SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali, Sistem informasi dan pengendalian internal, UNIVERSITAS MERCU BUANA, 2017
1. TUJUAN SISTEM PENJUALAN
Tujuan sistem penjualan adalah:
* Mencatat order penjualan dengan cepat dan akurat
* Untuk memverifikasi konsumen yang layak menerima kredit
* Untuk mengirima produk dan memberikan jasa tepat waktu, sesuai yang dijanjikan kepada
konsumen
* Untuk membuat tagihan atas produk dan jasa secara tepat waktu dan akurat
* Untuk mencatat dan mengelompokkan penerimaan kas secara cepat dan akurat
* Untuk memposting penjualan dan penerimaan kas ke rekening piutang
* Untuk menjaga keamanan produk
* Untuk menjaga kas perusahaan
INPUT SISTEM PENJUALAN
* Order konsumen. Order yang dikirim oleh konsumen
* Order penjualan. Sarana untuk merekam order konsumen yang dibuat oleh perusahaan.
* Order acknowledgment. Rangkap dari order penjualan yang dikirim ke konsumen untuk memberi
tahu konsumen bahwa ordernya telah diterima.
* Picking list. Rangkap dari order penjualan yang dikirim ke bagian gudang sebagai sara untuk
menyiapkan barang yang dipesan.
* Packing slip. Rangkap dari order penjualan yang disertakan dengan paket barang yang akan
dikirim ke konsumen.
* Billing of ladding. Sarana untuk meminta agen transportasi (kurir) untuk mengirimkan barang
perusahaan ke konsumen.
* Shipping notice. Rangkap dari order penjualan atau dokumen lain yang berfungsi sebagai bukti
bahwa barang memang telah dikirimkan.
* Sales invoice. Faktur penjualan dikirimkan ke konsumen untuk menagih penjualan.
* Remittance advice. Dokumen yang menunjukkan jumlah kas yang diterima dari konsumen.
* Deposit slip. Slip setoran di bank.
* Back order. Dokumen yang dibuat pada saat jumlah persediaan tidak dapat memenuhi permintaan
pesanan dari konsumen.
* Memo kredit. Dokumen yang berfungsi sebagai bukti kredit atas piutang konsumen, akibat retur
penjualan.
* Aplikasi kredit. Formulir untuk merekam data dan informasi konsumen baru yang hendak
mengajukan kredit.
* Salesperson call report. Formulir yang digunakan untuk merekam telpon yang dilakukan salesman
untuk memprospek konsumen.
* Deliquent notice. Dokumen dikirimkan ke konsumen yang piutangnya telah lewat tanggal jatuh
tempo.
* Write Off Notice. Dokumen yang dibuat oleh manajer kredit pada saat sebuah piutang sudah
benar-benar macet.
* Cash register receipt. Formulir yang digunakan oleh toko pengecer untuk merekam kas yang
diterima.
OUTPUT SISTEM PENJUALAN
* Order konsumen yang belum terpenuhi
* Jurnal penjualan (daftar faktur penjualan, urut nomor faktur)
* Daftar pengiriman barang urut per tanggal kirim
* Jurnal penerimaan kas
* Daftar memo kredit
* Daftar umur piutang
PENGENDALIAN INTERNAL
2. Paparan Risiko yang dihadapi dalam siklus penjualan
* Penjualan kredit kepada konsumen yang sebenarnya tidak layak menerima kredit, perusahaan
dapat rugi karena piutang macet.
* Kelewat mecatat pengiriman barang atau mengirim barang dan lupa membuatkan tagihan (faktur).
Perusahaan rugi karena tidak akan pernah menerima kas dari pengiriman tersebut.
* Kesalahan dalam membuat faktur (salah jumlah atau salah harga). Konsumen bisa marah atau
perusahaan bisa rugi, menagih terlalu rendah.
* Salah posting, sehingga catatan akuntansi yang dihasilkan salah.
* Penjualan kredit fiktif, sehingga saldo penjualan dan piutang perusahaan menjadi terlalu besar.
* Pencurian produk jadi perusahaan
* Penghapusan piutang konsumen oleh karyawan yang tidak memiliki wewenang, sehingga
perusahaan tidak akan pernah menerima kas dari piutang tersebut.
* Pencurian kas oleh orang yang bertanggung jawab untuk memegang kas.
* Lapping.
* Akses terhadap data piutang dan persediaan oleh orang yang tidak berwenang.
* Virus.
* Pencurian data konsumen (misal transaksi melalui web)
* Bertransaksi menggunakan kartu kredti curian
* Kegagalan server.
Pengendalian Umum:
* Pengendalian organisasi. Prinsip umum, bagian pemegang harta kekayaan organisasi mesti
terpisah dengan bagian pencatatan. Personel pengembang sistem (yang mengetik dan
memodifikasi program) mesti terpisah dengan personel yang menggunakan dan mengoperasikan
sistem.
* Pengendalian dokumentasi. Ada dokumentasi yang lengkap, seperti dokumentasi formulir yang
digunakan, flowchart, struktur database, laporan dan output sistem, serta kebijakan manajermen
terkait dengan persetujuan kredit, penghapusan piutang macet dan lain sebagainya.
* Rekonsiliasi aktiva dengan catatan perusahaan.
* Pengendalian praktik manajemen. Manajer mesti memperkerjakan programer dan akuntan yang
kompeten. Pengembangan dan perubahan sistem mesti melalui prosedur yang jelas, ada
persetujuan awal, pengujian dan penandatanganan perubahan. Audit atas siklus penjualan. Manajer
mereview laporan-laporan yang dihasilkan sistem.
* Pengendalian otorisasi.
* Pengendalian akses. Meliputi terminal dengan fungsi yang terbatas, hanya untuk mencatat
penjualan dan penerimaan kas; Log untuk merekam semua transaksi penjualan dan penerimaan
kas pada saat user masuk ke dalam sistem; Backup secara rutin; Gudang yang terkunci.
Pengendalian Aplikasi
* Dokumen yang bernomor urut tercetak terkait dengan penjualan, pengiriman barang dan
penerimaan kas.
* Validasi data yang diinputkan ke dalam aplikasi penjualan
* Koreksi kesalahan pada saat input data, sebelum data diproses lebih lanjut.
Contoh validasi data:
* Validity check (data nya sesuai tidak dengan yang ada di dalam master file)
* Self checking digit
* Field check (type data)
* Limit check
* Range check
* Sign check
3. * Completeness check
* Echo check
Konsep Pengendalian Umum dan Aplikasi
PENGENDALIAN UMUM
Meliputi:
* Pengendalian organisasi.
* Pengendalian dokumentasi.
* Pengendalian akuntabilitas aktiva.
* Pengendalian praktik manajemen.
* Pengendalian operasi pusat informasi
* Pengendalian otorisasi
* Pengendalian akses
PENGENDALIAN ORGANISASI
Organisasi menetapkan hubungan kerja antara karyawan dan unit organisasi. Struktur organisasi
dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan organisasi yang independen. Organisasi yang
independen adalah struktur organisasi yang memisahkan wewenang dan tanggung jawab
sedemikian rupa sehingga fungsi yang tidak kompatibel dipisahkan. Selain melalui pemisahan
tugas, pengendalian juga dicapai dengan monitoring.
Dalam sistem manual, karyawan yang menangani aktiva mesti dipisahkan dari karyawan yang
memiliki otorisasi untuk melaksanakan suatu transaksi dan karyawan yang bertanggung jawab untuk
mencatat transaksi.
Sistem informasi memiliki tanggung jawab untuk merekam dan memproses data. Oleh karena itu
sistem informasi mesti independen dari semua departemen yang menggunakan data dan informasi
tersebut. Departemen pengguna adalah departemen yang memiliki tanggung jawab untuk
menginisiasi dan mengotorisasi transaksi. Selain itu, fungsi pengembangan sistem mesti dipisahkan
dari sistem pemrosesan transaksi.
PENGENDALIAN DOKUMENTASI
Dokumentasi yang baik berguna untuk efisiensi dalam perbaikan bug sistem, untuk efisiensi dalam
pengembangan tambahan aplikasi baru, serta untuk pelatihan karyawan dalam mengenalkan sistem
aplikasi.
Dokumentasi yang diperlukan meliputi:
* Kebijakan terkait dengan sistem, seperti kebijakan pengembangan sistem, kebijakan pengujian
sistem, kebijakan operasi computer, dan kebijakan penanganan bencana dan keamanan sistem.
* Dokumentasi aplikasi sistem, seperti flowchart, data flow diagram, kode rekening, deskripsi
prosedur, prosedur koreksi kesalahan, prosedur pengendalian, deskripsi file (termasuk kamus data),
format output sistem, dan deskripsi input output sistem.
* Dokumentasi program.
* Dokumentasi data
* Dokumentasi operasi
* Dokumentasi untuk pengguna.
PENGENDALIAN AKUNTABILITAS AKTIVA
Sumber daya perusahaan (aktiva) perlu dijaga. Cara menjaga aktiva tersebut antara lain:
* Penggunaan buku pembantu dalam catatan akuntansi
* Rekonsiliasi (seperti rekonsiliasi kas dan persediaan)
* Prosedur acknowledgement sebagai bentuk wujud pertanggungjawaban atas aktiva yang ditangani
oleh seseorang atau suatu bagian.
4. * Penggunaan log dan register
* Review oleh pihak independent
PENGENDALIAN PRAKTIK MANAJEMEN
Meliputi kebijakan dan praktik sumber daya manusia, komitmen terhadap kompetensi, praktik
perencanaan, praktik audit, dan pengendalian pengembangan sistem aplikasi (prosedur perubahan
sistem dan prosedur pengembangan sistem baru).
PENGENDALIAN APLIKASI
Meliputi:
* Pengendalian otorisasi,
* Pengendalian input, dapat berupa edit test pada saat data diinputkan ke dalam layar komputer
(validity check, limit check, field check, relationship check), dapat berupa batch control total (amount
control total, hash total dan record count) jika data diinputkan secara batch.
* Pengendalian proses, dapat berupa manual cross check dan pengendalian proses yang lain.
* Pengendalian output. Output mesti didistribusikan ke pihak yang tepat.
TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL:
* Efektivitas dan efisiensi operasi
* Reliabilitas pelaporan keuangan
* Kesesuaian dengan aturan dan regulasi yang berlaku
STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL
* Struktur pengendalian internal menurut COSO
* Lingkungan Pengendalian Internal
* Penaksiran Risiko
* Aktivitas Pengendalian
* Informasi dan Komunikasi
* Monitoring
LINGKUNGAN PENGENDALIAN INTERNAL
Lingkungan pengendalian internal merefleksikan seluruh sikap dan kesadaran dewan direksi, komite
audit, manager, pemilik, dan karyawan mengenai pentingnya pengendalian internal sebuah
perusahaan. Lingkungan pengendalian merupakan dasar dari seluruh komponen pengendalian
internal yang lain.
Lingkungan pengendalian meliputi:
Filosofi manajemen dan gaya operasi. Manajer perlu menjadi contoh perilaku etis dengan mentaati
kode etik perusahaan. Manajer perlu menyusun kode etik secara formal. Manajer mesti
menekankan pentingnya pengendalian internal dan memperlakukan setiap personel dengan wajar
dengan dengan penuh respek.
Integritas dan nilai-nilai etika. Perilaku etis dan tidak etis manajer dan seluruh karyawan akan
berdampak besar terhadap keseluruhan struktur pengendalian internal, menciptakan suasana yang
secara signifikan mempengaruhi validitas proses pelaporan keuangan. Manajemen mesti secara
proaktif memastikan bahwa semua karyawan benar-benar sadar dengan standard etika perusahaan.
Manajemen juga mesti membuat kebijakan yang mendukung karyawan untuk mencapai tujuan
jangka panjang dan bukan tujuan jangka pendek.
Komitmen terhadap kompetensi. Perusahaan mesti merekrut karyawan yang kompenen dan dapat
dipercaya yang memiliki inisiatif dan kreativitas untuk bereaksi secara cepat terhadap kondisi bisnis
yang dinamis. Perusahaan mesti memilih personil yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
memadai untuk menyelesaikan setiap tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan tersebut.
5. Dewan direksi atau komite audit. Dewan direksi semestinya menunjuk komite audit untuk
mengawasi praktik dan kebijakan akuntansi dan pelaporan keuangan perusahaan. Komite audit
merupakan perantara antara dewan direksi dan auditor internal/eksternal.
Struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan rerangka hubungan formal antar personil
perusahaan untuk mencapai tujuan organsisasi.
Pemberian wewenang dan tanggung jawab. Perusahaan mesti memiliki deskripsi pekerjaan untuk
setiap karyawan. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab mesti dilakukan dengan baik.
Perubahan terhadap sistem informasi mesti dilakukan melalui persetujuan tertulis.
Kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Setiap karyawan baru mesti dikenalkan dengan
pengendalian internal, kebijakan etika dan kode etik perusahaan. Perusahaan mesti perduli dengan
undang-undang dan peraturan ketenagakerjaan yang ditetapkan oleh pemerintah. Perusahaan
mesti memastikan terwujudnya lingkungan kerja yang aman dan sehat. Perusahaan dapat
menyelenggarakan sarana konseling untuk karyawan yang bermasalah. Perusahaan punya
prosedur yang baik untuk karyawan yang berhenti bekerja.
PENAKSIRAN RISIKO
Manajemen mesti mengidentifikasi dan menaksir risiko yang relevan yang dapat mencegah
perusahaan mencapai tujuan organisasi. Manajer juga mesti menyusun rencana untuk mengelola
risiko yang telah diidentifikasi.
* Mengidentifikasi risiko internal yang signifikan.
* Mengidentifikasi risiko eksternal yang signifikan.
* Menyusun analisis risiko.
* Manajemen risiko yang relevan.
AKTIVITAS PENGENDALIAN
Aktivitas pengendalian bertujuan untuk mengarahkan karyawan agar karyawan dapat bertindak
sesuai dengan arahan manajer.
Aktivitas yang terkait dengan pelaporan keuangan. Meliputi: Perancangan dokumen yang baik dan
penggunaan dokumen bernomor urut tercetak; Pemisahan tugas; Otorisasi atas transaksi;
Pengamanan yang memadai; Cek independen atas kinerja rekan sekerja; Penilaian (valuation) atas
jumlah yang mesti dicatat yang tepat
Aktivitas yang terkait dengan pemrosesan informasi, meliputi pengendalian umum dan pengendalian
aplikasi. Aktivitas ini membantu memastikan reliabilitas dan integritas sistem informasi yang
memproses informasi keuangan maupun informasi non keuangan.
Aktivitas pengendalian yang lain yang relevan dengan pelaporan keuangan adalah reviewatas
kinerja, yang meliputi:
1. Membandingkan anggaran dan nilai aktual
2. Menganalisis kaitan antar data, melakukan investigasi dan tindakan korektif
3. Review atas kinerja fungsional atau area tertentu.
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Mengidentifikasi dan merekam informasi yang relevan untuk pelaporan keuangan
mengkomunikasikan informasi yang relevan dengan format yang sesuai
* Harus dipastikan bahwa SIA menghasilkan pelaporan keuangan yang andal.
* Semua transaksi yang diproses adalah transaksi yang valid dan terotorisasi
* semua transaksi yang valid mesti direkam dan diinputkan tepat waktu dengan cukup detail
sehingga transaksi dapat diklasifikasikan dengan semestinya.
* semua data input akurat dan lengkap
* semua transaksi yang telah diinput diproses dengan baik
6. * semua output yang diperlukan disajikan sesuai dengan aturan yang ada untuk menghasilkan
informasi yang akurat dan andal
* semua transaksi dicatat dalam periode akuntansi yang tepat
MONITORING
Tujuan monitoring adalah menaksir kualitas struktur pengendalian internal dari waktu ke waktu
melalui aktivitas monitoring. Contoh aktivitas monitoring: supervisi atas aktivitas karyawan dari hari
ke hari dan audit atas catatan akuntansi.
Aktivitas yang berkesinambungan
Evaluasi secara terpisah
PAPARAN RISIKO
Setiap perusahaan menghadapi paparan risiko. Paparan risiko dapat berasal dari pihak internal
maupun eksternal perusahaan, seperti dari karyawan, konsumen, hacker, pelaku criminal dan
bencana alam.
Tipe risiko
* kesalahan yang tidak disengaja
* kesalahan yang disengaja
* pencurian aktiva
* menjebol keamanan perusahaan
* tindak kekerasan dan bencana alam
Paparan terhadap risiko dipengaruhi oleh:
* Frekuensi kejadian. Contoh: penjualan.
* Kerentanan sebuah aktiva. Contoh kas sangat rentan.
* Besarnya nilai rupiah.
Masalah yang memperbesar paparan risiko yang dihadapi perusahaan:
* Kolusi
* Kurangnya penegakan disiplin
* Kejahatan komputer
Sumber
https://dwiermayanti.wordpress.com/category/sistem-informasi-akuntansi/page/2/
7. 1. Pengendalian Preventif adalah pengendalian yang dilakukan untuk mencegah masalah sebelum
mereka muncul.
Contoh pada perusahaan: mempekerjakan personil yang berkualitas, memisahkan tugas
karyawan, membuat standar operasional prosedur dan mengendalikan akses fisik ke aset dan
informasi.
2. Pengendalian Detektif adalah pengendalian yang dilakukan untuk menemukan masalah yang
tidak dicegah dan mencari akar permasalahan
Contoh pada perusahaan : termasuk duplikat pemeriksaan perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi
bank dan saldo pemeriksaan bulanan dan melakukan audit
3. Pengendalian Korektif adalah pengendalian untuk mengidentifikasi dan maupun memperbaiki
dan memulihkan kembali sistem akibat error serta benar dan pulih dari kesalahan yang dihasilkan.
Contoh pada perusahaan : menjaga salinan cadangan dari file, mengoreksi kesalahan entri data,
dan mengumpulkan transaksi untuk diproses selanjutnya.
Integritas dan keandalan pemrosesan.
Integritas (integrity) dan keandalan pemrosesan. Pemrosesan sistem bersifat lengkap, akurat, tepat
waktu dan diotorisasi. Sebuah sistem dikatakan memiliki integritas apabila dapat melaksanakan
fungsi yang diperuntukkan bagi sistem tersebut secara keseluruhan dan bebas dari manipulasi
sistem, baik yang tidak diotorisasi maupun yang tidak disengaja.
Contoh pada perusahaan
Semua data dilakukan penyimpanan dengan baik dan dilakukan back up. Apabila terdapat data
yang hilang ataupun tidak sengaja terhapus, data tersebut dapat mudah ditemukan
Authorization/access control
a. Access Control didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengatur / mengontrol siapa saja
yang berhak mengakses suatu resource-rosource tertentu yang terdapat di dalam sebuah sistem. Di
dalam proses ini akan diidentifikasi siapa yang sedang melakukan request untuk mengases suatu
resource tertentu dan apakah orang tersebut memiliki hak akses (authorized) untuk mengakses
resource tersebut.
Access control memproteksi data terhadap unauthorize access atau akses yang dilakukan oleh
orang yang memang tidak memiliki hak akses terhadap reource tersebut. Akses di sini bisa berupa
melihat data (view) ataupun melakukan perubahan terhadapt suatu data (modify).
Contoh pada perusahaan :
Pembatasan masuk ruangan bisa dilakukan menggunakan perangkat autentikasi semisal card
reader dan perangkat biometric seperti finger print scanner.
Setiap karyawan mempunyai komputer masing – masing dan setiap komputer hanya dapat diakses
dengan menggunakan password. Hanya user/ karyawan yang bersangkutan yang tahu password
tersebut dan hanya karyawan yang bersangkutan yang bisa menggunakan komputernya sendiri
b. Authorization adalah proses menentukan apa sajakah layanan yang bisa dinikmati
pengguna/user yang telah jelas identitasnya
8. Contoh pada perusahaan :
Masing-masing meja pada ruang perusahaan memiliki pesawat telepon ekstensi. Untuk bisa
melakukan panggilan keluar, seorang karyawan harus memiliki password tertentu. Pemberian
password dapat dilakukan berdasarkan level dari karyawan yang bersangkutan
Pemberian hak akses pada dokumen – dokumen tertentu sesuai dengan tingkatan/level dalam
perusahaan
Contoh implementasi sistem informasi pada Perusahaan Multi Finance yang bergerak dibidang
pembiayaan
.
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan . Sistem informasi padaPerusahaan Multi
Finance telah mendukung semua operasional bisnis perusahaan, mulai dari tahap awal yaitu
proses usaha pembiayaan hingga pada pengambilan keputusan. Sistem informasi Perusahaan
Multi finance selalu berorientasi pada efisiensi kinerja operasional. Sistem informasi semua
saling terintegrasi agar operasional bisnis perusahaan dapat berjalan dengan semakin optimal dan
semakin memberikan pelayanan yang terbaik kemudahan layanan bagi konsumen serta manfaat
yang besar bagi mitra usaha.
Sistem informasi yang digunakan perusahaan multi finance, merupakan sistem informasi yang
dibuat dan terus dikembangkan sendiri oleh Perusahaan Multi finance. Sistem informasi untuk
kegiatan operasional bisnisnya merupakan sistem informasi aplikasi inti selama ini sudah
mendukung semua operasional bisnis perusahaan. Mulai dari tahap awal pembiayaan, proses
persetujuan, pembiayaan, penilian kredit nasabah, dan pencatatan transaksi akuntansi sudah
dilakukan semua dalam sistem informasi ini.
Sistem informasi aplikasi inti ini sudah memiliki kelebihan
1. menu - menu yang sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan.
2. Selalu terus dikembangkan dengan adanya menu – menu baru sesuai dengan perubahan
bisnis yang dinamis dan cepat
Pengendalian internal yang dilakukan perusahaan denngan adanya sistem informasi ini adalah
1. Setiap kayawan / user memiliki ID dan password yang berbeda
2. Password selalu diganti secara rutin tiap 1 bulan
3. Bila user ID terblokir , user dapat mereset password sendiri pada menu yang ada.
4. Setiap user hanya dapat mengakses ke menu – menu yang sesuai dengan job desknya
9. Kendala yang dialami saat ini adalah
1. Apabila terjadi deploy sistem informasi aplikasi inti kadang mengalami error, sehingga
menyebabkan sistem informasi aplikasi inti tidak berjalan dengan optimal karena error yang terjadi
kadang mengganggu integrasi data pada sistem informasi aplikasi inti
2. Kadang bila jaringan sedang ramai atau load, sistem informasi aplikasi inti ini sering menjadi
lambat untuk diakses
3. Adanya pergantian karyawan , menyebabkan kurang memahami cara pengoperasian sistem
informasi sehingga akan membuat aktivitas operasional menjadi tidak optimal
Rekomendasi
1. Perlu adanya perbaikan dan langkah – langkah yang tepat saat melakukan uji coba
pengembangan atau perbaikan sistem informasi tersebut sehingga deploy sistem informasi dapat
berjalan dengan baik
2. Jaringan yang ada harus terus dilakukan pengecekan, maintenance, dan perbaikan
3. Perlu adanya modul yang lengkap mengenai penggunaan sistem informasi aplikasi inti dan
training mengenai penggunaan sistem informasi aplikasi inti, sehingga walaupun terjadi pergantian
karyawan, karyawan yang baru atau yang menggantikan dapat menggunakan sistem
informasi tersebut dengan baik
Referensi
Nur Fadhila Amri, 2015, Pengendalian Berbasis Teknologi Informasi Dan Keamanan Sistem
Diperlukan : http://www.e-akuntansi.com/2015/11/pengendalian-berbasis-teknologi.html, diakses
tanggal 07 Mei 2017 pukul 19.37
Marota, Rochman, 2014, Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Software Sistem Informasi
Manajemen : http://rochman48e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2014/01/28/urgensi-maintainability-dalam-
pengembangan-software-sistem-informasi-manajemen/ diakses tanggal 21 Mei 2017 pukul 23.00
Anwar, Raden Syamsul, 2016, Authorized Access Control
:https://radensyamsulanwar.wordpress.com/, diakses tanggal 22 Mei 2017 pukul 05.00
Wicaksono , Rizki, 2009, Memahami Authentication dan Authorization
:http://www.ilmuhacking.com/basic-concept/memahami-authentication-dan-authorization/, 22 Mei
2017 pukul 05.20
Premavari, Yohana, 2017, Konsep Dasar Pengendalian Internal
:https://www.slideshare.net/yohanapremavari/si-pi-yohana-premavari-hapzi-ali-konsep-dasar-
pengendalian-internal-universitas-mercu-buana-2017pdf, 21 Mei 2017 pukul 22.00
Kartika, Sari, 2017, Melindungi SI, Konsep & Komponen Pengendalian Internal
:https://www.slideshare.net/SariKartika5/sipi-sari-kartika-hapzi-ali-melindungi-si-konsep-komponen-
pengendalian-internal-universitas-mercu-buana-2017, diakses tanggal 21 Mei 2017 pukul 22.10