Pondok Pesantren Al Ihya Ulumaddin di Cilacap, Jawa Tengah adalah pesantren tertua di kota tersebut. Didirikan pada 1925 oleh KH Badawi Hanafi dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini pesantren ini dipimpin oleh KH Chasbullah Badawi, keponakan pendirinya, dan telah berkembang menjadi kompleks pendidikan Islam terbesar di Cilacap dengan lebih dari 1.500 santri.
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Spi laeli ifa sa'adah 33010210024
1. Nama: Laeli Ifa Sa’adah
Nim: 33010210024
Sejarah Peradaban Islam Di Cilacap
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al Ihya Ulumaddin
Jika ada sesuatu dalam perkembangan Islam yang khas Indonesia, maka itu adalah pesantren. Di
setiap tempat, kita selalu bisa menjumpai pesantren yang tertua. Tak terkecuali di Cilacap Jawa
Tengah. Pondok pesantren Al Ihya Ulumaddin merupakan pondok persantren tertua di Cilacap
Jawa Tengah. Lembaga itu dibangun dengan keikhlasan dan keteguhan hati serta kedalaman
wawasan agama ulama kelahiran Purworejo, Jawa Tengah, KH Badawi Hanafi.
A.Sejarah
Pondok Pesantren ini tepatnya berada di Desa Kesugihan, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten
Cilacap. Kehadiran pondok pesantren ini dilandasi dengan semangat keagamaan untuk
berdakwah serta mencerdaskan kehidupan bangsa yang ditindas oleh penjajah Belanda. Tepatnya
24 November 1925/1344 H, Seorang tokoh ulama KH Badawi Hanafi, mendirikan pondok
pesantren di desa Kesugihan.
awalnya, pendiri pesantren ini memanfaatkan musholla peninggalan ayahnya KH. Fadhil untuk
mengawali perintisan pesantren. Musholla atau langgar tersebut dikenal dengan nama ”Langgar
Duwur”. Dengan penuh kesabaran dan ketekunan, bertempat di sebuah ruang yang sederhana
dan bersahaja, KH Badawi Hanafi memulai mengajar dan membimbing santrinya. Anak-anak,
orangtua, dan masyarakat datang untuk mengaji. Ada yang menetap sebagai santri, namun ada
pula yang hanya sekedar minta keberkahan dan didoakan agar diberikan keselamatan. Kemudian
datang pula santri dari berbagai daerah sehingga menambah ramai suasana.
Banyak yang menghafal dan melafazkan ayat-ayat Alquran. Dengan bertambahnya santri dan
kebutuhan akan sarana pendidikan yang memadai didukung semangat kebersamaan yang tinggi
pada 24 Nopember 1925 didirikan pondok pesantren di Desa Kesugihan, Kecamatan Kesugihan,
Kabupaten Cilacap, yang kemudian dikenal dengan nama pondok pesantren Kesugihan.
Kepemimpinan ponpes ini kemudian dilanjutkan oleh KH Ahmad Mustholih dan KH Chasbulloh
Badawi, putra pendiri.
Pada awalnya, pondok pesantren ini dikenal dengan nama pondok pesantren Kesugihan. Pada
1961, Pondok pesantren ini berubah nama menjadi pendidikan dan pengajaran agama Islam
(PPAI). Dan pada tahun 1983, kembali berubah nama menjadi pondok pesantren al Ihya
2. Ulumaddin. Perubahan nama dilakukan oleh KH. Mustholih Badawi putra KH. Badawi.
Perubahan itu dilakukan untuk mengenang almarhum ayahnya yang sangat mengagumi
pemikiran al Ghazali tentang pembaharuan Islam.
Pesantren Al Ihya Ulumaddin Kesugihan secara ekonomis berada di wilayah masyarakat Plural.
Mereka terdiri dari nelayan, pedagang, petani, wiraswasta dan pegawai negeri. Dari segi
geologis. lokasi pesantren dengan pusat kota. Kondisi demikian tentu banyak mempengaruhi
proses perubahan sosial didalam tubuh pesantren, meskipun mereka tetap berusaha menjaga dan
memepertahankan tradisi keagamaan yang mempunyai nilai-nilai luhur. Keseimbangan itu bisa
tercipta, karena masih adanya pengaruh kharismatik para kyai di wilayah Kesugihan yang
dikenal dengan “Kota Santri”.
Mustholih Badawi wafat pada tahun 1998. Pengasuh pondok pesantren di teruskan oleh adiknya
yaitu KH. Chasbullah Badawi dan putranya KH Imdadurrohmahman Al Ubudi serta
keluarganya.
Dalam asuhan kedua kiai ini, pesantren mengalami perkembangan pesat sehingga lahir pula
lembaga-lembaga pendidikan formal mulai TK hingga madrasah aliyah. Setelah KH Mustholih
Badawi wafat pada 1999, kepemimpinan pondok pesantren dipegang adiknya, KH Chasbulloh
Badawi, hingga sekarang. Pada 1961 pondok pesantren ini berubah nama menjadi Pendidikan
dan Pengajaran Agama Islam (PPAI).
Pada 1983 PPAI diubah menjadi pondok pesantren Al Ihya Ulumaddin. Perubahan ini
dimaksudkan untuk mengenang pendirinya, KH Badawi Hanafi, karena beliau sangat
mengagumi pembahasan Imam Al Ghozali terutama kajian dan pemahaman dienul Islam yang
tertuang dalam masterpiecenya-Ihya Ulumuddin.
Kegiatan ponpes ini makin berkembang. Santri pun berdatangan dari berbagai daerah termasuk
luar Jawa seperti Lampung, Kalimantan, Palembang, Aceh, Medan. Mereka ingin belajar
sekaligus bisa mengembangkan ilmu agama.
Saat ini jumlah santri yang menetap 1.500 orang. Dari jumlah itu, 700 santri wanita yang seluruh
ruangnya terpisah dari santri lelaki. Ponpes ini berdiri di atas lahan seluas lima hektar.
”Pembangunan bertahap sesuai dengan kebutuhan.” Di samping tingkat pendidikan dari TK
hingga aliyah, di pondok ini ada juga sekolah umum yaitu SMP dan SMU. Bahkan sejak 1988
didirikan perguruan tinggi yaitu Institut Agama Islam Imam Ghozali. Keseluruhan tenaga
pengajar berjumlah 200 orang. Sistim pendidikan di pesantren ini adalah salafi model bandungan
dan sorogan.
bandungan, kata KH Chasbulloh adalah mengaji salah satu kitab yang diikuti banyak santri.
”Sedangkan sorogan, satu kitab dihadapi satu orang. Beberapa kitab dipelajari terutama fikih,
tasawuf, akhlak, dan nahwu sorof. Mengenai biaya pendidikan, KH Chasbulloh mengatakan
tidak melebihi biaya sekolah umum di lingkungan ponpes. „Sesuai kemampuan, sebab hampir 50
3. persen santri dari kalangan menengah ke bawah”. Bahkan, lanjutnya, ada beberapa anak yang
sama sekali tidak dikenakan biaya. Dulu istilahnya ashabus suffah.
Untuk itu mereka harus punya semangat belajar tinggi dan tidak menganggur. Mungkin bisa
mengurusi pondok,” jelas Chasbulloh. Pondok pesantren terbesar dan tertua di Cilacap ini bisa
digolongkan sebagai ponpes transisi modern karena di samping menganut pendidikan modern,
teori pendidikan tradisional yang berguna masih tetap dipelihara. Kitab Kuning menjadi
pelajaran wajib bagi para santri.
B. Pendiri dan Pimpinan:
Pendiri: KH Badawi Hanafi
Pengasuh: KH Chasbullah Badawi
Sumber:// https://wikisantri.id/profil-pondok-pesantren-al-ihya-ulumaddin-tertua-dan-
terbesar-di-cilacap/Abu Arselan