Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupan yang terbagi menjadi 5 tahap, yaitu konsepsi, bayi/balita, remaja, usia subur, dan usia lanjut. Pada setiap tahap dibahas gangguan kesehatan yang mungkin terjadi dan asuhan kesehatan apa yang diberikan, seperti ASI eksklusif, imunisasi, pencegahan kekerasan dan NAPZA, serta deteksi dini pen
Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan reproduksi menurut beberapa lembaga kesehatan dan menjelaskan tujuan, sasaran, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta pendekatan yang ditempuh untuk mencapai kesehatan reproduksi yang optimal. Dokumen tersebut juga membahas hak reproduksi, pilar utama, dan situasi kesehatan reproduksi di Indonesia yang meliputi kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.
Teks tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi. Secara ringkas, teks ini menjelaskan bahwa kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan prosesnya. Teks ini juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi seperti faktor sosial, budaya, psikologis, dan biologis. Tujuan utama program kesehatan reproduksi
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi. Ia mendefinisikan kesehatan reproduksi, menjelaskan konsep dan tujuannya, serta menggambarkan siklus hidup reproduksi manusia. Dokumen tersebut juga membahas komponen prioritas kesehatan reproduksi seperti kesehatan ibu dan bayi, keluarga berencana, kesehatan reproduksi remaja, dan pencegahan HIV/AIDS. Strategi intervensi yang dijelaskan termasuk peningkatan layanan ke
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan kesehatan pada pasien usia subur yang mencakupi (1) pengaruh budaya terhadap kesehatan wanita, (2) perawatan kesehatan wanita dilakukan secara komunitas, dan (3) pentingnya skrining berkala untuk mendeteksi penyakit dini.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan siklus hidup perempuan dalam pelayanan kesehatan reproduksi. Pendekatan ini memperhatikan kebutuhan kesehatan perempuan sepanjang siklus hidupnya mulai dari masa kanak-kanak, remaja, usia subur hingga lanjut usia. Pelayanan kesehatan perlu disesuaikan dengan tahapan siklus hidup tersebut agar dapat mencegah masalah kesehatan di masa depan.
Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan reproduksi menurut beberapa lembaga kesehatan dan menjelaskan tujuan, sasaran, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta pendekatan yang ditempuh untuk mencapai kesehatan reproduksi yang optimal. Dokumen tersebut juga membahas hak reproduksi, pilar utama, dan situasi kesehatan reproduksi di Indonesia yang meliputi kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.
Teks tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi. Secara ringkas, teks ini menjelaskan bahwa kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan prosesnya. Teks ini juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi seperti faktor sosial, budaya, psikologis, dan biologis. Tujuan utama program kesehatan reproduksi
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi. Ia mendefinisikan kesehatan reproduksi, menjelaskan konsep dan tujuannya, serta menggambarkan siklus hidup reproduksi manusia. Dokumen tersebut juga membahas komponen prioritas kesehatan reproduksi seperti kesehatan ibu dan bayi, keluarga berencana, kesehatan reproduksi remaja, dan pencegahan HIV/AIDS. Strategi intervensi yang dijelaskan termasuk peningkatan layanan ke
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan kesehatan pada pasien usia subur yang mencakupi (1) pengaruh budaya terhadap kesehatan wanita, (2) perawatan kesehatan wanita dilakukan secara komunitas, dan (3) pentingnya skrining berkala untuk mendeteksi penyakit dini.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan siklus hidup perempuan dalam pelayanan kesehatan reproduksi. Pendekatan ini memperhatikan kebutuhan kesehatan perempuan sepanjang siklus hidupnya mulai dari masa kanak-kanak, remaja, usia subur hingga lanjut usia. Pelayanan kesehatan perlu disesuaikan dengan tahapan siklus hidup tersebut agar dapat mencegah masalah kesehatan di masa depan.
Tiga tujuan pendidikan seks dan kesehatan reproduksi adalah memberikan pengetahuan tentang perkembangan fisik, emosi, dan sosial remaja, menanamkan nilai-nilai moral dan agama, serta mencegah kehamilan muda dan penyakit menular seksual. Dokumen ini juga membahas hak kesehatan reproduksi perempuan dengan disabilitas dan strategi layanan kesehatan yang inklusif.
Dokumen tersebut membahas tentang aspek sosial budaya yang berkaitan dengan peran seorang bidan dalam pra perkawinan, perkawinan, kehamilan, kelahiran, dan pendekatan melalui budaya. Dibahas pula masalah perkawinan dini dan pantangan makanan pada ibu hamil yang berdampak negatif pada kesehatan ibu dan janin."
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, termasuk pengertian kesehatan reproduksi, tujuan kesehatan reproduksi remaja, perubahan fisik selama pubertas, dan masalah-masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja beserta penanganannya."
Dokumen tersebut membahas tentang masalah kesehatan reproduksi remaja dalam pelayanan kebidanan, penyebab masalah tersebut, dan strategi pemecahannya. Masalah utama yang dihadapi remaja antara lain pengetahuan yang rendah tentang kesehatan reproduksi, hubungan seks pra-nikah, dan pengguguran kandungan secara tidak aman. Penyebabnya meliputi informasi yang salah, enggan menggunakan alat kontrasepsi, dan pengaruh lingkungan
Kesehatan wanita dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya masyarakat dan sering dicitrakan sebagai makhluk lemah. Perawatan kesehatan wanita dilakukan secara komunitas dan skrining berkala membantu mendeteksi penyakit dini.
Makalah pencegahan primer sekunder tersierMuhammad Iqbal
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan masalah kesehatan reproduksi secara primer dan sekunder. Pencegahan primer meliputi promosi kesehatan seperti gaya hidup sehat dan vaksinasi, serta proteksi spesifik seperti pemeriksaan rutin dan menghindari risiko penyakit. Pencegahan sekunder berfokus pada diagnosis dini dan pengobatan cepat untuk mencegah penyakit berkembang lebih parah.
Dokumen tersebut membahas tentang konseling kesehatan reproduksi remaja dan program-program pelayanan kesehatan reproduksi remaja seperti GenRe, PIK-R, PKPR, dan UKS yang bertujuan untuk memberikan edukasi, konseling, dan layanan kesehatan reproduksi yang berkualitas kepada remaja agar terhindar dari risiko kehamilan, IMS, dan masalah kesehatan reproduksi lainnya.
Remaja di Sumatera Selatan masih kurang memahami kesehatan reproduksi. Pengetahuan tentang masa subur, pencegahan kehamilan, HIV/AIDS, dan anemia masih rendah. Program penyuluhan kesehatan reproduksi perlu ditingkatkan melalui sekolah, media, dan organisasi kepemudaan untuk meningkatkan pemahaman remaja.
Materi ini ditujukan bagi penyuluhan kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi remaja, terutama pada kesempatan penyuluhan posyandu remaja. Ulasan terbatas seputar perubahan fisik dan psikis pada masa remaja (pubertas), perubahan perilaku seksual, ancaman penyakit menular seksual pada perilaku seks yang tidak sehat, serta kehamilan pada usia dini.
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaLinda Meliati
Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, mencakup pengertian, ruang lingkup, hak-hak reproduksi, gender dalam kespro, konsep KB, sasaran dan tujuan program kespro, faktor-faktor yang mempengaruhi kespro, dan strategi pelayanan kespro terpadu.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, termasuk definisi remaja dan kesehatan reproduksi menurut WHO, perubahan fisik dan psikososial yang terjadi pada remaja, determinan perkembangan remaja, perilaku seksual remaja dan risikonya terhadap kesehatan reproduksi seperti kehamilan tidak diinginkan dan penyakit menular seksual, serta strategi meningkatkan kesehatan remaja melalui pendidikan seks dan program
1. Masa 1000 hari pertama kehidupan (hamil hingga anak berusia 2 tahun) sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Nutrisi yang diterima ibu selama kehamilan dan menyusui akan mempengaruhi kesehatan anak seumur hidup.
3. Kurangnya gizi pada ibu hamil dan anak balita dapat menyebabkan stunting, berat badan rendah, atau obesity, yang berdampak pada peningkatan risiko pen
Dokumen tersebut merangkum faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan yang terbagi menjadi 3 kategori utama yaitu faktor fisik, psikologis, dan lingkungan sosial budaya serta ekonomi. Faktor fisik meliputi status kesehatan, gizi, usia, riwayat penyakit, gaya hidup dan kebiasaan merokok. Faktor psikologis mencakup stres, dukungan keluarga, pengalaman masa lalu dan ke
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxDiandr
Pelayanan kehamilan yang berbasis bukti (evidence-based practice) memberikan asuhan terbaik kepada ibu hamil berdasarkan bukti-bukti klinis terkini. Fokus pelayanan kehamilan perlu diperbarui agar dapat menjangkau seluruh ibu hamil dan mendeteksi komplikasi, bukan hanya mengklasifikasi resiko. Standar pelayanan kehamilan menurut kebijakan pemerintah meliputi 14 kunjungan antenatal, pemberian suplemen, imun
Tiga tujuan pendidikan seks dan kesehatan reproduksi adalah memberikan pengetahuan tentang perkembangan fisik, emosi, dan sosial remaja, menanamkan nilai-nilai moral dan agama, serta mencegah kehamilan muda dan penyakit menular seksual. Dokumen ini juga membahas hak kesehatan reproduksi perempuan dengan disabilitas dan strategi layanan kesehatan yang inklusif.
Dokumen tersebut membahas tentang aspek sosial budaya yang berkaitan dengan peran seorang bidan dalam pra perkawinan, perkawinan, kehamilan, kelahiran, dan pendekatan melalui budaya. Dibahas pula masalah perkawinan dini dan pantangan makanan pada ibu hamil yang berdampak negatif pada kesehatan ibu dan janin."
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, termasuk pengertian kesehatan reproduksi, tujuan kesehatan reproduksi remaja, perubahan fisik selama pubertas, dan masalah-masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja beserta penanganannya."
Dokumen tersebut membahas tentang masalah kesehatan reproduksi remaja dalam pelayanan kebidanan, penyebab masalah tersebut, dan strategi pemecahannya. Masalah utama yang dihadapi remaja antara lain pengetahuan yang rendah tentang kesehatan reproduksi, hubungan seks pra-nikah, dan pengguguran kandungan secara tidak aman. Penyebabnya meliputi informasi yang salah, enggan menggunakan alat kontrasepsi, dan pengaruh lingkungan
Kesehatan wanita dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya masyarakat dan sering dicitrakan sebagai makhluk lemah. Perawatan kesehatan wanita dilakukan secara komunitas dan skrining berkala membantu mendeteksi penyakit dini.
Makalah pencegahan primer sekunder tersierMuhammad Iqbal
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan masalah kesehatan reproduksi secara primer dan sekunder. Pencegahan primer meliputi promosi kesehatan seperti gaya hidup sehat dan vaksinasi, serta proteksi spesifik seperti pemeriksaan rutin dan menghindari risiko penyakit. Pencegahan sekunder berfokus pada diagnosis dini dan pengobatan cepat untuk mencegah penyakit berkembang lebih parah.
Dokumen tersebut membahas tentang konseling kesehatan reproduksi remaja dan program-program pelayanan kesehatan reproduksi remaja seperti GenRe, PIK-R, PKPR, dan UKS yang bertujuan untuk memberikan edukasi, konseling, dan layanan kesehatan reproduksi yang berkualitas kepada remaja agar terhindar dari risiko kehamilan, IMS, dan masalah kesehatan reproduksi lainnya.
Remaja di Sumatera Selatan masih kurang memahami kesehatan reproduksi. Pengetahuan tentang masa subur, pencegahan kehamilan, HIV/AIDS, dan anemia masih rendah. Program penyuluhan kesehatan reproduksi perlu ditingkatkan melalui sekolah, media, dan organisasi kepemudaan untuk meningkatkan pemahaman remaja.
Materi ini ditujukan bagi penyuluhan kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi remaja, terutama pada kesempatan penyuluhan posyandu remaja. Ulasan terbatas seputar perubahan fisik dan psikis pada masa remaja (pubertas), perubahan perilaku seksual, ancaman penyakit menular seksual pada perilaku seks yang tidak sehat, serta kehamilan pada usia dini.
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaLinda Meliati
Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, mencakup pengertian, ruang lingkup, hak-hak reproduksi, gender dalam kespro, konsep KB, sasaran dan tujuan program kespro, faktor-faktor yang mempengaruhi kespro, dan strategi pelayanan kespro terpadu.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, termasuk definisi remaja dan kesehatan reproduksi menurut WHO, perubahan fisik dan psikososial yang terjadi pada remaja, determinan perkembangan remaja, perilaku seksual remaja dan risikonya terhadap kesehatan reproduksi seperti kehamilan tidak diinginkan dan penyakit menular seksual, serta strategi meningkatkan kesehatan remaja melalui pendidikan seks dan program
1. Masa 1000 hari pertama kehidupan (hamil hingga anak berusia 2 tahun) sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Nutrisi yang diterima ibu selama kehamilan dan menyusui akan mempengaruhi kesehatan anak seumur hidup.
3. Kurangnya gizi pada ibu hamil dan anak balita dapat menyebabkan stunting, berat badan rendah, atau obesity, yang berdampak pada peningkatan risiko pen
Dokumen tersebut merangkum faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan yang terbagi menjadi 3 kategori utama yaitu faktor fisik, psikologis, dan lingkungan sosial budaya serta ekonomi. Faktor fisik meliputi status kesehatan, gizi, usia, riwayat penyakit, gaya hidup dan kebiasaan merokok. Faktor psikologis mencakup stres, dukungan keluarga, pengalaman masa lalu dan ke
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxDiandr
Pelayanan kehamilan yang berbasis bukti (evidence-based practice) memberikan asuhan terbaik kepada ibu hamil berdasarkan bukti-bukti klinis terkini. Fokus pelayanan kehamilan perlu diperbarui agar dapat menjangkau seluruh ibu hamil dan mendeteksi komplikasi, bukan hanya mengklasifikasi resiko. Standar pelayanan kehamilan menurut kebijakan pemerintah meliputi 14 kunjungan antenatal, pemberian suplemen, imun
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptDiandr
Dokumen tersebut membahas tentang evidence based practice dalam pelayanan kehamilan. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain penggunaan bukti terbaik dalam memberikan pelayanan kehamilan, fokus yang baru pada ANC yang lebih menekankan persiapan untuk komplikasi daripada pendekatan resiko, serta standar praktek yang didasarkan bukti seperti 7T dan 14T dalam pelaksanaan ANC.
Dokumen tersebut membahas tentang pembinaan kader kesehatan dan dukun bayi di desa. Kader kesehatan dan dukun bayi memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan melakukan penyuluhan, pengamatan masalah kesehatan, dan rujukan kasus. Untuk meningkatkan kapasitas mereka dilakukan pelatihan secara berkelanjutan oleh tenaga kesehatan.
Dokumen tersebut membahas aspek-aspek perlindungan hukum bagi bidan di Indonesia, termasuk standar pelayanan kebidanan, kode etik bidan, standar asuhan kebidanan, dan registrasi praktik bidan."
1. Intranatal care merujuk pada peristiwa yang berakhir dengan kelahiran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disertai dengan keluarnya plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
2. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.
3. Ada beberapa istilah yang terkait dengan persalinan sepert
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxDiandr
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penerapan evidence-based practice dalam pelayanan kehamilan agar tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan terbaik berdasarkan bukti-bukti klinis terkini.
2. Refocusing antenatal care perlu dilakukan agar asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil dengan fokus pada persiap
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi lanjut usia. Definisi lanjut usia menurut WHO adalah 65 tahun keatas. Klasifikasi lanjut usia terdiri dari pralanjut usia, lanjut usia, lanjut usia resiko tinggi, lanjut usia potensial, dan lanjut usia tidak potensial. Dokumen juga membahas mengenai permasalahan lanjut usia, kaitan budaya dan gender dengan kesehatan reproduksi lanjut usia
Dokumen tersebut membahas terapi nutrisi yang penting untuk pasien kanker untuk mencegah malnutrisi. Kanker dan pengobatannya dapat menyebabkan anoreksia dan cacheksia, dua penyebab utama malnutrisi pada pasien kanker, yang perlu diatasi dengan terapi nutrisi yang tepat seperti suplemen makanan kaya zat gizi.
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...ZulfiaIbrahim1
DOKUMEN INI MEMBAHAS TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA YANG MENJELASKAN JENIS PENYAKIT PAK DAN PAHK MENURUT PERPRES NO.7 TAHUN 2019 YAITU: pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;
(kimia, fisika, biologi dan penyakit infeksi atau parasit), berdasarkan sistem target organ; (penyakit saluran pernapasan,
penyakit kulit, gangguan otot dan kerangka, gangguan mental
dan prilaku) kanker akibat kerja; dan spesifik lainny
2. 5 Tahap dalam siklus
kehidupan
1.
Kons
epsi
2.
Bayi/B
alita
3.
Remaja
4. Usia
Subur
5. Usia
Lanjut
3. Tahap 1 Konsepsi
a. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
b. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta
pelayanan bayi baru lahir.
c. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini :
pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi).
d. Pendekatan pelayanan antenatal, promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.
4. Tahap ke-2 Bayi dan anak
a. ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak
b. Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
c. Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
5. Lanjutan....
e. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
f. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat
perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain
disemua usia dan kekerasan.
g. Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal,
menyusui serta pemberian suplemen, dll.
6. Asuhan yang diberikan pada tahap Bayi/Balita yaitu
a). ASI Eksklusif
b). Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi
seimbang
c). Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
d). Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan
(KtP)
e). Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan
perempuan.
7. Tahap Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan
merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa.
Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai
memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan sistem reproduksi
8. Asuhan apa yang diberikan pada tahap
ini :
• Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat
tenaga, zat pembangun dan zat yang sesuai dengan
kebutuhan gizi .
a. Gizi seimbang
• Pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi
bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan
yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat bagi
remaja, disamping mengatasi masalah yang ada.
b. Informasi tentang
kesehatan reproduksi
• hubungan seksual yang dipaksakan terhadap perempuan,
dilakukan tanpa izinnya dan mungkin menggunakan
kekerasan.
c. Pencegahan
kekerasan seksual
(perkosaan)
9. Lanjutan
• Pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA pada
remaja hendaknya dilakukan dengan pendekatan
sejak dini baik dari orang tua, guru, pendamping
dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para
pelajar disekolah,
d. Pencegahan terhadap
ketergantungan napza
• Kegagalan perkawinan dalam masyarakat dewasa ini
sangat meningkat sehingga menimbulkan dampak
social yang tidak diinginkan.
e. Perkawinan pada usia
yang wajar
• Remaja memerlukan pembekalan tentang informasi /
pendidikan, ketrampilan dan kiat-kiat untuk
mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan
mental dalam menghadapi berbagai godaan, seperti
ajakan untuk menggunakan NAPZA dan lain-lain.
f. Peningkatan
pendidikan, ketrampilan,
penghargaan diri dan
pertahanan terhadap
godaan dan ancaman.
10. Tahap Usia Subur
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan
masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi.
11. Pada periode ini masalah kesehatan
berganti dengan :
gangguan kehamilan,
kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir.
Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti
tubuhnya.
12. Gangguan yang sering muncul pada usia
ini adalah
haid, kram haid,
nyeri pinggul
saat
berhubungan
seks,
sakit saat
buang air
besar atau
buang air
kecil
endometriosis
13. Asuhan yang diberikan pada tahap ini :
a). Kehamilan dan persalinan yang aman
b). Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c). Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat
kontrasepsi ( KB )
d). Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e). Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f). Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
g). Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h). Pencegahan dan manajemen infertilitas
14. Tahap Usia Lanjut
Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah
masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit
berat lainnya.
15. Asuhan apa yang diberikan
1). Perhatian pada problem menopause
2.). Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan
mobilitas dan osteoporosis
3). Deteksi dini kanker rahim.
17. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan
Perempuan
Kemiskinan
Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat
Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai
18. Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional sehingga kesehatan anak
perempuan dan perempuan semakin burukAkses untuk pelayanan kespro
rendah
Kurangnya penanganan kespro dan seksual pada laki-laki dan perempuan usia
lanjut
Kebijakan dan program kesehatan masih belum mempertimbangkan
perbedaan sosial, ekonomi dan perbedaan lainnya antara perempuan
dan masih rendahnya kemandirian perempuan.