Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
XBRL dan Manfaatnya
1. Sistem Informasi & Pengendalian Internal
XBRL DAN MAJOR THREAT
Dibuat oleh :
Iis Dewi Herawati (55517110078)
Dosen Pengampu :
Prof.Dr.Ir.Hapzi Ali,MM,CMA
MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2017
2. Menurut Hapzi ( Modul Mercubuana , 2017 )Pada tanggal 16 Maret 2005, SEC (Komisi
Sekuritas Amerika Serikat) mengeluarkan Peraturan Final 33-8529 yang mendorong
pendaftar secara sukarela untuk mengajukan tag informasi laporan keuangan pada Sistem
pelaporan EDGAR dengan format XBRL. Ini menandakan bahwa Amerika Serika bersiap
untuk menukar format pelaporan keuangannya kedalam format XBRL. Di Indonesia sendiri,
BAPEPAM-LK tengah melakukan pengkajian dan berencana mengadopsi XBRL dua tahun
kedepan. XBRL termasuk kedalam penyajian data keuangan interaktif. Salah satu
penggunaan XBRL adalah untuk mendefinisikan serta mempertukarkan informasi keuangan
seperti laporan keuangan. Komunikasi ini ditentukan oleh metadat yang disusun dalam
taksonomi.
Taksonomi tersebut menggambarkan definisi konsep laporan individu serta hubungan antara
konsep-konsep tersebut dan makna semantik lainnya. XBRL menggunakan sintaks XML
serta teknologi berbasis XML lainnya seperti XML,Schema, XLink, XPath, Namespace, dll
untuk menjelaskan pengertian semantiknya. Spesifikasi XBRL dikembangkan dan
dipublikasikan oleh XBRL International, Inc. (XII). Beberapa penelitian menemukan bahwa
penggunaan XBRL dapat menurunkan risiko perusahaan, meningkatkan efisiensi perusahaan
dan transparansi, dan dapat terus memenuhi kepentinganpemegang saham dan pasar. Menurut
Gomaa, Markelevich, Shaw (2011), manfaat dari XBRL adalah memudahkan untuk
menerapkan teknik analisis keuangan, seperti analisis rasio guna membandingkan perusahaan
atau kinerja perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda dalam proses yang jauh lebih
mudah daripada dengan laporan keuangan (non-interaktif) yang dihasilkan secara tradisional.
Sedangkan menurut BAPEPAM-LK, secara umum, manfaat XBRL adalah :
1. Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan secara elektronik karena mengimplementasikan
: (a) Format yang sudah terstandar, sehingga menghasilkan informasi dan data yang
'comparable' dan mudah untuk dianalisis, (b)Validasi secara otomatis, sehingga meminimkan
kesalahan input.
2. Memudahkan dilakukannya publikasi laporan (termasuk laporan keuangan) karena XBRL
dapat diolah kembali menjadi format yang diinginkan : PDF, HTML, Excel, TXT, dll.
3. Meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor internasional,
karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor luar negeri
dimungkinkan melakukan analisis mereka secara mandiri serta melakukan perbandingan
dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
3. 4. Mempercepat pengambilan keputusan bisnis bagi investor.
Sedangkan manfaat dan kegunaan khususnya adalah semua jenis organisasi dapat
menggunakan XBRL untuk menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi dalam menangani
bisnis dan informasi keuangan. Karena XBRL dapat diperluas dan fleksibel, dapat
disesuaikan dengan berbagai kebutuhan yang berbeda. Semua peserta dalam rantai pasokan
informasi keuangan dapat manfaat, apakah mereka pembuat, pemancar atau pengguna data
bisnis.
XBRL Bagi Akuntan
Melalui penggunaan XBRL dalam perusahaan, akuntan akan mampu:
1. Mendapatkan data lebih cepat dan dapat diandalkan tentang kinerja keuangan perusahaan.
2. Sangat mengurangi usaha dan biaya dalam mengumpulkan dan menganalisa data
3. Menyederhanakan dan tugas otomatis
4. Fokus pada analisis usaha dan pekerjaan yang menambah nilai
5. Membuat lebih baik menggunakan perangkat lunak untuk meningkatkan efisiensi dan
kecepatan.
Secara ringkas, XBRL dapat mempercepat, mengurangi usaha dan meningkatkan kehandalan
dalam tugas-tugas akuntansi dan audit. Komunitas akuntansi dapat memainkan peran penting
dalam menjelaskan dan mendorong penerapan XBRL. Perusahaan akuntansi utama adalah
anggota penting dari Konsorsium XBRL.
XBRL di Departemen Keuangan Indonesia
Salah satu tugas utama regulator keuangan di seluruh dunia saat ini adalah bagaimana
meningkatkan sistem pengawasan mereka secara elektronik untuk memastikan bahwa data
dan informasi yang disampaikan oleh institusi-institusi yang diawasinya adalah benar dan
akurat. Hal tersebut sangat terkait dengan kebutuhan investor dalam mengakses data
dan informasi secara mudah dan cepat, sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis mereka.
Mengantisipasi tantangan tersebut, para regulator mulai memikirkan bagaimana mereka dapat
meningkatkan kemampuan sistem monitoring elektronik mereka sekaligus mampu
menghasilkan data dan informasi yang cepat, akurat, dan relevan bagi kepentingan para
penggunanya. Beberapa regulator telah mulai melakukan evaluasi terhadap sistem mereka
4. dan BAPEPAM mengimplementasi XBRL sebagai salah satu solusi jawaban atas kebutuhan
tersebut.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM dan LK) Departemen
Keuangan RI, sebagai salah satu regulator, memiliki peranan penting yang berkaitan dengan
penyampaian laporan (termasuk laporan keuangan). Peranannya menjadi semakin penting
mengingat semakin meingkatnya jumlah intitusi-institusi yang akan diawasi. Dengan
mengembangkan sistem pelaporan secara elektronik via internet serta didukung dengan
implementasi XBRL, Bapepam-LK diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya sebagai
salah satu sumber informasi dan data keuangan yang penting di masa mendatang. Sebagai
informasi, implementasi sistem pelaporan elektronik di industri Pasar Modal Indonesia juga
sudah ditetapkan di Cetak Biru Pasar Modal Indonesia 2005–2009 dan diharapkan bisa
dimanfaatkan pada tahun 2006 ini.
Untuk mengeksplorasi manfaat dan penggunaan XBRL tersebut, Bapepam-LK telah
mengirimkan dua orang pegawainya untuk melakukan observasi (internship) di International
Accounting Standards Committee Foundation (IASCF) XBRL Team, London, UK. Observasi
tersebut dilakukan selama satu bulan (18 Juli 2006–15 Agustus 2006), dengan bantuan
pendanaan dari World Bank (ASEM Grant). Melalui observasi tersebut diharapkan akan
meningkatkan pemahaman yang lebih lengkap mengenai bagaimana memanfaatkan XBRL
dikaitkan dengan rencana pengembangan sistem pelaporan secara elektronik (e-reporting)
yang saat ini akan mulai dikembangkan di industri pasar modal.
Situs ”XBRL Initiative” ini ditujukan sebagai sarana untuk menyebarkan informasi mengenai
hasil observasi. Suatu model (show case) telah dikembangkan bersama IASC Foundation
XBRL Team. Selain untuk mempermudah pemahaman publik terhadap pemanfaatan XBRL,
model tersebut diharapkan dapat digunakan menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut
mengenai kajian dan rencana implementasi XBRL di Indonesia.
Wikipedia menyebutkan, XBRL (Extensible Business Reporting Language) adalah suatu
standar terbuka berbasis XML yang mendukung pemodelan informasi serta ekspresi makna
semantik yang biasanya dibutuhkan oleh pelaporan bisnis. Salah satu penggunaan XBRL
adalah untuk mendefinisikan serta mempertukarkan informasi keuangan seperti laporan
keuangan. Komunikasi ini ditentukan oleh metadata yang disusun dalam taksonomi.
Taksonomi tersebut menggambarkan definisi konsep laporan individu serta hubungan antara
konsep-konsep tersebut dan makna semantik lainnya. XBRL menggunakan sintaks XML
5. serta teknologi berbasis XML lainnya seperti XML Schema, XLink, XPath, Namespace, dll
untuk menjelaskan pengertian semantiknya. Spesifikasi XBRL dikembangkan dan
dipublikasikan oleh XBRL International, Inc. (XII).
Akan sangat susah bagi kita untuk menganalisis laporan keuangan yang berbentuk PDF,
XLS, dll. apalagi Jika ada 10 macam laporan keuangan dengan format yang berbeda-beda.
Untuk membuat hasil analisis yang benar-benar comparable, mungkin saja kita akan banyak
mengalami kesulitan. Dengan XBRL, semua itu akan mudah untuk kita lakukan, karena
XBRL memiliki Format yang sudah terstandar, sehingga menghasilkan informasi dan data
yang comparable dan mudah untuk dianalisis, selain itu juga dapat dilakukan validasi secara
otomatis, sehingga meminimkan kesalahan input. Hasil analisis dengan XBRL tersebut
kemudian juga dapat diolah kembali menjadi format yang diinginkan: PDF, HTML, Excel,
CSV, TXT, dll.
XBRL ini dapat meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor
internasional, karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor luar
negeri dimungkinkan melakukan analisis mereka secara mandiri serta melakukan
perbandingan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Dan tentu saja akan mempercepat
pengambilan keputusan bisnis.
Cara Kerja XBRL
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, XBRL merupakan sistem pelaporan yang berbasis
XML (Extensible Markup Language). XBRL dapat dikatakan melakukan pemberian barcode
pada informasi atau data sehingga akan mempermudah pengguna dalam membaca laporan,
mengelompokkan, dan menganalisisnya secara cepat. Selain itu, basis tagging data ini
membuat komputer dapat mengindentifikasi item dari data sehingga dapat diproses secara
efektif dan efisien.
6. Saat ini, dapat dikatakan bahwa XBRL merupakan sistem yang berbasis XML terbaik dan
fleksibel karena dapat memenuhi kebutuhan bisnis dan informasi keuangan. XBRL
memungkinkan identifikasi tag yang unik yang dapat diterapkan ke item data keuangan.
Selain itu, XBRL memungkinkan label dalam berbagai bahasa serta dapat digunakan sebagai
referensi akuntansi atau informasi untuk anak perusahaan lainnya. XBRL juga menunjukkan
bagaimana keterkaitan item satu dengan item lainnya. Hal tersebut dapat menggambarkan
bagaimana item-item itu dihitung.
XBRL dapat dengan mudah diperluas, sehingga perusahaan dan organisasi lainnya dapat
menyesuaikan dengan memenuhi berbagai persyaratan khusus. Struktur yang kaya dan kuat
yang disediakan oleh XBRL memungkinkan penanganan data bisnis yang sangat efisien oleh
komputer. Penggunaan XBRL dapat mendukung semua tugas-tugas standar yang diperlukan
dalam penyusunan, penyimpanan, dan penggunaan data bisnis. Informasi yang ada
dikonversikan dengan proses pemetaan yang sesuai atau yang disajikan oleh perangkat lunak
komputer. Kemudian, informasi tersebut dapat dicari, dipilih, ditukar atau dianalisis oleh
komputer dan diterbitkan. Taksonomi XBRL juga ditampilkan dalam situsnya dan dapat
dipilih bahasa yang akan digunakan. Setiap skema kategoris mendefinisikan tag khusus untuk
setiap item data (seperti laba bersih). Karena yuridis nasional mempunyai peraturan akuntansi
yang berbeda sehingga masing-masing mempunyai taksonomi untuk pelaporan keuangan. GL
taksonomi adalah sebuah taksonomi khusus yang dirancang untuk mendukung pengumpulan
7. data dan pelaporan internal dalam organisasi. Biasanya sebagian besar pengguna XBRL tidak
memahami teknikal infrastruktur bahasa sistem ini. Maka dari itu perusahaan perangkat lunak
seperti penyedia software akuntansi perlu mempertimbangkan akun dari XBRL dan berbagai
fiturnya dalam memproduksi produk mereka.
Laporan keuangan yang tersaji dalam bentuk hardcopy (paper based) seperti yang terlihat di
bawah ini memiliki elemen-elemen yang bersifat statis. Artinya ketika elemen tersebut telah
dilaporkan kepada pengguna, pengguna hanya dapat melihatnya dalam sajian nominal yang
sudah terkunci dalam format tertentu (HTML, PDF, DOC, dan XLS). Komputer memerlukan
data yang terstruktur dalam penyajian datanya agar dapat dikenali dan dibaca oleh OS /
software. Ide dasar inilah yang mendasari konsep teknis dari XLBR, daripada memerlakukan
laporan keuangan hanya sebagai teks, halaman web atau dokumen tercetak, akan lebih bak
memerlakkan setiap elemen laporan keuangan sebagai individu data terpisah yang unik.
Contoh kodifikasi atas baris laporan keuangan di atas dengan menggunakan XBRL
diperlihatkan gambar di bawah ini.
Skrip bahasa XBRL di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
· ifrs-gp: taksonomi XBRL yang disetujui oleh IASC.
· unitRef: mendefinisikan jenis mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan yang
merujuk pada ISO 4217.
· decimals: mereferensikan jumlah desimal yang digunakan oleh elemen-elemen laporan
keuangan.
8. · contexRef: mereferensikan konteks informasi keuangan tersebut digunakan.
Skrip yang dikemukakan di atas merupakan contoh ringkas mengenai kodifikasi atas elemen
dalam laporan keuangan dengan menggunakan XBRL. Dokumen yang berisikan elemen-
elemen yang telah ditandai tersebut harus dilengkapi juga dengan beberapa skrip markup
tambahan sesuai dengan skema XML agar menjadi dokumen instans XBRL yang lengkap.
Untuk melihat dokumen XBRL seperti yang diperlihatkan pada gambar di atas, diperlukan
perangkat lunak yan gmampu mengenali bahasa XBRL. Perangkat lunak tersebut harus
memiliki XML Parser. Jika format XBRL tersebut dipublikasi secara online menggunakan
internet, modul inline XBRL dapat dipergunakan sehingga dokumen XBRL tersebut dapat
ditampilkan pada beberapa browser yang telah dilengkapi XHTML atau XML Parser.
Contoh Kasus Penggunaan XBRL
Salah satu contoh yaitu yang menggunakan XBRL yaitu PT. Bursa Efek Indonesia ( IDX ).
Bursa Efek Indonesia mengimplementasikan XBRL karena memberikan manfaat sebagai
berikut:
· Untuk menyempurnakan proses pengumpulan data pelaporan emiten supaya lebih efisien,
komprehensif, dan dapat diandalkan informasinya.
· Meningkatkan daya saing produk-produk data yang kami tawarkan kepada investor institusi
dan swasta.
· Memperkokoh keterbukaan dan keutuhan informasi pasar modal, serta meningkatkan
pelayanan untuk semua konsumen informasi pasar modal.
XBRL diciptakan secara spesifik untuk mengkomunikasikan informasi antara pihak bisnis
dan pengguna informasi keuangan seperti analis, investor dan regulator, dengan menyajikan
format elektronik yang sudah distandarisasi secara umum untuk digunakan dalam pelaporan
bisnis. XBRL tidak mengubah informasi yang dilaporkan, hanya mengubah bagaimana
informasi tersebut dilaporkan. Khristina, 2017. https://medium.com/@khristdamay/siklus-
proses-bisnis-mendukung-buku-besar-general-ledger-dan-siklus-pelaporan-serta-
aba8ac47c50a ( 26 Desember 2017, jam 08.39 )
Latar Belakang dan Tujuan Pengembangan XBRL di Bursa Efek Indonesia
Seiring dengan perkembangan industri pasar modal, kebutuhan informasi atas laporan-
laporan tersebut yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan semakin tinggi.
9. Keinginan agar informasi yang dimiliki suatu perusahaan ataupun suatu Negara dapat
digunakan dan diproses secara cepat dan efisien, diharapkan dapat tercapai apabila informasi
disajikan dalam bentuk format bahasa yang sama. Karenanya, untuk dapat mewujudkan
keinginan tersebut serta juga dapat mendukung terciptanya sarana dalam pelaksanaan
business intelegence, dan mempermudah investor maupun regulator dalam mengakses
maupun mengolah data yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan diperlukan suatu
solusi terintegrasi dalam standarisasi bahasa pelaporan informasi, dalam hal ini yaitu
Extensible Business Reporting Language (XBRL).
Saat ini penyampaian informasi oleh Emiten disampaikan melalui IDXnet. Data yang
disampaikan Emiten sebagian besar belum dapat digunakan secara optimal oleh pengguna
data karena:
· Informasi detail hanya terdapat dalam format pdf dan disertakan dalam lampiran;
· Struktur penyajian laporan yang masih terdapat perbedaan antar Emiten;
· Validasi data yang dilakukan masih manual.
Pengguna data, khususnya investor, banyak mengalami hambatan untuk mendapatkan
informasi secara cepat dan tepat.
Oleh sebab itu, XBRL dapat menjawab tantangan dalam pengolahan data yang lebih cepat.
Metode pelaporan berbasiskan XBRL berfungsi untuk menyamakan standar format pelaporan
yang berbeda-beda, sehingga memudahkan pengguna dalam mengolah data. Dengan
penyamaan standar pelaporan tersebut, maka pelaporan emiten juga dapat digunakan dalam
berbagai bahasa.
Dari aspek pemantauan Perusahaan Tercatat, agar dapat melakukan pemantauan dan tindak
lanjut yang responsif, dibutuhan pengelolaan informasi yang cepat, handal dan informatif
karena:
· Bertambahnya jumlah Perusahaan Tercatat di BEI
· Meningkatnya dinamika dan kompleksitas tindakan korporasi yang dilakukan Perusahaan
Tercatat
· Bertambahnya jenis pelaporan dan keterbukaan informasi yang diterima
10. · Bertambahnya jenis efek dan jenis Perusahaan Tercatat
Pengembangan XBRL di Bursa Efek Indonesia
Sejak tahun 2012, PT bursa Efek Indonesia (BEI) telah memulai pengembangan pelaporan
dengan berbasis XBRL. Dalam rangka terlaksananya pelaporan tersebut, BEI harus
menyiapkan sebuah taksonomi yang mewakili suatu pelaporan. Sebagai langkah
pengembangan awal, BEI telah menyelesaikan taksonomi khusus untuk laporan keuangan
perusahaan. Selanjutnya taksonomi laporan keuangan ini akan disosialisasikan kepada
seluruh Perusahaan Tercatat. Pelaporan informasi laporan keuangan berbasis XBRL tersebut
berencana untuk segera diimplementasikan pada tahun 2015.
Adapun jenis taksonomi laporan keuangan yang ada meliputi laporan:
1. Laporan Posisi Keuangan;
2. Laporan Laba Rugi;
3. Laporan Perubahan Ekuitas;
4. Laporan Arus kas.
Taksonomi tersebut akan menstandarisasi format penyajian laporan keuangan perusahaan
dari seluruh jenis sektor dan subsektor yang telah ditetapkan oleh BEI. Informasi detil terkait
dengan taksonomi dan penyajiannya akan dibahas dalam menu taksonomi.
Setelah pengembangan taksonomi atas laporan keuangan, BEI akan melanjutkan
pengembangan taksonomi ke area Disclosure (Pengungkapan). Hingga saat ini, area
disclosure yang akan dikembangkan masih dalam tahap pembahasan.
Area Disclosure tersebut dapat berupa:
1. Catatan atas laporan keuangan Emiten;
2. Kewajiban keterbukaan informasi dari Emiten;
3. Informasi atas tindakan korporasi Emiten, dll. Hapzi ( 2017 )
QUIZ
1. Apa yang saudara ketahui tentang Buku Besar (general ledger) dan siklus
pelaporannya. Berikan contoh implementasinya pada pada perusahaan saudara atau
yang saudara ketahui dan banyak digunakan di perusahaan.
11. 2. Apa yang saudara ketahui tentang identifikasi major threat dalam aktivitas
pelaporan dan mengevaluasi kecukupan pengendalian internal.
JAWAB
1. Buku besar (general ledger) dan siklus pelaporan
Buku besar merupakan buku utama pencatatan transaksi keuangan yang mengkonsolidasikan
masukan dari semua jurnal akuntansi. Buku besar merupakan dasar pembuatan laporan
neraca dan laporan laba rugi. Buku besar dapat memberikan pelaporan informasi ataupun
nilai transaksi untuk periode akuntansi tertentu.
Berdasarkan siklus diatas bahwa buku besar merupakan ujung dari setiap kegiatan dalam
suatu organisasi perusahaan. Hal tersebut memberikan pelaporan atas suatu kinerja dal
perusahaan.
· Proses
Database terpusat harus diatur menggunakan cara yang memungkinkan tercapanya berbagai
kebutuhan informasi baik pengguna interne maupun pengguna eksternal. Para manajer
mebutuhkan informasi yang detai dan tepat waktu mengenai hasil operasi dan tanggung
jawab tertentu. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut, sistem buku besar dan
pelaporan tidak hanya menghasilkan laporan periodik, tetapi juga mendukung secara umum.
· Ancaman dan pengendalian
12. Secara umum terdapat masalah diseluruh siklus buku besar dan pelaporannya. Pada hal ini
terdapat berbagai ancaman diantaranya adanya data buku besar yang tidak akurat atau valid,
pengungkapan laporan keuangan yang tidak diotorisasi, hilangnya atau perusakan data. Dari
adanya ancaman tersebut perlu adanya pengendalian dari timbulnya acncaman yang ada
dengan cara berikut. Pada ancaman data yang tidak akurat dilakukan pengendalian dengan
integritas pengolahan data sedangkan dari ancaman pengungkapan laporan keuangan yang
tidak diotorisasi, dengan memberikan batasan akses kebuku besar dan back up dan prosedur
pemulihan data. Dengan pengandalian atas ancaman tersebut maka diharapkan dari ancaman
yang muncul akan dapat diatasi dengan baik.
Aktivitas-aktivitas dalam sistem buku besar, antara lain:
1. Memperbarui Buku Besar
· Proses
Aktivitas memperbarui buku besar terdiri dari posting entri jurnal yang berasal dari data
sumber berikut.
1. Subsistem akuntansi. Pada subsistem ini membuat sebuah entri jurnal untuk memperbaruhi
buku besar. Dalam teori buku besar dapat diperbaruhi untuk setiap transaksi yang terjadi.
Dalam praktiknya berbagai ubsistem akuntansi biasanya mempebaruhi buku besar dengan
cara meringkas entri jurnal yang menunjukan hasil transaksi yang terjadi dalam periode
tertentu.
2. Bendahara. Kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal untuk memperbarui
buku besar terkait transaksi tidak rutin seperti penerbitan dan penarikan utang, pembelian dan
penjualan sekuritas, atau akuisisi saham treasury.
· Ancaman dan pengendalian
Ancaman yang muncu pada proses memperbarui buku besar yaitu adanya pembaruan yang
tidak akurat atas buku besar, entri jurnal yang tidak diotorisasi. Dari ancaman tersebut
terdapat pengandalian yang harus dilakukan yaitu dengan pengndalian integritas pemprosesan
entri data, rekonsiliasi dan laporan pengendalian, pembuatan dan tinjauan jejak audit,
pengendalian akses, rekonsiliasi dan laporan pengendalian. Dan terdapat pengendalian atas
entri jurnalasli yang dilakukan oleh bendahara, yaitu:
13. 1. Pengecekan validitas untuk memastikan akun-akun buku besar ada unuk setiap refrensi
nomor akun yang dijadikan refrensi entri jurnal.
2. Pengecekan field untuk memastikan bahwa jumlah fiel dalam entri jurnal hanya berisi data
numerik.
3. Pengecekan saldo nol untuk memverifikasi bahwa dalam entri jurnal, total debit sama
dengan total kredit.
4. Pengecekan kelengkapan untuk memastikan seluruh data yang terkait telah dimasukan
terutama entri jurnal.
5. Verifikasi closed loop untuk mencocokan nomor akun dengan deskripsi akun untuk
memastikan bahwa akun buku besar yang sedang diakses.
6. Pengecekan tanda saldo akun buku besar untuk memverifikasi saldo berada pada posisi
yang tepat setelah pembauan telah dilakukan.
7. Memhitung total yang terjadi untuk memverifikasi keakuratan pemprosesan sejumlah
voucer jurnal.
Jejak Audit
Jejak audit (audit trail ) adalah jalur yang dapat ditelusuri yang menunjukkan arus sebuah
transaksi yang mengalir melalui system informasi untuk memengaruhi saldo akun buku besar.
Jejak audit ini memungkinkan sebuah transaksi untuk ditelusuri melalui sebuah system
pengolahan data dari titik asal hingga pada keluaran atau sebaliknya dari keluaran menuju
titik asal.
Sebuah jejak audit yang didesain dengan tepat menyediakan kemampuan untuk menjalankan
tugas-tugas berikut :
a. Melacak berbagai transaksi dari dokumen sumber aslinya sampai entri jurnal yang
diperbaharui ke buku besar dan sampai pada berbagai laporan atau dokumen lain yang
menggunakan data tersebut.
b. Sarana untuk memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang dicatat diotorisasi dan dicatat
dengan benar.
14. Dalam system akuntansi, file voucher adalah sebuah bagian penting dari jejak audit,
menyediakan informasi mengenai sumber seluruh entri yang dibuat untuk memperbaharui
buku besar. Kemampuan yang sama juga disediakan oleh fitur aliran kerja bisnis dalam
system ERP, yang mempermudah dalam menelusuri setiap langkah yang digunakan dalam
memproses sebuah transaksi.
2. Posting Jurnal Penyesuaian
· Proses
Jurnal penyesuaian asli berasal dari kantor kontrolir dan setelah neraca saldo awal disiapkan.
Jurnal penyesuaian dibagi dalam lima kategori dasar, antara lain:
a. Akrual
Adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan transaksi-
transaksi yang telah terjadi, tetapi kasnya belum diterima atau dikeluarkan. Contohnya
meliputi pencatatan pendapatan bunga yang harus diterima dan upah yang belum dibayar.
b. Penangguhan
Adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan penerimaan kas
sebelum pekerjaan terkait transaksi dilaksanakan. Contohnya meliputi pengakuan pendapatan
diterima di muka sebagai kewajiban dan mencatat pembayaran tertentu ( misalnya, sewa,
bunga, dan asuransi ) sebagai asset yang dibayar di muka.
c. Estimasi
Adalah entri yang menunjukkan sebagian biaya yang diharapkan terjadi selama sejumlah
periode akuntansi. Contohnya meliputi depresiasi dan beban utang tak tertagih.
d. Revaluasi
Adalah entri yang dibuat untuk menggambarkan selisih antara nilai akrual dan nilai tercatat
dari suatu asset atau perubahan dalam prinsip akuntansi. Contohnya meliputi perubahan
dalam metode yang digunakan untuk menilai persediaan, mengurangi nilai persediaan yang
menggambarkan tingkat keusangan, atau catatan penyesuaian persediaan yang menunjukkan
hasil tercatat pada saat dilakukan perhitungan fisik persediaan.
e. Koreksi
15. Adalah entri yang dibuat untuk membalik pengaruh dari kesalahan yang ditemukan dalam
buku besar.
Informasi mengenai jurnal penyesuaian juga disimpan dalam file voucher jurnal. Setelah
seluruh jurnal penyesuaian di posting, kemudian dibuat neraca saldo penyesuaian. Neraca
saldo penyesuaian digunakan sebagai input terhadap langkah selanjutnya dalam siklus buku
besar dan pelaporan keuangan, persiapan penyusunan laporan keuangan.
· Ancaman dan Pengendalian
Entri jurnal penyesuaian yang tidak diotorisasi atau tidak akurat adalah ancaman yang perlu
diatasi karena dapat menghasilkan laporan keuangan yang keliru dan mengarah pada
keputusan yang buruk. Untuk mengurangi risiko input yang keliru, jenis pengendalian
integritas pemrosesan entri data yang sama yang dibahas sebelumnya untuk mencegah
ancaman entri jurnal yang keliru oleh bendahara yang diterapkan terhadap entri jurnal
penyesuaian yang dibuat oleh kontrolir. Pengendalian tambahan disediakan dengan membuat
sebuah file jurnal penyesuaian standar untuk jurnal penyesuaian jurnal yang berulang dibuat
pada setiap periode, seperti beban depresiasi. Sebuah file jurnal penyesuaian standar
meningkatkan ketepatan input dengan mengeliminasi kebutuhan untuk memasukkan jenis
entri jurnal yang sama secara berulang. File jurnal penyesuaian juga mengurangi risiko lupa
memasukkan sebuah jurnal penyesuaian yang berulang, sehingga memastikan kelengkapan
input.
Pengendalian akses yang kuat mengurangi risiko jurnal penyesuaian yang tidak diotorisasi.
Rekonsiliasi periodic dan jejak audit menyediakan sebuah sarana untuk mendeteksi jurnal
penyesuaian yang tidak diotorisasi dan tidak akurat.
3. Menyiapkan Laporan Keuangan
Dua perkembangan regulasi dan teknologi terbaru yang memengaruhi proses persiapan
laporan keuangan secara signifikan, antara lain:
a. Transisi dari GAAP ke IFRS
IFRS berbeda dari GAAP dalam beberapa cara yang memengaruhi desain system buku besar
dan pelaporan sebuah perusahaan. Salah satunya adalah pada aktiva tetap. Dalam GAAP,
sebagian besar aktiva tetap utama dicatat dan didepresiasikan dalam basis gabungan.
Sebaliknya, IFRS secara umum mewajibkan pengaturan dalam bentuk komponen aktiva
16. tetap, untuk mengakui fakta bahwa elemen yang berbeda mungkin memiliki umur ekonomis
yang berbeda. Perbedaan lainnya mencakup perhitungan biaya penelitian dan pengembangan.
Dibandingkan GAAP, IFRS memungkinkan kapitalisasi biaya pengembangan pada tahap
awal proses. Perbedaan ketiga adalah IFRS tidak mengizinkan penggunaan metode last in
first out (LIFO) untuk perhitungan persediaan. Akibatnya, perusahaan yang menggunakan
LIFO harus memodifikasi system akuntansi biayanya dan perhitungan yang digunakan untuk
menilai persediaan.
b. XBRL : Merevolusi Pelaporan XBRL
XBRL adalah singkatan dari eXtensible Business Reporting Language, yaitu suatu bahasa
pemrograman yang didesain secara khusus untuk memfasilitasi komunikasi informasi bisnis.
XBRL secara spesifik didesain bagi penggunaan dalam mengomunikasikan isi dari data
keuangan. Sebelum menggunakan XBRL, harus membuat laporan secara manual dalam
berbagai format bagi berbagai jenis pengguna meskipun laporan dikirim secara elektronik.
XBRL dapat menghemat waktu dan mengurangi kesempatan bagi kesalahan entri data.
Dengan XBRL meningkatkan proses pelaporan, mereka yang menyiapkan membuat kode dan
mengirimkannya secara elektronik dalam berbagai format ke para pengguna, yang dapat
secara langsung menganalisinya.
File XBRL yang mengandung data yang ditandai dan diantarkan ke para pengguna disebut
sebagai dokumen contoh. Dokumen contoh berisi mengenai akun-akun dalam laporan
keuangan tertentu, termasuk nilai dan informasi kontekstual seperti unit pengukuran dan
apakah nilai adalah untuk satu titik waktu tertentu dari suatu periode tertentu. Elemen adalah
sebuah komponen data tertentu dalam suatu dokumen contoh XBRL, seperti hal baris laporan
keuangan. Dokumen contoh dibuat dengan menerapkan sebuah taksonomi terhadap
serangkaian data. Sebuah taksonomi adalah serangkaian file yang menjelaskan berbagai
elemen-elemen dan hubungan diantaranya. Satu bagian taksonomi disebut skema, skema
adalah sebuah file XBRL yang menjelaskan setiap elemen yang muncul dalam sebuah
dokumen contoh spesifik. Berikut atribut dasar yang digunakan untuk menjelaskan setiap
elemen, antara lain:
· Perangkat lunak menggunakan indentifikasi nama yang unik
· Sebuah deskripsi yang digunakan untuk menginterpretasikan elemen dengan benar
· Jenis data elemen
17. · Jenis saldo normal elemen
· Jenis periode elemen
Linkbase adalah sebuah file XBRL atau lebih yang menjelaskan hubungan antar elemen yang
muncul dalam sebuah dokumen contoh tertentu. Linkbase antara lain,
· Linkbase Reference, mengidentifikasi keputusan otoritatif yang relevan
· Linkbase Calculation, menjelaskan cara mengombinasikan elemen-elemen.
· Linkbase Definition, menunjukkan hubungan hierarkis antar elemen
· Linkbase Presentation, menjelaskan cara mengelompokkan elemen
· Linkbase Label, mengasosiasikan label-label yang termasuk kelompok human readable
dengan elemen.
Informasi dalam sebuah taksonomi XBRL digunakan untuk menandai data dan membuat
sebuah dokumen contoh, taksonomi yang baik biasanya digunakan untuk membuat satu set
dokumen contoh terpisah, satu untuk tiap tahun pelaporan.
Berikut gambar aktivitas dalam sistem buku besar dan pelaporan :
Contoh yang diterapkan di perusahaan :
18. 2. Identifikasi major threat dalam aktivitas pelaporan dan mengevaluasi kecukupan
pengendalian internal.
Pada bagian ini akan dianalisis apakah perusahaan perlu mewaspadai
adanya penyimpangan dan bahaya yang terjadi pada proses pemuthakiran buku besar dan
pelaporan atau tidak. Penyimpangan atau bahaya ini dapat terjadi secara umum, misalkan
karena perusahaan tidak memiliki data induk kode akun yang akurat dan dijaga dengan baik,
sehingga rentan mengalami error dan kesalahan, atau karena data induk disabotase oleh
pengguna yang tidak berwenang. Berikut ini adalah beberapa ancaman dan pengendalian
dalam buku besar dan pelaporan.
Tabel Ancaman dan Pengendalian dalam Sistem Buku Besar dan Pelaporan
19. Berikut ini beberapa penjelasan dari beberapa ancaman serta pengendalian dalam sistem buku
besar dan pelaporan.
a. Kesalahan dalam Memutakhirkan Buku Besar
Kesalahan yang dibuat sewaktu memperbarui buku besar dapat mengarah pada pembuatan
keputusan yang tidak benar berdasarkan informasi salah yang terdapat dalam laporan kinerja
keuangan.
Prosedur pengendalian untuk menangani ancaman ini terbagi dalam tiga
kategori:
- Pengendalian edit input dan pemrosesan
- Laporan rekonsiliasi dan pengendalian
- Pemeliharaan jejak audit yang mencukupi;
20. Pengendalian 1 :
Edit Input dan Pemrosesan
Ada dua sumber ayat jurnal untuk memperbarui buku besar:
- Ayat jurnal ringkasan dari siklus SIA
- Ayat jurnal yang secara langsung dibuat oleh bendahara atau kontroler.
Contoh:
Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian keuangan adalah jurnal
asli yang baru saja dibuat. Konsekuensinya, diperlukan jenis-jenis pengawasan input edit dan
pemrosesan berikut untuk menjamin bahwa transaksi tersebut akurat dan lengkap:
1. Cek validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku besar tersedia untuk
setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua jurnal.
2. Cek bentuk data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field dalam sebuah jurnal
berisi data numeric.
3. Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan totalkredit dalam
sebuah jurnal.
4. Uji kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua data yang relevan telah
dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal dapat diidentifikasi sehingga informasi ini
memiliki daya telusur audit.
5. Uji pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan nomor rekening dengan
nama rekening, guna menjamin kebenaran rekening buku
besar yang menerima posting. Untuk sistem entry data on-line, prosedur ini
disebut closed-loop verivication.
6. Penetapan file standar jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang sering terjadi pada akhir
periode, seperti biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki tanpa memulang pemasukan data.
Kemungkinan lupa membuat jurnal penyesuaian jenis ini juga dapat dikurangi, sehingga
menjamin kelengkapan input.
7. Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat setelah dilakukan
pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya tepat.
21. 8. Perhitungan total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan
kelompok voucher jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening buku besar, atas dasar
saldo awal, total debit dan total kredit yang dimasukkan ke dalam rekening yang
bersangkutan, dan kemudian membandingkannya dengan saldo rekening buku besar. Jika
terjadi antara perbedaan keduanya, harus segera dilakukan investigasi.
Laporan rekonsiliasi dan pengendalian dapat mendeteksi apabila kesalahan dibuat selama
proses pembaruan buku besar. Misalnya, pembuatan neraca saldo membandingkan saldo
rekening pengendali buku besar dengan saldo total buku pembantu yang terkait.
Jejak audit adalah memperlihatkan jejak sebuah transaksi di sepanjang sistem akuntansi.
Jejak audit khusunya memfasilitasi untuk menelusuri transaksi apa pun dari dokumen sumber
aslinya hingga ke buku besar, dan ke laporan apapun atau dokumen lainnya yang
menggunakan data itu.
Dalam system berbasis komputer, penggunaan rekening kliring dan rekening suspense
(rekening penyeimbang) menjamin bahwa rekening buku besar selalu seimbang. Pada akhir
periode semua rekening khusus tersebut harus bersaldo nol, berarti terjadi kesalahan selama
proses pemutakhiran buku besar.
Laporan kontrol dapat membantu mengidentifikasi sumber kesalahan yang terjadi dalam
proses pemutakhiran buku besar. Daftar voucher jurnal urut nomor rekening memudahkan
mengidentifikasi penyebab kesalahan yang berpengaruh terhadap sebuah rekening buku
besar. Daftar voucher jurnal ini juga dapat menunjukan ketiadaan beberapa posting.
Akhirnya, daftar jurnal umum
menunjukkan rincian (nomor rekening, kode referensi sumber, nama rekening, angka yang
didebit atau kredit) untuk setiap jurnal yang diposting ke buku besar. Laporan ini
menunjukkan apakah otal debit dan total kredit yang dipostingkan ke buku besar sama
angkanya.
b. Akses Tanpa otorisasi ke Buku Besar
Beberapa pengendalian terhadap ancaman ini adalah : ID dan pasword pemakai Hanya
membaca akses ke buku besar Sistem tersebut harus memeriksa keberadaan kodeotorisasi
yang valid untuk setiap catatan voucher jurnal sebelum memasukkan transaksi tersebut ke
buku besar.
22. c. Kehilangan atau Kerusakan Data Buku Besar
Menyediakan cadangan dan prosedur pemulihan dari bencana yang memadai untuk
melindungi aset ini. Pengendalian cadangan mencakup hal-hal berikut ini: Penggunaan label
file internal dan eksternal dan melakukan pembuatan cadangan buku besar secara rutin.
Daftar Pustaka:
Modul Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, MCA
https://medium.com/@khristdamay/siklus-proses-bisnis-mendukung-buku-besar-general-ledger-dan-siklus-pelaporan-serta-
aba8ac47c50a