Dokumen tersebut memberikan panduan singkat tentang resusitasi neonatus, meliputi langkah awal seperti pemberian kehangatan dan penghisapan mulut serta hidung, ventilasi tekanan positif, koreksi posisi sungkup atau intubasi jika diperlukan, kompresi dada, hingga pemberian epinefrin bila frekuensi jantung masih rendah."
2. MENGAPA BELAJAR RESUSITASI ?
• 90% bayi lahir mengalami transisi dari kehidupan intrauterin ke
ekstrauterin tanpa masalah
• 10% memerlukan bantuan untuk memulai pernafasan saat lahir
• 1% memerlukan resusitasi ekstensif
5. BAYI NORMAL
Pada saat lahir
• Vigorous
• Bernafas spontan dengan menangis
• Denyut jantung 120-140 x/menit
• Sianosis sentral hilang dengan segera
6. BAYI ASFIKSIA
Kondisi akibat kekurangan oksigen (hipoksia) dan atau gangguan
perfusi berbagai organ yang cukup
penting
Pada saat lahir :
• Tonus otot menurun
• Kesulitan memulai nafas pertama
• Dapat terjadi apnu atau respirasi yang tidak adekuat
• Keterbatasan pengambilan O2 dan eksresi CO2
• Terjadi asfiksia yang progresif
7. Penyebab depresi napas saat lahir:
• Asfiksia intrauterin
• Prematuritas
• Obat-obatan yang diberikan kepada ibu
• Kelainan neuromuskular kongenital
• Malformasi kongenital
• Hipoksemia intrapartum
8. • Asfiksia:
• Hipoksia iskemik
• Dapat menyebabkan kerusakan otak permanen
atau kematian
• Dapat mengganggu berbagai organ vital seperti
jantung dan paru-paru
9. BAGAIMANA JANIN MENDAPAT
OKSIGEN SEBELUM LAHIR
• Sebelum lahir, O2 janin berasal dari ibu
• Paru-paru belum berfungsi
• Alveoli terisi cairan
• Konstriksi pembuluh darah
• Aliran darah dari jantung kanan duktus arteriosus aorta
11. APA YANG BIASANYA TERJADI PADA
KELAHIRAN SEHINGGA BAYI
MENDAPATKAN OKSIGEN DARI PARU-PARU
Cairan dalam alveoli digantikan oleh udara
cairan
paru-
paru
janin
uda
ra
Napas
pertama
Napas
kedua
Napas
selanjut
nya
air air
12. KEADAAN KLINIS YANG DITEMUI:
• Sianosis
• Bradikardia
• Tekanan darah rendah
• Depresi pernapasan
• Tonus otot menurun
13. LANGKAH AWAL PRA KELAHIRAN
A. Tanyakan 4 pertanyaan pra kelahiran:
Berapa perkiraan umur kehamilan?
Apa ketuban masih utuh atau sudah pecah? Jika ya, warna
ketuban apa?
Berapa perkiraan jumlah janin?
Apakah ada faktor resiko tambahan?
B. Bentuk Tim (Leader dan Anggota)
C. Persiapan Alat
• Airway >> Suction, balon penghisap, aspirator meconium,
kateter penghisap ukuran 8f, 10f, 12f, ETT, laringoskop, sungkup
laring (LMA)
19. Jenis balon Keuntungan Kerugian
Balon tidak
mengembang
sendiri
• Memberikan oksigen 100%
setiap saat
• Mudah mengetahui lekatan
pada wajah pasien
• Kekakuan paru dapat
terasa bila balon diremas
• Dapat memberikan
oksigen aliran bebas 100%
• Membutuhkan lekatan ketat
antara sungkup dan pasien
untuk mempertahankan
balon tetap mengembang
• Membutuhkan sumber gas
untuk mengembang
• Umumnya tidak mempunyai
katup pelepas tekanan untuk
pengaman
Balon
mengembang
sendiri
• Selalu akan terisi setelah
diremas walau tanpa
sumber gas
• Katup pelepas tekanan
mengurangi
pengembangan yang
berlebihan
• Tetap mengembang walau
tidak terdapat lekatan antara
sungkup dan wajah pasien
• Memerlukan pemasangan
reservoar oksigen untuk
dapat memberikan oksigen
mendekati kadar 100%
• Tidak dapat memberikan
oksigen aliran bebas 100%
20. … BALON DAN SUNGKUP
RESUSITASI
Sebelum melakukan resusitasi :
• Pilih sungkup dengan ukuran yang sesuai
• Pastikan jalan napas terbuka
• Posisikan kepala bayi
• Posisikan diri penolong di sisi meja resusitasi
• Meletakkan posisi sungkup tepat pada wajah,
memantapkan lekatan antara sungkup dan wajah
23. KOTAK A
• Berikan kehangatan
• Posisikan, bersihkan jalan napas
Penghisapan mulut dan hidung: Mulut - Hidung
Then nose
24. …KOTAK A
• Keringkan, merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi
yang benar
Merangsang pernafasan
Cara mengeringkan bayi
25. • Setelah dilakukan Langkah awal, lakukan penilaian pernafasan dan
frekuensi jantung
• Jika bayi apneu/ megap2 atau LDJ < 100x/m, leader meminta asisten
pasang monitor spo2 preductal (ditangan kanan), dan leader
melakukan VTP selama 15 detik
• Leader meminta asisten apakah frekuensi jantung meningkat
• Bila ada pengembangan dada lanjutkan VTP sampai LDJ > 100x/m
• Bila frekuensi jantung tidak meningkat, dada bergerak lanjutkan vtp
15 detik lagi setelah itu lakukan penilaian kembali
• Bila LDJ sudah > 100x/m maka lakukan STABLE ( Sugar,
Temperatur, Airway, Blood Pressure, Laboratorium, Emosional)
• Bila tidak ada pengembangan dada, frekunsi jantung tidak
meningkat maka lakukan koreksi SR IB T A hingga dada
mengembang
26. VENTILASI TEKANAN POSITIF..
Berapa sering meremas balon :
• Kecepatan 40-60 kali/menit
• Pompa lepas lepas, pompa lepas lepas
• Satu lepa lepas dua lepas lepas tiga lepas lepas
27. KOREKSI SR IB T A
S
R
Sungkup di perbaiki posisinya
Reposisi kepala
I
B
Isap Lendir
Buka Mulut
T Tekanan Dinaikkan
A Alternatif jalan nafas, pasang ETT atau sungkup laring
28. INTUBASI ENDOTRAKEAL
Faktor yang menentukan saat untuk melakukan
intubasi endotrakeal :
• Jika terdapat mekonium dan bayi tidak bugar
• Jika VTP dengan balon dan sungkup tidak
menghasilkan pengembangan dada atau jika VTP
telah berlangsung beberapa menit
• Jika diperlukan kompresi dada, intubasi dapat
membantu koordinasi kompresi dada dan ventilasi
dan memaksimalkan efisiensi VTP
• Jika diperlukan pemberian epinefrin untuk
meningkatkan frekuensi jantung
31. Masalah Petunjuk Tindakan koreksi
Laringoskop
kurang dalam
Lidah di sekitar
daun
Masukkan daun
laringoskop lebih
dalam
Kesalahan pada saat intubasi
32. Masalah Petunjuk Tindakan koreksi
Laringoskop terlalu
dalam
Dinding esofagus di
sekitar daun
Tarik daun laringoskop
perlahan sampai
terlihat epiglotis dan
glotis
33. Bagaimana mengetahui perbaikan klinis
bayi dan ventilasi tekanan positif dapat
dihentikan ?
•Peningkatan frekuensi jantung
•Perbaikan warna kulit
•Adanya napas spontan
•Target Spo2 tercapai
34. KOMPRESI DADA
• Indikasi untuk memulai kompresi dada : bila frekuensi
jantung < 60/menit setelah 30 detik dilakukan VTP yang
efektif
• Pastikan intubasi endotrakeal terpasang untuk menjamin
ventilasi yang adekuat dan memudahkan koordinasi VTP dan
kompresi dada
35. … KOMPRESI DADA
Butuh 2 penolong :
• Teknik ibu jari
• Teknik dua jari
Teknik ibu jari Teknik dua jari
36. …KOMPRESI DADA
• Posisi jari 1/3 bawah tulang dada/sternum
• Penekanan ± 1/3 diameter anterior-posterior dada
• Kecepatan : satu siklus terdiri dari 3 kompresi + 1 ventilasi
(waktu 2 detik) 30 ventilasi & 90 kompresi per menit
• Satu – Dua - Tiga – Pompa – Satu - Dua -Tiga - Pompa
• Hentikan bila FJ > 60 /menit
37. INDIKASI PEMBERIAN EPINEFRIN
Epinefrin diberikan bila frekuensi jantung <60 setelah
• Dilakukan VTP selama 30 detik dan sesudah 60 detik dilakukan
kompresi dada yang terkoordinasi dengan VTP menggunakan
oksigen 100%
Dosis epinefrin dapat diberikan melalui 2 jalur yaitu jalur intravena
dan jalur endotrakeal