2. Pra-Socrates: Filsafat Alam
Filsafat Pra Socrates awal dari perkembangan filsafat yunani kuno. Yunani merupakan tempat dimana pemikiran
ilmiah mulai tumbuh dan pada zaman itu lahirlah para pemikir yang mengarah dan menyebabkan filsafat itu
dilahirkan.
Ciri-ciri Filsafat Pra Socrates adalah rasional meta fisik, dimana pemikiran yang diikuti dengan kepercayaan kepada hal-
hal gaib, seperti memberikan sesajian kepada Dewa Matahari. Masyarakat berpikir bahwa bumi yang mempunyai
sumber daya alam yang melimpah ini ada yang menciptakannya, tapi mereka belum tahu siapa yang menciptakannya.
Jadi, masyarakat beranggapan bahwa yang memberi kesuburan adalah pohon besar.
Filsafat Pra Socrates mencapai puncaknya pada orang-orang sophis untuk melihat rasionalisme sofis perlu dipahami
lebih terdahulu latar belakangnya. Latar belakang itu terletak pada pemikiran filsafat yang ada sebelumnya.
3. Pra-Socrates: Filsafat Alam
Pra-
Socrates
Thales
624-545 SM
Anaximander
610-546 SM
Anaximenes
585-528 SM
Pythagoras
582-496 SM
Xenophanes
580-470 SM
Parmenides
540-475 SM
Heraklitos
535-480 SM
Zeno
+490 SM
Empedocles
492-432 SM
Anaxagoras
499-428 SM
Democritos
460-370 SM
4. Thales (624-545 SM)
Thales lahir di Miletus, Yunani.
Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari tujuh orang bijaksana (Dalam bahasa Yunani Hoi
Hepta Sophoi). Yang oleh Aristoteles diberi gelar “filsuf yang pertama” yang memikirkan
tentang asal mula terjadinya alam semesta, sehingga Thales dianggap sebagai filsuf alam.
Ia dikatakan sebagai filsuf pertama. Pemikirannya yang sangat terkenal adalah zat utama
yang menjadi dasar semua kehidupan adalah air.
Thales dikenal sebagai tokoh yang mampu meramal terjadinya gerhana yang terjadi
pertama kali pada 585 SM.
Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli Geometri, Astronomi, dan Politik.
Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab
Milesian.
5. Anaximander (610-546 SM)
Anaximander adalah murid Thales dan termasuk tokoh kedua Mahzab Milesian.
Anaximander adalah seorang ahli astronomi dan ilmu bumi. Meskipun dia murid
Thales namun ia mempunyai prinsip dasar alam satu akan tetapi bukanlah dari jenis
benda alam seperti air sebagai mana yang dikatakan oleh gurunya.
Prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhuitung dan tak terbatas yang oleh
dia disebut Apeiron yaitu zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat
dirupakan tidak ada persamaannya dengan apapun.
Pendapatnya yang lain yaitu bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari
tingginya. Sedangkan bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu pun.
Sama seperti Thales, Anaximander dikenal sebagai seorang filsuf alam. Dan Ia konon
adalah orang pertama yang membuat peta.
6. Anaximenes (585-528 SM)
Anaximenes berkeyakinan bahwa yang menjadi asal dunia adalah udara. Karena
udara lah yang meliputi seluruh alam dan udara pula yang menjadi dasar hidup
bagi manusia yang amat diperlukan untuk bernafas.
Anaximenes adalah tokoh terakhir tritunggal Mahzab Milesian.
Anaximenes beranggapan bahwa bumi berbentuk seperti meja bundar. Demikian
pun matahari, bulan dan bintang-bintang. Badan-badan jagad raya itu tidak
terbenam dibawah bumi sebagaimana yang dipikirkan Anaximander tetapi
mengelilingi bumi yang datar itu, matahari lenyap pada waktu malam karena
tertutup dibelakang bagian-bagian tinggi.
7. Pythagoras (582-496 SM)
Pythagoras lahir di pulau Samos yang temasuk daerah Ionia.
Pythagoras adalah matematikawan dan filsuf Yunani yang paling terkenal melalui
teoremanya, yang lebih dikenal sebagai Bapak Bilangan.
Menurut Pythagoras, dasar segala sesuatunya adalah bilangan. Orang yang tahu dan
mengerti akan bilangan, ia juga tahu akan segala sesuatu.
Menurut kepercayaan Pythagoras, jiwa manusia asalnya dari Tuhan, jiwa itu adalah
penjelmaan dari tuhan yang jatuh kedunia karena berdosa dan dia akan kembali ke
langit kedalam lingkungan tuhan semula apabila dosanya itu sudah habis dicuci, hidup
didunia ini adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu dari sekarang dikerjakan hidup
untuk hari kemudian.
8. Xenophanes (580-470 SM)
Xenophanes termasuk agamawan yang taat beragama. Pandangannya mengenai
Tuhan itu tidak banyak, tapi hanya satu. Menurutnya segala sesuatu yang ada di
alam semesta ini berasal dari Tuhan Yang Maha Esa yang memelihara alam
semesta.
Dalam khazanah pemikiran filsafat ia kurang banyak meninggalkan buah karya
dalam bentuk tulisan maupun buku, sebab ia lebih banyak menyampaikan
pemikiran-pemikiran filsafatnya dalam bentuk lisan termasuk nasihat-nasihat
baiknya.
Pengaruh dan kontribusi filsuf Xenophanes tidak bisa dipandang sebelah mata,
sebab petuah dan pengaruh pemikirannya mampu menyita perhatian murid-
muridnya yang salah satunya adalah Parmenides.
9. Parmenides (540-475 SM)
Parmenides lahir pada 540 SM di Elea, Italia Selatan. Ia dikenal sebagai ahli pikir
dalam bidang politik
• Pengetahuan indera adalah pengetahuan yang diperoleh
manusia dari pengamatannya terhadap realitas materi.
• Pengetahuan yang diperoleh oleh indera adalah semu,
karena pengetahuan tersebut didasarkan pada perubahan
dan gerak.
Pengetahuan
Indera
• Pengetahuan budi adalah pengetahuan yang dapat
dipercaya dan benar, karena perolehannya didasarkan pada
sesuatu yang tetap.
• Kenyataan yang benar hanya dapat diketahui dengan akal,
bukan dengan pengamatan indera.
Pengetahuan
Budi
Parmenides membagi pengetahuan manusia menjadi dua, yaitu:
1
2
10. Heraklitos (535-480 SM)
Heraklitos lahir di kota Ephesos, Ia salah seorang filsuf Yunani Kuno Pra-Socrates.
Heraklitos memiliki pandangan yang berbeda dengan para filsuf sebelumnya,
yang berpendapat bahwa alam semesta adalah segala sesuatu yang berasal dari
api. Api yang selalu bergerak dan berubah menunjukkan bahwa tidak ada yang
tetap dan tidak ada yang tenang.
Segala sesuatu mengalami perubahan terus-menerus dan selalu bergerak, tidak
ada yang menetap, karena itu kita “tidak dapat melompat di sungai yang sama‟.
11. Zeno (+490 SM)
Zeno lahir pada 490 SM di Elea. Zeno adalah salah satu murid dari Parmindes.
Ajarannya yang penting adalah pemikirannya tentang dialektika. Dialektika adalah
satu cabang filsafat yang mempelajari argumentasi
Zeno mempertahankan benar kesatuan ada dan mengingkari benar gerak. Gerak ini
tidak ada, tidak mungkin dan hanyalah khayalan. Zeno mencontohkan dengan bukti-
bukti:
1. Jika sekiranya terdapat gerak, Achilles yang mempunyai lari cepat seperti kilat,
tidak bisa mengejar penyu, ia begitu lambat jalannya. Sebab apabila ia tiba di
tempat penyu tadi, ia sudah maju lagi sedikit ke muka.
2. Anak panah yang dipanahkan dari busurnya tidak bergerak, tetapi berhenti.
Sebab setiap saat ia berada pada satu tempat sama artinya dengan berhenti.
3. Setengah waktu sama dengan sepenuh waktu. Sebab suatu barang yang
bergerak terhadap suatu badan, melalui Panjang badan itu dalam setengah
waktu atau sepenuh waktu.
12. Empedocles (492-432 SM)
Empedocles lahir di Acrates, di pesisir selatan Sisilia.
Empedocles dikenal sebagai politisi demokrat sekaligus sosok yang mengaku
sebagai dewa.
Empedocles setuju dengan pendapat Parmenides, bahwa di dalam alam
semesta tiada sesuatu pun yang dilahirkan sebagai hal yang baru dan dapat
dibinasakan sehingga tiada lagi. Tetapi disatu sisi lain, Empedolces
menentang pendapat Parmenides, bahwa kesaksian indera adalah palsu.
Empedocles yakin bahwa alam ini terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air,
api dan udara. Semua proses alam terjadi karena bergabung atau terpisahnya
empat unsur tersebut.
13. Anaxagoras (499-428 SM)
Anaxagoras lahir di Clazomenae, Ionia. Namun Anaxagoras banyak melewatkan
hidupnya di Athena dan Pericles.
Ia berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukan satu tetapi banyak. Yang banyak
itu tidak dijadikan, tidak berubah, dan tidak berada dalam satu ruang yang kosong.
Anaxagoras menyebut yang banyak itu dengan spermata (benih).
Pokok penting ajaran Anaxagoras yaitu teori tentang “nous” atau ruh, akal. Ruh
bagi Anaxagoras merupakan kekuatan pengendali segala sesuatu yang hidup,
sifatnya tak terbatas dan mandiri serta tidak tercampur apapun.
14. Democritos (460-370 SM)
Democritos mengajarkan bahwa kenyataan bukan hanya satu saja,
melainkan terdiri dari banyak unsur.
Unsur-unsur itu ia sebut sebagai atomos (tak terbagi). Atomos (atom) ini
tidak dapat dibeda-bedakan karena sifatnya, semua atom adalah sama.
Jumlah atom tidaklah terbilang, setiap atom tidak dijadikan atau tidak
dimusnahkan dan tidak berubah.
Democritos juga membedakan adanya dua pengetahuan yaitu
pengetahuan indera yang keliru dan pengetahuan budi yang benar.
15. Zaman Keemasan: Socrates, Plato dan
Aristoteles
Zaman
Keemasan
Socrates
470-399
SM
Plato
427-347
SM
Aristoteles
384-322
SM
16. Socrates (470-399 SM)
Socrates lahir di Athena,
Socrates adalah guru Plato.
Socrates adalah seorang penganut
yang absolut dan meyakini bahwa
menegakkan moral merupakan tugas
filosof yang berdasarkan ide-ide
rasional dan keahlian dalam
pengetahuan.
Metode pembelajarannya bukanlah
dengan cara menjelaskan, melainkan
dengan cara mengajukan pertanyaan,
menunjukkan kesalahan logika dari
jawaban, dan menanyakan lebih jauh
lagi.
Socrates mengarahkan
perhatiannya kepada
manusia sebagai objek
pemikiran filsafatnya. Ia
selalu berusaha untuk
menyelidiki manusia secara
keseluruhan, yaitu dengan
menghargai nilai-nilai
jasmani dan ruhani.
17. Socrates (470-399 SM) continue
Pengaruh Pemikiran Filsafat
• Metode penyelidikannya yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk
menguji konsep moral yang pokok.
• Socrates percaya bahwa manusia ada untuk satu tujuan, dan bahwa salah dan benar memainkan
peran penting dalam mendefinisikan hubungan seseorang dalam lingkungan dan sesamanya.
• Pepatahnya yang terkenal “Kenalilah dirimu”
Pemikiran Politik
• Kebijakan adalah pengetahuan
• Ada kerajaan alam yang supra manusiawi yang peraturannya mengikat seluruh makhluk
Kematian
• Dipenjara dan dinyatakan bersalah, lalu dihukum bunuh diri dengan meminum racun karena
pandangannya yang berbeda dengan kepercayaan umum masyarakat Yunani.
18. Plato (427-347 SM)
Kebenaran umum memang sudah ada di dalam idea. Orang yang
berpengetahuan dengan pengertian yang macam-macam sampai pengertian
tentang ideanya dengan sendirinya akan berbuat baik.
Plato lahir di Athena sekitar tahun 427 SM.
Plato adalah muridnya Socrates dan guru dari Aristoteles.
Dunia fana ini tidak lain hanyalah refleksi atau bayangan dari dunia idea.
Keadaan idea sendiri bertingkat-tingkat, yang paling tinggi adalah idea kebaikan.
19. LATAR BELAKANG KEHIDUPAN
• Ayahnya bernama Ariston
(seorang bangsawan
keturunan Raja Kodrus) dan
ibunya bernama Periktione
(keturunan Solon, tokoh
legendaris dan negarawan
Athena)
• Nama aslinya adalah
Aristokles, karena dahi dan
bahunya lebar, dia dijuluki
Plato (yang berarti si lebar).
• Mendirikan sekolah bernama
Akademia dan memimpin di
sekolah itu selama 40 tahun.
• Mengemukakan beberapa hal
tentang Tuhan.
Sumber filsafat
• Socrates, guru
sekaligus
sahabatnya.
Menggunakan
metode
dialektis
“elenchus”
atau tanya
jawab sebagai
suatu upaya
untuk meraih
kebenaran dan
pengetahuan.
• Kratilos, murid
dari Heraklitos.
• Para sophis.
DUNIA IDE
• Membelah
realitas
menjadi
dua yaitu
dunia ide
dan dunia
bayang-
bayang
Perumpamaan
Gua
• Bayang-bayang
adalah
anggapan-
anggapan biasa
tentang dunia
• Patung adalah
alam indriawi
• Keadaan di luar
gua adalah
realitas yang
sebenarnya
PEMIKIRAN POLITIK
• Dalam negara yang
ideal ada 3 golongan.
• Pendidikan bagi
anak-anak,
• Umur 10 tahun
• Umur 14-16 tahun
• Umur 16-18 tahun
• Umur 18-20 tahun
Plato (427-347 SM) continue
20. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles seorang filsuf Yunani yang lahir di Stagyra, Yunani Utara pada tahun 384
SM. Aristoteles adalah murid Plato.
Ayahnya seorang tabib / dokter pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Aristoteles
mewarisi pengetahuan dari ayahnya yang banyak mempelajari filsafat, matematika,
astronomi, retorika dan ilmu-ilmu lainnya.
Pada tahun 323 Aristoteles harus melarikan diri dari Athena karena ia dituduh sebagai
penyebar ajaran subversive dan atheism seperti Socrates 80 tahun sebelumnya. Ia
meninggalkan Athena dan pindah ke Chalcis dan meninggal pada tahun 322 SM.
Aristoteles dalam filsafat dikenal sebagai Bapak Logika, dan dalam filsafat politik
dikenal sebagai bapak empirisme.
21. Karya-karya Aristoteles
Logika
Categoric (kategori-
kategori)
De Interpretatione (perihal
penafsiran)
Analytics Priora (analitika
logika yg lebih dahulu)
Analytics Posteiora
(aalitika logika yg
kemudian)
Topica
De Sophistics Elenchis
(tentang cara berargumen
kaum Sophis)
Filsafat
Alam
Phisica
De Caelo (perihal
langit)
De Generatione et
Corruptione (timbul-
hilangnya makhluk-
makhluk jasmani)
Meteorologica (ajaran
tentang badan-badan
jagat raya)
Psikologi
De Anima (perihal
jiwa)
Parva Naturalia
(karangan-karangan
kecil tentang pokok-
pokok alamiah)
Biologi
De Patribus
Animalium (perihal
bagian-bagian
binatang)
De Mutu Animalium
(perihal gerak
binatang)
De Incessu Animalium
(tentang binatang
yang berjalan)
De Generatione
Animalium (perihal
kejadian binatang-
binatang)
22. Karya-karya Aristoteles continue
Metafisika
Filsafat pertama
atau theologia
Etika
•Ethica
nicomachea
•Magna moralia
(karangan besar
tentang moral)
•Ethica
eudemia
Politik
dan
Ekonomi
Politics
Economics
Retorika
dan
Poetika
Rhetorica
Poetika
23. Realisme Aristoteles
• Aristoteles menerima yang berubah dan menjadi, yang bermacam-macam bentuknya, yang semuanya itu berada didunia pengalaman
sebagai realitas yang sesungguhnya.
• Tidak ada idea-idea yang abadi, dari realitas indriawi konkret akal budi manusia mengabstraksikan paham-paham abstrak yang bersifat
umum.
• Pengetahuan terbagi menjadi dua yaitu pengetahuan indra dan pengetahuan budi.
• Tuhan menurut Aristoteles berhubungan dengan dirinya sendiri.
Filsafat Politik
• Pendekatan Aristoteles dalam bukunya Politics dengan judul Nichomachean Ethics, Rhetoric dan Methapysic. inti pemikiran politiknya
setidaknya ada 4 premis (pernyataan) etis dan filosofis yang sangat terkenal, yaitu:
1. Manusia adalah makhluk rasional yang memiliki kehendak bebas.
2. Politik adalah ilmu praktis
3. Ada hukum moral universal yang harus dipatuhi semua manusia.
4. Negara adalah institusi alamiah.
Kilas Balik Plato dan Aristoteles: Sebuah Catatan Kritis
• Plato dan Aristoteles bukan saja dua sosok guru-murid tetapi juga lawan diskusi yang konstruktif. Perdebatan dua pemikir besar hingga kini
mengilhami berkembangbiaknya tradisi pemikiran filsafat yang dialogis-kritis. Plato bersifat idealis, spekulatif, sugestif dan puitis. Aristoteles
memiliki karakter serius, analitis, empiris, dan tidak spekulatif. Meski berbeda, namun pandangan, gaya dan pemikiran keduanya mampu
mewakili semua tradisi pemikiran Barat yang saling melengkapi.
Aristoteles (384-322 SM) continue