Dokumen tersebut membahas tentang konsep, term, dan definisi. Konsep adalah representasi mental yang abstrak dari suatu objek, peristiwa, atau hubungan. Term dapat berupa kata atau kalimat yang mempunyai pengertian tertentu. Ada beberapa jenis term seperti kategorimatis, sinkategorimatis, konkret, abstrak, dan lainnya. Definisi digunakan untuk menjelaskan arti suatu term secara tepat.
Makalah ini membahas tentang pengertian dan makna Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila memiliki lima sila yaitu ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Makalah ini juga menjelaskan latar belakang sejarah, landasan,
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan KapitalismeRajabul Gufron
Ideologi Pancasila, liberalisme, sosialisme, dan komunisme memiliki perbedaan dalam pendekatan terhadap hubungan antara individu, masyarakat, dan negara. Pancasila menekankan keseimbangan antara kepentingan individu dan negara, sedangkan liberalisme memberi prioritas kepada individu, sosialisme kepada negara, dan komunisme menghapus kelas sosial.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep, term, dan definisi. Konsep adalah representasi mental yang abstrak dari suatu objek, peristiwa, atau hubungan. Term dapat berupa kata atau kalimat yang mempunyai pengertian tertentu. Ada beberapa jenis term seperti kategorimatis, sinkategorimatis, konkret, abstrak, dan lainnya. Definisi digunakan untuk menjelaskan arti suatu term secara tepat.
Makalah ini membahas tentang pengertian dan makna Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila memiliki lima sila yaitu ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Makalah ini juga menjelaskan latar belakang sejarah, landasan,
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan KapitalismeRajabul Gufron
Ideologi Pancasila, liberalisme, sosialisme, dan komunisme memiliki perbedaan dalam pendekatan terhadap hubungan antara individu, masyarakat, dan negara. Pancasila menekankan keseimbangan antara kepentingan individu dan negara, sedangkan liberalisme memberi prioritas kepada individu, sosialisme kepada negara, dan komunisme menghapus kelas sosial.
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini membahas tentang belajar sebagai perubahan tingkah laku. Belajar didefinisikan sebagai proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen melalui pengalaman. Perubahan tingkah laku memiliki ciri-ciri seperti disengaja, berkesinambungan, fungsional, positif, aktif, dan bertujuan. Hasil belajar dapat berupa perubahan informasi verbal atau kecakapan intelektual.
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel PenelitianUwes Chaeruman
Dokumen ini membahas struktur teks dan genre mikro yang diharapkan pada artikel penelitian. Terdapat delapan bagian utama pada artikel penelitian yaitu abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, hasil, pembahasan, simpulan. Setiap bagian memiliki fungsi retoris tertentu seperti menyajikan ringkasan, memberikan latar belakang penelitian, meninjau penelitian terdahulu, menj
Makalah ini membahas tentang pengertian/konsep/term dalam logika. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain makna pengertian/konsep/term, pembagian pengertian berdasarkan isi, luas, dan kesempurnaan, serta penggolongan pengertian menurut Aristoteles menjadi substansi dan aksidensi.
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaSyaiful Ahdan
Bab ini menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia melalui berbagai peristiwa penting. Pancasila mulai diusulkan oleh Soekarno dalam sidang BPUPKI pada 1945 dan kemudian disepakati sebagai dasar negara melalui sidang PPKI pada 18 Agustus 1945. Proses ini mengalami berbagai tantangan namun berhasil membentuk ideologi yang menjadi identitas bangsa Indonesia.
Tugas ini merupakan resume dari buku Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi yang membahas konsep dasar ekonomi dan sejarah perkembangan ilmu ekonomi menurut aliran klasik. Bab pertama membahas pengertian ilmu ekonomi, inti masalah dan tindakan ekonomi, serta pembagian ilmu ekonomi. Bab kedua menjelaskan pandangan kaum klasik yang menentang merkantilisme dan meyakini pertanian sebagai sumber kemakm
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
Dokumen tersebut membahas tentang konsep ketuhanan dari berbagai perspektif seperti spiritualitas, psikologi, sosiologi, filsafat, dan teologi. Dokumen juga membahas cara manusia meyakini dan mengimani Tuhan serta visi ilahi untuk menciptakan dunia yang damai.
Dokumen tersebut membahas tiga jenis ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaiannya: ragam bahasa resmi/formal, semi formal, dan non formal/santai. Ragam bahasa resmi digunakan dalam situasi resmi dan mengikuti aturan bahasa baku, sedangkan ragam non formal digunakan dalam situasi tidak resmi seperti pergaulan. Ragam semi formal memiliki ciri antara resmi dan non formal.
Dokumen tersebut membahas berbagai teori psikologi kepribadian, mulai dari tipologi Hippocrates-Galenus, tipologi konstitusi mazhab Italia, Prancis, dan Jerman, teori Spranger tentang nilai-nilai kebudayaan dan penggolongan manusia, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang.
proses belajar terdiri dari perhatian, memori, elaboration, berpikir dan problem solving. proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Perhatian (attention) yaitu sebagai salah satu aktifitas psikis. Ditinjau dari berbagai segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Ditinjau dari segi timbulya perhatian, maka perhatian dibedakan atas perhatian spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya (bersifat pasif). Sedangkan perhatian tidak spontan adalah perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, sehingga harus ada kemauan yang menimbulkannya (bersifat aktif).
2. Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang bersamaan, maka perhatian dibedakaan atas perhatian yang sempit dan perhatian yang luas. Perhatian yang sempit adalah perhatian individu pada suatu saat yang hanya memerhatikan objek yang sedikit. Sedangkan perhatian yang luas adalah perhatian individu pada suatu saat yang dapat memerhatikan objek yang banyak sekaligus.
Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Bagian utama dari pembahasan ini akan difokuskan pada encoding (penyandian), penyimpanan, dan pengambilan (retrieval).
Ada enam konsep yang berhubungan dengan encoding, yaitu:
a. Atensi, yaitu mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.
b. Pengulangan, yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih lama berada di dalam memori.
c. Pemrosesan mendalam, teori level pemrosesan menyatakan bahwa pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, di mana pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih kuat.
d. Elaborasi, yaitu ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
e. Mengkontruksi citra (imaji),
f. Penataan (organisasi), apabila murid menata informasi ketika mereka menyandikannya, maka memori mereka akan banyak terbantu. Strategi penataan memori yang baik adalah dengan pengemasan (chunking) yaitu dengan mengelompokkan informasi menjadi unit-unit yang dapat diingat sebagai satu unit tunggal.
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
Menurut Briggs dan Gagne mengemukakan Sembilan strategi untuk kegiatan intruksional yaitu:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian;
2. Menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik;
3. Meningatkan kompetisi pra syarat;
4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep);
5. Memberikan petunjuk belajar;
6. Menentukan penampilan peserta didik;
7. Memberi umpan baik;
8. Menilai penampilan;
9. Menyimpulkan.
Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
Teks tersebut membahas ciri-ciri teks akademik dan nonakademik. Teks akademik ditandai oleh struktur kalimat yang sederhana melalui penggunaan kalimat simpleks yang hanya mengandung satu aksi. Namun, kalimat panjang dalam teks akademik disebabkan oleh pemadatan informasi dalam kelompok nomina, bukan kompleksitas struktur kalimat. Teks juga membandingkan gaya bahasa teks akademik dan nonakademik
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanVivia Maya Rafica
Dokumen tersebut membahas berbagai tipologi kepribadian yang dibedakan berdasarkan konstitusi fisik, temperamen, dan budaya. Beberapa tipologi konstitusi fisik yang dijelaskan adalah tipologi Hippocrates-Galenus, Kretschmer, dan William H. Sheldon. Sedangkan tipologi temperamen meliputi tipologi Plato, Queyrat, dan Heymans. Terakhir, dibahas pula tipologi kepribadian berdasarkan budaya menurut beberapa tok
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
Dokumen tersebut membahas tentang landasan-landasan pendidikan Pancasila, termasuk historis, kultural, yuridis, filosofis. Contoh-contoh diberikan untuk setiap landasan. Pancasila dijelaskan sebagai ideologi bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi kemerdekaan, persatuan, keadilan sosial, dan tujuan pembangunan kesejahteraan rakyat. Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yakni Pancasila,
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Listia wati
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Filsafat awalnya merupakan induk dari semua ilmu, namun kemudian berpisah menjadi ilmu-ilmu khusus. Filsafat berperan penting dalam mengkritik jawaban-jawaban yang kurang memadai dan mencari jawaban yang benar dari berbagai pendapat. Filsafat juga dapat mempengaruhi perkembangan ilmu dengan memberikan orient
Makalah ini membahas tentang penalaran deduktif (silogisme) yang terdiri atas tiga proposisi yaitu dua premis dan satu kesimpulan. Dibahas pula bentuk standar, struktur, prinsip dasar, dan jenis-jenis silogisme. Silogisme merupakan cara berfikir deduktif yang menghubungkan data umum ke khusus untuk menarik kesimpulan.
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini membahas tentang belajar sebagai perubahan tingkah laku. Belajar didefinisikan sebagai proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen melalui pengalaman. Perubahan tingkah laku memiliki ciri-ciri seperti disengaja, berkesinambungan, fungsional, positif, aktif, dan bertujuan. Hasil belajar dapat berupa perubahan informasi verbal atau kecakapan intelektual.
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel PenelitianUwes Chaeruman
Dokumen ini membahas struktur teks dan genre mikro yang diharapkan pada artikel penelitian. Terdapat delapan bagian utama pada artikel penelitian yaitu abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, hasil, pembahasan, simpulan. Setiap bagian memiliki fungsi retoris tertentu seperti menyajikan ringkasan, memberikan latar belakang penelitian, meninjau penelitian terdahulu, menj
Makalah ini membahas tentang pengertian/konsep/term dalam logika. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain makna pengertian/konsep/term, pembagian pengertian berdasarkan isi, luas, dan kesempurnaan, serta penggolongan pengertian menurut Aristoteles menjadi substansi dan aksidensi.
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaSyaiful Ahdan
Bab ini menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia melalui berbagai peristiwa penting. Pancasila mulai diusulkan oleh Soekarno dalam sidang BPUPKI pada 1945 dan kemudian disepakati sebagai dasar negara melalui sidang PPKI pada 18 Agustus 1945. Proses ini mengalami berbagai tantangan namun berhasil membentuk ideologi yang menjadi identitas bangsa Indonesia.
Tugas ini merupakan resume dari buku Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi yang membahas konsep dasar ekonomi dan sejarah perkembangan ilmu ekonomi menurut aliran klasik. Bab pertama membahas pengertian ilmu ekonomi, inti masalah dan tindakan ekonomi, serta pembagian ilmu ekonomi. Bab kedua menjelaskan pandangan kaum klasik yang menentang merkantilisme dan meyakini pertanian sebagai sumber kemakm
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
Dokumen tersebut membahas tentang konsep ketuhanan dari berbagai perspektif seperti spiritualitas, psikologi, sosiologi, filsafat, dan teologi. Dokumen juga membahas cara manusia meyakini dan mengimani Tuhan serta visi ilahi untuk menciptakan dunia yang damai.
Dokumen tersebut membahas tiga jenis ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaiannya: ragam bahasa resmi/formal, semi formal, dan non formal/santai. Ragam bahasa resmi digunakan dalam situasi resmi dan mengikuti aturan bahasa baku, sedangkan ragam non formal digunakan dalam situasi tidak resmi seperti pergaulan. Ragam semi formal memiliki ciri antara resmi dan non formal.
Dokumen tersebut membahas berbagai teori psikologi kepribadian, mulai dari tipologi Hippocrates-Galenus, tipologi konstitusi mazhab Italia, Prancis, dan Jerman, teori Spranger tentang nilai-nilai kebudayaan dan penggolongan manusia, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang.
proses belajar terdiri dari perhatian, memori, elaboration, berpikir dan problem solving. proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Perhatian (attention) yaitu sebagai salah satu aktifitas psikis. Ditinjau dari berbagai segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Ditinjau dari segi timbulya perhatian, maka perhatian dibedakan atas perhatian spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya (bersifat pasif). Sedangkan perhatian tidak spontan adalah perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, sehingga harus ada kemauan yang menimbulkannya (bersifat aktif).
2. Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang bersamaan, maka perhatian dibedakaan atas perhatian yang sempit dan perhatian yang luas. Perhatian yang sempit adalah perhatian individu pada suatu saat yang hanya memerhatikan objek yang sedikit. Sedangkan perhatian yang luas adalah perhatian individu pada suatu saat yang dapat memerhatikan objek yang banyak sekaligus.
Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Bagian utama dari pembahasan ini akan difokuskan pada encoding (penyandian), penyimpanan, dan pengambilan (retrieval).
Ada enam konsep yang berhubungan dengan encoding, yaitu:
a. Atensi, yaitu mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.
b. Pengulangan, yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih lama berada di dalam memori.
c. Pemrosesan mendalam, teori level pemrosesan menyatakan bahwa pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, di mana pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih kuat.
d. Elaborasi, yaitu ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
e. Mengkontruksi citra (imaji),
f. Penataan (organisasi), apabila murid menata informasi ketika mereka menyandikannya, maka memori mereka akan banyak terbantu. Strategi penataan memori yang baik adalah dengan pengemasan (chunking) yaitu dengan mengelompokkan informasi menjadi unit-unit yang dapat diingat sebagai satu unit tunggal.
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
Menurut Briggs dan Gagne mengemukakan Sembilan strategi untuk kegiatan intruksional yaitu:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian;
2. Menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik;
3. Meningatkan kompetisi pra syarat;
4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep);
5. Memberikan petunjuk belajar;
6. Menentukan penampilan peserta didik;
7. Memberi umpan baik;
8. Menilai penampilan;
9. Menyimpulkan.
Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
Teks tersebut membahas ciri-ciri teks akademik dan nonakademik. Teks akademik ditandai oleh struktur kalimat yang sederhana melalui penggunaan kalimat simpleks yang hanya mengandung satu aksi. Namun, kalimat panjang dalam teks akademik disebabkan oleh pemadatan informasi dalam kelompok nomina, bukan kompleksitas struktur kalimat. Teks juga membandingkan gaya bahasa teks akademik dan nonakademik
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanVivia Maya Rafica
Dokumen tersebut membahas berbagai tipologi kepribadian yang dibedakan berdasarkan konstitusi fisik, temperamen, dan budaya. Beberapa tipologi konstitusi fisik yang dijelaskan adalah tipologi Hippocrates-Galenus, Kretschmer, dan William H. Sheldon. Sedangkan tipologi temperamen meliputi tipologi Plato, Queyrat, dan Heymans. Terakhir, dibahas pula tipologi kepribadian berdasarkan budaya menurut beberapa tok
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
Dokumen tersebut membahas tentang landasan-landasan pendidikan Pancasila, termasuk historis, kultural, yuridis, filosofis. Contoh-contoh diberikan untuk setiap landasan. Pancasila dijelaskan sebagai ideologi bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi kemerdekaan, persatuan, keadilan sosial, dan tujuan pembangunan kesejahteraan rakyat. Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yakni Pancasila,
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Listia wati
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Filsafat awalnya merupakan induk dari semua ilmu, namun kemudian berpisah menjadi ilmu-ilmu khusus. Filsafat berperan penting dalam mengkritik jawaban-jawaban yang kurang memadai dan mencari jawaban yang benar dari berbagai pendapat. Filsafat juga dapat mempengaruhi perkembangan ilmu dengan memberikan orient
Makalah ini membahas tentang penalaran deduktif (silogisme) yang terdiri atas tiga proposisi yaitu dua premis dan satu kesimpulan. Dibahas pula bentuk standar, struktur, prinsip dasar, dan jenis-jenis silogisme. Silogisme merupakan cara berfikir deduktif yang menghubungkan data umum ke khusus untuk menarik kesimpulan.
Penalaran deduktif adalah penalaran yang menarik kesimpulan baru dari premis-premis umum yang sudah diketahui kebenarannya. Terdapat beberapa jenis penalaran deduktif seperti silogisme dan entimen, di mana silogisme terdiri atas premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
Silogisme adalah penarikan kesimpulan secara deduktif tidak langsung dari dua premis. Dokumen ini menjelaskan definisi, struktur, prinsip umum, dan pembagian silogisme menjadi kategorikal, hipotetis, disyungtif, dan tersusun."
Logika adalah metode berpikir yang membedakan penalaran benar dan salah. Terdapat dua jenis penalaran logika yaitu induktif dan deduktif. Silogisme adalah proses deduktif yang terdiri dari tiga proposisi dimana dua proposisi pertama adalah premis dan ketiga adalah kesimpulan. Ada tiga jenis silogisme yaitu kategorik, hipotetik, dan disyungtif.
Silogisme adalah proses penalaran deduktif dimana dari dua premis (pernyataan) ditarik satu kesimpulan. Unsur-unsurnya terdiri dari tiga proposisi (premis mayor, premis minor, konklusi) dan tiga term (term mayor, term antara, term minor). Ada beberapa jenis silogisme seperti kategoris, hipotetik, disjungtif, konjungtif, dan dilema. Kesalahan dalam silogisme dapat terjadi karena masalah materi at
Silogisme adalah proses penarikan kesimpulan secara deduktif dari dua premis. Terdapat tiga jenis silogisme yaitu kategorik, hipotetis, dan disjungtif, yang masing-masing memiliki hukum tersendiri dalam penarikan kesimpulan. Silogisme dapat dinyatakan absah atau tidak, serta benar atau salah berdasarkan kesesuaian prosedur dan kebenaran premis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian penalaran secara umum menurut beberapa sumber dan ahli.
2. Terdapat dua jenis penalaran yaitu deduktif dan induktif, dengan penjelasan masing-masing jenis.
3. Salah satu contoh penalaran deduktif yang dijelaskan adalah silogisme, yaitu proses penarikan kesimpulan dari dua premis.
Makalah ini membahas tentang silogisme hipotesis dan jenis-jenisnya. Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis utamanya berupa pernyataan bersyarat dimana kesimpulan bergantung pada pemenuhan syarat tertentu. Ada tiga jenis silogisme hipotesis yang dijelaskan yaitu silogisme kondisional, silogisme disjungtif, dan dilema.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, penalaran, dan jenis-jenis kesalahan berpikir secara logis. Definisi dibahas meliputi macam-macam definisi, syarat definisi, dan prinsip-prinsip yang harus dipenuhi oleh suatu definisi. Penalaran dibahas meliputi penalaran langsung, tidak langsung, silogisme, dan jenis-jenis proposisi. Kesalahan berpikir secara logis dibahas meliputi kesal
Bagian dari bagaimana berpikir kritis dan logika, Silogisme membantu mengambil kesimpulan Deduktif melalui prosedur yang valid sehingga mencapai kesimpulan yang absah dan benar
Penalaran deduktif bagian 2-kelompok 2 kelas 3 ea16Tutis Pebriyani
Dokumen tersebut membahas empat jenis penalaran deduktif yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif, dan entimen. Jenis-jenis penalaran deduktif ini memiliki karakteristik tersendiri dalam pembentukan premis dan kesimpulannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan pola yang merupakan proses mempelajari pola dalam data untuk mengelompokkan dan memprediksi hasil. Metode ini digunakan dalam aplikasi seperti pengenalan wajah, suara, dan bahasa. Dokumen tersebut juga menjelaskan pengertian pengenalan pola, contoh aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, serta gambaran proses pengenalan pola pada komputer.
Makalah ini membahas tentang Senam Indonesia Jaya yang diperkenalkan di Indramayu. Senam ini memerlukan perlengkapan seperti CD petunjuk gerakan dan seragam, serta dilakukan di lapangan yang cukup luas. Terdiri dari pemanasan, peregangan, gerakan inti, dan pendinginan, senam ini bertujuan meningkatkan kebugaran tubuh dan kesehatan.
Tiga dokumen konstitusi Indonesia membandingkan sistem pemerintahan, bentuk negara, dan kedaulatan. UUD 1945 menetapkan sistem presidensial dan negara kesatuan. Konstitusi RIS 1949 membentuk negara federasi dengan sistem parlementer. UUDS 1950 kembali ke sistem presidensial dan negara kesatuan seperti UUD 1945.
Dokumen tersebut membahas tentang hakikat negara dan pemerintahan. Negara didefinisikan sebagai kelompok manusia yang tinggal di wilayah tertentu dan memiliki hukum untuk mengatur serta tujuan bersama. Pemerintah adalah organisasi yang berwenang merumuskan dan melaksanakan keputusan yang mengikat seluruh penduduk. Dokumen ini juga membahas sistem pemerintahan seperti parlementer dan presidensial.
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat. Demokrasi Pancasila bersumber dari Pancasila dan UUD 1945, menganut asas kekeluargaan dan gotong royong, serta HAM yang diimbangi kewajiban. Demokrasi Pancasila berbeda dengan demokrasi liberal Barat yang lebih individualistik dan memberikan kebebasan mutlak.
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika UUD 1945 sejak masa awal kemerdekaan hingga masa Orde Lama, mulai dari UUD yang pernah berlaku, fungsi UUD 1945, isi materi UUD 1945, dan berbagai perubahan yang terjadi pada UUD 1945 pada masing-masing periode sejarah Indonesia."
Dokumen tersebut membahas tentang lembaga-lembaga negara dan kekuasaannya menurut UUD 1945, termasuk kekuasaan Presiden, DPR, DPD, MPR, dan pemerintahan daerah. Dibahas pula tentang wewenang, fungsi, dan hak masing-masing lembaga tersebut berdasarkan pasal-pasal UUD 1945.
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di IndonesiaSiti Hardiyanti
Mata Kuliah Pancasila
Materi Demonstran dan Gerakan Demokrasi di Indonesia
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
Logika menurut para ahli terdiri dari 3 kalimat. Pertama, logika adalah studi tentang penyimpulan menurut William Alston. Kedua, logika adalah suatu metode untuk meneliti ketepatan berpikir menurut Soekadijo. Ketiga, logika memiliki manfaat teoritis dengan mengajarkan berpikir secara normatif dan manfaat praktis dengan membuat akal semakin tajam dalam mengambil keputusan.
Dokumen ini membahas tentang penalaran induktif, yaitu proses berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari fakta khusus. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, alasan keperluan, jenis, ciri, manfaat, dan contoh penalaran induktif.
Ringkasan dokumen tentang Education For All adalah sebagai berikut:
Education For All adalah upaya untuk memberikan pendidikan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan suku, agama, atau golongan. Tujuannya meliputi meningkatkan akses pendidikan dasar dan menengah serta mengurangi kesenjangan gender dalam pendidikan. Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut seperti meningkatkan anggaran dan kualitas
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. Macam – Macam Penalaran
(Deduktif)
Kelompok V
Anggota :
Devi Puspitasari
Khalimatus Sa’diah
Marini Wahyuningsih
Nur Istiqomah
Restu Triana P
Suci Wulandari
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
bimbingan-Nya yang selalu menyertai kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah
tentang “Macam-macam Penalaran (Deduktif)“ ini. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas
yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Logika Ibu Iva yang kami hormati. Tugas makalah
ini kami tunjukan untuk kami sendiri sebagai mahasiswa yang belajar memahami mengenai
penalaran.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami (penulis
& penyusun makalah) pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Jakarta, 15 September 2015
Tim Penulis
II
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Penalaran Deduktif 2
B. Bentuk-bentuk Penalaran Deduktif
1. Silogisme 3
2. Entimen 8
BAB III PENUTUP 9
Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
III
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebelum kita mebahas dan memahami lebih jauh mengenai penalaran deduktif, timbul
pertanyaan yang mendasar yang muncul di dalam benak kita mengapa kita mempelajari
penalaran? Kita perlu memahami mengenai penalaran karena penalaran merupakan hal yang
sering kita gunakan sehari hari di dalam berkomunikasi atau berinteraksi satu dengan yang
lainya.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antecedent) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan
antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Kemampuan menalar menyebabkan manusia
mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu penalaran deduktif?
b. Apa saja jenis-jenis penalaran deduktif?
c. Bagaimana penalaran deduktif dengan penarikan secara langsung dan tidak
langsung?
C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui definisi dari penalaran deduktif.
b. Untuk mengetahui jenis-jenis penalaran deduktif.
c. Untuk mengetahui penalaran deduktif dengan penarikan secara langsung dan
tidak langsung.
1
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu
atau lebih pernyataan yang lebih umum, simpulan yang diperoleh tidak lebih umum dari pada
proposisi tempat menarik simpulan itu. Proposisi tempat menarik simpulan itu disebut
premis.
Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan
pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus
tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan
proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori,
hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk
memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala
tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks
penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu
gejala.
Contoh:
Premis 1 = Semua makhluk adalah ciptaan Tuhan. (U)
Premis 2 = Manusia adalah makhluk hidup. (U)
Simpulan = Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. (K)
Dapat dilihat dari contoh diatas bahwa pernalaran ini dimulai dengan suatu premis
(pernyataan dasar) untuk menarik kesimpulan. Kesimpulannya merupakan implikasi
pernyataan dasar itu. Artinya apa yang dikemukakan di dalam kesimpulan secara tersirat
telah ada di dalam pernyataan tersebut.
Jadi sebenarnya proses deduksi ini tidak menghasilkan suatu pengetahuan yang baru,
melainkan pernyataan kesimpulan yang konsisten berdasarkan pernyataan dasarnya.
2
6. B. Bentuk-bentuk Penalaran Deduktif
1. SILOGISME
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, silogisme adalah bentuk, cara berpikir atau
menarik simpulan yang terdiri atas premis umum, premis khusus, dan simpulan. Silogisme
merupakan suatu cara penalaran yang formal. Namun, bentuk penalaran ini jarang dilakukan
dalam komunikasi sehari-hari. Yang sering dijumpai hanyalah pemakaian polanya, meskipun
secara tidak sadar.
Contoh pola silogisme yang standar:
(A) Premis mayor = Semua manusia akan mati.
(B) Premis minor = Si A adalah manusia.
(C) Simpulan = Si A akan mati.
Secara singkat silogisme dapat dituliskan:
Jika A=B dan B=C maka A=C
Silogisme terdiri dari:
a. Silogisme Kategorial
b. Silogisme Hipotesis
c. Silogisme Disjungtif
Sebelum mengulas satu per satu bentuk, perlu diketahui beberapa istilah berikut:
Proposisi : kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua atau
beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Term : adalah suatu kata atau kelompok kata yang menempati fungsi subjek (S) atau predikat
(P).
Term minor : adalah subjek pada simpulan.
Term menengah : menghubungkan term mayor dengan term minor dan tidak boleh terdapat
pada simpulan.
a. Silogisme Kategorial
Adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang
mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis
mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya
menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah
(middle term).
Adapun menurut KBBI simpulan berdasarkan silogisme kategorial adalah keputusan yg sama
sekali tanpa berdasarkan syarat.
3
7. Contoh:
Premis mayor = Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen.
(Middle term) (Predikat)
Premis minor = Manusia adalah makhluk hidup.
(Subjek) (Middle term)
Simpulan = Manusia membutuhkan oksigen.
(Subjek) (Predikat)
Hukum-hukum silogisme kategorial behubungan dengan proposisi:
1. Apabila salah satu premis partikular, maka kesimpulannya harus partikular juga.
Contoh:
Semua yang halal dimakan menyehatkan.
Sebagian makanan tidak menyehatkan.
Sebagian makanan tidak halal dimakan.
Jadi, bentuk silogisme ini menarik simpulan yang terbatas untuk sebagian lingkungan dari
suatu subjek.
2. Apabila salah satu premis negative, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:
Semua korupsi tidak disenangi.
Sebagian pejabat melakukan korupsi.
Sebagian pejabat tidak disenangi.
3. Dari dua premis yang sama-sama particular tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
Beberapa orang kaya kikir.
Beberapa pedagang adalah kaya.
Beberapa pedagang adalah kikir
4. Dua premis yang sama-sama negatif tidak sah diambil kesimpulan karena tidak ada mata
rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil bila
sedikitnya salah satu premisnya positif.
Contoh:
Kerbau bukan bunga mawar
Kucing bukan bunga mawar
(Tidak ada kesimpulan)
4
8. Hukum-hukum silogisme kategorial behubungan dengan term:
1. Setidaknya satu term menengah harus tertebar (mencakup). Kalau dari dua premis, term
penengahnya tidak tertebar akan menghasilkan kesimpulan yang salah.
Contoh:
Semua ikan berdarah dingin.
Binatang ini berdarah dingin.
Binatang ini adalah ikan.
2. Term predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada
premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi salah.
Contoh:
Kerbau adalah binatang.
Kambing bukan kerbau.
Kambing bukan binatang.
3. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor.
Bila term penengah bermakna ganda, kesimpulan akan menjadi lain.
Contoh:
Bulan itu bersinar di langit.
Januari adalah bulan.
Januari bersinar di langit.
4. Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu term subyek, term predikat dan term penengah.
Apabila hanya terdiri dari sebuah term dan dua buah term atau melebihi dari tiga term, maka
tidak bisa diambil kesimpulan.
b. Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotetis adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi
hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Adapun menurut KBBI silogisme hipotesis merupakan penarikan simpulan atau keputusan yg
kebenarannya berdasarkan syarat tertentu.
5
9. Macam-macam tipe silogisme hipotesis:
1. Premis minornya mengakui bagian premis.
Contoh:
Jika hujan, saya naik becak.
Sekarang hujan.
Jadi saya naik becak.
2. Premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila hujan, bumi akan basah.
Sekarang bumi telah basah.
Jadi hujan telah turun.
3. Premis minornya mengingkari premis.
Contoh:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
4. Premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.
c. Silogisme Disjungtif
Adalah silogisme yang premis mayornya keputusan disjungtif sedangkan premis
minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh
premis mayor.
Adapun menurut KBBI silogisme disjungtif ini merupakan penarikan simpulan atau
keputusan berdasarkan beberapa kemungkinan kebenaran pernyataan, tetapi hanya salah satu
pernyataan yg benar.
Silogisme ini terdiri dari dua macam: silogisme disjungtif dalam arti sempit dan silogisme
disjungtif dalam arti luas.
Silogisme disjungtif dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif.
Contoh:
la lulus atau tidak lulus.
Ternyata ia lulus.
la bukan tidak lulus.
6
10. Silogisme disjungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan
kontradiktif.
Contoh:
Hasan berada di rumah atau di pasar.
Ternyata tidak di rumah.
Jadi Hasan berada di pasar.
Silogisme disjungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe yaitu:
1) Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusinya adalah mengakui alternatif
yang lain.
Contoh:
Ia berada di luar atau di dalam.
Ternyata tidak berada di luar.
Jadi ia berada di dalam.
2) Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif
yang lain.
Contoh:
Budi di masjid atau di sekolah.
la berada di masjid.
Jadi ia tidak berada di sekolah.
Hukum-hukum Silogisme Disjungtif:
1. Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila
prosedur penyimpulannya valid.
Contoh:
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata berbaju putih.
Jadi ia bukan tidak berbaju putih.
Atau:
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata ia tidak berbaju putih.
Jadi ia berbaju non-putih.
2. Silogisme disjungtif dalam arti luas.
a.) Bila premis minor mengakui salah satu alternatif konklusinya sah (benar).
Contoh:
Budi menjadi guru atau pelaut.
la adalah guru.
Jadi Budi bukan pelaut.
7
11. b.) Bila premis minor mengingkari salah satu alternatif konklusinya tidak sah (salah).
Contoh:
Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.
Ternyata tidak lari ke Yogya.
Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
2. ENTIMEN
Praktek nyata berbahasa dengan pola silogisme memang jarang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari, baik tulisan maupun lisan. Namun entimen (yang pada dasarnya
adalah pola silogisme) sering dijumpai pemakaiannya. Di dalam entimen salah satu
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh:
Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.
Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi 2 bagian:
- Menipu adalah dosa. >> Kesimpulan
- Karena (menipu) merugikan orang lain. >> Premis Minor, karena bersifat khusus.
Dalam kalimat di atas, premis yang dihilangkan adalah premis mayor. Untuk melengkapinya
kita harus ingat bahwa premis mayor selalu bersifat lebih umum, jadi tidak mungkin
subjeknva "menipu". Kita dapat menalar kembali dan menemukan premis mayornya:
Perbuatan yang merugikan orang lain adalah dosa.
Untuk mengubah entimem menjadi silogisme, mula-mula kita cari dulu simpulannya. Kata-
kata yang menandakan simpulan ialah kata-kata seperti: jadi, maka, karena itu, dengan
demikian, dan sebagainya. Kalau sudah, kita temukan apa premis yang dihilangkan.
8
12. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, apa yang dimaksud dengan penalaran adalah suatu corak atau cara seseorang
menggunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut
berpendapat dan dikemukakannya kepada orang lain.
Dimana penalaran dibagi dua macam yaitu penalaran induktif dan deduktif. Kedua
jenis penalaran tersebut mempunyai maksud dan silogisme yang berbeda. penalaran deduktif
adalah proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau
universal. Sedangkan penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan
berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat
khusus.
9