1. 1
KELAINAN PADA SISTEM SARAF
Neurologi adalah cabang dari ilmu kedokteran yang menangani kelainan pada sistem
saraf. Dokter yang mengkhususkan dirinya pada bidang neurologi disebut neurolog dan
memiliki kemampuan untuk mendiagnosis, merawat, dan memanejemen pasien dan
kelainan saraf. Kebanyakan para neurolog dilatih untuk menangani pasien dewasa. Untuk
anak-anakdilakukan oleh neurolog pediatrik, yang merupakan cabang dari pediatri atau ilmu
kesehatananak. Para neurologmenanganikelainan pada sistem saraf, termasuk pada sistem
saraf pusat (otak, batang otak, dan otak kecil), sistem saraf tepi (misalnya saraf otak), dan
sistem saraf otonom. Neurolog juga dapat mendiagnosa dan memeriksa beberapa kasus
pada sistem otot dan tulang (muskuloskeletal). Beberapa contoh kelainan yang terjadi pada
sistem saraf antara lain:
1. Stroke ( istilah lain Cerebrovascular accident ( CVA ) atau Cerebral apoplexy ), adalah
kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah otak.
2. Poliomielitis , penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang neuron-
neuron motoris sistem saraf ( otak dan medula spinalis ).
3. Epilepsi, penyakit karena dilepaskannya letusan-letusan listrik ( impuls ) pada neuron-
neuron otak.
4. Parkinson, penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya
neurotranslator dopamin pada dasar gangglion dengan gejala tangan gemetaran
sewaktu istirahat ( tetapi gemetaran itu hilang sewaktu tidur ), sulit bergerak,
kekakuan otot, otot muka kaku menimbulkan kesan seolah-olah bertopeng, mata
sulit berkedip dan langkah kaki menjadi kecil dan kaku.
5. Transeksi , kerusakan atau seluruh segmen tertentu dari medula spialis. Misalnya
karena jatuh, tertebak yang disertai dengan hancurnya tulang belakang.
6. Neurasthonia, ( lemah saraf ) , penyakit ini ada karena pembawaan lahir, terlalu berat
penderitanya, rohani terlalu lemah atau karena penyakit keracunan.
7. Neuritis, radang saraf yang terjadi karena pengaruh fisis seperti patah tulang,
tekanan pukulan, dan dapat pula karena racun atau difisiensi vitamin B1, B6, B12.
2. 2
Berikut ini akan dijelaskan tentang stroke secara lebih mendalam, karena kelainan ini telah
begitu umum terjadi di sekitar kita. Stroke merupakan pembunuh nomor tiga di Indonesia.
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak
tib-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian
reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan. Kematian jaringan sel-sel saraf di
otak dapatmenyebabkan hilangnyafungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah
penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa
(Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan
pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa
tahun belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan
istilah yang sudah dikenal luas, "serangan jantung". strok terjadi karena cabang pembuluh
darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara.
Strok dibagi menjadi dua jenis yaitu strok iskemik maupun strok hemorragik. Pada strok
iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada
dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah
ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami strok jenis ini.
Stroke hemorragik
Pada strok hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah
yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir
70 persen kasus strok hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke iskemik
Pada strok iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah
arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua
arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung (arcus
aorta).
3. 3
Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri
karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena
setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian
besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam
darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa
juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari
jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral (emboli =
sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang
baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan
irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari
sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di
dalam sebuah arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan
penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan
amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan strok.
Tekanan darahrendahyang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnyaaliran darahke
otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah
rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan
darahyang banyak karena cedera atau pembedahan, seranganjantung ataugangguanirama
jantung.
Dilihat dan gejalanya, stroke terbagi menjadi tiga macam, yakni :
1. Stroke sementara (sembuh dalam beberapa menit atau jam).
2. Stroke ringan (sembuh dalam beberapa minggu).
3. Stroke berat (sembuh dengan meninggalkan cacat, tidak bisa sembuh total,
bahkan dalam beberapa bulan (tahun) bisa mengakibatkan kematian.
4. 4
Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan
menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke
menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1 - 2 hari akibat bertambah luasnya
jaringan otak yang mati (stroke in evolution).
Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil,
dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan.
Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena.
Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke berikut:
Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.
Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
Penglihatan ganda.
Pusing.
Bicara tidak jelas (rero).
Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.
Pergerakan yang tidak biasa.
Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
Ketidakseimbangan dan terjatuh.
Pingsan.
Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke bisa lebih berat atau lebih
luas, berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa
menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.
Stroke juga bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak. Hal ini berbahaya
karena ruangdalamtengkoraksangatterbatas.Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak
jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak
bertambah luas.
5. 5
Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan
apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat
penghancur bekuan darah.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah
atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau streptokinase
yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam setelah
timbulnya stroke.
Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi
dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan
menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.
Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan
cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin),
tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.
Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah
ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak
dilakukan pembedahan.
Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau
transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang
akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.
Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke
akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat
mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan
yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran
pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan).
Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang menyertai
harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi
dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati
(terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.
6. 6
Enam langkah penanganan stroke
Enam langkah penanganan stroke diambil dari intervensi pada perjalanan alamiah
dan klinik penyakit stroke. Langkah-langkah penanganan stroke meliputi: (1) pencegahan,
(2) pengenalan dini, (3) reperfusi, (4) neuroproteksi, (5) rehabilitasi, dan (6) pencegahan
sekunder.
1. Pencegahan stroke
Pada prinsipnya stroke dapat dicegah. Pemahaman akan faktor risiko stroke, dan
pengendalian akan faktor risiko stroke mutlak diperlukan. Faktor risiko stroke yang utama
adalah hipertensi, diabetes, merokok, dan dislipidemia. Pengurangan konsumsi garam dan
olahraga terbukti menurunkan stroke (SAFE, 2008). Penelitian Wang, dkk (2007)
menunjukkan bahwa kampanye mewaspadai hipertensi, berhenti merokok, dan
menurunkan berat badan pada masyarakat terbukti berhasil menurunkan angka kejadian
stroke sampai dengan 11,4%.
Penelitian menunjukkan bahwa sebagai faktor risiko stroke yang utama, hipertensi seringkali
tidak disadari. Hal inilah yang menyebabkan hipertensi dijuluki sebagai si pembunuh diam-
diam (the silent killers). Pasien datang berobat ketika kerusakan target organ telah
sedemikian parahnya.Edukasi kepada pasien danmasyarakat luastentang bahaya hipertensi
mutlak diperlukan.
2. Pengenalan gejala dini
Stroke adalah kedaruratan medik. Semakin cepat pasien ditangani secara adekuat, semakin
besar Permasalahan yang muncul adalah pasien stroke seringkali tidak segera datang ke RS.
Banyak penelitian menunjukkan keterlambatan pasien stroke meminta pertolongan medis
yang adekuat. Penelitian di Thailand menunjukkan bahwa hanya 20,2 % pasien stroke yang
datang ke RS dalam waktu kurang dari 24 jam (Asawavichienjinda dan Boogrid, 1998).
7. 7
Mengapa pasien datang terlambat ke RS ? Banyak penelitian memperlihatkan bahwa
sebagian besar pasien dan keluarganya tidak mengenali gejala stroke. Edukasi kepada
masyarakat untuk mengenali secara dini gejala stroke mutlak diperlukan.
3.Reperfusi dan Neuroproteksi
Gangguan fungsi saraf akan terganggu bila aliran darah otak turun. Pada kasus ini jaringan
otak belum mati, namun mengalami gangguan fungsi. Bagian ini disebut sebagai bagian
iskemik pneumbra. Bila gangguan aliran darah berkepanjangan dapat terjadi kematian
jaringan saraf yang disebut infark. Target terapi adalah menyelamatkan jaringan
pneumbra.Tindakan penyelamatan dilakukan dengan membuka sumbatan dengan obat
thrombolitik. Tindakan ini jarang sekali dilakukan di Indonesia karena persyaratan yang
sangat banyak. Salah satu syarat utama adalah pasien datang kurang dari 6 jam setelah
serangan stroke. Inilah yang disebut dengan konsep “time is brain”. Tindakan lain adalah
dengan neuroproteksi (melindungi bagian otak). Hal ini dapat dicapai dengan pemberian
obat dan pencegahan komplikasi stroke. Unit stroke yang multidisiplin dan perawatan yang
lebih terstruktur terbukti menurunkan angka kematian dan komplikasi stroke.
4.Rehabilitasi
Salah satu modalitas terapi yang utama untuk membantu pemulihan pasca stroke adalah
program rehabilitasi. Salah satu programm rehabilitasi yang hampir selalu dilakukan adalah
terapi fisik (fisioterapi). Fisioterapi pada prinsipnya dilakukan sesegera mungkin (as soon as
possible). Tentu saja hal ini disesuaikan dengan kondisi pasien.
Pasien stroke dengangangguan bicara akan menjalani terapi wicara (speech therapy). Terapi
okupasi (occupational therapy) dilakukan untuk memperbaiki fungsi kehidupan sehari-hari
pasien (activities of daily living), seperti mandi, makan, berganti baju, dan menyisir rambut.
8. 8
5.Pencegahan stroke ulang
Seranganstroke ulangumum dijumpai. Seanganstroke ulangpada umumnyalebih berakibat
fatal daripada serangan stroke yang pertama. Penelitian Xu, dkk (2007) memperlihatkan
bahwa serangan stroke ulang pada tahun pertama dijumpai pada 11,2% kasus. Pengendalian
fakror risiko yang tidak baik merupakan penyebab utama munculnya serangan stroke ulang.
Penelitian diatas menunjukkan bahwa serangan stroke ulang pada umumnya dijumpai pada
individu dengan hipertensi yang tidak terkendali dan merokok.