Dokumen tersebut membahas berbagai jenis silogisme seperti silogisme hipotesis, silogisme kondisional, silogisme disjungtif, dan dilema. Jenis-jenis silogisme tersebut memiliki aturan-aturan khusus dalam membentuk premis dan kesimpulan."
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiEman Mendrofa
Salah satu materi perkuliahan prodi pendidikan matematika mata kuliah teori himpunan dan logika matematika - Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Lebih lengkap:
https://emanmendrofa.blogspot.com/2020/04/logika-matematika.html
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiEman Mendrofa
Salah satu materi perkuliahan prodi pendidikan matematika mata kuliah teori himpunan dan logika matematika - Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Lebih lengkap:
https://emanmendrofa.blogspot.com/2020/04/logika-matematika.html
Riset formatif kampanye dan propagandaFuji Lestari
Menurut Synder (Gudykunst, 2002), riset formatif dapat diartikan sebagai riset yang dilakukan dalam masa perencanaan kampanye yang ditujukan untuk mengontruksi program kampanye yang lebih baik. Ditandai dengan 5 hal yang tepat: tepat fokus kampanye, tepat khalayak sasaran, tepat pesan, tepat saluran dan tepat agen perubahan.
2. SILOGISME
HIPOTESIS
• Silogisme hipotesis merupakan
proses penalaran yang
premisnya berupa pernyataan
bersyarat: P diakui atau
dipungkiri tentang S tidak secara
mutlak, melainkan bergantung
pada suatu syarat
(kalau.....maka.....).
4. SILOGISME
KONDISIONAL
• Silogisme kondisional (bersyarat, conditional
syllogism) ialah silogisme yang premis mayornya
berupa keputusan kondisional.
• Keputusan kondisional adalah keputusan yang
mengandung suatu syarat, yaitu terdiri dari dua
bagian, yang satu dinyatakan benar jika syarat yang
dinyatakan dalam bagian lain dipenuhi.
7. BENTUK SAH
• Jika (A), maka
<B> ; Nah, (A).
Jadi <B>
• Jika (A), maka
<B>
Nah, tidak <B>
Jadi tidak (A)
BENTUK TIDAK
SAH
• Jika (A), maka
<B>
• Nah, <B> Jadi (A)
• Jika (A), maka
<B>
• Nah, tidak (A)
Jadi tidak <B>
8. SILOGISME
DISJUNGTIF
• Silogisme disjungtif ialah silogisme yang premis
mayornya terdiri dari keputusan disjungtif.
• Premis minor menyatakan atau memungkiri
salah satu dari ‘kemungkinan’ yang disebut
dalam mayor. Kesimpulan mengandung
kemungkinan yang lain.
9. BAGAN SILOGISME DISJUNGTIF:
A atau B
Nah, A
Jadi bukan B
A atau B
Nah, bukan A
Jadi B
• Keputusan disjungtif ialah: keputusan yang di
dalamnya terkandung suatu pilihan suatu pilihan antara
dua (atau lebih) kemungkinan (menunjukkan apa yang
disebut suatu ‘alternatif’, dinyatakan dalam kalimat
dengan atau . . . atau . . . .).
10. DISJUNGTIF DIBEDAKAN JADI 2:
DISJUNGTIF DALAM ARTI
SEMPIT
• Hanya mengandung dua
kemungkinan, tidak lebih
dan tidak kurang, tidak
dapat bersama-sama
benar, dan tidak ada
kemungkinan ketiga.
Jadi, dari dua kemungkinan
yang disebut hanya satu
dapat benar. Karena itu, ‘A
atau B’ dapat juga
dirumuskan: “Tidak dapat
bersama-sama A dan B.
Nah, A; jadi bukan B”
DISJUNGTIF DALAM ARTI
LUAS
• Dalam arti luas, A dan B
dapat sama-sama
benar, bahkan dapat
terjadi kemungkinan
ketiga. Misalnya:
“Dialah yang pergi, atau
saya (dapat juga
bersama-sama).”
11. DILEMA
• Dilema adalah semacam pembuktian, yang di dalamnya
terdiri dari dua atau lebih putusan disjungtif untuk ditarik
kesimpulan yang sama; atau dibuktikan bahwa dari masingmasing kemungkinan harus ditarik kesimpulan yang tidak
dikehendaki.
• Dilema merupakan suatu kombinasi dari berbagai bentuk
silogisme. Mayor terdiri dari sebuah putusan disjungtif.
Dalam minor diambil kesimpulan yang sama dari kedua
alternatif.a