SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
PENINGKATAN TEKANAN
INTRAKRANIAL
d r. U m m u A t i a h , S p . S
D E PA R T E M E N N E U R O L O G I F K U N I V E R S I TA S
H A S A N U D D I N
PENDAHULUAN
Tempurung kepala manusian berisi 3 komponen yaitu
- Jaringan otak (serebral, serebellum, batang otak dan medulla spinalis),
- darah di dalam pembuluh darah,
- cairan serebrospinal
ketiganya diselubungi oleh duramater, jaringan kuat dan in elastis
- Doktrin Monnroe-Kellie
- mengatakan tempurung kepala manusia dewasa merupakan rongga yang tertutup
dengan volume yang tetap dan dalam keadaan yang seimbang
• Komponen :
– Parenkim otak (80%)
– Cairan serebrospinal (10%)
– Darah (10%)
• Kompartemen :
– 2 ruang supratentorial yang dipisahkan oleh falks serebri
– 1 ruang infratentorial yang terpisah dengan supratentorial oleh
tentorium
FISIOLOGI
• Hukum Monro-Kellie :
Karena seluruh volume dalam tulang kranium adalah tetap,
peningkatan salah satu komponen atau adanya komponen
patologik lainnya akan dikompensasi dengan penurunan
volume komponen lainnya, sehingga tekanan intrakranial
dalam keadaan konstan.
TEKANAN INTRAKRANIAL
• Tekanan intrakranial normal 8-14 mmHg
pada posisi supine setinggi Foramen
Monro
• Tekanan intrakranial patologik > 20
mmHg
• Bersifat Pulsatil
• Berfluktuasi dipengaruhi pernafasan
PENYEBAB TIK MENINGKAT
• Perdarahan Intrakranial
– Trauma
– Ruptur aneurisma
– AVM
– Penyebab vaskular
lainnya
 Infeksi susunan saraf pusat
 Neoplasma
 Infark – iskemia
 Vasculitis
 Hidrosefalus
FAKTOR-FAKTOR LAIN
• Peningkatan produksi LCS
• Hipoksia dapat menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan
aliran darah otak
• Herniasi
• edema otak atau perdarahan subraknoid dapat mengobstruksi
aliran LCS.
• Kombinasi perubahan ini dapat menyebabkan keterbatasan
kompensasi intrakranial sehingga berakibat peningkatan
tekanan intrakranial dan herniasi
FAKTOR-FAKTOR LAIN
• Hipertensi intrakranial dapat terjadi akut namun lebih sering
terjadi pada beberapa hari pertama dan meningkat paling
puncak saat hari ke 3 sampai 5 setelah trauma
• Peningkatan tekanan intrakranial dapat berfluktuasi dan
dipengaruhi oleh perubahan tekanan darah, hipoventiasi,
hipoksia, perubahan posisi kepala, kejang, hipertermia atau
instabilitas serebrovaskuler.
FAKTOR-FAKTOR LAIN
• Volume CSS :
-Hidrosefalus
• Volume darah:
-Hiperemia
-Hiperventilasi
• Volume otak :
-Edema Interstisial
-Edema sitotoksik
-Edema vasogenik
PATOFISIOLOGI
• Mekanisme TIK dalam rentang fisiologis yaitu dengan mekanisme kompensasi
• 1. Mekanisme pertama melalui sistem vena yang kolaps untuk mengeluarkan darah
melalui vena jugularis
• 2. Kompensasi kedua melalui peningkatan pemindahan aliran CSS dari foramen
magnum keruang subarakhnoid
• Jika volume terus bertambah dan mekanisme kompensasi sudah bekerja maksimal
maka akan terjadi peningkatan TIK melalui perfusi dan herniasi otak
HERNIASI
• Herniasi otak dapat menyebabkan kompresi
atau tarikan sel neuron dan vaskuler
• Terjadi akibat perbedaan tekanan antara
kompartemen intrakranial dan dapat terjadi
pada area :
1. Subfalcine (herniasi cingulata)
2. Transteritorial (herniasi Central)
3. Tentorial (herniasi Uncal)
4. Foramen Magnum (herniasi Tonsillar)
1. HERNIASI SUBFALCINE
(HERNIASI CINGULATA)
• Terjadi ketika tekanan salah satu hemisfer
meningkat dan menekan jairngan otak
disebelahnya
• Dapat menyebabkan kompresi arteri serebri
anterior dan infark pada lobus parietal dan
frontal
2. HERNIASI TRANSTENTORIAL
• Jaringan otak supratentorial turun ke
kompartemen infratentorial dan dapat terjadi
akibat massa supratentorial, edema otak difus,
edema fokal atau hidrosefalus akut
• Dapat menyebabkan kompresi nervus kranialis
III (dilatasi pupil ipsilateral), batang otak atas,
dan pedunkel serebri, distorsi atau traksi pada
arteri basilar superior
3. HERNIASI TENTORIAL
(HERNIASI UNKAL)
- Terjadi akibat penambahan massa
intrakranial di daerah temporal yang
menekan massa otak di daerah unkus
sehingga terdorong ke bawah melalui
celah antara tentorium dengan batang
otak.
4. HERNIASI FORAMEN MAGNUM
• Herniasi Tonsillar (Herniasi yang
terjadi di foramen magnum) :
• Terjadi ketika tekanan otak
menekan tonsil serebellar ke arah
bawah foramen magnum dan
akan menekan medulla oblongata
dan medulla spinalis segmen
servikal atas
GEJALA – GEJALA TEKANAN
INTRAKRANIAL
• Gejala global :
– Sakit kepala : kemungkinan dimediasi oleh saraf nyeri N.V pada
dura dan pembuluh darah
– Kesadaran menurun : baik karena efek lokal dari massa atau
penekanan formasio retikularis
– Muntah proyektil
• Gejala Fokal : diakibatkan oleh efek lokal dari massa atau herniasi
GEJALA – GEJALA TEKANAN
INTRAKRANIAL
• Sakit kepala : biasanya saat pagi hari, diperberat oleh batuk atau
mengedan, berulang terlokalisir dan progresif
• Gangguan pertumbuhan
• Kaku kuduk
• Defisit neurologis fokal
• Muntah
• Letargi
• Perubahan kepribadian
GEJALA – GEJALA TEKANAN
INTRAKRANIAL
• Papil ledema
– Mengkonfirmasi diagnosis
– Pada peningkatan tekanan
intrakranial yang sangat akut
mungkin tidak terlihat
• Batas optic disc tidak jelas,
hilangnya cup, hiperemia
GEJALA – GEJALA TEKANAN
INTRAKRANIAL
• Pada bayi gejala yang terjadi kurang
spesifik,
antara lain:
Iritabilitas,Fontanela menonjol,letargi, afek
datar, tidak mau makan
sehingga dapat timbul : Hydrocephalus
– Makrocephali
– Sutura melebar
– Fontanela menonjol
Pada mata : Sun setting appearence
GEJALA –GEJALA TEKANAN
INTRAKRANIAL
• Dilatasi pupil
– Biasanya se-sisi lesi
• Parese saraf kranial III, IV dan VI
– Parese N. III paling sering
– Diplopia (pandangan
ganda)
GEJALA – GEJALA TEKANAN
INTRAKRANIAL
• Derajat kesadaran
– Bervariasi dari gelisah sampai koma
• Hemiparesis, hiperrefleks, and hipertonus
– Gejala yang timbul belakangan
• Cushing triad
– hipertensi, bradikardi, dan depresi pernafasan
• Gejala preterminal
GEJALA – GEJALA TEKANAN
INTRAKRANIAL
• Gejala awal dari herniasi transtentorial
– Sakit kepala dan kesadaran menurun
– Diikuti perubahan ukuran pupil
– Bradikardi
– Hemiparesis
– Hipertensi
– Depresi pernafasan
MANAJEMEN - 1
• Tujuan utama adalah stabilisasi kardiopulmoner
• Setelah stabil, CT-Scan kepala non-kontras
• Pada CT-Scan kepala dapat ditemukan :
– Penyebab yang mendasarinya (massa,
perdarahan, dll)
– Tanda peningkatan tekanan intrakranial seperti
midline shift, sulci menghilang
MANAJEMEN - 2
• Terapi terbaik adalah mengobati penyebab yang mendasarinya
• Cairan adekuat
• Elevasi kepala 20-30 derajat dengan tujuan memperbaiki venous
return
• Menurunkan suhu dengan antipiretik dan selimut pendingin
karena hiperpireksia dapat meningkatkan metabolisme otak dan
meningkatkan aliran darah otak yang nantinya meningkatkan
tekanan intrakranial
MANAJEMEN - 3
• Koreksi kelainan elektrolit dan metabolik
–Hiponatremi menyebabkan penurunan osmolalitas plasma
sehingga terjadi edema sitotoksik dan hipernatremi
menyebabkan lisisnya sel neuron
• Atasi kejang bila ada dengan benzodiazepin atau fenitoin
• Atasi nyeri bila ada
MANAJEMEN - 4
• Tekanan darah optimal
–Hipertensi dapat menyebabkan edema serebral dan hipotensi
dapat mengakibatkan iskemia otak yang berujung pada
edema otak
• Menghilangkan kecemasan
MANAJEMEN - 5
• Atasi hipoksia karena akan menyebabkan metabolisme anaerob
sehingga terbentuk laktat yang mengakibatkan asidosis laktat dan
berujung pada edema otak
• Hindari batuk, mengedan dan suction lendir berlebihan
• Muscle relaxan bila perlu
• Hindari punksi lumbal
MANAJEMEN - 6
• Pemberian cairan hiperosmolar : Mannitol dan Salin Hipertonik
pada sawar darah otak masih baik pada edema sitotoksik dan
jaringan dan tidak diberikan pada edma vasogenik
• Beberapa edema cerebri yang menyebabkan peningkatan TIK :
1. Edema vasogenic
2. Edema sitiotoksik
3. Edema interstisial
EDEMA SEREBRI : VASOGENIK
• Edema yang terjadi karena peningkatan permeabilitas sel endotel pembuluh
darah sehingga cairan masuk ke dalam ruang ekstraseluler
• Neuron tidak mengalami injuri primer
• Terjadi pada : tumor, intrakranial hematoma, infark, abses, infeksi susunan
saraf pusat, CVD, hipertensi encepalopaty
• Tujuan terapi untuk menurunkan edema ,untuk mencegah iskemia sekunder
jaringan otak sekitarnya
• Kortikosteroid dapat berguna untuk edema vasogenik yang terjadi akibat
lesi massa
EDEMA SEREBRI : SITOTOKSIK
• Edema yg timbul karena pembengkakan intraseluler yang
terjadi sekunder akibat dari injuri sel
• Kegagalan fungsi pompa Na-K sel
• Terjadi pada : trauma kepala seperti diffuse axonal injury, dan
hipoksia-iskemik
EDEMA SEREBRI : INTERTISIAL
• Peningkatan cairan substansia alba periventrikuler
• Peninkatan tekanan LCS yang terjadi pada hidrosefalus
merupakan penyebab tersering
• Terapi bertujuan untuk menurunkan tekanan LCS
MANAJEMEN - 6
• Mannitol , dapat merubah gradien osmotik antara plasma dan jaringan
parenkim otak sehingga menarik cairan di otak
• Waktu kerja singkat sehingga membutuhkan dosis maintenance untuk
mempertahankan aksi kerja
• Tidak dapat diberikan pada pasien gagal ginjal
MANAJEMEN - 7
• Manitol ,Dosis loading : 5 – 10 gr/kg BB habis dalam waktu
20-30 menit
• Dosis maintenance : setengah dosis awal / kgBB per 4 jam
dalam waktu 20-30 menit (tappering off untuk mencegah
withdrawal effect)
• Pemberian mannitol perlu diperhatikan kadar elektrolit,
osmolalitas cairan tubuh dan fungsi ginjal
UA-Peningkatan TIK.pptx

More Related Content

Similar to UA-Peningkatan TIK.pptx

Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar
Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar
Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar Syarifha Ningsih Al-aidid
 
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdfdoku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdfikhsan1611
 
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragikHusen Aminudin
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluannervaeria
 
Cva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomyCva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomyDheaPermatasariIskan
 
Ppt stroke 2
Ppt stroke 2Ppt stroke 2
Ppt stroke 2riaasof
 
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.docASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.docNsBahagiaHasbi
 
Pr journal reading
Pr journal readingPr journal reading
Pr journal readingshintasissy
 
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)Jumraini Tammasse
 
Peningkatan tik
Peningkatan tikPeningkatan tik
Peningkatan tikAmi Islah
 
Askep cedera otak berat
Askep cedera otak beratAskep cedera otak berat
Askep cedera otak beratf' yagami
 

Similar to UA-Peningkatan TIK.pptx (20)

Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar
Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar
Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdfdoku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
 
Cidera kepala
Cidera kepalaCidera kepala
Cidera kepala
 
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
Cva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomyCva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomy
 
4. cidera kepala
4. cidera kepala4. cidera kepala
4. cidera kepala
 
Ppt stroke 2
Ppt stroke 2Ppt stroke 2
Ppt stroke 2
 
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.docASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
 
Pr journal reading
Pr journal readingPr journal reading
Pr journal reading
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
referat PDPH.pdf
referat PDPH.pdfreferat PDPH.pdf
referat PDPH.pdf
 
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)
 
Peningkatan tik
Peningkatan tikPeningkatan tik
Peningkatan tik
 
Trauma kepala
Trauma kepalaTrauma kepala
Trauma kepala
 
Askep cedera otak berat
Askep cedera otak beratAskep cedera otak berat
Askep cedera otak berat
 
tentang shock
tentang shocktentang shock
tentang shock
 
Hemiparesis
HemiparesisHemiparesis
Hemiparesis
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Recently uploaded

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 

UA-Peningkatan TIK.pptx

  • 1. PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL d r. U m m u A t i a h , S p . S D E PA R T E M E N N E U R O L O G I F K U N I V E R S I TA S H A S A N U D D I N
  • 2. PENDAHULUAN Tempurung kepala manusian berisi 3 komponen yaitu - Jaringan otak (serebral, serebellum, batang otak dan medulla spinalis), - darah di dalam pembuluh darah, - cairan serebrospinal ketiganya diselubungi oleh duramater, jaringan kuat dan in elastis - Doktrin Monnroe-Kellie - mengatakan tempurung kepala manusia dewasa merupakan rongga yang tertutup dengan volume yang tetap dan dalam keadaan yang seimbang
  • 3. • Komponen : – Parenkim otak (80%) – Cairan serebrospinal (10%) – Darah (10%) • Kompartemen : – 2 ruang supratentorial yang dipisahkan oleh falks serebri – 1 ruang infratentorial yang terpisah dengan supratentorial oleh tentorium
  • 4. FISIOLOGI • Hukum Monro-Kellie : Karena seluruh volume dalam tulang kranium adalah tetap, peningkatan salah satu komponen atau adanya komponen patologik lainnya akan dikompensasi dengan penurunan volume komponen lainnya, sehingga tekanan intrakranial dalam keadaan konstan.
  • 5. TEKANAN INTRAKRANIAL • Tekanan intrakranial normal 8-14 mmHg pada posisi supine setinggi Foramen Monro • Tekanan intrakranial patologik > 20 mmHg • Bersifat Pulsatil • Berfluktuasi dipengaruhi pernafasan
  • 6. PENYEBAB TIK MENINGKAT • Perdarahan Intrakranial – Trauma – Ruptur aneurisma – AVM – Penyebab vaskular lainnya  Infeksi susunan saraf pusat  Neoplasma  Infark – iskemia  Vasculitis  Hidrosefalus
  • 7. FAKTOR-FAKTOR LAIN • Peningkatan produksi LCS • Hipoksia dapat menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah otak • Herniasi • edema otak atau perdarahan subraknoid dapat mengobstruksi aliran LCS. • Kombinasi perubahan ini dapat menyebabkan keterbatasan kompensasi intrakranial sehingga berakibat peningkatan tekanan intrakranial dan herniasi
  • 8. FAKTOR-FAKTOR LAIN • Hipertensi intrakranial dapat terjadi akut namun lebih sering terjadi pada beberapa hari pertama dan meningkat paling puncak saat hari ke 3 sampai 5 setelah trauma • Peningkatan tekanan intrakranial dapat berfluktuasi dan dipengaruhi oleh perubahan tekanan darah, hipoventiasi, hipoksia, perubahan posisi kepala, kejang, hipertermia atau instabilitas serebrovaskuler.
  • 9. FAKTOR-FAKTOR LAIN • Volume CSS : -Hidrosefalus • Volume darah: -Hiperemia -Hiperventilasi • Volume otak : -Edema Interstisial -Edema sitotoksik -Edema vasogenik
  • 10. PATOFISIOLOGI • Mekanisme TIK dalam rentang fisiologis yaitu dengan mekanisme kompensasi • 1. Mekanisme pertama melalui sistem vena yang kolaps untuk mengeluarkan darah melalui vena jugularis • 2. Kompensasi kedua melalui peningkatan pemindahan aliran CSS dari foramen magnum keruang subarakhnoid • Jika volume terus bertambah dan mekanisme kompensasi sudah bekerja maksimal maka akan terjadi peningkatan TIK melalui perfusi dan herniasi otak
  • 11. HERNIASI • Herniasi otak dapat menyebabkan kompresi atau tarikan sel neuron dan vaskuler • Terjadi akibat perbedaan tekanan antara kompartemen intrakranial dan dapat terjadi pada area : 1. Subfalcine (herniasi cingulata) 2. Transteritorial (herniasi Central) 3. Tentorial (herniasi Uncal) 4. Foramen Magnum (herniasi Tonsillar)
  • 12. 1. HERNIASI SUBFALCINE (HERNIASI CINGULATA) • Terjadi ketika tekanan salah satu hemisfer meningkat dan menekan jairngan otak disebelahnya • Dapat menyebabkan kompresi arteri serebri anterior dan infark pada lobus parietal dan frontal
  • 13. 2. HERNIASI TRANSTENTORIAL • Jaringan otak supratentorial turun ke kompartemen infratentorial dan dapat terjadi akibat massa supratentorial, edema otak difus, edema fokal atau hidrosefalus akut • Dapat menyebabkan kompresi nervus kranialis III (dilatasi pupil ipsilateral), batang otak atas, dan pedunkel serebri, distorsi atau traksi pada arteri basilar superior
  • 14. 3. HERNIASI TENTORIAL (HERNIASI UNKAL) - Terjadi akibat penambahan massa intrakranial di daerah temporal yang menekan massa otak di daerah unkus sehingga terdorong ke bawah melalui celah antara tentorium dengan batang otak.
  • 15. 4. HERNIASI FORAMEN MAGNUM • Herniasi Tonsillar (Herniasi yang terjadi di foramen magnum) : • Terjadi ketika tekanan otak menekan tonsil serebellar ke arah bawah foramen magnum dan akan menekan medulla oblongata dan medulla spinalis segmen servikal atas
  • 16. GEJALA – GEJALA TEKANAN INTRAKRANIAL • Gejala global : – Sakit kepala : kemungkinan dimediasi oleh saraf nyeri N.V pada dura dan pembuluh darah – Kesadaran menurun : baik karena efek lokal dari massa atau penekanan formasio retikularis – Muntah proyektil • Gejala Fokal : diakibatkan oleh efek lokal dari massa atau herniasi
  • 17. GEJALA – GEJALA TEKANAN INTRAKRANIAL • Sakit kepala : biasanya saat pagi hari, diperberat oleh batuk atau mengedan, berulang terlokalisir dan progresif • Gangguan pertumbuhan • Kaku kuduk • Defisit neurologis fokal • Muntah • Letargi • Perubahan kepribadian
  • 18. GEJALA – GEJALA TEKANAN INTRAKRANIAL • Papil ledema – Mengkonfirmasi diagnosis – Pada peningkatan tekanan intrakranial yang sangat akut mungkin tidak terlihat • Batas optic disc tidak jelas, hilangnya cup, hiperemia
  • 19. GEJALA – GEJALA TEKANAN INTRAKRANIAL • Pada bayi gejala yang terjadi kurang spesifik, antara lain: Iritabilitas,Fontanela menonjol,letargi, afek datar, tidak mau makan sehingga dapat timbul : Hydrocephalus – Makrocephali – Sutura melebar – Fontanela menonjol Pada mata : Sun setting appearence
  • 20. GEJALA –GEJALA TEKANAN INTRAKRANIAL • Dilatasi pupil – Biasanya se-sisi lesi • Parese saraf kranial III, IV dan VI – Parese N. III paling sering – Diplopia (pandangan ganda)
  • 21. GEJALA – GEJALA TEKANAN INTRAKRANIAL • Derajat kesadaran – Bervariasi dari gelisah sampai koma • Hemiparesis, hiperrefleks, and hipertonus – Gejala yang timbul belakangan • Cushing triad – hipertensi, bradikardi, dan depresi pernafasan • Gejala preterminal
  • 22. GEJALA – GEJALA TEKANAN INTRAKRANIAL • Gejala awal dari herniasi transtentorial – Sakit kepala dan kesadaran menurun – Diikuti perubahan ukuran pupil – Bradikardi – Hemiparesis – Hipertensi – Depresi pernafasan
  • 23. MANAJEMEN - 1 • Tujuan utama adalah stabilisasi kardiopulmoner • Setelah stabil, CT-Scan kepala non-kontras • Pada CT-Scan kepala dapat ditemukan : – Penyebab yang mendasarinya (massa, perdarahan, dll) – Tanda peningkatan tekanan intrakranial seperti midline shift, sulci menghilang
  • 24. MANAJEMEN - 2 • Terapi terbaik adalah mengobati penyebab yang mendasarinya • Cairan adekuat • Elevasi kepala 20-30 derajat dengan tujuan memperbaiki venous return • Menurunkan suhu dengan antipiretik dan selimut pendingin karena hiperpireksia dapat meningkatkan metabolisme otak dan meningkatkan aliran darah otak yang nantinya meningkatkan tekanan intrakranial
  • 25. MANAJEMEN - 3 • Koreksi kelainan elektrolit dan metabolik –Hiponatremi menyebabkan penurunan osmolalitas plasma sehingga terjadi edema sitotoksik dan hipernatremi menyebabkan lisisnya sel neuron • Atasi kejang bila ada dengan benzodiazepin atau fenitoin • Atasi nyeri bila ada
  • 26. MANAJEMEN - 4 • Tekanan darah optimal –Hipertensi dapat menyebabkan edema serebral dan hipotensi dapat mengakibatkan iskemia otak yang berujung pada edema otak • Menghilangkan kecemasan
  • 27. MANAJEMEN - 5 • Atasi hipoksia karena akan menyebabkan metabolisme anaerob sehingga terbentuk laktat yang mengakibatkan asidosis laktat dan berujung pada edema otak • Hindari batuk, mengedan dan suction lendir berlebihan • Muscle relaxan bila perlu • Hindari punksi lumbal
  • 28. MANAJEMEN - 6 • Pemberian cairan hiperosmolar : Mannitol dan Salin Hipertonik pada sawar darah otak masih baik pada edema sitotoksik dan jaringan dan tidak diberikan pada edma vasogenik • Beberapa edema cerebri yang menyebabkan peningkatan TIK : 1. Edema vasogenic 2. Edema sitiotoksik 3. Edema interstisial
  • 29. EDEMA SEREBRI : VASOGENIK • Edema yang terjadi karena peningkatan permeabilitas sel endotel pembuluh darah sehingga cairan masuk ke dalam ruang ekstraseluler • Neuron tidak mengalami injuri primer • Terjadi pada : tumor, intrakranial hematoma, infark, abses, infeksi susunan saraf pusat, CVD, hipertensi encepalopaty • Tujuan terapi untuk menurunkan edema ,untuk mencegah iskemia sekunder jaringan otak sekitarnya • Kortikosteroid dapat berguna untuk edema vasogenik yang terjadi akibat lesi massa
  • 30. EDEMA SEREBRI : SITOTOKSIK • Edema yg timbul karena pembengkakan intraseluler yang terjadi sekunder akibat dari injuri sel • Kegagalan fungsi pompa Na-K sel • Terjadi pada : trauma kepala seperti diffuse axonal injury, dan hipoksia-iskemik
  • 31. EDEMA SEREBRI : INTERTISIAL • Peningkatan cairan substansia alba periventrikuler • Peninkatan tekanan LCS yang terjadi pada hidrosefalus merupakan penyebab tersering • Terapi bertujuan untuk menurunkan tekanan LCS
  • 32. MANAJEMEN - 6 • Mannitol , dapat merubah gradien osmotik antara plasma dan jaringan parenkim otak sehingga menarik cairan di otak • Waktu kerja singkat sehingga membutuhkan dosis maintenance untuk mempertahankan aksi kerja • Tidak dapat diberikan pada pasien gagal ginjal
  • 33. MANAJEMEN - 7 • Manitol ,Dosis loading : 5 – 10 gr/kg BB habis dalam waktu 20-30 menit • Dosis maintenance : setengah dosis awal / kgBB per 4 jam dalam waktu 20-30 menit (tappering off untuk mencegah withdrawal effect) • Pemberian mannitol perlu diperhatikan kadar elektrolit, osmolalitas cairan tubuh dan fungsi ginjal