13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF
Buku besar (general ledger) dan siklus pelaporan. Mengidentifikasi major threat dalam aktivitas pelaporan dan mengevaluasi kecukupan pengendalian internal. Memahami dampak pengembangan TI seperti XBRL dan perubahan requirement dalam pelaporan kepihak eksternal terhadap desain buku besar dan sistem pelaporan.
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
SISTEM INFORMASI PENDUKUNG BISNIS
1. SISTEM INFROMASI & PENGENDALIAN INTERNAL (SI - PI)
TENTANG
SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG
Dosen:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Dibuat oleh :
Yohana Premavari (55516120056)
MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
2. XBRL
XBRL adalah kependekan dari eXtensible Business Reporting Language. XBRL
merupakan bahasa baku pelaporan bisnis berbasis XML yang dikembangkan untuk
memfasilitasi komunikasi data bisnis dan data keuangan secara elektronis. XML
sendiri, singkatan dari eXtensible Markup Language, adalah bahasa penanda (markup
language) yang telah menjadi standar universal penyajian informasi terstruktur.
XBRL bisa dikatakan versi XML yang khusus dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pelaporan keuangan dan bisnis.
XBRL menjadi cara baru perusahaan dan organisasi lainnya dalam mentransmisi dan
menggunakan data bisnis. Sekadar menyebut satu contoh, perusahaan-perusahaan
terbuka di Amerika Serikat telah mengirimkan laporan-laporannya kepada otoritas
bursa di sana (SEC) dalam format XBRL. Phillips, Bahmanziari, dan Colvard
menambahkan, usaha menengah dan kecil serta profesi akuntansi tidak bisa
menghindar dari tren XBRL
XBRL International (XII) adalah organisasi konsorsium yang bersifat nirlaba,
mencakup lebih dari 600 perusahaan dan badan lainnya. XII inilah yang
mengembangkan XBRL serta mendorong adopsi XBRL secara global. Meskipun
demikian, XBRL merupakan open standard technology. Setiap perusahaan atau
penyedia perangkat lunak bisa menggunakan XBRL secara gratis.
Wada (2013) menjelaskan, pada awalnya XBRL memang dikembangkan sebagai
teknologi untuk pelaporan keuangan atau pelaporan bisnis. Akan tetapi, penerapan
XBRL terus diperluas sehingga mencakup juga informasi non-keuangan yang bersifat
kualitatif. Contoh penerapan XBRL untuk pelaporan non-keuangan adalah
penggunaan XBRL dalam penyampaian laporan tanggung jawab sosial perusahaan,
inisiatif IIRC (International Integrated Reporting Council), dan GRI (Global
Reporting Initiative) di wilayah Asia.
Wujud konkretnya, XBRL itu seperti apa?
Salah satu artikel dari XII (diakses tanggal 2 Januari 2014) memberikan
contoh script XBRL. XBRL terdiri dari tag-tag pengidentifikasi (identifying tags).
Tag-tag pengidentifikasi itu diterapkan terhadap item-item data tertentu, sehingga
dapat diproses secara efisien oleh perangkat lunak komputer. Contoh item data
dimaksud adalah beban penyusutan atau laba bersih.
Tag pengidentifikasi juga bisa menyajikan informasi yang lebih kompleks, misalnya
angka dalam satuan moneter, angka persentase, dan angka pecahan. Lebih lanjut,
XBRL juga memungkinkan pemberian label/nama suatu item data dalam bahasa apa
pun, penggunaan kerangka acuan akuntansi yang berbeda-beda, serta penyediaan
informasi lain terkait perusahaan anak.
3. Kita sebagai manusia akan mendapati tag-tag di atas terbaca sebagai berikut:
CURRENT ASSETS
Assets Held for Sale 100,000
Construction in Progress, Current 100,000
Inventories 100,000
Other Financial Assets, Current 100,000
Hedging Instruments, Current (Asset) 100,000
Current Tax Receivables 100,000
Trade and Other Receivables, Net, Current 100,000
Prepayments, Current 100,000
Cash and Cash Equivalents 100,000
Other Assets, Current 100,000
Current Assets Total 1,000,000
XBRL mampu menunjukkan keterkaitan item-item data satu sama lain. Dengan
demikian, XBRL mampu menunjukkan bagaimana penghitungan yang mendasari
suatu item data. XBRL juga mampu mengelompokkan item-item data menurut
organisasi atau menurut tujuan pelaporan tertentu. Dan yang terpenting, XBRL dapat
dengan mudah diperluas (extensible), sehingga perusahaan dan organisasi lainnya
bisa mengadaptasi XBRL untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus.
Informasi dikonversi menjadi XBRL melalui proses pemetaan atau dibuat dalam
format XBRL dengan perangkat lunak. Selanjutnya, informasi itu dapat ditelusuri,
dipertukarkan, dan dianalisis dengan bantuan komputer atau dipublikasikan secara
rutin.
XBRL menggunakan semacam kamus (dictionaries) yang berisi elemen-elemen
XBRL dan dikenal dengan Taksonomi XBRL (XBRL Taxonomies). Taksonomi
XBRL merupakan skema pengelompokan yang menetapkan tag-tag tertentu untuk
masing-masing item data. Sebagai contoh, dalam laporan keuangan berbasis IFRS tag
XBRL OtherReservesmerepresentasikan pos Other Reserves.
Masing-masing negara memiliki aturan akuntansi yang berbeda-beda. Akibatnya,
masing-masing negara akan memerlukan taksonomi pelaporan keuangan sendiri-
sendiri. Berbagai organisasi, termasuk regulator, asosiasi industri, atau perusahaan
induk, bisa juga memerlukan taksonomi XBRL khusus untuk memenuhi kebutuhan
pelaporan bisnis mereka sendiri. Taksonomi khusus juga telah dirancang untuk
memfasilitasi penggabungan data serta pelaporan internal di dalam organisasi.
Taksonomi khusus dimaksud adalah GL Taxonomy.
4. Bagaimanakah cara kerja XBRL?
KPMG (2013) menjelaskan, sistem pelaporan XBRL melibatkan dua pihak utama,
yaitu pengirim dan penerima informasi.
Otoritas pengawas atau regulator seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), atau Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah lembaga-lembaga di
Indonesia yang bisa berperan sebagai penerima informasi. Pengirim informasi adalah
perusahaan atau organisasi lainnya yang diwajibkan untuk menyampaikan laporan
kepada otoritas pengawas atau regulator. Contoh pihak pengirim informasi adalah
emiten bursa dan bank-bank yang berada di bawah regulasi BI.
Dalam implementasinya, peran pihak penerima informasi adalah menetapkan
informasi standar dalam bentuk taksonomi XBRL. Pihak penerima informasi juga
memroses informasi dalam format XBRL yang diterimanya. Di sisi lain, pihak
pengirim informasi berperan menyampaikan data laporan dalam bentuk dokumen
XBRL (XBRL instance document) berdasarkan taksonomi yang telah ditetapkan.
Gambar berikut dikutip dari KPMG (2013).
Dalam pembuatan dokumen XBRL, perangkat lunak membubuhkan tag-tag XBRL ke
item-item data perusahaan berdasarkan taksonomi yang telah ditetapkan.
5. Taksonomi standar (standard taxonomy) mendefinisikan konsep data yang
dilaporkan serta mendefinisikan terminologi yang digunakan dalam laporan.
Dibandingkan dengan laporan yang dibuat dengan kertas, taksonomi standar identik
dengan formulir kosong yang akan diisi dengan data. Taksonomi standar juga
mendefinisikan atribut-atribut konsep data melalui berbagai komponen (linkbases).
Taksonomi perluasan (extension taxonomy) hampir sama dengan taksonomi standar,
mencakup konsep-konsep laporan yang diperluas sesuai dengan informasi spesifik
yang dilaporkan oleh perusahaan tertentu. Regulator bisa juga menggunakan
taksonomi perluasan, jika regulator itu membutuhkan informasi tambahan lebih rinci
yang belum tercakup dalam taksonomi umum yang tersedia.
Data perusahaan adalah isi atau kandungan informasi yang akan dilaporkan dalam
format XBRL.
Proses pembubuhan tag (tagging process) adalah pemetaan data dengan
mengidentifikasi dan mencocokkan data perusahaan dengan konsep-konsep dalam
taksonomi untuk menghasilkan doKumen XBRL.
Dokumen adalah data laporan yang telah diubah menjadi format XBRL. Selain berisi
data, dokumen XBRL juga memuat informasi mengenai identitas entitas pelapor,
periode laporan, satuan pengukuran, serta tingkat presisi yang digunakan. Penyusun
laporan tidak perlu menetapkan format laporan, karena taksonomi telah menetapkan
format laporan. Dibandingkan dengan laporan yang dibuat dengan kertas, dokumen
XBRL identik dengan data yang telah diisikan ke dalam formulir.
6. Secara lebih spesifik, KPMG (2013) mengidentifikasi tiga jensi perangkat lunak yang
digunakan dalam proses pelaporan berbasis XBRL:
Aplikasi pemetaan XBRL, berfungsi melaksanakan proses pembubuhan tag
dalam pembuatan dokumen XBRL.
Alat validasi XBRL, berfungsi menerima dan memvalidasi dokumen
XBRLyang dikirimkan oleh pihak pengirim.
Aplikasi business intelligence, berfungsi melaksanakan analisis data dan
menghasilkan laporan.
Wujud konkretnya, seperti apakah taksonomi dan dokumen XBRL?
Untuk mendapatkan gambaran dunia nyata penerapan XBRL, Hoffman dan Watson
(2010) menunjukkan salah satu perangkat lunak berbasis Web yang bisa digunakan
untuk melihat taksonomi XBRL, yaitu Yeti Explorer
(http://bigfoot.corefiling.com/yeti/resources/yeti-gwt/Yeti.jsp), yang disediakan
oleh CoreFiling.
7. Gambar di atas menyajikan kotak dialog Open Taxonomy, yang berisi daftar
taksonomi publik yang ada dalam pustaka taksonomi CoreFiling. Sebagai contoh, kita
akan melihat taksonomi IFRS (2013). Dari kotak dialog Open Taxonomy,
klik IFRS (2013), klik Full, dan selanjutnya klik tombol Open.
Yeti Explorer akan menampilkan taksonomi XBRL untuk IFRS (2013) dalam satu
halaman Web yang terdiri dari tiga bagian. Bagian kiri berisi daftar elemen-elemen
laporan keuangan berbasis IFRS. Untuk melihat salah satu elemen, kita hanya perlu
mengklik tanda plus (+) yang terletak di depan labelnya. Sebagai contoh, laporan
posisi keuangan (neraca) dibagi menjadi dua klasifikasi: lancar/tidak lancar dan
urutan likuiditas.
Bagian kanan terdiri dari tiga tab (Details, Relationships, dan Tree Locations)
untuk masing-masing elemen. Gambar berikut menyajikan atribut rinci dari
aset Cash and cash equivalents.
Bagian bawah adalah alat pencarian label, elemen, atau atribut tertentu. Sebagai
contoh, ketika kita memasukkan kata instruments dan mengklik tombol Search, Yeti
8. Explorer menampilkan hasil pencarian dengan rincian berupa Local name, Element
label, danMatched value.
Setelah kita melihat taksonomi, di manakah dokumen XBRL? Kita bisa menemukan
laporan keuangan berformat XBRL dari halaman EDGAR | Company Filings di
situs resmi SEC. Sebagai contoh, kita mencoba menulis microsoft, lalu mengklik
tombol Search.
Kita menemukan dua hasil pencarian. Pilih MICROSOFT CORP dengan mengklik
CIK#:0000789019. Halaman hasil pencarian untuk MICROSOFT CORP berisi
daftar laporan yang dikirimkan oleh perusahaan tersebut kepada SEC. Gulung
halaman ke bawah hingga menemukan dokumen dengan data interaktif. Klik pada
tombol berlabel Interactive Data paling atas yang tampak sebagai berikut.
Kita akan menemukan menu navigasi dokumen XBRL yang ditampilkan oleh
browser sebagai berikut
9. Contoh laporan keuangan menggunakan XBRL
Bagaimanakah XBRL di Indonesia?
Data keanggotaan XII (diakses tanggal 19 Januari 2014) memuat Bank Indonesia
(BI) sebagai anggota langsung (direct member) XII. XII memang menawarkan dua
opsi keanggotaan: Direct Membership dan Jurisdictions Membership. Bank Indonesia
sejauh ini bisa dikatakan menjadi satu-satunya lembaga dari Indonesia yang
berpartisipasi dalam pengembangan standar global pelaporan bisnis secara elektronis
yang dipelopori XII.
BI (2013) menyatakan, XBRL pada awalnya diterapkan dalam penyampaian Laporan
Bulanan Bank Umum Syariah (LBUS), Implementasi XBRL di BI dikatakan sebagai
bagian dari penyiapan infrastruktur dalam rangka pengalihan fungsi regulasi dan
pengawasan bank syariah dari BI ke OJK.
10. Wada (2013) dalam paparannya mengenai XBRL di Asia dan Oceania menyinggung
implementasi XBRL di Indonesia. Wada (2013) menyatakan bahwa proyek XBRL
Bank Indonesia dilatarbelakangi oleh timbulnya tuntutan informasi baru bagi
perbankan syariah dalam rangka mengakomodasi standar akuntansi keuangan
syariah, mematuhi ketentuan regulasi, mengakomodasi munculnya produk-produk
baru perbankan syariah, serta memenuhi kebutuhan statistik moneter dan statistik
sistem pembayaran.
Wada (2013) juga menjelaskan bahwa proyek XBRL BI dimaksudkan untuk
mempersiapkan transisi pengawasan keuangan dari BI ke OJK pada tahun 2014.
Proyek XBRL BI merupakan bagian dari upaya pengembangan sistem pelaporan
keuangan yang akan mengakomodasi kebutuhan informasi BI dan OJK, misalnya
yang berupa Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan (LSMK).
Manfaat dan Penggunaan XBRL pada Dunia Bisnis
1. Secara umum, manfaat XBRL adalah :
a. Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan secara elektronik karena
mengimplementasikan :
Format yang sudah terstandar, sehingga menghasilkan informasi dan
data yang 'comparable' dan mudah untuk dianalisis
Validasi secara otomatis, sehingga meminimkan kesalahan input
b. Memudahkan dilakukannya publikasi laporan (termasuk laporan keuangan)
karena XBRLdapat diolah kembali menjadi format yang diinginkan : PDF,
HTML, Excel, TXT, dll
c. Meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor
internasional, karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi.
Investor luar negeri dimungkinkan melakukan analisis mereka secara mandiri
serta melakukan perbandingan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri
d. Mempercepat pengambilan keputusan bisnis bagi investor
2. Manfaat dan kegunaan khususnya adalah sebagai berikut:
Semua jenis organisasi dapat menggunakan XBRL untuk menghemat biaya dan
meningkatkan efisiensi dalam menangani bisnis dan informasi keuangan. Karena
XBRL dapat diperluas dan fleksibel, dapat disesuaikan dengan berbagai
kebutuhan yang berbeda. Semua peserta dalam rantai pasokan informasi
keuangan dapat manfaat, apakah mereka pembuat, pemancar atau pengguna data
bisnis.
a. Pengumpulan Data dan Pelaporan
11. Dengan menggunakan XBRL, perusahaan dan produsen lain dari data
keuangan dan laporan bisnis dapat mengotomatisasi proses pengumpulan
data. Sebagai contoh, data dari divisi perusahaan yang berbeda dengan sistem
akuntansi yang berbeda dapat dirakit secara cepat, murah dan efisien jika
sumber informasi telah diperbarui untuk menggunakan XBRL. Setelah data
dikumpulkan dalam XBRL, berbagai jenis laporan yang menggunakan
berbagai himpunan bagian dari data dapat diproduksi dengan usaha minimal.
Sebuah divisi keuangan perusahaan, misalnya, bisa cepat dan terpercaya
menghasilkan laporan manajemen internal, laporan keuangan untuk publikasi,
pajak dan pengajuan perundang-undangan lainnya, serta laporan kredit untuk
pemberi pinjaman. Tidak hanya dapat menangani data dengan otomatis,
menghapus proses yang memakan waktu, proses yang rawan kesalahan, tetapi
data dapat diperiksa oleh perangkat lunak untuk lebih akurat.
Usaha kecil dapat manfaat bersama yang besar dengan standarisasi dan
menyederhanakan perakitan dan pengajuan informasi kepada pihak yang
berwenang.
b. Konsumsi Data dan Analisis
Pengguna data yang diterima secara elektronik dalam XBRL dapat
mengotomatisasi penanganannya, memangkas pemeriksaan yang memakan
waktu dan mahal, serta pemasukan ulang manual informasi . Software ini juga
bisa langsung memvalidasi data, menyoroti kesalahan dan kesenjangan yang
segera dapat diatasi. Hal ini juga dapat membantu dalam menganalisis,
memilih, dan pengolahan data untuk digunakan kembali.usaha manusia dapat
beralih ke yang lebih tinggi, lebih banyak aspek nilai tambah analisis, review,
pelaporan dan pengambilan keputusan. Dengan cara ini, analis investasi dapat
menghemat usaha, sangat menyederhanakan pemilihan dan perbandingan
data, dan memperdalam analisis perusahaan mereka. Lender dapat menghemat
biaya dan mempercepat hubungan mereka dengan debitur. Regulator dan
departemen pemerintah dapat merakit, memvalidasi dan memeriksa data jauh
lebih efisien dan berguna daripada mereka sampai sekarang mampu
melakukannya.
3. Melalui penggunaan XBRL dalam perusahaan, akuntan akan mampu:
Mendapatkan data lebih cepat dan dapat diandalkan tentang kinerja keuangan
perusahaan.
Sangat mengurangi usaha dan biaya dalam mengumpulkan dan menganalisa
data
Menyederhanakan dan tugas otomatis
Fokus pada analisis usaha dan pekerjaan yang menambah nilai
12. Membuat lebih baik menggunakan perangkat lunak untuk meningkatkan
efisiensi dankecepatan
Secara ringkas, XBRL dapat mempercepat, mengurangi usaha dan meningkatkan
kehandalan dalam tugas-tugas akuntansi dan audit. Komunitas akuntansi dapat
memainkan peran penting dalam menjelaskan dan mendorong penerapan XBRL.
Perusahaan akuntansi utama adalah anggota penting dari KonsorsiumXBRL.
Keunggulan XBRL
Keunggulan XBRL adalah data dan informasi tersebut mudah dimegerti, diolah,
diintegrasikan, dan dianalisis oleh siapa saja, dengan aplikasi manapun asalkan
XBRL-enabled. Saat ini hampir seluruh software developer terkemuka sudah
memuatkan XML, dasar dari XBRL, dalam sistem dan aplikasi yang
dikembangkannya (Microsoft, Sun, Oracle, HP, Linux, dll). Bahkan XBRL juga
dapat diolah melalui aplikasi yang dikembangkan dengan teknologi berbasis open
source.
XBRL bukan merupakan standar akuntansi baru dan tidak memerlukan perubahan
terhadap standar akuntansi yang sudah ada. XBRL hanya akan menambahkan suatu
deskripsi (tagging) yang terstandar sehingga suatu data akan lebih konsisten untuk
diper-bandingkan dan dianalisis lebih lanjut. Hal ini tentunya akan sangat bermanfaat
bagi investor global yang ingin memperbandingkan kinerja keuangan suatu
perusahaan dengan perusahaan lain yang berada di luar negeri.
Mendasarkan pada keunggulan tersebut maka saat ini jumlah organisasi yang
mengimplementasikan XBRL semakin meningkat. Beberapa negara yang mulai
mengimplementasikan XBRL adalah Amerika Serikat, Austalia, Canada, Jerman,
Irlandia, Inggris, Jepang, Nederland, New Zealand, Spanyol, dan Negara-negara Uni
Eropa. Sedangkan beberapa negara Asia yang saat ini tengah mengkaji
implementasinya adalah Hong Kong, Singapura, dan China. Di masing-masing
negara tersebut, organisasi yang ikut serta dalam implementasi dan pengembangan
XBRL mencakup lembaga pemerintah (regulator, departemen), Bursa Efek, penyedia
jasa keuangan (perbankan, asuransi, multifinance), kantor akuntan publik, penyedia
jasa informasi, pengembang aplikasi, dan lain-lain.
Implementasi XBRL di suatu negara memerlukan kerjasama antar-lembaga terkait.
Hal ini dikarenakan XBRL bukan hanya memerlukan dukungan teknologi (TI), tapi
lebih dari itu adalah kesiapan standarisasi (taxonomy) dan regulasi yang mengatur
pengimplementasiannya.
13. 1. Seperti apakah Buku besar (general ledger) dan siklus pelaporan pada pada
perusahaan saudara atau yang saudara ketahui dan banyak digunakan di
perusahaan
Siklus buku besar dan pelaporan terdiri atas kegiatan pengolahan data yang berkaitan
dengan proses pemutakhiran (updating) rekening-rekening buku besar dan pembuatan
laporan yang merupakan ikhtisar hasil operasi perusahaan.
Definisi Buku Besar (General ledger)
Romney & Steinbard (2006), General ledger berisi tentang rangkuman data mengenai
setiap asset, kewajiban, ekuitas, penjualan, dan biaya-biaya sebuah organisasi.
Kegiatan proses informasi meliputi updating general ledger dan persiapan laporan
yang merangkum hasil aktivitas organisasi. Dokumen-dokumen transaksi yang sudah
dicatat sebelumnya, baik dalam jurnal umum maupun jurnal khusus kemudian
dipindahkan ke dalam buku besar (General ledger) sesuai dengan kelompok rekening
dan nomor perkiraannya. Pada dasarnya fungsi buku besar adalah untuk mengetahui
total saldo pada masing-masing rekening yang nantinya akan dipindahkan ke neraca
saldo secara satu per satu tiap-tiap rekening
Fungsi Buku Besar (General ledger)
Fungsi general ledger (Wilkinson, 2000, p.380) ialah :
1) Untuk mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat
2) Untuk memposting transaksi – transaksi tersebut pada akun yang sesuai
3) Untuk menjaga keseimbangan debit dan kredit pada akun – akun tersebut
4) Mengkomodasi pencataan jurnal penyesuaian
5) Membuat laporan keuangan yang handal dan tepat waktu pada setiap periode
akuntansi
Tujuan Buku Besar (General ledger)
Tujuan General ledger yang dikemukakan oleh Wilkinson (2000), diantaranya :
(1) Mencatat transaksi akuntansi secara akurat dan tepat waktu.
(2) Memposting transaksi ke akun yang sesuai.
(3) Menjaga keseimbangan debet dan kredit untuk masing-masing akun.
14. (4) Mengakomodasikan jurnal penyesuaian, serta
(5) Menyediakan laporan keuangan yang handal dan tepat waktu dalam setiap
periode akuntansi.
Aktivitas Buku Besar (General ledger)
Aktivitas yang ada pada general ledger (Romney dan Steinbart, 2006, p.525-528)
adalah sebagai berikut :
1. Update General ledger
Update general ledger terorganisir dari 2 (dua) sumber, yaitu :
a. Accounting subsystem, secara teori general ledger bisa diperbaharui untuk tiap-tiap
transaksi individual, namun pada prakteknya, variasi subsistem akuntansi bisa
memperbahuri general ledger dengan rangkuman jurnal, yang menampilkan hasil dari
semua transaksi yang terjadi selama periode tertentu.
b. Treasurer, bagian treasurer menghasilkan catatan jurnal individual untuk
memperbaharui General ledger bagi transaksi tidak rutin seperti penjualan
atau pembelian surat berharga penanaman modal.
2. Memposting jurnal penyesuaian atau post adjusting entries
Adjusting entries berasal dari pengendali (controller) setelah trial balance disisipkan.
Trial balance adalah laporan yang berisi keseimbangan untuk semua akun general
ledger. Terdapat 5 (lima) kategori dasar adjusting entries, yaitu :
a. Accruals, mewakili catatan-catatan yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
menggambarkan transaksi yang telah terjadi namun kas belum diterima atau belum
dibayar. Contohnya pencatatan pendapatan sewa.
b. Defferals, mewakili catatan-catatan yang dibuat pada akhir periode akuntansi
untuk menggambarkan pertukaran dari kas yang dibayar dimuka untuk pelaksanaan
dari kejadian yang berhubungan.
c. Estimates, mewakili catatan-catatan untuk menggambarkan bagian dari
pengeluaran yang terjadi diluar periode akuntansi. Contohnya penyusutan dan biaya
piutang tak tertagih.
d. Revalutions, mewakili catatan-catatan yang dibuat untuk menggambarkan
perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai yang tercatat dari suatu asset atau
15. perubahan prinsip akuntansi. Contohnya perubahan metode yang digunakan untuk
menilai persediaan.
e. Corrections, mewakili catatan-catatan yang dibuat untuk mengatasi pengaruh-
pengaruh dari kesalahan yang ditemukan dalam general ledger. Contohnya
rekonsiliasi.
3. Menyiapkan laporan keuangan atau Prepare finalcial statements
Persiapan laporan keuangan dimulai pertama kali dengan income statement yang
datanya diambil dari penjualan nilai biaya pada adjusted trial balance, kemudian
dilanjutkan dengan balance sheet. Kegiatan ini memerlukan closing entries dengan
nilai penjualan dan biaya sama dengan 0 (nol), kemudian dilakukan transfer net
invoice atau loss ke retained earnings.
4. Menghasilkan laporan manajerial
Menghasilkan laporan menejerial merupakan final dalam general ledger and
reporting system. Laporan ini akan digunakan untuk memverifikasi akurasi
proses posting. Tahap akhir dari siklus buku besar dan pelaporan adalah
pembuatan berbagai macam laporan manajemen. Pada dasarnya laporan
manajemen dibagi menjadi dua, yaitu : (1) lapotan kontrol buku besar dan (2)
anggaran. Laporan kontrol buku besar antara lain berupa daftar jurnal
voucher yang diurutkan atas dasar nomor urut, nomor(kode) rekening,
tanggal dan daftar saldo rekening. Laporan ini digunakan untuk mengecek
ketelitian proses posting. Laporan anggaran digunakan untuk keperluan
perencanaan dan penilaian kinerja. Anggran perasional berisi anggran
pengeluaran dan pendapatanuntuk setiap unit dalam organisasi. Anggaran
pengeluaran modal menunjukan rencana arus masuk dan arus keluar kas
untuk setiap proyek. Anggaran arus kas membandingkan estimasoi arus kas
dengan rencananya dan digunakan untuk menentukan kebutuhan kas.
Sumber Input General Ledger
Dalam bukunya Accounting Information System (Wilkinson, 2000, p.384-385),
mengemukakan bahwa sumber input general ledger berasal dari berbagai sistem
pemrosesan transaksi pada satu perusahaan yang diklasifikasikan sebagai transaksi
16. rutin, non rutin, penyesuaian, pembalik, dan penutup. Tipe ini dapat dipecah lagi
menjadi :
a. Transaksi rutin eksternal (Routine external transaction), timbul selama periode
akuntansi dari pertukaran dengan pihak independen yang berada dalam lingkungan
sekitar.
b. Transaksi rutin internal (Routine internal transaction), terjadi karena ada transaksi
internal yang timbul selama periode akuntansi.
c. Transaksi non rutin (Nonroutine transaction), biasanya jarang terjadi dan berasal
dari luar perusahaan dari aktivitas yang tidak rutin.
d. Penyesuaian (Adjusting entries), terjadi pada akhir periode akuntansi (walaupun
beberapa timbul selama periode dan tidak berulang).
e. Pembalik (Reserving entries), jurnal pada awal periode akuntansi untuk membalik
jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir periode akuntansi sebelumnya.
f. Penutup (Closing entries), memindahkan jumlah yang ada pada akun sementara ke
dalam akun modal pemilik yang sesuai, sehingga akun sementara menjadi nol.
Dibawah ini contoh buku besar
17.
18. 2. Identifikasi major threat dalam aktivitas pelaporan dan mengevaluasi
kecukupan pengendalian internal.
Ancaman dan Pengendalian dalam Sistem Informasi Buku Besar (General
ledger)
Menurut Romney & Steinbard (2006), terdapat beberapa ancaman yang potensial
dalam sistem informasi general ledger, yang secara garis besar dapat diterjemahkan
sebagai berikut :
1. Kesalahan (error) dalam mengupdate general ledger dan pembuatan laporan
keuangan. Kesalahan yang terjadi ketika mengupdate general ledger dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan yang tidak tepat karena menyajikan
informasi yang keliru dalam laporan keuangan. Prosedur pengendalian yang dapat
diterapkan untuk ancaman ini adalah dengan input edit and processing controls,
reconciliations and control reports dan audit trail.
Pemeriksaan validitas
Pemeriksaan Field (Format)
Pemeriksaan saldo nol
Uji kelengkapan
Verifikasi closed-loop
Membuat file ayat jurnal penyesuaian standar untuk ayat jurnal
penyesuaian yang berulang untuk setiap periode, seperti biaya
depresiasi
Pemeriksaan tanda dari saldo akun buku besar, saat pembaruan selesai,
untuk memverifikasi saldonya telah benar (debit atau kredit
Menghitung total run-to-run untuk memverifikasi akurasi pemprosesan
batch voucher jurnal
2. Kehilangan, akses tidak berwenang, atau pengubahan terhadap data keuangan.
General ledger merupakan komponen kunci dalam sistem informasi akuntansi
perusahaan. Akses yang dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang dapat
menyebabkan kerahasiaan data perusahaan terbongkar yang mungkin akan
dimanfaatkan oleh kompetitor yang ada. Pengendalian yang dapat diterapkan
untuk mencegah terjadinya akses oleh pihak yang tidak berwenang dapat
dilakukan dengan cara penggunaan username dan password.
Akses tanpa otorisasi ke buku besar dapat mengakibatkan kebocoran data rahasia
ke pesaing atau kerusakan buku besar. Oleh karenanya perlu memiliki
pengendalian yang memadai agar dapat mencegah akses tanpa otorisasi ke buku
besar
ID dan pasword pemakai harus digunakan untuk mengendalikan akses
ke buku besar dan pemisahan tugas yang benar
19. Pengendalian atas pembuatan catatan voucher jurnal karena
mengotorisasi perubahan saldo akun buku besar
3. Poor Performance. Perusahaan mesti menyediakan informasi kepada banyak
pihak ekternal, termasuk pemerintah, investor, dan creditor. Perusahaan juga
membuat laporan pengendalian untuk digunakan dalam pengelolaan operasi.
Merancang ulang proses bisnis memberikan kesempatan tambahan untuk
memperbaiki efisiensi dan efektivitas.
Buku besar merupakan komponen kunci dari sistem informasi akuntansi
organisasi.pengendalian cadangan mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Pengunaan label file internal dan eksternal untuk melindungi buku besar
yang terakhir dari kerusakan tanpa disengaja.
b. Pembuatan cadangan buku besar secara rutin paling tidak dua salinan
cadangan buku besar harus ada.satu salinan disimpan dilokasi perusahaan
satunya disimpan diluar perusahaan.
20. Referensi
Warsidi, 2014, Sistem pelaporan keuangan berbasis XBRL :
http://www.warsidi.com/2014/01/mengawali-tahun-dengan-xbrl.html, diakses tanggal
1 Juni 2017 pukul 22.30.
Venny, dkk, 2011, Implementasi XBRL Dalam Bisnis :
http://vennysagita.blogspot.co.id/2011/02/xbrl-dalam-bisnis.html, diakses tanggal 1
Juni 2017 pukul 22.45.
Wada, Yoshiaki, 2013, XBRL In Asia and Oceania Region :
http://www.eurofiling.info/201312/presentations/20131211-
12thXEUDayPresXBRLinAsiaYoshiakiWada.pdf diakses tanggal 1 Juni 2017 pukul
23.00.
Nuryani, dkk, Bahasa Pemograman XBRL :
http://nuryaniirvinasimatupang.blogspot.co.id/2014/, diakses tanggal 2 Juni 2017
pukul 06.00.
Nur Fadhila Amri, 2015, Buku Besar (General ledger) : http://www.e-
akuntansi.com/2015/12/buku-besar-general-ledger.html, diakses pada 2 Juni pukul
05.00.
Ade Firmansyah, 2014, Contoh Buku Besar Akuntansi Dan Cara Membuatnya :
http://zahiraccounting.com/id/blog/contoh-buku-besar-akuntansi-dan-cara-
membuatnya/, diakses pada 4 Juni pukul 06.30
Ayu Juniantari, 2013, Silkus Buku Besar dan Pelaporan :
http://yuriaiuary.blogspot.co.id/2013/09/siklus-buku-besar-dan-pelaporan.html,
diakses pada 2 Juni pukul 05.15