SlideShare a Scribd company logo
SINUSITIS
Nama Kelompok :
1. Ahmad rifa’i (01314007)
2. Ella Dwi Ernawati (01314019)
3. Galuh bakti Prayoga (01314026)
4. Indah Purnawan N (01314033)
5. Nava Yulis Anita S (01314044)
6. Zully Fatma S (01314065)
7. Siti Nurul Khomariah (01314052)
Sinusitis
Sinusitis adalah radang sinus paranasal.
Bila terjadi yang paling sering terkena
adalah sinus maksila adalah sinus yang
terbesar, letak ostiumumnya lebih tinggi dari
dasar, dasarnya adalah dasar akar pada
beberapa sinus, disebut multisinusitis,
sedangkan bila mengenai seluruhnya disebut
pansinusitis. gigi sehingga dapat berasal dari
infeksi gigi, dan ostiumunya terletak di
meatus medius, disekitar hiatus semilunaris
yang sempit sehingga sering tersumbat.
Deskriptif
• Inflamasi disinus paranasal.
• Biasanya menyertai infeksi saluran nafas atas.
• Dapat digolongkan akut, subakut, kronis, alergik,
atau hiperplastik.
• Pada sinusitis hiperplastik, terjadi penggabungan
sinusitis akut yang purulen dan sinusitis
ataurinitis alergik.
• Untuk semua jenis, prognosisnya cukup baik.
Menurut Adams, berdasarkan perjalanan penyakitnya
terbagi atas :
• Sinusitis akut, bila infeksi beberapa hari sampai
beberapa minggu.
• Sinusitis sub akut, bila infeksi beberapa minggu
sampai beberapa bulan.
• Sinusitis kronik, bila infeksi beberapa bulan sampai
beberapa tahun (menurut Cauwenberge, bila sudah
lebih dai 3 bulan).
Penyebabnya dapat
virus, bakteri, atau jamur. Menurut
Gluckman, kuman penyebab sinusitis
akut tersering adalah Streptococcus
pneumonia dan Haemophilus
influenza
Sinusitis biasanya disebabkan oleh
obstruksi hidung kronik akibat rabas
dan edema membrane mukosa hidung.
Pasien mengalami batuk, karena tetasan
kronstan rabas kental kearah
nasofaring, dan sakit kepala kronis pada
daerah periorbital dan nteri wajah, yang
paling menonjol saat bangun tidur pada
pagi hari. Keletihan juga umum,
sebagaimana hidung tersumbat.
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan foto rontgen pada
sinusitis akan tampak
perselubungan atau penebalan
mukosa dan gambaran air fluid
level.
1. Terapi medikamentosa berupa
antibiotic selam 10-14 hari.
2. Dekongestan untuk
memperlancar drainase sinus.
3. Pemberian antihistamin
4. Pemberian steroid intranasal.
Penatalaksanaan
Sinusitis Subakut
Manifestasi Klinis
Sama dengan sinusitis akut. Hanya tanda-
tanda radang akutnya sudah reda. Pada
rinoskopi anterior tampak secret purunel di
meatus atau superior. Pada rinoskopi posterior
tampak secret purulen di nasofaring.
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan transiluminasi sinus
yang sakit tampak suram atau gelap.
Terapi medikamentosa berupa
antibiotic yang berspektrum luas. Bila perlu
dilakukan ditermi, diatermi dilakukan
dengan sinar gelombang pendek sebanyak
5-6 kali pada daerah yang sakit untuk
memperbaiki vaskularisasi sinus. Tindakan
intranasal lain yang mungkin perlu
dilakukan agar drainase secret lancer
berdasarkan kelainan yang ada pada pasien
adalah operasi koreksi sputum, peningkatan
polip, dan konkotomi total atau persial.
Penatalaksanaan
Sinusitis Kronik
Etiologi
Polusi bahan imia, alergi, dan defisiensi
imunologik menyebabkan silia rusak, sehina
terjadi perubahan mukosa hidung. Perubahan
ini mempermudah terjadinya infeksi. Terdapat
edema konka yang menggangu drainase secret,
sehingga silia rusak. Jika pengobatan pada
sinusitis akut tidak adekuat, maka akan terjadi
infeksi kronik.
1. Gejala hidung dan nasofaring, berupa
secret di hidung dan nasofaring (post
nasal drip).
2. Gejala faring
3. Gejala telinga
4. Nyeri kepala
5. Gejala mata
6. Gejala saluran napas
7. Gejala saluran cerna
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikrobiologik biasanya
menunjukkan infeksi campuran bermacam-
macam bakteri, kuman anaerob atau lebih sering
ditemukan campuran dengan aerob. Untuk
membantu menegkkan diagnose dapat dilakukan
pemeriksaan transimulasi untuk sinus maksila dan
sinus dan sinus frontal, radiologi, pungsi sinus
maksila, sinuskopi sinus maksila, pemeriksaan
histopatologi, nasoendoskopi meatus madius dan
meatus superior.
Lanjutan ,,,,
Topografi computer diindikasikan untuk
evaluasi preoperative, dan jika ada dugaan
keganasan. Magnetig Resonance Imaging
(MRI) lebih baik dari pada topografi computer
dalam resolusi jaringan lunak dan sangat aik
untuk membedakan sinusitis karena jamur,
neoplasma dan perluasan intracranial, namun
resolusi tulang tidak tergambar baik dan
harganya mahal.
Daftar pustaka
• Kapita selekta penyakit: dengan implikasi keperawatan /
editor, Kimberly A.J. Bilotta ; alih bahasa, Dwi Widiarti … [et
al.]; editor edisi bahasa indonesia, Wuri Praptiani, Barrarah
Barrid. 2011.–Ed. 2.Jakarta.EGC.
• Smeltzer, Suzanne C.Buku ajar Keperawatan medikal-bedah
Brunner & Suddarth/ editor, Suzanne C. Smeltzer, Brenda G.
Bare; alih bahasa Indonesia, Monica Ester, Ellen panggabean.
2001. –Ed. 8. Jakarta. EGC.
Sinusitis

More Related Content

What's hot

Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokanModul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokanUwes Chaeruman
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
fikri asyura
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
Phil Adit R
 
Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
dr.Ade Adra
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
Teo Wijaya
 
Manajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitisManajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitisIrna Wati
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
SofiaNofianti
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
Kharima SD
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
Fransiska Oktafiani
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Seascape Surveys
 
Epistaksis
EpistaksisEpistaksis
Epistaksis
fikri asyura
 
Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
fikri asyura
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Syscha Lumempouw
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Surya Amal
 

What's hot (20)

Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokanModul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Abses hepar
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
 
Manajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitisManajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitis
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Epistaksis
EpistaksisEpistaksis
Epistaksis
 
Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
 

Similar to Sinusitis

pening palakpening palakpening palak
pening palakpening palakpening palakpening palakpening palakpening palak
pening palakpening palakpening palak
Amir Ibnu
 
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia LuvinaCss rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
vinavina25
 
CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
gerasimoos
 
Css rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamurCss rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamur
Clarissa Rizky
 
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).pptPPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
farmasipkcpesanggrah
 
CBD rhinosinusitis kronis
CBD rhinosinusitis kronisCBD rhinosinusitis kronis
CBD rhinosinusitis kronis
Clarissa Rizky
 
Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01Egla Aliu
 
Cbd Rhinosinusitis Kronis
Cbd Rhinosinusitis KronisCbd Rhinosinusitis Kronis
Cbd Rhinosinusitis Kronis
CoassTHT
 
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Betari Wanda Saskia
 
REFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlml
REFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlmlREFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlml
REFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlml
ShodiqulAmin2
 
Lp sinusitis
Lp sinusitisLp sinusitis
Lp sinusitis
Yabniel Lit Jingga
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitis
maelmery
 
Sinusitis dan Penanganan Fisioterapi
Sinusitis dan Penanganan FisioterapiSinusitis dan Penanganan Fisioterapi
Sinusitis dan Penanganan Fisioterapi
University of Muhammadiyah Malang
 
Acute and chronic rhinitis.pptx
Acute and chronic rhinitis.pptxAcute and chronic rhinitis.pptx
Acute and chronic rhinitis.pptx
IvanCornelius2
 
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia LuvinaCbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvina
vinavina25
 

Similar to Sinusitis (20)

pening palakpening palakpening palak
pening palakpening palakpening palakpening palakpening palakpening palak
pening palakpening palakpening palak
 
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia LuvinaCss rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
 
CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
 
Css rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamurCss rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamur
 
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).pptPPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
 
CBD rhinosinusitis kronis
CBD rhinosinusitis kronisCBD rhinosinusitis kronis
CBD rhinosinusitis kronis
 
Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01
 
Cbd Rhinosinusitis Kronis
Cbd Rhinosinusitis KronisCbd Rhinosinusitis Kronis
Cbd Rhinosinusitis Kronis
 
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
 
REFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlml
REFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlmlREFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlml
REFERAT THT.pptx mk kmlmlmlmm mlmlmlmlmlml
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Lp sinusitis
Lp sinusitisLp sinusitis
Lp sinusitis
 
Tugas ipa kelompok 3
Tugas ipa kelompok 3Tugas ipa kelompok 3
Tugas ipa kelompok 3
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitis
 
Sinusitis dan Penanganan Fisioterapi
Sinusitis dan Penanganan FisioterapiSinusitis dan Penanganan Fisioterapi
Sinusitis dan Penanganan Fisioterapi
 
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
 
Acute and chronic rhinitis.pptx
Acute and chronic rhinitis.pptxAcute and chronic rhinitis.pptx
Acute and chronic rhinitis.pptx
 
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia LuvinaCbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvina
 

More from STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro

Dissaminated Intra Coagulation (DIC)
Dissaminated Intra Coagulation (DIC)Dissaminated Intra Coagulation (DIC)
Dissaminated Intra Coagulation (DIC)
STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro
 
Luka bakar inhalasi
Luka bakar inhalasiLuka bakar inhalasi
Hormon pria
Hormon priaHormon pria
Konjungtiva
KonjungtivaKonjungtiva
Gangguan hormon adrenal
Gangguan hormon adrenalGangguan hormon adrenal
Sindrom Inapropriate Of Antideuretik Hormone
Sindrom Inapropriate Of Antideuretik HormoneSindrom Inapropriate Of Antideuretik Hormone
Sindrom Inapropriate Of Antideuretik Hormone
STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro
 
Miastenia Gravis
Miastenia GravisMiastenia Gravis
Sekolah Dasara Negri Luar Biasa
Sekolah Dasara Negri Luar BiasaSekolah Dasara Negri Luar Biasa
Sekolah Dasara Negri Luar Biasa
STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro
 
Keperawatan komunitas 3
Keperawatan komunitas 3Keperawatan komunitas 3
Solusio plasenta
Solusio plasentaSolusio plasenta
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Kasus diare pada anak
Kasus diare pada anakKasus diare pada anak
Presentation1
Presentation1Presentation1
Demam berdarah
Demam berdarahDemam berdarah
Asuhan keperawatan jiwa
Asuhan keperawatan jiwa Asuhan keperawatan jiwa
Asuhan keperawatan jiwa
STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro
 

More from STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro (20)

Dissaminated Intra Coagulation (DIC)
Dissaminated Intra Coagulation (DIC)Dissaminated Intra Coagulation (DIC)
Dissaminated Intra Coagulation (DIC)
 
Luka bakar inhalasi
Luka bakar inhalasiLuka bakar inhalasi
Luka bakar inhalasi
 
Hormon pria
Hormon priaHormon pria
Hormon pria
 
Konjungtiva
KonjungtivaKonjungtiva
Konjungtiva
 
Gangguan hormon adrenal
Gangguan hormon adrenalGangguan hormon adrenal
Gangguan hormon adrenal
 
Sindrom Inapropriate Of Antideuretik Hormone
Sindrom Inapropriate Of Antideuretik HormoneSindrom Inapropriate Of Antideuretik Hormone
Sindrom Inapropriate Of Antideuretik Hormone
 
Cerebro Vascular Accident
Cerebro Vascular AccidentCerebro Vascular Accident
Cerebro Vascular Accident
 
guillain barre sindrom
guillain barre sindromguillain barre sindrom
guillain barre sindrom
 
Miastenia Gravis
Miastenia GravisMiastenia Gravis
Miastenia Gravis
 
Sekolah Dasara Negri Luar Biasa
Sekolah Dasara Negri Luar BiasaSekolah Dasara Negri Luar Biasa
Sekolah Dasara Negri Luar Biasa
 
Keperawatan komunitas 3
Keperawatan komunitas 3Keperawatan komunitas 3
Keperawatan komunitas 3
 
Congestive Heart Failure (CHF)
Congestive Heart Failure (CHF)Congestive Heart Failure (CHF)
Congestive Heart Failure (CHF)
 
Solusio plasenta
Solusio plasentaSolusio plasenta
Solusio plasenta
 
HIV & AIDS
HIV & AIDSHIV & AIDS
HIV & AIDS
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Ppt hemofilia
Ppt hemofiliaPpt hemofilia
Ppt hemofilia
 
Kasus diare pada anak
Kasus diare pada anakKasus diare pada anak
Kasus diare pada anak
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Demam berdarah
Demam berdarahDemam berdarah
Demam berdarah
 
Asuhan keperawatan jiwa
Asuhan keperawatan jiwa Asuhan keperawatan jiwa
Asuhan keperawatan jiwa
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
PratiwiZikri
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
ratih402596
 
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
AndrikIrfani
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 

Recently uploaded (8)

Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
 
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 

Sinusitis

  • 1. SINUSITIS Nama Kelompok : 1. Ahmad rifa’i (01314007) 2. Ella Dwi Ernawati (01314019) 3. Galuh bakti Prayoga (01314026) 4. Indah Purnawan N (01314033) 5. Nava Yulis Anita S (01314044) 6. Zully Fatma S (01314065) 7. Siti Nurul Khomariah (01314052)
  • 2. Sinusitis Sinusitis adalah radang sinus paranasal. Bila terjadi yang paling sering terkena adalah sinus maksila adalah sinus yang terbesar, letak ostiumumnya lebih tinggi dari dasar, dasarnya adalah dasar akar pada beberapa sinus, disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai seluruhnya disebut pansinusitis. gigi sehingga dapat berasal dari infeksi gigi, dan ostiumunya terletak di meatus medius, disekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga sering tersumbat.
  • 3. Deskriptif • Inflamasi disinus paranasal. • Biasanya menyertai infeksi saluran nafas atas. • Dapat digolongkan akut, subakut, kronis, alergik, atau hiperplastik. • Pada sinusitis hiperplastik, terjadi penggabungan sinusitis akut yang purulen dan sinusitis ataurinitis alergik. • Untuk semua jenis, prognosisnya cukup baik.
  • 4. Menurut Adams, berdasarkan perjalanan penyakitnya terbagi atas : • Sinusitis akut, bila infeksi beberapa hari sampai beberapa minggu. • Sinusitis sub akut, bila infeksi beberapa minggu sampai beberapa bulan. • Sinusitis kronik, bila infeksi beberapa bulan sampai beberapa tahun (menurut Cauwenberge, bila sudah lebih dai 3 bulan).
  • 5. Penyebabnya dapat virus, bakteri, atau jamur. Menurut Gluckman, kuman penyebab sinusitis akut tersering adalah Streptococcus pneumonia dan Haemophilus influenza
  • 6. Sinusitis biasanya disebabkan oleh obstruksi hidung kronik akibat rabas dan edema membrane mukosa hidung. Pasien mengalami batuk, karena tetasan kronstan rabas kental kearah nasofaring, dan sakit kepala kronis pada daerah periorbital dan nteri wajah, yang paling menonjol saat bangun tidur pada pagi hari. Keletihan juga umum, sebagaimana hidung tersumbat. Manifestasi Klinis
  • 7. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan foto rontgen pada sinusitis akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa dan gambaran air fluid level.
  • 8. 1. Terapi medikamentosa berupa antibiotic selam 10-14 hari. 2. Dekongestan untuk memperlancar drainase sinus. 3. Pemberian antihistamin 4. Pemberian steroid intranasal. Penatalaksanaan
  • 9. Sinusitis Subakut Manifestasi Klinis Sama dengan sinusitis akut. Hanya tanda- tanda radang akutnya sudah reda. Pada rinoskopi anterior tampak secret purunel di meatus atau superior. Pada rinoskopi posterior tampak secret purulen di nasofaring. Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan transiluminasi sinus yang sakit tampak suram atau gelap.
  • 10. Terapi medikamentosa berupa antibiotic yang berspektrum luas. Bila perlu dilakukan ditermi, diatermi dilakukan dengan sinar gelombang pendek sebanyak 5-6 kali pada daerah yang sakit untuk memperbaiki vaskularisasi sinus. Tindakan intranasal lain yang mungkin perlu dilakukan agar drainase secret lancer berdasarkan kelainan yang ada pada pasien adalah operasi koreksi sputum, peningkatan polip, dan konkotomi total atau persial. Penatalaksanaan
  • 11. Sinusitis Kronik Etiologi Polusi bahan imia, alergi, dan defisiensi imunologik menyebabkan silia rusak, sehina terjadi perubahan mukosa hidung. Perubahan ini mempermudah terjadinya infeksi. Terdapat edema konka yang menggangu drainase secret, sehingga silia rusak. Jika pengobatan pada sinusitis akut tidak adekuat, maka akan terjadi infeksi kronik.
  • 12. 1. Gejala hidung dan nasofaring, berupa secret di hidung dan nasofaring (post nasal drip). 2. Gejala faring 3. Gejala telinga 4. Nyeri kepala 5. Gejala mata 6. Gejala saluran napas 7. Gejala saluran cerna Manifestasi Klinis
  • 13. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan mikrobiologik biasanya menunjukkan infeksi campuran bermacam- macam bakteri, kuman anaerob atau lebih sering ditemukan campuran dengan aerob. Untuk membantu menegkkan diagnose dapat dilakukan pemeriksaan transimulasi untuk sinus maksila dan sinus dan sinus frontal, radiologi, pungsi sinus maksila, sinuskopi sinus maksila, pemeriksaan histopatologi, nasoendoskopi meatus madius dan meatus superior.
  • 14. Lanjutan ,,,, Topografi computer diindikasikan untuk evaluasi preoperative, dan jika ada dugaan keganasan. Magnetig Resonance Imaging (MRI) lebih baik dari pada topografi computer dalam resolusi jaringan lunak dan sangat aik untuk membedakan sinusitis karena jamur, neoplasma dan perluasan intracranial, namun resolusi tulang tidak tergambar baik dan harganya mahal.
  • 15. Daftar pustaka • Kapita selekta penyakit: dengan implikasi keperawatan / editor, Kimberly A.J. Bilotta ; alih bahasa, Dwi Widiarti … [et al.]; editor edisi bahasa indonesia, Wuri Praptiani, Barrarah Barrid. 2011.–Ed. 2.Jakarta.EGC. • Smeltzer, Suzanne C.Buku ajar Keperawatan medikal-bedah Brunner & Suddarth/ editor, Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare; alih bahasa Indonesia, Monica Ester, Ellen panggabean. 2001. –Ed. 8. Jakarta. EGC.