SlideShare a Scribd company logo
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara 
deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) 
dan sebuah konklusi (kesimpulan). 
Jenis-jenis Silogisme 
Berdasarkan bentuknya, silogisme terdiri dari; 
Silogisme Kategorial 
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya 
merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme 
disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan 
menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi 
predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi 
subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis 
tersebut adalah term penengah (middle term). 
Contoh: 
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor) 
Akasia adalah tumbuhan (premis minor). 
∴ Akasia membutuhkan air (Konklusi) 
Hukum-hukum Silogisme Katagorik. 
Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan 
harus partikular juga. 
Contoh: 
Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor). 
Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor). 
∴ Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi). 
Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya 
harus negatif juga. 
Contoh: 
Semua korupsi tidak disenangi (mayor). 
Sebagian pejabat korupsi (minor). 
∴ Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi). 
Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil 
kesimpulan. 
Contoh: 
Beberapa politikus tidak jujur (premis 1). 
Bambang adalah politikus (premis 2). 
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat 
kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat 
kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak 
jujur (konklusi). 
Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil 
kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang 
menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan 
dapat diambil jika salah satu premisnya positif. 
Contoh: 
Kerbau bukan bunga mawar (premis 1). 
Kucing bukan bunga mawar (premis 2). 
Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan 
Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak 
akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah 
dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini 
adalah ikan? Mungkin saja binatang melata. 
Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term 
redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, 
maka kesimpulannya akan salah. 
Contoh: 
Kerbau adalah binatang.(premis 1) 
Kambing bukan kerbau.(premis 2) 
∴ Kambing bukan binatang ? 
Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada 
premis 1 bersifat positif 
Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor 
maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda 
kesimpulan menjadi lain. 
Contoh: 
Bulan itu bersinar di langit.(mayor) 
Januari adalah bulan.(minor) 
∴ Januari bersinar dilangit? 
Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan 
term, tidak bisa diturunkan konklsinya. 
Contoh: 
Kucing adalah binatang.(premis 1) 
Domba adalah binatang.(premis 2) 
Beringin adalah tumbuhan.(premis3) 
Sawo adalah tumbuhan.(premis4) 
Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya 
Silogisme Hipotetik[sunting | sunting sumber] 
Silogisme hipotetik adalah argumen y ang premis may orny a 
berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya 
adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe 
silogisme hipotetik: 
Silogisme hipotetik y ang premis minorny a mengakui 
bagian antecedent. 
Contoh: 
Jika hujan say a naik becak.(may or) 
Sekarang hujan.(minor) 
∴ Say a naik becak (konklusi). 
Silogisme hipotetik y ang premis minorny a mengakui bagian 
konsekuenny a. 
Contoh: 
Jika hujan, bumi akan basah (may or). 
Sekarang bumi telah basah (minor). 
∴ Hujan telah turun (konklusi) 
Silogisme hipotetik y ang premis minorny a mengingkari 
antecedent. 
Contoh: 
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka 
kegelisahan akan timbul. 
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa. 
∴ Kegelisahan tidak akan timbul. 
Silogisme hipotetik y ang premis minorny a mengingkari 
bagian konsekuenny a. 
Contoh: 
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan 
gelisah. 
Pihak penguasa tidak gelisah. 
∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan. 
Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari 
silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan 
silogisme kategorik. Tetapi y ang penting menentukan 
kebenaran konklusiny a bila premis-premisny a 
merupakan perny ataan y ang benar. Bila antecedent 
kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, 
maka hukum silogisme hipotetik adalah: 
Bila A terlaksana maka B juga terlaksana. 
Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = 
salah) 
Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah) 
Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana. 
Silogisme Alternatif[sunting | sunting sumber] 
Silogisme alternatif adalah silogisme y ang terdiri atas premis 
may or berupa proposisi alternatif . Proposisi alternatif 
y aitu bila premis minorny a membenarkan salah satu 
alternatif ny a. Kesimpulanny a akan menolak alternatif 
y ang lain. Contoh: 
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor. 
Nenek Sumi berada di Bandung. 
∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor. 
Entimen[sunting | sunting sumber] 
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, 
baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan 
hany a premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen: 
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang 
dalam sayembara itu. 
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda 
berhak menerima hadiahny a. 
Silogisme Disjungtif[sunting | sunting sumber] 
Silogisme disjungtif adalah silogisme y ang premis may orny a 
merupakan keputusan disy ungtif sedangkan premis 
minorny a bersif at kategorik y ang mengakui atau 
mengingkari salah satu alternatif y ang disebut oleh 
premis may or. Seperti pada silogisme hipotetik istilah 
premis may or dan premis minor adalah secara analog 
bukan y ang semestiny a. Silogisme ini ada dua macam 
y aitu: 
Silogisme disy ungtif dalam arti sempit 
Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti may orny a 
mempuny ai alternatif kontradiktif . Contoh: 
Heri jujur atau berbohong.(premis1) 
Terny ata Heri berbohong.(premis2) 
∴ Ia tidak jujur (konklusi). 
Silogisme disjungtif dalam arti luas 
Silogisme disy ungtif dalam arti luas berarti premis may orny a 
mempuny ai alternatif bukan kontradiktif . Contoh: 
Hasan di rumah atau di pasar.(premis1) 
Terny ata tidak di rumah.(premis2) 
∴ Hasan di pasar (konklusi). 
Hukum-hukum Silogisme Disjungtif 
Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi y ang 
dihasilkan selalu benar, apabila prosedur 
peny impulanny a v alid. 
Contoh: 
Hasan berbaju putih atau tidak putih. 
Terny ata Hasan berbaju putih. 
∴ Hasan bukan tidak berbaju putih. 
Silogisme disjungtif dalam arti luas, kebenaran konklusiny a 
adalah
Bila premis minor mengakui salah satu alternatif , maka 
konklusiny a sah (benar). 
Contoh: 
Budi menjadi guru atau pelaut. 
Budi adalah guru. 
∴ Maka Budi bukan pelaut. 
Bila premis minor mengingkari salah satu alternatif , maka 
konklusiny a tidak sah (salah). 
Contoh: 
Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogy akarta. 
Terny ata tidak lari ke Yogy akarta 
∴ Dia lari ke Solo? 
Konklusi y ang salah karena bisa jadi dia lari ke kota lain.

More Related Content

Similar to Silogisme

Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifMacam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran Deduktif
Siti Hardiyanti
 
Jawaban filsafat
Jawaban filsafatJawaban filsafat
Jawaban filsafatRz Rachman
 
Silogisme - ILMU MANTIQ
Silogisme - ILMU MANTIQSilogisme - ILMU MANTIQ
Silogisme - ILMU MANTIQ
Qonita Aliyatunnuha
 
PENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIFPENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIF
syoretta
 
Critical ( silogisme kategorik )
Critical ( silogisme kategorik )Critical ( silogisme kategorik )
Critical ( silogisme kategorik )
Nari Chaos
 
Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran
Filsafat ilmu - Definisi dan PenalaranFilsafat ilmu - Definisi dan Penalaran
Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran
Ryan Ahd
 
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
Universitas Muhammadiyah Tangerang
 
Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesisSilogisme hipotesis
Silogisme hipotesisFuji Lestari
 
Alvian mitha s
Alvian mitha sAlvian mitha s
Alvian mitha s
taufiq99
 
Ppt penalaran
Ppt penalaranPpt penalaran
Ppt penalaran
Riska Ratnasari
 
SILOGISME, DILEMA DAN SESAT PIKIR
SILOGISME, DILEMA DAN SESAT PIKIRSILOGISME, DILEMA DAN SESAT PIKIR
SILOGISME, DILEMA DAN SESAT PIKIR
Lilia Ismarti
 
Dwi n
Dwi nDwi n
Dwi n
taufiq99
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
ansoriksu
 

Similar to Silogisme (20)

Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifMacam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran Deduktif
 
Silogisme_Hamka Husein Hs
Silogisme_Hamka Husein HsSilogisme_Hamka Husein Hs
Silogisme_Hamka Husein Hs
 
Jawaban filsafat
Jawaban filsafatJawaban filsafat
Jawaban filsafat
 
Silogisme - ILMU MANTIQ
Silogisme - ILMU MANTIQSilogisme - ILMU MANTIQ
Silogisme - ILMU MANTIQ
 
Penalaran deduktif 27/12/13
Penalaran deduktif 27/12/13Penalaran deduktif 27/12/13
Penalaran deduktif 27/12/13
 
PENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIFPENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIF
 
Critical ( silogisme kategorik )
Critical ( silogisme kategorik )Critical ( silogisme kategorik )
Critical ( silogisme kategorik )
 
mantiq
mantiqmantiq
mantiq
 
Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran
Filsafat ilmu - Definisi dan PenalaranFilsafat ilmu - Definisi dan Penalaran
Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran
 
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
 
Logika9
Logika9Logika9
Logika9
 
Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesisSilogisme hipotesis
Silogisme hipotesis
 
Alvian mitha s
Alvian mitha sAlvian mitha s
Alvian mitha s
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Ppt penalaran
Ppt penalaranPpt penalaran
Ppt penalaran
 
SILOGISME, DILEMA DAN SESAT PIKIR
SILOGISME, DILEMA DAN SESAT PIKIRSILOGISME, DILEMA DAN SESAT PIKIR
SILOGISME, DILEMA DAN SESAT PIKIR
 
Dwi n
Dwi nDwi n
Dwi n
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Silogisme kategoris (9)
Silogisme kategoris (9)Silogisme kategoris (9)
Silogisme kategoris (9)
 
Deduksi tradisional
Deduksi tradisionalDeduksi tradisional
Deduksi tradisional
 

More from Paul Aurel

Kalimat majemuk
Kalimat majemuk Kalimat majemuk
Kalimat majemuk
Paul Aurel
 
Menulis daftar pustaka yang baik
Menulis daftar pustaka yang baik Menulis daftar pustaka yang baik
Menulis daftar pustaka yang baik
Paul Aurel
 
Cara mudah belajar simple past tense
Cara mudah belajar simple past tense Cara mudah belajar simple past tense
Cara mudah belajar simple past tense
Paul Aurel
 
Phrasal verbs
Phrasal verbs Phrasal verbs
Phrasal verbs
Paul Aurel
 
Cara Menghitung Persen
Cara Menghitung Persen Cara Menghitung Persen
Cara Menghitung Persen
Paul Aurel
 
Isi pembukaan uud 1945
Isi pembukaan uud 1945 Isi pembukaan uud 1945
Isi pembukaan uud 1945
Paul Aurel
 
Pembukaan dan isi uud 1945 hasil amandemen
Pembukaan dan isi uud 1945 hasil amandemenPembukaan dan isi uud 1945 hasil amandemen
Pembukaan dan isi uud 1945 hasil amandemen
Paul Aurel
 
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3 Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Paul Aurel
 
Standar kompetensi Bimbingan dan Konseling
Standar kompetensi Bimbingan dan KonselingStandar kompetensi Bimbingan dan Konseling
Standar kompetensi Bimbingan dan Konseling
Paul Aurel
 
Penjelasan UUD 1945
Penjelasan UUD 1945 Penjelasan UUD 1945
Penjelasan UUD 1945
Paul Aurel
 
Soal cpns TWK 1
Soal cpns TWK 1Soal cpns TWK 1
Soal cpns TWK 1
Paul Aurel
 
Soal cpns TWK 2
Soal cpns TWK 2Soal cpns TWK 2
Soal cpns TWK 2
Paul Aurel
 
Soal cpns TWK 3
Soal cpns TWK 3Soal cpns TWK 3
Soal cpns TWK 3
Paul Aurel
 
Soal cpns TIU 1
Soal cpns TIU 1Soal cpns TIU 1
Soal cpns TIU 1
Paul Aurel
 
Soal cpns TIU 2
Soal cpns TIU 2Soal cpns TIU 2
Soal cpns TIU 2
Paul Aurel
 
Soal cpns TIU 3
Soal cpns TIU 3Soal cpns TIU 3
Soal cpns TIU 3
Paul Aurel
 
Proses perumusan pancasila
Proses perumusan pancasilaProses perumusan pancasila
Proses perumusan pancasila
Paul Aurel
 
Print.tes karakteristik pribadi TKP cpns
Print.tes karakteristik pribadi TKP cpnsPrint.tes karakteristik pribadi TKP cpns
Print.tes karakteristik pribadi TKP cpns
Paul Aurel
 
Kisi - KISI SOAL TES CPNS
Kisi - KISI SOAL TES CPNSKisi - KISI SOAL TES CPNS
Kisi - KISI SOAL TES CPNS
Paul Aurel
 
Prediksi SOAL CPNS TKP
Prediksi SOAL CPNS TKPPrediksi SOAL CPNS TKP
Prediksi SOAL CPNS TKP
Paul Aurel
 

More from Paul Aurel (20)

Kalimat majemuk
Kalimat majemuk Kalimat majemuk
Kalimat majemuk
 
Menulis daftar pustaka yang baik
Menulis daftar pustaka yang baik Menulis daftar pustaka yang baik
Menulis daftar pustaka yang baik
 
Cara mudah belajar simple past tense
Cara mudah belajar simple past tense Cara mudah belajar simple past tense
Cara mudah belajar simple past tense
 
Phrasal verbs
Phrasal verbs Phrasal verbs
Phrasal verbs
 
Cara Menghitung Persen
Cara Menghitung Persen Cara Menghitung Persen
Cara Menghitung Persen
 
Isi pembukaan uud 1945
Isi pembukaan uud 1945 Isi pembukaan uud 1945
Isi pembukaan uud 1945
 
Pembukaan dan isi uud 1945 hasil amandemen
Pembukaan dan isi uud 1945 hasil amandemenPembukaan dan isi uud 1945 hasil amandemen
Pembukaan dan isi uud 1945 hasil amandemen
 
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3 Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
 
Standar kompetensi Bimbingan dan Konseling
Standar kompetensi Bimbingan dan KonselingStandar kompetensi Bimbingan dan Konseling
Standar kompetensi Bimbingan dan Konseling
 
Penjelasan UUD 1945
Penjelasan UUD 1945 Penjelasan UUD 1945
Penjelasan UUD 1945
 
Soal cpns TWK 1
Soal cpns TWK 1Soal cpns TWK 1
Soal cpns TWK 1
 
Soal cpns TWK 2
Soal cpns TWK 2Soal cpns TWK 2
Soal cpns TWK 2
 
Soal cpns TWK 3
Soal cpns TWK 3Soal cpns TWK 3
Soal cpns TWK 3
 
Soal cpns TIU 1
Soal cpns TIU 1Soal cpns TIU 1
Soal cpns TIU 1
 
Soal cpns TIU 2
Soal cpns TIU 2Soal cpns TIU 2
Soal cpns TIU 2
 
Soal cpns TIU 3
Soal cpns TIU 3Soal cpns TIU 3
Soal cpns TIU 3
 
Proses perumusan pancasila
Proses perumusan pancasilaProses perumusan pancasila
Proses perumusan pancasila
 
Print.tes karakteristik pribadi TKP cpns
Print.tes karakteristik pribadi TKP cpnsPrint.tes karakteristik pribadi TKP cpns
Print.tes karakteristik pribadi TKP cpns
 
Kisi - KISI SOAL TES CPNS
Kisi - KISI SOAL TES CPNSKisi - KISI SOAL TES CPNS
Kisi - KISI SOAL TES CPNS
 
Prediksi SOAL CPNS TKP
Prediksi SOAL CPNS TKPPrediksi SOAL CPNS TKP
Prediksi SOAL CPNS TKP
 

Recently uploaded

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 

Recently uploaded (20)

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 

Silogisme

  • 1. Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Jenis-jenis Silogisme Berdasarkan bentuknya, silogisme terdiri dari; Silogisme Kategorial Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh: Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor) Akasia adalah tumbuhan (premis minor). ∴ Akasia membutuhkan air (Konklusi) Hukum-hukum Silogisme Katagorik. Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga. Contoh: Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor). Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor). ∴ Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi). Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga. Contoh: Semua korupsi tidak disenangi (mayor). Sebagian pejabat korupsi (minor). ∴ Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi). Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan. Contoh: Beberapa politikus tidak jujur (premis 1). Bambang adalah politikus (premis 2). Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi). Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif. Contoh: Kerbau bukan bunga mawar (premis 1). Kucing bukan bunga mawar (premis 2). Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata. Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah. Contoh: Kerbau adalah binatang.(premis 1) Kambing bukan kerbau.(premis 2) ∴ Kambing bukan binatang ? Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain. Contoh: Bulan itu bersinar di langit.(mayor) Januari adalah bulan.(minor) ∴ Januari bersinar dilangit? Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya. Contoh: Kucing adalah binatang.(premis 1) Domba adalah binatang.(premis 2) Beringin adalah tumbuhan.(premis3) Sawo adalah tumbuhan.(premis4) Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya Silogisme Hipotetik[sunting | sunting sumber] Silogisme hipotetik adalah argumen y ang premis may orny a berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik: Silogisme hipotetik y ang premis minorny a mengakui bagian antecedent. Contoh: Jika hujan say a naik becak.(may or) Sekarang hujan.(minor) ∴ Say a naik becak (konklusi). Silogisme hipotetik y ang premis minorny a mengakui bagian konsekuenny a. Contoh: Jika hujan, bumi akan basah (may or). Sekarang bumi telah basah (minor). ∴ Hujan telah turun (konklusi) Silogisme hipotetik y ang premis minorny a mengingkari antecedent. Contoh: Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul. Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa. ∴ Kegelisahan tidak akan timbul. Silogisme hipotetik y ang premis minorny a mengingkari bagian konsekuenny a. Contoh: Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah. Pihak penguasa tidak gelisah. ∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan. Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi y ang penting menentukan kebenaran konklusiny a bila premis-premisny a merupakan perny ataan y ang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah: Bila A terlaksana maka B juga terlaksana. Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana. Silogisme Alternatif[sunting | sunting sumber] Silogisme alternatif adalah silogisme y ang terdiri atas premis may or berupa proposisi alternatif . Proposisi alternatif y aitu bila premis minorny a membenarkan salah satu alternatif ny a. Kesimpulanny a akan menolak alternatif y ang lain. Contoh: Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor. Nenek Sumi berada di Bandung. ∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor. Entimen[sunting | sunting sumber] Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hany a premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen: Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu. Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahny a. Silogisme Disjungtif[sunting | sunting sumber] Silogisme disjungtif adalah silogisme y ang premis may orny a merupakan keputusan disy ungtif sedangkan premis minorny a bersif at kategorik y ang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif y ang disebut oleh premis may or. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis may or dan premis minor adalah secara analog bukan y ang semestiny a. Silogisme ini ada dua macam y aitu: Silogisme disy ungtif dalam arti sempit Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti may orny a mempuny ai alternatif kontradiktif . Contoh: Heri jujur atau berbohong.(premis1) Terny ata Heri berbohong.(premis2) ∴ Ia tidak jujur (konklusi). Silogisme disjungtif dalam arti luas Silogisme disy ungtif dalam arti luas berarti premis may orny a mempuny ai alternatif bukan kontradiktif . Contoh: Hasan di rumah atau di pasar.(premis1) Terny ata tidak di rumah.(premis2) ∴ Hasan di pasar (konklusi). Hukum-hukum Silogisme Disjungtif Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi y ang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur peny impulanny a v alid. Contoh: Hasan berbaju putih atau tidak putih. Terny ata Hasan berbaju putih. ∴ Hasan bukan tidak berbaju putih. Silogisme disjungtif dalam arti luas, kebenaran konklusiny a adalah
  • 2. Bila premis minor mengakui salah satu alternatif , maka konklusiny a sah (benar). Contoh: Budi menjadi guru atau pelaut. Budi adalah guru. ∴ Maka Budi bukan pelaut. Bila premis minor mengingkari salah satu alternatif , maka konklusiny a tidak sah (salah). Contoh: Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogy akarta. Terny ata tidak lari ke Yogy akarta ∴ Dia lari ke Solo? Konklusi y ang salah karena bisa jadi dia lari ke kota lain.