
1. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan
pertama dan utama bagi anak oleh
karena itu kedudukan keluarga dalam
pengembangan kepribadian anak
sangatlah dominan.
Dalam keluarga hendaknya peran orang
tua sangat penting.ada beberapa hal yang
perlu menjadi kepedulian (perhatian)
orang tua sebagai berikut:
1. Menjadi sosok yang patut di
tiru,karena pada masa anak anak ini
mereka akan mengidentifikasi sosok yang
mereka kenal.
2. Mebveri perlakuan yang
baik,sekalipun si anak melakukan
kesalahan.
3. Orang tua hendaknya membimbing,
mengajarkan atau melatih ajaran agama
terhadap anak.
Lanjutan……
2. Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang mempunyai progam yang
sitematik yang melaksanakan bimbingan, pengajaran dan latihan
kepada anak (siswa) agar mereka berkembang sesuai dengan yang di
harapkan. Menurut hurlock (1959 :561) pengaruh sekolah terhadap
perkembangan kepribadian anak snagat besar, karena sekolah
meruapakan subtitusi dari keluarga dan guru-guru subtitusi dari
orang tua.
Dalam kaitannya dengan proses pengambanagan keagamaanpara
siswa, maka sekolah berperan penting dalam mengembangkan
wawasan pemahaman, pembiasaan mengamalkan ibadah atau
akhlak melalui pelajaran agama.
Lanjutan……
3. Lingkungan Masyarakat
Yang di magsud lingkungan masyarakat di sisni
adalah situasi atau kondisi interaksi sosial dan
sosiokultural yang secara potensial
berpengaruh terhadap terhadap perkembangan
fitrah beragama atau kesadaran beragama
individu.
Di dalam masyarakat, individu akan
melakukan interaksi sisial dengan teman
sebayanya atau anggota masyarakat lainya.
Menurut Hurlock (1959: 436) mengemukakan
bahwa “standar atau aturan gang (kelompok
bermain) memberikan pengaruh kepada
pandangan moral dan tingkah laku para
anggotanya” Corak perilaku anak merupakan
cermin dari corak atau perilaku masyarakat
pada umumnya. Oleh karena itu di sini dapat di
kemukakan bahwa kualitas perkembangan
kesadaran beragama bagi anak sanagt
bergantung pada kulaitas perilaku atau pribadi
orang dewasa atau warga masyarakat.
Lanjutan……
Berkaitan dengan masalah ini, Imam
Bawani membagi fase perkembangan
agama pada masa anak menjadi empat
bagian, yaitu:
a. Fase dalam kandungan
a. Fase bayi
b. Fase kanak- kanak
c. Masa anak sekolah
3. SIFAT-SIFAT AGAMA PADA ANAK
a. Unreflective (kurang mendalam)
Kebenaran yang mereka terima
tidak begitu mendalam, cukup sekedarnya
saja. Dan mereka merasa puas dengan
keterangan yang kadang- kadang kurang
masuk akal. Menurut penelitian, pikiran
kritis baru muncul pada anak berusia 12
tahun, sejala
b. Egosentris
Sifat egosentris ini berdasarkan hasil
ppenelitian Piaget tentang bahasa pada anak berusia
3 – 7 tahun. Dalam hal ini, berbicara bagi anak-anak
tidak mempunyai arti seperti orang dewasa.
Pada usia 7 – 9 tahun, doa secara khusus
dihubungkan dengan kegiatan atau gerak- gerik
tertentu, tetapi amat konkret dan pribadi. Pada usia 9
– 12 tahun ide tentang doa sebagai komunikasi antara
anak dengan Ilahi mulai tampak. Setelah itu barulah
isi doa beralih dari keinginan egosentris menuju
masalah yang tertuju pada orang lain yang bersifat
etis.
c. Anthromorphis
Konsep mengenai Ketuhanan pada
anakberasal dari hasil pengalamanya dika ia
berhubungan dengan orang lain. Tapi semua
kenyataan konsep Ketuhanan mereka nampak
jelas menggambarkan aspek-aspek kemanusiaan.
d. Verbalis dan Ritualis
Kehidupan agama pada anak sebagian
besar tumbuh dari sebab ucapan (verbal). Mereka
menghafal secara verbal kalimat- kalimat
keagamaan dan mengerjakan amaliah yang
mereka laksanakan berdasarkan pengalaman
mereka menurut tuntunan yang diajarkan pada
mereka. Shalat dan doa yang menarik bagi mereka
adalah yang mengandung gerak dan biasa
dilakukan (tidak asing baginya).
Lanjutan…..
e. Imitatif
Tindak keagamaan yang
dilakukan oleh anak pada dasarnya
diperoleh dengan meniru. Dalam hal ini
orang tua memegang peranan penting.
Pendidikan sikap religius anak pada
dasarnya tidak berbentuk pengajaran,
akan tetapi berupa teladan.
f. Rasa heran
Rasa heran dan kagum
merupakan tanda dan sifat keagamaan
yang terakhir pada anak. Dan rasa kagum
pada anak berbeda dengan rasa kagum
pada orang tua, rasa kagum pada anak
tidak bersifat kritis dan kreatif. Mereka
hanya kagum terhadap keindahan
lahiriyah saja. Rasa kagum mereka dapat
disalurkan melalui cerita-cerita yang
menimbulkan rasa takjub.
4. pendekatan dalam membina Jiwa
Agama pada Anak
Dalam pembinaan agama pada diri
pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan
dan latihan-latihan yang cocok dan yang
sesuai dengan perkembangan jiwanya.
Karena pembiasaan dan latihan-latihan
tersebut akan membentuk sikap tertentu pada
anak, yang lambat laun sikap itu akan
bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak
tergoyahkan lagi karena telah masuk menjadi
bagian dari pribadinya.
Untuk membina agar anak-anak mempunyai sifat
terpuji tidaklah mungkin dengan penjelasan saja, akan tetapi
perlu membiasakannya untuk melakukan yang baik yang
diharapkan nanti dia akan mempunyai sifat-sifat itu, dan
menjauhi sifat-sifat tercela. Kebiasaan dan latihan itulah
yang membuat anak cenderung melakukan perbuatan yang
baik dan meninggalkan yang kurang baik.
Demikian pula dengan pendidikan
agama, semakin kecil umur anak, hendaknya
semakin banyak latihan dan pembiasaan
agama yang dilakukan pada anak, dan
semakin bertambah umur anak, hendaknya
semakin bertambah pula penjelasan dan
pengertian tentang agama itu sesuai dengan
perkembangan yang dijelaskannya.
Pembentukan sikap, pembinaan
moral dan pribadi pada umumnya, terjadi
melalui pengalaman sejak kecil. Pendidik atau
pembina yang pertama adalah orang tua,
kemudian guru. Sikap anak terhadap agama
dibentuk pertama kali di rumah melalui
pengalaman yang didapat dari orang tuanya,
kemudian dissempurnakan dan diperbaiki
oleh guru disekolah maupun ditempat
pengajian seperti masjid, mushola, TPQ dan
madrasah diniyyah.
Lanjutan…
Lanjutan….
Latihan- latihan yang menyangkut
ibadah seperti sembahyang, do’a, membaca al-
Qur’an, sopan santun, dan lain sebagainya,
semua itu harus dibiasakan sejak kecil,
sehingga lama-kelamaan akan tumbuh rasa
senang dan terbiasa dengan aktifitas tersebut
tanpa ada rasa terbebani sedikitpun.
Pembinaan yang baik pada anak
adalah membiasakan untuk melakukan
kegiatan keagamaaan atau dibiasakan dalam
suasana keagamaan, yang sudah barang tentu
kesemuanya diiringi dengan contoh atau
teladan yang baik. Kemudian pada tingkat
berikutnya anak baru diberikan pengertian
tentang ajaran atau norma-norma keagamaan
untuk dapat dipatuhi secara baik.
9. Pendidikan Agama dan Pendekatan Psikologis.pdf

More Related Content

Similar to 9. Pendidikan Agama dan Pendekatan Psikologis.pdf

Teori psikososial erik erikson
Teori psikososial erik eriksonTeori psikososial erik erikson
Teori psikososial erik erikson
Hamidah Ibrahim
 
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anakPeran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Oldest Jump's
 
Kesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalKesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awal
Pramudito Hutomo
 
Fase anak anak dan kanak-kanak
Fase anak anak dan kanak-kanakFase anak anak dan kanak-kanak
Fase anak anak dan kanak-kanak
Atika Aziz
 
6 periodesasi dan perkembangan masa anak
6 periodesasi dan perkembangan masa anak6 periodesasi dan perkembangan masa anak
6 periodesasi dan perkembangan masa anak
Nuzli Muhammad
 
Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak BerkualitasHakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Michelle Rumawir
 

Similar to 9. Pendidikan Agama dan Pendekatan Psikologis.pdf (20)

Teori psikososial erik erikson
Teori psikososial erik eriksonTeori psikososial erik erikson
Teori psikososial erik erikson
 
Teori psikososial erik erikson
Teori psikososial erik eriksonTeori psikososial erik erikson
Teori psikososial erik erikson
 
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.pptPPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
 
tahapan tumbuh kembang bayi, anak, remaja
tahapan tumbuh kembang bayi, anak, remajatahapan tumbuh kembang bayi, anak, remaja
tahapan tumbuh kembang bayi, anak, remaja
 
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.pptPPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
 
Anak.ppt
Anak.pptAnak.ppt
Anak.ppt
 
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.pptPPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
PPT-2-Tumbuh-Kembang-Anak1.ppt
 
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anakPeran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
 
IMPLIKASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DIDALAM PENDIDIKAN : MATA KULIAH PSIKOLOGI ...
IMPLIKASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN  DIDALAM PENDIDIKAN : MATA KULIAH PSIKOLOGI ...IMPLIKASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN  DIDALAM PENDIDIKAN : MATA KULIAH PSIKOLOGI ...
IMPLIKASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DIDALAM PENDIDIKAN : MATA KULIAH PSIKOLOGI ...
 
Sex education
Sex educationSex education
Sex education
 
Kesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalKesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awal
 
PPT IBU NUHDA.pptx
PPT IBU NUHDA.pptxPPT IBU NUHDA.pptx
PPT IBU NUHDA.pptx
 
Balita
BalitaBalita
Balita
 
Fase anak anak dan kanak-kanak
Fase anak anak dan kanak-kanakFase anak anak dan kanak-kanak
Fase anak anak dan kanak-kanak
 
6 periodesasi dan perkembangan masa anak
6 periodesasi dan perkembangan masa anak6 periodesasi dan perkembangan masa anak
6 periodesasi dan perkembangan masa anak
 
perkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptxperkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptx
 
Pendidikan keluarga
Pendidikan keluargaPendidikan keluarga
Pendidikan keluarga
 
Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak BerkualitasHakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas
 
Psikologi perkembangan nurul
Psikologi perkembangan nurulPsikologi perkembangan nurul
Psikologi perkembangan nurul
 
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia dini
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia diniMateri model pengembangan sosial emosional anak usia dini
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia dini
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

9. Pendidikan Agama dan Pendekatan Psikologis.pdf

  • 1. ‫هللا‬ ‫ورحمة‬ ‫عليكن‬ ‫م‬ ‫السال‬ ‫ته‬ ‫وبركا‬ Pendidikan Agama dan Pendekatan Psikologis
  • 2. 1.TIMBULNYA JIWA KEAGAMAAN PADA ANAK Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah, fisik maupun psikis,walaupun dalam keadaan yang demikian ia telah memiliki kemampuan bawaan yang tersembunyi. Potensi bawaan ini memerlukan pengembangan melalui bimbingan dan pendidikan yang baik sejak usia dini.
  • 3. Sesuai dengan prinsip pertumbuhannya maka seorang anak menjadi dewasa memerlukan bimbingan sesuai dengan prinsip yang dimilikinya, yaitu:  Prinsip biologis Secara fisik anak yang baru dilahirkan dalam keadaan lemah. Dalam gejala gerak dan tindakan tanduknya ia selalu memerlukan bantuan dari orang-orang dewasa disekelilingnya. Dengan kata lain, ia belum dapat berdirisendiri karena manusia bukanlah merupakan makhluk instinktif. Keadaan tubuhnya belum tumbuh secara sempurna untuk difungsikan secara maksimal.  Prinsip Tanpa Daya Sejalan dengan belum sempurnanya pertumbuhan fisik dan psikisnya maka anak yang baru dilahirkan hingga menginjak usia dewasa selalu mengharapkan bantuan dari orang tuanya. Ia sama sekali tidak berdaya untuk mengurus dirinya sendiri.
  • 4.  Prinsip Eksplorasi Kemantapan dan kesempurnaan perkembangan potensi manusia yang dibawanya sejak lahir baik jasmani maupun rohani memerlukan pengembangan melalui pemeliharaan dan latihan. Jasmaninya baru akan berfungsi secara sempurna jika dipelihara dan dilatih. Akal dan fungsi mental lainnya pun baru akan menjadi baik daqn berfungsi kematangan dan pemeliharaan serta bimbingan dapat diarahkan kepada pengeksplorasian perkembangannya.
  • 5. 2. PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA ANAK Fitrah beragama dalam diri setiap anak merupakan naluri yang menggerakkan hatinya untuk melakukan perbuatan “suci” yang diilhami Allah swt . Fitrah manusia mempunyai sifat suci, yang dengan nalurinya tersebut ia secara terbuka menerima kehadiran Allah swt. Hal itu sebagaimana dijelaskan dal al-Qur’an. “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Q.S. Ar-Rum:30)
  • 6. Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. secara naluri anak manusia memiliki kesiapan untuk mengenal dan meyakini adanya Tuhan. Dengan kata lain, pengetahuan dan pengakuan terhadap Allah swt sebenarnya telah tertanam secara kokoh dalam fitrah manusia. Namun perbaduan dengan jasad telah membuat berbagai kesibukan manusia untuk memenuhi berbagi tuntutan dan berbagai godaan serta tipu daya duniawi yang lain telah membuat pengetahuan dan pengakuan tersebut kadang-kadang terlengahkan, bahkan ada yang berbalik mengabaikan. Pada dasarnya fitrah adalah potensi dasar manusia yang bersifat suci, namun kesuciannya tersebut perlu dijaga dan dikembangkan melalui pola pengasuh, pembinaan, pendidikan dan pergaulan yang baik.
  • 7. faktor-faktor yang dominan dalam perkembangan jiwa keagamaan pada anak , antara lain : a. Rasa Ketergantungan Teori ini dikemukakan oleh Thomas melalui teori faur Wishes. Menurutnya manusia dilahirkan ke dunia ini memiliki empat keinginan yaitu : keinginan untuk perlindungan, keinginan akan pengalaman baru, keinginan untuk mendapat tanggapan, keinginan untuk dikenal. Berdasarkan kenyataan dan kerjasama dari keempat keinginan itu, maka bayi sejak dilahirkan hidup dalam ketergantungan. Melalui pengalaman-pengalaman yang diterimanya dari lingkungan itu kemudian terbentuklah rasa keagamaan pada diri anak.
  • 8. b. Instink Keagamaan Menurut Woodworth, bayi yang dilahirkan sudah memiliki beberapa instink di antaranya instink keagamaan. Belum terlihatnya tindak keagamaan pada diri anak karena beberapa fungsi kejiwaan yang menopang kematangan berfungsinya instink itu belum sempurna. Pada dasarnya potensi keberagaman bagi seorang anak sudah ada semenjak lahir kedunia, ia mempunyai potensi untuk beriman kepada Tuhan. Hanya saja persoalan dalam pengembangan serta pemeliharaan potensi (rasa religious) yang ada pada diri anak, sehingga peran orang tua disini sangat penting dalam mendidik dan mengarahkan keberagaman anak. Pada umumnya anak sebelum usia 4 tahun, mereka masih belum menyadari tentang agama. Tuhan bagi anak masih dalam fantasi atau gambaran disamakan dengan makhluk lain. Oleh karena itu pengembangan perasaan potensi Ketuhanan anak dapat dimulai sejak sedini mungkin melalui tanggapan, dan bahasa anak.
  • 9. Melalui penelitian Ernest Harms perkembangan agama anak- anak itu melalui tiga tingkatan, yaitu: 1. The Fairy Tale Stage (tingkat dongeng) Tingkatan ini dimulai pada anak berusia 3-6 tahun. Pada tingkatan ini konsep mengenai Tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi. Pada tingkat perkembangan ini anak menghayati konsep ke-Tuhanan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya. 2.The Ralistic Stage (tingkat kenyataan) Tingkat ini dimulai sejak anak masuk Sekolah Dasar. Pada masa ini, ide ketuhanan anak sudah mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan kepada kenyataan (realis). Pada masa ini ide keagamaan pada anak didasarkan atas dorongan emosional, hingga mereka dapat melahirkan konsep Tuhan yang formalis. Berdasarkan hal itu maka pada masa ini anak tertarik dan senang pada lembaga keagamaan yang mereka lihat dikelola oleh orang dewasa dalam lingkungan mereka.
  • 10. Lanjutan…….. 3. The Ralistic Stage (tingkat kenyataan) Pada tingkat ini anak telah memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan dengan perkembangan usia mereka. Konsep keagamaan yang individualistis ini terbagi atas tiga golongan, yaitu:  Konsep ketuhanan yang konvensional dan konservatif dengan dipengaruhi sebagian kecil fantasi. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh luar.  Konsep ketuhanan yang lebih murni yang dinyatakan dalam pandangan yang bersifat personal (perorangan).  Konsep ketuhanan yang bersifat humanistik. Agama telah menjadi etos humanis pada diri mereka dalam menghayati ajaran agama. Perubahan ini setiap tingkatan dipengaruhi oleh factor entern yaitu perkembangan usia dan factor ekstern berupa pengaruh luar yang dialaminya.
  • 11. Faktor Pembentuk Jiwa Keagamaan pada Anak a. Faktor intern (bawaan) Di masyarakat yang masih primitif muncul kepercayaan terhadap roh-roh gaib yang dapat memberikan kebaikan atau bahkan malapetaka. Agar roh-roh itu tidak berperilaku jahat, maka mereka berusaha untuk mendekatinya melalui saji-sajian (bahasa sunda = sasajen ) yang di persembahkan kepada roh roh tersebut. Bahkan di kalangan modern pun masih ada yang mempunyai kepercayaan kepad hal-hal yang sifatnya tahayul tersebut. Kenyataan di atas membuktikan bahwa manusia itu memiliki fitrah untuk mempercayai suatu zat yang mempunyai kekuatan baik memberikan sesuatu yang bermanfaat maupun yang madharat. Dalam perkembangannya, fitrah beragama ini ada yang berjalan secara alamiah (seperti contoh-contoh diatas) dan ada juga yang mendapatkan bimbingan dari para rasul Allah SWT.
  • 12. b. Faktor lingkungan (external) 1. Lingkungan keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak oleh karena itu kedudukan keluarga dalam pengembangan kepribadian anak sangatlah dominan. Dalam keluarga hendaknya peran orang tua sangat penting.ada beberapa hal yang perlu menjadi kepedulian (perhatian) orang tua sebagai berikut: 1. Menjadi sosok yang patut di tiru,karena pada masa anak anak ini mereka akan mengidentifikasi sosok yang mereka kenal. 2. Mebveri perlakuan yang baik,sekalipun si anak melakukan kesalahan. 3. Orang tua hendaknya membimbing, mengajarkan atau melatih ajaran agama terhadap anak. Lanjutan……
  • 13. 2. Lingkungan sekolah Sekolah merupakan lembaga formal yang mempunyai progam yang sitematik yang melaksanakan bimbingan, pengajaran dan latihan kepada anak (siswa) agar mereka berkembang sesuai dengan yang di harapkan. Menurut hurlock (1959 :561) pengaruh sekolah terhadap perkembangan kepribadian anak snagat besar, karena sekolah meruapakan subtitusi dari keluarga dan guru-guru subtitusi dari orang tua. Dalam kaitannya dengan proses pengambanagan keagamaanpara siswa, maka sekolah berperan penting dalam mengembangkan wawasan pemahaman, pembiasaan mengamalkan ibadah atau akhlak melalui pelajaran agama. Lanjutan……
  • 14. 3. Lingkungan Masyarakat Yang di magsud lingkungan masyarakat di sisni adalah situasi atau kondisi interaksi sosial dan sosiokultural yang secara potensial berpengaruh terhadap terhadap perkembangan fitrah beragama atau kesadaran beragama individu. Di dalam masyarakat, individu akan melakukan interaksi sisial dengan teman sebayanya atau anggota masyarakat lainya. Menurut Hurlock (1959: 436) mengemukakan bahwa “standar atau aturan gang (kelompok bermain) memberikan pengaruh kepada pandangan moral dan tingkah laku para anggotanya” Corak perilaku anak merupakan cermin dari corak atau perilaku masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu di sini dapat di kemukakan bahwa kualitas perkembangan kesadaran beragama bagi anak sanagt bergantung pada kulaitas perilaku atau pribadi orang dewasa atau warga masyarakat. Lanjutan……
  • 15. Berkaitan dengan masalah ini, Imam Bawani membagi fase perkembangan agama pada masa anak menjadi empat bagian, yaitu: a. Fase dalam kandungan a. Fase bayi b. Fase kanak- kanak c. Masa anak sekolah
  • 16. 3. SIFAT-SIFAT AGAMA PADA ANAK a. Unreflective (kurang mendalam) Kebenaran yang mereka terima tidak begitu mendalam, cukup sekedarnya saja. Dan mereka merasa puas dengan keterangan yang kadang- kadang kurang masuk akal. Menurut penelitian, pikiran kritis baru muncul pada anak berusia 12 tahun, sejala b. Egosentris Sifat egosentris ini berdasarkan hasil ppenelitian Piaget tentang bahasa pada anak berusia 3 – 7 tahun. Dalam hal ini, berbicara bagi anak-anak tidak mempunyai arti seperti orang dewasa. Pada usia 7 – 9 tahun, doa secara khusus dihubungkan dengan kegiatan atau gerak- gerik tertentu, tetapi amat konkret dan pribadi. Pada usia 9 – 12 tahun ide tentang doa sebagai komunikasi antara anak dengan Ilahi mulai tampak. Setelah itu barulah isi doa beralih dari keinginan egosentris menuju masalah yang tertuju pada orang lain yang bersifat etis.
  • 17. c. Anthromorphis Konsep mengenai Ketuhanan pada anakberasal dari hasil pengalamanya dika ia berhubungan dengan orang lain. Tapi semua kenyataan konsep Ketuhanan mereka nampak jelas menggambarkan aspek-aspek kemanusiaan. d. Verbalis dan Ritualis Kehidupan agama pada anak sebagian besar tumbuh dari sebab ucapan (verbal). Mereka menghafal secara verbal kalimat- kalimat keagamaan dan mengerjakan amaliah yang mereka laksanakan berdasarkan pengalaman mereka menurut tuntunan yang diajarkan pada mereka. Shalat dan doa yang menarik bagi mereka adalah yang mengandung gerak dan biasa dilakukan (tidak asing baginya). Lanjutan…..
  • 18. e. Imitatif Tindak keagamaan yang dilakukan oleh anak pada dasarnya diperoleh dengan meniru. Dalam hal ini orang tua memegang peranan penting. Pendidikan sikap religius anak pada dasarnya tidak berbentuk pengajaran, akan tetapi berupa teladan. f. Rasa heran Rasa heran dan kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan yang terakhir pada anak. Dan rasa kagum pada anak berbeda dengan rasa kagum pada orang tua, rasa kagum pada anak tidak bersifat kritis dan kreatif. Mereka hanya kagum terhadap keindahan lahiriyah saja. Rasa kagum mereka dapat disalurkan melalui cerita-cerita yang menimbulkan rasa takjub.
  • 19. 4. pendekatan dalam membina Jiwa Agama pada Anak Dalam pembinaan agama pada diri pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan yang sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena pembiasaan dan latihan-latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya. Untuk membina agar anak-anak mempunyai sifat terpuji tidaklah mungkin dengan penjelasan saja, akan tetapi perlu membiasakannya untuk melakukan yang baik yang diharapkan nanti dia akan mempunyai sifat-sifat itu, dan menjauhi sifat-sifat tercela. Kebiasaan dan latihan itulah yang membuat anak cenderung melakukan perbuatan yang baik dan meninggalkan yang kurang baik.
  • 20. Demikian pula dengan pendidikan agama, semakin kecil umur anak, hendaknya semakin banyak latihan dan pembiasaan agama yang dilakukan pada anak, dan semakin bertambah umur anak, hendaknya semakin bertambah pula penjelasan dan pengertian tentang agama itu sesuai dengan perkembangan yang dijelaskannya. Pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribadi pada umumnya, terjadi melalui pengalaman sejak kecil. Pendidik atau pembina yang pertama adalah orang tua, kemudian guru. Sikap anak terhadap agama dibentuk pertama kali di rumah melalui pengalaman yang didapat dari orang tuanya, kemudian dissempurnakan dan diperbaiki oleh guru disekolah maupun ditempat pengajian seperti masjid, mushola, TPQ dan madrasah diniyyah. Lanjutan…
  • 21. Lanjutan…. Latihan- latihan yang menyangkut ibadah seperti sembahyang, do’a, membaca al- Qur’an, sopan santun, dan lain sebagainya, semua itu harus dibiasakan sejak kecil, sehingga lama-kelamaan akan tumbuh rasa senang dan terbiasa dengan aktifitas tersebut tanpa ada rasa terbebani sedikitpun. Pembinaan yang baik pada anak adalah membiasakan untuk melakukan kegiatan keagamaaan atau dibiasakan dalam suasana keagamaan, yang sudah barang tentu kesemuanya diiringi dengan contoh atau teladan yang baik. Kemudian pada tingkat berikutnya anak baru diberikan pengertian tentang ajaran atau norma-norma keagamaan untuk dapat dipatuhi secara baik.