SlideShare a Scribd company logo
1 of 85
L/O/G/O
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN STROKE
OLEH : WASIJATI
Definisi
• Menurut WHO. (1989) Stroke adalah disfungsi neurologi
akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang
timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai
dengan daerah fokal pada otak yang terganggu.
• Gangguan fungsi otak, fokal atau global, timbul mendadak
berlangsung lebih dari 24 jam, kadang-kadang berakhir
dengan kematian sebelum 24 jam yang disebabkan
gangguan peredaran darah otak
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian
otak.
Peredaran Darah Otak
• Berat otak 2% dari berat badan, 18% dari seluruh volume
darah beredar dalam sirkulasi darah otak.
• Otak menggunakan 20% dari oksigen yang dihirup melalui
paru dan mengkonsumsi sejumlah glukosa sebagai sumber
energi utama
• Otak memperoleh darah dari dua pembuluh darah besar yaitu
sistem karotis (sirkulasi anterior) yang terdapat di leher
bagian depan dan sistem vertebrobasilaris (sirkulasi posterior)
yang terdapat di leher bagian belakang. Dua pasang arteri
karotis dan dua pasang arteri vertebralis ini bertemu dan
menjadi Sirkulus Willisi, yaitu rangkaian arteri pada dasar otak
yang menjadi sumber utama untuk cabang-cabang arteri yang
lain.
• Sirkulus Willisi memungkinkan darah bersirkulasi dari satu
hemisfer ke hemisfer lain dan dari bagian anterior ke posterior
otak. Ini merupakan sistem yang memungkinkan sirkulasi
kolateral jika satu pembuluh mengalami penyumbatan
Sirkulasi Anterior
Arteri karotis yang berada di leher depan
menuju ke atas dibawah tulang rahang
terpecah menjadi dua yaitu arteri karotis
eksterna yang mensuplai darah ke bagian
wajah, dan arteri karotis interna yang masuk
menuju otak.
Sirkulasi Posterior
Arteri vertebralis di kiri-kanan tulang belakang
bersatu menjadi arteri basilaris yang berada di
tengah-tengah otak kecil. Arteri basilaris ini terbagi
menjadi dua kembali, dan masing-masing bertemu
dengan arteri karotis interna kiri-kanan. Sirkulasi
posterior memasok darah ke batang otak,
serebelum, thalamus, dan sebagian lobus
temporalis serta oksipitalis
Aliran Darah Otak
• Dalam keadaan normal aliran darah otak berkisar
45-60ml/100 gr/menit. (berat otak manusia 1300 –
1400 gr)
• Beberapa faktor yang mempengaruhi aliran darah
otak :
– Tekanan darah
– Tahanan vaskuler
– Viskositas darah
– Suhu
Aliran Darah Otak
Lanjutan
• Kekurangan suplai oksigen dan glukosa dapat
mengakibatkan kematian jaringan otak
• Peningkatan tekanan intrakranial dalam batas
tertentu dapat menyebabkan perpindahan
jaringan otak dan herniasi
• TIK normal 5-20 mmHg, pada nilai 33 mmHg
dapat menghambat aliran darah otak, bila
sampai 45 mmHg akan terjadi penghentian
aliran darah otak.
• Trombosis (bekuan darah didalam
pembuluh darah atau leher).
• Embolisme serebral (bekuan darah atau
material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain).
• Iskemia (penurunan aliran darah ke otak).
• Pecahnya pembuluh darah serebral
Penyebab Umum Stroke
Faktor resiko stroke
• Hipertensi
• Penyakit kardiovaskuler  embolisme serebral berasal
dr jantung : penyakit arteri koronaria, gagal jantung
kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, disritmia
• Kolesterol tinggi
• Obesitas
• Viskositas meningkat
• Diabetes melitus
• Merokok
• Penyalahgunaan obat  cocain
• Alkohol
KLASIFIKASI
Stroke Non Haemorrhagic  tipe penyumbatan,
termasuk TIA.Penyebab :
a. Trombosis serebral
1) Oklusi atau stenosis ekstra cranial
a) Atherosclerosis (pengendapan bahan
lipid dalam tunika intima arteri).
b) Spondilosis servikalis.
c) Trauma leher.
d) Angiopati diabetika.
Stroke Non Haemorrhagic
2) Oklusi atau stenosis intra cranial
a) Arteriosclerosis ( perubahan degeneratif arteri 
terjadi penebalan tunika media)  penyebab paling
umum dari stroke.
b) Vasospasme
b. Emboli serebral
1) Asal kardiak : endokarditis, penyakit jantung
reumatik, infark miokard serta infeksi pulmonal.
2) Asal non kardiak : lemak, tumor, udara.
c. Penurunan Perfusi Sistemik
Gagal jantung dan hipotensi sistemik  penurunan
aliran darah ke otak. Hal ini mengakibatkan iskemia
otak.
Stroke Non Haemorrhagic
Lanjutan
• Serangan stroke iskemic sering kali didahului tanda-tanda
peringatan seperti kelemahan atau kesemutan separuh
badan, gangguan bicara, atau gangguan fungsi otak
lainnya yang bersifat sementara (tidak menetap) dan
sembuh spontan dalam beberapa menit (kurang dari 24
jam). Keadaan ini disebut serangan sepintas atau
Transient Ischemic Attack (TIA).
• Biasanya serangan stroke iskemic terjadi pada saat tidak
melakukan aktivitas (tidur).
• Pada saat bangun tidur, penderita tiba-tiba merasakan
kelemahan separuh badan, bicara pelo atau gangguan
fungsi otak fokal lainnya, semakin lama dapat semakin
berat. 4-5 hari kemudian penderita mungkin bisa jatuh
pingsan dan dapat meninggal dunia karena pergeseran
otak.
Stroke Non Haemorrhagic
Lanjutan
Stroke Haemorhagik
 Terjadi mendadak, biasanya terjadi pada
saat penderita melakukan aktivitas.
 Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak pada daerah tertentu.
 Biasanya disertai nyeri kepala hebat, mual,
muntah, bahkan kejang sampai pingsan,
disamping gejala lumpuh badan separuh
atau gangguan fungsi otak lainnya
Penyebab SH secara umum :
• Penyakit pembuluh darah otak (aneurisma,
AVM, hipertensi ensefalopati)
• Tumor otak
• Infeksi (meningoencephalitis)
Stroke Haemorhagik
Lanjutan
LOKASI PEDARAHAN
Perdarahan Ekstradural
Adalah kedaruratan bedah
neuro yang memerlukan
perawatan segera.
 Hal ini biasanya mengikuti
fraktur tengkorak dengan
robekan arteri tengah atau
arteri meningen lain.
 Pasien harus diatasi
dalam beberapa jam
setelah cedera untuk
mempertahankan hidup.
Perdarahan Subdural
• Pada dasarnya sama
dengan perdarahan
epidural, hanya hematom
subdural biasanya terjadi
akibat vena yang robek.
• Periode pembentukan
hematom relatif lebih lama,
tetapi dapat menyebabkan
tekanan pada otak.
• Beberapa pasien mungkin
mengalami hemoragi
subdural kronik tanpa
menunjukkan tanda dan
gejala.
Perdarahan Subarakhnoid
• Dapat terjadi akibat trauma
atau hipertensi.
• Penyebab paling sering
adalah pecahnya suatu
aneurisma atau AVM yang
ruptur.
• Perdarahan subarakhnoid
dapat mengakibatkan
vasospasme pembuluh darah
otak yang mencapai
puncaknya pada hari ke 5-9
dan menghilang setelah
minggu ke 2 - 5.
Gejala Klinik Perdarahan
Subarachnoid
• Nyeri kepala hebat dan awitan terjadi sangat akut,
sering dikatakan seperti " blow to the head" atau
dikatakan " thunderclap headache ". Kadang nyeri
kepala ringan walaupun terjadi sangat akut
disebabkan adanya kebocoran ("warning leak")
sebelum terjadi perdarahan yang besar.
• Segera diikuti penurunan kesadaran atau kejang .
• Mual dan muntah lazim terjadi. Gejala ini bisa
berlangsung beberapa hari.
Perdarahan Intraserebral
• Sebagian besar terjadi akibat hipertensi dan aterosklerosis
serebral.
• Kadang didahului oleh gejala prodromal seperti nyeri
kepala atau pusing, bila hemoragi membesar maka pasien
akan mengalami defisit neurology (penurunan kesadaran)
dan perubahan pada tanda vital.
• Kebanyakan kasus mengalami serangan dalam keadaan
aktif (olah raga, bekerja) dan jarang terjadi dalam keadaan
istirahat / tidur.
• Kasus ini sering terjadi pada kelompok usia 40 – 70 tahun,
pada orang yang lebih muda hemoragi biasanya
disebabkan oleh AVM, hemangioblastoma,. Trauma,
tumor otak dan obat - obatan ( amfetamin dan berbagai
obat aditif).
Efek Patologik Perdarahan
Intraserebral:
• Hematoma menyebabkan brain shift (pergeseran otak).
Dalam beberapa jam pertama hematoma terus meluas
akibat perdarahan terus berlangsung. Dalam 48 jam darah
dan plasma menyebabkan kerusakan sawar darah otak
(blood brain barrier), edema vasogenik diikuti edema
sitotoksik, kerusakan neuron dan nekrosis. Resolusi
hematoma terjadi dalam 4-8 minggu dan meninggalkan
rongga kistik.
• Edema vasogenik : peningkatan volume cairn ekstrasel
karena peningkatan permeabilitas kapiler akibat kerusakan
sawar darah otak.
• Edema sitogenik : peningkatan volume cairan intrasel
karena kegagalan pompa natrium dan kalium akibat akibat
hipoksia, iskemia.
Gejala Klinik Perdarahan
Intraserebral:
• Awitan sangat akut.
• Serangan terjadi saat melakukan aktivitas.
• Disertai keluhan nyeri kepala hebat,
mual,muntah, kejang sampai pingsan,
disamping kelumpuhan separuh badan
atau gangguan fungsi otak lainnya.
• Bila perdarahan sangat luas penderia dapat
meninggal dunia dalam waktu singkat setelah
serangan.
Mekanisme Stroke Oklusi
↓
Penurunan perfusi jaringan serebral
↓
gagal ← kolaterral ← hipoksia
↓ ↓
iskemia → metabolisme anaerob
↓ ↓
Aktivitas elektrolit peningkatan asam laktat
Terganggu ↓
↓ asidosis metabolik
Pompa kalium dan ↓
Natrium gagal → edema serebral
↓
perfusi otak menurun
↓
nekrosis jaringan otak
Manifestasi klinis Stroke
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik yang
bergantung pada lokasi lesi, ukuran area yang
perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran darah
kolateral. Manifestasi klinis antara lain :
1. Kehilangan Motorik  gangguan kontrol motor
volunter, bila pada salah satu sisi tubuh
menunjukkan kerusakan pada neuron pada sisi
yang berlawanan.
a. Hemiplegia (kekuatan otot yang hilang sama
sekali pada separuh tubuh)
b. Hemiparesis (kekuatan otot yang berkurang
pada separuh tubuh)
Manifestasi klinis (Cont,)
2. Kehilangan Komunikasi  stroke adalah
penyebab afasia paling umum.
a. Disartria (ggn bicara karena artikulasi tidak
sempurna)  bicara yang sulit dimengerti.
b. Disfasia atau afasia (kehilangan atau
ketidakmampuan bicara).
c. Apraksia (tidak dapat menemukan kata-kata
yang tepat untuk mengekspresikan sesuatu,
mengatakan kata-kata yang salah sebelum
mengucapkan yang benar)
Manifestasi klinis (Cont,)
3. Gangguan Persepsi  ketidakmampuan
menginterpretasikan sensasi.
a. Disfungsi persepsi visual : homonimus
hemianopsia (kehilangan setengah lapang
pandang)  pasien tidak mampu melihat
makanan pada setengah nampan, tidak
menyadari orang atau obyek di tempat
kehilangan penglihatan; Kehilangan
penglihatan perifer  kesulitan melihat pada
malam hari, tidak menyadari obyek atau
batas obyek.; Diplopia (penglihatan ganda).
Manifestasi klinis (Cont,)
b. Gangguan hubungan visual-spasial (mendapatkan
hubungan dua atau lebih obyek dalam area spasial)
 pasien mungkin tidak dapat memakai pakaian
tanpa bantuan, karena ketidakmampuan untuk
mencocokkan pakaian ke bagian tubuh, menaruh
gelas sebelum diatas meja.
c. Kehilangan sensori : stroke dapat menyebabkan
kerusakan ringan atau berat dalam sensasi, antara
lain dengan kehilangan propriosepsi (kemampuan
untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh
serta kesulitan dalam menginterpretasikan stimuli
visual, taktil dan auditorius.
Manifestasi klinis (Cont,)
4. Kerusakan Fungsi Kognitif dan Efek Psikologik
a. Bila kerusakan terjadi pada lobus frontal, maka
mempelajari kapasitas, memori atau fungsi
intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin
rusak. Hal ini ditunjukkan dengan lapang
perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman,
lupa dan kurang motivasi
b. Masalah psikologik lain yang umum terjadi
adalah labilitas emosional, bermusuhan,
frustrasi, dendam dan kurang kerja sama.
Manifestasi klinis (Cont,)
5. Disfungsi Kandung Kemih
 Inkontinensia urinarius sementara  akibat
konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan
kebutuhan dan ketidakmampuan menggunakan
urinal.
 Kandung kemih mengalami atoni dengan
kerusakan sensasi dalam respon terhadap
pengisian kandung kemih.
 Kadang – kadang kontrol sfingter urinarius
hilang atau berkurang.
 Inkontinensia ani dan urine yang berlanjut
menunjukkan kerusakan neurologik luas.
Penatalaksanaan Stroke Fase
Akut
1. Pemeliharaan jalan nafas dan ventilasi adekuat
adalah prioritas utama pada fase akut.
2. Pemeliharaan volume dan tekanan darah adekuat
3. Pasien diatur dalam posisi lateral dengan tempat
tidur bagian kepala agak ditinggikan.
4. Intubasi endotrakhea dan ventilasi mekanik perlu
dilakukan untuk pasien dengan stroke massif.
5. Pasien dipantau untuk kemungkinan adanya
komplikasi pulmonal (aspirasi, atelektasis).
6. Koreksi kelainan gangguan lain seperti payah
jantung atau aritmia.
Pengobatan Medis
1. Pemberian diuretic untuk menurunkan
edema serebral
2. Antikoagulan untuk mencegah terjadinya
atau memberatnya trombosis atau
embolisasi dari tempat lain pada system
kardiovaskuler.
3. Obat penghambat trombosit (aspirin).
Kemungkinan kecacatan yang berkaitan
dengan stroke
1. Stroke hemisfer kiri :
Belahan otak kiri mengontrol gerakan dan fungsi
sensoris sisi kanan tubuh, mengontrol kemampuan
bicara dan bahasa. Mereka yang selamat dari stroke
belahan otak kiri dapat mengalami gangguan berikut :
 Kelumpuhan (hemiplegia) atau kehilangan kekuatan
(hemiparesis) sisi kanan tubuh.
 Mati rasa dan kesemutan di sisi kanan tubuh
(hemianestesia)
 Kesulitan berbicara dan berbahasa (disfasia/afasia),
seperti menyebutkan nama benda dan menyampaikan
pikiran, menulis, membaca atau memahami
pembicaraan.
 Perilaku lambat dan sangat hati – hati.
2. Stroke hemisfer kanan
Belahan kanan otak mengontrol gerakan dan fungsi sensoris sisi kiri
tubuh, mengontrol tugas-tugas analisis dan persepsi, seperti menilai
jarak, ukuran, kecepatan, atau posisi dan melihat bagaimana bagian-
bagian saling berkaitan dalam satu kesatuan. Mereka yang selamat
dari stroke di belahan kanan otak dapat terkena gangguan sebagai
berikut:
 Kumpuhan (hemiplegia) atau kehilangan kekuatan (hemiparesis) di
sisi kiri tubuh
 Mati rasa dan kesemutan di sisi kiri tubuh (hemianestesia)
 Penurunan kemampuan spasial dan persepsi sehingga salah
menilai jarak, tidak dapat mengarahkan tangan untuk mengambil
barang, menutup kancing baju atau mengikat tali sepatu.
 Kehilangan wawasan dan tidak menyadari masalah., contoh nekat
berjalan tanpa bantuan atau bersikeras mengendarai mobil/motor.
 Kehilangan bidang visi sebelah kiri (hemianopia) sehingga
“melupakan” atau “mengabaikan” benda atau orang-orang di sisi
kiri.
 Kehilangan memori jangka pendek.
Pemeriksaan Diagnostik
• Rontgen kepala dan medula spinalis
• Elektro encephalografi
• Punksi lumbal
• Angiografi
• Computerized Tomografi Scanning ( CT. Scan)
• Magnetic Resonance Imaging
TIA (Transient Ischemic Attack)
• Defisit neurologis fokal sesaat yang
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
• Secara umum mempunyai mekanisme yang
mirip dengan stroke trombo emboli.
• Penyebab klinis adalah kerusakan aliran darah
temporer pada bagian otak tertentu karena
berbagai alas an.
• Bersifat reversible, kebanyakan defisit
neurologis (mis : kehilangan fungsi motorik,
sensorik atau visual tiba - tiba) hanya
berlangsung beberapa detik atau menit.
TIA (Transient Ischemic Attack)
cont,
• Gejala klinis tergantung pada daerah yang
terlibat :
– Bila mengenai arteri karotis dan serebral :
adanya kebutaan atau penurunan lapang
pandang pada satu mata yang tiba - tiba,
hemiplegia, gangguan bicara dan kekacauan
mental.
– Bila mengenai arteri vertebrobasilar : pening,
diplopia, kesemutan atau kebas pada tangan
atau kaki dan disartria.
TIA (Transient Ischemic Attack) cont,
• Evaluasi diagnostik
– Terdengar “bruit” (bunyi abnormal yang
terdengar pada auskultasi) diatas arteri
karotis.
– Terdapat penurunan atau tidak adanya
pulsasai karotis pada leher.
• Angiografi substraksi digital untuk
memastikan obstruksi arteri karotis dan
memberikan informasi pada pola aliran
darah serebral.
TIA (Transient Ischemic Attack) cont,
Penatalaksanaan TIA :
1. Terapi antikoagulan
2. Obat penghambat trombosit (aspirin).
3. Pengobatan terhadap penyakit primer : hipertensi,
hiperglikemia.
4. Penghentian merokok.
5. Intervensi pembedahan :
a. Endarterektomi : pengangkatan plak aterosklerotik
atau thrombus.
b. Angioplasty : pemasangan kateter dengan balon
ke dalam arteri untuk memecahkan plak dan
mendilatasi arteri
Region of the
Cerebrum Damaged
by Stroke
Signs and Symptoms
Wernicke's area (central
language area)
Difficulty speaking understandably and
comprehending speech; confusion
between left and right; difficulty reading,
writing, naming objects, and calculating
Broca's area (speech) Difficulty speaking and, sometimes, writing
Parietal lobe on the left side
of the brain
Loss of coordination of the right arm and
leg
Facial and limb areas of the
motor cortex on the left
side of the brain
Paralysis of the right arm and leg and the
right side of the face
Facial and arm areas of the
sensory cortex
Absence of sensation in the right arm and
the right side of the face Optic radiation
Loss of the right half of the visual field
of both eyes
Yang Perlu Diperhatikan pada
penderita Stroke
1. BREATH
Pasien yang mengalami penurunan kesadaran
perlu ditidurkan dalam posisi miring untuk
menjaga agar jangan sampai terjadi sumbatan
jalan nafas karena pangkal lidah yang jatuh ke
belakang atau aspirasi. Pesangan pipa
endotrakeal, penghisapan lendir
2. BLOOD
a. Tekanan Darah
Tekanan darah harus dipantau setiap 2-4 jam.
Tekanan darah yang tinggi sering dijumpai
pada stroke fase akut, dan sering kali turun
dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu.
Perlu diperhatikan beberapa hal berkaitan
dengan peningkatan tekanan darah seperti
nyeri kepala.
b. Gula darah
 Hipoglikemia dan hiperglikemia harus diperbaiki
karena sama-sama dapat memperburuk
keadaan klinik, terutama pada penderita dengan
peningkatan tekanan intrakranial.
 Hiperglikemia persisten (kadar glukosa darah
200 mg/dL atau lebih) selama 24 jam pertama
setelah serangan stroke merupakan prediktor
independen adanya pertambahan volume infark
sehingga memerlukan pengobatan insulin secara
agresif sampai kadar glukosa berkisar antara 80-
140 mg/dL.
3. BRAIN
a. Penurunan kesadaran
Pemantauan GCS, TTV tiap 2-4 jam bahkan lebih
sering bila dianggap perlu. Waspadai terjadinya
aspirasi.
b. Kejang
Pada stroke iskemik kejang Semakin memperparah
kerusakan otak karena meningkatkan kebutuhan otak
terhadap oksigen. Pada stroke perdarahan kejang
akan mengakibatkan perdarahan berulang. Untuk
mencegah serangan berulang diberi suntikan
diazepam intravena menghindari kemungkinan
c. Peningkatan TIK
 Pada Stroke haemorhagik, PTIK terjadi pada
awal serangan, sedangkan stroke iskhemic PTIK
terjadi paa 24-96 jam setelah serangan.
 Penderita dengan infark yang luas perlu
ditidurkan dengan posisi 30 derajat
 Rasa nyeri, cemas, distensi kandung kemih dan
konstipasi harus diatasi karena dapat
meningkatkan TIK. Penghisapan lendir juga
dapat meningkatkan TIK
d. Fungsi Serebri
 Status mental
 Lobus frontal: gangguan kognitif/Fungsi intelektual,
gangguan psikologis
 Kemampuan bahasa
 Hemisfer : kontralateral
 Pemeriksaan saraf kranial
 Sistem motorik  kehilangan kontrol volunter thd
gerakan motorik  hemiplegia, tonus otot meningkat,
kekuatan otot nilai 0 pada sisi yg sakit, gangguan
keseimbangan dan koordinasi
 Pemeriksaan refleks: refleks dalam, ligamentum,
tendon normal; refleks fisiologis pd sisi yg sakit
menghilang, setelah bbrp hari muncul didahului
refleks patologis
4. Bowel
a. Fungsi saluran cerna
Konstipasi dapat menyebabkan PTIK, enema
perlu dilakukan bila penderita tidak bisa BAB
selama lebih 3 hari.
b. Nutrisi
Penderita stroke sebaiknya dipuasakan dalam
24-48 jam setelah serangan stroke terutama
pada infark atau perdarahan yang luas. Hal ini
untuk mencegah aspirasi.
5. Bone and body skin
• Gangguan kontrol motor volunter  disfungsi
motor  hemiplegia kontralateral (paralisis pd
salah satu sisi), hemiparesis
• Pada kulit  pucat (kurang O2), turgor jelek
(kurang cairan), tanda dekubitus (akibat
imobilisasi)
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah
serebral
• Endarterektomi karotis membentuk kembali arteri
karotis , yaitu dengan membuka arteri karotis di
leher.
• Revaskularisasi terutama merupakan tindakan
pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh
pasien TIA.
• Evakuasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
• Ligasi arteri karotis komunis di leher khususnya
pada aneurisma.
Komplikasi
• Berhubungan dengan immobilisasi : infeksi
pernafasan, nyeri pada daerah tertekan,
konstipasi dan thromboflebitis.
• Berhubungan dengan paralisis : nyeri pada
daerah punggung, dislokasi sendi, deformitas
dan terjatuh
• Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi
dansakit kepala.
• Hidrocephalus
Asuhan Keperawatan Pasien Stroke
1. Pengkajian
– Riwayat kesehatan : adanya riwayat penyakit yang
menjadi factor resiko, riwayat penyakit keluarga,
riwayat pengobatan.
– Pengkajian Fisik, kaji terhadap :
• Perubahan pada tingkat kesadaran atau
responsivitas terhadap stimulasi, orientasi
terhadap tempat, waktu dan orang.
• Ada atau tidaknya gerakan volunteer atau
involunter ekstremitas, tonus otot, postur tubuh
dan posisi kepala.
• Kekakuan atau flaksiditas leher.
• Pembukaan mata, ukuran pupil dan reaksi
terhadap cahaya dan posisi ocular.
1. Pengkajian (Cont,)
– Warna wajah dan ekstremitas, suhu dan
kelembaban kulit.
– Kualitas dan frekuensi nadi serta pernafasan,
analisa gas darah, suhu tubuh dan tekanan
arteri.
– Kemampuan untuk bicara.
– Intake output dalam 24 jam.
• Pengkajian keperawatan harus berlanjut dengan
memfokuskan pada kerusakan fungsi aktivitas
sehari – hari pasien, karena kualitas hidup setelah
stroke sangat berkaitan dengan status fungsi
pasien.
• Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral b.d oklusi otak,
perdarahan, vasospasme dan edema otak
• Kerusakan mobilitas fisik yang b.d hemiparesis,
kehilangan keseimbangan dan koordinasi, spastisitas,
kerusakan otak.
• Kurang perawatan diri yang b.d hemiparesis.
• Inkontinensia yang b.d kandung kemih flaksid,
ketidakstabilan detrusor, kesulitan dalam berkomunikasi.
• Perubahan proses berfikir yang b.d kerusakan otak,
konfusi, ketidakmampuan mengikuti instruksi.
• Kerusakan komunikasi verbal yang b.d kerusakan otak.
• Resiko kerusakan integritas kulit yang b.d hemiparesis,
penurunan mobilitas.
• Perubahan proses keluarga / peran yang b.d status
kesehatan.
2. Diagnosa keperawatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Meningkatkan perfusi jaringan cerebral
• Posisi kepala ditinggikan sedikit dengan posisi netral
(hanya tempat tidurnya saja yang ditinggikan)
• Pertahankan istirahat di tempat tidur, beri lingkungan
yang tenang.
• Cegah mengedan yang terlalu kuat, bantu dengan
latihan nafas.  Valvasa manuver akan meningkatkan
TIK dan berisiko terjadinya perdarahan kembali.
• Berikan oksigen bila ada indikasi  Menurunkan
hipoksemia, yang dapat menyebabkan vasodilatasi
cerebral dan peningkatan tekanan formasi edema.
Intervensi keperawatan (Cont,)
Memperbaiki mobilitas dan mencegah
deformitas
– Pemberian posisi yang benar untuk
mencegah kontraktur.
– Memasang papan kaki untuk mencegah
footdrop.
– Memberikan latihan pasif pada ektremitas
yang sakit 4 – 5 kali sehari.
– Menyiapkan ambulasi
Mencapai kemampuan perawatan diri.
• Mengikutsertakan sisi yang sakit dalam melakukan
aktivitas sehari – hari, seperti menyisir rambut,
makan, dll.
• Ajari berbagai keterampilan motorik dengan
pengulangan.
• Yakinkan bahwa sisi yang sakit harus tetap dilatih.
• Sediakan barang – barang yang mudah digunakan,
mis : tissue dalam kotak lebih mudah digunakan
dari pada tissue gulung, pakaian yang longgar
engan kancing di depan, dll.
Intervensi keperawatan (Cont,)
Mendapatkan kontrol kandung kemih.
• Kaji pola berkemih.
• Buat jadwal untuk berkemih.
Memperbaiki proses berfikir.  dalam hal ini peran
perawat lebih banyak bersifat suportif :
• Kaji hasil pemeriksaan neuropsikologik.
• Observasi pasien kemudian berikan umpan balik positif.
• Menyampaikan sikap percaya dan berpengharapan.
• Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam
membentuk program latihan.
Intervensi keperawatan (Cont,)
Mencapai komunikasi  intervensi keperawatan
mencakup melakukan segala sesuatu untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif dalam
berkomunikasi
– Memperlakukan pasien sebagai orang dewasa.
– Berbicara lambat dan mempertahankan bahasa
dengan instruksi yang konsisten.
– Satu instruksi diberikan pada satu kesatuan waktu.
– Sediakan waktu untuk proses menjawab.
– Penggunaan sikap tubuh dapat meningkatkan
pemahaman.
Intervensi keperawatan (Cont,)
Mempertahankan integritas kulit.
• Kaji kondisis kulit terutama pada area penonjolan.
• Atur jadwal mengubah posisi dan membalik tubuh.
• Gunakan tempat tidur khusus (yang menggunakan
dekubitor).
• Jaga kulit pasien agar tetap bersih dan kering.
• Lakukan massase pada area kulit yang sehat.
• Pertahankan nutrisi yang adekuat.
Intervensi keperawatan (Cont,)
Meningkatkan koping keluarga melalui penyuluhan
kesehatan
• Keluarga diberikan informasi tentang kondisi yang
mungkin timbul pada pasien stroke ( hemiplegia,
labilitas emosi : pasien dapat tertawa dan
menangis dengan mudah, menjadi peka rangsang
dan banyak permintaan, depresi dan bingung).
• Yakinkan bahwa rasa cinta dan kehangatan
keluarga adalah bagian dari terapi
• Keluarga diberikan informasi bahwa rehabilitasi
pada pasien hemiplegia membutuhkan waktu yang
lama.
Intervensi keperawatan (Cont,)
Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
• Keluarga diberi penjelasan bahwa pasien akan mudah
mengalami kelelahan, menjadi peka dan mudah kecewa
dengan kejadian kecil, menunjukkan kurang minat terhadap
sesuatu dan kemunduran intelektual.
• Berkolaborasi dengan ahli wicara dalam melatih kemampuan
berkomunikasi.
• Memberikan terapi anti depresan sesuai dengan program bila
pasien mengalami depresi berat.
• Memodifikasi rumah terutama dalam tata ruang untuk
membantu pasien menjadi lebih mandiri.
• Mengikut sertakan dalam kelompok komunitas stroke.
• Latihan melakukan fisioterapi.
• Memantau dan menatalaksanakan potensial komplikasi :
memonitor tanda vital dan status oksigenisasi, menyiapkan
alat – alat emergensi (oksigen, penghisap lendir) dirumah.
Intervensi keperawatan (Cont,)
ANEURISMA SEREBRI
Pengertian
• Aneurisma merupakan suatu keadaan
dimana terjadi pelebaran arteri pada
suatu tempat sehingga dindingnya
menjadi tipis dan mudah pecah.
• Aneurisma Serebri adalah pelebaran
atau menggelembungnya dinding
pembuluh darah di otak.
Penyabab Aneurisma :
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti
penyebab pasti dari aneurisma, tetapi kemungkinan
karena :
– Aterosklerosis yang mengakibatkan kerusakan
dinding pembuluh darah.
– Congenital (kelemahan dinding pembuluh darah).
– Penyakit vaskuler hipertensi.
– Trauma kepala dan pertambahan usia
– Infeksi
Patofisiologi :
Aneurisma pecah
Perdarahan (subarakhnoid)SH
Metabolisme otak rusak, PTIK .
Otak mengalami cedera atau iskemia akibat
penurunan perfusi, adanya tekanan dan spasme
vaskuler
Gejala :
• Gangguan neurologis biasanya timbul
sesuai dengan lokasi aneurismanya mis :
hilangnya penglihatan, diplopia, ptosis
terjadi pada saat aneurisma berdekatan
dengan saraf okulomotorius.
• Bila aneurisma pecah pasien akan
mengalami defisit neurology, diikuti
dengan koma bahkan kematian.
Tipe Aneurisma :
• Tipe fusiform  pembuluh darah
mengalami kelemahan dinding yang
melingkari pembuluh darah setempat
sehingga menyerupai badan botol
• Tipe sakuler atau aneurisma kantong (90–
95%). Pada aneurisma ini, kelemahan hanya
pada satu permukaan pembuluh darah
sehingga dapat berbentuk seperti kantong
dan mempunyai tangkai atau leher.
Komplikasi :
Aneurisma yang pecah dapat mengakibatkan :
• Perdarahan subarachnoid, intra serebral, subdural
• Infark serebri
• hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi
hidrosephalus normotensif
• Aneurisma a. carotis interna dapat menjadi fistula
caroticocavernosum.
• Masuk ke sinus sphenoid bisa timbul epistaksis.
Bahaya dari Aneurisma adalah pecahnya Aneurisma
tersebut sehingga menyebabkan terjadinya stroke
atau kematian.
Pemeriksaan Diagnostik :
• Brain CT  menunjukkan lokasi
perdarahan/ aneurisma.
• Lumbak Pungtie  menunjukkan adanya
darah dam LCS.
• Angiografi serebral  menunjukkan
lokasi dan ukuran aneurisma serta
memberi informasi tentang arteri yang
terkena.
Penanganan Aneurisma :
• Secara umum : bed rest dalam lingkungan yang gelap dan
tenang, mencegah konstipasi, mengejan atau batuk yang
kuat.
• Intervensi bedah : mereparasi aneurisma yang ruptur.
• Pemberian isoptin dan nifedipin untuk penatalaksanaan
vasospasme serebral.
• Bila pasien memperlihatkan adanya kemunduran akibat
peningkatan TIK dilakukan pengeluaran cairan intrakranial
melalui lumbal pungtie dan pemberian manitol.
• Bila pasien mendapatkan terapi manitol harus dipantau
status hidrasi.
• Jika tekanan darah tinggi diberikan antihipertensif.
• Diberikan agens – agens antikonvulsi sebagai profilaksis.
• Obat pelunak feses digunakan untuk menghindari
konstipasi.
• Analgetik mungkin diberikan untuk mengatasi nyeri kepala
dan leher.
AVM / Malformasi Arterio – Venosus
• Merupakan suatu kelainan bawaan dimana terjadi
hubungan langsung antara arteri dan vena tanpa
melalui pembuluh darah perifer.
• Gejala :
– Menimbulkan gejala – gejala perdarahan
subarakhnoid dan gangguan serebellum, batang
otak, saraf otak, PTIK serta kejang.
– Gejala lain : gangguan motorik dan sensorik,
sakit kepala/ migrain, hemiparese, gangguan
mental.
• Penanganan : operasi merupakan satu – satunya
tindakan.
STROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
STROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
STROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

More Related Content

Similar to STROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Similar to STROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm (20)

Cva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomyCva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomy
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Case neuro
Case neuroCase neuro
Case neuro
 
Makalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeMakalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan stroke
 
Lp stroke iwan
Lp stroke iwanLp stroke iwan
Lp stroke iwan
 
tak
taktak
tak
 
Ca
CaCa
Ca
 
Kelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem sarafKelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem saraf
 
Kelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem sarafKelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem saraf
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
Asuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snhAsuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snh
 
Laporan pendahuluan stroke hemoragik
Laporan pendahuluan stroke hemoragikLaporan pendahuluan stroke hemoragik
Laporan pendahuluan stroke hemoragik
 
-Ppt-Stroke-Iskemik-A.pptx
-Ppt-Stroke-Iskemik-A.pptx-Ppt-Stroke-Iskemik-A.pptx
-Ppt-Stroke-Iskemik-A.pptx
 
Laporan pendahuluan stroke
Laporan pendahuluan strokeLaporan pendahuluan stroke
Laporan pendahuluan stroke
 
Askep cedera otak berat
Askep cedera otak beratAskep cedera otak berat
Askep cedera otak berat
 
UA-Peningkatan TIK.pptx
UA-Peningkatan TIK.pptxUA-Peningkatan TIK.pptx
UA-Peningkatan TIK.pptx
 
tentang shock
tentang shocktentang shock
tentang shock
 
Cidera kepala
Cidera kepalaCidera kepala
Cidera kepala
 
68839012 hemiparese
68839012 hemiparese68839012 hemiparese
68839012 hemiparese
 
MIND MAPPING LP NHS_Tri Fitri Inriani.pdf
MIND MAPPING LP NHS_Tri Fitri Inriani.pdfMIND MAPPING LP NHS_Tri Fitri Inriani.pdf
MIND MAPPING LP NHS_Tri Fitri Inriani.pdf
 

Recently uploaded

KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 

Recently uploaded (14)

KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 

STROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

  • 1. L/O/G/O ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN STROKE OLEH : WASIJATI
  • 2. Definisi • Menurut WHO. (1989) Stroke adalah disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu. • Gangguan fungsi otak, fokal atau global, timbul mendadak berlangsung lebih dari 24 jam, kadang-kadang berakhir dengan kematian sebelum 24 jam yang disebabkan gangguan peredaran darah otak Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak.
  • 3. Peredaran Darah Otak • Berat otak 2% dari berat badan, 18% dari seluruh volume darah beredar dalam sirkulasi darah otak. • Otak menggunakan 20% dari oksigen yang dihirup melalui paru dan mengkonsumsi sejumlah glukosa sebagai sumber energi utama • Otak memperoleh darah dari dua pembuluh darah besar yaitu sistem karotis (sirkulasi anterior) yang terdapat di leher bagian depan dan sistem vertebrobasilaris (sirkulasi posterior) yang terdapat di leher bagian belakang. Dua pasang arteri karotis dan dua pasang arteri vertebralis ini bertemu dan menjadi Sirkulus Willisi, yaitu rangkaian arteri pada dasar otak yang menjadi sumber utama untuk cabang-cabang arteri yang lain. • Sirkulus Willisi memungkinkan darah bersirkulasi dari satu hemisfer ke hemisfer lain dan dari bagian anterior ke posterior otak. Ini merupakan sistem yang memungkinkan sirkulasi kolateral jika satu pembuluh mengalami penyumbatan
  • 4.
  • 5. Sirkulasi Anterior Arteri karotis yang berada di leher depan menuju ke atas dibawah tulang rahang terpecah menjadi dua yaitu arteri karotis eksterna yang mensuplai darah ke bagian wajah, dan arteri karotis interna yang masuk menuju otak.
  • 6. Sirkulasi Posterior Arteri vertebralis di kiri-kanan tulang belakang bersatu menjadi arteri basilaris yang berada di tengah-tengah otak kecil. Arteri basilaris ini terbagi menjadi dua kembali, dan masing-masing bertemu dengan arteri karotis interna kiri-kanan. Sirkulasi posterior memasok darah ke batang otak, serebelum, thalamus, dan sebagian lobus temporalis serta oksipitalis
  • 7. Aliran Darah Otak • Dalam keadaan normal aliran darah otak berkisar 45-60ml/100 gr/menit. (berat otak manusia 1300 – 1400 gr) • Beberapa faktor yang mempengaruhi aliran darah otak : – Tekanan darah – Tahanan vaskuler – Viskositas darah – Suhu
  • 8. Aliran Darah Otak Lanjutan • Kekurangan suplai oksigen dan glukosa dapat mengakibatkan kematian jaringan otak • Peningkatan tekanan intrakranial dalam batas tertentu dapat menyebabkan perpindahan jaringan otak dan herniasi • TIK normal 5-20 mmHg, pada nilai 33 mmHg dapat menghambat aliran darah otak, bila sampai 45 mmHg akan terjadi penghentian aliran darah otak.
  • 9. • Trombosis (bekuan darah didalam pembuluh darah atau leher). • Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain). • Iskemia (penurunan aliran darah ke otak). • Pecahnya pembuluh darah serebral Penyebab Umum Stroke
  • 10. Faktor resiko stroke • Hipertensi • Penyakit kardiovaskuler  embolisme serebral berasal dr jantung : penyakit arteri koronaria, gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, disritmia • Kolesterol tinggi • Obesitas • Viskositas meningkat • Diabetes melitus • Merokok • Penyalahgunaan obat  cocain • Alkohol
  • 12. Stroke Non Haemorrhagic  tipe penyumbatan, termasuk TIA.Penyebab : a. Trombosis serebral 1) Oklusi atau stenosis ekstra cranial a) Atherosclerosis (pengendapan bahan lipid dalam tunika intima arteri). b) Spondilosis servikalis. c) Trauma leher. d) Angiopati diabetika. Stroke Non Haemorrhagic
  • 13. 2) Oklusi atau stenosis intra cranial a) Arteriosclerosis ( perubahan degeneratif arteri  terjadi penebalan tunika media)  penyebab paling umum dari stroke. b) Vasospasme b. Emboli serebral 1) Asal kardiak : endokarditis, penyakit jantung reumatik, infark miokard serta infeksi pulmonal. 2) Asal non kardiak : lemak, tumor, udara. c. Penurunan Perfusi Sistemik Gagal jantung dan hipotensi sistemik  penurunan aliran darah ke otak. Hal ini mengakibatkan iskemia otak. Stroke Non Haemorrhagic Lanjutan
  • 14. • Serangan stroke iskemic sering kali didahului tanda-tanda peringatan seperti kelemahan atau kesemutan separuh badan, gangguan bicara, atau gangguan fungsi otak lainnya yang bersifat sementara (tidak menetap) dan sembuh spontan dalam beberapa menit (kurang dari 24 jam). Keadaan ini disebut serangan sepintas atau Transient Ischemic Attack (TIA). • Biasanya serangan stroke iskemic terjadi pada saat tidak melakukan aktivitas (tidur). • Pada saat bangun tidur, penderita tiba-tiba merasakan kelemahan separuh badan, bicara pelo atau gangguan fungsi otak fokal lainnya, semakin lama dapat semakin berat. 4-5 hari kemudian penderita mungkin bisa jatuh pingsan dan dapat meninggal dunia karena pergeseran otak. Stroke Non Haemorrhagic Lanjutan
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21. Stroke Haemorhagik  Terjadi mendadak, biasanya terjadi pada saat penderita melakukan aktivitas.  Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah tertentu.  Biasanya disertai nyeri kepala hebat, mual, muntah, bahkan kejang sampai pingsan, disamping gejala lumpuh badan separuh atau gangguan fungsi otak lainnya
  • 22.
  • 23. Penyebab SH secara umum : • Penyakit pembuluh darah otak (aneurisma, AVM, hipertensi ensefalopati) • Tumor otak • Infeksi (meningoencephalitis) Stroke Haemorhagik Lanjutan
  • 24.
  • 25. LOKASI PEDARAHAN Perdarahan Ekstradural Adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan segera.  Hal ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah atau arteri meningen lain.  Pasien harus diatasi dalam beberapa jam setelah cedera untuk mempertahankan hidup.
  • 26. Perdarahan Subdural • Pada dasarnya sama dengan perdarahan epidural, hanya hematom subdural biasanya terjadi akibat vena yang robek. • Periode pembentukan hematom relatif lebih lama, tetapi dapat menyebabkan tekanan pada otak. • Beberapa pasien mungkin mengalami hemoragi subdural kronik tanpa menunjukkan tanda dan gejala.
  • 27. Perdarahan Subarakhnoid • Dapat terjadi akibat trauma atau hipertensi. • Penyebab paling sering adalah pecahnya suatu aneurisma atau AVM yang ruptur. • Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah otak yang mencapai puncaknya pada hari ke 5-9 dan menghilang setelah minggu ke 2 - 5.
  • 28. Gejala Klinik Perdarahan Subarachnoid • Nyeri kepala hebat dan awitan terjadi sangat akut, sering dikatakan seperti " blow to the head" atau dikatakan " thunderclap headache ". Kadang nyeri kepala ringan walaupun terjadi sangat akut disebabkan adanya kebocoran ("warning leak") sebelum terjadi perdarahan yang besar. • Segera diikuti penurunan kesadaran atau kejang . • Mual dan muntah lazim terjadi. Gejala ini bisa berlangsung beberapa hari.
  • 29. Perdarahan Intraserebral • Sebagian besar terjadi akibat hipertensi dan aterosklerosis serebral. • Kadang didahului oleh gejala prodromal seperti nyeri kepala atau pusing, bila hemoragi membesar maka pasien akan mengalami defisit neurology (penurunan kesadaran) dan perubahan pada tanda vital. • Kebanyakan kasus mengalami serangan dalam keadaan aktif (olah raga, bekerja) dan jarang terjadi dalam keadaan istirahat / tidur. • Kasus ini sering terjadi pada kelompok usia 40 – 70 tahun, pada orang yang lebih muda hemoragi biasanya disebabkan oleh AVM, hemangioblastoma,. Trauma, tumor otak dan obat - obatan ( amfetamin dan berbagai obat aditif).
  • 30.
  • 31. Efek Patologik Perdarahan Intraserebral: • Hematoma menyebabkan brain shift (pergeseran otak). Dalam beberapa jam pertama hematoma terus meluas akibat perdarahan terus berlangsung. Dalam 48 jam darah dan plasma menyebabkan kerusakan sawar darah otak (blood brain barrier), edema vasogenik diikuti edema sitotoksik, kerusakan neuron dan nekrosis. Resolusi hematoma terjadi dalam 4-8 minggu dan meninggalkan rongga kistik. • Edema vasogenik : peningkatan volume cairn ekstrasel karena peningkatan permeabilitas kapiler akibat kerusakan sawar darah otak. • Edema sitogenik : peningkatan volume cairan intrasel karena kegagalan pompa natrium dan kalium akibat akibat hipoksia, iskemia.
  • 32. Gejala Klinik Perdarahan Intraserebral: • Awitan sangat akut. • Serangan terjadi saat melakukan aktivitas. • Disertai keluhan nyeri kepala hebat, mual,muntah, kejang sampai pingsan, disamping kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak lainnya. • Bila perdarahan sangat luas penderia dapat meninggal dunia dalam waktu singkat setelah serangan.
  • 33. Mekanisme Stroke Oklusi ↓ Penurunan perfusi jaringan serebral ↓ gagal ← kolaterral ← hipoksia ↓ ↓ iskemia → metabolisme anaerob ↓ ↓ Aktivitas elektrolit peningkatan asam laktat Terganggu ↓ ↓ asidosis metabolik Pompa kalium dan ↓ Natrium gagal → edema serebral ↓ perfusi otak menurun ↓ nekrosis jaringan otak
  • 34. Manifestasi klinis Stroke Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik yang bergantung pada lokasi lesi, ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Manifestasi klinis antara lain : 1. Kehilangan Motorik  gangguan kontrol motor volunter, bila pada salah satu sisi tubuh menunjukkan kerusakan pada neuron pada sisi yang berlawanan. a. Hemiplegia (kekuatan otot yang hilang sama sekali pada separuh tubuh) b. Hemiparesis (kekuatan otot yang berkurang pada separuh tubuh)
  • 35. Manifestasi klinis (Cont,) 2. Kehilangan Komunikasi  stroke adalah penyebab afasia paling umum. a. Disartria (ggn bicara karena artikulasi tidak sempurna)  bicara yang sulit dimengerti. b. Disfasia atau afasia (kehilangan atau ketidakmampuan bicara). c. Apraksia (tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan sesuatu, mengatakan kata-kata yang salah sebelum mengucapkan yang benar)
  • 36. Manifestasi klinis (Cont,) 3. Gangguan Persepsi  ketidakmampuan menginterpretasikan sensasi. a. Disfungsi persepsi visual : homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang pandang)  pasien tidak mampu melihat makanan pada setengah nampan, tidak menyadari orang atau obyek di tempat kehilangan penglihatan; Kehilangan penglihatan perifer  kesulitan melihat pada malam hari, tidak menyadari obyek atau batas obyek.; Diplopia (penglihatan ganda).
  • 37. Manifestasi klinis (Cont,) b. Gangguan hubungan visual-spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih obyek dalam area spasial)  pasien mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan, karena ketidakmampuan untuk mencocokkan pakaian ke bagian tubuh, menaruh gelas sebelum diatas meja. c. Kehilangan sensori : stroke dapat menyebabkan kerusakan ringan atau berat dalam sensasi, antara lain dengan kehilangan propriosepsi (kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh serta kesulitan dalam menginterpretasikan stimuli visual, taktil dan auditorius.
  • 38. Manifestasi klinis (Cont,) 4. Kerusakan Fungsi Kognitif dan Efek Psikologik a. Bila kerusakan terjadi pada lobus frontal, maka mempelajari kapasitas, memori atau fungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Hal ini ditunjukkan dengan lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa dan kurang motivasi b. Masalah psikologik lain yang umum terjadi adalah labilitas emosional, bermusuhan, frustrasi, dendam dan kurang kerja sama.
  • 39. Manifestasi klinis (Cont,) 5. Disfungsi Kandung Kemih  Inkontinensia urinarius sementara  akibat konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan dan ketidakmampuan menggunakan urinal.  Kandung kemih mengalami atoni dengan kerusakan sensasi dalam respon terhadap pengisian kandung kemih.  Kadang – kadang kontrol sfingter urinarius hilang atau berkurang.  Inkontinensia ani dan urine yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologik luas.
  • 40. Penatalaksanaan Stroke Fase Akut 1. Pemeliharaan jalan nafas dan ventilasi adekuat adalah prioritas utama pada fase akut. 2. Pemeliharaan volume dan tekanan darah adekuat 3. Pasien diatur dalam posisi lateral dengan tempat tidur bagian kepala agak ditinggikan. 4. Intubasi endotrakhea dan ventilasi mekanik perlu dilakukan untuk pasien dengan stroke massif. 5. Pasien dipantau untuk kemungkinan adanya komplikasi pulmonal (aspirasi, atelektasis). 6. Koreksi kelainan gangguan lain seperti payah jantung atau aritmia.
  • 41. Pengobatan Medis 1. Pemberian diuretic untuk menurunkan edema serebral 2. Antikoagulan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya trombosis atau embolisasi dari tempat lain pada system kardiovaskuler. 3. Obat penghambat trombosit (aspirin).
  • 42. Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan stroke 1. Stroke hemisfer kiri : Belahan otak kiri mengontrol gerakan dan fungsi sensoris sisi kanan tubuh, mengontrol kemampuan bicara dan bahasa. Mereka yang selamat dari stroke belahan otak kiri dapat mengalami gangguan berikut :  Kelumpuhan (hemiplegia) atau kehilangan kekuatan (hemiparesis) sisi kanan tubuh.  Mati rasa dan kesemutan di sisi kanan tubuh (hemianestesia)  Kesulitan berbicara dan berbahasa (disfasia/afasia), seperti menyebutkan nama benda dan menyampaikan pikiran, menulis, membaca atau memahami pembicaraan.  Perilaku lambat dan sangat hati – hati.
  • 43. 2. Stroke hemisfer kanan Belahan kanan otak mengontrol gerakan dan fungsi sensoris sisi kiri tubuh, mengontrol tugas-tugas analisis dan persepsi, seperti menilai jarak, ukuran, kecepatan, atau posisi dan melihat bagaimana bagian- bagian saling berkaitan dalam satu kesatuan. Mereka yang selamat dari stroke di belahan kanan otak dapat terkena gangguan sebagai berikut:  Kumpuhan (hemiplegia) atau kehilangan kekuatan (hemiparesis) di sisi kiri tubuh  Mati rasa dan kesemutan di sisi kiri tubuh (hemianestesia)  Penurunan kemampuan spasial dan persepsi sehingga salah menilai jarak, tidak dapat mengarahkan tangan untuk mengambil barang, menutup kancing baju atau mengikat tali sepatu.  Kehilangan wawasan dan tidak menyadari masalah., contoh nekat berjalan tanpa bantuan atau bersikeras mengendarai mobil/motor.  Kehilangan bidang visi sebelah kiri (hemianopia) sehingga “melupakan” atau “mengabaikan” benda atau orang-orang di sisi kiri.  Kehilangan memori jangka pendek.
  • 44. Pemeriksaan Diagnostik • Rontgen kepala dan medula spinalis • Elektro encephalografi • Punksi lumbal • Angiografi • Computerized Tomografi Scanning ( CT. Scan) • Magnetic Resonance Imaging
  • 45. TIA (Transient Ischemic Attack) • Defisit neurologis fokal sesaat yang berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. • Secara umum mempunyai mekanisme yang mirip dengan stroke trombo emboli. • Penyebab klinis adalah kerusakan aliran darah temporer pada bagian otak tertentu karena berbagai alas an. • Bersifat reversible, kebanyakan defisit neurologis (mis : kehilangan fungsi motorik, sensorik atau visual tiba - tiba) hanya berlangsung beberapa detik atau menit.
  • 46. TIA (Transient Ischemic Attack) cont, • Gejala klinis tergantung pada daerah yang terlibat : – Bila mengenai arteri karotis dan serebral : adanya kebutaan atau penurunan lapang pandang pada satu mata yang tiba - tiba, hemiplegia, gangguan bicara dan kekacauan mental. – Bila mengenai arteri vertebrobasilar : pening, diplopia, kesemutan atau kebas pada tangan atau kaki dan disartria.
  • 47. TIA (Transient Ischemic Attack) cont, • Evaluasi diagnostik – Terdengar “bruit” (bunyi abnormal yang terdengar pada auskultasi) diatas arteri karotis. – Terdapat penurunan atau tidak adanya pulsasai karotis pada leher. • Angiografi substraksi digital untuk memastikan obstruksi arteri karotis dan memberikan informasi pada pola aliran darah serebral.
  • 48. TIA (Transient Ischemic Attack) cont, Penatalaksanaan TIA : 1. Terapi antikoagulan 2. Obat penghambat trombosit (aspirin). 3. Pengobatan terhadap penyakit primer : hipertensi, hiperglikemia. 4. Penghentian merokok. 5. Intervensi pembedahan : a. Endarterektomi : pengangkatan plak aterosklerotik atau thrombus. b. Angioplasty : pemasangan kateter dengan balon ke dalam arteri untuk memecahkan plak dan mendilatasi arteri
  • 49. Region of the Cerebrum Damaged by Stroke Signs and Symptoms Wernicke's area (central language area) Difficulty speaking understandably and comprehending speech; confusion between left and right; difficulty reading, writing, naming objects, and calculating Broca's area (speech) Difficulty speaking and, sometimes, writing Parietal lobe on the left side of the brain Loss of coordination of the right arm and leg Facial and limb areas of the motor cortex on the left side of the brain Paralysis of the right arm and leg and the right side of the face Facial and arm areas of the sensory cortex Absence of sensation in the right arm and the right side of the face Optic radiation Loss of the right half of the visual field of both eyes
  • 50.
  • 51. Yang Perlu Diperhatikan pada penderita Stroke 1. BREATH Pasien yang mengalami penurunan kesadaran perlu ditidurkan dalam posisi miring untuk menjaga agar jangan sampai terjadi sumbatan jalan nafas karena pangkal lidah yang jatuh ke belakang atau aspirasi. Pesangan pipa endotrakeal, penghisapan lendir
  • 52. 2. BLOOD a. Tekanan Darah Tekanan darah harus dipantau setiap 2-4 jam. Tekanan darah yang tinggi sering dijumpai pada stroke fase akut, dan sering kali turun dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu. Perlu diperhatikan beberapa hal berkaitan dengan peningkatan tekanan darah seperti nyeri kepala.
  • 53. b. Gula darah  Hipoglikemia dan hiperglikemia harus diperbaiki karena sama-sama dapat memperburuk keadaan klinik, terutama pada penderita dengan peningkatan tekanan intrakranial.  Hiperglikemia persisten (kadar glukosa darah 200 mg/dL atau lebih) selama 24 jam pertama setelah serangan stroke merupakan prediktor independen adanya pertambahan volume infark sehingga memerlukan pengobatan insulin secara agresif sampai kadar glukosa berkisar antara 80- 140 mg/dL.
  • 54. 3. BRAIN a. Penurunan kesadaran Pemantauan GCS, TTV tiap 2-4 jam bahkan lebih sering bila dianggap perlu. Waspadai terjadinya aspirasi. b. Kejang Pada stroke iskemik kejang Semakin memperparah kerusakan otak karena meningkatkan kebutuhan otak terhadap oksigen. Pada stroke perdarahan kejang akan mengakibatkan perdarahan berulang. Untuk mencegah serangan berulang diberi suntikan diazepam intravena menghindari kemungkinan
  • 55. c. Peningkatan TIK  Pada Stroke haemorhagik, PTIK terjadi pada awal serangan, sedangkan stroke iskhemic PTIK terjadi paa 24-96 jam setelah serangan.  Penderita dengan infark yang luas perlu ditidurkan dengan posisi 30 derajat  Rasa nyeri, cemas, distensi kandung kemih dan konstipasi harus diatasi karena dapat meningkatkan TIK. Penghisapan lendir juga dapat meningkatkan TIK
  • 56. d. Fungsi Serebri  Status mental  Lobus frontal: gangguan kognitif/Fungsi intelektual, gangguan psikologis  Kemampuan bahasa  Hemisfer : kontralateral  Pemeriksaan saraf kranial  Sistem motorik  kehilangan kontrol volunter thd gerakan motorik  hemiplegia, tonus otot meningkat, kekuatan otot nilai 0 pada sisi yg sakit, gangguan keseimbangan dan koordinasi  Pemeriksaan refleks: refleks dalam, ligamentum, tendon normal; refleks fisiologis pd sisi yg sakit menghilang, setelah bbrp hari muncul didahului refleks patologis
  • 57. 4. Bowel a. Fungsi saluran cerna Konstipasi dapat menyebabkan PTIK, enema perlu dilakukan bila penderita tidak bisa BAB selama lebih 3 hari. b. Nutrisi Penderita stroke sebaiknya dipuasakan dalam 24-48 jam setelah serangan stroke terutama pada infark atau perdarahan yang luas. Hal ini untuk mencegah aspirasi.
  • 58. 5. Bone and body skin • Gangguan kontrol motor volunter  disfungsi motor  hemiplegia kontralateral (paralisis pd salah satu sisi), hemiparesis • Pada kulit  pucat (kurang O2), turgor jelek (kurang cairan), tanda dekubitus (akibat imobilisasi)
  • 59. Pengobatan Pembedahan Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral • Endarterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis , yaitu dengan membuka arteri karotis di leher. • Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA. • Evakuasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut • Ligasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
  • 60. Komplikasi • Berhubungan dengan immobilisasi : infeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan, konstipasi dan thromboflebitis. • Berhubungan dengan paralisis : nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh • Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dansakit kepala. • Hidrocephalus
  • 61. Asuhan Keperawatan Pasien Stroke 1. Pengkajian – Riwayat kesehatan : adanya riwayat penyakit yang menjadi factor resiko, riwayat penyakit keluarga, riwayat pengobatan. – Pengkajian Fisik, kaji terhadap : • Perubahan pada tingkat kesadaran atau responsivitas terhadap stimulasi, orientasi terhadap tempat, waktu dan orang. • Ada atau tidaknya gerakan volunteer atau involunter ekstremitas, tonus otot, postur tubuh dan posisi kepala. • Kekakuan atau flaksiditas leher. • Pembukaan mata, ukuran pupil dan reaksi terhadap cahaya dan posisi ocular.
  • 62. 1. Pengkajian (Cont,) – Warna wajah dan ekstremitas, suhu dan kelembaban kulit. – Kualitas dan frekuensi nadi serta pernafasan, analisa gas darah, suhu tubuh dan tekanan arteri. – Kemampuan untuk bicara. – Intake output dalam 24 jam. • Pengkajian keperawatan harus berlanjut dengan memfokuskan pada kerusakan fungsi aktivitas sehari – hari pasien, karena kualitas hidup setelah stroke sangat berkaitan dengan status fungsi pasien.
  • 63. • Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral b.d oklusi otak, perdarahan, vasospasme dan edema otak • Kerusakan mobilitas fisik yang b.d hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi, spastisitas, kerusakan otak. • Kurang perawatan diri yang b.d hemiparesis. • Inkontinensia yang b.d kandung kemih flaksid, ketidakstabilan detrusor, kesulitan dalam berkomunikasi. • Perubahan proses berfikir yang b.d kerusakan otak, konfusi, ketidakmampuan mengikuti instruksi. • Kerusakan komunikasi verbal yang b.d kerusakan otak. • Resiko kerusakan integritas kulit yang b.d hemiparesis, penurunan mobilitas. • Perubahan proses keluarga / peran yang b.d status kesehatan. 2. Diagnosa keperawatan
  • 64. INTERVENSI KEPERAWATAN Meningkatkan perfusi jaringan cerebral • Posisi kepala ditinggikan sedikit dengan posisi netral (hanya tempat tidurnya saja yang ditinggikan) • Pertahankan istirahat di tempat tidur, beri lingkungan yang tenang. • Cegah mengedan yang terlalu kuat, bantu dengan latihan nafas.  Valvasa manuver akan meningkatkan TIK dan berisiko terjadinya perdarahan kembali. • Berikan oksigen bila ada indikasi  Menurunkan hipoksemia, yang dapat menyebabkan vasodilatasi cerebral dan peningkatan tekanan formasi edema.
  • 65. Intervensi keperawatan (Cont,) Memperbaiki mobilitas dan mencegah deformitas – Pemberian posisi yang benar untuk mencegah kontraktur. – Memasang papan kaki untuk mencegah footdrop. – Memberikan latihan pasif pada ektremitas yang sakit 4 – 5 kali sehari. – Menyiapkan ambulasi
  • 66. Mencapai kemampuan perawatan diri. • Mengikutsertakan sisi yang sakit dalam melakukan aktivitas sehari – hari, seperti menyisir rambut, makan, dll. • Ajari berbagai keterampilan motorik dengan pengulangan. • Yakinkan bahwa sisi yang sakit harus tetap dilatih. • Sediakan barang – barang yang mudah digunakan, mis : tissue dalam kotak lebih mudah digunakan dari pada tissue gulung, pakaian yang longgar engan kancing di depan, dll. Intervensi keperawatan (Cont,)
  • 67. Mendapatkan kontrol kandung kemih. • Kaji pola berkemih. • Buat jadwal untuk berkemih. Memperbaiki proses berfikir.  dalam hal ini peran perawat lebih banyak bersifat suportif : • Kaji hasil pemeriksaan neuropsikologik. • Observasi pasien kemudian berikan umpan balik positif. • Menyampaikan sikap percaya dan berpengharapan. • Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam membentuk program latihan. Intervensi keperawatan (Cont,)
  • 68. Mencapai komunikasi  intervensi keperawatan mencakup melakukan segala sesuatu untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dalam berkomunikasi – Memperlakukan pasien sebagai orang dewasa. – Berbicara lambat dan mempertahankan bahasa dengan instruksi yang konsisten. – Satu instruksi diberikan pada satu kesatuan waktu. – Sediakan waktu untuk proses menjawab. – Penggunaan sikap tubuh dapat meningkatkan pemahaman. Intervensi keperawatan (Cont,)
  • 69. Mempertahankan integritas kulit. • Kaji kondisis kulit terutama pada area penonjolan. • Atur jadwal mengubah posisi dan membalik tubuh. • Gunakan tempat tidur khusus (yang menggunakan dekubitor). • Jaga kulit pasien agar tetap bersih dan kering. • Lakukan massase pada area kulit yang sehat. • Pertahankan nutrisi yang adekuat. Intervensi keperawatan (Cont,)
  • 70. Meningkatkan koping keluarga melalui penyuluhan kesehatan • Keluarga diberikan informasi tentang kondisi yang mungkin timbul pada pasien stroke ( hemiplegia, labilitas emosi : pasien dapat tertawa dan menangis dengan mudah, menjadi peka rangsang dan banyak permintaan, depresi dan bingung). • Yakinkan bahwa rasa cinta dan kehangatan keluarga adalah bagian dari terapi • Keluarga diberikan informasi bahwa rehabilitasi pada pasien hemiplegia membutuhkan waktu yang lama. Intervensi keperawatan (Cont,)
  • 71. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah. • Keluarga diberi penjelasan bahwa pasien akan mudah mengalami kelelahan, menjadi peka dan mudah kecewa dengan kejadian kecil, menunjukkan kurang minat terhadap sesuatu dan kemunduran intelektual. • Berkolaborasi dengan ahli wicara dalam melatih kemampuan berkomunikasi. • Memberikan terapi anti depresan sesuai dengan program bila pasien mengalami depresi berat. • Memodifikasi rumah terutama dalam tata ruang untuk membantu pasien menjadi lebih mandiri. • Mengikut sertakan dalam kelompok komunitas stroke. • Latihan melakukan fisioterapi. • Memantau dan menatalaksanakan potensial komplikasi : memonitor tanda vital dan status oksigenisasi, menyiapkan alat – alat emergensi (oksigen, penghisap lendir) dirumah. Intervensi keperawatan (Cont,)
  • 72. ANEURISMA SEREBRI Pengertian • Aneurisma merupakan suatu keadaan dimana terjadi pelebaran arteri pada suatu tempat sehingga dindingnya menjadi tipis dan mudah pecah. • Aneurisma Serebri adalah pelebaran atau menggelembungnya dinding pembuluh darah di otak.
  • 73. Penyabab Aneurisma : Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti penyebab pasti dari aneurisma, tetapi kemungkinan karena : – Aterosklerosis yang mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah. – Congenital (kelemahan dinding pembuluh darah). – Penyakit vaskuler hipertensi. – Trauma kepala dan pertambahan usia – Infeksi
  • 74. Patofisiologi : Aneurisma pecah Perdarahan (subarakhnoid)SH Metabolisme otak rusak, PTIK . Otak mengalami cedera atau iskemia akibat penurunan perfusi, adanya tekanan dan spasme vaskuler
  • 75. Gejala : • Gangguan neurologis biasanya timbul sesuai dengan lokasi aneurismanya mis : hilangnya penglihatan, diplopia, ptosis terjadi pada saat aneurisma berdekatan dengan saraf okulomotorius. • Bila aneurisma pecah pasien akan mengalami defisit neurology, diikuti dengan koma bahkan kematian.
  • 76. Tipe Aneurisma : • Tipe fusiform  pembuluh darah mengalami kelemahan dinding yang melingkari pembuluh darah setempat sehingga menyerupai badan botol • Tipe sakuler atau aneurisma kantong (90– 95%). Pada aneurisma ini, kelemahan hanya pada satu permukaan pembuluh darah sehingga dapat berbentuk seperti kantong dan mempunyai tangkai atau leher.
  • 77.
  • 78. Komplikasi : Aneurisma yang pecah dapat mengakibatkan : • Perdarahan subarachnoid, intra serebral, subdural • Infark serebri • hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif • Aneurisma a. carotis interna dapat menjadi fistula caroticocavernosum. • Masuk ke sinus sphenoid bisa timbul epistaksis. Bahaya dari Aneurisma adalah pecahnya Aneurisma tersebut sehingga menyebabkan terjadinya stroke atau kematian.
  • 79. Pemeriksaan Diagnostik : • Brain CT  menunjukkan lokasi perdarahan/ aneurisma. • Lumbak Pungtie  menunjukkan adanya darah dam LCS. • Angiografi serebral  menunjukkan lokasi dan ukuran aneurisma serta memberi informasi tentang arteri yang terkena.
  • 80. Penanganan Aneurisma : • Secara umum : bed rest dalam lingkungan yang gelap dan tenang, mencegah konstipasi, mengejan atau batuk yang kuat. • Intervensi bedah : mereparasi aneurisma yang ruptur. • Pemberian isoptin dan nifedipin untuk penatalaksanaan vasospasme serebral. • Bila pasien memperlihatkan adanya kemunduran akibat peningkatan TIK dilakukan pengeluaran cairan intrakranial melalui lumbal pungtie dan pemberian manitol. • Bila pasien mendapatkan terapi manitol harus dipantau status hidrasi. • Jika tekanan darah tinggi diberikan antihipertensif. • Diberikan agens – agens antikonvulsi sebagai profilaksis. • Obat pelunak feses digunakan untuk menghindari konstipasi. • Analgetik mungkin diberikan untuk mengatasi nyeri kepala dan leher.
  • 81.
  • 82. AVM / Malformasi Arterio – Venosus • Merupakan suatu kelainan bawaan dimana terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena tanpa melalui pembuluh darah perifer. • Gejala : – Menimbulkan gejala – gejala perdarahan subarakhnoid dan gangguan serebellum, batang otak, saraf otak, PTIK serta kejang. – Gejala lain : gangguan motorik dan sensorik, sakit kepala/ migrain, hemiparese, gangguan mental. • Penanganan : operasi merupakan satu – satunya tindakan.