Sistem endokrin terdiri dari kelenjar endokrin dan jaringan target yang berkomunikasi melalui hormon. Hormon dapat berupa peptida atau steroid dan bekerja dengan mengikat reseptor di sel target untuk memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, dan fungsi organ. Kelenjar endokrin utama meliputi pituitari, tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, dan gonad yang bekerja sama untuk menjaga homeostasis tubuh.
PPT ini merupakan salah satu materi kuliah BIOTEKNOLOGI yang ditulis oleh Trianik Widyaningrum, M.Si. (dosen Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Butuh lebih banyak materi biologi..???
http://belajar-di-rumah.blogspot.com/
Pembahasan biokimia karbohidrat yang meliputi definisi, klasifikasi, penggolongan, struktur kimia, reaksi kimia dan fisik serta pemanfaatan karbohidrat.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme , khususnya dalam prosesinfeksi oleh bakteri.
Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional
1. Tepat indikasi
2. Tepat penderita
3. Tepat pemilihan jenis antibiotika
4. Tepat dosis
5. Efek samping minima
6. Bila di perlukan : Kombinasi yang tepat
7. Ekonomik
PPT ini merupakan salah satu materi kuliah BIOTEKNOLOGI yang ditulis oleh Trianik Widyaningrum, M.Si. (dosen Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Butuh lebih banyak materi biologi..???
http://belajar-di-rumah.blogspot.com/
Pembahasan biokimia karbohidrat yang meliputi definisi, klasifikasi, penggolongan, struktur kimia, reaksi kimia dan fisik serta pemanfaatan karbohidrat.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme , khususnya dalam prosesinfeksi oleh bakteri.
Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional
1. Tepat indikasi
2. Tepat penderita
3. Tepat pemilihan jenis antibiotika
4. Tepat dosis
5. Efek samping minima
6. Bila di perlukan : Kombinasi yang tepat
7. Ekonomik
mahasiswa akan mampu mengenali dan menganalisis aspek Biokimia berbagai proses tubuh yang terkait dengan hormon yang diproduksi atau disintesis didalam tubuh dan mampu mengintegrasikan dan menerapkannya pada Blok/sistem pembelajaran terkait selanjutnya.
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
3. Transmitter dalam Tubuh
Hormon
zat kimia yang disekresikan ke dalam darah
oleh kelenjar endokrin, pencetus respon sel
target.
Neurotransmitter
zat kimia yang disekresikan ke celah sinaps,
mempengaruhi ion channels di sel target.
Neurohormon
zat kimia yang disekresikan oleh neuron ke
dalam darah.
6. Neurotransmitter
Disekresikan ke
celah sinaps oleh
neuron
Jarak kerja pendek
Ca2+
Voltage-gated
Ca2+ channel
Synaptic
vesicle
Postsynaptic
membrane
Acetylcholine
Synaptic cleft
Action potential
Presynaptic
terminal
1
2
3
7. Fungsi Endokrin
Metabolisme
Pematangan Jaringan
Mengatur keseimbangan ion / elektrolit
Menjaga keseimbangan air/cairan
Mengatur sistem imun dan produksi eritrosit
Mengontrol glukosa darah dan nutrisi lainnya
Mengontrol reproduksi
Kontraksi uterus dan laktasi
8. Klasifikasi Hormon
1. Komposisi:
a. Peptida – amin, polipeptida, glikoprotein –
turunan asam amino.
b. Steroid – turunan kolesterol
2. Polaritas:
a. Nonpolar (hidrofobik/lipofilik) – larut dalam
lipid – hormon steroid and tiroid.
b. Polar (hidrofilik) – larut dalam air – all
others..
9. Interaksi Hormonal
Sinergis = Dua hormon bekerja bersama
untuk menghasilkan respon.
Aditif:
• Masing-masing hormon menghasilkan respon melalui
tahap yang sama.
– NE and Epi.
Komplemen:
• Menghasilkan respons sama melalui tahap yang
berbeda.
– FSH and testosterone..
10. Permisif = Hormon pertama mempengaruhi
responsivitas organ target terhadap hormon
kedua.
– Meningkatkan aktifitas hormon kedua
• e.g. efek estrogen pada uterus menginduksi
terbentuknya reseptor untuk progesteron
Antagonis = Efek dua hormon saling
berlawanan.
• e.g. insulin dan glukagon.
11. Mekanisme Aksi Hormon
Hormon dengan kelas kimia yang sama memiliki
mekanisme aksi yang mirip
• Sel target harus memiliki reseptor spesifik
(specificity)
• Hormon lipofilik (nonpolar) ditransportasikan
secara terikat dengan protein plasma
• Hormon hidrofilik (polar) ditransportasikan
dalam keadaan terlarut di dalam plasma
• Hormon umumnya menimbulkan pengaruh
dengan mengubah aktivitas protein intrasel
12. Hormon Lipofilik
Mampu menembus membran plasma dan berikatan
dengan reseptor di dalam inti sel target (cytosolic)
– Cytosolic receptors must translocate to the nucleus.
Setiap reseptor memiliki ligand-binding domain
(LBD) dan DNA-binding domain (DBD).
Kompleks hormon-reseptor berikatan dengan DNA
di tempat perlekatan spesifik di DNA hormone-
response element (HRE) yang akan mempengaruhi
gen spesifik di sel target
17. Hormon Hidrofilik
Tidak mampu menembus membran plasma,
berikatan dengan reseptor di permukaan
membran
Respon muncul melalui second messengers:
Adenylate cyclase (AC) – hormon berikatan
dengan reseptor. Subunit G-protein pada reseptor
mengaktivasi AC yang akan mengkatalisis
konversi ATP → cAMP + PPi. cAMP
mengaktivasi protein kinase yang akan
mempengaruhi berbagai enzim
18.
19. Phospholipase C (PLC) – hormon berikatan
dengan reseptor yang terdisosiasi dengan
subunit G-protein. G-protein mengaktivasi
PLC yang akan menyusupkan substratnya ke
inositol triphos-phate (IP3) dan diacylglycerol
(DAG). IP3 akan membuka calcium channels di
ER. Ca++ mengaktivasi calmodulin yang
kemudian akan mengaktifkan protein kinase
dan akan memodifikasi enzim lainnya
24. Pituitari memiliki 2 lobus :
– Anterior (adenohypophysis) – terbentuk dari buccal
epithelium – terdiri dari pars distalis and pars tuberalis
(& pars intermedia)
– Posterior (neurohypophysis) – terbentuk dari jaringan
saraf – terdiri dari pars nervosa
Hormon yang mengatur sekresi hormon kelenjar endokrin
lain disebut hormon tropik
– Nama hormon biasanya diakhiri dengan ~ tropin.
Hormon tropik berlebih dapat menyebabkan hipertropi
kelenjar target
Insufisiensi hormon tropik menyebabkan atropi kelenjar
target
27. Hormon Pituitari Posterior
Antidiuretic Hormone
ADH / Vasopressin
Kidney Increased water reabsorption
Lack = Diabetes insipidus
Oxytocin Uterus
Mammary gland
Uterine contraction
Milk “let-down”
Hormon disekresi oleh pars nervosa, tetapi disintesis di
supraoptic nucleus (SON) dan paraventricular nucleus
(PVN) di Hipotalamus
Ditransportasikan ke pituitari posterior melalui axon dari
hypothalamo-hypophyseal tract..
28.
29. Hormon Pituitari Anterior
Growth Hormone
Somatotropin
Most tissues Growth, promotes movement
of aa into cells
Biomolecule manipulation
Thyroid Stimulating
Hormone (TSH)
Thyroid Stimulates thyroid secretion
Follicle Stimulation
Hormone (FSH)
Ovaries
Testes
Follicle maturation
Sperm production
Leutenizing Hormone
(LH)
Ovaries
Testes
Ovulation, growth of corpus
luteum, Testosterone
synthesis
Adrenocorticotropic
hormone (ACTH)
Adrenal cortex
gland
stimulates adrenal cortex to
secrete glucocorticoids
Prolactin (PRL) Mammary gland Milk production
Beta Endorphins Brain + Analgesia / Morphine-like
30. Sekresi hormon pituitari anterior dikontrol oleh hipotalamus
melalui hormon pelepas (releasing) dan penghambat
(inhibiting), serta umpan balik oleh hormon organ target
Hormon pengatur hipotalamus disebut hormon hipofisiotropik:
– Corticotropin releasing hormone (CRH)
– Gonadotropin releasing hormonr (GnRH)
– Thyrotropin releasing hormone (TRH)
– Growth hormone releasing hormone (GHRH)
– Growth hormone inhibiting hormone (GHIH)
– Prolactin releasing hormone (PRH)
– Prolactin inhibiting hormone (PIH)
– Somatostatin
31.
32. Kontrol melalui umpan balik negatif :
Umpan balik negatif lengkung panjang
Hormon kelenjar target menghambat sekresi
releasing hormone di hipotalamus
Hormon kelenjar target menghambat respon
terhadap releasing hormone di pituitari anterior
Umpan balik negatif lengkung pendek
Hormon pituitari anterior menghambat sekresi
releasing hormone di hipotalamus
35. Hormon Tiroid
“Thyroid Hormone”
T3 & T4
Follicles cells
Most cells Metabolic rate
Calcitonin
Parafollicular Cells
Osteoclasts Decrease bone breakdown
Store calcium to bone
Acts as an antagonist to
parathyroid hormone
Dua hormon yang berasal dari asam amino tirosin
Triiodotironin / T3
Tetraiodotironin / T4 / Tiroksin
Membutuhkan TSH dan Iodium
36. Produksi T4
Sel folikel memproduksi glikoprotein
(tiroglobulin)
Sel folikel secara aktif mentransport iodida
(I-) ke dalam sel
Enzim thyroid peroxidase (TPO) katalisis
konversi iodida menjadi bentuk aktif iodin
(I2) yang akan digunakan dalam proses
iodinating thyroglobulin:
I2 + thyroglobulin → MIT + DIT
MIT + DIT → T3
DIT + DIT → T4
37. Sebagai respon terhadap TSH, tiroglobulin akan
masuk kembali ke dalam sel folikel
Di dalam sel folikel, Tiroglobulin dihidrolisa
menjadi aa, MIT, DIT, T4, & T3.
T3 & T4 berdifusi ke luar sel folikel masuk ke darah
Di dalam sel target, T4 dikonversi menjadi T3 oleh
enzim cytoplasmic deiodinase
43. Hormon Paratiroid
Parathyroid Hormone
(PTH)
Osteoclasts
Kidney
Small intestine
Increase bone breakdown
Release calcium to blood
Calcium reabsorption
Calcium absorption
Meningkatkan kadar kalsium serum melalui:
Stimulasi osteoklas untuk meresorpsi tulang
Reabsorpsi Ca++ oleh ginjal
Blok reabsorpsi PO4
3- oleh ginjal
Turut serta dalam produksi 1,25-dihydroxy-vitamin
D3..
46. Vitamin D meningkatkan kadar Ca++
plasma melalui stimulasi:
Reabsorpsi Ca++ dan PO4
3- oleh usus
Resorpsi tulang oleh osteoklas
Reabsorpsi Ca++ dan blok PO4
3- oleh ginjal..
51. Kelenjar adrenal terdiri dari bagian medula
dan bagian korteks
Kelenjar korteks adrenal terdiri dari 3 zona:
Zona Glomerulosa – superficial layer – sekresi
mineralocorticoids (aldosterone)
Zona Fasciculata – middle layer – sekresi
glucocorticoids (cortisol)
Zona Reticularis – deep layer – sekresi gluco-
corticoids and sex steroids.
52. Kelenjar Medula Adrenal - neuron
pascaganglion yang mengalami modifikasi,
sekresi katekolamin (Epi dan NE)
Meningkatkan laju respirasi
Meningkatkan HR and cardiac output.
Vasokonstriksi pembuluh darah dan
meningkatkan alir balik vena
Stimulasi glikogenolisis
Stimulasi lipolisis..
53. Hormon Adrenal
Adrenal Medulla
Epinephrine &
Norepinephrine
Heart
Blood vessels
Liver & Fat cells
“Fight or Flight” Hormone
Prep for physical activity
Adrenal Cortex
Mineralocorticoids
(e.g. Aldosterone)
Kidney Electrolyte balance
Glucocorticoids
(e.g. Cortisol)
Most tissues Protein, fat, & glucose mgmt
Inhibit immune response
Sex Steroids
(e.g. Androgens)
Many tissues Secondary sexual
characteristics
56. Aldosteron – menjaga keseimbangan Na+/K+ dalam cairan
tubuh dan mengatur volume cairan ekstrasel. Stimulasi
reabsorpsi Na+ dari tubulus ginjal ke dalam darah
Kortisol dan glukokortikoid lainnya – efek utama adalah
menjaga sirkulasi glukosa untuk dapat dimanfaatkan CNS
melalui:
– Menghambat penggunaan glukosa oleh jaringan perifer
– Stimulasi masuknya aa ke sel nonneural dan konversi aa
menjadi glukosa dan glikogen (gluconeogenesis).
– Meningkatkan lipolisis di jaringan nonneural ..
60. Hormon Pankreas
Alpha Cells
Glucagon Liver Glycogen breakdown / glucose release
Beta Cells
Insulin Liver
Fat & Muscle
Most other cells
Glycogen synthesis / glucose storage
Glucose uptake and use
Amino acid uptake and use
61. Glukagon – meningkatkan [glucose] plasma melalui
stimulasi:
Glikogenolisis di hati
Lipoliysis di sel adiposa
Glukoneogenesis
Ketogenesis..
Insulin – menurunkan [glucose] plasma melalui:
Glikogenesis dan lipogenesis dari glukosa
Uptake aa oleh sel untuk produksi enzim selular
Upregulation GLUT4 carriers dalam membran sel,
akibatnya otot skeletal dan sel adiposa menyerap lebih
banyak glukosa
64. Penyakit Pankreas
Hiperglikemia – [glucose] plasma tinggi
IDDM (type I) – sel b tidak mensekresi insulin.
Kemungkinan akibat autoimun, terjadi hiperglikemia dan
glikosuria. Membutuhkan injeksi insulin
NIDDM (type II) – penurunan sekresi insulin oleh sel b
dan/atau terjadi resistensi insulin (e.g. downregulate
receptors). Terjadi hiperglikemia tanpa glikosuria (kecuali
pada kasus yg parah). Membutuhkan obat stimulasi
pankreas dan/atau penurun resistensi insulin