1. Dokumen membahas tentang sinusitis, yaitu radang pada sinus paranasal yang umumnya disebabkan oleh infeksi saluran napas atas.
2. Terdapat beberapa jenis sinusitis seperti akut, subakut, kronis, alergi, dan hiperplastik, yang dibedakan berdasarkan gejala dan lama penyakitnya.
3. Penatalaksanaan sinusitis meliputi antibiotik, dekongestan, antihistamin, steroid intranasal, dan operasi untuk mengat
deep neck abscess
kuliah dalam bahasa indonesia
abses leher dalam adalah penyakit akibat terkumpulnya pus dalam rongga-rongga di leher
abses leher dalam merupakan gawat darurat bidang THT-KL
deep neck abscess
kuliah dalam bahasa indonesia
abses leher dalam adalah penyakit akibat terkumpulnya pus dalam rongga-rongga di leher
abses leher dalam merupakan gawat darurat bidang THT-KL
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralSurya Amal
Penemuan obat antiretroviral (ARV) pada tahun 1996 mendorong suatu revolusi dalam perawatan ODHA di negara maju. Meskipun belum mampu menyembuhkan penyakit dan menambah tantangan dalam hal efek samping serta resistensi kronis terhadap obat, namun secara dramatis terapi ARV menurunkan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan meningkatkan harapan masyarakat, sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang menakutkan.
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralSurya Amal
Penemuan obat antiretroviral (ARV) pada tahun 1996 mendorong suatu revolusi dalam perawatan ODHA di negara maju. Meskipun belum mampu menyembuhkan penyakit dan menambah tantangan dalam hal efek samping serta resistensi kronis terhadap obat, namun secara dramatis terapi ARV menurunkan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan meningkatkan harapan masyarakat, sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang menakutkan.
1. SINUSITIS
Nama Kelompok :
1. Ahmad rifa’i (01314007)
2. Ella Dwi Ernawati (01314019)
3. Galuh bakti Prayoga (01314026)
4. Indah Purnawan N (01314033)
5. Nava Yulis Anita S (01314044)
6. Zully Fatma S (01314065)
7. Siti Nurul Khomariah (01314052)
2. Sinusitis
Sinusitis adalah radang sinus paranasal.
Bila terjadi yang paling sering terkena
adalah sinus maksila adalah sinus yang
terbesar, letak ostiumumnya lebih tinggi dari
dasar, dasarnya adalah dasar akar pada
beberapa sinus, disebut multisinusitis,
sedangkan bila mengenai seluruhnya disebut
pansinusitis. gigi sehingga dapat berasal dari
infeksi gigi, dan ostiumunya terletak di
meatus medius, disekitar hiatus semilunaris
yang sempit sehingga sering tersumbat.
3. Deskriptif
• Inflamasi disinus paranasal.
• Biasanya menyertai infeksi saluran nafas atas.
• Dapat digolongkan akut, subakut, kronis, alergik,
atau hiperplastik.
• Pada sinusitis hiperplastik, terjadi penggabungan
sinusitis akut yang purulen dan sinusitis
ataurinitis alergik.
• Untuk semua jenis, prognosisnya cukup baik.
4. Menurut Adams, berdasarkan perjalanan penyakitnya
terbagi atas :
• Sinusitis akut, bila infeksi beberapa hari sampai
beberapa minggu.
• Sinusitis sub akut, bila infeksi beberapa minggu
sampai beberapa bulan.
• Sinusitis kronik, bila infeksi beberapa bulan sampai
beberapa tahun (menurut Cauwenberge, bila sudah
lebih dai 3 bulan).
5. Penyebabnya dapat
virus, bakteri, atau jamur. Menurut
Gluckman, kuman penyebab sinusitis
akut tersering adalah Streptococcus
pneumonia dan Haemophilus
influenza
6. Sinusitis biasanya disebabkan oleh
obstruksi hidung kronik akibat rabas
dan edema membrane mukosa hidung.
Pasien mengalami batuk, karena tetasan
kronstan rabas kental kearah
nasofaring, dan sakit kepala kronis pada
daerah periorbital dan nteri wajah, yang
paling menonjol saat bangun tidur pada
pagi hari. Keletihan juga umum,
sebagaimana hidung tersumbat.
Manifestasi Klinis
9. Sinusitis Subakut
Manifestasi Klinis
Sama dengan sinusitis akut. Hanya tanda-
tanda radang akutnya sudah reda. Pada
rinoskopi anterior tampak secret purunel di
meatus atau superior. Pada rinoskopi posterior
tampak secret purulen di nasofaring.
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan transiluminasi sinus
yang sakit tampak suram atau gelap.
10. Terapi medikamentosa berupa
antibiotic yang berspektrum luas. Bila perlu
dilakukan ditermi, diatermi dilakukan
dengan sinar gelombang pendek sebanyak
5-6 kali pada daerah yang sakit untuk
memperbaiki vaskularisasi sinus. Tindakan
intranasal lain yang mungkin perlu
dilakukan agar drainase secret lancer
berdasarkan kelainan yang ada pada pasien
adalah operasi koreksi sputum, peningkatan
polip, dan konkotomi total atau persial.
Penatalaksanaan
11. Sinusitis Kronik
Etiologi
Polusi bahan imia, alergi, dan defisiensi
imunologik menyebabkan silia rusak, sehina
terjadi perubahan mukosa hidung. Perubahan
ini mempermudah terjadinya infeksi. Terdapat
edema konka yang menggangu drainase secret,
sehingga silia rusak. Jika pengobatan pada
sinusitis akut tidak adekuat, maka akan terjadi
infeksi kronik.
12. 1. Gejala hidung dan nasofaring, berupa
secret di hidung dan nasofaring (post
nasal drip).
2. Gejala faring
3. Gejala telinga
4. Nyeri kepala
5. Gejala mata
6. Gejala saluran napas
7. Gejala saluran cerna
Manifestasi Klinis
13. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikrobiologik biasanya
menunjukkan infeksi campuran bermacam-
macam bakteri, kuman anaerob atau lebih sering
ditemukan campuran dengan aerob. Untuk
membantu menegkkan diagnose dapat dilakukan
pemeriksaan transimulasi untuk sinus maksila dan
sinus dan sinus frontal, radiologi, pungsi sinus
maksila, sinuskopi sinus maksila, pemeriksaan
histopatologi, nasoendoskopi meatus madius dan
meatus superior.
14. Lanjutan ,,,,
Topografi computer diindikasikan untuk
evaluasi preoperative, dan jika ada dugaan
keganasan. Magnetig Resonance Imaging
(MRI) lebih baik dari pada topografi computer
dalam resolusi jaringan lunak dan sangat aik
untuk membedakan sinusitis karena jamur,
neoplasma dan perluasan intracranial, namun
resolusi tulang tidak tergambar baik dan
harganya mahal.
15. Daftar pustaka
• Kapita selekta penyakit: dengan implikasi keperawatan /
editor, Kimberly A.J. Bilotta ; alih bahasa, Dwi Widiarti … [et
al.]; editor edisi bahasa indonesia, Wuri Praptiani, Barrarah
Barrid. 2011.–Ed. 2.Jakarta.EGC.
• Smeltzer, Suzanne C.Buku ajar Keperawatan medikal-bedah
Brunner & Suddarth/ editor, Suzanne C. Smeltzer, Brenda G.
Bare; alih bahasa Indonesia, Monica Ester, Ellen panggabean.
2001. –Ed. 8. Jakarta. EGC.