SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Pengertian
Menurut WHO, stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam
akibat gangguan aliran darah otak.
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002 dalam ekspresiku-blogspot 2008)
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung
lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vascular,
Stroke non hemoragik atau yang disebut juga strok iskemik didefinisikan, secara patologis, sebagai kematian jaringan otak karena pasokan darah yang
tidak adekuat.
Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang
berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbul kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non straumatik (Arif Mansjoer, 2000,
hlm. 17)
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif
Muttaqin, 2008, hlm. 130)
Etiologi
Menurut Smeltzer (2001) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian yaitu:
Trombosis serebral
Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama trombosis serebral, yang merupakan penyebab paling umum dari
stroke. Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi. Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien dapat mengalami pusing, perubahan
kognitif, atau kejang, dan beberapa mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan dari haemorrhagi intracerebral atau embolisme serebral. Secara umum,
thrombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului
awitan paralisis berat pada beberapa jam atau hari
Embolisme serebral
Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang -cabangnya, yang merusak sirkulasi serebral.
Awitan hemiparesis atau hemiplegia tiba-tiba dengan afasia atau tanpa afasia atau kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau
pulmonal adalah karakteristik dari embolisme serebral.
Iskemia serebral
Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.
Haemorhagi serebral
a) Haemorhagi ekstradural (haemorrhagi epidural) adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan segera. Keadaan ini biasanya
mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah arteri meninges lain, dan pasien harus diatasi dalam beberapa jam cedera untuk
mempertahankan hidup.
b) Haemorhagi subdural pada dasarnya sama dengan haemorrhagi epidu ral, kecuali bahwa hematoma subdural biasanya jembatan vena robek.
Karenanya periode pembentukan hematoma lebih lama dan menyebabkan tekanan pada otak. Beberapa pasien mungkin mengalami
haemorrhagi subdural kronik tanpa menunjukkan tanda atau gejala.
c) Haemorrhagi subarakhnoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau hipertensi, tetapi penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisme
pada area sirkulus Willisi dan malformasi arteri vena kongenital pada otak.
d) Haemorrhagi intracerebral adalah perdarahan di substansi dalam otak paling umum pada pasien dengan hipertensi dan aterosklerosis serebral,
karena perubahan degeneratif karena penyakit ini biasanya menyebabkan rupture pembuluh darah. Biasanya awitan tiba -tiba, dengan sakit
kepala berat. Bila haemorrhagi membesar, makin jelas deficit neurologik yang terjadi dalam bentuk penurunan kesadaran dan abnormalitas
pada tanda vital.
Klasifikasi
Stroke non hemoragik dapat diklasifikasikan berdasarkan perjalanan penyakitnya, yaitu:
Non Haemorrhagi/Iskemik/Infark
a) Transient Ischemic Attack (TIA)/Serangan Iskemi Sepintas TIA merupakan tampilan peristiwa berupa episode-episode serangan sesaat dari
suatu disfungsi serebral fokal akibat gangguan vaskuler, dengan lama serangan sekitar 2 -15 menit sampai paling lama 24 jam.
b)
c)
d)

Defisit Neurologis Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic NeurologiDefisit (RIND) Gejala dan tanda gangguan neurologis setempat yang
berlangsung lebih lama dari 24 jam dan kemudian pulih kembali (dalam jangka waktu kurang dari tiga minggu).
In Evolutional atau Progressing Stroke merupakan Gejala gangguan neurologis yang progresif dalam waktu enam jam atau lebih.
Perkembangan stroke terjadi perlahan – lahan sampai akut, munculnya gejala makin memburuk
Stroke Komplit (Completed Stroke / Permanent Stroke ) merupakan Gejala gangguan neurologis dengan lesi -lesi yang stabil selama
periode waktu 18-24 jam, tanpa adanya progesifitas lanjut. Gangguan neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanent, dari sejak
awal serangan dan sedikit tidak ada perbaikan.

Patofisiologi
Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis,
nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Arteriol-arteriol dari cabang-cabang lentikulostriata, cabang tembus arteriotalamus dan cabangcabang paramedian arteria vertebro-basilar mengalami perubahan-perubahan degeneratif yang sama . Kenaikan darah yang “abrupt” atau kenaikan dalam
jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah terutama pada pagi hari dan sore hari. Jika pembuluh darah tersebut pecah, maka
perdarahan dapat berlanjut sampai dengan 6 jam dan jika volumenya besar akan merusak struktur anatomi otak dan menimbulkan gejala klinik
Jika perdarahan yang timbul kecil ukurannya, maka massa darah hanya dapat merasuk dan menyela di antara selaput akson massa putih tanpa
merusaknya. Pada keadaan ini absorbsi darah akan diikuti oleh pulihnya fungsi-fungsi neurologi. Sedangkan pada perdarahan yang luas terjadi destruksi massa
otak, peninggian tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk serebri atau lewat foramen magnum. Kematian dapat
disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan darah ke
ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus dan pons. Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan
yang relatif banyak akan mengakibatkan peningian tekanan intrakranial dan menebabkan menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunya drainase otak.
Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah yang
terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi. Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume darah lebih dari 60 cc maka resiko kematian
sebesar 93 % pada perdarahan dalam dan 71 % pada perdarahan lobar.
Sedangkan bila terjadi perdarahan serebelar dengan volume antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75 % tetapi volume darah 5 cc
dan terdapat di pons sudah berakibat fatal. (Jusuf Misbach, 1999).
Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer (2001) manifestasi klinis stroke terdiri atas:
Defisit Lapang Penglihatan
a) Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang penglihatan), sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis
yaitu kesulitan menilai jarak, tidak menyadari orang atau objek ditempat kehilangan penglihatan, mengabaikan salah satu sisi tubuh.
b) Kehilangan penglihatan perifer, Kesulitan melihat pada malam hari, tidak menyadari objek atau batas objek.
c) Diplopia (Penglihatan ganda).
Defisit Motorik
Stroke adalah penyakit neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter. Gangguan kontrol volunter pada salah satu sisi tubuh dapat
menunjukan kerusakan pada neuron atas pada sisi yang belawanan dari otak.
a) Hemiplegi (paralisis pada salah satu sisi tubuh)
b) Hemiparesis yakni Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama. Paralisis wajah (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan).
c) Ataksia yakni Berjalan tidak mantap atau tegak, Tidak mampu menyatukan kaki, perlu dasar berdiri yang luas.
d) Disartria (kesulitan berbicara) yakni Kesulitan dalam membentuk kata, ditunjukan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan
oleh paralisis otot yang bertanggung jawab menghasilkan bicara.
e) Disfagia yakni Kesulitan dalam menelan.
Defisit Verbal
Fungsi otak lain yang yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa
dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut :
1. Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif :
Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif : Afasia Ekspresif yakni Tidak mampu membentuk kata yang
dapat dipahami, mungkin mampu bicara dalam respon kata tunggal.
Afasia Reseptif yakni Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tetapi tidak masuk akal.
2. Afasia Global
Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif.

3.

Apraksia
Ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya.
4. Defisit Kognitif dan efek psikologis
Pada penderita stroke akan kehilangan memori jangka pendek dan panjang, penurunan lapang perhatian, kerusakan kemampuan untuk
berkonsentrasi , alasan abstrak buruk, perubahan penilaian dan kurang motivasi
5. Defisit Emosional
Penderita akan mengalami kehilangan kontrol diri, labilitas emosional, penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stress, depresi,
menarik diri, rasa takut, bermusuhan dan marah, perasaan isolasi
Defisit sensori, terjadi pada sisi berlawanan dari lesi yaitu kehilangan kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh.
Disfungsi kandung kemih, setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontenensia urinarius karena kerusakan kontrol motorik
Komplikasi
Komplikasi stroke menurut Smeltzer (2002,hal 2131):
Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)
a.
Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnya
menimbulkan kematian.
b. Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.
Komplikasi Jangka pendek (1-14 hari pertama)
a.
Pneumonia: Akibat immobilisasi lama
b. Infark miokard
c.
Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali pada saat penderita mulai mobilisasi.
d. Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat.
Komplikasi Jangka panjang
Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskular lain: penyakit vaskular perifer.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostic
a.
CT scan (Computer Tomografi Scan) : Pembidaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma adanya jaringan otak
yang infark atau iskemia, dan posisinya secara pasti. Hasil pemerikasaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang pemadatan
terlihat di ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.
b.
c.
d.

MRI (Magnatik Resonan Imaging) untuk menunjukkan area yang mengalami infark, hemoragik.
Angiografi serebral: Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.
Pemeriksaan foto thorax dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda
hipertensi kronis pada penderita stroke
e.
Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal.
f.
Elektro Encephalografi (EEG)
Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
Pemeriksaan laboratorium
a.
Fungsi lumbal: Menunjukan adanya tekanan normal dan cairan tidak mengandung darah atau jernih.
b. Pemeriksaan darah rutin
c.
Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. (Gula darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian
berangsur-angsur turun kembali.)
d. Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.
Pencegahan
Pencegahan stroke yang efektif dengan cara menghindari faktor resikonya, banyak faktor resiko stroke yang bisa di modifikasi. Sebagian dari
pencegahan stroke caranya:
Kontrol tekanan darah. hipertensi merupakan penyebab serangan stroke.
Kurangi atau hentikan merokok. Karena nikotin dapat menempel di pembuluh darah dan menjadi plak, jika plaknya menumpuk bisa menyumbat
pembuluh darah.
Olahraga teratur. Olahraga teratur bisa meningkatkan ketahanan jantung dan menurunkan berat badan
Perbanyak makan sayur dan buah. Sayur dan buah mengandung banyak antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas, selain itu sayur dan buah
rendah kolesterol.
Suplai Vitamin E yang cukup. Para peneliti dari Columbia Presbyterian Medical Center melaporkan bahwa konsumsi vitamin E tiap hari
menurunkan resiko stroke sampai 50% vitamin E juga menghaluskan kulit
Penatalaksanaan
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut:
1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan:
Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendir yang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi,
membantu pernafasan.
Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.
Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihanlatihan gerak pasif.
Pengobatan Konservatif
Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan, tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi
alteroma.
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral:
Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri karotis di leher.
Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.
Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut.
Ligasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma
A. Konsep Asuhan Keperawatan
Contoh Kasus
PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama
Umur

: Tn J.W
: 60 Tahun
B.

I.

Kelamin
: Laki-laki
Status
: Kawin
Pendidikan Terakhir
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Agama
: Kristen Protestan
Suku/Bangsa
: Minahasa/Indonesia
Alamat
: Jln. Abdul Kudus
Tgl. MRS
: 05 Agustus 2012
Tgl. Pengkajian
: 12 Agustus 20012
Identitas Penanggung Jawab
Nama
: Ny. M.W
Umur
: 38 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: jl. Abdul Kudus
Hubungan dengan klien
: Anak
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama
Tangan kiri dan kaki kiri lemah, lidah kaku
Riwayat penyakit sekarang
Tangan kiri dan kaki kiri lemah dan sulit untuk digerakan. Yang dirasakan penderita kurang lebih 3 jam sebelum masuk rumah sakit dan juga lidah
terasa kaku, sulit untuk berbicara dan mulut moncong baru pertama kali dirasakan oleh penderita dan bibir miring ke kiri, kejang tidak ada, pusing
tidak ada, sakit kepala tidak ada. Oleh keluarga, penderita di bawah ke RSUD Kab .Muna
Riwayat penyakit dahulu
Penderita pernah mengalami penyakit hipertensi kurang lebih 6 tahun yang lalu, obat terkontrol.
Riwayat penyakit keluarga
Berdasarkan pengkajian, dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit stroke dan hipertensi.
Keluhan saat pendataan
Saat pendataan, penderita mengeluh tangan kiri dan kaki kiri masih lemah, sulit untuk digerakan, sulit untuk berbicara dengan jelas, pasien nampak
cemas.

II.
1.

POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
Nutrisi / cairan
Sebelum sakit
: Makan
; frekuensi 3x /hari, jenis : nasi, ikan, buah,
nafsu makan baik
Minum
; 5-6 gelas/hari kurang lebih 1000 ml, jenis :
air putih, kopi, teh.
Saat kaji
: Makan
; frekuensi 3x /hari, jenis : nasi, ikan, sayur,
buah atau bubur, nafsu makan baik, porsi
makan yang disajikan dapat dihabiskan.
Minum ;
5-6 gelas/hari kurang lebih 1000 ml, jenis :
air putih.
2. Istirahat dan tidur
Sebelum sakit
: Tidur Malam
; 7-8 jam (jam 21.00-06.00)
Tidur Siang
; 1-2 jam
Saat kaji
: Tidur Malam
; 6-7 jam, tidak ada gangguan tidur.
Tidur siang
; ½ - 1 jam.
3. Eliminasi
Sebelum sakit
: BAB
; 1x /hari, konsistensi lembek, warna
kuning kecoklatan.
BAK
; 4-5x /hari, warna kuning, jernih, bau khas
amoniak.
Saat kaji
: BAB
; 1x /hari, konsistensi lembek, warna
kuning, bau khas.
BAK
; 3-4x /hari, warna kuning jernih, bau khas
amoniak, volume kurang lebih 200 cc tiap
kali BAK.
4. Personal hygiene
Sebelum sakit
: Mandi 1-2x /hari, sikat gigi, cuci rambut, ganti baju sesuai
kebutuhan.
Saat kaji
5.

: Pasien hanya di lap dengan kain basah dan ganti baju
dibantu oleh perawat dan keluarga.

Aktivitas dan olahraga
Sebelum sakit

: Di rumah pasien tidak mengalami gangguan aktivitas dan
bekerja dengan baik.
: Aktivitas pasien terbatas, pasien merasa lemah saat akan
beraktivitas.

Saat kaji
6.

Ketergantungan
Merokok
Alkohol
Obat-obatan

:
:
:

III.
PEMERIKSAAN FISIK
Penampilan Umum
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu Badan
Kulit
Kepala
Inspeksi
Palpasi

Mata

Telinga

Pasien merokok 3-4 batang / hari
Kadang-kadang
Obat darah tinggi (Captopril)

:
:

Pasien tampak lemah.
Compos mentis

: 130/80 mmHg
: 88 x/m
: 22 x/m
: 36,8 0C
: Warna kulit albino, lembab, teraba hangat, turgor kulit baik
tidak adanya lesi.

: Bentuk kepala bulat, simetris, warna rambut kuning
keemasan bersih dan terpelihara.
: Kulit kepala licin, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada lesi
kulit.
: Simetrsi kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sclera
Tidak icterus, tidak terdapat secret, tidak menggunakan alat
Bantu
penglihatan.
: Bentuk simetris, pendengaran baik, tidak ada serumen.
Hidung

: Mukosa hidung baik, warna merah muda, tidak ada nyeri
tekan daerah sinus.
: Bibir agak miring ke kiri, mukosa oral warna merah muda,
kemampuan berbicara terganggu, kata-kata yang diucapkan
oleh pasien kurang jelas.
: Tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening, vena
jugularis tidak ada kelainan.

Mulut

Leher
Dada
Inspeksi

: Pernapasan tenang, bentuk toraks sedikit cembung, gerakan
Toraks simetris, saat bernapas usaha minimal.
: Trakea terletak digaris tengah, tidak ada nyeri tekan pada
toraks, tidak teraba massa.
: Resonansi (intensitas keras, nada rendah, durasi panjang).
: Suara normal.

Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi

:

Tampak denyutan apeks jantung, sternum dan iga tidak

terangkat.
Palpasi

:
apeks teraba.
:

Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi

Palpasi

Perkusi
Auskultasi
Genetalia
Anus
Ekstremitas

:

Tidak teraba pukulan jantung atau getaran “vibrasi” denyut
Dari batas resonansi paru sampai jantung terdengar suara
redup pada garis midklavikular.
Ritme reguler, bunyi S1-S2 normal, irama teratur.

:
: Umbilikus terletak di garis tengah, sedikit di bawah pusat
abdomen, menonjol keluar. Bentuk simetris agak cembung,
tidak terlihat massa.

: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, denyutan nada aorta
abdominal teraba, di daerah abdomen atas.
: Tidak ada acites.
: Tidak ada bising usus.
: Bersih, tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Ekstremitas atas
Tangan kiri lemah, sulit untuk digerakan, pada tangan kanan
terpasang Infus RL 20 tetes/menit.
Ekstermitas bawah
Kaki kiri lemah dan sulit untuk digerakan, akral hangat.

IV. DATA SOSIAL
Hubungan dengan lingkungan keluarga dan orang lain baik, tidak ada masalah.
Peran dalam keluarga sebagai kepala keluarga.
Individu pendukung lain : istri dan anak-anak
Bahasa yang digunakan sehari-hari : bahasa Melayu Manado atau bahasa Indonesia.
V. DATA PSIKOLOGIS
Status emosional
: Pasien adalah orang yang dapat mengendalikan
emosinya.
Perilaku koping
: Pasien biasanya mendiskusikan masalahnya dengan
istrinya.
Saat pengkajian
: Pasien kooperatif, pasien menerima setiap tindakan yang
diberikan, dan mau menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan, meskipun terkadang apa yang diucapkan
pasien kurang jelas.
VI. DATA SPIRITUAL
Agama
: Pasien menganut agama Kristen Protestan.
Keyakinan
: Pasien yakin dengan agama yang
dianutnya.
Ketaatan beribadah
: Pasien aktif dalam kegiatan ibadah kolom
dan ibadah pada hari Minggu.

Keyakinan tentang penyakit
Keyakinan tentang penyembuhan

: Pasien yakin bahwa penyakit adalah
gangguan kesehatan.
: Pasien yakin bahwa kesembuhan berasal
dari Tuhan.

VII. DATA PENUNJANG
Diagnosa medik
: Stroke Non Hemoragik
Terapi medik
: Infus RL 20 tetes/menit
Neurotam 4 x 3 gram/IV
Brainact 1 x 500 mg / IV
Ranitidin 2 x 1 ampul/IV
PENGELOMPOKKAN DATA
Data Subjektif :
Pasien mengeluh tangan kiri dan kaki kiri lemah serta sulit digerakan.
Pasien mengeluh sulit untuk berbicara.
Pasien mengeluh lemah untuk beraktivitas.
Pasien mengatakan lidah kaku.
Data Objektif :
Keadaan umum lemah
Kemampuan berbicara pasien terganggu, kata-kata yang diucapkan kurang jelas.
Tangan kiri dan kaki kiri lemah.
Terpasang Infus RL 20 tetes/m pada tangan kiri.
Tanda-tanda Vital :
TD
: 130/80 mmHg
N
: 88 x/m
R
: 22 x/m
SB
: 36,8 0C
Kebutuhan ADL (makan, minum, BAK/BAB, mandi, ganti pakaian) dibantu oleh perawat dan keluarga.
ANALISIS DATA
DATA

PENYEBAB

MASALAH

Data Subjektif :
Pasien mengeluh tangan kiri dan kaki kiri lemah,
sulit untuk digerakan.

Interupsi aliran darah ke otak

Gangguan/kerusakan neuromuskuler

Kelemahan/kelumpuhan sebagian atau
seluruh anggota badan

Kerusakan mobilitas fisik

Data Objektif :
- Tangan kiri dan kaki kiri lemah.
Data Subjektif :
- Pasien mengeluh sulit untuk berbicara
- Pasien mengatakan lidah kaku
Data Objektif :
- Kemampuan berbicara pasien terganggu
- Kata-kata yang diucapkan kurang jelas.

DATA
Data Subjektif :
- Pasien mengeluh tangan kiri dan kaki kiri masih
lemah
- Pasien mengeluh lemah untuk beraktivitas.

Emboli vaskuler serebri

Kerusakan traktus kortikospinalis

Gangguan fungsi nervus VII dan nervus
vagus

Afasia

PENYEBAB

MASALAH

Pemasangan alat infasif

Gangguan pemenuhan ADL


Keterbatasn aktivitas

Data Objektif :
- Kebutuhan ADL (makan, minum, BAB/BAK,
mandi, ganti pakaian) dibantu oleh perawat dan
keluarga.
- Terpasang Infus RL 20 tetes/m pada tangan kiri
TD
: 130/80 mmHg
N
: 88 x/m
R
: 22 x/m
SB
: 36,8 0C

Gangguan komunikasi verbal


Kelemahan/kelumpuhan sebagian badan

Ketidakmampuan melakukan aktivitas


Pemenuhan ADL terganggu

More Related Content

What's hot (20)

makalah
makalahmakalah
makalah
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
tak
taktak
tak
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Stroke (Hemoragik)
Stroke (Hemoragik)Stroke (Hemoragik)
Stroke (Hemoragik)
 
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)
 
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Asuhan keperawatan stroke
Asuhan keperawatan strokeAsuhan keperawatan stroke
Asuhan keperawatan stroke
 
Penyakit Stroke
Penyakit StrokePenyakit Stroke
Penyakit Stroke
 
Cerebro Vascular Accident
Cerebro Vascular AccidentCerebro Vascular Accident
Cerebro Vascular Accident
 
Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens
 
Ppt stroke 2
Ppt stroke 2Ppt stroke 2
Ppt stroke 2
 
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
 
Penyimpangan kdm
Penyimpangan kdmPenyimpangan kdm
Penyimpangan kdm
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Penanganan stroke rpl
Penanganan stroke rplPenanganan stroke rpl
Penanganan stroke rpl
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 

Similar to STROKE (20)

Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragik
 
Cva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomyCva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomy
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Lp stroke iwan
Lp stroke iwanLp stroke iwan
Lp stroke iwan
 
Asuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snhAsuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snh
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STROKE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STROKEASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STROKE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STROKE
 
Kelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem sarafKelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem saraf
 
Kelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem sarafKelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem saraf
 
STROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
STROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmSTROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
STROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
 
68839012 hemiparese
68839012 hemiparese68839012 hemiparese
68839012 hemiparese
 
Laporan pendahuluan stroke
Laporan pendahuluan strokeLaporan pendahuluan stroke
Laporan pendahuluan stroke
 
Ca
CaCa
Ca
 
Hemiparesis
HemiparesisHemiparesis
Hemiparesis
 
Askep cedera kepala
Askep cedera kepalaAskep cedera kepala
Askep cedera kepala
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
PERDARAHAN_INTRAKRANIAL.docx
PERDARAHAN_INTRAKRANIAL.docxPERDARAHAN_INTRAKRANIAL.docx
PERDARAHAN_INTRAKRANIAL.docx
 
Cidera kepala
Cidera kepalaCidera kepala
Cidera kepala
 
4. cidera kepala
4. cidera kepala4. cidera kepala
4. cidera kepala
 
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.docASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

STROKE

  • 1. Pengertian Menurut WHO, stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran darah otak. Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002 dalam ekspresiku-blogspot 2008) Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vascular, Stroke non hemoragik atau yang disebut juga strok iskemik didefinisikan, secara patologis, sebagai kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat. Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbul kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non straumatik (Arif Mansjoer, 2000, hlm. 17) Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008, hlm. 130) Etiologi Menurut Smeltzer (2001) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian yaitu: Trombosis serebral Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama trombosis serebral, yang merupakan penyebab paling umum dari stroke. Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi. Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien dapat mengalami pusing, perubahan kognitif, atau kejang, dan beberapa mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan dari haemorrhagi intracerebral atau embolisme serebral. Secara umum, thrombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului awitan paralisis berat pada beberapa jam atau hari Embolisme serebral Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang -cabangnya, yang merusak sirkulasi serebral. Awitan hemiparesis atau hemiplegia tiba-tiba dengan afasia atau tanpa afasia atau kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau pulmonal adalah karakteristik dari embolisme serebral. Iskemia serebral Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak. Haemorhagi serebral a) Haemorhagi ekstradural (haemorrhagi epidural) adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan segera. Keadaan ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah arteri meninges lain, dan pasien harus diatasi dalam beberapa jam cedera untuk mempertahankan hidup. b) Haemorhagi subdural pada dasarnya sama dengan haemorrhagi epidu ral, kecuali bahwa hematoma subdural biasanya jembatan vena robek. Karenanya periode pembentukan hematoma lebih lama dan menyebabkan tekanan pada otak. Beberapa pasien mungkin mengalami haemorrhagi subdural kronik tanpa menunjukkan tanda atau gejala. c) Haemorrhagi subarakhnoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau hipertensi, tetapi penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisme pada area sirkulus Willisi dan malformasi arteri vena kongenital pada otak. d) Haemorrhagi intracerebral adalah perdarahan di substansi dalam otak paling umum pada pasien dengan hipertensi dan aterosklerosis serebral, karena perubahan degeneratif karena penyakit ini biasanya menyebabkan rupture pembuluh darah. Biasanya awitan tiba -tiba, dengan sakit kepala berat. Bila haemorrhagi membesar, makin jelas deficit neurologik yang terjadi dalam bentuk penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda vital. Klasifikasi Stroke non hemoragik dapat diklasifikasikan berdasarkan perjalanan penyakitnya, yaitu: Non Haemorrhagi/Iskemik/Infark a) Transient Ischemic Attack (TIA)/Serangan Iskemi Sepintas TIA merupakan tampilan peristiwa berupa episode-episode serangan sesaat dari suatu disfungsi serebral fokal akibat gangguan vaskuler, dengan lama serangan sekitar 2 -15 menit sampai paling lama 24 jam. b) c) d) Defisit Neurologis Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic NeurologiDefisit (RIND) Gejala dan tanda gangguan neurologis setempat yang berlangsung lebih lama dari 24 jam dan kemudian pulih kembali (dalam jangka waktu kurang dari tiga minggu). In Evolutional atau Progressing Stroke merupakan Gejala gangguan neurologis yang progresif dalam waktu enam jam atau lebih. Perkembangan stroke terjadi perlahan – lahan sampai akut, munculnya gejala makin memburuk Stroke Komplit (Completed Stroke / Permanent Stroke ) merupakan Gejala gangguan neurologis dengan lesi -lesi yang stabil selama periode waktu 18-24 jam, tanpa adanya progesifitas lanjut. Gangguan neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanent, dari sejak awal serangan dan sedikit tidak ada perbaikan. Patofisiologi Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Arteriol-arteriol dari cabang-cabang lentikulostriata, cabang tembus arteriotalamus dan cabangcabang paramedian arteria vertebro-basilar mengalami perubahan-perubahan degeneratif yang sama . Kenaikan darah yang “abrupt” atau kenaikan dalam jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah terutama pada pagi hari dan sore hari. Jika pembuluh darah tersebut pecah, maka perdarahan dapat berlanjut sampai dengan 6 jam dan jika volumenya besar akan merusak struktur anatomi otak dan menimbulkan gejala klinik Jika perdarahan yang timbul kecil ukurannya, maka massa darah hanya dapat merasuk dan menyela di antara selaput akson massa putih tanpa merusaknya. Pada keadaan ini absorbsi darah akan diikuti oleh pulihnya fungsi-fungsi neurologi. Sedangkan pada perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peninggian tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk serebri atau lewat foramen magnum. Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus dan pons. Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif banyak akan mengakibatkan peningian tekanan intrakranial dan menebabkan menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunya drainase otak. Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi. Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume darah lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan dalam dan 71 % pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebelar dengan volume antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75 % tetapi volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal. (Jusuf Misbach, 1999). Manifestasi Klinis Menurut Smeltzer (2001) manifestasi klinis stroke terdiri atas: Defisit Lapang Penglihatan a) Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang penglihatan), sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis yaitu kesulitan menilai jarak, tidak menyadari orang atau objek ditempat kehilangan penglihatan, mengabaikan salah satu sisi tubuh. b) Kehilangan penglihatan perifer, Kesulitan melihat pada malam hari, tidak menyadari objek atau batas objek. c) Diplopia (Penglihatan ganda). Defisit Motorik Stroke adalah penyakit neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter. Gangguan kontrol volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukan kerusakan pada neuron atas pada sisi yang belawanan dari otak. a) Hemiplegi (paralisis pada salah satu sisi tubuh) b) Hemiparesis yakni Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama. Paralisis wajah (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan). c) Ataksia yakni Berjalan tidak mantap atau tegak, Tidak mampu menyatukan kaki, perlu dasar berdiri yang luas. d) Disartria (kesulitan berbicara) yakni Kesulitan dalam membentuk kata, ditunjukan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab menghasilkan bicara. e) Disfagia yakni Kesulitan dalam menelan. Defisit Verbal
  • 2. Fungsi otak lain yang yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut : 1. Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif : Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif : Afasia Ekspresif yakni Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami, mungkin mampu bicara dalam respon kata tunggal. Afasia Reseptif yakni Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tetapi tidak masuk akal. 2. Afasia Global Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif. 3. Apraksia Ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya. 4. Defisit Kognitif dan efek psikologis Pada penderita stroke akan kehilangan memori jangka pendek dan panjang, penurunan lapang perhatian, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi , alasan abstrak buruk, perubahan penilaian dan kurang motivasi 5. Defisit Emosional Penderita akan mengalami kehilangan kontrol diri, labilitas emosional, penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stress, depresi, menarik diri, rasa takut, bermusuhan dan marah, perasaan isolasi Defisit sensori, terjadi pada sisi berlawanan dari lesi yaitu kehilangan kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh. Disfungsi kandung kemih, setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontenensia urinarius karena kerusakan kontrol motorik Komplikasi Komplikasi stroke menurut Smeltzer (2002,hal 2131): Komplikasi Dini (0-48 jam pertama) a. Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnya menimbulkan kematian. b. Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal. Komplikasi Jangka pendek (1-14 hari pertama) a. Pneumonia: Akibat immobilisasi lama b. Infark miokard c. Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali pada saat penderita mulai mobilisasi. d. Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat. Komplikasi Jangka panjang Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskular lain: penyakit vaskular perifer. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan diagnostic a. CT scan (Computer Tomografi Scan) : Pembidaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya secara pasti. Hasil pemerikasaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang pemadatan terlihat di ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak. b. c. d. MRI (Magnatik Resonan Imaging) untuk menunjukkan area yang mengalami infark, hemoragik. Angiografi serebral: Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri. Pemeriksaan foto thorax dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke e. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal. f. Elektro Encephalografi (EEG) Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik. Pemeriksaan laboratorium a. Fungsi lumbal: Menunjukan adanya tekanan normal dan cairan tidak mengandung darah atau jernih. b. Pemeriksaan darah rutin c. Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. (Gula darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian berangsur-angsur turun kembali.) d. Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri. Pencegahan Pencegahan stroke yang efektif dengan cara menghindari faktor resikonya, banyak faktor resiko stroke yang bisa di modifikasi. Sebagian dari pencegahan stroke caranya: Kontrol tekanan darah. hipertensi merupakan penyebab serangan stroke. Kurangi atau hentikan merokok. Karena nikotin dapat menempel di pembuluh darah dan menjadi plak, jika plaknya menumpuk bisa menyumbat pembuluh darah. Olahraga teratur. Olahraga teratur bisa meningkatkan ketahanan jantung dan menurunkan berat badan Perbanyak makan sayur dan buah. Sayur dan buah mengandung banyak antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas, selain itu sayur dan buah rendah kolesterol. Suplai Vitamin E yang cukup. Para peneliti dari Columbia Presbyterian Medical Center melaporkan bahwa konsumsi vitamin E tiap hari menurunkan resiko stroke sampai 50% vitamin E juga menghaluskan kulit Penatalaksanaan Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut: 1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan: Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendir yang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihanlatihan gerak pasif. Pengobatan Konservatif Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan, tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma. Pengobatan Pembedahan Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral: Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri karotis di leher. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut. Ligasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma A. Konsep Asuhan Keperawatan Contoh Kasus PENGKAJIAN A. Identitas Klien Nama Umur : Tn J.W : 60 Tahun
  • 3. B. I. Kelamin : Laki-laki Status : Kawin Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan : Swasta Agama : Kristen Protestan Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia Alamat : Jln. Abdul Kudus Tgl. MRS : 05 Agustus 2012 Tgl. Pengkajian : 12 Agustus 20012 Identitas Penanggung Jawab Nama : Ny. M.W Umur : 38 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Alamat : jl. Abdul Kudus Hubungan dengan klien : Anak RIWAYAT KESEHATAN Keluhan utama Tangan kiri dan kaki kiri lemah, lidah kaku Riwayat penyakit sekarang Tangan kiri dan kaki kiri lemah dan sulit untuk digerakan. Yang dirasakan penderita kurang lebih 3 jam sebelum masuk rumah sakit dan juga lidah terasa kaku, sulit untuk berbicara dan mulut moncong baru pertama kali dirasakan oleh penderita dan bibir miring ke kiri, kejang tidak ada, pusing tidak ada, sakit kepala tidak ada. Oleh keluarga, penderita di bawah ke RSUD Kab .Muna Riwayat penyakit dahulu Penderita pernah mengalami penyakit hipertensi kurang lebih 6 tahun yang lalu, obat terkontrol. Riwayat penyakit keluarga Berdasarkan pengkajian, dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit stroke dan hipertensi. Keluhan saat pendataan Saat pendataan, penderita mengeluh tangan kiri dan kaki kiri masih lemah, sulit untuk digerakan, sulit untuk berbicara dengan jelas, pasien nampak cemas. II. 1. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI Nutrisi / cairan Sebelum sakit : Makan ; frekuensi 3x /hari, jenis : nasi, ikan, buah, nafsu makan baik Minum ; 5-6 gelas/hari kurang lebih 1000 ml, jenis : air putih, kopi, teh. Saat kaji : Makan ; frekuensi 3x /hari, jenis : nasi, ikan, sayur, buah atau bubur, nafsu makan baik, porsi makan yang disajikan dapat dihabiskan. Minum ; 5-6 gelas/hari kurang lebih 1000 ml, jenis : air putih. 2. Istirahat dan tidur Sebelum sakit : Tidur Malam ; 7-8 jam (jam 21.00-06.00) Tidur Siang ; 1-2 jam Saat kaji : Tidur Malam ; 6-7 jam, tidak ada gangguan tidur. Tidur siang ; ½ - 1 jam. 3. Eliminasi Sebelum sakit : BAB ; 1x /hari, konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan. BAK ; 4-5x /hari, warna kuning, jernih, bau khas amoniak. Saat kaji : BAB ; 1x /hari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas. BAK ; 3-4x /hari, warna kuning jernih, bau khas amoniak, volume kurang lebih 200 cc tiap kali BAK. 4. Personal hygiene Sebelum sakit : Mandi 1-2x /hari, sikat gigi, cuci rambut, ganti baju sesuai kebutuhan. Saat kaji 5. : Pasien hanya di lap dengan kain basah dan ganti baju dibantu oleh perawat dan keluarga. Aktivitas dan olahraga Sebelum sakit : Di rumah pasien tidak mengalami gangguan aktivitas dan bekerja dengan baik. : Aktivitas pasien terbatas, pasien merasa lemah saat akan beraktivitas. Saat kaji 6. Ketergantungan Merokok Alkohol Obat-obatan : : : III. PEMERIKSAAN FISIK Penampilan Umum Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda vital Tekanan Darah Nadi Respirasi Suhu Badan Kulit Kepala Inspeksi Palpasi Mata Telinga Pasien merokok 3-4 batang / hari Kadang-kadang Obat darah tinggi (Captopril) : : Pasien tampak lemah. Compos mentis : 130/80 mmHg : 88 x/m : 22 x/m : 36,8 0C : Warna kulit albino, lembab, teraba hangat, turgor kulit baik tidak adanya lesi. : Bentuk kepala bulat, simetris, warna rambut kuning keemasan bersih dan terpelihara. : Kulit kepala licin, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada lesi kulit. : Simetrsi kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sclera Tidak icterus, tidak terdapat secret, tidak menggunakan alat Bantu penglihatan. : Bentuk simetris, pendengaran baik, tidak ada serumen.
  • 4. Hidung : Mukosa hidung baik, warna merah muda, tidak ada nyeri tekan daerah sinus. : Bibir agak miring ke kiri, mukosa oral warna merah muda, kemampuan berbicara terganggu, kata-kata yang diucapkan oleh pasien kurang jelas. : Tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening, vena jugularis tidak ada kelainan. Mulut Leher Dada Inspeksi : Pernapasan tenang, bentuk toraks sedikit cembung, gerakan Toraks simetris, saat bernapas usaha minimal. : Trakea terletak digaris tengah, tidak ada nyeri tekan pada toraks, tidak teraba massa. : Resonansi (intensitas keras, nada rendah, durasi panjang). : Suara normal. Palpasi Perkusi Auskultasi Jantung Inspeksi : Tampak denyutan apeks jantung, sternum dan iga tidak terangkat. Palpasi : apeks teraba. : Perkusi Auskultasi Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Genetalia Anus Ekstremitas : Tidak teraba pukulan jantung atau getaran “vibrasi” denyut Dari batas resonansi paru sampai jantung terdengar suara redup pada garis midklavikular. Ritme reguler, bunyi S1-S2 normal, irama teratur. : : Umbilikus terletak di garis tengah, sedikit di bawah pusat abdomen, menonjol keluar. Bentuk simetris agak cembung, tidak terlihat massa. : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, denyutan nada aorta abdominal teraba, di daerah abdomen atas. : Tidak ada acites. : Tidak ada bising usus. : Bersih, tidak ada kelainan : Tidak ada kelainan : Ekstremitas atas Tangan kiri lemah, sulit untuk digerakan, pada tangan kanan terpasang Infus RL 20 tetes/menit. Ekstermitas bawah Kaki kiri lemah dan sulit untuk digerakan, akral hangat. IV. DATA SOSIAL Hubungan dengan lingkungan keluarga dan orang lain baik, tidak ada masalah. Peran dalam keluarga sebagai kepala keluarga. Individu pendukung lain : istri dan anak-anak Bahasa yang digunakan sehari-hari : bahasa Melayu Manado atau bahasa Indonesia. V. DATA PSIKOLOGIS Status emosional : Pasien adalah orang yang dapat mengendalikan emosinya. Perilaku koping : Pasien biasanya mendiskusikan masalahnya dengan istrinya. Saat pengkajian : Pasien kooperatif, pasien menerima setiap tindakan yang diberikan, dan mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan, meskipun terkadang apa yang diucapkan pasien kurang jelas. VI. DATA SPIRITUAL Agama : Pasien menganut agama Kristen Protestan. Keyakinan : Pasien yakin dengan agama yang dianutnya. Ketaatan beribadah : Pasien aktif dalam kegiatan ibadah kolom dan ibadah pada hari Minggu. Keyakinan tentang penyakit Keyakinan tentang penyembuhan : Pasien yakin bahwa penyakit adalah gangguan kesehatan. : Pasien yakin bahwa kesembuhan berasal dari Tuhan. VII. DATA PENUNJANG Diagnosa medik : Stroke Non Hemoragik Terapi medik : Infus RL 20 tetes/menit Neurotam 4 x 3 gram/IV Brainact 1 x 500 mg / IV Ranitidin 2 x 1 ampul/IV PENGELOMPOKKAN DATA Data Subjektif : Pasien mengeluh tangan kiri dan kaki kiri lemah serta sulit digerakan. Pasien mengeluh sulit untuk berbicara. Pasien mengeluh lemah untuk beraktivitas. Pasien mengatakan lidah kaku. Data Objektif : Keadaan umum lemah Kemampuan berbicara pasien terganggu, kata-kata yang diucapkan kurang jelas. Tangan kiri dan kaki kiri lemah. Terpasang Infus RL 20 tetes/m pada tangan kiri. Tanda-tanda Vital : TD : 130/80 mmHg N : 88 x/m R : 22 x/m SB : 36,8 0C Kebutuhan ADL (makan, minum, BAK/BAB, mandi, ganti pakaian) dibantu oleh perawat dan keluarga.
  • 5. ANALISIS DATA DATA PENYEBAB MASALAH Data Subjektif : Pasien mengeluh tangan kiri dan kaki kiri lemah, sulit untuk digerakan. Interupsi aliran darah ke otak  Gangguan/kerusakan neuromuskuler  Kelemahan/kelumpuhan sebagian atau seluruh anggota badan Kerusakan mobilitas fisik Data Objektif : - Tangan kiri dan kaki kiri lemah. Data Subjektif : - Pasien mengeluh sulit untuk berbicara - Pasien mengatakan lidah kaku Data Objektif : - Kemampuan berbicara pasien terganggu - Kata-kata yang diucapkan kurang jelas. DATA Data Subjektif : - Pasien mengeluh tangan kiri dan kaki kiri masih lemah - Pasien mengeluh lemah untuk beraktivitas. Emboli vaskuler serebri  Kerusakan traktus kortikospinalis  Gangguan fungsi nervus VII dan nervus vagus  Afasia PENYEBAB MASALAH Pemasangan alat infasif Gangguan pemenuhan ADL  Keterbatasn aktivitas Data Objektif : - Kebutuhan ADL (makan, minum, BAB/BAK, mandi, ganti pakaian) dibantu oleh perawat dan keluarga. - Terpasang Infus RL 20 tetes/m pada tangan kiri TD : 130/80 mmHg N : 88 x/m R : 22 x/m SB : 36,8 0C Gangguan komunikasi verbal  Kelemahan/kelumpuhan sebagian badan  Ketidakmampuan melakukan aktivitas  Pemenuhan ADL terganggu