Berdasarkan dokumen tersebut, Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran diarahkan untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja peserta didik dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi sesuai dengan etika praktis. Teknologi Pendidikan bertugas untuk menjawab tantangan abad 21 baik di bidang pendidikan maupun non-pendidikan, sementara penerapan model pembelajaran konstruktivis seperti
1. KAJIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
WONDERING, INVESTIGATING, SYNTHESIZING AND EXPRESSING
1. Johan Argono (210020026)
2. Dewi Kartikasari (210020023)
3. Sri Wulan Ambarwati (210020025)
4. Ratih Sulistyowati (210020006)
5. Chairunnisa Wiji Hidayati (210020034)
4. INVESTIGATING 1
Tantangan Pendidikan Abad 21 yang telah dicermati oleh para teknolog pendidikan adalah
adanya kecenderungan terjadi perubahan karakteristik “Sekolah Masa Depan”. Diantara
perubahan yang dimaksud adalah:
• Pemanfaatan TIK di Berbagai Jenjang Sekolah
• Perubahan Peran Guru
• Munculnya Sekolah “Carter”
• Bantuan Belajar oleh Agen Pedagogis
• Pusat Media Sekolah
• Meningkatnya Komunikasi antara Sekolah dan Rumah
• Belajar di Rumah
Setyosari.2015.Peranan Teknologi Pembelajaran dalam transformasi Pendidikan di Era
Digital. Malang: LP2M UM
5. SYNTESIS
Pendidikan di Abad 21 menuntut peserta didik memiliki
sejumlah pengetahuan yang kompleks yang disertai dengan
berbagai keterampilan baik keterampilan berpikir tingkat tinggi,
keterampilan di dunia kerja, keterampilan dalam menggunakan
informasi, media maupun teknologi sesuai dengan kerangka
pembelajaran inovatif Abad 21 yang dicanangkan oleh
Partnership for 21st century Learning (2011) Oleh karena itu,
Teknolog Pendidikan harus dapat memanfaatkan dan
mengembangkan fasilitas yang tersedia pada saat ini untuk proses
dan sumber belajar berupa jaringan internet dan perangkat
berbasis web, dan mampu bekerja sama dengan praktisi lainnya
dalam menyiapkan pembelajaran yang melampaui batas-batas
ruang kelas.
7. WONDERRING
JIKA DIKAITKAN DENGAN KONDISI JAMAN
SEKARANG, ORIENTASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
LEBIH MENGARAH KEPADA APA?
APA YANG DIMAKSUDKAN DENGAN TEKNOLOGI
PENDIDIKAN ITU MERUPAKAN ETIKA PRAKTIK?
8. INVESTIGATING 1
Pada tahun 2012, AECT merumuskan serangkaian kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang teknolog pendidikan yang
dikelompokkan ke dalam lima standar, yaitu:
Standar 1 – Berkenaan dengan penguasaan konten pengetahuan (Content Knowledge). Dalam hal ini seorang teknolog
pendidikan dituntut untuk mampu menciptakan, menggunakan, menilai, dan mengelola aplikasi dan proses teknologi
pendidikan secara teoritik dan praktik.
Standar 2 – Berkenaan dengan penguasaan konten pedagogi (Content Pedagogy). Standar ini menuntut para teknolog
pendidikan untuk memiliki kemampuan mengimplementasikan dan melaksanakan proses teknologi pendidikan yang efektif
berdasarkan pada isi dan pedagogi kontemporer
Standar 3 – Berkenaan dengan kemampuan untuk menciptakan lingkungan belajar (Learning Environments) yang
kondusif. Standar ini dimaksudkan agar para teknolog pendidikan untuk mampu memfasilitasi belajar dengan cara
menciptakan, menggunakan, dan mengelola lingkungan belajar yang efektif
Standar 4 – Berkenaan dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan profesional (Professional Knowledge and
Skills). Dalam hal ini, para teknolog pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan mendesain, mengembangkan,
melaksanakan, dan mengevaluasi lingkungan belajar yang kaya teknologi dengan dukungan para praktisi
Standar 5 – Berkenaan dengan kemampuan melakukan penelitian (Research). Standar ini menuntut para teknolog
pendidikan untuk memiliki kemampuan menggali, mengevaluasi, mensintesis dan menerapkan metode inkuiri untuk
meningkatkan hasil belajar dan kinerja.
www.ilmupendidikan.net : Trend dan Tantangan Teknnologi
Penndidikan pada Abad 21 oleh Dr. Khoerudin, M.Pd
9. INVESTIGATING 2
Prawiradilaga, Dewi Salma (2012). Wawasan Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Kencana – PT Prenada Media Group.
Profesi Teknologi Pendidikan tidak memiliki dampak terhadap keselamatan orang
lain, melainkan kemungkinan dampak sosial, maka himpunan peraturan yang
dirumuskan haruslah menjaga moralitas dan sikap tepat berada dalam jalur. TP
sebagai suatu disiplin ilmu tunduk kepada hakikat keilmuan umum, seperti
menghormati dan menghargai karya orang lain dan tidak melanggar hak cipta
seperti plagiarisme. Aspek teknologi yang melekat dengan nama TP rawan
plagiarisme mengingat sekarang ini batasan boleh dan tidak dalam teknologi
jaringan semakin mengabur. Untuk itu, kode etik TP terbagi menjadi tiga bagian,
komitmen kepada perorangan (commitment to the Individual), komitmen kepada
masyarakat (commitment to Society) dan komitmen kepada profesi itu sendiri
(commitment to the Profession). Kode etik ini berisi hak dan kewajiban setiap
insan teknologi pendidikan yang diindahkan dan dipatuhi oleh semua pihak Kode
etik dari AECT
10. SYNTESIS
Berdasarkan Definisi Tekologi Pedididkan yang dikeluarkan
AECT dari tahun ke tahun, kami setuju bahwa cakupan
Teknologi Pendidikan lebih mengarah kepada praktisi
teknologi serta kode etiknya. Dimana pada abad 21 ini
dihadapkan pada generasi digital native, dimana mereka
terlahir dalam kecanggihan teknologi digital. AECT 2012
merinci 5 kecakapan bagi pelaku teknologi Pendidikan.
Namun juga dalam pemanfaatannya harus berdasarkan
etika atau kode etik yang terbagi menjadi tiga bagian,
komitmen kepada perorangan (commitment to the
Individual), komitmen kepada masyarakat (commitment to
Society) dan komitmen kepada profesi itu sendiri
Berdasarkan Definisi Tekologi Pedididkan yang dikeluarkan
AECT dari tahun ke tahun, kami setuju bahwa cakupan
Teknologi Pendidikan lebih mengarah kepada praktisi
teknologi serta kode etiknya. Dimana pada abad 21 ini
dihadapkan pada generasi digital native, dimana mereka
terlahir dalam kecanggihan teknologi digital. AECT 2012
merinci 5 kecakapan bagi pelaku teknologi Pendidikan.
Namun juga dalam pemanfaatannya harus berdasarkan
etika atau kode etik yang terbagi menjadi tiga bagian,
komitmen kepada perorangan (commitment to the
Individual), komitmen kepada masyarakat (commitment to
Society) dan komitmen kepada profesi itu sendiri
12. WONDERRING
Selain sebagai disiplin ilmu, Teknologi Pendidikan juga lebih
berorientasi pada Etika praktis. Apakah yang dimaksud dengan Etika
Praktis tersebut?
13. INVESTIGATING 1
Pada abad ke 21 ini teknologi, dalam hal ini teknologi pembelajaran, mengemban tugas
pada posisi yang semakin luas dan terkait dengan konteks belajar dan pengembangan.
Kemajuan teknologi baru ini telah mengubah bagaimana teknologi digunakan dengan baik
untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi-potensi pebelajar, yang dalam definisi
teknologi terbaru facilitating learning and improving performance, meningkatkan unjuk
kerja pebelajar. Kita sebagai guru atau dosen tentu memiliki pandangan bahwa teknologi
berhubungan yang sangat mendasar dengan bagaimana teknologi dan media tersebut
digunakan dan apa yang perlu menjadi pertimbangan kita agar mendukung keberhasilan
(Kirkwood & Price, 2012). Para guru perlu mengetahui bukan hanya ketersediaan
teknologi dan media dan dapat dipakai dalam pembelajaran, tetapi juga betapa pentingnya
teknologi
dan media tersebut sebagai faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran.
14. SYNTESIS
Dalam perkembangannya, kini Teknologi Pendidikan
mempunyai peran yang lebih kompleks dan menyeluruh,
tidak hnya berbicara tentang teknologi dan desain belajar,
namun juga menuntut studi dan etika praktik untuk
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja
dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola
proses teknologi yang sesuai dan sumber daya.
17. INVESTIGATING 1
.
Yuberti.2015. Dinamika Pendidikan. Bandar Lampung: Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Raden Intan Lampung
Untuk dapat melaksanakan perannya sebagai seorang teknolog
pendidikan yang profesional, maka mereka dituntut untuk memiliki
sejumlah kompetensi yang sesuai dengan tuntutan jaman. Association
for Educational Communications and Technology (AECT) sebagai
sebuah organisasi profesi internasional yang mewadahi dan
mengembangkan teknologi pendidikan telah merumuskan sejumlah
kompetensi yang harus dimiliki setiap teknolog pendidikan untuk dapat
melaksakan perannya di era global. Sederetan kompetensi tersebut
sekaligus sebagai standar kualitas seorang teknolog pendidikan pada
skala internasional.
18. SYNTESIS
Pada dasarnya peran Teknologi Pendidikan ada 2 yakni Peran terhadap
Pendidikan dan Peran terhadao Non Pendidikan. Peran terhadap Pendidikan,
segala permasalahan belajar, mulai dari materi, media, desain belajar sampai
evaluasi menjadi bidang Garapan Teknologi Pendidikan. Sementara di bidang
non Pendidikan, lebih kepada tanggung jawab prosesi dan kode etik praktis
dimana segala yang dilakukan dapat bermanfaat dan sesuai dengan kode etik
yang berlaku
21. INVESTIGATING 1
Proses pembelajarannya, dimulai dengan menggali pengetahuan yang telah dimiliki para
siswa. Kemudian diikuti dengan pengetahuan yang diturunkan dari para ilmuwan seperti
yang dijelaskan dalam buku sumber. Tahap ketiga mengajak siswa membandingkan antara
pengetahuan mereka dengan pengetahuan yang telah disusun para ilmuwan. Para siswa
diajak menetapkan pengetahuan yang argumentasinya baik dan lengkap. Pengetahuan yang
seperti itu yang disepakati sebagai pengetahuan bersama dan yang dianggap betul. Model
pembelajaran seperti ini mendorong para guru melakukan refleksi serta menggunakan
ketrampilan berpikir tingkat tinggi
Surani, Dewi dkk. 2011. Praktek Teknologi Pembedilajaran. Makalah.
http://tpmuntirta.blogspot.com/2011/11/praktek-teknologi-pembelajaran. html. Diunduh 29
November 2021
22. SYNTESIS
Secara internasional, ada konsep yang mungkin mirip dengan konsep ‘merdeka belajar’ atau
‘kemerdekaan berpikir’ Menteri Nadiem, yaitu, ‘Pedagogia do Oprimido’ Paulo Freire (1968).
Tahun 1970, buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Myra Ramos dengan judul
“Pedagogy of the opressed” – Pengajaran yang membebaskan. Buku ini merupakan salah satu
referensi utama bagi pendidikan kritis.
Dalam tradisi pembelajaran konstrukivisme, kurikulum disusun ‘dari bawah ke atas’. Para
perancang kurikulum mengawali tugasnya dengan mengumpulkan pengetahuan dan ketrampilan
yang diperlukan para siswa dan juga masyarakat sekarang dan masa mendatang. Kemudian, materi
pembelajaran didasarkan temuan-temuan itu.
Pembelajarannya juga diubah tidak ‘seperti mengisi botol kososng’, tetapi berupa membantu
siswa mengkonstruksi pengetahuannya. Selain itu, siswa dipandang telah memiliki pengetahuan
awal tentang pengetahuan yang sedang dipelajari.