AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
MAKALAH MASAILUL FIQH.docx
1. Makalah
MEMAHAMI TENTANG PERGANTIAN KELAMIN DAN KLONING
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas
MASAILUL FIQH
DOSEN PENGAMPU : Dra. Hj. Sri Winarni, M. Pd. I
Disusun Oleh :
Riski Andini (210380509196)
Muhammad Imam Alfarobie (2203805092128)
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2023 / 2024
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan konsep kesetaraan
dan keberagaman. Konsep kesetaraan biasanya dihubungkan dengan gender, status,
hierarki sosial dan berbagai hal lainnya yang mencirikan perbedaan-perbedaan serta
persamaan-persamaan.
Sedangkan konsep keberagaman merupakan hal yang wajar terjadi pada
kehidupan dan kebudayaan umat manusia. Manusia juga memiliki keragaman salah
satunya bisa dilihat dari segi jenis kelamin, yaitu pria dan wanita. Tetapi dalam hal ini
jika terjadi ketidakjelasan antara status jenis kelamin yang dia miliki.
Contohnya dia seorang laki-laki tetapi dalam jiwanya dia memiliki jiwa seorang
wanita dan kasus sebaliknya, dan ada juga orang yang memiliki dua jenis kelamin yang
tidak jelas apakah status yang sebenarnya. Hal tersebut membuat mereka berbeda dengan
yang lainnya. Mereka dianggap tidak normal atau biasa disebut Transgender. Transgender
adalah orang yang cara berperilaku atau penampilannya tidak sesuai dengan peran gender
pada umumnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian serta tujan Transgender dan Kloning?
2. Bagaimana Hukum Transgender dan Kloning di Indonesia dan menurut
Agama Islam?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Memahami pengertian Transgender dan Kloning
2. Mengetahui Hukum Trangender dan Kloning di Indonesia serta Menurut
Islam
3. BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian dan Tujuan Transgender
Transgender merupakan isu lama yang kini hadir kembali menjadi berita hangat
di kalangan dunia Internasional maupun di Indonesia. Secara etimologis transgender
berasal dari dua kata yaitu kata trans dan kata gender. Kata trans yaitu pindah
(tangan;tanggungan) pemindahan.1
Sedangkan kata gender yaitu jenis kelamin.2
Namun pengertian kata gender dalam kamus bahasa Indonesia dan kamus bahasa
Inggris tidak secara jelas dibedakan pengertian antara kata sex dan kata gender. Sehingga
sering kali kata gender dipersamakan dengan kata sex. Setelah sekian lama terjadi proses
pembagian peran dan tanggung jawab terhadap kaum laki-laki dan perempuan yang telah
berjalan bertahun-tahun bahkan berabad-abad maka sulit dibedakan pengertian seks (laki-
laki dan perempuan) dengan gender.3
Dengan demikian menurut hemat penulis pengertian kata gender terbagi menjadi
dua makna yaitu secara bilogis kata gender adalah jenis kelamin dan secara sosiologis
kata gender adalah karakteristik laki-laki dan perempuan berdasarkan dimensi sosial
kultural yang tampak dari nilai dan tingkah laku.
Sedangkan secara terminologis transgender diartikan dengan suatu gejala
ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik dan
kelamin dengan kejiwaan.
Transgender adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang
melakukan, merasa, berfikir, atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat
mereka lahir.“Transgender” tidak menunjukkan bentuk spesifik apapun dari orientasi
seksual orangnya. Transgender : adalah istilah yang dipakai buat orang yang cara
1
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya:Arkola, tt), h. 757
2
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer… h. 197
3
Riant Nugroho, Gender dan Strategi Pengarus Utamanya di Indonesia, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,
2011) h. 2
4. berperilaku atau berpenampilan berbeda atau tidak sesuai dengan jenis kelaminnya.
Transgender berbeda dengan Transseksual yang artinya : adalah orang yang secara
biologis merasa identitas gendernya berbeda dengan jenis kelaminnya. Terkadang juga
orang transgender disebut sebagai Transeksual jika ia menghendaki bantuan medis untuk
transisi dari satu seks ke seks lainnya.Pada kasus transseksual karena keseimbangan
hormon yang menyimpang (bawaan), menyeimbangkan kondisi hormonal guna
mendekatkan kecendrungan biologis jenis kelamin bisa dilakukan. 5Mereka yang
sebenarnya normal karena tidak memiliki kelainan genetikal maupun hormonal dan
memiliki kecendrungan berpenampilan lawan jenis hanya untuk memperturutkan
dorongan kejiwaan dan nafsu adalah sesuatu yang menyimpang dan tidak dibenarkan
menurut syari‟at Islam. Hal ini disebut dengan istilah kelamin dysphoria: Istilah medis
mengacu kepada orang yang memiliki rasa yang meyakinkan bahwa identitas gender
mereka tidak sesuai dengan jenis kelamin fisiologis atau biologis mereka lahir. Dengan
kata lain, orang yang merasa bahwa mereka lahir di “tubuh yang salah” yaitu perempuan
biologis yang merasa mereka seharusnya dilahirkan sebagai lakilaki dan sebaliknya.
Menurut Nanis Damayanti, transgender adalah orang yang cara berperilaku atau
penampilannya tidak sesuai dengan peran gendernya pada umumnya. “transgender
merupakan orang yang berbagai level “melanggar” norma kultural mengenai bagaimana
pria atau wanita itu sendiri.”. Transgender berhenti hanya pada aspek perilaku atau
penampilan (zahir) saja.4
Faktor penyebab transgender adalah: Pertama, Faktor bawaan (hormon dan gen)
dikarenakan keseimbangan hormon yang menyimpang (bawaan). Kedua,faktor
lingkungan, di antaranya pendidikan yang salah pada masa kecil dengan membiarkan
anak laki-laki berkembang dalam tingkah laku perempuan, pada masa pubertas dengan
homoseksual yang kecewa dan trauma, trauma pergaulan seks dengan pacar, suami atau
istri. Ketiga, Faktor Kejiwaan adalah mereka yang sebenarnya normal karena tidak
memiliki kelainan genetikal maupun hormonal dan memiliki kecendrungan
4
Gibtiah, Fikih Kontemporer,(Jakarta: Prenada Media Group, 2016), h. 221
5. berpenampilan lawan jenis hanya untuk memperturutkan dorongan kejiwaan dan hawa
nafsu adalah suatu yang menyimpang dan tidak dibenarkan menurut syari‟at
Islam.Kelompok ini termasuk minoritas, bahkan jumlah mereka tidak jelas karena belum
ada data yang akurat yang menyebut jumlah mereka. Mereka juga sering dikaitkan dengan
istilah komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Tansgender).
1. Pengertian dan Tujuan Kloning
Menurut bioteknologi kedokteran, ternyata makhluk hidup bisa mendapatkan
keturunan melalui poses aseksual yaitu dengan proses kloning. Kloning adalah suatu
usaha untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui proses aseksual, yakni upaya
menduplikasi genetik yang sama dari suatu organisme dengan menggunakan sel telur dan
inti sel dari suatu organisme tersebut, yang kemudian oleh ilmuwan teknik itu diterapkan
pada manusia. Dengan kata lain membuat foto copy atau penggandaan dari suatu makhluk
melalui cara-cara non seksual. Istilah kloning semula digunakan dalam dunia tanaman,
yang berarti sekumpulan tanaman yang didapatkan dari pembiakan vegetatif atau
pembiakan tanpa perkawinan, seperti pembiakan yang menggunakan stek atau cangkok.5
Klon kemudian diartikan sebagai kumpulan organisme (makhluk hidup) baik
tanaman atau hewan yang mengandung perangkat gen yang sama. Anak kembar yang
berasal dari satu telur akan memiliki perangkat gen yang sama,. Dipandang dari kesamaan
perangkat gennya, maka dua saudara kembar satu telur dapat dianggap sebagai suatu klon
yang terjadi secara alami, ini merupakan isyarat “Teknologi Ketuhanan”.
Teknik kloning ini pertama kalinya dilakukan oleh Robert Brig dan Thomas king
berupa kloning pada sel cebong. Dr. Gordon dari Inggris pada tahun 1961 berhasil
memanipulasi telur-telur katak sehingga tumbuh jadi kecebong yang identik. Pada tahun
1933 Dr. Jerry hall berhasil mengkloning embrio manusia dengan teknik pembelahan
(embryo splitting technique), Empat tahun kemudian pada tanggal 23 Pebruari, Dr. Ian
Wilmut berhasil mengkloning mamalia dengan kelahiran domba yang diberi nama dolly.
5
Azis Mustofa, Imam Musbikin, Kloning Manusia Abad XX1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, hlm.16
6. Lalu dilaporkan dalam Tabloid Inggris Daily mail, pada tanggal 17 Juni 1999, tim
ilmuwan Amerika Serikat ternyata telah berhasil mengkloning embrio-embrio manusia
untuk pertama kalinya.3 Awal April 2002 manusia kloning pertama di dunia bernama
eve, bayi perempuan itu kini berusia dua belas tahun. Sehat dan kini mulai menginjak
pendidikan, di pinggiran kota Bahama. Eve merupakan bayi yang pertama lahir dari 10
implantasi yang dilakukan clonaid tahun 2002. Kelahiran eve merupakan sebuah kejutan.
2. Hukum Transgender dan Kloning menurut Agama islam serta Hukum di
Indonesia
Menurut MUI dalam musyawarah Nasional II tahun 1980 memutuskan fatwa
mengharamkan operasi perubahan atau penyempurnaan kelamin. Menurut fatwa MUI ini
sekalipun diubah jenis kelaminnya hukumnya sama dengan jenis kelamin sebelumnya.
Para ulama Fiqh juga mendasarkan ketetapan hukum tersebut paa dalil Q.S.
Al-Hujurat 13 dan juga mengajarkan prinsip equality (keadilan) bagi segenap manusia
dihadapan Allah dan hukum yang masing-masing telah ditentukan jenis kelamin dan
ketentuan Allah tidak boleh diubah dan harus dijalani sesuai kodratnya.Yang kedua juga
sama QS. An-Nisa (4): 119 yang berisi tidak boleh mengubah ciptaan Allah yang sudah
ditetapkan, yang ke-3 hadis Nabi yang berisi pengutukan kepada para tukang tato, yang
minta ditato yang mencukur alis, memotong giginya dengan tujuan mempercantik diri
dengan mengubah ciptaan Allah, yang keempat hadist Nabi menyatakan Allah mengutuk
laki-laki yang menyerupai wanita dan sebaliknya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram bagi siapa saja yang
secara sengaja dan tidak memiliki alasan ilmiah merubah jenis kelamin. Dengan
demikian, Pemerintah dan DPR RI diminta membuat aturan hukum terkait dengan
praktek operasi ganti kelamin dan penyempurnaan kelamin. Berdasarkan hasil
Musyawarah Nasional (Munas) VIII MUI juga diputuskan tidak boleh menetapkan
keabsahan status jenis kelamin akibat operasi perubahan alat kelamin, sehingga tidak
memiliki implikasi hukum syar`i terkait perubahan tersebut.
7. Sedangkan Hukum Kloning, Kaitan dengan ilmu dan teknologi, agama Islam
sesungguhnya sangat mendorong kaum muslimin agar mau menguasai dan
memanfaatkan iptek dengan sebaik-baik iptek. Disamping itu, agama Islam mendorong
juga agar pemanfaatannya menghormati manusia dan bukan menghancurkannya.
Oleh karena itu, agama Islam membimbing para ilmuwan muslim bagaimana
sebaiknya pengembangan ilmu dan teknologi menurut ajaran Islam, yaitu sebagai berikut
:
1. Islam tidak mengenal kompartementalisasi bidang-bidang kehidupan manusia,
sehingga bidang pengembangan ilmu dan teknologi juga merupakan bagian integral
kehidupan seorang muslim secara utuh. Oleh karena itu kedua bidang tersebut dan seluruh
kehidupan muslim lainnya terpadu dalam kehidupan tauhid.
2. Seluruh kehidupan muslim, termasuk dalam mengembangkan ilmu dan
teknologi, pada hakikatnya dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT. Al-Qur’an
mengajarkan bahwa seluruh kegiatan seorang muslim hanya dipersembahkan kepada
Allah semata, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-An’am (6) ayat 162 yang artinya
: Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta Alam.
3. Ilmu dan teknologi yang dikembangkan oleh para sarjana muslim adalah yang
membawa rahmat bagi seluruh umat manusia, bukan yang membawa laknat. Kedua
bidang tersebut dalam pandangan Islam adalah sarat nilai, tidak netral dan bukannya tanpa
kendali. Keduanya harus dikembangkan bagi kebahagiaan umat manusia dan kelestarian
ekologi. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Anbiya (21) ayat 107 dan
Surat Ar-Ruum (30) ayat 41, yang artinya : Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam (Al-anbiya (21) ayat 106); Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar) (Ar-Ruum (30) ayat 41).
8. Dari uraian diatas, bisa diketahui, walaupun ajaran Islam mendorong kaum
muslimin untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti kloning, tetapi
pengembangan tersebut tidak boleh yang membawa mudarat, apalagi yang akan
merendahkan derajat manusia sendiri, karena misalnya dalam kloning proses
pembuahannya tanpa melalui pembuahan (asexual), tanpa memerlukan sperma dari pihak
laki-laki serta induk betinanya semu, sebab bukan yang punya donor sel, tetapi induk
betina titipan. Oleh karena itu, Abd. Al-Mu’thi Al-Bayyumi, seorang ulama terkemuka
dan sebagai Guru Besar Universitas Al-Azhar di Mesir, memberikan fatwa haram
terhadap kloning manusia. Disamping itu, dari Vatikan, Paus Johanes Paulus II
mengeluarkan pernyataan tentang teknologi kloning sebagai proyek yang membahayakan
manusia, begitu juga Presiden Bill Clinton pada waktu mendengar keberhasilan kloning
Dolly, mengintruksikan agar distop pemanfaatan dana anggaran biaya Federal untuk riset
berkaitan dengan kloning manusia .
9. BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Transgender merupakan isu lama yang kini hadir kembali menjadi berita hangat
di kalangan dunia Internasional maupun di Indonesia. Secara etimologis transgender
berasal dari dua kata yaitu kata trans dan kata gender. Kata trans yaitu pindah
(tangan;tanggungan) pemindahan. Sedangkan kata gender yaitu jenis kelamin.
Dari uraian diatas, bisa diketahui, walaupun ajaran Islam mendorong kaum
muslimin untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti kloning, tetapi
pengembangan tersebut tidak boleh yang membawa mudarat, apalagi yang akan
merendahkan derajat manusia sendiri
10. Daftar Pustaka
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer,
Riant Nugroho, Gender dan Strategi Pengarus Utamanya di Indonesia, (Yogyakarta:Pustaka
Pelajar, 2011)
Gibtiah, Fikih Kontemporer,(Jakarta: Prenada Media Group, 2016)
Azis Mustofa, Imam Musbikin, Kloning Manusia Abad XX1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001