SlideShare a Scribd company logo
HENDRA SUSANTO
SOEWOLO
2013
Pendahuluan
Sistem endokrin merupakan salah satu sistem koordinasi
selain sistem saraf. Bersama sistem saraf berfungsi
mengkoordinasikan berbagai aktivitas sistem yang
lain.Sinyalnya berupa hormon (umumnya dihasilkan oleh
kelenjar endokrin) yang disampaikan ke target melalui
aliran darah. Sinyal memerlukan waktu relatif lama
(menit/jam/hari) untuk sampai ke target.
Sifat hormon:
Suatu zat kimia khusus, disintesis oleh sel-sel dlm
kelenjar,disekresikan langsung ke dalam darah untuk
ditranspor ke organ-organ sasaran yang jauh/dekat dari
tempat sintesis,sebagai regulator fisiologis,sudah efektif
dlm jumlah yg sangat sedikit.
Tugas Diskusi: (1) Bandingkan sistem endokrin dengan sistem saraf
dalam hal: bentuk sinyalnya, medium untuk menyampaikan sinyal,
kecepatan rambatan sinyal, dan (2) beri contoh bahwa sist saraf dan
sist endokrin memiliki hubungan yang sangat erat dlm aktivitasnya.
Hormon Vertebrata
Semua vertebrata memiliki organ-organ endokrin yang sama, misalnya
semua vertebrata memiliki hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal,
dan gonad. Homologi hormon invertebrata dan vertebrata tidak
banyak dijumpai.
Hormon dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, misalnya
berdasarkan komposisi zat kimianya hormon dibedakan menjadi 4
kelas utama: (1) hormon steroid, (2) Biogenik Amino, (3) hormon
protein dan polipeptida, (4) eikosanoid:
Hormon steroid adalah derivat kolesterol (contoh: testoteron dan
estradiol).
Biogenik Amino adalah hormon derivat asam amino 1) derivat a.a
tirosin contoh: hormon Tiroid: triodotironin (T3) dan tiroksin (T4),
dan khatekolamin (epinefrin, norepinefrin,dan dopamin), 2) derivat
histidin: histamin, 3) derivat triptofan: serotonin.
Hormon-hormon protein dan polipeptida adalah polimer asam
amino yang digabungkan dg ikatan peptida (contoh hormon
pertumbuhan, TSH dan insulin).
Eikosanoid: derivat dari 20 asam lemak (asam arakidonat). Contoh:
prostaglandins dan leukotriens).
Pengaturan Produksi Hormon
Konsentrasi hormon dalam darah selalu dijaga dalam rentangan yang
konstan. Kalau konsentrasinya melebihi rentangan yang
seharusnya, maka produksinya akan dikurangi, dan apabila
konsentrasinya kurang dari rentangan yang seharusnya, maka
produksinya ditingkatkan.
Produksi hormon seperti itu diatur dengan mekanisme umpan balik
negatif. Penjelasannya adalah sbb:
Misalnya kelenjar B akan menghasilkan hormon B bila dirangsang oleh
hormon A yang dihasilkan oleh kelenjar A. Bila konsentrasi hormon
B dalam darah lebih dari normal, maka hormon B akan menghambat
kelenjar A untuk mengurangi produksi hormon A yang selanjutnya
akan mengurangi produksi hormon B.Bila konsentrasi hormon B
kurang dari normal, maka kelenjar A akan meningkatkan produksi
hormon A yg selanjutnya menggiatkan kelenjar B untuk menhasilkan
hormon B. Dengan mekanisme seperti itu konsentrasi hormon B
akan berada dalam rentangan yang konstan.
Tugas:
Gambarkan bagan mekanisme produksi hormon dari contoh di atas!
Bagaimana Hormon mempengaruhi sel target
Ada dua teori yang menjelaskan bagaimana hormon mempengaruhi
sel target: (1) teori duta kedua (second messenger theory) =
penggiatan reseptor membran plasma untuk hormon non steroid,
(2) teori mekanisme dua tahap (two steps mechanism) =
penggiatan reseptor intraseluler untuk hormon steroid.
1. Teori duta kedua (penggiatan reseptor membran plasma).
• Hormon non steroid (sebagai duta pertama) melekat ke reseptor
pd membran sel target.
• Melekatnya hormon pada reseptor akan mengaktifkan protein G
yang selanjutnya mengaktifkan enzim siklase adenilat (AS) yg
akan mengkatalisis perubahan ATP menjadi AMP siklik.
• AMP siklik (sebagai duta kedua) selanjutnya mengaktifkan enzim
protein kinase.
• Protein kinase selanjutnya mengaktifkan enzim-enzim sitoplasmik
melalui fosforilasi yang menghasilkan perubahan fisiologis
seluler.
2. Mekanisme Dua Tahap (Penggiatan reseptor intraseluler)
• Hormon steroid dengan mudah menembus membran plasma dan
membran inti, kemudian berikatan dengan reseptor dalam inti
membentuk komplek reseptor-hormon.
• Kompleks reseptor-hormon akan melekat ke kromatin pada tempat
perlekatan khusus (A) pada ADN.
• Melekatnya kompleks reseptor-steroid ke kromatin akan
mengaktifkan gen-gen tertentu dan menghasilkan transkripsi ADN
yang berfungsi sebagai ARN duta (mRNA).
• ARN duta selanjutnya mempersiapkan suatu “template” untuk
produksi protein struktural dan/enzim-enzim.
• Dengan enzim-enzim tsb hormon-hormon steroid mempengaruhi
struktur dan fungsi sel-sel target.
Kemampuan Sel Target Merespon Hormon
 Sel target bersifat khusus (spesifik), hanya akan mengenali hormon
khususnya. Sel target dapat mengenali hormon tertentu karena memiliki
reseptor yang cocok dengan hormon khusus tersebut.
 Reseptor pada sel target berupa protein, yang dapat terbentuk dan
terurai secara konstan. Sehingga jumlah reseptor pada sel target dapat
ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.
 Jumlah reseptor pada sel target dapat dikendalikan oleh hormon itu
sendiri atau interaksi dengan hormon lain.
Dalam hal hormon dapat mengendalikan reseptor sel targetnya sendiri,
dikenal 2 mekanisme, yaitu: do wn re g ulatio n dan up re g ulatio n.
 Pada do wn re g ulatio n, bila dalam darah konsentrasi hormon berlebihan,
maka jumlah reseptor pada sel targetnya akan dikurangi.
 Pada up re g ulatio n, bila dalam darah konsentrasi hormon rendah, maka
jumlah reseptor pada sel targetnya akan ditambah.
 Dengan 2 mekanisme tsb,maka fungsi sel target dapat optimal (tidak
berlebihan dan atau kurang). (Fenomena homeostasis)
Dalam hal interaksi dengan hormon lain, ada 3 jenis interaksi antar
hormon: 1) permissive effect, 2) synergetic effect, 3) antagonistic
effect.
1. Permissive Effect (Pengaruh Permisif).
• Dalam interaksi ini, pengaruh satu hormon pada satu sel target
memerlukan pembukaan serempak atau sebelumnya oleh
hormon lain. Pengaruh hormon lain tsb adalah untuk
meningkatkan jumlah reseptor pad sel target.
Contoh, interaksi antara estrogen dan progesteron selama siklus
reproduksi wanita : pertambahan estrogen akan menambah
reseptor progesteron pada sel target, sehingga sekresi estrogen
yang mendahului progesteron memungkinkan progresteron
mempunyai pengaruh lebih besar.
2. Synergistic Effect (Pengaruh Sinergistik)
• Dalam interaksi ini dua atau lebih hormon saling melengkapi
pengaruhnya terhadap sel target. Kerjasamanya adalah saling
meperkuat untuk mengoptimalkan pengaruh hormon.
Contoh:
Produksi, sekresi, dan pengeluaran susu oleh kelenjar susu,
memerlukan pengaruh sinergistik dari estrogen, progenteron,
prolaktin, dan oksitosin.
3. Antagonistic Effect (Pengaruh Antagonistik)
• Dalam interkasi ini, pengaruh satu hormon terhadap sel target
berlawanan dengan pengaruh hormon lain.
Contoh:
Pengaruh interaksi antara insulin dengan glukagon terhadap sel
target. Insulin mempengaruhi peningkatan absorbsi glukosa
darah oleh sel target, sedangkan glukagon mempengaruhi
peningkatan pembebasan glukosa ke dalam darah oleh sel
target.
Pertanyaan:
Dari penjelasan di atas, apa yang mempengaruhi sekresi hormon?
Beri masing-masing contohnya!
Metamorfosis (hari)
Hipotalamus
TRH
Adenohipofisis
TSH
Folikel
TiroidT4
(konsentrasi rendah)
T4
(konsentrasi tinggi)
Peranan hormon Tiroid dalam mengontrol
metamorfosis katak hijau
• Selama 20 hari pertama (premetamorfosis), median
eminence belum terdeferensiasi,sekresi TRH dan TSH
masih rendah. Kelenjar tiroid juga masih sangat sedikit
berkembang dan belum aktif kecuali untuk mengikat
Iodin dan sintesis sedikit hormon tiroid (T4). (anak katak
masih bentuk kecebong dengan insang dan sepasang
kaki belakang).
• Pada 20 hari berikutnya(prometamorfosis), ditandai
dengan kematangan kelenjar tiroid, dengan peningkatan
pengambilan Iodin dan aktivitas sekretori hormon tiroid
(T4). (anak katak masih kecebong dengan insang dan 2
pasang kaki).
• Pada akhir fase (T4 tinggi), metamorfosis klimaks,bentuk
dewasa muncul (anak katak tanpa insang dan ekor).
LARVA
DEWASA
Otak (sel-sel sekretori)
Simpanan PTTHKorpora kardiaka
Korpus Allatum
Konsentrasi JH rendah
---pupasi
Kelenjar
Protorak
PPTH menstimulus
Konsentrasi JH tinggi
-- larva ganti kulit Ekdison (EC))
+ EC
PUPA (diapause)
- (minus) JH
+ (plus) ec
TELUR
+ EC
Sistem endokrin

More Related Content

What's hot

Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
tristyanto
 
Pra analitik laboratorium
Pra analitik laboratoriumPra analitik laboratorium
Pra analitik laboratorium
Iceteacassie
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Okta Yosiana Dewi
 

What's hot (20)

PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
 
Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)
 
Komposisi dan fungsi darah 1
Komposisi dan fungsi darah 1Komposisi dan fungsi darah 1
Komposisi dan fungsi darah 1
 
Toleransi Imunologik dan Autoimnitas
Toleransi Imunologik dan AutoimnitasToleransi Imunologik dan Autoimnitas
Toleransi Imunologik dan Autoimnitas
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 
struktur histologis otot
struktur histologis ototstruktur histologis otot
struktur histologis otot
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAFFISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
 
Sistim Endokrin
Sistim EndokrinSistim Endokrin
Sistim Endokrin
 
Apoptosis & nekrosis
Apoptosis & nekrosisApoptosis & nekrosis
Apoptosis & nekrosis
 
Pra analitik laboratorium
Pra analitik laboratoriumPra analitik laboratorium
Pra analitik laboratorium
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
 
Sistem komplemen immunologi
Sistem komplemen immunologiSistem komplemen immunologi
Sistem komplemen immunologi
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Sistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewanSistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewan
 
Anatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem UrinariaAnatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem Urinaria
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
imunoserologi
imunoserologiimunoserologi
imunoserologi
 

Viewers also liked

Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
mothy
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
fkgprima
 
Sistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkkSistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkk
Mohd Arif
 
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XI
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XIPower point biologi organ dan sistem organ kelas XI
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XI
Latifa Syifa
 

Viewers also liked (20)

Fungsi hormon
Fungsi hormonFungsi hormon
Fungsi hormon
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Sistem2 amfibi
Sistem2 amfibiSistem2 amfibi
Sistem2 amfibi
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Sistem Endokrin/Hormon (Endocrine/Hormone System)
Sistem Endokrin/Hormon (Endocrine/Hormone System)Sistem Endokrin/Hormon (Endocrine/Hormone System)
Sistem Endokrin/Hormon (Endocrine/Hormone System)
 
hormon pada tubuh manusia - biologi
hormon pada tubuh manusia - biologihormon pada tubuh manusia - biologi
hormon pada tubuh manusia - biologi
 
Koordinasi hormon didalam
Koordinasi hormon didalamKoordinasi hormon didalam
Koordinasi hormon didalam
 
Koordinasi badan
Koordinasi badanKoordinasi badan
Koordinasi badan
 
modul-pjm3106
 modul-pjm3106 modul-pjm3106
modul-pjm3106
 
Sistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkkSistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkk
 
2.6 2.7 (sistem endokrin)
2.6 2.7 (sistem endokrin)2.6 2.7 (sistem endokrin)
2.6 2.7 (sistem endokrin)
 
Endocrine System
Endocrine SystemEndocrine System
Endocrine System
 
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XI
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XIPower point biologi organ dan sistem organ kelas XI
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XI
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
 
Metamorphosis
MetamorphosisMetamorphosis
Metamorphosis
 
Metamorphosis in insects
Metamorphosis in insectsMetamorphosis in insects
Metamorphosis in insects
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
SISTEM HORMON
SISTEM HORMON SISTEM HORMON
SISTEM HORMON
 
Bab 2 koordinasi badan... sains tingkatan4
Bab 2   koordinasi badan... sains tingkatan4Bab 2   koordinasi badan... sains tingkatan4
Bab 2 koordinasi badan... sains tingkatan4
 

Similar to Sistem endokrin

Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxddddddddddddddddddddddddReseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
devahimerharsep
 

Similar to Sistem endokrin (20)

SISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptxSISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptx
 
PPT.pptx
PPT.pptxPPT.pptx
PPT.pptx
 
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrinMacam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
 
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrinMacam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
 
Pjm3106.n4
Pjm3106.n4Pjm3106.n4
Pjm3106.n4
 
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
 
2. psikologi faal-pertemuan-11
2. psikologi faal-pertemuan-112. psikologi faal-pertemuan-11
2. psikologi faal-pertemuan-11
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNASistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah sistem endokrinologi
Makalah sistem endokrinologiMakalah sistem endokrinologi
Makalah sistem endokrinologi
 
SINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UIISINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UII
 
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxddddddddddddddddddddddddReseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
 
Hormon reproduksi
Hormon reproduksiHormon reproduksi
Hormon reproduksi
 
Anfis sistem endokrin
Anfis sistem endokrin Anfis sistem endokrin
Anfis sistem endokrin
 
Hormon
Hormon Hormon
Hormon
 
Anfis endokrin
Anfis endokrinAnfis endokrin
Anfis endokrin
 
ppt kuliah endokrin.pptx
ppt kuliah endokrin.pptxppt kuliah endokrin.pptx
ppt kuliah endokrin.pptx
 

Sistem endokrin

  • 2. Pendahuluan Sistem endokrin merupakan salah satu sistem koordinasi selain sistem saraf. Bersama sistem saraf berfungsi mengkoordinasikan berbagai aktivitas sistem yang lain.Sinyalnya berupa hormon (umumnya dihasilkan oleh kelenjar endokrin) yang disampaikan ke target melalui aliran darah. Sinyal memerlukan waktu relatif lama (menit/jam/hari) untuk sampai ke target. Sifat hormon: Suatu zat kimia khusus, disintesis oleh sel-sel dlm kelenjar,disekresikan langsung ke dalam darah untuk ditranspor ke organ-organ sasaran yang jauh/dekat dari tempat sintesis,sebagai regulator fisiologis,sudah efektif dlm jumlah yg sangat sedikit. Tugas Diskusi: (1) Bandingkan sistem endokrin dengan sistem saraf dalam hal: bentuk sinyalnya, medium untuk menyampaikan sinyal, kecepatan rambatan sinyal, dan (2) beri contoh bahwa sist saraf dan sist endokrin memiliki hubungan yang sangat erat dlm aktivitasnya.
  • 3. Hormon Vertebrata Semua vertebrata memiliki organ-organ endokrin yang sama, misalnya semua vertebrata memiliki hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, dan gonad. Homologi hormon invertebrata dan vertebrata tidak banyak dijumpai. Hormon dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, misalnya berdasarkan komposisi zat kimianya hormon dibedakan menjadi 4 kelas utama: (1) hormon steroid, (2) Biogenik Amino, (3) hormon protein dan polipeptida, (4) eikosanoid: Hormon steroid adalah derivat kolesterol (contoh: testoteron dan estradiol). Biogenik Amino adalah hormon derivat asam amino 1) derivat a.a tirosin contoh: hormon Tiroid: triodotironin (T3) dan tiroksin (T4), dan khatekolamin (epinefrin, norepinefrin,dan dopamin), 2) derivat histidin: histamin, 3) derivat triptofan: serotonin. Hormon-hormon protein dan polipeptida adalah polimer asam amino yang digabungkan dg ikatan peptida (contoh hormon pertumbuhan, TSH dan insulin). Eikosanoid: derivat dari 20 asam lemak (asam arakidonat). Contoh: prostaglandins dan leukotriens).
  • 4. Pengaturan Produksi Hormon Konsentrasi hormon dalam darah selalu dijaga dalam rentangan yang konstan. Kalau konsentrasinya melebihi rentangan yang seharusnya, maka produksinya akan dikurangi, dan apabila konsentrasinya kurang dari rentangan yang seharusnya, maka produksinya ditingkatkan. Produksi hormon seperti itu diatur dengan mekanisme umpan balik negatif. Penjelasannya adalah sbb: Misalnya kelenjar B akan menghasilkan hormon B bila dirangsang oleh hormon A yang dihasilkan oleh kelenjar A. Bila konsentrasi hormon B dalam darah lebih dari normal, maka hormon B akan menghambat kelenjar A untuk mengurangi produksi hormon A yang selanjutnya akan mengurangi produksi hormon B.Bila konsentrasi hormon B kurang dari normal, maka kelenjar A akan meningkatkan produksi hormon A yg selanjutnya menggiatkan kelenjar B untuk menhasilkan hormon B. Dengan mekanisme seperti itu konsentrasi hormon B akan berada dalam rentangan yang konstan. Tugas: Gambarkan bagan mekanisme produksi hormon dari contoh di atas!
  • 5. Bagaimana Hormon mempengaruhi sel target Ada dua teori yang menjelaskan bagaimana hormon mempengaruhi sel target: (1) teori duta kedua (second messenger theory) = penggiatan reseptor membran plasma untuk hormon non steroid, (2) teori mekanisme dua tahap (two steps mechanism) = penggiatan reseptor intraseluler untuk hormon steroid. 1. Teori duta kedua (penggiatan reseptor membran plasma). • Hormon non steroid (sebagai duta pertama) melekat ke reseptor pd membran sel target. • Melekatnya hormon pada reseptor akan mengaktifkan protein G yang selanjutnya mengaktifkan enzim siklase adenilat (AS) yg akan mengkatalisis perubahan ATP menjadi AMP siklik. • AMP siklik (sebagai duta kedua) selanjutnya mengaktifkan enzim protein kinase. • Protein kinase selanjutnya mengaktifkan enzim-enzim sitoplasmik melalui fosforilasi yang menghasilkan perubahan fisiologis seluler.
  • 6. 2. Mekanisme Dua Tahap (Penggiatan reseptor intraseluler) • Hormon steroid dengan mudah menembus membran plasma dan membran inti, kemudian berikatan dengan reseptor dalam inti membentuk komplek reseptor-hormon. • Kompleks reseptor-hormon akan melekat ke kromatin pada tempat perlekatan khusus (A) pada ADN. • Melekatnya kompleks reseptor-steroid ke kromatin akan mengaktifkan gen-gen tertentu dan menghasilkan transkripsi ADN yang berfungsi sebagai ARN duta (mRNA). • ARN duta selanjutnya mempersiapkan suatu “template” untuk produksi protein struktural dan/enzim-enzim. • Dengan enzim-enzim tsb hormon-hormon steroid mempengaruhi struktur dan fungsi sel-sel target.
  • 7. Kemampuan Sel Target Merespon Hormon  Sel target bersifat khusus (spesifik), hanya akan mengenali hormon khususnya. Sel target dapat mengenali hormon tertentu karena memiliki reseptor yang cocok dengan hormon khusus tersebut.  Reseptor pada sel target berupa protein, yang dapat terbentuk dan terurai secara konstan. Sehingga jumlah reseptor pada sel target dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.  Jumlah reseptor pada sel target dapat dikendalikan oleh hormon itu sendiri atau interaksi dengan hormon lain. Dalam hal hormon dapat mengendalikan reseptor sel targetnya sendiri, dikenal 2 mekanisme, yaitu: do wn re g ulatio n dan up re g ulatio n.  Pada do wn re g ulatio n, bila dalam darah konsentrasi hormon berlebihan, maka jumlah reseptor pada sel targetnya akan dikurangi.  Pada up re g ulatio n, bila dalam darah konsentrasi hormon rendah, maka jumlah reseptor pada sel targetnya akan ditambah.  Dengan 2 mekanisme tsb,maka fungsi sel target dapat optimal (tidak berlebihan dan atau kurang). (Fenomena homeostasis)
  • 8. Dalam hal interaksi dengan hormon lain, ada 3 jenis interaksi antar hormon: 1) permissive effect, 2) synergetic effect, 3) antagonistic effect. 1. Permissive Effect (Pengaruh Permisif). • Dalam interaksi ini, pengaruh satu hormon pada satu sel target memerlukan pembukaan serempak atau sebelumnya oleh hormon lain. Pengaruh hormon lain tsb adalah untuk meningkatkan jumlah reseptor pad sel target. Contoh, interaksi antara estrogen dan progesteron selama siklus reproduksi wanita : pertambahan estrogen akan menambah reseptor progesteron pada sel target, sehingga sekresi estrogen yang mendahului progesteron memungkinkan progresteron mempunyai pengaruh lebih besar. 2. Synergistic Effect (Pengaruh Sinergistik) • Dalam interaksi ini dua atau lebih hormon saling melengkapi pengaruhnya terhadap sel target. Kerjasamanya adalah saling meperkuat untuk mengoptimalkan pengaruh hormon.
  • 9. Contoh: Produksi, sekresi, dan pengeluaran susu oleh kelenjar susu, memerlukan pengaruh sinergistik dari estrogen, progenteron, prolaktin, dan oksitosin. 3. Antagonistic Effect (Pengaruh Antagonistik) • Dalam interkasi ini, pengaruh satu hormon terhadap sel target berlawanan dengan pengaruh hormon lain. Contoh: Pengaruh interaksi antara insulin dengan glukagon terhadap sel target. Insulin mempengaruhi peningkatan absorbsi glukosa darah oleh sel target, sedangkan glukagon mempengaruhi peningkatan pembebasan glukosa ke dalam darah oleh sel target. Pertanyaan: Dari penjelasan di atas, apa yang mempengaruhi sekresi hormon? Beri masing-masing contohnya!
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 19. Peranan hormon Tiroid dalam mengontrol metamorfosis katak hijau • Selama 20 hari pertama (premetamorfosis), median eminence belum terdeferensiasi,sekresi TRH dan TSH masih rendah. Kelenjar tiroid juga masih sangat sedikit berkembang dan belum aktif kecuali untuk mengikat Iodin dan sintesis sedikit hormon tiroid (T4). (anak katak masih bentuk kecebong dengan insang dan sepasang kaki belakang). • Pada 20 hari berikutnya(prometamorfosis), ditandai dengan kematangan kelenjar tiroid, dengan peningkatan pengambilan Iodin dan aktivitas sekretori hormon tiroid (T4). (anak katak masih kecebong dengan insang dan 2 pasang kaki). • Pada akhir fase (T4 tinggi), metamorfosis klimaks,bentuk dewasa muncul (anak katak tanpa insang dan ekor).
  • 20. LARVA DEWASA Otak (sel-sel sekretori) Simpanan PTTHKorpora kardiaka Korpus Allatum Konsentrasi JH rendah ---pupasi Kelenjar Protorak PPTH menstimulus Konsentrasi JH tinggi -- larva ganti kulit Ekdison (EC)) + EC PUPA (diapause) - (minus) JH + (plus) ec TELUR + EC