SlideShare a Scribd company logo
STEP 1
 Demineralisasi
o berhentinya proses mineralisasi
o larutnya mineral dalam asam
o proses hilangnya ion mineral dari dalam gigi
 Enamel
o Bagian paling keras dari gigi
o Bagian terluar dari gigi
o Berwarna bening
o Bagian yang penuh dengan garam Ca
 Karies
o Proses penghancuran jaringan kalsifikasi
o Penyakit infeksi yang menyebabkan demineralisasi gigi yang disebabkan oleh
bakteri (Streptococus mutan)
o Juga menyebabkan kerusakan pada struktur gigi
o Penyakit infeksi menyerang gigi yang ditandai dengan bercak hitam atau
coklat
o Menyerang jaringan keras pada gigi oleh mikroba pada suatu karbhidrat yang
terfermentasi
 Kavitasi
o Pembentukan lubang pada gigi jika karies sudah sampai dentin
o Pelarutan enamel
o Demineralisasi dari enamel tanpa adanya remineralisasi
o Daerah yang membusuk di gigi
 Solubilitas
o Kemampuan untuk melarut
 Pulpa
o Jaringan lunak yang berada di tengah gigi punya banyak saraf dan PD
o Jaringan dibawah enamel dan dentin
 Dentin
o Jaringan dibawah enamel yang terbentuk dari kalsifikasi odontoblas
o Bagian dari gigi yang berasal dari lap.mesoderm
o Strukturnya : tubulus dentinalis
o Warnanya kekuningan, lebih lunak
o Pada bagian korona :enamel , pada bagian akar: sementum
o Kandungan HA lebih sedikit daripada enamel
 Hidroksiapatit
o Molekul kristalin dengan inti tersusun atas fosfor dan Ca
o Bahan penyusun terbesar dari enamel dan reaktif dengan ion H
 Jaringan keras gigi
o Terdiri dari enamel, sementum, dan dentin
o Sebagian besar terdiri dari bahan anorganik
 Anorganik
o Bahan yang tidak dapat didaur
o Didapat dari mahluk tidak hidup/benda mati (kimia)
 Organik
o Lawan dari anorganik
STEP 2
1. Apakah struktur dari enamel?
2. Mengapa ukuran kristal mempengaruhi solubilitas di dalam enamel?
3. Mengapa bahan anorganik lebih dahulu terlarut?
4. Bagaimana gigi dapat mengalami karies dan faktor apa yang berperan dalam
pembentukan karies serta bagaimana mekanisme dari pembentukan kavitas?
5. Mengapa karies yang melibatkan dentin dapat menimbulkan rasa nyeri?
6. Bagaimana penanganan gigi karies?
STEP 3
1. Struktur enamel
a. Enamel rod = paling banyak, seperti lubang kunci
b. Garis retzius = pada gigi sulung tidak jelas, di permanen lebih jelas
c. Lamela = mengandung bahan organik
d. Spindle = odontoblas yang meluas dari dentin ke enamel
e. Enamel Tuft = matriks dentin yang masuk ke enamel, tebalnya setengah dari
enamel
f. Bahan penyusun enamel = organik  amelogenin dan enamelin , anorganik
 HA , organik 20%, anorganik 65%, sisanya air.
g. Enamel adalah avaskuler
2. Kalau kristal besar, berarti lebih padat. Zat padat lebih sulit larut.
Berhubungan dengan laju reaksi. Makin besar, makin susah.
Biasnaya juga lebih besar dalam rantai kimianya.
3. Karena bahan penyusun utamanya anorganik (HA). Dan lebih banyak, jadi bisa larut
duluan.
Biasnaya di dalam mulut, kondisi asam. HA lebih reaktif terhadap asam.
Dalam asam, ada H+, bisa merusak ikatan HA, terutama pada ikatan F dan Ca.
4. Karies berasal dari sisa makanan, bereaksi dengan bakteri, terfermentasi, jadi asam
laktat. Nanti akan terlarut, sehingga enamel bisa berkurang.
Ada HA. Terjadi demineralisasi dimana ion H+ nya lepas.
Faktornya = gigi sendiri, waktu, lingkungan.
Faktornya = kebiasaan, ex. Gosok gigi. Mikroorganisme.
Faktornya = gen, makanan  makanan asam + kabohidrat. Usia. Juga ada sukrosa
dan glukosa.
5. Karena di dentin terdapat tub. Dentinalis, sehingga dapat merasakan sakit.
6. Mengurangi makanan asam, sering gosok gigi dan berkumur.
Penutupan dari parit geraham.
Alami = penjagaan RM sendiri
Buatan = gosok gigi. Kalau sudah kavitas, ditambal.
Pencegahan dari adanya plak, dibersihkan ke DG.
Kalau karies sudah parah, bisa dibuatkan mahkota. Kalau parah sekali, dicabut.
STEP 4
STEP 5
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengkaji struktur dan penyusun enamel dan dentin
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengkaji mekanisme dan faktor terjadinya karies
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengkaji pencegahan dan penanganan terjadinya
karies
STEP 7
A. Struktur dan Penyusun Enamel dan Dentin
1. Enamel
1) Rod Structure
Enamel is composed of rods that extend from their site of origin, at the dentinoenamel
junction, to the enamel outer surface (Fig. 7-1). Each rod is formed by four ameloblasts.
One ameloblast forms the rod head; a part oftwo ameloblasts forms the neck; and the tail is
formed by a fourth ameloblast. (Avery, James K dan Daniel J Chiego.2006)
The head of the enamel rod is the broadest part at 5 ).lm wide, and the elongated
thinner portion, or tail, is about 1 ).lm wide. The rod, including both head and tail, is 9 ).lm
long. The enamel rod is about the same size as a red blood cell. Each rod is filled with
crystals. Those in the head follow the long axis of the rod, and those in the tail lie in the cross
axis to the head. (Avery, James K dan Daniel J Chiego.2006)
2) Lintas Incremental, Garis Retzius
Garis tambahan di enamel adalah hasil dari deposisi berulang berulang dari enamel.
Sebagai matriks enamel yang termineralisasi, ia mengikuti pola deposisi matriks dan
memberikan garis pertumbuhan pada enamel (Gambar 7-9). Garis-garis ini dapat ditekankan
karena adanya variasi mineral yang diendapkan pada titik tolak ragu dalam pengendapan.
Dalam beberapa kasus, garis inkremental tidak terlihat. Dengan pengembangan enamel,
sederet ameloblasts yang menutupi mahkota ragu-ragu selama pengendapan. Garis keraguan
ini menandai jalan amelogenesis. Ruang antara kristal menjebak molekul udara, menonjolkan
garis-garis ini. Dr. Retzius, yang pertama kali mencatat "garis pertumbuhan" ini, menyebut
mereka sebagai striae dari Retzius. (Avery, James K dan Daniel J Chiego.2006)
3) Enamel Dentino Junction
Persimpangan antara enamel dan dentin.
4) Anorganik
Enamel is about 96% inorganic mineral in the form of hydroxyapatite and 4%
water and organic matter. Hydroxyapatite is a crystalline calcium phosphate that is also
found in bone, dentin, and cementum.
komposisi mineral enamel dalam jumlah besar berupa Ca, P, CO2, Na, Mg, Cl dan
K sedangkan dalam jumlah kecil berupa F, Fe, Zn, Sr, Cu, Mn dan Ag. Zat anorganik yang
utama berupa hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] sekitar 90-92% dari volumenya yang
tersusun atas komponenkomponen kalsium fosfat.22,23 Ion fluoride sangat esensial pada
pembentukan dan perkembangan enamel karena dapat menggantikan gugus hidroksil
sehingga membentuk fluor apatit [Ca10(PO4)6(F)2]. Fluorisasi paling banyak terjadi di
enamel bagian luar, hal Universitas Sumatera Utara
ini sangat penting untuk mempertahankan keutuhan enamel sebab fluor apatit lebih
sukar larut dibandingkan dengan hidroksiapatit. Kristal hidroksiapatit yang terkandung
dalam email gigi dapat berubah menjadi kristal kalsium fluorapatit karena terlepasnya gugus
OH- dan disubstitusi oleh gugus F- apabila email gigi terpapar makanan, minuman, atau
pasta gigi yang mengandung fluor.
2. Dentin
1) Dentino Enamel Junction
Batas antara Dentin dan Enamel.
2) Tubulus Dentinalis
Tubulus Dentin Tubulus dentin merupakan kanal-kanal yang memanjang dari
daerah pulpa sampai ke batas dentin-enamel. Tubulus dentin berbentuk seperti garis-garis
yang tersusun mengikuti arah mahkota dan garis-garis ini menyerupai huruf S. Tubulus
yang terletak dekat dengan puncak akar dan tepi insisal bentuknya lebih lurus.7
Perbandingan antara dentin yang berada pada permukaan luar dengan dentin yang berada
pada permukaan dalam adalah 5:1 sehingga tubulus-tubulus memiliki jarak yang lebih jauh
antara satu dengan yang lain pada daerah garis permukaan luar, sementara pada daerah
permukaan dalam jarak antar tubulus lebih dekat. Tubulustubulus dentin pada daerah yang
berdekatan dengan pulpa memiliki diameter yang lebih besar (3-4 µm) dan lebih kecil pada
permukaan luar (1 µm). Tubulus dentin memiliki cabang lateral di seluruh dentin dimana
tubulus ini diisi oleh kanalikuli atau mikrotubulus. Beberapa tubulus dentin memanjang
sampai beberapa millimeter pada batas dentin-enamel yang disebut dengan enamel spindle.
3) Dentin is composed of70% inorganic hydroxyapatite crystals, 20% organic
collagen fibers with small amounts ofother proteins, and 10% water by weight.
With 20% less mineral than enamel, dentin is softer, although it is slightly
harder than bone or cementum. Therefore, it is more radiolucent than enamel
but much more dense or radiopaque than pulp. Dentin is resilient or slightly
elastic, and this allows the impact of mastication to occur without fracturing
the brittle overlying enamel. This resilience is partly the result of the presence
throughout the matrix of tubules, which extend from the dentinoenamel
junction to the pulp. (Avery, James K dan Daniel J Chiego.2006)
B. Mekanisme dan Faktor Terjadinya Karies
1. Faktor-Faktor Penyebab Karies
1) Host
Untuk dapat terjadinya proses karies pada gigi diperlukan adanya faktor host yaitu
gigi dan saliva. Struktur dari anatomi gigi terdiri dari lapisan enamel yang terdapat pada
bagian luar gigi dan lapisan dentin yang terletak dibawah lapisan enamel. Enamel
merupakan struktur gigi yang paling keras namun bersifat rapuh dan memiliki struktur
sangat tipis. Selain itu merupakan jaringan gigi yang padat serta dapat mengalami
kalsifikasi tinggi. Jika enamel pecah atau berlubang tidak dapat melakukan regenerasi
karena tidak memiliki sel.
Selain keadaan gigi, saliva juga berperan penting dalam terbentuknya karies. Saliva
tersusun atas komponen organik dan anorganik. Komponen utama anorganik saliva adalah
elektrolit dalam bentuk ion seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, dan
fosfat. Sedangkan komponen organik seperti musin, lipid, asam lemak dan ureum yang
dapat pula berasal dari sisa makanan dan pertukaran zat bakterial. Selain mempengaruhi
komposisi mikroorganisme di dalam plak, saliva juga mempengaruhi pH. Karena itu, aliran
saliva yang berkurang dapat menyebabkan karies gigi yang tidak terkendali.
2) Agen
Faktor agent dipengaruhi oleh jumlah bakteri dan plak dalam rongga mulut. Plak
gigi berperan penting dalam proses terjadinya karies. Plak merupakan lapisan lunak yang
melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan, terdiri dari kumpulan
mikroorganisme beserta produk-produknya.
Streptococcus mutans dan lactobacillus merupakan kuman kariogenik karena dapat
dengan cepat membuat asam dari karbohidrat yang diragikan. Kuman-kuman tersebut
tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi. Penebalan
plak yang semakin menumpuk dapat menghambat fungsi saliva dalam menetralkan pH.
Penumpukan plak akan mendorong jumlah perlekaan bakteri yang semakin banyak. Bakteri-
bakteri ini banyak memproduksi asam dengan tersedianya karbohidrat yang mudah meragi
seperti sukrosa dan glukosa, menyebabkan pH plak akan menurun.
3) Substrat
Faktor substrat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme pada permukaan enamel. Karbohidrat
memiliki peran penting dalam pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra
sel. Sintesa polisakarida ekstra sel dari sukrosa lebih cepat daripada glukosa, fruktosa, dan
laktosa. Oleh karena itu, sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik. Karena sukrosa
merupakan gula yang paling banyak dikosumsi. Makanan dan minuman yang mengandung
gula dapat menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat mengakibatkan
demineralisasi pada email.
4) Waktu
Karies merupakan suatu penyakit kronis progresif yang membutuhkan waktu
beberapa bulan bahkan tahun untuk dapat berkembang.
2. Mekanisme terjadinya karies
Untuk dapat terjadinya suatu proses karies pada gigi dibutuhkan empat faktor utama
yang harus saling berinteraksi yaitu faktor host, aget, substrat dan waktu. Mekanisme
terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak beserta bakteri penyusunnya. Dalam
proses terjadinya karies, mikroorganisme lactobacillus dan streptococcus mempunyai
peranan yang sangan besar. Proses karies dimulai oleh streptococcus dengan membentuk
asam sehingga menghasilkan pH yang lebih rendah. Penurunan pH tersebut mendorong
laktobacillus untuk memproduksi asam dan menyebabkan terjadinya proses karies.
Streptococcus memiliki sifat-sifat tertentu yang memungkinkannya memegang peranan
utama dalam proses karies gigi, yaitu memfermentasi karbohidrat menjadi asam sehingga
mengakibatkan pH turun, membentuk dan menyimpan polisakarida intraseluler dari
berbagai jenis karbohidrat, simpanan ini dapat dipecahkan kembali oleh mikroorganisme
tersebut bila karbohidrat eksogen kurang sehingga dengan demikian menghasilkan asam
terus menerus.
Pada tahap awal demineralisasi, kavitas belum terbentuk di permukaan email, namun
mineral email sudah mulai larut, sehingga secara klinis terlihat perubahan warna menjadi
lebih putih. Kavitas pada permukaan gigi terjadi bila demineralisasi bagian dalam email
sudah sedemikian luas, sehingga permukaan email tidak mendapat dukungan cukup dari
jaringan dibawahnya. Bila sudah terjadi kavitas, maka gigi tidak dapat kembali normal, dan
proses karies akan berjalan terus. Hal itu terjadi bila proses demineralisasi dan remineralisasi
di dominasi oleh proses demineralisasi. Bila proses demineralisasi tersebut tidak dapat
diatasi, maka kerusakan akan berlanjut lebih dalam lagi, bahkan dapat mempengaruhi
vitalitas gigi.
3. Demineralisasi
Hidroksiapatit bersifat reaktif terhadap ion hidrogen ketika lingkungan berada di
kondisi pH di bawah 5,5 (pH kritis). Ketika hal ini terjadi ion (PO4)3- akan berubah menjadi
(HPO4)2- karena penambahan ion H+. Akibatnya (HPO4)2- yang terbentuk tidak mampu
menjaga hidroksiapatit dalam kondisi seimbang sehingga akhirnya kristal hidroksiapatit
larut.
C. Pencegahan dan Penanganan Terjadinya Karies
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah pelayanan yang diarahkan pada tahap pre-patogenesis
atau pelayanan untuk mencegah timbulnya penyakit. Hal ini ditandai dengan upaya
meningkatkan kesehatan (health promotion) dan memberikan perlindungan khusus (spesific
protection). Upaya promosi kesehatan meliputi pemberian informasi mengenai cara
menyingkirkan plak yang efektif atau cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi
(flossing). Upaya perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk
melindungi host dari serangan penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan
mikroorganisme (Rethman, 2000).
Mencegah karies dapat dilakukan dengan tindakan pencegahan sebagai berikut:
1) Dental Health Education (DHE)
Dental Health Education mengarah pada anjuran diet (pengaturan makanan). Diet
merupakan makanan yang dikonsumsi setiap hari dalam jumlah dan jangka waktu
tertentu. Hendaknya menghindari makanan yang mengandung karbohidrat. Makanan
yang disarankan adalah makanan yang banyak mengandung serat dan air. Jenis makanan
ini memiliki efek self cleansing yang baik serta vitamin yang terkandung di dalamnya
memberikan daya tahan pada jaringan penyangga gigi.
2) Memilih makanan dengan cermat
a. Menghindari makanan yang lengket dan kenyal seperti snack.
Makanan seperti gula, kacang bersalut gula, sereal kering, roti dan kismis juga buah
yang dikeringkan akan membuat makanan menempel pada gigi. Usahakan untuk
membersihkan gigi dalam waktu 20 menit setelah makan. Apabila tidak menyikat
gigi maka berkumurlah dengan air putih.
b. Memilih snack dengan cermat.
Efek makanan seperti snack dapat menyebabkan gigi berlubang. Makan snack
setiap hari memungkinkan bakteri terus membentuk asam yang merusak gigi.
3) Pemeliharaan gigi
Mulut tidak bisa dihindarkan dari bakteri, dengan membersihkan mulut dengan
teratur dapat mencegah bakteri berkembang. Ajarkan anak untuk menyikat gigi > 2 kali
sehari dan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan gigi tiap 6 bulam sekali.
Usaha untuk memperoleh keadaan sehat dari gigi dan jaringan pendukung adalah
dengan 2 hal terpenting yaitu mencegah dan menghilangkan plak. Beberapa cara yang dapat
dilakukan antara lain dengan kontrol plak.
Kontrol plak merupakan cara menghilangkan plak dan mencegah akumulasinya.
Tindakan tersebut merupakan tingkatan utama dalam mencegah terjadinya karies dan
radang gusi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kontrol plak,
antara lain:
a. Scalling
Scalling yaitu tindakan membersihkan karang gigi pada semua permukaan gigi dan
pemolesan terhadap semua permukaan gigi.
b. Penggunaan dental floss (benang gigi)
Dental floss ada yang berlilin ada pula yang tidak yang terbuat dari nilon. Floss ini
digunakan untuk menghilangkan plak dan memoles daerah interproximal (celah di antara
dua gigi), serta membersihkan sisa makanan yang tertinggal di bawah titik kontak.
c. Pemberian flour
Penggunaan fluor dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara sistemik dan topikal.
Penggunaan secara sistemik bisa berupa tablet, obat tetes, dan fluoridasi air minum
ataupun melalui makanan dan minuman secara alami. Sedangkan pemberian secara lokal
dapat berupa topikal aplikasi, penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor, dan obat
kumur.
Membubuhkan flour dalam air minum dapat mencegah karies gigi. Tambahan tersebut
dapat berupa tetes atau tablet. Obat ini biasanya dikumurkan dalam mulut sekitar 30
detik kemudian dibuang. Anak rentan terhadap gigi berlubang sehingga pemberian flour
secara topikal termasuk pasta gigi yang mengandung flour sangat bermanfaat.
2. Pencegahan Sekunder
1) Penambalan gigi
Kerusakan gigi biasanya dihentikan dengan membuang bagian gigi yang rusak dan
diganti dengan tambalan gigi. Jenis bahan tambalan yang digunakan tergantung dari
lokasi dan fungsi gigi. Geraham dengan tugas mengunyah memerlukanbahan yang lebih
kuat dibandingkan gigi depan. Perak amalgam digunakan pada gigi belakang. Tambalan
pada gigi depan dibuat tidak terlihat, silikat sejenis semen porselen yang mirip dengan
email. Resin komposit adalah bahan yang sering digunakan pada gigi depan dan
belakang bila lubangnya kecil dan merupakan bahan yang warnanya sama dengan warna
gigi. Jika saraf gigi telah rusak dan tidak dapat diperbaiki maka gigi perlu dicabut.
2) Dental sealant
Perawatan untuk mencegah gigi berlubang dengan menutupi permukaan gigi dengan
suatu bahan. Dental sealant dilakukan pada permukaan kunyah gigi premolar dan molar.
Gigi dicuci dan dikeringkan kemudian member pelapis pada gigi (Lithin, 2008).
3. Pencegahan Tersier
Melakukan pencabutan gigi yang telah rata dengan gusi, lalu dilakukan pembuatan
penahan ruang gigi (space maintainer). Syarat gigi karies boleh dicabut jika:
 sakit terus-terusan
 timbul keradangan pada pulpa sampai ke periapikal
DAFTAR PUSTAKA
Alpers A., 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC pp. 9-
12.
Anonim. Repository Universitas Indonesia.
Anonim. Repository Universitas Sumatera Utara.
Avery, James K dan Daniel J Chiego.2006. Oral Histology and
Embriology.Michigan: Evolve
Bechal, Sally Joyston dan Kidd, Edwina A.M. 1991. Dasar-dasar Karies. Jakarta: EGC
Julianti, Riri., dkk. 2008. FK Universitas Riau
Rethman J. 2000. Trends in preventive care : caries risk assessment and indications for
Sealant. JADA. (131):8-11.
Sari, U.U.M. 2014. Karies Gigi. Semarang: Universitas Diponegoro.

More Related Content

What's hot

KARIES
KARIESKARIES
Jurnal karies gigi
Jurnal karies gigiJurnal karies gigi
Jurnal karies gigi
nrukmana rukmana
 
Karies gigi presentation
Karies gigi presentationKaries gigi presentation
Karies gigi presentation
Sinta Gitaning
 
Struktur jaringan gigi
Struktur jaringan gigiStruktur jaringan gigi
Struktur jaringan gigiDede Krhezna
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
RSIGM
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Nabilah Kusuma
 
166279038 diagnosis-karies (1)
166279038 diagnosis-karies (1)166279038 diagnosis-karies (1)
166279038 diagnosis-karies (1)
rasya_wirayudha
 
Karies Gigi
Karies GigiKaries Gigi
Karies Gigi
wahyuni majid
 
Gigi tiruan (power point)
Gigi tiruan (power point)Gigi tiruan (power point)
Gigi tiruan (power point)Iman Satoto
 
Anomali Gigi
Anomali GigiAnomali Gigi
Anomali Gigi
Cut Putri Zakirah
 
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigiGambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
Septian Muna Barakati
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Laporan sgd 4
Laporan sgd 4Laporan sgd 4
Laporan sgd 4RSIGM
 
Je nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiJe nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiSae Manan
 
Jaringan Penyangga Gigi
Jaringan Penyangga GigiJaringan Penyangga Gigi
Jaringan Penyangga GigiPSPDG-UNUD
 
Keterangan karies gigi
Keterangan karies gigiKeterangan karies gigi
Keterangan karies gigi07051994
 
Leaflet ega sip ok 1 a
Leaflet ega sip ok 1 aLeaflet ega sip ok 1 a
Leaflet ega sip ok 1 a
07051994
 
Leaflet ega sip ok 1 aaaaaaa
Leaflet ega sip ok 1 aaaaaaaLeaflet ega sip ok 1 aaaaaaa
Leaflet ega sip ok 1 aaaaaaa07051994
 
Jurding denrad deklay
Jurding denrad deklayJurding denrad deklay
Jurding denrad deklay
MariatunZahroNasutio
 
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomiIndikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomizakiahyahya
 

What's hot (20)

KARIES
KARIESKARIES
KARIES
 
Jurnal karies gigi
Jurnal karies gigiJurnal karies gigi
Jurnal karies gigi
 
Karies gigi presentation
Karies gigi presentationKaries gigi presentation
Karies gigi presentation
 
Struktur jaringan gigi
Struktur jaringan gigiStruktur jaringan gigi
Struktur jaringan gigi
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
 
166279038 diagnosis-karies (1)
166279038 diagnosis-karies (1)166279038 diagnosis-karies (1)
166279038 diagnosis-karies (1)
 
Karies Gigi
Karies GigiKaries Gigi
Karies Gigi
 
Gigi tiruan (power point)
Gigi tiruan (power point)Gigi tiruan (power point)
Gigi tiruan (power point)
 
Anomali Gigi
Anomali GigiAnomali Gigi
Anomali Gigi
 
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigiGambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
Laporan sgd 4
Laporan sgd 4Laporan sgd 4
Laporan sgd 4
 
Je nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiJe nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigi
 
Jaringan Penyangga Gigi
Jaringan Penyangga GigiJaringan Penyangga Gigi
Jaringan Penyangga Gigi
 
Keterangan karies gigi
Keterangan karies gigiKeterangan karies gigi
Keterangan karies gigi
 
Leaflet ega sip ok 1 a
Leaflet ega sip ok 1 aLeaflet ega sip ok 1 a
Leaflet ega sip ok 1 a
 
Leaflet ega sip ok 1 aaaaaaa
Leaflet ega sip ok 1 aaaaaaaLeaflet ega sip ok 1 aaaaaaa
Leaflet ega sip ok 1 aaaaaaa
 
Jurding denrad deklay
Jurding denrad deklayJurding denrad deklay
Jurding denrad deklay
 
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomiIndikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
 

Similar to struktur gigi dan karies gigi

struktur histologis gigi
struktur histologis gigistruktur histologis gigi
struktur histologis gigi
wayan sugiritama
 
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigiKerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Pebrian Prestya
 
Histologi Gigi
Histologi Gigi Histologi Gigi
Histologi Gigi PSPDG-UNUD
 
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Yasirecin Yasir
 
Nurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigiNurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigi
Operator Warnet Vast Raha
 
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
CabutgigiPromo
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
ScalinggigiSurabaya
 
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
ScalingGigiMalang
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
ScalinggigiSurabaya
 
Kista dentigerous
Kista dentigerousKista dentigerous
Kista dentigerous
Gowri Krishnarao
 
Rema 7 j
Rema 7 jRema 7 j
Rema 7 j
rema rema
 
13722947.ppt
13722947.ppt13722947.ppt
13722947.ppt
lutfiana29
 
Anatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normalAnatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normal
MellaniCindera
 
Anatomi dan Fisiologi GIGI.ppt
Anatomi dan Fisiologi GIGI.pptAnatomi dan Fisiologi GIGI.ppt
Anatomi dan Fisiologi GIGI.ppt
MuhammadAldyan
 
Anomali Pergigian
Anomali PergigianAnomali Pergigian
Anomali Pergigian
Syafiq Ali
 
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiLaporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Vina Widya Putri
 
PPT DOKCIL.pptx
PPT DOKCIL.pptxPPT DOKCIL.pptx
PPT DOKCIL.pptx
haryputter1
 
Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigi
Septian Muna Barakati
 
ppt-pelatihan-kader.pptx
ppt-pelatihan-kader.pptxppt-pelatihan-kader.pptx
ppt-pelatihan-kader.pptx
MeliAgustin15
 
y PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppt
y PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppty PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppt
y PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppt
NisaNafiahOktaviani
 

Similar to struktur gigi dan karies gigi (20)

struktur histologis gigi
struktur histologis gigistruktur histologis gigi
struktur histologis gigi
 
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigiKerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
 
Histologi Gigi
Histologi Gigi Histologi Gigi
Histologi Gigi
 
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
 
Nurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigiNurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigi
 
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
 
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
 
Kista dentigerous
Kista dentigerousKista dentigerous
Kista dentigerous
 
Rema 7 j
Rema 7 jRema 7 j
Rema 7 j
 
13722947.ppt
13722947.ppt13722947.ppt
13722947.ppt
 
Anatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normalAnatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normal
 
Anatomi dan Fisiologi GIGI.ppt
Anatomi dan Fisiologi GIGI.pptAnatomi dan Fisiologi GIGI.ppt
Anatomi dan Fisiologi GIGI.ppt
 
Anomali Pergigian
Anomali PergigianAnomali Pergigian
Anomali Pergigian
 
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiLaporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
 
PPT DOKCIL.pptx
PPT DOKCIL.pptxPPT DOKCIL.pptx
PPT DOKCIL.pptx
 
Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigi
 
ppt-pelatihan-kader.pptx
ppt-pelatihan-kader.pptxppt-pelatihan-kader.pptx
ppt-pelatihan-kader.pptx
 
y PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppt
y PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppty PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppt
y PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppt
 

More from Ferdiana Agustin

Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi DentomaskilofasialSkenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Ferdiana Agustin
 
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalDefinisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Ferdiana Agustin
 
Makalah Gingiva
Makalah GingivaMakalah Gingiva
Makalah Gingiva
Ferdiana Agustin
 
Makalah torus mandibula
Makalah torus mandibulaMakalah torus mandibula
Makalah torus mandibula
Ferdiana Agustin
 
Struktur kelenjar limfe
Struktur kelenjar limfeStruktur kelenjar limfe
Struktur kelenjar limfe
Ferdiana Agustin
 
Anatomi gigi permanen premolar
Anatomi gigi permanen premolarAnatomi gigi permanen premolar
Anatomi gigi permanen premolar
Ferdiana Agustin
 
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Ferdiana Agustin
 
Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)
Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)
Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)
Ferdiana Agustin
 
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuhFungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Ferdiana Agustin
 
Laporan tutorial sistem cardiovascular
Laporan tutorial sistem cardiovascularLaporan tutorial sistem cardiovascular
Laporan tutorial sistem cardiovascular
Ferdiana Agustin
 
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaanLaporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Ferdiana Agustin
 
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
Ferdiana Agustin
 
Mikroskop cahaya
Mikroskop cahayaMikroskop cahaya
Mikroskop cahaya
Ferdiana Agustin
 
Proses pencernaan pada usus besar
Proses pencernaan pada usus besarProses pencernaan pada usus besar
Proses pencernaan pada usus besar
Ferdiana Agustin
 
Pencernaan di usus besar
Pencernaan di usus besarPencernaan di usus besar
Pencernaan di usus besar
Ferdiana Agustin
 
Utang Piutang
Utang PiutangUtang Piutang
Utang Piutang
Ferdiana Agustin
 
Berbakti pada orang Tua
Berbakti pada orang TuaBerbakti pada orang Tua
Berbakti pada orang Tua
Ferdiana Agustin
 
Laporan Kimia Koloid
Laporan Kimia KoloidLaporan Kimia Koloid
Laporan Kimia Koloid
Ferdiana Agustin
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
Ferdiana Agustin
 
Jaringan Pengangkut Tumbuhan
Jaringan Pengangkut TumbuhanJaringan Pengangkut Tumbuhan
Jaringan Pengangkut Tumbuhan
Ferdiana Agustin
 

More from Ferdiana Agustin (20)

Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi DentomaskilofasialSkenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
 
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalDefinisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
 
Makalah Gingiva
Makalah GingivaMakalah Gingiva
Makalah Gingiva
 
Makalah torus mandibula
Makalah torus mandibulaMakalah torus mandibula
Makalah torus mandibula
 
Struktur kelenjar limfe
Struktur kelenjar limfeStruktur kelenjar limfe
Struktur kelenjar limfe
 
Anatomi gigi permanen premolar
Anatomi gigi permanen premolarAnatomi gigi permanen premolar
Anatomi gigi permanen premolar
 
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
 
Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)
Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)
Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)
 
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuhFungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
 
Laporan tutorial sistem cardiovascular
Laporan tutorial sistem cardiovascularLaporan tutorial sistem cardiovascular
Laporan tutorial sistem cardiovascular
 
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaanLaporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
 
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
 
Mikroskop cahaya
Mikroskop cahayaMikroskop cahaya
Mikroskop cahaya
 
Proses pencernaan pada usus besar
Proses pencernaan pada usus besarProses pencernaan pada usus besar
Proses pencernaan pada usus besar
 
Pencernaan di usus besar
Pencernaan di usus besarPencernaan di usus besar
Pencernaan di usus besar
 
Utang Piutang
Utang PiutangUtang Piutang
Utang Piutang
 
Berbakti pada orang Tua
Berbakti pada orang TuaBerbakti pada orang Tua
Berbakti pada orang Tua
 
Laporan Kimia Koloid
Laporan Kimia KoloidLaporan Kimia Koloid
Laporan Kimia Koloid
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Jaringan Pengangkut Tumbuhan
Jaringan Pengangkut TumbuhanJaringan Pengangkut Tumbuhan
Jaringan Pengangkut Tumbuhan
 

Recently uploaded

KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
WAYANDARSANA1
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptxpdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
vivi211570
 
Tujuan pembelajaran kelas 4 SD Kurikulum Merdeka semester 1
Tujuan pembelajaran kelas 4 SD Kurikulum Merdeka semester 1Tujuan pembelajaran kelas 4 SD Kurikulum Merdeka semester 1
Tujuan pembelajaran kelas 4 SD Kurikulum Merdeka semester 1
JawaluddinJawaluddin
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...
Kanaidi ken
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
AdeSutisna19
 
SOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptx
SOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptxSOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptx
SOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptx
gusprima
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
TitisNindiasariAnggr
 
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
Free Handout 200 Soal UKMPPAI Ed. Giveaway XV.pdf
Free Handout 200 Soal UKMPPAI Ed. Giveaway XV.pdfFree Handout 200 Soal UKMPPAI Ed. Giveaway XV.pdf
Free Handout 200 Soal UKMPPAI Ed. Giveaway XV.pdf
Roni Setiawan
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Informatika Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Informatika Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Informatika Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Informatika Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi BencanaMateri Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
AyuniDwiLestari
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
SriWahyuni58535
 
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
Kurangi Plastik Hidup Jadi Asyik_SD_SDN Klangrong I_PC. Kejayan.pdf
Kurangi Plastik Hidup Jadi Asyik_SD_SDN Klangrong I_PC. Kejayan.pdfKurangi Plastik Hidup Jadi Asyik_SD_SDN Klangrong I_PC. Kejayan.pdf
Kurangi Plastik Hidup Jadi Asyik_SD_SDN Klangrong I_PC. Kejayan.pdf
SamsulArifin441594
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa IndonesiaPengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
sucibrooks86
 

Recently uploaded (20)

KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
 
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptxpdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
 
Tujuan pembelajaran kelas 4 SD Kurikulum Merdeka semester 1
Tujuan pembelajaran kelas 4 SD Kurikulum Merdeka semester 1Tujuan pembelajaran kelas 4 SD Kurikulum Merdeka semester 1
Tujuan pembelajaran kelas 4 SD Kurikulum Merdeka semester 1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
 
SOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptx
SOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptxSOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptx
SOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
 
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
Free Handout 200 Soal UKMPPAI Ed. Giveaway XV.pdf
Free Handout 200 Soal UKMPPAI Ed. Giveaway XV.pdfFree Handout 200 Soal UKMPPAI Ed. Giveaway XV.pdf
Free Handout 200 Soal UKMPPAI Ed. Giveaway XV.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Informatika Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Informatika Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Informatika Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Informatika Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi BencanaMateri Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
 
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
Kurangi Plastik Hidup Jadi Asyik_SD_SDN Klangrong I_PC. Kejayan.pdf
Kurangi Plastik Hidup Jadi Asyik_SD_SDN Klangrong I_PC. Kejayan.pdfKurangi Plastik Hidup Jadi Asyik_SD_SDN Klangrong I_PC. Kejayan.pdf
Kurangi Plastik Hidup Jadi Asyik_SD_SDN Klangrong I_PC. Kejayan.pdf
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa IndonesiaPengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
 

struktur gigi dan karies gigi

  • 1. STEP 1  Demineralisasi o berhentinya proses mineralisasi o larutnya mineral dalam asam o proses hilangnya ion mineral dari dalam gigi  Enamel o Bagian paling keras dari gigi o Bagian terluar dari gigi o Berwarna bening o Bagian yang penuh dengan garam Ca  Karies o Proses penghancuran jaringan kalsifikasi o Penyakit infeksi yang menyebabkan demineralisasi gigi yang disebabkan oleh bakteri (Streptococus mutan) o Juga menyebabkan kerusakan pada struktur gigi o Penyakit infeksi menyerang gigi yang ditandai dengan bercak hitam atau coklat o Menyerang jaringan keras pada gigi oleh mikroba pada suatu karbhidrat yang terfermentasi  Kavitasi o Pembentukan lubang pada gigi jika karies sudah sampai dentin o Pelarutan enamel o Demineralisasi dari enamel tanpa adanya remineralisasi o Daerah yang membusuk di gigi  Solubilitas o Kemampuan untuk melarut  Pulpa o Jaringan lunak yang berada di tengah gigi punya banyak saraf dan PD o Jaringan dibawah enamel dan dentin  Dentin o Jaringan dibawah enamel yang terbentuk dari kalsifikasi odontoblas o Bagian dari gigi yang berasal dari lap.mesoderm o Strukturnya : tubulus dentinalis
  • 2. o Warnanya kekuningan, lebih lunak o Pada bagian korona :enamel , pada bagian akar: sementum o Kandungan HA lebih sedikit daripada enamel  Hidroksiapatit o Molekul kristalin dengan inti tersusun atas fosfor dan Ca o Bahan penyusun terbesar dari enamel dan reaktif dengan ion H  Jaringan keras gigi o Terdiri dari enamel, sementum, dan dentin o Sebagian besar terdiri dari bahan anorganik  Anorganik o Bahan yang tidak dapat didaur o Didapat dari mahluk tidak hidup/benda mati (kimia)  Organik o Lawan dari anorganik STEP 2 1. Apakah struktur dari enamel? 2. Mengapa ukuran kristal mempengaruhi solubilitas di dalam enamel? 3. Mengapa bahan anorganik lebih dahulu terlarut? 4. Bagaimana gigi dapat mengalami karies dan faktor apa yang berperan dalam pembentukan karies serta bagaimana mekanisme dari pembentukan kavitas? 5. Mengapa karies yang melibatkan dentin dapat menimbulkan rasa nyeri? 6. Bagaimana penanganan gigi karies? STEP 3 1. Struktur enamel a. Enamel rod = paling banyak, seperti lubang kunci b. Garis retzius = pada gigi sulung tidak jelas, di permanen lebih jelas c. Lamela = mengandung bahan organik d. Spindle = odontoblas yang meluas dari dentin ke enamel
  • 3. e. Enamel Tuft = matriks dentin yang masuk ke enamel, tebalnya setengah dari enamel f. Bahan penyusun enamel = organik  amelogenin dan enamelin , anorganik  HA , organik 20%, anorganik 65%, sisanya air. g. Enamel adalah avaskuler 2. Kalau kristal besar, berarti lebih padat. Zat padat lebih sulit larut. Berhubungan dengan laju reaksi. Makin besar, makin susah. Biasnaya juga lebih besar dalam rantai kimianya. 3. Karena bahan penyusun utamanya anorganik (HA). Dan lebih banyak, jadi bisa larut duluan. Biasnaya di dalam mulut, kondisi asam. HA lebih reaktif terhadap asam. Dalam asam, ada H+, bisa merusak ikatan HA, terutama pada ikatan F dan Ca. 4. Karies berasal dari sisa makanan, bereaksi dengan bakteri, terfermentasi, jadi asam laktat. Nanti akan terlarut, sehingga enamel bisa berkurang. Ada HA. Terjadi demineralisasi dimana ion H+ nya lepas. Faktornya = gigi sendiri, waktu, lingkungan. Faktornya = kebiasaan, ex. Gosok gigi. Mikroorganisme. Faktornya = gen, makanan  makanan asam + kabohidrat. Usia. Juga ada sukrosa dan glukosa. 5. Karena di dentin terdapat tub. Dentinalis, sehingga dapat merasakan sakit. 6. Mengurangi makanan asam, sering gosok gigi dan berkumur. Penutupan dari parit geraham. Alami = penjagaan RM sendiri Buatan = gosok gigi. Kalau sudah kavitas, ditambal. Pencegahan dari adanya plak, dibersihkan ke DG. Kalau karies sudah parah, bisa dibuatkan mahkota. Kalau parah sekali, dicabut.
  • 4. STEP 4 STEP 5 1. Mahasiswa mampu memahami dan mengkaji struktur dan penyusun enamel dan dentin 2. Mahasiswa mampu memahami dan mengkaji mekanisme dan faktor terjadinya karies 3. Mahasiswa mampu memahami dan mengkaji pencegahan dan penanganan terjadinya karies
  • 5. STEP 7 A. Struktur dan Penyusun Enamel dan Dentin 1. Enamel 1) Rod Structure Enamel is composed of rods that extend from their site of origin, at the dentinoenamel junction, to the enamel outer surface (Fig. 7-1). Each rod is formed by four ameloblasts. One ameloblast forms the rod head; a part oftwo ameloblasts forms the neck; and the tail is formed by a fourth ameloblast. (Avery, James K dan Daniel J Chiego.2006) The head of the enamel rod is the broadest part at 5 ).lm wide, and the elongated thinner portion, or tail, is about 1 ).lm wide. The rod, including both head and tail, is 9 ).lm long. The enamel rod is about the same size as a red blood cell. Each rod is filled with crystals. Those in the head follow the long axis of the rod, and those in the tail lie in the cross axis to the head. (Avery, James K dan Daniel J Chiego.2006)
  • 6. 2) Lintas Incremental, Garis Retzius Garis tambahan di enamel adalah hasil dari deposisi berulang berulang dari enamel. Sebagai matriks enamel yang termineralisasi, ia mengikuti pola deposisi matriks dan memberikan garis pertumbuhan pada enamel (Gambar 7-9). Garis-garis ini dapat ditekankan karena adanya variasi mineral yang diendapkan pada titik tolak ragu dalam pengendapan. Dalam beberapa kasus, garis inkremental tidak terlihat. Dengan pengembangan enamel, sederet ameloblasts yang menutupi mahkota ragu-ragu selama pengendapan. Garis keraguan ini menandai jalan amelogenesis. Ruang antara kristal menjebak molekul udara, menonjolkan garis-garis ini. Dr. Retzius, yang pertama kali mencatat "garis pertumbuhan" ini, menyebut mereka sebagai striae dari Retzius. (Avery, James K dan Daniel J Chiego.2006) 3) Enamel Dentino Junction Persimpangan antara enamel dan dentin. 4) Anorganik
  • 7. Enamel is about 96% inorganic mineral in the form of hydroxyapatite and 4% water and organic matter. Hydroxyapatite is a crystalline calcium phosphate that is also found in bone, dentin, and cementum. komposisi mineral enamel dalam jumlah besar berupa Ca, P, CO2, Na, Mg, Cl dan K sedangkan dalam jumlah kecil berupa F, Fe, Zn, Sr, Cu, Mn dan Ag. Zat anorganik yang utama berupa hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] sekitar 90-92% dari volumenya yang tersusun atas komponenkomponen kalsium fosfat.22,23 Ion fluoride sangat esensial pada pembentukan dan perkembangan enamel karena dapat menggantikan gugus hidroksil sehingga membentuk fluor apatit [Ca10(PO4)6(F)2]. Fluorisasi paling banyak terjadi di enamel bagian luar, hal Universitas Sumatera Utara ini sangat penting untuk mempertahankan keutuhan enamel sebab fluor apatit lebih sukar larut dibandingkan dengan hidroksiapatit. Kristal hidroksiapatit yang terkandung dalam email gigi dapat berubah menjadi kristal kalsium fluorapatit karena terlepasnya gugus OH- dan disubstitusi oleh gugus F- apabila email gigi terpapar makanan, minuman, atau pasta gigi yang mengandung fluor. 2. Dentin 1) Dentino Enamel Junction Batas antara Dentin dan Enamel. 2) Tubulus Dentinalis Tubulus Dentin Tubulus dentin merupakan kanal-kanal yang memanjang dari daerah pulpa sampai ke batas dentin-enamel. Tubulus dentin berbentuk seperti garis-garis yang tersusun mengikuti arah mahkota dan garis-garis ini menyerupai huruf S. Tubulus yang terletak dekat dengan puncak akar dan tepi insisal bentuknya lebih lurus.7 Perbandingan antara dentin yang berada pada permukaan luar dengan dentin yang berada pada permukaan dalam adalah 5:1 sehingga tubulus-tubulus memiliki jarak yang lebih jauh antara satu dengan yang lain pada daerah garis permukaan luar, sementara pada daerah permukaan dalam jarak antar tubulus lebih dekat. Tubulustubulus dentin pada daerah yang berdekatan dengan pulpa memiliki diameter yang lebih besar (3-4 µm) dan lebih kecil pada permukaan luar (1 µm). Tubulus dentin memiliki cabang lateral di seluruh dentin dimana tubulus ini diisi oleh kanalikuli atau mikrotubulus. Beberapa tubulus dentin memanjang sampai beberapa millimeter pada batas dentin-enamel yang disebut dengan enamel spindle.
  • 8. 3) Dentin is composed of70% inorganic hydroxyapatite crystals, 20% organic collagen fibers with small amounts ofother proteins, and 10% water by weight. With 20% less mineral than enamel, dentin is softer, although it is slightly harder than bone or cementum. Therefore, it is more radiolucent than enamel but much more dense or radiopaque than pulp. Dentin is resilient or slightly elastic, and this allows the impact of mastication to occur without fracturing the brittle overlying enamel. This resilience is partly the result of the presence throughout the matrix of tubules, which extend from the dentinoenamel junction to the pulp. (Avery, James K dan Daniel J Chiego.2006) B. Mekanisme dan Faktor Terjadinya Karies 1. Faktor-Faktor Penyebab Karies 1) Host Untuk dapat terjadinya proses karies pada gigi diperlukan adanya faktor host yaitu gigi dan saliva. Struktur dari anatomi gigi terdiri dari lapisan enamel yang terdapat pada bagian luar gigi dan lapisan dentin yang terletak dibawah lapisan enamel. Enamel merupakan struktur gigi yang paling keras namun bersifat rapuh dan memiliki struktur sangat tipis. Selain itu merupakan jaringan gigi yang padat serta dapat mengalami kalsifikasi tinggi. Jika enamel pecah atau berlubang tidak dapat melakukan regenerasi karena tidak memiliki sel. Selain keadaan gigi, saliva juga berperan penting dalam terbentuknya karies. Saliva tersusun atas komponen organik dan anorganik. Komponen utama anorganik saliva adalah elektrolit dalam bentuk ion seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, dan fosfat. Sedangkan komponen organik seperti musin, lipid, asam lemak dan ureum yang
  • 9. dapat pula berasal dari sisa makanan dan pertukaran zat bakterial. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme di dalam plak, saliva juga mempengaruhi pH. Karena itu, aliran saliva yang berkurang dapat menyebabkan karies gigi yang tidak terkendali. 2) Agen Faktor agent dipengaruhi oleh jumlah bakteri dan plak dalam rongga mulut. Plak gigi berperan penting dalam proses terjadinya karies. Plak merupakan lapisan lunak yang melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan, terdiri dari kumpulan mikroorganisme beserta produk-produknya. Streptococcus mutans dan lactobacillus merupakan kuman kariogenik karena dapat dengan cepat membuat asam dari karbohidrat yang diragikan. Kuman-kuman tersebut tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi. Penebalan plak yang semakin menumpuk dapat menghambat fungsi saliva dalam menetralkan pH. Penumpukan plak akan mendorong jumlah perlekaan bakteri yang semakin banyak. Bakteri- bakteri ini banyak memproduksi asam dengan tersedianya karbohidrat yang mudah meragi seperti sukrosa dan glukosa, menyebabkan pH plak akan menurun. 3) Substrat Faktor substrat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme pada permukaan enamel. Karbohidrat memiliki peran penting dalam pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel. Sintesa polisakarida ekstra sel dari sukrosa lebih cepat daripada glukosa, fruktosa, dan laktosa. Oleh karena itu, sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik. Karena sukrosa merupakan gula yang paling banyak dikosumsi. Makanan dan minuman yang mengandung gula dapat menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat mengakibatkan demineralisasi pada email. 4) Waktu Karies merupakan suatu penyakit kronis progresif yang membutuhkan waktu beberapa bulan bahkan tahun untuk dapat berkembang. 2. Mekanisme terjadinya karies Untuk dapat terjadinya suatu proses karies pada gigi dibutuhkan empat faktor utama yang harus saling berinteraksi yaitu faktor host, aget, substrat dan waktu. Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak beserta bakteri penyusunnya. Dalam proses terjadinya karies, mikroorganisme lactobacillus dan streptococcus mempunyai
  • 10. peranan yang sangan besar. Proses karies dimulai oleh streptococcus dengan membentuk asam sehingga menghasilkan pH yang lebih rendah. Penurunan pH tersebut mendorong laktobacillus untuk memproduksi asam dan menyebabkan terjadinya proses karies. Streptococcus memiliki sifat-sifat tertentu yang memungkinkannya memegang peranan utama dalam proses karies gigi, yaitu memfermentasi karbohidrat menjadi asam sehingga mengakibatkan pH turun, membentuk dan menyimpan polisakarida intraseluler dari berbagai jenis karbohidrat, simpanan ini dapat dipecahkan kembali oleh mikroorganisme tersebut bila karbohidrat eksogen kurang sehingga dengan demikian menghasilkan asam terus menerus. Pada tahap awal demineralisasi, kavitas belum terbentuk di permukaan email, namun mineral email sudah mulai larut, sehingga secara klinis terlihat perubahan warna menjadi lebih putih. Kavitas pada permukaan gigi terjadi bila demineralisasi bagian dalam email sudah sedemikian luas, sehingga permukaan email tidak mendapat dukungan cukup dari jaringan dibawahnya. Bila sudah terjadi kavitas, maka gigi tidak dapat kembali normal, dan proses karies akan berjalan terus. Hal itu terjadi bila proses demineralisasi dan remineralisasi di dominasi oleh proses demineralisasi. Bila proses demineralisasi tersebut tidak dapat diatasi, maka kerusakan akan berlanjut lebih dalam lagi, bahkan dapat mempengaruhi vitalitas gigi. 3. Demineralisasi Hidroksiapatit bersifat reaktif terhadap ion hidrogen ketika lingkungan berada di kondisi pH di bawah 5,5 (pH kritis). Ketika hal ini terjadi ion (PO4)3- akan berubah menjadi (HPO4)2- karena penambahan ion H+. Akibatnya (HPO4)2- yang terbentuk tidak mampu menjaga hidroksiapatit dalam kondisi seimbang sehingga akhirnya kristal hidroksiapatit larut. C. Pencegahan dan Penanganan Terjadinya Karies 1. Pencegahan Primer Pencegahan primer adalah pelayanan yang diarahkan pada tahap pre-patogenesis atau pelayanan untuk mencegah timbulnya penyakit. Hal ini ditandai dengan upaya
  • 11. meningkatkan kesehatan (health promotion) dan memberikan perlindungan khusus (spesific protection). Upaya promosi kesehatan meliputi pemberian informasi mengenai cara menyingkirkan plak yang efektif atau cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi (flossing). Upaya perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk melindungi host dari serangan penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme (Rethman, 2000). Mencegah karies dapat dilakukan dengan tindakan pencegahan sebagai berikut: 1) Dental Health Education (DHE) Dental Health Education mengarah pada anjuran diet (pengaturan makanan). Diet merupakan makanan yang dikonsumsi setiap hari dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. Hendaknya menghindari makanan yang mengandung karbohidrat. Makanan yang disarankan adalah makanan yang banyak mengandung serat dan air. Jenis makanan ini memiliki efek self cleansing yang baik serta vitamin yang terkandung di dalamnya memberikan daya tahan pada jaringan penyangga gigi. 2) Memilih makanan dengan cermat a. Menghindari makanan yang lengket dan kenyal seperti snack. Makanan seperti gula, kacang bersalut gula, sereal kering, roti dan kismis juga buah yang dikeringkan akan membuat makanan menempel pada gigi. Usahakan untuk membersihkan gigi dalam waktu 20 menit setelah makan. Apabila tidak menyikat gigi maka berkumurlah dengan air putih. b. Memilih snack dengan cermat. Efek makanan seperti snack dapat menyebabkan gigi berlubang. Makan snack setiap hari memungkinkan bakteri terus membentuk asam yang merusak gigi. 3) Pemeliharaan gigi Mulut tidak bisa dihindarkan dari bakteri, dengan membersihkan mulut dengan teratur dapat mencegah bakteri berkembang. Ajarkan anak untuk menyikat gigi > 2 kali sehari dan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan gigi tiap 6 bulam sekali. Usaha untuk memperoleh keadaan sehat dari gigi dan jaringan pendukung adalah dengan 2 hal terpenting yaitu mencegah dan menghilangkan plak. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain dengan kontrol plak. Kontrol plak merupakan cara menghilangkan plak dan mencegah akumulasinya. Tindakan tersebut merupakan tingkatan utama dalam mencegah terjadinya karies dan radang gusi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kontrol plak, antara lain:
  • 12. a. Scalling Scalling yaitu tindakan membersihkan karang gigi pada semua permukaan gigi dan pemolesan terhadap semua permukaan gigi. b. Penggunaan dental floss (benang gigi) Dental floss ada yang berlilin ada pula yang tidak yang terbuat dari nilon. Floss ini digunakan untuk menghilangkan plak dan memoles daerah interproximal (celah di antara dua gigi), serta membersihkan sisa makanan yang tertinggal di bawah titik kontak. c. Pemberian flour Penggunaan fluor dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara sistemik dan topikal. Penggunaan secara sistemik bisa berupa tablet, obat tetes, dan fluoridasi air minum ataupun melalui makanan dan minuman secara alami. Sedangkan pemberian secara lokal dapat berupa topikal aplikasi, penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor, dan obat kumur. Membubuhkan flour dalam air minum dapat mencegah karies gigi. Tambahan tersebut dapat berupa tetes atau tablet. Obat ini biasanya dikumurkan dalam mulut sekitar 30 detik kemudian dibuang. Anak rentan terhadap gigi berlubang sehingga pemberian flour secara topikal termasuk pasta gigi yang mengandung flour sangat bermanfaat. 2. Pencegahan Sekunder 1) Penambalan gigi Kerusakan gigi biasanya dihentikan dengan membuang bagian gigi yang rusak dan diganti dengan tambalan gigi. Jenis bahan tambalan yang digunakan tergantung dari lokasi dan fungsi gigi. Geraham dengan tugas mengunyah memerlukanbahan yang lebih kuat dibandingkan gigi depan. Perak amalgam digunakan pada gigi belakang. Tambalan pada gigi depan dibuat tidak terlihat, silikat sejenis semen porselen yang mirip dengan email. Resin komposit adalah bahan yang sering digunakan pada gigi depan dan belakang bila lubangnya kecil dan merupakan bahan yang warnanya sama dengan warna gigi. Jika saraf gigi telah rusak dan tidak dapat diperbaiki maka gigi perlu dicabut. 2) Dental sealant Perawatan untuk mencegah gigi berlubang dengan menutupi permukaan gigi dengan suatu bahan. Dental sealant dilakukan pada permukaan kunyah gigi premolar dan molar. Gigi dicuci dan dikeringkan kemudian member pelapis pada gigi (Lithin, 2008). 3. Pencegahan Tersier
  • 13. Melakukan pencabutan gigi yang telah rata dengan gusi, lalu dilakukan pembuatan penahan ruang gigi (space maintainer). Syarat gigi karies boleh dicabut jika:  sakit terus-terusan  timbul keradangan pada pulpa sampai ke periapikal
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Alpers A., 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC pp. 9- 12. Anonim. Repository Universitas Indonesia. Anonim. Repository Universitas Sumatera Utara. Avery, James K dan Daniel J Chiego.2006. Oral Histology and Embriology.Michigan: Evolve Bechal, Sally Joyston dan Kidd, Edwina A.M. 1991. Dasar-dasar Karies. Jakarta: EGC Julianti, Riri., dkk. 2008. FK Universitas Riau Rethman J. 2000. Trends in preventive care : caries risk assessment and indications for Sealant. JADA. (131):8-11. Sari, U.U.M. 2014. Karies Gigi. Semarang: Universitas Diponegoro.