2. Manusia Sebagai Makhluk Hidup
1. Organ tubuh
sangat kompleks
2. Metabolisme
3. Memberikan
tanggapan
terhadap
rangsangan
4. Reproduksi
5. Tumbuh dan
bergerak
6. Berinteraksi
3. Manusia Dibandingkan Makhluk
Lain
Secara fisik mempunyai tubuh
yang lemah
Akal budi dan kemauan sangat
kuat, dapat menaklukkan fisiknya
Mengembangkan IPTEK
4. Rasa Ingin Tahu
(Kuriositas/Curiosity)
Manusia dibekali hasrat ingin tahu
tentang dirinya sendiri dan alam
sekitarnya
Tidak hanya terbatas pada obyek
nyata
Rasa ingin tahu mendorong manusia
melakukan berbagai kegiatan untuk
mencari jawaban atas berbagai
persolan yang muncul dalam pikiran
5. Hewan ?
Kehendak hewan untuk
mengeksplorasi alam sekitarnya
didorong oleh rasa ingin tahu yang
tetap sepanjang zaman
Disebut idle curiuosity atau instinct
Bertujuan untuk mempertahankan
kelestarian hidup.
Perlu makan, melindungi diri dan
berkembang biak.
6. MITOS
Adalah pengetahuan yang diperoleh
melalui pengalaman dan pemikiran
sederhana serta dikaitkan dengan
kepercayaan akan adanya kekuatan
ghaib
Penalaran belum terbentuk
Berdasarkan daya khayal, imajinasi,
intuisi
Cerita mitos disebut Legenda
7. MITOS
Untuk memenuhi kebutuhan nonfisik
atau kebutuhan alam pikirannya
Rasa ingin tahu manusia ternyata
tidak dapat terjawab atas dasar
pengamatan maupun
pengalamannya
Untuk memuaskan alam pikirannya
kemudian direka-reka sendiri
jawabannya
8. MACAM MITOS
Mitos dapat dibedakan atas 3 macam :
a. Mitos sebenarnya
manusia berusaha dengan sungguh-
sungguh dan dengan imajinasinya
menerangkan gejala alam yang ada,
namun belum tepat, karena kurang
pengetahuannya sehingga untuk bagian
tersebut orang mengaitkannya dengan
seorang tokoh atau dewa/dewi.
contoh : bunyi guntur disangka roda
kereta yang dikendarai dewa melintasi
9. b. Cerita rakyat
adalah usaha manusia mengisahkan peristiwa
penting yang menyangkut kehidupan
masyarakat.
karena cerita rakyat hanya disampaikan dari
mulut ke mulut, maka sulit diperiksa
kebenarannya.
contoh : Di Kudus orang tdk akan makan sate
sapi
c. Legenda
Cerita yang berdasarkan mitos disebut
legenda.
Dalam legenda dikemukakan seorang tokoh
yang dikaitkan dengan terjadinya suatu
daerah.
Apakah tokoh tersebut pernah ada atau tidak,
11. Sejarah Pemikiran di Eropa dan
Dunia Islam
Pemikiran Islam merupakan pemikiran
yang khas, sebab pemikiran Islam berasal
dari wahyu atau bersandarkan pada
penjelasan wahyu
Pemikiran Islam berasal dari 2 sumber,
yaitu : Al-Quran dan As – Sunah
Dalam proses perkembangannya
melibatkan para Ulama dan pemuka
agama Islam yang menghasilkan Ijma‘
sebagai landasan gerak
Pemikiran dalam Islam merupakan
12. Pemikiran-pemikiran yang berkembang
di Eropa berdasarkan agama-agama
non samawi, ideologi-ideologi politik dan
ekonomi, maupun teori-teori sosial
sekedar muncul dari kejeniusan berfikir
manusia yang melahirkannya.
Pola pikir di Eropa berkembang karena
proses observasi, hipotesa dan
berdasarkan realitas. Jadi pola pikir
mereka sangat dipengaruhi oleh ilmu-
ilmu pengetahuan umum yang sudah
ada dan kemudian dikembangkan. Para
ilmuwan pun juga mempunyai peran
penting dalam perkembangan pola pikir
13. Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada
zaman Babylonia, yakni ± 700-600 SM.
Orang-orang Babylonia berpendapat bahwa
alam semesta itu sebagai ruangan setengah
bola dengan Bumi datar sebagai lantainya,
sedangkan langit-langit dengan bintang
merupakan atapnya.
Namun yang menakjubkan adalah mereka
telah mengenal ekliptika atau bidang edar
matahari dan telah menetapkan perhitungan
satu tahun, yakni satu kali matahari beredar
sampai kembali ke tempat semula, yakni
selama 365,25 hari.
Pengetahuan orang-orang Babylonia itu,
setengahnya berasal dari hasil pengamatan
maupun pengalaman. Namun setengahnya
berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan, atau
mitos. Pengetahuan semacam itu, dapat kita
14. Suatu pola berpikir yang satu langkah lebih maju
daripada mitos dan pseudo science adalah
penggabungan antara pengamatan, pengalaman,
dan akal sehat atau rasional. Contohnya adalah
ajaran-ajaran orang Yunani pada tahun 600-200
SM.
Sebagai tonggak sejarah dapat disebutkan disini
seorang ahli pikir Bangsa Yunani yang bernama
Thales (624-546 SM), seorang astronom yang
juga ahli di bidang matematika dan teknik. Dialah
yang pertama berpendapat bahwa bintang-bintang
mengeluarkan sinarnya sendiri, sedangkan bulan
hanya sekedar memantulkan cahaya dari
matahari.
Thales berpendapat bahwa adanya
keanekaragaman benda di alam, sebenarnya
merupakan gejala alam saja. Bahan dasarnya
15. Tokoh-tokoh Pembaharu
Anaximander (610-546 SM)
Seorang pemikir yang sezaman dengan Thales,
berpendapat bahwa alam semesta yang kita lihat
itu berbentuk seperti bola dengan bumi sebagai
pusatnya.
Ia juga mengajarkan membuat jam matahari atau
petunjuk waktu dengan tongkat yang ditegakkan
di atas bumi dan juga untuk menentukan titik
balik matahari.
Anaximenes (560-520 SM)
Berpendapat bahwa unsur-unsur dasar
pembentukan semua benda adalah air. Namun
air merupakan salah satu bentuk saja. Ia dapat
merenggang menjadi api (gas) atau memadat
16. Herakleitos (560-470 SM)
Tokoh Yunani ini memberi koreksi terhadap
pendapat Anaximenes. Ia berpendapat
bahwa justru apilah yang menjadi
penyebab adanya transmutasi itu, tanpa
api benda-benda akan tetap seperti apa
adanya.
Pythagoras (500 SM)
Berpendapat bahwa sebenarnya unsur
dasar ada empat, bukan satu yang dapat
berubah ke dalam 3 bentuk unsur seperti
yang dikemukakan oleh penemu-penemu
sebelumnya. Keempat unsur dasar itu
17. Pythagoras juga terkenal di bidang matematika.
Salah satu penemuannya yang terpakai sampai
sekarang adalah dalil Pythagoras tentang
segitiga siku-siku, yakni :
Kuadrat panjang sisi miring sebuah segitiga siku-
siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua
sisi siku-sikunya.
C
b2 = a2 + c2 c b
A a B
18. Tentang alam semesta Pythagoras berpendapat
bahwa bumi ini bulat dan berputar, karena berputar
maka tampaknya seolah-olah alam berputar
mengelilingi bumi.
Empedokles (480-430 SM)
Tokoh ini menyempurnakan ajaran Pythagoras
tentang 4 unsur dasar tanah, udara dan api, yakni
dengan memperkenalkan adanya tenaga penyekat
atau tarik menarik dan tenaga pemisah atau tolak-
menolak. Kedua tenaga tadilah yang dapat
mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur tadi.
Plato (423-347 SM)
Berpendapat bahwa keanekaragaman yang tampak
ini sebenarnya suatu duplikat saja dari suatu yang
kekal dan material.
Aristoteles (348-322 SM)
Ia merupakan pemikir terbesar pada zamannya. Ia
membukukan intisari dari ajaran orang-orang
sebelumnya. Aristoteles membuang hal-hal yang
19. Bukunya merupakan ensiklopedia pengetahuan
masa itu. Tentang unsur dasar itu, ia
menyebutkan adanya zat tunggal yang
disebut Hule. Zat tunggal itu tergantung dari
kondisinya, dapat berbentuk tanah, air, udara,
api. Adanya transmutasi ini disebakan oleh
keadaan dingin, lembab, panas, dan kering.
Contoh : bila Hule dalam kondisi lembab dan
panas, maka ia berbentuk udara. Bila dalam
keadaan panas dan kering akan berbentuk
api, dan bila kering dan dingin berbentuk
tanah.
20. Aristoteles tidak percaya adanya ruang hampa. Ia
berpendapat bahwa bila di suatu tempat tidak ada
apa-apanya (benda), di situ ada sesuatu yang
immaterial
Seorang tokoh besar setelah Aristoteles, yakni
Ether (bukan eter senyawa kimia).
Ajarannya yang penting adalah suatu pola berpikir
dalam memperoleh kebenaran berdasarkan logika.
Dia juga sebagai orang pertama yang menyusun
klasifikasi bintang yang ada di muka bumi ini.
Ptolomeus (127-151 M)
Buah pikirannya yang penting adalah tentang bumi
sebagai pusat sistem tata surya (geosentris), yakni
bumi berbentuk bulat, diam seimbang tanpa tiang
penyangga. Bintang-bintang menempel tetap pada
langit dan berputar mengelilingi bumi, sekali dalam
24 jam. Planet beredar melalui orbitnya sendiri,
terletak diantara bumi dan bintang.
21. Tokoh Pembaharu pada abad 9-11 M
Avicenna (Ibnu Shina abad 11) adalah seorang
ahli ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang
ilmu kedokteran dan filosofi.
Al-Biruni, seorang ahli ilmu pengetahuan yang
asli natural dan kontemporer (abad 11).
Al-Khawarizzini, Al-Farghani, Al Batani (abad 9),
Abdul Weva (abad 10), Omar Khayam dan
Zarqali (abad 11), Al-Kindi, Al-Farabi (filosof abad
10), Al-Gazali (filosof abad 11) dan Averoes (Ibn-
Rushd).
Pada abad 9-11, semua ilmu pengetahuan dan
filsafat Yunani diterjemahkan dan dikembangkan
dalam bahasa Arab. Setelah itu secara bertahap
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan sedikit
dalam bahasa Ibrani. Pada waktu itulah ilmu
pengetahuan dan kebudayaan Arab merupakan
kebudayaan internasional, tersebar jauh ke barat,