Model pembelajaran kartu arisan adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dimana siswa dibentuk kelompok dan menjawab pertanyaan secara bergilir sesuai dengan urutan kartu yang diundi. Langkah-langkahnya meliputi pembentukan kelompok heterogen, pemberian kartu jawaban dan soal kepada siswa, pengocokan kartu soal, dan pemberian poin untuk jawaban benar.
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
Kelas III siswa SDN 04 Jaten memiliki 30 siswa dengan 11 laki-laki dan 19 perempuan berumur 8-9 tahun. Wali kelas menyatakan siswa kelas III mengalami perkembangan pesat secara psikologi dan fisik.
Jurnal guru mengajar mencatat kegiatan mengajar PPKn di SMA Negeri 7 Bandung kelas XII IPS-2 semester ganjil tahun 2018/2019, mencakup kompetensi dasar dan materi pelajaran, absensi siswa, serta catatan dan ketuntasan materi.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran tematik dengan menggunakan media realia. Penelitian ini menggunakan desain siklus, meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes untuk menilai aktivitas siswa dan pencapaian belajar.
Dokumen tersebut merupakan lembar observasi proses pembelajaran yang digunakan untuk menilai kinerja guru. Lembar observasi ini berisi indikator-indikator yang akan diamati selama proses pembelajaran berlangsung dan ruang untuk mencatat hasil observasi serta kesimpulan mengenai kegiatan guru dan peserta didik.
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
Kelas III siswa SDN 04 Jaten memiliki 30 siswa dengan 11 laki-laki dan 19 perempuan berumur 8-9 tahun. Wali kelas menyatakan siswa kelas III mengalami perkembangan pesat secara psikologi dan fisik.
Jurnal guru mengajar mencatat kegiatan mengajar PPKn di SMA Negeri 7 Bandung kelas XII IPS-2 semester ganjil tahun 2018/2019, mencakup kompetensi dasar dan materi pelajaran, absensi siswa, serta catatan dan ketuntasan materi.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran tematik dengan menggunakan media realia. Penelitian ini menggunakan desain siklus, meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes untuk menilai aktivitas siswa dan pencapaian belajar.
Dokumen tersebut merupakan lembar observasi proses pembelajaran yang digunakan untuk menilai kinerja guru. Lembar observasi ini berisi indikator-indikator yang akan diamati selama proses pembelajaran berlangsung dan ruang untuk mencatat hasil observasi serta kesimpulan mengenai kegiatan guru dan peserta didik.
Media pembelajaran ini membantu guru dan siswa mempelajari konsep himpunan dan operasi-operasi dasar pada himpunan seperti gabungan, irisan, komplemen, selisih, dan jumlah melalui contoh-contoh soal beserta penyelesaiannya.
Dokumen tersebut membahas delapan standar proses penilaian pendidikan yang meliputi standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Standar-standar tersebut dijabarkan melalui berbagai dokumen yang mendukung proses penilaian mutu pendidikan.
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docxmutia171878
Dokumen tersebut merangkum hasil eksplorasi penyebab masalah yang diidentifikasi terkait rendahnya minat, keaktifan, semangat dan motivasi belajar peserta didik melalui kajian literatur dan wawancara. Beberapa penyebab utama yang diidentifikasi antara lain kurangnya dukungan dan motivasi dari guru dan keluarga, penggunaan smartphone, serta metode pembelajaran yang kurang menarik.
Lembar observasi guru dan siswa menilai proses pembelajaran matematika tentang aljabar di kelas VII. Lembar observasi guru meliputi 10 aspek seperti kegiatan pembelajaran, penguasaan materi, strategi pembelajaran, dan penilaian. Lembar observasi siswa meliputi 2 aspek yaitu umum dan khusus yang menilai partisipasi dan sikap siswa dalam pembelajaran. Kedua lembar digunakan untuk mengevaluasi proses dan hasil pembelaj
LKPD atau Lembar Kerja Peserta Didik adalah salah satu instrumen atau bahan ajar yang membantu proses pembelajaran. LKPD terdiri dari 3 macam yaitu LKPD konseptual , LKPD prosedural, dan LKPD soal. Berikut ini merupakan contoh dari LKPD soal matematika.
Lembar observasi ini digunakan untuk menilai aktivitas siswa selama proses pembelajaran berkelompok meliputi tahap awal, inti, dan akhir. Terdapat 11 indikator yang dinilai dengan skala 1-5 berdasarkan kemunculan deskriptor tertentu. Lembar ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan proses kelompok siswa.
Projek "Sampah Bukan Warisan" bertujuan untuk membentuk kesadaran siswa tentang gaya hidup berkelanjutan dan mengurangi sampah plastik melalui aksi nyata. Projek ini terdiri dari tahap pengenalan, kontekstualisasi, aksi, dan refleksi untuk membantu siswa memahami masalah lingkungan setempat dan merencanakan solusi, serta mengimplementasikan program sekolah untuk mengurangi sampah. Projek ini relevan
Dokumen tersebut memberikan panduan pengembangan indikator untuk penilaian kompetensi siswa. Dokumen tersebut menjelaskan kata kerja operasional yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran seperti agama, seni, bahasa, dan drama. Dokumen tersebut juga menganalisis karakteristik kelompok mata pelajaran dan aspek yang dinilai sesuai peraturan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis materi pembelajaran, yang meliputi pengertian materi pembelajaran, jenis-jenisnya, analisis materi pelajaran, dan prosedur analisis materi pembelajaran. Beberapa poin penting yang diangkat adalah mengenai identifikasi aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar, memilih jenis materi yang sesuai, serta berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Metode ceramah, disk
Dokumen tersebut merangkum hasil eksplorasi penyebab rendahnya minat membaca peserta didik kelas 5 di SDN 21 Medan. Berdasarkan kajian literatur dan wawancara, ditemukan bahwa penyebab utamanya adalah kurangnya penerapan media pembelajaran yang inovatif oleh guru. Media pembelajaran tradisional kurang menarik minat siswa. Guru perlu menerapkan media interaktif seperti Media Pohon Geulis untuk mening
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Fitri Yusmaniah
Teknologi dan media memiliki peran penting dalam pembelajaran abad 21. Guru dapat memanfaatkan berbagai alat digital interaktif dan asesmen mobile untuk meningkatkan proses pembelajaran dan berkolaborasi dengan komunitas guru lain. Standar Teknologi Pendidikan Nasional untuk Guru memberikan pedoman bagi guru untuk mengintegrasikan teknologi secara efektif.
Media pembelajaran ini membantu guru dan siswa mempelajari konsep himpunan dan operasi-operasi dasar pada himpunan seperti gabungan, irisan, komplemen, selisih, dan jumlah melalui contoh-contoh soal beserta penyelesaiannya.
Dokumen tersebut membahas delapan standar proses penilaian pendidikan yang meliputi standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Standar-standar tersebut dijabarkan melalui berbagai dokumen yang mendukung proses penilaian mutu pendidikan.
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docxmutia171878
Dokumen tersebut merangkum hasil eksplorasi penyebab masalah yang diidentifikasi terkait rendahnya minat, keaktifan, semangat dan motivasi belajar peserta didik melalui kajian literatur dan wawancara. Beberapa penyebab utama yang diidentifikasi antara lain kurangnya dukungan dan motivasi dari guru dan keluarga, penggunaan smartphone, serta metode pembelajaran yang kurang menarik.
Lembar observasi guru dan siswa menilai proses pembelajaran matematika tentang aljabar di kelas VII. Lembar observasi guru meliputi 10 aspek seperti kegiatan pembelajaran, penguasaan materi, strategi pembelajaran, dan penilaian. Lembar observasi siswa meliputi 2 aspek yaitu umum dan khusus yang menilai partisipasi dan sikap siswa dalam pembelajaran. Kedua lembar digunakan untuk mengevaluasi proses dan hasil pembelaj
LKPD atau Lembar Kerja Peserta Didik adalah salah satu instrumen atau bahan ajar yang membantu proses pembelajaran. LKPD terdiri dari 3 macam yaitu LKPD konseptual , LKPD prosedural, dan LKPD soal. Berikut ini merupakan contoh dari LKPD soal matematika.
Lembar observasi ini digunakan untuk menilai aktivitas siswa selama proses pembelajaran berkelompok meliputi tahap awal, inti, dan akhir. Terdapat 11 indikator yang dinilai dengan skala 1-5 berdasarkan kemunculan deskriptor tertentu. Lembar ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan proses kelompok siswa.
Projek "Sampah Bukan Warisan" bertujuan untuk membentuk kesadaran siswa tentang gaya hidup berkelanjutan dan mengurangi sampah plastik melalui aksi nyata. Projek ini terdiri dari tahap pengenalan, kontekstualisasi, aksi, dan refleksi untuk membantu siswa memahami masalah lingkungan setempat dan merencanakan solusi, serta mengimplementasikan program sekolah untuk mengurangi sampah. Projek ini relevan
Dokumen tersebut memberikan panduan pengembangan indikator untuk penilaian kompetensi siswa. Dokumen tersebut menjelaskan kata kerja operasional yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran seperti agama, seni, bahasa, dan drama. Dokumen tersebut juga menganalisis karakteristik kelompok mata pelajaran dan aspek yang dinilai sesuai peraturan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis materi pembelajaran, yang meliputi pengertian materi pembelajaran, jenis-jenisnya, analisis materi pelajaran, dan prosedur analisis materi pembelajaran. Beberapa poin penting yang diangkat adalah mengenai identifikasi aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar, memilih jenis materi yang sesuai, serta berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Metode ceramah, disk
Dokumen tersebut merangkum hasil eksplorasi penyebab rendahnya minat membaca peserta didik kelas 5 di SDN 21 Medan. Berdasarkan kajian literatur dan wawancara, ditemukan bahwa penyebab utamanya adalah kurangnya penerapan media pembelajaran yang inovatif oleh guru. Media pembelajaran tradisional kurang menarik minat siswa. Guru perlu menerapkan media interaktif seperti Media Pohon Geulis untuk mening
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Fitri Yusmaniah
Teknologi dan media memiliki peran penting dalam pembelajaran abad 21. Guru dapat memanfaatkan berbagai alat digital interaktif dan asesmen mobile untuk meningkatkan proses pembelajaran dan berkolaborasi dengan komunitas guru lain. Standar Teknologi Pendidikan Nasional untuk Guru memberikan pedoman bagi guru untuk mengintegrasikan teknologi secara efektif.
Tugas matematika kelas VIIIC membahas tentang balok, termasuk pengertian, contoh, unsur-unsur, rumus, dan soal latihan tentang balok. Anggota kelompok Fantastique terdiri atas 5 orang siswa.
Dokumen ini berisi ringkasan pertemuan kelompok tentang volume kubus dan balok. Terdapat 12 pertanyaan yang membahas tentang menghitung volume kubus dan balok dengan menggunakan rumus volume kubus V = p x l x t dan rumus volume balok V = l x p x t.
Teks tersebut membahas beberapa model pembelajaran kooperatif, yaitu Scramble, Time Token, Reciprocal Learning, dan Two Stay Two Stray (TSTS). Scramble melibatkan siswa mengoreksi jawaban yang disusun secara acak untuk menemukan jawaban yang benar. Time Token melibatkan penggunaan kupon waktu untuk mengatur partisipasi siswa dalam diskusi. Reciprocal Learning melibatkan komunikasi antarsiswa berdasarkan bacaan dengan strategi klarifikasi, predik
Model pembelajaran kooperatif tipe Scramble melibatkan siswa untuk mengoreksi susunan huruf pada jawaban yang telah disediakan sehingga menjadi jawaban yang benar. Model pembelajaran Reciprocal Learning melibatkan komunikasi antara siswa untuk memahami bacaan berdasarkan strategi klarifikasi, prediksi, pertanyaan dan kesimpulan. Model pembelajaran Two Stay Two Stray membagi siswa menjadi kelompok kecil dan mengharuskan dua siswa d
Model pembelajaran kooperatif tipe Scramble, Reciprocal Learning, Time Token, dan Two Stay Two Stray (TSTS) digunakan untuk meningkatkan partisipasi siswa. Scramble melibatkan siswa mengoreksi jawaban acak untuk menemukan jawaban benar. Reciprocal Learning melibatkan komunikasi antar siswa berdasarkan teks yang dibaca. Time Token memberi kupon waktu untuk berbicara secara bergilir. Model TSTS memungkinkan siswa bertukar informasi antarkelomp
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Dhayu Dayu
Teks tersebut membahas penerapan model pembelajaran Group Investigation untuk meningkatkan pemahaman konsep dan sikap sosial siswa kelas X SMA. Model ini diharapkan dapat mengatasi masalah pembelajaran konvensional dan meningkatkan interaksi sosial siswa. Group Investigation melibatkan pengelompokan siswa, perencanaan, penyelidikan kelompok, presentasi hasil, dan evaluasi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dokumen tersebut membahas tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan memperhatikan gaya belajar siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Negeri 2 Krian Sidoarjo.
2) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan RPP, kinerja siswa, hasil belajar siswa, dan respon sis
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...dina suci
1. Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia untuk bersaing. Dokumen juga membahas tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada sub konsep ekosistem.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. 2. Model NHT melibatkan siswa dalam kelompok kecil untuk menjawab pertanyaan guru secara acak untuk mengecek pemahaman materi. 3. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran dan model kooperatif dapat
Dokumen tersebut merangkum tentang penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 9 Lawa untuk menangani rendahnya capaian nilai rata-rata siswa dalam IPS.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran matematika dan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran matematika merupakan proses interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran kelompok yang melibatkan siswa untuk saling membantu dalam memahami konsep pelajaran. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dibahas adalah model jigsaw di mana s
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar33335
Teks tersebut membahas tiga model pembelajaran, yaitu pembelajaran teman sebaya, model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dan TAI. Teman sebaya adalah sumber belajar selain guru dimana siswa yang lebih pandai memberi bantuan kepada teman-temannya. NHT adalah model kooperatif yang menekankan kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan TAI adalah model yang meng
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas dua model pembelajaran kooperatif yaitu STAD dan Jigsaw. Model STAD menekankan pada kerja sama antar siswa untuk saling membantu memahami materi, sedangkan model Jigsaw membagi tugas belajar kepada kelompok untuk diajarkan kembali ke kelompok asal. Kedua model tersebut dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran secara kooperat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk saling membantu belajar. Model ini bertujuan meningkatkan hasil belajar, penerimaan perbedaan, dan keterampilan sosial siswa. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa belajar secara kelompok.
strategi belajar bersama dan peninjauan kembali(pencocokan kartu dan pencocok...RifkaAnisa12
Strategi belajar bersama dan peninjauan kembali menggunakan metode pencocokan kartu dan pencocokan indeks kartu bertujuan untuk meningkatkan aktifitas dan kerjasama siswa dalam pembelajaran. Metode ini melibatkan penggunaan kartu yang berisi informasi, soal, dan jawaban yang harus dicocokkan oleh siswa untuk dikerjakan secara berkelompok. Evaluasi dilakukan dengan mengecek kesesuaian kartu yang dicoc
strategi belajar bersama dan peninjauan kembali(pencocokan kartu dan pencocok...
Model kartu arisan
1. kamis, 15 September 2011
Model Pembelajaran Kartu Arisan
Model Pembelajaran Kartu Arisan
Model pembelajaran kartu arisan adalah salah satu model pembelajaran kooperatif, dimana siswa
siswa bekerjasama dalam kelompok untuk mendiskusikan kesesuaian jawaban dari setiap
pertanyaan yang keluar dari dalam gelas yang telah dikocok oleh guru.
Langkah-langkah:
1. Bentuk kelompok orang secara heterogen -/+5 siswa.
2. Bagikan siswa kartu jawaban, (tiap siswa dalam kelompok)
3. Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh diberikan
agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban dalam masing-masing kelompok.
4. Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel lainnya.
5. Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok
merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya.
Kelebihan:
Pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata.
Kekurangan:
1. Tidak semua terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
2. Nilai tergantung pada individu yang mempengaruhi nilai teman lain.
NB : tiap kelompok mendapatkan kartu jawaban yang sama begitu juga dengan jumlahnya
dengan kelompok lain.
Diposkan oleh prawindya dwitantra di 08.25
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
http://igkprawindyadwitantra.blogspot.co.id/2011/09/model-pembelajaran-kartu-arisan.html
2. Model Pembelajaran Kartu Arisan
Irfan Dani Monday, June 09, 2014 Model Pembelajaran
Pembelajaran harus berprinsip pada pemberdayaan semua potensi siswa untuk meningkatkan
pemahaman fakta, konsep, dan prinsip dalam kajian ilmu yang dipelajarinya. Pembelajaran harus
berpusat pada siswa agar kreatif, menyenangkan dan menantang dan belajar melalui perbuatan
(Muslich.2008:71). Hal ini berarti potensi siswa dapat diberdayakan dalam proses pembelajaran.
Prinsip pembelajaran harus berpusat pada siswa. Guru harus mengkondisikan suasana yang
menyenangkan, menantang dan siswa aktif melakukan.
Konsep diatas memberi inspirasi diterapkannya model pembelajaran kartu arisan. Karena model
pembelajaran kartu arisan adalah model yang menjalankan prinsip arisan, yaitu mendapat giliran
menjawab atas suatu pertanyaan sesuai undian. Siswa diwajibkan membuat kartu arisan di rumah
yang berisikan materi yang telah dimengerti dan belum dimengerti. Di kelas guru akan mengundi
siswa yang akan membacakan kartu arisannya.
Adapun langkah-langkah pembelajaran model kartu arisan adalah sebagai berikut:
a. Guru meminta siswa untuk membuat kartu arisan berupa kertas status di kertas HVS dengan
format yang telah ditentukan guru (Lampiran 3).
b. Guru meminta siswa mengumpulkan kartu arisan tentang materi pelajaran hari ini yang telah
mereka buat di rumah.
c. Guru mengundi siswa yang akan membacakan kartu arisannya, pembacaan kartu arisan
secara berurutan sesuai dengan subtopik.
d. Guru meminta siswa yang namanya tercabut untuk membacakan kartu arisan, yang berisi
status “ready” dan “galau”.
e. Guru mempersilahkan siswa lainnya untuk memberikan komentar berupa pertanyaan, saran,
kritik dan tambahan tentang materi yang dibacakan temannya. Siswa yang membacakan kartu
arisan bertugas untuk mencatat komentar teman-temannya di kolom “komentar”.
f. Guru memberi penegasan tentang subtopik pertama, siswa mendengarkan dan mencatat
informasi-informasi penting yang disampaikan guru. Tahapan yang sama berlaku untuk subtopik
berikutnya.
http://pustaka.pandani.web.id/2014/06/model-pembelajaran-kartu-arisan.html
3. Nama : Heru Herlingga Iswanto Tempat/Tanggal lahir: Surabaya, 05 februari 1991
ooperatif tipe kartu arisan
Model Pembelajaran Kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru
(Suprijono, 2011:54). Ada beberapa pembelajaran kooperatif salah satuanya yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan. berikut adalah langka-langkah model pembelajaran
kartu arisan:
Model pembelajaran kooperatif tipe arisan ini menggunakan media kartu, pola media
kartu yang digunakan dalam metode ini adalah sebagai berikut.
1. Buat kartu (10x10cm) sebanyak jumlah siswa untuk menulis jawaban.
2. Buat kartu (5x5cm) sebanyak jumlah siswa untuk menulis soal.
3. Wadah atau tempat untuk meletakkan kartu-kartu.
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajarankooperatif tipe
arisan ini menurut adalah sebagai berikut.
1. Bentuk kelompok orang secara heterogen.
2. Kertas jawaban bagikan pada siswa masing-masing 1 lembar / kartu soal digulung dan
dimasukkan ke dalam gelas.
3. Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh diberikan agar
dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban.
4. Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel lainnya.
5. Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok
merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya.
http://lingga34mojopahit.blogspot.co.id/2013/07/kooperatif-tipe-kartu-arisan_19.html
4. Pengertian Model Pembelajaran Arisan
Devinisi arisan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah kegiatan mengumpulkan uang atau
barang yg bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk
menentukan siapa yg memperolehnya, undian dilaksanakan dl sebuah pertemuan secara berkala
sampai semua anggota memperolehnya. Itulah arisan suatu kegiatan yang mempunyai daya tarik
super dahsyat sehingga kegiatan ini pasti dan pasti terlaksana sesui jadwal yang telah ditentukan
peserta arisan sebelumnya.
Model pembelajaran kooperatif tipe arisan adalah suatu strategi pembelajaran yang tumbuh dari
penelitian pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dan waktu bergiliran secara
bergantian. Siswa dibentuk kelompok dan setiap jawaban digulung dan dimasukkan ke dalam
gelas kemudian siswa yang memegang kartu jawaban menjawab setelah dikocok terlebih dahulu.
Pengajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus
pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan
hidup di masyarakat. Secara ringkas, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara
sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah (saling mencerdaskan), silih asih
(saling menyayangi), dan silih asuh (saling tenggang rasa) antar sesama siswa sebagai latihan
hidup dari dalam masyarakat nyata.
Model pembelajaran kooperatif tipe arisan ini menggunakan media kartu, pola media kartu yang
digunakan dalam metode ini adalah sebagai berikut :
a. Buat kartu (10 x 10 cm ) sebanyak jumlah siswa untuk menulis jawaban.
b. Buat kartu ( 5 x 5 cm ) sebanyak jumlah siswa untuk menulis soal.
c. Wadah atau tempat untuk meletakkan kartu-kartu.
Langkah-Langkah
Langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe arisan ini adalah
sebagai berikut :
Bentuk kelompok orang secara heterogen.
1. Kertas jawaban bagikan pada siswa masing-masing 1 lembar / kartu soal digulung dan
dimasukkan ke dalam gelas
2. Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh diberikan agar
dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban.
5. 3. Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel lainnya.
4. Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok
merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya
Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe arisan ini adalah :
Pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata.
Siswa akan mempersiapkan diri secara maksimal untuk mendapar giliran.
b. Kekuranga dari model pembelajaran kooperatif tipe arisan ini adalah :
Tidak semua terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Nilai tergantung pada individu yang mempengaruhi nilai teman lain.
http://esempen2palki.blogspot.co.id/2012/11/model-pembelajaran-arisan.html
6. Model Pembelajaran Kooperatif
Salah satu model pembelajaran yang didasarkan pada pandangan
kontruktivisme adalah pembelajaran kooperatif. Menurut Kagan (2000:1),
belajar kooperatif adalah suatu istilah yang digunakan dalam prosedur
pembelajaran interaktif, dimana siswa belajar bersama-sama dalam kelompok-
kelompok kecil untuk memecahkan berbagai masalah. Setiap siswa tidak hanya
menyelesaikan tugas individunya, tetapi juga berkewajiban membantu tugas
teman kelompoknya, sampai semua anggota kelompok memahami suatu
konsep.
Menurut Roger, dkk dalam Miftahul Huda (2011:29) pembelajaran
kooperatifmerupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh
satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi
secara social di antara kelompok-kelompok belajar yang di dalamnya setiap
pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk
meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Menurut Anita Lie
(2008:12), mendefinisikan pembelajaran kooperatif atau pembelajaran bergotong
royong merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada
siswa untuk bekerjasama sesamanya pada saat mengerjakan tugas terstruktur.
Sedangkan menurut Eggen dan Kauchak dalam Hasan Fauzi Maufur
(2009:129)pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi
pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai
tujuan bersama. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam
kelompok–kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Tujuan dibentuknya
kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa
untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar.
Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai
ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman
sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.
Sementara itu, Johnson & Johnson dalam Kagan (2000:1) mengemukakan
pendapat bahwa belajar kooperatif adalah strategi belajar yang menggunakan
kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok dengan siswa dari tingkat
kemampuan berbeda, menggunakan aktivitas belajar yang bervariasi untuk
meningkatkan pemahaman mereka terhadqap suatu konsep.
Berdasarkan pengertian pembelajaran kooperatif yang dikemukakan para ahli
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar
mengajar dalam suatu kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang
berbeda, tiap anggota kelompok saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas
untuk mencapai hasil belajar yang baik
7. Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
Talking adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa inggris yang berarti
berbicara. Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya
digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang
berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar
suku). Talking Stick(tongkat berbicara) telah digunakan selama berabad-
abad oleh suku-suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak
memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk
memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan
rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat.
Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau
menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu
orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya.
Apabila semua sudah mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu
dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat.
Talking Stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Menurut
Kagan (2000:1), belajar kooperatif adalah suatu istilah yang digunakan dalam
prosedurpembelajaran interaktif, dimana siswa belajar bersama-sama dalam
kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan berbagai masalah. Setiap siswa
tidak hanya menyelesaikan tugas individunya, tetapi juga berkewajiban
membantu tugas teman kelompoknya, sampai semua anggota kelompok
memahami suatu konsep. Sedangkan menurut Johnson & Johnson dalam
Kagan (2000:1) model pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar yang
menggunakan kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok dengan siswa dari
tingkat kemampuan berbeda, menggunakan aktivitas belajar yang bervariasi
untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadqap suatu konsep.
Fujioka dalam jurnal yang berjudul The Talking Stick: An American Indian
Tradition in the ESL Classroom mengemukakan bahwa “The Talking Stick was
a method used by native Americans, to let everyone speak their mind during a
council meeting, a type of tribal meeting. According to the indigenous
American's tradition, the Stick was imbued with spiritual qualities, that
called up the spirit of their ancestors to guide them in making good decisions.
The Stick ensured that all members, who wished to speak, had their ideas
heard. All members of the circle were valued equally”.
Model Pembelajaran Talking Stick ini adalah sebuah Model
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara memberi kebebasan kepada
peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa sejauh
mungkin menghindari unsur-unsur perintah dan keharus paks aan sepanjang
8. tidak merugikan bagi peserta didik dengan maksud untuk menumbuhkan dan
mengembangkan rasa percaya diri.
Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick
Tujuan Model PembelajaranTalking Stick
Metode Talking Stick termasuk dalam pembelajaran kooperatif karena memiliki
ciri-ciri yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif yaitu:
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
rendah.
3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berbeda.
4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
Sebagai Model Pembelajaran cooperative, Model Pembelajaran Talking
Stickbertujuan meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap
tolong-menolong dalam beberapa perilaku sosial. Pembelajaran dengan
model Talking Stick bertujuan untuk mendorong peserta didik untuk berani
mengemukakan pendapat. Selain itu, Model Pembelajaran Talking Stick
sebagai PembelajaranCooperative juga bertujuan untuk mengembangkan
sikap saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang
lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat
mereka secara kelompok (Isjoni 2010:21). Sedangkan menurut Eggen and
Kauchak (1996: 279) pembelajaran kooperatif termasuk Model Pembelajaran
Talking Stick bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi
siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam
kelompok, memberik an kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.
9. Kelebihan pada Model Pembelajaran Talking Stick
Model pembelajaran Talking Stick termasuk salah satu Model
Pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan
tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru
setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya.
Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi peserta didik
SD, SMP, dan SMA/SMK. Slain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini
akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat peserta didik
aktif.
Adapun beberapa Kelebihan pada Model Pembelajaran Talking
Stick diantaranya adalah :
a. menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran
b. melatih peserta didik memahami materi dengan cepat
c. memacu agar peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum
pelajaran dimulai)
d. Peserta didik berani mengemukakan pendapat
e. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik
Model Pembelajaran ini memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan,
meningkatkan motivasi, kepercayaan diri dan life skill yang mana pendekatan
tersebut ditu jukan untuk memunculkan emosi dan sikap positif belajar dalam
proses belajar mengajar yang berdampak pada peningkatan kecerdasan otak.
Sedangkan kelemahan strategi ini diantaranya membuat senam jantung,
membuat peserta didik tegang, ketakutan akan pertanyaan yang akan
diberikan oleh guru.
Langkah Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick
Model pembelajaran Talking Stick diawali dengan penjelasan guru
mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian dengan
bantuan Stick (tongkat) yang bergulir peserta didik dituntun untuk
merefleksikan atau mengulang kembali materi yang sudah dipelajari dengan cara
menjawab pertanyaan dari guru. Siapa yang memegang tongkat, dialah yang
wajib menjawab pertanyaan (talking).
Adapun langkah-langkah penerapan Model Pembelajaran Talking
Stick menurut Suyatno (2009:124) adalah
a. guru menyiapkan sebuah tongkat.
10. b. guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan
mempelajari materi pada pegangan/paketnya.
c. setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, guru mempersilahkan
peserta didik untuk menutup bukunya.
d. guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu
guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar
peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
e. guru memberikan kesimpulan.
f. evaluasi.
g. penutup.