Dokumen tersebut memberikan panduan tentang stabilisasi kondisi neonatus pasca resusitasi sebelum transport, dengan fokus pada penjagaan suhu tubuh, pernapasan, sirkulasi, glukosa darah, dan dukungan emosional untuk orang tua.
2. Memberikan panduan tentang pre-transport/stabilisasi
paska resusitasi
Memudahkan untuk mengevaluasi tindakan
Terutama mencakup masalah masalah yang sering terjadi
pada neonatus
Meningkatkan patient safety dengan cara
Standarisasi proses dan penatalaksanaan
Meningkatkan kerja tim
Mengidentifikasi kemungkinan kesalahan dapat terjadi
Mengurangi/mencegah dampak negatif dengan memberikan
panduan penatalaksaan yang aman untuk pasien
2
3. S T A B L E S T A B I L I S A S I
Sugar + Safe Care
Temperature
Airway
Blood Pressure
Lab Work
Emotional Support
Oksigenasi
Sirkulasi
Kehangatan
Stabilitas glukosa
Pemantauan fungsi-
fungsi tubuh
Penyuluhan/persiapan
orang tua
3
5. Prinsip utama merujuk yang paling aman
adalah pada saat masih intra uterin rujuk ibu
sebelum persalinan ke pusat yang menyediakan
pelayanan spesialistik untuk ibu dan bayi.
Pada semua keadaan petugas
kesehatan harus memiliki kemempuan
Antisipasi
Cepat mengenali keadaan
Menangani masalah yang terjadi
5
6. Tujuan tim transport neonatus
melakukan transport bayi dalam
keadaan stabil baik.
Tujuan dapat dicapai jika
Mengikutkan semua anggota tim kesehatan
Terkoordinasi
Waktunya tepat
Terorganisasi
Konsisten
6
7. Pranatal -- Perinatal -- Pascanatal
Perhatian pada:
Oksigenasi
Sirkulasi
Kehangatan
Stabilitas glukosa
Pemantauan fungsi-fungsi tubuh
Penyuluhan/persiapan orang tua
7
9. Klasifikasi hipotermia berdasarkan temperatur
(core temperature):
Ringan, 36,4 ⁰C – 36⁰C
Sedang, 35,9 ⁰C – 32 ⁰C
Berat, <32 ⁰C
Tujuan stabilisasi temperatur :
Mempertahankan temperatur 36,5 ⁰C –
37,5⁰C, diukur melalui aksila
9
(*WHO (1997). Thermal protection of
the newborn: A practical guide)
10. Bayi yang paling RENTAN
adalah bayi:
Prematur/BBLR
KMK
Resusitasi berkepanjangan
Bayi sakit
Lain-lain , a.l.
Gastroschisis / defek spinal
10
11. Hangatkan hati-hati
Monitor ketat
Suhu aksila
Laju dan ritme jantung
Tekanan darah
Laju dan usaha napas
Saturasi oksigen
Status asam basa (jika ada)
Glukosa darah
11
12. Inkubator
Keuntungan kontrol laju penghangatan yang lebih
baik
Atur suhu udara 1⁰–1,5 ⁰ C (atau lebih) di atas suhu kulit
Mungkin memerlukan gradient suhu udara
sebelum suhu bayi akan
naik
Naikkan suhu udara
perlahan yang ditoleransi
12
15. Cegah hipotermia pada kesempatan pertama
Bayi yang paling rentan
Prematur dan KMK
Membutuhkan resusitasi lama
Sakit akut
Defek kulit terbuka (abdomen, spina)
15
16. Ingat yang dasar/utama
Hangatkan, lembabkan oksigen secepat
mungkin
Hangatkan obyek yang akan
bersentuhan dengan bayi
Gunakan radiant warmer dengan servo-
control
Hangatkan secara hati-hati
Siap untuk melakukan resusitasi
16
18. Nilai dan catat:
Laju Napas (frekuensi napas)
Usaha Napas
Kualitas air entry pada auskultasi
Retraksi – lokasi, keparahan
Merintih/grunting, napas cuping hidung
Apnea frekuensi, lama, laju jantung dan
saturasi O2 selama apnea, hilang sendiri vs perlu
stimulasi
Kebutuhan O2
Saturasi O2
Gas Darah jika membutuhkan O2 atau curiga syok
(jika ada)
18
19. 0 1 2
Laju Napas <60/mnt 60-80/mnt >80/mnt
Retraksi Tidak ada Ringan Berat
Sianosis Tidak ada Sianosis,
hilang dng
O2
Sinosis (+)
dng O2
Air Entry (+) ↓ Tidak ada
Gasping Tidak ada Terdengar
dng
stetoskop
Terdengar
tanpa alat
19
20. Skor <4 Gawat Napas Ringan
Skor 4 –
5
Gawat Napas Sedang
Skor ≥6 Gawat Napas berat (analisis gas
darah harus dilakukan)
20
21. Neonatal Handbook, Royal Women Hospital 2005
21
Apnea didefinisikan sebagai tidak adanya
aliran gas inspirasi selama 20 detik atau
kurang jika berhubungan dengan
bradikardia (<100/mnt), sianosis atau pucat.
22. Laju Napas <30/menit:
Jika terjadi, dapat merupakan tanda
kelelahan (exhaustion)
Periksa beratnya apnea dan kualitas air entry
Gasping
Tanda Utama akan akan terjadinya henti
kardiorespirasi
Laju Napas >60/mnt:
Nilai ventilasi dan oksigenasi
Kerja napas
Gas Darah
22
23. Laju Napas >60/mnt dan PCO2 rendah
pikirkan sebab non-pulmoner
Penyakit Jantung Bawaan
Metabolik asidosis dan syok
Kelainan otak:
Perdarahan
Meningitis
Edema
23
24. Laju Napas >60/mnt dan PCO2 tinggi
pikirkan sebab pulmoner
RDS
Pneumonia
Aspirasi
Obstruksi jalan napas
Lain-Lain:
Masa di dada
Hernia diafragmatika
Pneumotoraks
24
25. Kerja pernapasan atau usaha napas
Merintih/grunting
usaha untuk ↑ tekanan intratoraks sebagai respons
terhadap kolaps alveoli
Membantu mempertahankan sedikit volume udara
dalam alveoli
Napas cuping hidung
usaha untuk ↓ resisten jalan napas
Tanda perlu udara
Retraksi
25
26. Kebutuhan O2
Terjadi sianosis sentral?
Diskolorasi kebiruan pada membran
lidah dan mukosa
Desaturasi darah arteri sekunder
terhadap disfungsi kardiak/respirasi
Jika bayi sianosis pada udara kamar
dan terdapat gawat napas
nilai saturasi O2 dan siapkan O2
26
27. Stabilisasi psca resusitasi
Berikan O2
Pertahankan saturasi O2 88 – 92%
Hindari saturasi tinggi, khususnya pada prematur
Catat
Jumlah O2 yang diberikan
Cara pemberian
Saturasi O2
Lokasi probe saturasi
27
29. Jika bayi sakit hindari minum enteral
Risiko aspirasi:
Distres pernapasan berhubungan dengan koordinasi isap
telan napas
Cepat lelah, mengisap lemah
Berisiko untuk terjadinya ileus
waktu pengosongan lambung
terlambat dan muntah
29
30. Pasang akses intravena (IV) secepatnya untuk
memberikan:
Cairan glukosa untuk
mendapatkan glukosa
normal
Jalan untuk obat-obat
emergensi
30
33. Untuk neonatus sakit yang memerlukan
transport atau perawatan intensif , dan
untuk mendapatkan perawatan yang
aman dan menyeluruh/uniform,
Pertahankan gula darah 50 – 110 mg/dL
(2,8-6,0 mmol/L)
(Adapted from Cowett & Farag (2004)
Seminar of Neonatology, Vol 9: 37-47)
33
34. D10W tanpa elektrolit
Berpikirlah bahwa pemberian glukosa sebagai pengobatan
60-80 ml/kg/hari memberikan dosis glukosa 4,2 - 5,5mg/
kg/menit
Berat (kg)
o Dikalikan 60 – 80
o Dibagi 24 (jam)
o mL/jam IV, dengan infusion pump
34
Kg x (60-80)
24
35. Pengobatan IV bayi yang tidak dapat minum enteral
Mulai IV D10W 60-80 mL/kg/hari
Beri 2 mL/kg D10W beberapa menit
Periksa gula darah 30-60 menit setelah bolus
Dokumentasikan
respon terhadap terapi
apakah tanda-tanda
menghilang setelah
normoglikemia?
35
36. Ulangi bolus IV 2 mL/kg D10W
Pilihan lain:
Jika belum dilakukan ↑ infus sampai 100
ml/kg/hari
↑ konsentrasi glukosa ke D12,5W atau D15W
Jangan infus > D12,5W di vena perifer indikasi
vena sentral
Pantau ketat kadar glukosa, terutma jika
hiperinsulinisme atau bayi KMK mungkin
perlu ulangi bolus glukosa
36
38. Perfusi organ vital dan pasokan O2 yang
inadekuat
Suatu keadaan kompleks dari disfungsi sirkulasi
yang menyebabkan pasokan O2 dan nutrien yang
insufisien untuk kebutuhan jaringan yang baik
Corneli (1993)
Pediatric Clinic of North America
Kourembanas (2004)
Manual of Neonatal Care
38
40. Usaha Napas
↑ work of breathing (WOB)
Takipnea
Apnea
Gasping
Gas darah arteri
o Asidosis respiratorik,
metabolik atau campuran
40
41. Nadi
Kekuatan nadi
Lemah nilai syok
Bounding pastikan adanya PDA,
malformasi asteriovena yang besar, trunkus
arteriosus
Bandingkan brakial sampai femoral
Brakial > kuat daripada
femoral pastikan apakah
adanya koarktasia aorta
41
42. Perfusi perifer
Capillary refill time (CRT)
Normal ≤3 detik
Bandingkan bagian atas dan
bawah tubuh
Kulit yang dingin
42
44. Jika tidak ada kehilangan darah akut
Salin Normal
(Ringer Laktat)
Jika terdapat kehilangan darah akut
Packed RBCs
Whole Blood
Nilai kembali pemberian darah
44
45. Tangani masalah dasar yang membuat efek
negatif pada fungsi jantung
Hipoksia
Hipoglikemia
Hipotermia
Hipotensi
Asidosis
Aritmia
Infeksi
Gangguan elektrolit dan mineral
45
46. Disfungsi organ terjadi akibat buruknya perfusi dan
oksigenasi
Nilai masalah yang mendasari dan tangani secara
agresif
Dasari keputusan untuk mengobati dengan volume
dan/atau medikasi pada pemeriksaan fisik dan
riwayat penyakit, tidak hanya tekanan darah
46
47. Persiapan sebelum merujuk
1. Menilai pastikan ada indikasi merujuk dan
nilai bayi secara keseluruhan (STABLE)
2. Mencatat menulis catatan yang tepat untuk
RS rujukan memberikan rincian kondisi dan
pengobatan, diagnosis dan indikasi merujuk
3. Meminta ibu untuk menemani PMK dan ASI
4. Mengatur pendamping rujukan seorang
dokter atau perawat yang terampil harus
mendampingi untuk resusitasi bila perburukan
47
48. 1. Pastikan bayi tetap hangat PMK, inkubator,
bayi pakai topi
2. Pastikan jalan nafas terbuka posisi kepala
semiekstensi, jangan menutup mulut dan
hidung bayi, bersihkan sekret di hidung dan
mulut
3. Periksa pernapasan bila apnu beri rangsang
taktil sampai bernapas kembali
4. Memberikan nutrisi bila dapat menghisap
berikan ASI, bisa lewat kateter orogastrik, bila
bayi puasa maka pastikan IVFD lancar
48