Osteologi berasal dari bahasa yunani yaitu osteon; tulang dan logos; ilmu. Jadi Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tulang dari semua makhluk hidup.
1. Jaringan Saraf pada Hewan
Anggota :
Bagas Prasetyo (07)
Ghea Ayu Pramesti Salsadila (14)
Helmy Naufal Ardana (15)
Hiyya Ichsania (16)
2. Latar Belakang
Jaringan saraf adalah jaringan yang tersusun atas sel-sel saraf atau neuron.
Jaringan saraf berfungsi untuk mengatur dan mengkoordinasi segala aktivitas tubuh.
3. Ciri-ciri
Sel saraf terdiri atas badan sel yang memiliki banyak cabang. Cabang-cabang inilah yang menghubungkan sel saraf yang satu dengan sel saraf lainnya sehingga terbentuk jaringan saraf.
Ada tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf motorik, sel saraf sensorik, dan sel saraf penghubung.
4. Jaringan saraf terdapat di otak, sumsum tulang belakang, dan di urat saraf.
Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas.
Iritabilitas, yaitu kemampuan sel saraf untuk merespon terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas merupakan kemampuan jaringan saraf membawa impuls-impuls saraf atau pesan.
5. Lajur Jalannya Impuls
6.Jalannya impuls dari 1sel saraf ke 1 sel saraf yang lain
7.Struktur Neuron
8. Keterangan
Dendrit, yaitu juluran sitoplasma yang relatif pendek dari badan sel yang berfungsi membawa rangsangan ke badan sel.Â
Badan sel, yaitu bagian sel saraf yang mengandung inti (nukleus) dengan nukleolus di tengahnya.
Neurit (akson), yaitu juluran sitoplasma yang panjang dari badan sel yang berfungsi membawa rangsangan dari badan sel ke neuron lain. Neurit memiliki selubung yang terdiri dari selubung myelin dan selubung neurilema.
9. Selubung myelin merupakan selubung yang langsung membungkus neurit. Berfungsi sebagai isolator dan juga berperan sebagai nutritive terhadap neurit. Selubung myelin tidak membungkus neurit secara kontinu tetapi membuat interval antara 80 – 600 mikron, membentuk nodus ranvier. Di daerah interval ini neurit tidak memiliki selubung myelin, tapi langsung dibungkus oleh selubung Schwann.Â
10.
Osteologi berasal dari bahasa yunani yaitu osteon; tulang dan logos; ilmu. Jadi Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tulang dari semua makhluk hidup.
1. Jaringan Saraf pada Hewan
Anggota :
Bagas Prasetyo (07)
Ghea Ayu Pramesti Salsadila (14)
Helmy Naufal Ardana (15)
Hiyya Ichsania (16)
2. Latar Belakang
Jaringan saraf adalah jaringan yang tersusun atas sel-sel saraf atau neuron.
Jaringan saraf berfungsi untuk mengatur dan mengkoordinasi segala aktivitas tubuh.
3. Ciri-ciri
Sel saraf terdiri atas badan sel yang memiliki banyak cabang. Cabang-cabang inilah yang menghubungkan sel saraf yang satu dengan sel saraf lainnya sehingga terbentuk jaringan saraf.
Ada tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf motorik, sel saraf sensorik, dan sel saraf penghubung.
4. Jaringan saraf terdapat di otak, sumsum tulang belakang, dan di urat saraf.
Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas.
Iritabilitas, yaitu kemampuan sel saraf untuk merespon terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas merupakan kemampuan jaringan saraf membawa impuls-impuls saraf atau pesan.
5. Lajur Jalannya Impuls
6.Jalannya impuls dari 1sel saraf ke 1 sel saraf yang lain
7.Struktur Neuron
8. Keterangan
Dendrit, yaitu juluran sitoplasma yang relatif pendek dari badan sel yang berfungsi membawa rangsangan ke badan sel.Â
Badan sel, yaitu bagian sel saraf yang mengandung inti (nukleus) dengan nukleolus di tengahnya.
Neurit (akson), yaitu juluran sitoplasma yang panjang dari badan sel yang berfungsi membawa rangsangan dari badan sel ke neuron lain. Neurit memiliki selubung yang terdiri dari selubung myelin dan selubung neurilema.
9. Selubung myelin merupakan selubung yang langsung membungkus neurit. Berfungsi sebagai isolator dan juga berperan sebagai nutritive terhadap neurit. Selubung myelin tidak membungkus neurit secara kontinu tetapi membuat interval antara 80 – 600 mikron, membentuk nodus ranvier. Di daerah interval ini neurit tidak memiliki selubung myelin, tapi langsung dibungkus oleh selubung Schwann.Â
10.
FUNGSI SISTEM SYARAF 1. alat koordinasi untuk mengatur dan mengendalikan kerja alat-alat tubuh 2. alat komunikasi untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh
Untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan, tubuh Anda dilengkapi dengan organ-organ atau alat-alat indra. Di dalam alat-alat indra terdapat sel-sel saraf sensori yang berfungsi untuk mendeteksi perubahan-perubahan tersebut. Perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan dinamakan sitimulus. Stimulus dapat berupa perubahan cahaya, suhu, ata rasa makanan. Stimulus dideteksi dan ditanggapi oleh reseptor, yaitu alat-alat indra.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Jaringan Saraf
• Bersama-sama dengan sistem endokrin
melakukan fungsi pengaturan tubuh
• Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat,
seperti kontraksi otot dan sekresi kelenjar endokrin
• Sistem saraf menerima ribuan informasi kecil dari
berbagai organ sensoris dan kemudian
mengintegrasikannya, untuk menentukan reaksi
yang harus dilakukan tubuh
3. Sel Jaringan Saraf
• Neuron
– Bagian struktural dan fungsional dari jaringan syaraf
– Menghantarkan informasi
– Mempunyai fungsi yang terspesialisasi
• Neuroglia
– Mendukung dan melindungi jaringan saraf
– Membantu dalam mensuplai nutrisi untuk neuron
5. Anatomi Neuron
• Badan sel
– Nukleus dilengkapi nukleolus
– Sitoplasma
• Dendrit
• Akson (serabut saraf)
– Membawa informasi pada neuron lain
15. Divisi Sensoris – Reseptor Sensoris
• Kegiatan sistem saraf berasal dari
informasi sensoris dari reseptor sensoris,
baik reseptor visual, reseptor auditorius,
reseptor raba, atau jenis reseptor lain.
• Informasi sensoris ini dapat menyebabkan
suatu reaksi segera atau kenangannya
dapat disimpan di dalam otak selama
beberapa menit atau beberapa tahun
16. Pengolahan Informasi
• Sistem saraf tidak akan efektif dalam mengatur
fungsi tubuh, jika tiap sedikit informasi sensorik
menyebabkan suatu reaksi motorik.
• Oleh karena itu, salah satu fungsi sistem saraf
adalah mengolah informasi yang masuk,
sehingga terjadi reaksi motorik yang tepat.
• Bila informasi sensoris penting telah dipilih, ia
harus disalurkan ke daerah motorik, untuk
menyebabkan reaksi yang diinginkan.
17. Peran Sinaps dalam Mengolah Informasi
• Sinaps adalah tempat
hubungan satu neuron
dengan neuron
berikutnya, yang
berfungsi untuk
mengatur
penghantaran sinyal.
18. Peran Sinaps dalam Mengolah Informasi
• Ratusan – ribuan bongkol sinaptik terdapat pada
permukaan dendrit dan soma neuron.
• Bongkol sinaptik bersifat eksitasi, mensekresi-
kan suatu zat yang merangsang atau meng-
inhibisi neuron, yang disebut neurotransmitter.
• Oleh karena itu, sinaps melakukan tindakan
selektif, memblokir sinyal lemah dan
meneruskan sinyal kuat, menyeleksi dan
menguatkan sinyal lemah tertentu, serta
menyalurkan sinyal ke satu atau beberapa arah.
19.
20. Peran Sinaps dalam Mengolah Informasi
• Bongkol sinaptik mempunyai 2 struktur internal,
yang penting untuk eksitasi dan inhibisi dari
sinaps, yaitu vesikel sinaptik dan mitokondria.
• Vesikel sinaptik mengandung suatu transmitter,
yang bila dilepaskan ke dalam celah sinaptik,
akan merangsang atau menginhibisi neuron
tersebut.
• Mitokondria menyediakan ATP yang diperlukan
untuk mensintesa zat transmitter baru.
Transmitter ini harus disintesa dengan sangat
cepat dalam sitoplasma.
21. Jenis-jenis Neurotransmitter
• Transmitter eksitasi = asetilkolin (utama),
norefinefrin, dopamin dan serotonin.
• Transmitter inhibisi = asam gamma aminobutirat
(GABA) dan glisin.
• Selain zat-zat neurotransmitter di atas, terdapat
beberapa neurotransmitter baru, diantaranya L-
glutamat, L-aspartat, taurin, alanin, hisamin, dan
prostaglandin.
22.
23. Neuron Eksitasi dan Neuron Inhibisi
• Sebuah neuron tunggal hanya dapat mensekresi
kan satu jenis zat neurotransmitter pada ujung
sarafnya.
• Oleh karena itu, meskipun akson dari suatu
neuron bercabang-cabang ribuan kali, tetap
akan mensekresikan satu jenis neurotransmitter.
• Neuron eksitasi akan mensekresikan neuro-
transmitter yang akan menyebabkan eksitasi
pada pada neuron selanjutnya melalui sinaps,
begitupun halnya dengan neuron inhibisi.
24. Peristiwa Elektris dalam Eksitasi Neuron
• Potensial istirahat membran soma neuron
sebesar -70 milivolt.
• Voltase yang rendah tsb, memungkinkan
pengaturan nilai positif dan negatif pada tingkat
eksitabilitas neuron.
• Dengan menaikkan voltase ke suatu nilai yang
kurang negatif, membuat membran neuron lebih
mudah dirangsang.
• Begitu juga sebaliknya.
25. Peristiwa Elektris dalam Eksitasi Neuron
• Perbedaan konsentrasi ion di seberang
membran soma neuron, yaitu ion natrium (Na+),
ion kalium (K+) dan ion klorida (Cl-).
• Konsentrasi ion Na+ sangat tinggi di dalam
cairan ekstrasel dan sangat rendah di dalam
neuron.
• Gradien konsentrasi ion Na+ tsb terjadi karena
pompa Na+ terus memompa Na+ keluar sel.
26. Peristiwa Elektris dalam Eksitasi Neuron
• Sebaliknya konsentrasi ion K+ sangat besar di
dalam sel dan rendah di cairan ekstrasel.
• Membran soma neuron sangat permeable
terhadap ion K+, sehingga ion K+ mudah masuk
dalam soma neuron.
• Konsentrasi ion Cl- sangat tinggi di dalam cairan
ekstrasel dan rendah di dalam neuron.
• Hal tsb disebabkan karena adanya penolakan
oleh muatan negatif dari potensial istirahat
membran yang bermuatan -70 milivolt.
27. • Pada saat membran
istirahat, pori Na+
tertutup, sedangkan pori
K+ sedikit terbuka,
sehingga ion K+ dapat
masuk ke dalam sel.
• Kompleks protein
pompa Na+-K+ secara
terus-menerus
memompa 3 ion Na+
keluar sel, serta
memasukkan 2 ion K+
ke dalam sel, secara
bersaman.
28. KUIS
Fungsi dari jaringan saraf adalah .....(1) dari satu area ke area lainnya
dalam bentuk ..... (2) dan bersama-sama jaringan endokrin melakukan
fungsi .....(3) tubuh, seperti .....(4) dan .....(5). Bagian struktural dan
fungsional jaringan saraf disebut .....(6), dimana anatominya tersusun
atas .....(7) yang mempunyai .....(8) yang besar, .....(9) yang berfungsi
menghantarkan impuls lisrik ke neuron dan .....(10) yang mempunyai .....
(11) yang disebut aksoplasma dan .....(12) yang disebut aksolemma.
Secara fungsional, neuron terdiri dari .....(13) disebut juga efferen yang
menghantarkan impuls listrik dari .....(14), dan .....(15) disebut juga
afferen yang menghantarkan listrik dari .....(16), seperti .....(17), .....(18)
dan .....(19). Sinaps adalah .....(20), sedangkan celah sinaps adalah .....
(21). Bongkol sinaptik mempunyai 2 struktur internal yaitu .....(22) yang
mengandung neurotransmitter dan .....(23) yang menghasilkan ATP,
yang digunakan untuk .....(24). Neurotransmitter eksitasi yang utama
adalah .....(25), sedangkan neurotransmitter inhibisi diantaranya .....(26)
dan .....(27). Peristiwa elektris dalam eksitasi neuron, melibatkan 3 ion
yaitu .....(28), .....(29), .....(30).
29. Potensial Istirahat Membran Neuron
• Sebab utama potensial istirahat membran soma
neuron sebesar -70 milivolt adalah pompa Na+.
• Pompa Na+ menyebabkan pengeluaran ion Na+
yang bermuatan positif keluar sel.
• Ada sejumlah ion bermuatan negatif (Po4-3)di
bagian dalam sel, yang tidak dapat berdifusi
melalui membran.
• Oleh karena itu, bagian dalam neuron menjadi
bermuatan negatif -70 milivolt.
30. Efek Neurotransmitter pada
Membran Pasca Sinanps
• Sebuah bongkol sinaptik mensekresikan suatu
neurotransmitter eksitasi ke dalam celah sinaptik
• Neurotransmitter eksitasi ini terikat pada
reseptor membran, untuk mengubah
permeabilitas membran terhadap semua ion.
• Ion Na+ mengalir ke bagian dalam neuron,
karena besarnya gradien eletrokimia, yang
cenderung memindahkan ion Na+ ke dalam
neuron.
31. Efek Neurotransmitter pada
Membran Pasca Sinanps
• Pemasukan cepat dari ion Na+ yang bermuatan
positif ke dalam neuron, menetralkan sebagian
muatan negatif potensial istirahat membran.
• Hasilnya, potensial istirahat membran meningkat
dari -70 milivolt menjadi -59 milivolt.
• Peningkatan voltase ini disebut potensial
eksitasi pasca sinaps, karena bila voltase ini
naik cukup tinggi, akan menimbulkan potensial
aksi di dalam neuron.
32. Eksitasi pada Segmen Awal Akson
• Bila potensial membran di dalam neuron cukup
tinggi, akan tercapai suatu titik dimana
peningkatan ini memulai suatu potensial aksi.
• Tetapi potensial aksi tidak dimulai pada
membran pasca sinaps yang dekat dengan
bongkol sinaptik.
• Potensial aksi dimulai pada segmen awal akson
yang disebut axon hillock, yang berjarak 50-100
mikron dari soma neuron.
33. Eksitasi pada Segmen Awal Akson
• Potensial aksi pasca sinaps yang akan
menimbulkan potensial aksi pada neuron,
sebesar +11 milivolt.
• Batas normal untuk untuk eksitasi neuron
sebesar -59 milivolt, yang menunjukkan suatu
potensial eksitasi pasca sinaps sebesar +11
milivolt.
• -70 milivolt + 11 milivolt = -59 milivolt.
34. Peristiwa Elektris dalam Inhibisi Neuron
• Transmitter eksitasi meningkatkan permeabilitas
membran soma neuron terhadap semua ion.
• Sedangkan, transmitter inhibisi meningkatkan
permeabilitas membran pasca sinaps, hanya
pada ion K+ dan Cl-.
• Tidak terjadi pemasukan ion Na+ ke bagian
dalam neuron, tetapi terjadi pengeluaran ion K+.
• Ion K+ keluar, karena dalam keadaan istirahat,
pompa K+ telah memompa sedikit ion K+ ke
dalam soma neuron.
35. Peristiwa Elektris dalam Inhibisi Neuron
• Keluarnya ion K+ dari neuron, menurunkan
konsentrasi ion positif dan meningkatkan
konsentrasi ion negatif di dalam neuron.
• Konsentrasi ion negatif ini menyebabkan
potensial internal neuron menjadi lebih negatif
dari sebelumnya, yaitu -75 milivolt.
• Keadaan ini disebut dengan hiperpolarisasi dan
penurunan voltase 5 milivolt di bawah potensial
istirahat membran disebut potensial inhibisi
pasca sinaps.
36. Penjumlahan Potensial Pasca Sinaps
• Ketika transmitter eksitasi dilepaskan dari suatu
bongkol sinaptik, membran neuron menjadi
permeabel hanya selama 1 milidetik.
• Selama waktu tsb, ion Na+ berdifusi dgn cepat
ke dalam neuron untuk meningkatkan potensial
intraneuron, yang akan menimbulkan potensial
eksitasi pasca sinaps.
• Potensial eksitasi ini berlangsung selama 15
detik, ini merupakan waktu yang diperlukan
untuk memompa kembali ion Na+ keluar neuron.
37. Penjumlahan Potensial Pasca Sinaps
• Mekanisme yang sama terjadi pada potensial
inhibisi pasca sinaps.
• Transmitter inhibisi meningkatkan permeabilitas
membran terhadap ion K+ & Cl- selama 1 detik.
• Potensial inhibisi pasca sinaps berlangsung
selama 15 milidetik.
• Potensial eksitasi pasca sinaps dan potensial
inhibisi pasca sinaps mempunyai waktu paruh 4
milidetik.
38. Penjumlahan Potensial Pasca Sinaps
• Jika suatu potensial inhibisi pasca sinaps
sedang menurunkan potensial membran ke
suatu nilai lebih negatif, sementara suatu
potensial eksitasi pasca sinaps sedang
meningkatkan potensial membran ke suatu nilai
lebih positif pada saat yang sama, kedua efek ini
dapat saling meniadakan.
• Penjumlahan potensial pasca sinaps tidak hanya
terjadi di membran soma neuron, tetapi dapat
juga terjadi di membran dendrit.
39. Mekanisme Khusus
Penghantaran Sinaptik
• Konduksi ke depan = impuls dihantarkan melalui
sinaps, hanya dari bongkol sinaptik ke neuron
berturutan dan tidak dalam arah sebaliknya.
• Penundaan sinaptik = waktu yang dibutuhkan
dalam penghantaran impuls, mulai dari
pelepasan neurotransmitter oleh bongkol
sinaptik, sampai masuknya ion N+ ke dalam
neuron untuk meningkatkan potensial eksitasi
pasca sinaps.
40. Mekanisme Khusus
Penghantaran Sinaptik
• Kelelahan penghantaran sinaptik = Bila bongkol
sinaptik dirangsang berulang-ulang dengan
cepat, jumlah pencetusan potensial aksi yang
tadinya besar, akan semakin berkurang secara
progresif. contoh : berhentinya kejang epilepsi.
• Efek alkalosis pada penghantaran sinaptik =
Alkalosis sangat meningkatkan eksitabilitas
neuron. Kenaikan pH cairan intersitisial di sekitar
neuron, dari nilai normal 7,4 menjadi 7,8 sering
menyebabkan kejang. contoh : epilepsi.
41. Mekanisme Khusus
Penghantaran Sinaptik
• Efek asidosis pada penghantaran sinaptik =
Asidosis sangat menekan kegiatan neuron.
Penurunan pH dari 7,4 menjadi 7,0 biasanya
menyebabkan koma.
• Efek hipoksia pada penghantaran sinaptik =
Eksitabilitas neuron sangat tergantung pada
suplai oksigen. Penghentian suplai oksigen
selama beberapa detik, dapat menyebabkan
neuron tsb tidak dapat dirangsang sama sekali,
sehingga seseorang menjadi tidak sadar.
42. KUIS
Potensial istirahat membran neuron sebesar .....(1), yang disebabkan
oleh .....(2), yang mengeluarkan .....(3) dari .....(4), sehingga
meninggalkan banyak .....(5) yang bermuatan .....(6). Ketika
neurotransmitter terikat pada .....(7), menyebabkan .....(8) masuk ke
dalam neuron, karena adanya .....(9). Masuknya ion tersebut akan
menetralkan sebagian muatan .....(10) ion dalam soma neuron, sehingga
meningkatkan .....(11) menjadi .....(12) milivolt. Peningkatan voltase ini
disebut dengan .....(13) sebesar .....(14) milivolt, yang akan menimbulkan
potensial aksi pada neuron, yang dimulai dari .....(15). Sebaliknya,
neurotransmitter inhibisi meningkatkan permeabilitas membran neuron
terhadap .....(16) yang akan …..(17) dari soma neuron, sehingga
potensial intraneuron menjadi semakin .....(18), sebesar .....(19) milivolt.
Keadaan ini disebut dengan .....(20), dimana terjadi penurunan voltase
sebesar .....(21) yang disebut dengan .....(22) yang berlangsung
selama .....(23) milidetik dan waktu paruhnya selama .....(24) milidetik.
Apabila eksitasi dan inhibisi terjadi bersamaan, akan terjadi …..(25).
Mekanisme khusus penghantaran sinaptik, antara lain …..(26), …..(27),
Editor's Notes
FG13_09A.JPG Title: Anatomy of a Representative Neuron Notes: A neuron has a cell body (soma), some branching dendrites, and a single axon. (a) Detailed organization of the cell body. (b) A neuron may innervate other (1) neurons, (2) skeletal muscle fibers, or (3) gland cells. Synapses are shown in boxes. Keywords: neuroanatomy, multipolar neuron, skeletal muscle fibers, gland cells, dendrites, collateral branch, axon, axolemma, synapse, synaptic knobs, telodendria, neuroglandular junction, neuromuscular junction, perikaryon, axon hillock
FG13_09B.JPG Title: Anatomy of a Representative Neuron Notes: A neuron has a cell body (soma), some branching dendrites, and a single axon. (a) Detailed organization of the cell body. (b) A neuron may innervate other (1) neurons, (2) skeletal muscle fibers, or (3) gland cells. Synapses are shown in boxes. Keywords: neuroanatomy, multipolar neuron, skeletal muscle fibers, gland cells, dendrites, collateral branch, axon, axolemma, synapse, synaptic knobs, telodendria, neuroglandular junction, neuromuscular junction, perikaryon, axon hillock
FG13_11.JPG Title: A Functional Classification of Neurons Notes: Neurons are classified functionally into three categories: (1) sensory neurons that detect stimuli in the PNS and transmit information to the CNS, (2) motor neurons carrying information from the CNS to peripheral effectors, and (3) interneurons in the CNS Keywords: neuron, functional classification, peripheral nervous system, exteroceptors, proprioceptors, interoceptors, afferent, peripheral ganglion, somatic sensory neurons, efferent, central nervous system, ANS, SNS, somatic motor neurons, visceral motor neurons