Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan dan tanggung jawab manajemen puncak dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) manajemen puncak bertanggung jawab dalam menerapkan dan memastikan kebijakan SMK3, (2) manajemen puncak perlu memimpin dan mendukung pencapaian tujuan SMK3, dan (3)
5. DASAR HUKUM
Pasal 5
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi
perusahaan:
a. mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus)
orang; atau
b. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
(3) Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada
Peraturan Pemerintah ini dan ketentuan peraturan perundang-
undangan serta dapat memperhatikan konvensi atau standar
internasional.
PP No.50 tahun 2012
6. DASAR HUKUM
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas
a. keselamatan dan kesehatan kerja
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sama yang sesuai dengan harkat dan
martabat manusia serta nilai-nilai agama
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku
UU No.13 tahun 2003
tentang
ketenagakerjaan
7. DASAR HUKUM
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menetapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah
UU No.13 tahun 2003
tentang
ketenagakerjaan
9. Data dari BPJS Ketenagakerjaan akhir tahun 2019
menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja sejumlah
105.182 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak
2.375 orang.
Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia
meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan
kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat
kerja.
KONSEP DASAR
Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatatat angka
kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap
tahun.
12. ENVIRONMENT
SOCIETY
Provide safe
and healthy
workplaces (Menyediakan
tempat kerja yang aman &
Sehat)
Prevent work-related
injury and ill health
(Mencegah cedera terkait
pekerjaan dan kesehatan yang
buruk)
Improve its OH&S
Performance
(Meningkatkan Kinerja K3)
Promoting and
protecting workers
(Mempromosikan dan
melindungi pekerja)
Fokus dalam Sistem Manajemen K3L
13. STRUKTURAL FUNGSIONAL ANTAR DEPARTEMEN
(Masuk di Job
Description)
(Dengan surat penunjukan) (Standar Tertulis)
General Manager Kepala Teknik Security Department
Deputy General ManagerWakil Kepala Teknik HR Department
Anggota Steering Committee Training Department
General Superintendent Anggota Crisis Management
Team
Road Maintenance
Department
Superintendent Anggota Taskforce Medical Services
Supervisor Anggota Crisis Management
Team
Engineering Department
Leader HSE Representative Purchasing Department
Karyawan Senior Sukarelawan Fire and
Rescue
Public Affars Department
Karyawan Fire Warden Corporate Communication
Karyawan Junior First Aider
HSE Department
Helper
Peran dan Tanggung Jawab K3
17. Pengertian kepemimpinan / leadership
adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mempengaruhi orang lain dalam hal
bekerja yang bertujuan untuk mencapai sasaran
dan target tertentu.
Pemimpin adalah TOP MANAJEMEN atau peran
dalam sistem di sebuah organisasi.
DEFINISI
18. KEPEMIMPINAN ADALAH...
Suatu ilmu dan seni mempengaruhi orang lain atau
kelompok untuk bertindak seperti yang diharapkan
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
19. “Pemimpin” dan “Manajer”
Mendorong perubahan
Menetapkan visi & arah
Memotivasi orang utk berhasil
Melihat persoalan scr luas (“big
picture”)
Memutuskan scr rasional dan
intuitif
Mengadaptasikan strategi utk
mewujudkan visi
Mendorong munculnya
“penentang” fungsional
Memberikan otonomi kepada
orang lain
PEMIMPIN MANAJER
Mengelola status quo
Fokus pada rencana, jadwal,
anggaran
Memantau & mengontrol sumber
daya
Mengelola sasaran yg rinci &
penting
Menganalisis, meng-evaluasi,
memutuskan
Mengacu pd strategi & mengubah
scr incremental
Mengontrol “penentang” agar
pekerjaan selesai
Mendelegasikan
21. TEORI SIFAT
Teori yang mempertimbangkan
kualitas dan karakteristik
personal yang
mendiferensiasikan para
pemimpin dari yang bukan
para pemimpin.
Teori sifat berfokus pada
kualitas dan karakteristik
personal.
22. TEORI PERILAKU
Teori perilaku berusaha untuk mengidentifikasi perilaku-
perilaku pemimpin. Bila perilaku pemimpin ada perbedaan
yang berarti jika dibandingkan dengan perilaku yang dipimpin,
maka kepemimpinan akan dapat diajarkan. Bila kepemimpinan
bisa diajarkan, maka pasokan pemimpin bisa diperbesar.
Perbedaan yang paling mendasar antara teori sifat dan teori
perilaku adalah terletak pada asumsi yang mendasarinya. Jika
teori sifat yang benar, maka pada dasarnya kepemimpinan
dibawa dari lahir. Sedangkan jika teori perilaku yang benar,
maka kepemimpinan bisa diajarkan atau ditanamkan.
23. TEORI KONTINGENSI
(Model Fiedler)
Fred Fiedler mengembangkan model kontingensi pertama kali bagi
kepemimpinan.
Model ini menyatakan bahwa kinerja kelompok yang efektif akan
bergantung pada kecocokan yang tepat antara gaya kepemimpinan
dan seberapa besar situasi memberikan kendali dan pengaruh
terhadap pimpinan.
Hasil yang dikemukakan pada model Fiedler adalah jika ada situasi
dimana suatu kelompok menuntut seorang pemimpin yang
berorientasi tugas tetapi justru pemimpinnya berorientasi hubungan,
maka situasi tersebut harus dimodifikasi misalkan dengan mengganti
pemimpin yang ada sehingga keefektifan optimum dapat tercapai.
24. TEORI SITUASIONAL
Model yang berkaitan dengan teori
situasional dikembangkan oleh Paul
Hersey dan Ken Blanchard.
Teori ini lebih menekankan pada
pengikut dibandingkan dengan
pemimpin untuk tercapainya
kepemimpinan yang efektif.
kepemimpinan yang efektif
bergantung dari tingkat kesiapan
atau kedewasaan para
pengikutnya.
25. Situational Leadership Model
Source: Jerald Greenberg. Managing Behavior in Organizations: Science in Service (Upper
Saddle River, NJ: Prentice Hall, 1996).
26. TEORI JALUR TUJUAN
Teori jalur-tujuan pada mulanya
dikembangkan oleh Robert House.
Pada prinsipnya teori ini berpendapat bahwa
merupakan tugas si pemimpin untuk
membantu pengikutnya dalam mencapai
tujuan mereka dan untuk memberikan
pengarahan dan dukungan agar dapat
dipastikan tujuan mereka sesuai dengan
sasaran secara keseluruhan dari suatu
kelompok atau organisasi.
27. LEADERSHIP – KLAUSUL 5
Pentingnya peran dari Manajemen Puncak dalam
memimpin (mengarahkan) dan komitmen kuat dalam
sistem manajemen K3L.
Pada saat yang sama, Manajemen Puncak juga perlu
melibatkan pekerja dalam mencapai tujuan K3L.
POIN PENTING ISO 45001:2018 & ISO 14001:2015
28. ● Mengambil tanggung jawab dan akuntabilitas terkait K3L dalam
organisasi.
● Memastikan kebijakan K3L dan tujuan K3L, integrasi sistem
manajemen K3, sumber daya, promosi peningkatan berkelanjutan.
● Mengkomunikasikan pentingnya Sistem Manajemen K3L.
● Melindungi pekerja dari tindakan balasan (karena melaporkan insiden,
bahaya, risiko dan peluang.
5.1 Leadership and commitment
29. GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan menurut Robbins & Judge :
1. Kharismatik
2. Transaksional
3. Transformasional
4. Visioner
adalah prilaku (tingkah laku) pemimpin
pada saat ia berusaha mempengaruhi
perilaku orang-orang yang dikelolanya.
30. 1. GAYA KEPEMIMPINAN KHARISMATIK
Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang
luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin
mereka.
Lima karakteristik pokok pemimpin kharismatik:
a. Visi dan artikulasi. memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang
berharap masa depan lebih baik dari pada status quo, dan mampu
mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain.
b. Risiko personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko personal
tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri
untuk meraih visi.
c. Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistiskendala
lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.
d. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik perseptif
(sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan responsive
terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.
e. Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku
yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma.
31. 2. GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang
memandu atau memotivasi para pengikut mereka
menuju sasaran yang ditetapkan dengan
memperjelas persyaratan peran dan tugas.
Gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus
pada hubungan pemimpin-bawahan tanpa adanya
usaha untuk menciptakan perubahan bagi
bawahannya.
32. 1. Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang
dilakukan, menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui
pencapaian.
2. Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat dean mencari
penyimpangan dari aturan dan standar, menempuh tindakan
perbaikan.
3. Manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensi hanya
jika standar tidak dipenuhi.
4. Laissez-Faire: melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan
keputusan.
Empat Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transaksional:
33. 3. Gaya KepemimpinanTransformasional
Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian
pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan masing-
masing pengikut.
Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para
pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu
mereka memandang masalah lama dengan cara-cara
baru, dan mereka mampu menggairahkan,
membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk
mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran
kelompok
34. Empat Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transformasional:
1. Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi,
menanamkan kebanggaan, meraih penghormatan dan
kepercayaan.
2. Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi,
menggunakan symbol untuk memfokuskan pada usaha,
menggambarkan maksud penting secara sederhana.
3. Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia,
rasionalitas, dan pemecahan masalah secara hati-hati.
4. Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi,
melayani karyawan secara pribadi, melatih dan
menasehati.
35. 4. Gaya Kepemimpinan Visioner
Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang
realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa depan organisasi
yang tengah tumbuh dan membaik. Visi ini jika diseleksi dan
diimplementasikan secara tepat, mempunyai kekuatan besar
yang bisa mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa
depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber
daya untuk mewujudkannya.
36. KEKUASAAN (POWER)
Kekuasaan: kemampuan untuk mempergunakan
kekuatan
BEDA KEKUASAAN DENGAN WEWENANG adalah...........
• Kekuasaan: kemampuan
• Wewenang: Hak untuk mengambil tindakan yang
diperlukan agar tugas dan tanggung jawab dapat
dilaksanakan dengan baik atau kekuasaan yang secara
asli melekat pada jabatan yang diduduki oleh pemimpin.
Atau dengan kata lain
Wewenang adalah kekuasaan yang disahkan oleh suatu
peranan formal seseorang dalam suatu organisasi.
37. SUMBER-SUMBER KEKUASAAN
1. Reward Power : Kekuasaan yang berdasarkan imbalan yang
dimiliki pemimpin.
2. Coercive Power: Kekuasaan yang berdasarkan Kekerasan /
hukuman yang dimiliki pemimpin.
3. Legitimate Power: Kekuasaan yang berdasarkan Undang-
Undang / Hukum yang dimiliki pemimpin.
4. Expert Power: Kekuasaan yang berdasarkan keahlian atau
keterampilan dan pengetahuan pemimpin.
5. Referent Power: Kekuasaan yang berdasarkan hubungan atau
mengidentifikasikan pimpinan dan mengaguminya serta ingin
memperoleh penerimaan dari pimpinan.
Semakin dekat seseorang dengan pusat kekuasaan maka semakin
berpeluang orang tersebut turut menikmati kekuasaan.
38. 5. Leadership /
Kepemimpinan
5.1 Leadership and
commitment / Kepemimpinan
dan Komitmen
5.1.1 General / Umum
5.1.2 Customer focus / Fokus
Pelanggan
5.2 Policy / Kebijakan
5.2.1 Developing the quality
policy / Penyusunan kebijakan
mutu
5.2.2 Communicating the
quality policy /
Mengkomunikasikan kebijakan
mutu
5.3 Organizational roles,
responsibilities and authorities
/ Aturan organisasi,
tanggungjawab dan wewenang
Plan Do
CheckAction
LEADERSHIP
DALAM SMM ISO 9001:2015 Klausul 5
39. 5.1 OHS Policy (1)
● Mencakup komitmen untuk :
- Menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat untuk
pencegahan cedera dan sakit;
- Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku dan
persyaratan lainnya;
- Menghilangkan bahaya-bahaya dan mengurangi risiko-risiko K3;
- Peningkatan berkelanjutan dari sistem manajemen K3;
- Mencakup komitmen untuk konsultasi dan partisipasi pekerja, dan
bila ada, perwakilan pekerja.
40. 5.1 OHS Policy (2)
● OHS Policy harus :
- Tersedia sebagai informasi
terdokumentasi;
- Dikomunikasikan kepada
pekerja di dalam organisasi;
- Tersedia untuk pihak yang
berkepentingan, sesuai
- kebutuhan;
- Tetap relevan dan sesuai.
41. 5.1.1 Umum
Manajemen puncak harus menunjukkan kepemimpinan dan
komitmen terhadap sistem manajemen mutu dengan cara:
Mengambil peran dalam penerapan sistem;
Menatapkan kebijakan dan sasaran mutu
Memastikan integrasi persyaratan sistem manajemen mutu
ke dalam proses bisnis organisasi;
mendorong penggunaan pendekatan proses dan pemikiran
berbasis risiko;
5.1 Leadership
and commitment /
Kepemimpinan
dan Komitmen
5. Leadership / Kepemimpinan
5.1.2 Fokus Pelanggan
Manajemen puncak harus menunjukkan kepemimpinan dan
komitmen terhadap fokus pelanggan dengan :
persyaratan pelanggan persyaratan hukum dan peraturan
yang berlaku secara konsisten dipenuhi;
Risiko dan peluang yang dapat mempengaruhi produk dan
jasa kemampuan ditentukan dan diatasi
Fokus peningkatan kepuasan pelanggan tetap terpelihara
42. 5.2.1 Penetapan Kebijakan Mutu
Sesuai dengan tujuan, isu internal/eksternal organisasi
Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan
Mencakup komitmen untuk peningkatan berkelanjutan
Menyediakan kerangka kerja untuk sasaran mutu
5.2.2 Mengkomunikasikan Kebijakan Mutu
tersedia,dipelihara,Terdokumentasi
Dikomunikasikan dan dipahami
Tersedia untuk pihak-pihak yang berkepentingan, sesuai yang
dibutuhkan
5.2 Quality
Policy /
Kebijakan
Mutu
5. Leadership / Kepemimpinan
43. Manajemen Puncak (Top Management) memastikan :
Tanggung jawab dan wewenang ditetapkan, dikomunikasikan,
dipahami dalam organisasi bertujuan untuk:
a) memastikan bahwa sistem manajemen mutu sesuai dengan
persyaratan standar;
b) memastikan bahwa proses relevan dengan organisasi;
c) Memastikan kinerja sistem manajemen mutu dan peluang
dijalankan;
d) memastikan pentingnya fokus pelanggan diseluruh
organisasi;
e) memastikan bahwa integritas sistem manajemen mutu
dipelihara ketika perubahan pada sistem manajemen mutu
direncanakan dan diimplementasikan.
5.3
Organizational
roles,
responsibilities
and authorities
/ Aturan
Organisasi,
Tanggungjawab
dan Wewenang
5. Leadership / Kepemimpinan
45. When leaders say
one thing but do
another, they erode
trust, a critical
element of
Productive
leadership.
Ketika yang kita
lakukan berbeda
dengan yang kita
ucapkan, maka
lambat laun hilanglah
kepercayaan orang
pada kita
46. CIRI-CIRI
LEADER – PEMIMPIN
1. Memulai duluan
2. Bergerak sendiri
mengikuti standar
3. Tahu kapan mulai
dan kapan berhenti
4. Banyak ide-ide
5. Berpikir jauh ke
depan
FOLLOWER- PENGIKUT
1. Mengekor saja
2. Menunggu diperintah
3. Perlu diingatkan
4. Mengikuti ide orang
lain
5. Ikut saja
57. Apakah Strategi SHE kita masih:
Mencari yang salah,
Mempermalukan atau Melatihnya?
58. Proses Membangun Perilaku (1)
Skill Drill
(praktek
melakukan
perilaku yang
diinginkan)
Pra
Kontemplasi
(belum tahu
bahaya)
Kontempla
si (menyadari
masalah dan
perubahan
perilaku yang
diinginkan)
Persiapan
(ingin
memulai
tindakan)
Action
(mulai
memprakte
kkan
perilaku
yang baru)
Perawatan
(agar tetap
menjalankan
perilaku
barunya
sebagai
kebiasaan)
Pelatihan
EHS
59. Proses Membangun Perilaku (2)
DIBERI
TAHU
BELUM
TAHU
RAGU
-
MELAKUK
AN TEST
CASE
MELAKUK
AN WAKTU
DIAWASI
MELAKUK
AN INGIN
DIAPRESIA
SI
BANGGA
MELAKUKA
N
100%
(MALU,
MERASA
DOSA
KALAU
MELANGGA
R)
Pelatihan
EHS
40%
60%
80%
20%
0%
61. Implikasi Ucapan Terimakasih
• Atasan senang saya
melakukan itu
• Atasan mau saya melakukan
begitu lagi
• Itu to standar atasan
• Saya dipedulikan bos
• Karya saya diakui
• Yang saya lakukan penting
62. Tidak Memberi Apresiasi
Meninggalkan pesan bahwa:
• Bos tidak setuju dengan
yang saya lakukan
• Bos tidak mau saya
mengulangi itu lagi
• Yang saya lakukan tidak
penting bagi bos
• Oh itu bukan standar bos
• Bingung apa to maunya bos
65. • Bagus,
• Hebat,
• Super
• Luar biasa
• Makasih ya
• Terimakasih
• Thanks
• Super kamu telah konsisten memakai
seatbelt
• Kamu kelihatan profesional tadi
berhenti di rambu STOP
• Bagus sekali, kamu disiplin mengikuti
speed limit
• Selamat, kamu sudah menyelesaikan
shift dengan aman
• Hebat, saya paling suka melihat kamu
memberi aba2 untuk mengangkat
Ucapan Terimakasih kepada Karyawan
66. Ucapan Terimakasih kepada Karyawan
• Bagus,
• Hebat,
• Super
• Luar biasa
• Makasih ya
• Terimakasih
• Thanks
• Saya suka, JSA mu akurat sekali
• Super, APD mu lengkap
• Terimakasih kamu telah lantai shop
mu bersih
• Profesional sekali, kamu
membersihkan spill tadi sesuai SOP
• Memang beda, kamu selalu datang
tepat waktu
• Kau keras, laporanmu masuk
pertama
72. Tujuan yang
diformalkan atau
aturan-aturan yg kaku
Pekerjaan yg tidak
ambigu atau sangat
memuaskan
Kelompok-kelompok
kerja yang kompak
atau kohesif
Pekerja yg
berpengalaman atau
sangat terlatih
Apakah
Kepemimpinan
Selalu Relevan?
73. Dimensi Kepercayaan (Trust)
Integritas
Kejujuran dan kesatuan kata & perbuatan
Kompetensi
Pengetahuan & keterampilan teknis dan interpersonal
Konsistensi
Reliabilitas, predictability, dan judgment yg baik dalam
menangani berbagai situasi
Kesetiaan
Kemauan utk melindungi & menjaga nama baik ssorang
Keterbukaan
Kemauan utk berbagi gagasan dan informasi secara
bebas/terbuka
84. Kembangkan Komunikasi yang Baik di Anda
Tempat kerja
Dorong komunikasi terbuka tentang masalah keselamatan dan
kesehatan
Ketika karyawan yakin Anda akan mendengarkan, mereka akan
memberi tahu Anda apa yang salah! Dan membantu Anda
memperbaikinya!
Jangan pernah menghukum karyawan karena melaporkan "Nyonya
Dekat"
Gunakan "Learning Cycle" daripada "Blame Cycle"
– Bagaimana KAMI dapat memperbaiki masalah ini (belajar)?
vs. mengapa ANDA mengacaukan (menyalahkan)?
Ketika karyawan mengajukan pertanyaan yang jujur, beri mereka
jawaban yang jujur dan nyata!
85. Dorong "Dukungan" Karyawan untuk Program
KeselamatanAnda ...
Dengan menanyakan karyawan Anda bagaimana
"memperbaiki" masalah, Anda akan mendengar ide-ide
mereka… menggunakan ide-ide yang bagus
Ketika karyawan Anda melihat Anda mendengarkan
mereka, mereka akan dapat menerima program
keselamatan sebagai "milik mereka" (kolaborasi antara
manajemen dan pekerja) dan menjadikannya program
yang sukses dan efektif
86.
87. Permintaan Kinerja Keselamatan dan
Kesehatan dari Karyawan Anda
Melatih karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan benar
(pertama kali)
Latih karyawan untuk selalu menghindari "jalan pintas"
Cukup sering mengamati praktik kerja dan individu untuk
memastikan bahwa pekerjaan / tugas telah dilakukan sesuai
dengan pelatihan yang diterima
Jika karyawan diamati melakukan pekerjaan yang
bertentangan dengan pelatihan, pastikan karyawan
memahami pelatihan, melatih ulang, mengamati pekerjaan,
memantau ...
Mendisiplin dengan tegas dan cepat karyawan yang berulang
kali tidak mengikuti pedoman keselamatan & kesehatan kerja
yang ditetapkan
88. BERI CONTOH …
“Walk your Walk… Talk your Talk”
Saat Anda meminta karyawan & kontraktor untuk
mengenakan APD di area kerja tertentu, pastikan Anda
juga mengenakan APD yang sama (wajib)
Aturan keselamatan HARUS ditegakkan secara sepihak
dengan memperhatikan individu
Saat Anda meminta karyawan Anda untuk mengenakan
sabuk pengaman saat bekerja, pastikan mereka tidak
pernah menangkap Anda tanpa Anda sedang
menggunakannya!
89.
90. Rapat K3 / Safety Meeting Berkala
Ingatlah keamanan setiap saat & sering bertemu
Diskusikan pekerjaan yang jarang atau tidak biasa sebelum
melakukannya (pertemuan khusus, jika perlu)
Konfirmasikan & perkuat Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan
yang ada
Mempresentasikan dan mendiskusikan kebijakan keselamatan
dan kesehatan baru yang baru atau yang diusulkan
Perbarui karyawan tentang peraturan kesehatan & keselamatan
baru
93. Kembangkan sebuah Efektif Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Apakah Program
Keselamatan & Kesehatan
Anda meliputi:
– Program HazCom
– Keamanan Listrik
– Energi LO / TO
– Konservasi Pendengaran
– Masalah Keamanan Umum
– Prosedur pelaporan
Kecelakaan / Insiden,
termasuk informasi
"Nyonya Dekat"
• Penggunaan APD
• Pengenalan Bahaya &
Pencegahan Kecelakaan
• Semua kesempatan
• Pekerjaan / Pelatihan
Khusus
• Sertakan Kontraktor,
Vendor, Pengunjung, dll.
• Hierarki kontak & nomor
telepon
• MSHA Wajib & pelatihan
lainnya
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102. ZERO ACCIDENT
Ketika karyawan dapat secara konsisten pulang tanpa
cedera & sehat… itu bukanlah kecelakaan
Anda telah bekerja sama sebagai satu tim dan telah
berkolaborasi dalam rencana keselamatan dan
kesehatan kerja yang efektif
Kecelakaan tidak terjadi, itu DISEBABKAN
103. Sebelum Anda melakukan tindakan tidak aman - BERPIKIR!
Seseorang mengandalkan Anda untuk pulang dengan selamat di akhir giliran kerja Anda.
Pikirkan orang itu ketika Anda memilih antara cara yang aman dan tidak!
Pikirkan keselamatan – bekerja dengan aman – setiap detik di setiap shift–
demi keluargamu!