dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Transitional Property Investments (TPI) is a limited liability corporation (LLC) with decades of combined business and construction experience as well as investment property ownership and management. TPI seeks to provide high value, high quality, cost effective living and working environments across the communities in which we live and work while assuring profitability and sustainability for our lenders. TPI utilizes funds from our private lender network to locate, purchase and improve residential and commercial properties. Unlike traditional “flippers”, we prefer to hold and lease these properties to qualified businesses and/or individuals. With this strategy our lenders enjoy a higher, sustained return on investment for longer periods of time.
We pay a high simple interest premium to have funds readily accessible.
Android is a mobile operating system (OS) based on the Linux kernel and currently developed by Google. With a user interface based on direct manipulation, Android is designed primarily for touchscreen mobile devices such as smartphones and tablet computers, with specialized user interfaces for televisions (Android TV), cars (Android Auto), and wrist watches (Android Wear). The OS uses touch inputs that loosely correspond to real-world actions, like swiping, tapping, pinching, and reverse pinching to manipulate on-screen objects, and a virtual keyboard. Despite being primarily designed for touchscreen input, it also has been used in game consoles, digital cameras, regular PCs (e.g. the HP Slate 21) and other electronics.
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Lautan Jiwa
PowerPoint yang menjelaskan secara dasariah macam-macam gangguan kejiwaan. Berkas dipresentasikan pada Seminar Awam III Tahun II Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 17 Juli 2017 di Cianjur, Jawa Barat.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Artis peran Oki Setiana Dewi (27) kembali menjalani operasi caesar untuk melahirkan anak keduanya, Khadeejah Faatimah Abdullah. Pasalnya, jarak antara putri pertamanya, Maryam Nusaibah Abdullah dengan Khadeejah hanya satu tahun.
"Karena Oki waktu hamil pertama mengalami tulang diatas kemaluan yang bergeser. Jadi harus pakai kursi roda waktu melahirkan Maryam. Nah karena Maryam dan yang sekarang, Khadeejah jaraknya cuma setahun, jadi terpaksa harus caesar lagi," ujar Oki saat ditemui di Eka Hospital, BSD, Tangerang Selatan, Senin (17/1/2016).
"Jadi maryam waktu masih berusia empat bulan, Oki sudah hamil lagi. Dengan jarak begitu dekat, yang enggak memungkinkan untuk lahiran normal," imbuh dia.
Kondisi pemain Ketika Cinta Bertasbih ini juga diketahui jauh lebih lemas ketimbang proses kelahiran putri pertamanya.
"Pas Maryam, pakai kursi roda, tapi operasinya lancar. Bahkan bisa selfie di ruang operasi. Kalau yang ini satu hari sebelum operasi, saya masih shooting, kerjakan tesis. Kelihatannya sehat. Tapi pas masuk ruang operasi, Oki waktu mulai disuntik, itu hemoglobin rendah, dan lemas banget, kondisi Oki drop," ujarnya.
Kondisi Oki yang lemas sempat membuat sang suami Ory Vitrio Abdullah khawatir.
"Operasi yang kedua itu di dalam ada tujuh lapisan, ditarik juga karena agak keras. Dia bilang, 'Saya pusing bang'. Lihat Oki lemas, jadi antara senang dan kawatir juga sama kondisi Oki," ujar Ory.
Diberitakan sebelumnya, Oki melahirkan bayi perempuan pada Jumat (15/1/2016) lalu. Khadeejah lahir dengan berat 3 kilogram dan panjang 50 centimeter.
1. Definisi Psikologi Eksperimen
Pendekatan penelitian eksperimen adalah sebuah desain penelitian kuantitatif untuk menemukan efek dari sebab yang diduga. Eksperimen dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan sebab-akibat. Dalam penelitian eksperimen perilaku individu diamati dengan cara manipulasi. Penelitian ini bersifat prediktif, yaitu meramalkan akibat dari suatu manipulasi terhadap variabel terikatnya. Menurut Zymney (dalam Susanti dan Fitriyani, 2015) bahwa penelitian eksperimen merupakan suatu observasi yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih faktor dimanipulasi serta divariasikan dan faktor lain dibuat konstan dengan tujuan kausalitas atau menggambarkan hubungan sebab akibat. Menurut Solso dan Mclin (2002) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dengan memberikan suatu perlakuan langsung dengan manipulasi satu variabel untuk mempelajari sebab akibat (Susanti dan Fitriyani, 2015)
Pendidikan Keluarga
Gilbert Highest menyatakan bahwa kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga. Sejak dari bangun tidur hingga ke saat akan tidur kembali, anak-anak menerima pengaruh dan pendidikan dari keluarga. Hal ini mengandung pengertian, bahwa dalam usia bayi sampai usia sekolah keluarga mempunyai peran yang dominan dalam menumbuh kembangkan rasa keagamaan dalam seorang anak.
Menurut Walter Houston Clark, perkembangan bayi tak mungkin berlangsung secara normal tanpa adanya intervensi dari luar, walaupun secara alami ia memiliki potensi bawaan. Pendapat ini menunjukkan bahwa tanpa bimbingan dan pengawasan yang teratur, bayi akan kehilangan kemampuan berkembang secara normal, walaupun ia memiliki potensi untuk bertumbuh dan berkembang serta potensi-potensi lainnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi.
Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ?
2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ?
1.3 TUJUAN
Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar.
Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiaraan, keharuan, kecintaan, dan keberanian yang bersifat subjektif (KBBI)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi.
Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ?
2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ?
1.3 TUJUAN
Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar.
2.2 Identitas Sosial
1. Definisi
Teori social identity (identitas sosial) dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam upaya menjelaskan prasangka, diskriminasi, perubahan sosial dan konflik antar kelompok. Menurut Tajfel (1982), social identity (identitas sosial) adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan mereka tentang keanggotaan dalam suatu kelompok sosial bersamaan dengan signifikansi nilai dan emosional dari keanggotaan tersebut. Social identity berkaitan dengan keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga dari keanggotaan dalam suatu kelompok tertentu.
Hogg dan Abram (1990) menjelaskan social identity sebagai rasa keterkaitan, peduli, bangga dapat berasal dari pengetahuan seseorang dalam berbagai kategori keanggotaan sosial dengan anggota yang lain, bahkan tanpa perlu memiliki hubungan personal yang dekat, mengetahui atau memiliki berbagai minat. Menurut William James (dalam Walgito, 2002), social identity lebih diartikan sebagai diri pribadi dalam interaksi sosial, dimana diri adalah segala sesuatu yang dapat dikatakan orang tentang dirinya sendiri, bukan hanya tentang tubuh dan keadaan fisiknya sendiri saja, melainkan juga tentang anak–istrinya, rumahnya, pekerjaannya, nenek moyangnya, teman–temannya, milikinya, uangnya dan lain–lain. Sementara Fiske dan Taylor (1991) menekankan nilai positif atau negatif dari keanggotaan seseorang dalam kelompok tertentu.
Untuk menjelaskan identitas sosial, terdapat konsep penting yang berkaitan, yaitu kategori sosial. Turner (dalam Tajfel, 1982) dan Ellemers dkk., (2002) mengungkapkan kategori sosial sebagai pembagian individu berdasarkan ras, kelas, pekerjaan, jenis kelamin, agama, dan lain-lain. Kategori sosial berkaitan dengan kelompok sosial yang diartikan sebagai dua orang atau lebih yang mempersepsikan diri atau menganggap diri mereka sebagai bagian satu kategori sosial yang sama. Seorang individu pada saat yang sama merupakan anggota dari berbagai kategori dan kelompok sosial (Hogg dan Abrams, 1990). Kategorisasi adalah suatu proses kognitif untuk mengklasifikasikan objek-objek dan peristiwa ke dalam kategori-kategori tertentu yang bermakna (Turner dan Giles, 1985; Branscombe dkk., 1993). Pada umumnya, individu-individu membagi dunia sosial ke dalam dua kategori yang berbeda yakni kita dan mereka. Kita adalah ingroup, sedangkan mereka adalah outgroup. Berdasarkan uraian beberapa tokoh mengenai pengertian social identity, maka dapat disimpulkan bahwa social identity adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan atas keanggotaannya dalam suatu kelompok sosial tertentu, yang di dalamnya disertai dengan nilai-nilai, emosi, tingkat keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga terhadap keanggotaannya dalam kelompok tersebut.
Perkembangan Fisik dan Motorik siswa dalam bidang Pendidikan.
Perkembangan Fisik anak Prasekolah (0-6 tahun)
Tugas Perkembangan
Belajar memakan makanan padat.
Belajar berdiri dan berjalan.
Belajar berbicara.
Belajar mengendalikan pembuangan.
Belajar membedakan jenis kelamin.
Belajar mempersiapkan diri untuk membaca, menulis, dan berhitung.
Belajar mengadakan hubungan emosional selain subjek lekatnya.
Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta mengembangkan kata hati.
B. Ciri-ciri Usia Prasekolah
Sebutan dari orang tua :
Usia sulit atau masalah
Usia bermain
Sebutan para pendidik :
Usia prasekolah
Sebutan para ahli psikologi :
Usia psrakelompok
Usia menjelajah
Usia bertanya
Usia meniru
Usia kreatif
C. Perkembangan Fisik
Perubahan tubuh masa kanak-kanak awal saat usia prasekolah tumbuh lebih besar, Pada umumnya masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5 – 3,5 kg setiap tahun.
Pertumbuhan otak mencapai 75% pada usia 5 tahun.
Perbandingan tubuh sangat berubah dan penampilan bayi tidak nampak lagi.
Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur berkurang tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang rata, dengan dada yang berbidang, dan bahu lebih luas dan lebih persegi.
Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besar.
Gigi mulai tanggal dan digantikan oleh gigi tetap.
F. Penerapan dalam Bidang Pendidikan
Motorik Halus :
Melukis
Bermain puzzle
Bermain lego dan balok
Motorik Kasar :
Berlari
Melompat
Bermain jingkat
Bermain bola
dll
More from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (10)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. Gangguan Somatoform
• Somatoform dari bahasa Yunani “soma” yang
artinya badan / tubuh.
• Dalam gangguan somatoform, orang memiliki
simtom fisik yg mengingatkan pada gangguan
fisik, namun tidak ada abnormalitas yg dapat
ditemukan sebagai penyebabnya.
• Meliputi gangguan sensasi dan gangguan fungsi
tubuh, yang dipengaruhi oleh adanya gangguan
pada pikiran.
• Pemeriksaan fisik & laboratorium tidak dapat
menjelaskan keluhan pasien.
6. • Contoh kasus
Seorang ibu berusia 29 tahun meminta penjelasan medis karena
akan menjalani operasi untuk kista di payudaranya.
Ia menderita nyeri punggung yang sangat mengganggu yg
menyebabkan tungkainya tidak dapat menopangnya.
Riwayat medisnya :
1. pada saat menarche dgn dismenorea dan menoragia
2. usia 18 thn, menjalani operasi kista ovarium, selanjutnya
menjalani operasi adhesi abdomen
3. Ia juga memiliki riwayat gejala saluran kemih berulang,
4. memiliki hasil pemeriksaan normal untuk keluhan “tiroid yang
membesar”
5. Pada waktu yang berbeda, ia mengeluhkan kolon spastik,
migrain dan endometriosis.
6. Pemeriksaan fisik pada saat kunjungannya menemukan
ketidakpastian pada payudaranya, dan temuan mamografi
adalah normal.
1. Somatisasi
8. Simtom-simtom
Adanya keluhan fisik yang berulang disertai permintaan penjelasan medis.
Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan kaitan
problem atau konflik dalam kehidupan yang dialaminya.
Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak dapat
dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik.
Sudah berlanjut sedikitnya 2 tahun.
Tidak mau menerima nasehat / penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada
kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhannya
9. Etiologi
Biologis
distraktibilitas berlebihan,
tidak mampu beradaptasi
terhadap stimulus yang
berlebihan, serta
berkurangnya selektifitas Behavioral
Terjadi karena individu
belajar untuk
mensomatisasikan dirinya
untuk mengekspresikan
keinginan dan kebutuhan
akan perhatian dari keluarga
dan orang lain.
Psikososial
Adanya gejala pada
komunikasi sosial seperti
menghindari kewajiban,
ekspresi emosi atau
simbolisasi perasaan
10. Penanganan
1.
• Gangguan somatisasi sangat sulit untuk ditangani dan
tidak ada penanganan yang terbukti efektif untuk
menyembuhkan sindroma ini.
2.
• Cara sederhana ialah dokter berkonsentrasi pada
pemberian keyakinan, mengurangi stres, terutama
mengurangi frekuensi perilaku mencari bantuan
3.
• Penanganan kognitif behavioral yang lebih terstruktur
telah memperlihatkan hasil yang menjanjikan tetapi
belum diteliti secara terkontrol.
11. 2. Konversi
Contoh kasus
• Tiffany, seorang bankir berusia 32 tahun, berpikir bahwa ia telah mengalami
stres daripda yg dpt ditangani oleh satu orang.
• Pada suatu malam, ia mengendarai mobil dijalanan yg penuh dengan salju,
kemudian ia secara tidak sengaja menabrak seorang pria tua yg sedang
berjalan di sisi jalan.
• Pada bulan – bulan berikutnya, ia terjebak dlm proses hukum yg memakan
waktu, menyebabkan stres emosional yg besar dlm kehidupannya.
• Pada suatu senin pagi, ia mendapati dirinya berjalan terhuyung – huyung di
sekitar kamar tidurnya, tidak bisa melihat apapun selain bayangan benda-
benda yg ada di kamarnya.
• Pada awalnya ia mengira ia hanya mengalami kesulitan untuk bangun dari
tidurnya.
• Setelah pagi berjalan, ia kemudia menyadari jika ia telah kehilangan
penglihatannya. Ia menunggu dua hari sebelum berkonsultasi dg dokter
• Pada saat ia pergi menuju pertemuan medisnya, ia memiliki keanehan
karena kurangnya perhatian terhadap yg tampak seperti kondisi fisik yg
serius.
12. Pengantar Gangguan
• Gangguan konversi yaitu sebuat tipe gangguan somatoform yang ditandai
oleh kehilangan atau hendaya dalam fungsi fisik, namun tidak ada penyebab
organis yang lebih jelas.
• Ciri yang utama dari gangguan ini adalah kehilangan atau perubahan fungsi
tubuh di luar kemauan individu karena adanya konflik atau kebutuhan
psikologis yang menyebabkan individu merasakan stres yang serius, atau
tidak dapat berfungsi secara normal dlm kehidupan sosial, pekerjaan atau
area penting lainnya
Gangguan
konversi
13. Simtom-simtom
• Secara umum berhubungan dengan malfungsi
fisik, seperti kelumpuhan, kebutaan, atau
kesulitan bicara (afonia), kehilangan indra
perabaan.
• Sebagian orang mengalami seizure (serangan
mendadak seperti pada penderita epilepsi).
• Gejala lain yang relatif lazim dijumpai adalah
globus hystericus.
14. Etiologi
Biologis
• Hipometabolisme
pada hemisfer
dominan dan
hipermetabolisme
pada hemisfer non
dominan, yang
menyebabkan
terganggunya
komunikasi.
Psikoanalisa
• Mengalami kejadian
traumatik.
• Kejadian tidak dapat
diterima, menekan
konflik di luar
kesadaran.
• Cemas meningkat,
mengkonversikan ke
gajala fisik, untuk
mengurangi tekanan.
Behavioral
• Gejala yang
dipelajari sejak
masa anak
digunakan
sebagai coping
dalam situasi
tidak disukainya
15. Penanganan
• Mengidentifikasi dan memerhatikan kejadian
kehidupannya yang traumatik atau stressful.
• Menghilangkan sumber-sumber keuntungan
sekunder.
• Menurut psikoanalisis terapi yang dilakukan
adalah menggali konflik intrapsikis dan
simbolisme dari gejala gangguan konversi.
16. 3. Gangguan Nyeri
Contoh Kasus
Seorang mahasiswa kedokteran tahun ketiga yang berusia 25
tahun dengan kondisi kesehatan prima ditemui di tempat
pelayanannya kesehatan untuk mahasiswa karena mengalami
nyeri perut yang hilang timbul yang berlangsung selama
beberapa minggu. Mahasiswa itu menyatakan bahwa
sebelumnya ia tidak memiliki riwayat penyakit yang sama.
Pemeriksaan fisik tidak menemukan masalah fisik apapun, tetapi
ia mengatakan kepada dokter bahwa baru-baru ini telah
berpisah dengan suaminya. Si mahasiswa kemudian dirujuk ke
prikiatrik lain yang ditemukan. Ia diajari teknik-teknik relaksasi
dari diberi terapi suportif untuk membantunya mengatasi situasi
stres yang dihadapinya saat ini. Nyerinya kemudian menghilang,
dan ia berhasil menyelesaikan kuliah kedokterannya.
17. Pengantar Gangguan
• Salah satu fitur penting gangguan nyeri adalah adanya rasa
sakit/nyeri yang riil dan benar-benar terasa menyakitkan, terlepas
dari apa penyebabnya.
• Dalam gangguan nyeri, suatu bentuk rasa sakit ( yg menimbulkan
stres atau gangguan personal yg kuat ) merupakan fokus utama dari
keluhan medis yg disampaikan oleh pasien.
• Orang dg gangguan nyeri menemukan jika kehidupan mereka
dihabiskan dg pengalaman rasa sakit mereka dan usaha untuk
mencari kesembuhan.
18. Simtom-simtom
Nyeri pada satu tempat
anatomis atau lebih yang
merupakan fokus utama
penderita.
Nyeri membuat penderita
terganggu di bidang
sosial, pekerjaan.
Faktor psikologi berperan
penting dalam keparahan,
eksaserbasi, atau
bertahannya nyeri.
. Gejala atau defisit tidak
dibuat secara sengaja
atau berpura-pura
Nyeri tidak dapat
dijelaskan sebagai akibat
gangguan suasana
perasaan (mood), cemas,
atau gangguan psikotik.
19. Etiologi
Adanya abnormalitas struktur
limbik dan sensorik atau
kimiawi
Nyeri sebagai cara memperoleh
cinta, hukuman, dan menembus
rasa bersalah displacement,
substitusi, represi
Perilaku nyeri diperkuat apabila
dihargai dan dihambat apabila
diabaikan
Biologis
Psikodinamik
Behavioral
20. Penanganan
Psikofarmaka
• Analgesik
• Antidepresan
• Obat-obat sedatif
• Amfetamin
Psikoterapi
• Mengembangkan hubungan
yang kokoh dari terapis dengan
memperlihatkan empati
• Terapis mengerti atas nyerinya
dan mengerti terdapatnya
konflik intrapsikis sebelumnya.
Penanganan lain:
• Relaxation training
• Memberi reward kepada mereka yang
berperilaku tidak seperti orang yang mengalami
rasa nyeri.
• Mengajari penderita bagaimana caranya
menghadapi stress
• Meningkatkan kontrol diri
21. 4. Hipokondriasis
Contoh Kasus
Robert (38) adalah seorang ahli radiologi baru saja
menjalani pengujian ekstensif untuk seluruh sistem
pencernaannya. Hasilnya terbukti negatif untuk penyakit
fisik apapun. Bukannya lega, ia malah kecewa. Ia terganggu
selama beberapa bulan dgn simtom fisik yg digambrkan
berupa nyeri perut ringan, terasa “penuh”, “isi perut yang
bergemuruh” dan perasaan akan “isi perut yang keras”. Ia
yakin simtom ini disebabkan oleh kanker usus besar. Ia
menjadi biasa untuk menguji darahnya setiap minggu. ia
sering secara diam-diam menggunakan sinar X untuk
memeriksa dirinya. Ia takut kalau-kalau ada hal yg lupa
diperiksa. Ia memiliki getaran jantung yg tidak normal
ketika usia 13 tahun. Saat evaluasi, getaran jantung terbukti
tdk berbahaya. Ia mengembangkan ketakutan bahwa ada
sesuatu yang benar-benar salah dengan jantungnya.
22. Pengantar Gangguan
Keyakinan memiliki
penyakit fisik, yang
tetap ada meski
telah diyakinkan
secara medis.
Hipokondriasis
Fokus atau ketakutan
bahwa simtom fisik
yang dialami
seseorang
merupakan akibat
dari suatu penyakit
serius
Ketakutan tidak pada
intensitas khayalan
dan tidak terbatas
pada kekhawatiran
akan penampilan.
Gangguan telah
bertahan selama 6
bulan atau lebih.
Sangat sensitif
terhadap perubahan
ringan dalam sensasi
fisik
23. Simtom-simtom
Adanya kecemasan atau ketakutan memiliki penyakit serius.
Individu terpreokupasi dengan gejal-gejala jasmaniah dan salah
menginterpretasikannya sebagai indikasi penyakit.
Sebagian individu mengeluhkan gejala-gejala yanga sangat ambigu, misalnya nyeri
atau kelelahan.
Individu takut bahwa dirinya sedang mengembangkan suatu penyakit, dan dengan
demikian menghindari situasi-situasi yang mereka hubungkan dengan penularan
24. Etiologi
• Kognitif disorder of cognition or perception
• Behavioral menginginkan peran sakit untuk
menghindari kewajiban yang berat
• Psikoanalisis represi dan pengalihan agresif
kepada keluhan somatik
26. 5. Gangguan Dismorfik Tubuh
Contoh Kasus
Claudia, sekretaris hukum 24 th, baginya setiap hari
adalah hari terburuk untuk rambutnya. Baginya
rambutnya tidak seimbang. Seharusnya bagian ini lebih
panjang, dan bagian ini terurai. Beberapa bulan
sebelumnya Claudia memiliki potongan rambut yang
digambarkannya sebagai bencana. Tidak lama
kemudian, ia memiliki pikiran-pikiran untuk bunuh diri.
Dalam sehari, Claudia memeriksa rambutnya di depan
kaca hingga tidak terhitung banyaknya. Ia akan
menghabiskan dua jam setiap pagi menata rambutnya
dan tetap sja merasa tidak puas.
27. Pengantar Gangguan
Terlalu memperhatikan cacat yang
dibayangkan seseorang pada penampilan
fisiknya.
Suatu preokupasi dengan suatu “cacat tubuh”
yang dibayangkan, secara klinis bermakna
menimbulkan penderitaan atau hendaya dalam
berbagai fungsi.
Pierre Janet menamakan obsession de la honte
du corps (obsesi pada anggota tubuh yang
memalukan).
28. Simtom-simtom
• Preokupasi pada cacat yang
dibayangkan, biasanya
terfokus pada wajah,
seperti hidung, mulut.
• Mengunjungi dokter bedah
berkali-kali
• Membayangkan dirinya
begitu jelek sehingga tidak
berinteraksi dengan orang
lain.
• Sering mengecek cermin
atau malah fobia cermin.
30. Penanganan
• Obat-obatan yang memblokir reuptake
serotonin, seperti klomipramin dan fluvoksamin.
• Pemaparan dan pencegahan respons, tipe terapi
kognitif behavioral.
31.
32. Gangguan Psikofisiologis
• Psikofisiologis psikosomatik
• Asma, hipertensi, sakit kepala, dan gastritis,
ditandai oleh faktor-faktor fisik, dapat
diperburuk oleh faktor psikologis.
• Psike, atau pikiran, memiliki efek yang tidak
mengenakkan bagi soma atau tubuh.
33. 1. Stres
Contoh Kasus
Bob berusia 49 th, kehidupan rumah tangganya
bahagia sekaligus memberikan tekanan. Putrinya
24 th tinggal di rumahnya karena suaminya wajib
militer, dan dia tentu saja mencemaskan keadaan
menantunya. Putrinya 21 th akan menikah 3
minggu lagi. Putranya 19 th, memiliki ide yang
memberontak sikap Bob. Dia juga membebani
dirinya dengan banyak stres. Bob mendorong
dirinya dengan begitu keras untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
34. Pengantar Gangguan
• Istilah stres digunakan untuk merujuk kondisi
lingkungan yang memicu psikopatologi.
• Coping stres cara kita menerima atau menilai
lingkungan menentukan apakah terdapat suatu
stresor.
36. Etiologi
Biologis
Terjadi proses counter-regulatory tidak mengembalikan sistem
tubuh ke kondisi sebelum stres dalam waktu yang lama
Psikoanalisa
Kondisi emosional yang tidak disadari. Kemarahan yang tidak
diekspresikan.
Kognitif Behavioral
Emosi-emosi negatif seperti kekecewaan, penyesalan, dan
kekhawatiran. Level kognisi tinggi yang terdapat pada manusia
melalui evolusi juga menciptakan potensi pikiran negatif.
38. 2. Gangguan Kardiovaskular
Gangguan kardiovaskular adalah penyakit pada
jantung dan sistem sirkulasi darah. Penyakit ini
penyebab hampir separuh dari total angka
kematian di AS setiap tahunnya, merupakan
pembunuh nomor satu bagi laki-laki maupun
perempuan. Pada bagian ini difokuskan pada
dua macam penyakit kardiovaskular yang
tampaknya dipengaruhi oleh stres, yaitu
hipertensi dan penyakit jantung koroner.
39. a. Hipertensi
Contoh Kasus
Mark Howard 38 th, bekerja di divisi pemasaran
perusahaan konglomerasi. Bakat dan kerja kerasnya
membawa ia pada promosi jabatan. Hal ini diterima
dgn senang bercampur cemas, karena harus
memimpin rapat staf. Pada cek kesehatan, tekanan
darahnya mencapai angka garis batas yaitu 150/100.
Lalu ia diberi alat pemantau tekanan darah. Pada hari
pertama rapat, alat pemantaunya mengembang. Mark
menjadi pucat, tekanan darahnya 195/140. Lalu ia
mengundurkan diri dari jabatannya dan kembali pada
jabatan yang kurang prestisius.
40. Pengantar Gangguan
Memicu seseorang mengalami atherosclerosis (penyumbatan
pembuluh darah arteri), serangan jantung, dan stroke; juga
dapat menyebabkan kematian.
Gen memainkan peranan penting dalam tekanan darah, faktor
lain obesitas, konsumsi alkohol, dan garam.
Aktifitas sistem saraf simpatik merupakan faktor kunci, namun
berbagai hormon, metabolisme garam, dan mekanisme sistem
saraf pusat juga berperan.
41. Simtom-simtom
• Sakit kepala yang berkepanjangan
• Mulah lelah
• Sering mimisan
• Sering buang air kecil
• Pandangan menjadi kabur
• Detak jantung berdebar-debar
43. b. Penyakit Jantung Koroner
Contoh Kasus
John, eksekutif 55 th, menghabiskan satu pak
rokok setiap hari. John tergolong cukup gemuk
karena sering pergi makan bersama rekan bisnis
dan kolega. John sudah minum obat hipertensi
sejak umur 42 th. Sulit baginya untuk bersantai, di
rumah ia biasa bekerja sampai larut malam. John
sering melakukan proofreading . Rekan kerjanya
tidak begitu menyukai John. Mereka
menganggapnya terlalu memaksakan kehendak,
mudah frustasi, dan bersikap kasar.
44. Pengantar Gangguan
PJK penyumbatan arteri yang mengangkut darah ke
otot jantung.
PJK terdiri dari dua tipe utama, angina pektoris dan
infarksi miokardinal.
45. Simtom-simtom
• Rasa sakit di dada secara berkala, biasanya di
belakang tulang dada dan sering kali
menyebar ke punggung dan kadang bahu
dan lengan kiri.
46. Etiologi
• Deprivasi oksigen ke
otot jantung
Biologis
• Teman dan anggota
keluarga dapat
mendorong gaya
hidup yang kurang
sehat.
Sosial
• Adanya kebiasaan
mengonsumsi rokok,
alkohol, dan junkfood,
yang mendapatkan
respons positif dari
lingkungan.
Behavioral
47. Penanganan Hipertensi dan PJK
Tidak membebani pikiran dgn
penyakit, menurunkan berat
badan, membatasi asupan garam
Biofeedback
Mengurangi kemarahan, depresi,
isolasi sosial.
48. 3. Asma
Contoh Kasus
Tom terkena asma pada masa kanak-kanak, yang
dipicu oleh serbuk sari sehingga ia harus dilarikan
ke rumah sakit terdekat. Ia selalu mengalami pilek,
dan terkadang menjadi bronkitis. Ketika remaja
serangan asmanya menghilang. Pd usia 34 th
asmanya kembali sangat parah setelah periode
singkat pneumonia. Tampaknya stres emosional
menjadi pemicu utama.
49. Pengantar Gangguan
• Terjadi penyempitan saluran udara pada
paru-paru, yang mana saluran udara
tersebut bersifat hipersensitif, sehingga
menjadi sangat sulit untuk bernapas.
• Penyempitan ini dipicu oleh infeksi virus,
zat-zat alergen, polusi, asap, olahraga,
kedinginan, dan kondisi emosional.
• Serangan sama terjadi secara berkala.
ASMA
50. Simtom-simtom
Serangan terjadi mendadak.
Dadanya sesak, tersengal-sengal, batuk, dan
mengeluarkan lendir. suara tarikan nafas, tersengal, dan
batuk yang keras serta kasar. Bengek.
Mengalami kesulitan berat untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara dari paru-paru dan merasa dirinya
tercekik.
52. Penanganan
• Mengurangi paparan alergi
• Mengetahui sejauh mana level asmanya
• Menemukan pemicunya, misal merokok, hewan
peliharaan, atau aspirin.
• Penggunaan bronkodilator untuk jangka pendek.
53. 4. AIDS
Contoh kasus
Tn W dirawat diruang medikal bedah karena diare
sudah sebulan tak sembuh-sembuh meskipun
sudah berobat ke dokter. Tn W mengatakan bahwa
dia diare cair ±15 x hari dan BB menurun 7 kg
dalam satu bulan serta sariawan mulut tak
kunjung sembuh meskipun telah berobat dan tidak
nafsu makan. Hasil diagnosis medis menyebutkan
bahwa tuan W positif AIDS.
54. Pengantar Gangguan
AIDS merupakan suatu penyakit di mana sistem
kekebalan tubuh sangat menurun karena HIV
sehingga menyebabkan individu beresiko tinggi
menderita penyakit fatal, seperti sarkoma Kaposi,
jenis kanker limpa yang jarang terjadi, dan
berbagai infeksi jamur, virus, dan bakteri yang
berbahaya. Orang-orang tidak meninggal terutama
karena AIDS, namun lebih karena infeksi fatal
danberbagai penyakit lain di mana AIDS membuat
mereka rentan terhadapnya.
55. Simtom-simtom
• Berat badan turun drastis
• Diare tidak sembuh-sembuh
• Demam dan flu tidak kunjung sembuh
• Penderita cepat merasa lelah
• Nyeri pada bagian otot
• Ruam pada kulit
• Batuk berkepanjangan
56. Etiologi
Biologis
• Adanya infeksi virus
HIV
Psikoanalisa
• Adanya
pengalaman masa
lalu yang tidak
menyenangkan,
sehingga penderita
melampiaskan ke
hal-hal negatif.
Behavioral
• Lingkungan yang
tidak sehat, serta
faktor pertemanan
yang mengajak
penderita
mendekati AIDS.
57. Penanganan
• Mencegah melalui perubahan perilaku.
• Tidak memakai jarum suntik secara bergantian.
• Melakukan hubungan seks monogami.
• Melakukan edukasi tentang HIV
• Menjauhi narkoba