Dokumen tersebut membahas tentang tantangan dan solusi dalam perkembangan teknologi pendidikan di Indonesia, meliputi kendala seperti infrastruktur yang minim, perangkat bekas, dan biaya tinggi, serta solusi seperti akses digital di sekolah dan kemampuan guru dalam teknologi."
Tantangan Dan Solusi dalam Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia.docx
1. Tantangan Dan Solusi Dalam Perkembangan Teknologi
Pendidikan Di Indonesia
JURNAL
Untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Teknologi Pendidikan
Dosen : Ika, M,Pd.
Disusun oleh :
Fani Az-zahra (21.1.00)
Hanifah Jauza (21.1.009)
2. Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
STAI FATAHILLAH – SERPONG
Tantangan Dan Solusi Dalam Perkembangan Teknologi
Pendidikan Di Indonesia
Oleh : Fani Az-zahra1
, Hanifah Jauza2
Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Fatahillah Serpong
ABSTRAK
Teknologi pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai penerapan teknologi pada
kegiatan pendidikan. Hal terpenting di sini adalah proses integrasi antara orang, ide,
organisasi, dan peralatan. Berdasarkan asumsi tersebut, teknologi pendidikan dapat
diartikan sebagai pendekatan kegiatan pendidikan yang logis, sistematis, dan ilmiah.
Perkembangan Teknologi Pendidikan saat ini mengalami perubahan yang sangat pesat,
khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam pemanfaatan TIK di bidang pendidikan
seringkali menghadapi beberapa kendala, antara lain: minimnya pengadaan infrastruktur
TIK di berbagai daerah, penggunaan peralatan teknologi bekas, belum tersedianya
perangkat hukum di bidang TIK, dan mahalnya biaya pengadaan dan penggunaan fasilitas
TIK. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, perlu adanya solusi sebagai syarat
keberhasilan penerapan TIK dalam proses pembelajaran yaitu: guru dan siswa harus
memiliki akses teknologi digital dan internet di sekolah, materi pembelajaran interaktif
yang menggunakan laptop/ komputer, guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan
dalam menggunakan alat digital, harus tersedia anggaran yang cukup untuk mengadakan,
mengembangkan, dan memelihara sarana dan prasarana serta dukungan dari semua pihak,
kepala sekolah, guru, dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran TIK.
Kata kunci: Pendidikan, teknologi, tantangan, solusi.
1
21.1.00
2
21.1.009
3. Abstrack
Education technology, in general, can be defined as the application of technology in
educational activities. The most important aspect here is the integration process between
people, ideas, organizations, and equipment. Based on this assumption, education
technology can be understood as a logical, systematic, and scientific approach to
educational activities. The current development of education technology is undergoing
rapid changes, especially in the field of education. The utilization of ICT (Information
and Communication Technology) in education often faces several challenges, including:
limited availability of ICT infrastructure in various regions, use of outdated technological
equipment, lack of legal provisions in the field of ICT, and high costs of acquiring and
using ICT facilities. To overcome these above-mentioned issues, solutions are needed as
prerequisites for the successful implementation of ICT in the learning process, namely:
teachers and students must have access to digital technology and the internet at school,
interactive learning materials that utilize laptops/computers, teachers must have the
ability and skills to use digital tools, there should be sufficient budget for acquiring,
developing, and maintaining facilities and infrastructure, as well as support from all
parties involved - school principals, teachers, and students - in implementing ICT-enabled
learning.
Keywords: Education, technology, challenges, solutions.
4. A. PENDAHULUAN
Setiap generasi ingin
mewariskan sesuatu kepada
generasi penerusnya. Yang
diwariskan dapat merupakan
produk budaya pada generasi
sebelumnya atau mungkin
merupakan produk budaya pada
zamannya. Sesuatu itu bisa berupa
pengetahuan, keterampilan, sikap,
dan nilai. Sementara proses
pewarisan tersebut seringkali
menggunakan pendidikan sebagai
alat atau sarananya.
Tak kalah masyarakat
sendiri yang menyelenggarakan
pendidikan, tak kalah itulah
pendidikan sekadar dipandang
sebagai peristiwa sosial. Hanya
karena bertambahnya tuntutan,
bertambahnya kompleksitas
kehidupan, pendidikan yang
diselenggarakan masyarakat
sendiri, tanpa adanya intervensi dari
penguasa atau pemerintah
umumnya tidak memadai.
Lebih-lebih dalam
masyarakat sekarang dimana
perkembangan kehidupan demikian
kompleks, pendidikan yang hanya
diselenggarakan oleh masyarakat,
terutama dalam kepengurusannya
secara makro, tidak lagi memadai
bahkan mustahil terjadi.
Itulah sebabnya, pengurusan
masalah-masalah pendidikan
dibutuhkan intervensi dari
pemerintah atau penguasa. Di
negara maju, yang masyarakatnya
sudah mempunyai kesadaran yang
sedemikian tinggi terhadap
pendidikan, dalam realitasnya
masih juga membutuhkan
intervensi dari pemerintah, biarpun
3
Anglin, Gary J. (1995), Instructional Technology, Past, Present, and Future, Second Edition,
Englewood-Corolado. Libraries unlimited, INC. h. 4.
dalam kadar yang tidak terlalu
besar. Contohnya, Negara Amerika
Serikat.
Teknologi Pendidikan
adalah kombinasi dan
pembelajaran, belajar,
pengembangan, pengelolaan, dan
teknologi lain yang diterapkan
untuk memecahkan persoalan
pendidikan.3
Teknologi pendidikan
merupakan salah satu cabang dari
disiplin ilmu pendidikan yang
berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi. Sejak
dimasukkannya unsur teknologi
kedalam kajian dan praktek
pendidikan, sejak itulah disiplin
ilmu teknologi pendidikan lahir.
Perkembangan teknologi
pendidikan dimulai oleh Negara-
negara yang maju dibidang
toknologinya, hal ini bisa
dimaklumi karena sumbangan
teknologi terhadap pendidikan
merupakan motor penggeraknya.
Meskipun demikian tidak bisa
digeneralisasikan bahwa Negara
yang tidak maju bidang
teknologinya akan tertinggal
dibidang teknologi pendidikannya.
Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK)
telah membawa pengaruh terhadap
bidang pendidikan dalam proses
pembelajaran. Penggunaan TIK
dalam proses pembelajaran sudah
bukan hal yang asing lagi dalam era
globalisasi seperti sekarang ini.
Adanya internet memungkinkan
kita untuk belajar kapan dan di
mana saja dengan lingkup yang
sangat luas misalnya, dengan
fasilitas email, chatting, e-book, e-
library dan sebagainya, kita dapat
5. saling berbagi informasi tanpa harus
bertatap muka langsung dengan
sumber informasi tersebut.4
Karena
semua informasi yang kita inginkan
dapat kita peroleh hanya dengan
mengakses internet.
B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian
kepustakaan (library researh), yang
dimaksud dengan penelitian
kepustakaan adalah kegiatan
penelitian yang dilaksanakan
dengan mengumpulkan data berupa
buku, jurnal, dan hasil penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan
objek penelitian ini. Metode
pengumpulan data menggunakan
bantuan internet untuk menelusuri
berbagai referensi buku maupun
jurnal penelitian terdahulu yang
sesuai dengan topik pembahasan
penelitian.
C. PEMBAHASAN
Pengertian Teknologi Pendidikan
Kutipan pertama (educational
technology is a field) Definisi
teknologi pendidikan tahun 1972
menyatakan bahwa teknologi
pendidikan adalah (field) yang
terlibat dalam upaya memfasilitasi
pembelajaran, baik pada tahap
persiapan melalui aktivitas
identifikasi, pengembanganm
pengorganisasian dan penggunaan
semua sumber belajar maupun pada
proses pembelajaran itu sendiri.
Adapun kutipan kedua (educational
technology is the study) merupakan
definisi teknologi pendidikan tahun
2004 yang dirumuskan melalui
4
Kristiawan, M. (2014). A Model for Upgrading Teachers Competence on Operating Computer as
Assistant of Instruction. Global Journal of Human- Social Science Research.
5
Edi Sukban, Sejarah & Paradigma Teknologi Pendidikan untuk Perubahan Sosial, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016), hlm 60.
6
Endang Switri, Teknologi dan Media Pendidikan Dalam Pembelajaran, (Pasuruan: Qiara Media,
2019), hlm 1-2.
menciptakan, menggunakan,
mengelola proses dan sumber
belajar yang tepat sebagai kajian
(study) dan praktik beretika dalam
memfasilitasi pembelajaran.
Disinilah kedua definisi tersebut
memilik kesamaan karakter dan
orientasi untuk memahami
teknologi pendidikan bukan sebagai
disiplin pengetahuan yang mapan
seperti psikologi, sosiologi, dan
ekonomi, melainkan sebagai bidang
kajian keilmuan.5
Kata teknologi menurut bahasa
Yunani “technologia” yang
menurut Webster Dictionary berarti
systematic treatment atau
penanganan sesuatu secara
sistematis. Sedangkan techne
menjadi dasar kata tekonologi
berarti seni, kemampusan, ilmu atau
keahlian, keterampilan ilmu. Jadi
teknologi pendidikan bisa diartikan
sebagai pegangan atau pelaksanaan
pendidikan secara sitematis.
Sedangkan teknolologi menurut
bahasa yaitu techne, bahasa Yunani,
dengan dimaknai seni, kerajinan
tangan, atau keahlian. Bagi bahasa
Yunani kuno teknologi diakui
sebagai suatu aktivitas khusus, dan
sebagai pengetahuan.6
Sebagai proses teknologi
pendidikan yang bersifat abstrak.
Teknologi pendidikan dapat
dipahami sebagai suatu proses yang
rumit dan terintegrasi yang
melibatkan orang, ide, prosedur,
peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari
jalan untuk mengatasi
6. permasalahan, melaksanakan,
menilai, dan mengelola pemecahan
kasus tersebut yang meliputi semua
aspek belajar manusia.7
Sejalan
dengan hal itu, maka munculnya
teknologi pendidikan lahir dari
adanya permasalahan dalam suatu
pendidikan. Permasalahan
pendidikan yang muncul saat ini,
mencakup pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan, relevensi,
dan efesiensi pendidikan dan
peningkatan mutu/kualitas
pendidikan. Permasalahan serius
yang masih dirasakan oleh
pendidikan mulai dari pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi
adalah masalah kualitas, tentu saja
hal ini dapat dipecahkan melalui
pendekatan teknologi pendidikan.
Ada tiga prinsip dasar yang dapat
dijadikan rujukan dalam
pengembangan dan pemanfaatan
teknologi pembelajaran, yaitu:
1. Pendekatan sistem (system
approach), yaitu cara yang
berurutan dan terarah dalam
usaha memecahkan
permasalahan, artinya
memandang segala sesuatu
sebagai sesuatu yang
menyeluruh dengan segala
komponen yang saling melekat.
2. Berorientasi pada peserta didik
(learner centered), bahwa
usaha-usaha pendidikan,
pembelajaran dan pelatihan
harusnya memusatkan
perhatiannya pada peserta didik.
3. Pemanfaatan sumber belajar
semaksimal dan sebervariasi
mungkin (utilizing learning
7
AECT. (1997). The Definition of Educational Technology. Washington: Education of Journal.
8
Muhammad Japar dkk, Media dan Teknologi Pembelajaran PPKN, (Surabaya: Jakad Publishing,
2019). hlm 52.
9
Non Syafriafdi, Menjadi Guru Hebat di Era Revolusi Industri 4.0, (Yogyakarta: Depublish Publisher,
2020). hlm 58.
resources), peserta didik belajar
karena berinteraksi dengan
berbagai sumber belajar secara
maksimal dan bervariasi.8
Dengan demikian upaya pemecahan
masalah dalam pendekatan
teknologi pendidikan adalah dengan
menggunakan sumber belajar. Hal
ini sesuai dengan ditandai dengan
pengubahan istilah dari teknologi
pendidikan menjadi teknologi
pembelajaran. Dalam definisi
teknologi pembelajaran dinyatakan
bahwa “Teknologi pendidikan
adalah teori dan praktek dalam
desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, dan
evalusi terhadap sumber dan proses
untuk belajar”.
Dapat disimpulakan bahwa
teknologi pendidikan adalah
penerapan pengetahuan ilmiah
dalam pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara efektif dan efisien, yang
tidak hanya sebatas alat dan barang
atau perangkat keras (hadware)
tetapi juga software, dan
brainware.9
Fungsi Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pembelajaran
Teknologi informasi dan
komunikasi mempunyai tiga fungsi
utama yang dipakai pada aktivitas
pembelajaran, di antaranya yaitu:
1. Teknologi informasi sebagai
alat, TIK dipakai sebagai alat
bantu bagi pengajar atau siswa
untuk membantu pembelajaran,
7. misalnya dalam mengelola kata,
mengelola angka, membuat
unsur grafis, membuat database,
membuat program administratif
untuk siswa, guru dan staf, data
kepegawaian, keuangan dan
sebagainya.
2. Teknologi berfungsi sebagai
ilmu pengetahuan (science).
Teknologi menjadi bagian dari
disiplin ilmu yang wajib
dikuasai oleh siswa. Contohnya
TIK menjadi muatan lokal di
sekolah-sekolah baik negeri
maupun swasta.
3. Teknologi informasi menjadi
bahan dan alat bantu untuk
proses pembelajaran. Teknologi
dimaknai sebagai bahan
pembelajaran sekaligus sebagai
alat bantu untuk menguasai
sebuah kompetensi berbantuan
komputer. Dalam hal ini
komputer telah diprogram
sedemikian rupa sehingga siswa
dibimbing secara bertahap
dengan menggunakan prinsip
pembelajaran tuntas untuk
menguasai kompetensi. Dalam
hal ini posisi teknologi tidak
ubahnya sebagi guru yang
berfungsi sebagai: fasilitator,
transmiter, motivator, dan
evaluator.10
TIK juga berfungsi memperkecil
kesenjangan penguasaan teknologi
mutakhir, khususnya pada dunia
pendidikan. Pelaksanaan
pendidikan berbasis TIK paling
tidak menaruh dua keuntungan.
Pertama, sebagai motivasi bagi
pelaksana pendidikan (termasuk
10
Farid Ahmadi, Guru SD di Era Digital (Pendekatan, Media, Inovasi), (Semarang: Pilar Nusantara,
2017), hlm. 8.
11
Ibid. hlm. 9.
12
Ngainum Naim, Menipu Setan, (Jakarta: Media Komputindo, 2015), hlm 2.
guru) untuk lebih apresiatif dan
berinovatif. Kedua, memberikan
kesempatan luas pada pendidik dan
peserta didik dalam memanfaatkan
setiap potensi yang ada untuk
memperoleh sumber informasi yang
tidak terbatas.11
Kemunculan teknologi informasi
dan komunikasi dengan berbagai
program yang ditawarkannya telah
mengubah jutaan manusia didunia
ini.Ada berbagai manfaat dan aspek
positif yang diperoleh dari
beranekaragamnya aplikasi yang
ditawarkan TIK. Banyak hal yang
sebelumnya tidak terbayangkan,
kini hadir dan memperkaya warna
kehidupan. Bahkan, kehidupan
manusia sekarang ini maju sangat
pesat karena pengaruh teknologi
informasi dan komuniaksi. Namun,
banyak juga yang merasa gelisah
karena berbagai dampak negatif
dari teknologi . Harus jujur diakui
bahwa teknologi informasi dan
komunikasi tidak hanya
menawarkan aspek positif tetapi
juga membawa aspek negatif. Dari
aspek moralitas, misalnya, TIK
telah menjadi media persebarluasan
berbagai perilaku yang melanggar
norma agama dan sosial. Jika
dimanfaatkan secara bijak,
sebenarnya teknologi informasi dan
komunikasi memberikan banyak
manfaat.12
Peran Teknologi dalam
Pembelajaran
Pada saat ini sekolah negeri maupun
sekolah swasta mulai berusaha
untuk mengatur ulang sistem
8. pendidikan mereka. Banyak
program sekolah yang ditawarkan
pada masyarakat baik itu jurusan
maupun status sekolah yaitu SSN,
unggul, model, internasional,
akselerasi dan sarana prasarananya.
Yang jelas perubahan sekolah untuk
menghadapi dunia global harus
disiapkan dari unsur SDM yang
berkualitas sehingga mampu
berfikir menciptakan desain
pendidikan, punya kiat manajemen
yang baik dan tidak gagap terhadap
pendidikan.
Jadi bisa dikatakan bahwa antara
inovasi pendidikan dengan
teknologi pendidikan adalah satu
kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Inovasi adalah objek
dan teknologi pendidikan adalah
subyeknya. Keberadaan teknologi
harus dimaknai sebagai upaya untuk
meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dan teknologi tidak dapat
dipisahkan dari masalah, karena
teknologi lahir dan dikembangkan
untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapi oleh manusia.
Berkaitan dengan hal itu, maka
teknologi pendidikan juga
dipandang sebagai suatu produk dan
proses. Dapat disimpulkan bahwa
teknologi pendidikan tidak hanya
merupakan sebuah ilmu akan tetapi
juga sebagai sumber informasi dan
sumber belajar yang sesuai dengan
kebutuhan pendidikan yang dapat
memfasilitasi proses
pembelajaran.13
Teknologi pendidikan yaitu studi
dan praktik secara beretika untuk
13
Rogantina Meri Andri, “Peran dan Fungsi Teknologi Dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran”
Jurnal Ilmiah Research Sains. Vol. 3 No. 1, summer 2017, hal. 127.
14
Dewi Surani, “Studi Literatur : Peran Teknolog Pendidikan Dalam Pendidikan 4.0” Prosiding
Seminar Naisonal Pendidikan FKIP. Vol. 2 No. 1, summer 2019, hal. 462-463.
memfasilitasi belajar dan
peningkatan kinerja melalui
penciptaan, pemanfaatan dan
pengelolaan sumber teknologi
secara tepat. Teknologi pendidikan
adalah bidang yang berkepentingan
dengan usaha memudahkan proses
belajar dan peningkatan kinerja
melalui perancangan, dan
pengelolaan sumber teknologi
secara baik. Teknologi pendidikan
merupakan bidang ilmu terapan
yang menggabungkan secara
sinergis beberapa disiplin ilmu
dengan maksud untuk memudahkan
terjadinya proses belajar,
meningkatkan mutu pembelajaran,
dan meningkatkan kinerja.14
Peran teknologi pada pembelajaran
adalah memfasilitasi terbentuknya
hubungan secara kolaboratif dan
membangun makna dalam konteks
yang lebih mudah dipahami. Secara
detail, teknologi dapat diarahkan
untuk:
1. Membangun jaringan
komunikas kolaboratif antara
guru, dosen, siswa dan sumber
belajar. Beberapa aplikasi
online yang bisa dipakai untuk
telekomunikasi adalah skype,
yahoo messenger, facebook,
zoom, google meet dan jaringan
lain yang dipakai.
2. Menyediakan berbagai
lingkungan penyelesaian
masalah yang rumit, realistik,
dan aman. Teknologi yang dapat
digunakan untuk menyediakan
lingkungan yang nyaman adalah
hypermedia & software yang
9. dapat digunakan untuk
menciptakan projek.
3. Membangun dan membentuk
makna secara aktif melalui
internet untuk mencari riset
mutakhir, foto, video. Hal ini
bisa membantu siswa bukan
hanya menikmati penelusuran,
melainkan bisa belajar dan
memahami serta tahu apa yang
dipelajarinya.15
Teknolog pendidikan sangat
perperan pada revolusi pendidikan
yang terjadi , terutama dalam
revolusi pendidikan abad-21 dan
khususnya dalam revolusi keempat
yang dinamakan dengan pendidikan
4.0 (four poin zero). Pada tahap ini
fungi guru bukan sebagai sentral
dalam proses pembelajaran, namun
berubah menjadi students-centered
dimana guru hanya menjadi
fasilitator bagi penyediaan
kebutuhan belajar peserta didik
dalam upaya menyiapkan sumber
dan media pembelajaran.16
Dampak Perkembangan
Teknologi Terhadap Dunia
Pendidikan
a. Dampak Positif
Mengembangan dan menerapkan
ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi memiliki manfaat besar
bagi dunia pendidikan, antara lain:
1. Hadirnya alat atau pusat utama
dalam berkomunikasi untuk
menyampaikan informasi ke
semua lingkup kemasyarakatan,
utamanya media berbasis
elektronik yang menjadi pusat
iptek serta edukasi. Misalnya
15
Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenamedia Group,2018), hlm 57.
16
Dewi Surani, hlm 462-463.
jejaring internet, laboratorium
komputer milik instansi dan
lainnya.
2. Terciptanya sistem belajar yang
baru dapat mempermudah
proses pembelajaran murid dan
pendidik. Perkembangan ilmu
pengetahuan menciptakan cara-
cara baru untuk membantu
siswa memahami materi
abstrak. Karena materi ini
disarikan menggunakan
teknologi serta mudah
dimengerti secara mudah oleh
pembelajar.
3. Model belajar tidak diwajibkan
bertemu secara langsung.
Biasanya kita tahu bahwa
aktivitas belajar hanya
pembelajaran langsung di kelas,
akan tetapi seiring
perkembangan teknologi,
aktivitas belajar bukan lagi
mengharuskan pembelajar dan
pendidik untuk bersama-sama,
bahkan bisa menggunakan hal
seperti Internet Postal Service.
4. Pekerjaan dapat dilakukan
dengan lebih mudah. Hingga
saat ini, Anda harus
menganalisis dan menghitung
secara manual data yang
diperoleh selama survei. Namun
karena perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi,
pekerjaan pada zaman dahulu
dilakukan dengan cara
tradisional sekarang begitu
mudah dikerjakan dengan
mengolah data menggunakan
media teknis seperti komputer.
Anda dapat menggunakan
bermacam pemrograman yang
telah di instalasikan.
10. 5. Merespon dengan cepat
keperluan institusi pendidikan.
Tentunya ranah kependidikan
banyak hal yang harus
disiapkan. Menggandakan soal
ujian di mesin fotocopy untuk
memenuhi kebutuhan soal
dalam jumlah banyak tentunya
akan memakan banyak waktu
jika dilakukan secara manual.
Namun, perkembangan
teknologi memungkinkan untuk
mencapai semua ini dalam
waktu singkat.17
b. Dampak Negatif
Tidak hanya dampak positif akibat
berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, tetapi juga dampak
negatif akibat perkembangan iptek.
Berkembangnya iptek dalam
aktivitas belajar, yaitu:
1. E-learning, menyebabkan
perpindahan pendidik atau
pengunduran diri pendidik,
karena sistem pembelajaran
dapat berjalan sendiri, juga
menyebabkan terciptanya
individu-individu.
2. Seringnya akses internet yang
digunakan bukannya benar-
benar memaksimalkan
teknologi informasi yang ada
malah justru mengakses konten
negatif semisal pornografi,
game online.
3. Pembelajar terdampak dengan
pesan yang berlebihan. Artinya,
mendapatkan pesan tanpa akhir
di Internet. Jadi bersedia
menghabiskan waktu berjam-
jam agar mendapatkan serta
17
Suripto, Fatmasari R., dan Purwantiningsih. (2014). Penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dan Dampaknya Dalam Dunia Pendidikan. Makalah Disajikan Dalam Seminar Citizen Journalism
dan Keterbukaan Informasi Publik untuk Semua, Jakarta, 16 April 2014.
18
Asmani, Jamal Ma’mur. (2011), Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Dunia Pendidikan, Yogyakarta: Diva Press, hlm. 149.
mengolah pesan bisa menjadi
kecanduan bagi seseorang,
terutama jika menyangkut
pornografi. Ini hanya membantu
dengan kecanduan.
4. Siswa atau mahasiswa juga
menjadi kecanduan dengan
keberadaan dunia maya secara
kelewatan. Hal ini dapat terjadi
ketika pembelajar tidak
bersikap peka dan kritis
terhadap ilmu baru.
5. Kejahatan di dunia maya.
Misalnya dalam dunia
pendidikan, media online dapat
mencuri dokumen atau aset
penting dari sistem pendidikan
(misalnya dokumen terkait ujian
akhir atau ujian nasional) yang
seharusnya dirahasiakan.
6. Membahagiakan semua orang,
baik siswa maupun guru. Hal ini
terlihat misalnya pada sistem
pembelajaran virtual dan
pembelajaran online. Ketika
terjadi ketidaksesuaian antara
siswa dan guru dalam sistem
pembelajaran, siswa mungkin
kurang aktif dalam sistem
pembelajarannya dan hasilnya
mungkin tidak optimal.18
Perkembangan Teknologi
Pendidikan di Indonesia
Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) di era
sekarang terus mengalami
peningkatan yang sangat pesat dan
merambat hampir ke seluruh bidang
kehidupan. Bahkan, diketahui saat
ini zaman sudah masuk ke era 5.0,
di mana teknologi bukan
11. berdampingan lagi, melainkan
sudah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat dunia. Akan
aneh rasanya jika ada sesuatu yang
tidak dikaitkan dengan teknologi.
Pendidikan adalah salah satu yang
terdampak diantaranya. Di
Indonesia, sistem pendidikan kini
sudah mulai berinovasi
(berkembang) mengikuti
perkembangan teknologi tersebut
yang pada akhirnya menyebabkan
seluruh jenjang pendidikan dimulai
dari tingkat dasar, menengah,
bahkan sampai perguruan tinggi di
hampir seluruh Indonesia
diselenggarakan dengan berbasis
sistem IT atau teknologi. Artinya,
dalam setiap kegiatan
pembelajarannya selalu
disangkutpautkan dengan
penggunaan teknologi, entah dalam
penyampaian materi atau pun dalam
pemberian dan pelaksanaan tugas.
Terlebih, hal ini seolah didukung
karena adanya pandemi Covid-19
yang menyebabkan adanya
pembatasan kebebasan kehidupan
umat manusia.
Pada dasarnya, penggunaan TIK
dalam proses pembelajaran
memang sudah bukan hal yang
asing lagi dalam era globalisasi
seperti sekarang ini. Adanya
jejaring internet memungkinkan
kita untuk dapat belajar kapan dan
di mana saja dengan lingkup yang
sangat luas. Misalnya, dengan
fasilitas email, chatting, e-book, e-
library dan lain sebagainya. Kita
dapat saling berbagi informasi tanpa
harus bertatap muka langsung
dengan sumber informasi tersebut.
Karena, semua informasi yang kita
inginkan dapat kita peroleh hanya
dengan mengakses internet.
Pada saat ini juga, teknologi
informasi dan komunikasi (TIK)
tengah memegang peranan yang
sangat penting dalam bidang
pendidikan. Salah satu
penerapannya antara lain sebagai
pemanfaatan sarana multimedia dan
media internet dalam proses
pembelajaran. Pemanfaatan sarana
multimedia dalam proses
pembelajaran diwujudkan melalui
modul-modul pembelajaran yang
lebih interaktif dan menarik minat
pembelajar, misalnya penggunaan
flash, adanya penjelasan melalui
media suara/audio dan penambahan
fitur-fitur yang dapat meningkatkan
partisipasi aktif dari siswa.
Akan tetapi, pada kenyataannya
penerapan TIK dalam bidang
pendidikan di Indonesia masih
dalam tahap awal dan masih belum
termanfaatkan secara maksimal.
Sehingga, malah menimbulkan
berbagai hambatan dalam
pelaksanaan pendidikan itu sendiri.
Memang, mungkin seharusnya
perkembangan teknologi ini
membawa perubahan ke arah yang
lebih baik. Namun, apakah hal
tersebut berlaku dalam pendidikan
di Indonesia? Dapat dikatakan
belum. Demikian karena pada
kenyataannya seperti itu. Perubahan
baik dari perkembangan teknologi
terhadap pendidikan di Indonesia
masih belum berlaku sepenuhnya.
Hal tersebut terlihat dari masih
terdapat banyaknya hambatan dan
permasalahan yang timbul
karenanya. Parahnya, hal tersebut
justru menghambat dalam
maksimalnya pelaksanaan
12. pendidikan, yang diantaranya
disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Tidak semua orang di indonesia
tergolong orang yang berada.
2. Orang Tua Zaman Dulu Bukan
dari Golongan Milenial
3. Mahalnya Biaya Pengadaan dan
Penggunaan Fasilitas TIK
Semua hal tersebut tentu tidak dapat
dibiarkan tetap berjalan demikian.
Diperlukan langkah-langkah untuk
mengatasinya yang berfungsi
sebagai prasyarat keberhasilan
penerapan TIK dalam pembelajaran
itu sendiri sebagai bentuk
menyaingi perkembangan teknologi
yang berlaku. Yang paling utama
adalah diperlukannya peran
pemerintah yang memiliki
kewenangan dan kekuasaan.
Beberapa diantaranya adalah
dengan mengatur sedemikian rupa
agar bagaimana sekolah sebagai
sarana pendidikan harus mampu
menyediakan semua program dan
bahan yang diperlukan peserta
didik. Hal ini juga dapat menjadi
jalan keluar bagi mereka yang
ekonominya terkendala. Kemudian,
melatih para pendidik agar dapat
berimprovisasi dan berinovasi
terhadap bagaimana mereka
mengajar agar dapat sampai pada
seluruh peserta didik dengan segala
keadaan mereka.19
Hambatan dalam Perkembangan
Teknologi Pendidikan di
Indonesia
Perkembangan teknologi di zaman
milineal seperti sekarang memang
memiliki banyak sekali manfaat,
khususnya pada bidang
19
https://nuansa.nusaputra.ac.id/2022/01/01/bukannya-maju-perkembangan-teknologi-justru-malah-
menghambat-maksimalnya-proses-pendidikan-di-indonesia/ diakses pada, 6 Juli 2023.
pendidikan.Oleh sebab itu, banyak
sekali orang yang ingin menguasai
dan memanfaatkan perkembangan
teknologi. Namun, tidak bisa
dipungkiri pemanfaatan TIK di
dalam sektor pendidikan memiliki
beberapa kendala.
Hambatan dalam perkembangan
teknologi pendidikan di Indonesia
melibatkan beberapa faktor yang
mempengaruhi penerapan dan
pengembangan teknologi dalam
konteks pendidikan. Berikut adalah
beberapa hambatan yang umum
terjadi:
1. Kurangnya pengadaan
infrastruktur TIK. Hal ini
disebabkan sulit dijangkaunya
beberapa daerah tertentu di
Indonesia, sehingga
penyebarannya tidak merata.
Masih banyak daerah yang sulit
dijangkau oleh alat transportasi.
Untuk mencapai daerah yang
dituju, hanya dapat ditempuh
dapat dengan jalan kaki.
Sedangkan dengan berjalan
kaki, tidak memungkinkan
untuk membawa berbagai
peralatan multimedia.
2. Keterbatasan Akses dan
Penggunaan Peralatan TIK.
Tidak semua sekolah di
Indonesia memiliki peralatan
TIK yang memadai. Banyak
sekolah yang masih
menggunakan peralatan TIK
bekas atau usang yang
kinerjanya kurang optimal.
Selain itu, tidak semua guru dan
siswa memiliki akses yang
memadai terhadap peralatan
TIK di sekolah maupun di
13. rumah. Ini dapat menghambat
implementasi teknologi dalam
proses pembelajaran.
3. Kurangnya Perangkat Hukum di
Bidang TIK. Perkembangan
teknologi pendidikan di
Indonesia juga terhambat oleh
kurangnya perangkat hukum
yang mengatur penggunaan dan
perlindungan TIK dalam
konteks pendidikan. Kurangnya
regulasi yang jelas dapat
menyebabkan ketidakpastian
dan kendala dalam penggunaan
teknologi di sekolah.
Perlindungan privasi, hak
kekayaan intelektual, dan etika
penggunaan teknologi juga
menjadi isu penting yang perlu
diatur secara hukum.
4. Mahalnya Biaya Pengadaan dan
Penggunaan Fasilitas TIK.
Biaya yang tinggi untuk
mengadakan, mengembangkan,
dan memelihara fasilitas dan
peralatan TIK menjadi
hambatan di banyak sekolah di
Indonesia. Anggaran
pendidikan yang terbatas sering
kali tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan teknologi
pendidikan. Biaya operasional,
pemeliharaan, dan pelatihan
bagi guru dan siswa juga dapat
menjadi kendala yang
membatasi pengembangan
teknologi pendidikan.
5. Kurangnya Keterampilan Guru
dalam Menggunakan
Teknologi: Beberapa guru di
Indonesia masih menghadapi
hambatan dalam menguasai
20
Nurkholis, I. (2021). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Sekolah Dasar: Studi
tentang Kendala dan Solusi dalam Implementasinya. Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(1), 29-42.
21
Isjoni, Ismail, M.A., dan Mahmud, R. (2008), ICT untuk sekolah unggul, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Hlm. 13.
keterampilan teknologi yang
diperlukan untuk
mengintegrasikan teknologi
dalam pembelajaran. Pelatihan
yang terbatas, kurikulum yang
belum memadai dalam
mengembangkan keterampilan
digital, dan perubahan yang
cepat dalam teknologi dapat
membuat guru kesulitan untuk
mengikuti perkembangan
tersebut.20
Solusi atas Pemasalahan
Perkembangan Teknologi
Pendidikan di Indonesia
Untuk mengatasi kendala-kendala
tersebut, diperlukan langkah-
langkah penyelesaian yang
sekaligus berfungsi sebagai
prasyarat keberhasilan penerapan
TIK dalam pembelajaran. Menurut
Mahmud dalam bukunya yang
berjudul ICT Untuk Sekolah
Unggul, terdapat beberapa
persyaratan agar dapat menerapkan
pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi, yaitu
tersedianya sarana prasarana yang
menunjang pembelajaran berbasis
TIK.21
Lebih lanjut dijelaskan
beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi dalam menerapkan
pembelajaran berbasis TIK yaitu
sebagai berikut:
1. Guru dan siswa harus memiliki
akses terhadap teknologi digital
dan internet dalam kelas,
sekolah, dan lembaga
pendidikan. Ini berarti sekolah
harus memiliki sarana prasarana
yang memadai yang berkaitan
14. dengan teknologi informasi dan
komunikasi, seperti tersedianya
komputer/laptop, jaringan
internet, laboratorium
komputer, peralatan multimedia
seperti CD, DVD, dan infocus.
2. Harus tersedia materi yang
berkualitas, bermakna, dan
dukungan kultural bagi guru dan
siswa. Materi-materi ini dapat
berupa materi pembelajaran
interaktif yang berbantuan
computer/laptop, seperti CD,
DVD dan infocus dalam
pembelajaran interaktif.
3. Guruharus memiliki
pengetahuan dan keterampilan
dalam menggunakan alat-alat
dan sumber-sumber digital
dalam kegiatan belajar
mengajar agar tercapai Standar
Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
4. Harus tersedianya anggaran
atau dana yang cukup untuk
untuk mengadakan,
mengembangkan dan merawat
sarana prasarana Teknologi
Informasi dan Komunikasi
tersebut.
5. Dan yang tidak kalah penting
adalah, adanya kemauan dan
dukungan dari semua pihak,
dalam hal ini kepala sekolah,
guru, dan peserta didik untuk
menerapkan pembelajaran
dengan dukungan teknologi
komunikasi dan informasi
tersebut.
D. KESIMPULAN
Dalam kesimpulan, perkembangan
teknologi pendidikan di Indonesia
menghadapi beberapa hambatan
yang perlu diatasi. Hambatan-
hambatan tersebut meliputi
minimnya infrastruktur TIK,
keterbatasan akses dan penggunaan
peralatan TIK, kurangnya
keterampilan guru dalam
menggunakan teknologi,
keterbatasan anggaran, dan
kurangnya regulasi hukum yang
memadai.
Untuk mengatasi hambatan-
hambatan tersebut, diperlukan
peningkatan akses dan penggunaan
peralatan TIK yang memadai,
pelatihan yang memadai bagi guru,
dukungan dari semua pihak,
regulasi yang jelas dan tegas, serta
kolaborasi antara pemerintah,
lembaga pendidikan, dunia usaha,
dan masyarakat. Dengan mengatasi
hambatan-hambatan tersebut,
diharapkan teknologi pendidikan di
Indonesia dapat berkembang secara
optimal dan memberikan manfaat
yang signifikan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.
15. DAFTAR PUSTAKA
AECT. The Definition of Educational Technology. Washington: Education of
Journal. 1997.
Anglin, Gary J. Instructional Technology, Past, Present, and Future, Second
Edition, Englewood-Corolado. Libraries unlimited, INC. 1995.
Asmani, Jamal Ma’mur. Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press. 2011.
Dewi Surani, “Studi Literatur : Peran Teknolog Pendidikan Dalam Pendidikan
4.0” Prosiding Seminar Naisonal Pendidikan FKIP. Vol. 2 No. 1, summer 2019, hal.
462-463.
Edi Sukban. Sejarah & Paradigma Teknologi Pendidikan untuk Perubahan
Sosial. Jakarta: Prenadamedia Group. 2016.
Endang Switri Teknologi dan Media Pendidikan Dalam Pembelajaran.
Pasuruan: Qiara Media. 2019.
Farid Ahmadi. Guru SD di Era Digital (Pendekatan, Media, Inovasi).
Semarang: Pilar Nusantara. 2017.
https://nuansa.nusaputra.ac.id/2022/01/01/bukannya-maju-perkembangan-
teknologi-justru-malah-menghambat-maksimalnya-proses-pendidikan-di-indonesia/
diakses pada. 6 Juli 2023.
Isjoni, Ismail, M.A., dan Mahmud, R. ICT untuk sekolah unggul. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2008.
Kristiawan, M. A Model for Upgrading Teachers Competence on Operating
Computer as Assistant of Instruction. Global Journal of Human- Social Science
Research. 2014.
Muhammad Japar dkk. Media dan Teknologi Pembelajaran PPKN. Surabaya:
Jakad Publishing. 2019.
Muhammad Yaumi. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Prenamedia
Group. 2018.
Ngainum Naim. Menipu Setan. Jakarta: Media Komputindo. 2015.
Non Syafriafdi. Menjadi Guru Hebat di Era Revolusi Industri 4.0. Yogyakarta:
Depublish Publisher. 2020.
Nurkholis, I. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Sekolah
Dasar: Studi tentang Kendala dan Solusi dalam Implementasinya. Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(1), 29-42. 2021.
16. Rogantina Meri Andri. “Peran dan Fungsi Teknologi Dalam Peningkatan
Kualitas Pembelajaran” Jurnal Ilmiah Research Sains. Vol. 3 No. 1. summer 2017. hal.
127.
Suripto, Fatmasari R., dan Purwantiningsih. Penggunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi dan Dampaknya Dalam Dunia Pendidikan. Makalah Disajikan Dalam
Seminar Citizen Journalism dan Keterbukaan Informasi Publik untuk Semua. Jakarta.
16 April 2014.