SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
Nama : Abid Nurhuda Dosen : Suroto Rosyid Styanto, M. Hum
Nim : 183111122 Matakuliah : Pendidikan Multikultural
Sejarah Munculnya Paham
Pendidikan Multikultural
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bidang dari sekian banyak bidang yang begitu menentukan dalam
tolak ukur majunya sebuah Negara. Indonesia ialah salah satunya yang memiliki banyak sekali
macam agama, bahasa, ras, suku, adat dan lain-lain. Keanekaragaman seperti inilah yang
menjadikannya sebagai Negara yang plural. lewat jalur pendidikan, semua perbedaan tadi bisa
digabungkan dan disatukan supaya tidak ada yang namanya diskriminasi lalu menyudutkan pihak
satu kepada pihak lainnya sehingga pembangunan Indonesiapun jadi terhambat. Pada dasarnya,
pendidikan multikultural adalah pendidikan yang sangat menghargai adanya keberagaman dan
perbedaan. Pendidikan ini selalu menciptakan proses yang tersetruktur dimana tiap-tiap
kebudayaan bisa mengeluarkan ekspresinya. Namun untuk mendesain hal ini secara praktik, itu
tidaklah mudah. Setidaknya kita berusaha mencoba mengambil ijtihad untuk memolakan sesuai
dengan dasar dan prinsip-prinsip di dalamnya. Gagasan pemolaan sekaligus pengembangan
pendidikan multikultural ini sendiri sebenarnya sudah ada sejak dahulu di kawasan Eropa,
Amerika dan negara-negara maju lainnya. Dan seiring berjalannya waktu, pendidikan ini
menjadi sebuah studi tersendiri dan khusus tentang keberagaman yang pada mulanya bertujuan
supaya populasi mayoritas dapat bersikap toleran dan tenggang rasa terhadap para imigran
baru. Pengalaman pendidikan multikultural dari eropa tersebut akhirnya juga sampai di Indonesia
yang saat itu masih bernuansa kerajaan-kerajaan, bahkan berlangsung hingga saat ini. Berikut
sekelumit perjalanan sejarah dari pendidikan multikultural.
PEMBAHASAN
Munculnya Pendidikan Multikultural
Pendidikan multicultural adalah tema yang sangat baru dalam dunia pendidikan. Sebelum
peristiwa Perang Dunia ke II, bisa dikatakan pendidikan tersebut belum banyak diketahui orang.
Bahkan pendidikan ini digunakan sebagai alat politik untuk memberlangsungkan kekuasaan yang
tengah memonopoli sistem pendidikan untuk kelompok tertentu karena selalu menyangkut
HAM, kemerdekaan dari penjajahan, diskriminasi rasial dan lain-lain. Jadi bisa dikatakan
pendidikan multikultural ialah gejala yang sangat baru dalam pergaulan umat manusia ketika
meraka mendambakan persamaan hak, salah satunya adalah hak untuk memperoleh pendidikan
yang sama bagi semua orang.
Menurut koentjaraningrat, pendidikan multicultural merupakan sebuah ilmu pengetahuan
sehingga mengalami metamorfosa tahapan yang berkembang dan terdiri dari empat fase, yaitu :
1. Sebelum tahun 1800-an yakni Sekitar abad ke 15-16, banyak sekali bangsa eropa yang
mulai berlomba untuk menjelajahi luasnya dunia. Mulai dari benua australi, asia, amerika,
hingga afrika. Dalam perjalananya yang jauh tersebut, mereka banyak mendapati dan
menemukan hal-hal yang baru. Mereka juga banyak sekali menjumpai para suku yang
begitu asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan, penjelajahan dan penemuan mereka
di catat sekaligus ditulis ke dalam buku harian ataupun jurnal kehidupan. Merekapun
mencatat ciri-ciri kebudayaan, fisik, bahasa, dan susunan masyarakat dari suku tersebut
yang biasa disebut dengan bahan etnopografi karena Pada abad ke 19 ketertarikan
bangsa eropa dengan etnografi sangat banyak dan meningkat.
2. Pada tahun 1800-an Bahan etnografi tadi sudah di susun menjadi karya sekaligus
karangan bedasarkan cara berfikir evoluasi masyarakat pada masa itu. Masyarakat dan
kebudayaan pun secara perlahan-lahan berevolusi dalam jangka waktu yang sangat lama.
3. Di awal abad ke 20 Eropa mulai berkembang dengan membangun kerja sama koloni di
amerika, afrika dan asia. Dalam rangka hal tersebut eropa jadi mau mempelajari bahan-
bahan etnografi yang berisi tentang kebiasaan, kebudayaan dari sukubangsa lainya demi
kepentingan pemerintah kolonial.
4. Setelah tahun 1930-an, Ilmu multikulturalpun jadi berkembang sangat cepat, sehingga
membuat seolah-olah sukubangsa asli hilang dari penerapan budaya bumi eropa.
Sementara itu, H. A. R. Tilaar menyebutkan setidaknya ada beberapa elemen kekuasaan di dunia
ini yang telah melahirkan pendidikan multikultural, diantaranya :
1. Proses Demokratisasi dalam Masyarakat
Sekalipun paham demokrasi sudah seumuran dengan kehidupan manusia di dunia
ini, tapi implementasinya masih suka terhambat, dan juga tidak merata ke dalam kehidupan
manusia. Kehidupan manusia di dalamnya itu terdapat kelompok yang menganggap
dirinya memiliki hak lebih istimewa termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan berbeda
yang tidak bisa di nikmati kelompok lainnya. Sehingga dengan demikian akan ada
kelompok dalam masyarakat yang tersisihkan dalam pendidikannya.
Perjuangan untuk mendapatkan hak pendidikannya dari kelompok yang tersisihkan
adalah usaha yang besar dalam melawan opresi penjajahan. Operasi tersebut terjadi di
negara demokrasi maupun totaliter yang mana di dalamnya terdapat perbedaan perlakuan
kepada kelompok masyarakat tertentu. Hal itu disebabkan adanya perbedaan ideologi, ras,
suku, etnik, dan yang lainnya. Contohnya peristiwa yang dulu terjadi di Afrika Selatan
yang mengasingkan antara kelompok berkulit putih dari kulit hitam dengan hak-hak
istimewanya diantaranya pendidikan sehingga kelompok tersebut pun selalu disepelekan.
Oleh karena itulah, pendidikan multikulturalisme berjalan bebarengan dan selalu
bergandengan dengan proses demokratisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Proses tersebut tersebut dijadikan pemantik untuk memperoleh pengakuan hak asasi
manusia lalu tidak membedakan bedakannya baik atas, agama, gender, dan warna kulitnya.
Semua manusia diciptakan oleh Tuhan dengan kedudukan, martabat, dan posisi yang sama
tanpa membandingkan dan mempertimbngkan itu semua.
2. Pembangunan Kembali Sesudah Perang Dunia II
Setelah Perang Dunia ke II, perubahan yang besarpun terjadi di dalam tata kelola
kehidupan antar bangsa.yang mendambakan akan pembangunan kembali puing-puing
sudah hancur berkeping-keping di Eropa. Secara bersamaan dengan adanya pembangunan
kembali di Eropa itulah yang pada akhirnya menjadi tanda bahwa kolonialisme itu telah
tiada, maka lahirlah negara-negara baru, terkhusus yang paling banyak di Afrika.
Sedangkan penduduk eks koloni malah masuk ke negara Perancis dan Inggris dan menjadi
pegawai-pegawai perusahaan yang dibutuhkan di sana. Migrasi penduduk inilah, dan
khususnya migrasi pekerja, seiring berjalan nya waktu meminta perlakuan yang adil lagi
berimbang untuk generasi mudanya dan menuntut pendidikan yang baik untuk mereka
semua. Migrasi penduduk negara negara besar dunia bisa lebih cepat dan mudah
disebabkan oleh kemajuan teknologi, dan transportasi udara, laut maupun darat.
3. Lahirnya Paham Nasionalisme Kultural
Munculnya berbagai grup serta kelompok dari bangsa yang satu untuk berpindah
dan bermukim di negara-negara lain yang maju lagi pesat, sehingga lama kelamaan mampu
membentuk sesuatu kekuasaaan dan kekuatan tersendiri untuk menuntut hak-haknya
selaku “warga negara” yang baru. Dari sinilah, kemudian lahir kelompok-kelompok
sekaligus etnis baru yang mana mereka memiliki kebudayaannya masing-masing, sehingga
bisa memberikan warna baru dalam kebudayaan tuan rumah yang sebelumnya lebih banyak
bersifat homogen.
Pendidikan multicultural mulanya merupakan perkembangan dari kesadaran dan gagasan
tentang “inter-kulturalisme” seusai Perang Dunia II. Hal ini sebagai konsep akan pemikiran
yang tidak muncul hanya karena ada ruang kosong, tapi karena ada interestpolitik, ekonomi, sosial,
dan intelektual yang mengarahkan kemunculannya. Bahkan selain itu juga menyangkut berbagai
kepentingan lain seperti HAM, merdeka dari kebebasan, dan sebagainya disebabkan bertambah
tinggi angka pluralitas di negara-negara Barat. Mempertimbangkan begitu banyaknya
perkembangan ini, maka pada tahun sekitar 1940-an dan 1950-an di Amerika Serikat
berkembanglah pendidikan ini. pendidikan intercultural ini hakekatnya merupakan pendidikan
lompatan budaya yang bertujuan memperkaya dan mengembangkan nilai-nilai universal agar
dapat diterima di berbagai kelompok masyarakat yang berbeda .Maka UNESCOpun membuat
beberapa pesan anjuran pada bulan Oktober 1994 di Jenewa, di antaranya yaitu :
1. Pendidikan seharusnya mengembangkan potensi untuk mengakui dan menerima nilai-nilai
yang ada didalam keanekaragaman baik jenis kelamin, ras, agama, masyarakat dan
budaya serta menambah dan memperkaya kemampuan untuk berkomunikasi, berbagi
dan bekerja sama dengan yang lain.
2. Pendidikan semestinya memperkuat, mempertegar dan meneguhkan jati diri serta
mendorong konvergensi gagasan dan penyelesaian-penyelesaian suatau masalah agar
memperkokoh persaudaraan, solidaritas dan perdamaian antara individu dan masyarakat.
3. Pendidikan hendaknya terus meningkatkan kemampuan dan kemauannya dalam
menyelesaikan permasalahan dan konflik secara alami, damai dan tanpa kekerasan
sehingga hal tersebut dapat menambah kedamaian dalam diri, pikiran para peserta didik.
Dan dengan hal itulah, mereka bisa membangun dengan lebih kokoh kualitas toleransi,
kesabaran, dan keinginan untuk berbagi serta memelihara
Sementara itu seiring dengan berkembangnya paham toleransi, HAM dan demokrasi diatas
kelompok dan grup dari etnis baru mulai melebur ke dalam etnismainstream. Dengan begitu
muncul dan bangkitlah paham nasionalisme baru yang tidak lagi hanya berkonotasi kepada etnis
tapi lebih kepada pengertian kultural. Sehingga nasionalisme kultural menggantikan nasionalisme
etnis, dan pendidikanpun jadi ikut terbuka untuk kebutuhan kelompok-kelompok yang baru,
sekaligus mempersiapkan sudut pandang dan paradigma baru bagi grup dan kelompok mayoritas
dengan kebudayaan mainstreamnya.
Pendidikan Multikultural di Negara-Negara Luar
Dari banyaknya gelombang perubahan tersebutlah hingga bisa melahirkan pendidikan
multikultural di berbagai negara dengan berbagai coraknya masing-masing :
1. Seperti di Amerika Serikat, perkembangan pendidikan multikultural yang bermula dari
penghapusan satu generasi masyarakat dari warga negara Amerika yang statusnya berasal
dari Afrika (American Afrika) sehingga ditolak dengan sangat keras oleh Gerakan Civil
Rights yang dipelopori oleh Dr. Martin Luther King. Gerakan Civil Rights ini menjadi
stimulus bagi lahirnya pendidikan multikultural lainnya selama dekade 70-an hingga abad
ke-20.
2. Gerakan demokratisasi pendidikan lainnya yang diimplementasikan dalam pendidikan
multicultural Amerika akhirnya juga berimbas di negara sebelahnya yakni Kanada.
pendidikan multikultural di negara Kanada mempunyai postur dan wajah yang berbeda
karena sejak awal sebagian dari Kanada sudah mengenal budaya yang belainan, yaitu
budaya dari Prancis di negara bagian Quebec sehingga dengan hal tersebut pendidikan
disini lebih progresif ketimbang negara sebelah sekaligus tetangganya.
3. Pendidikan multikultural di Negara Jerman dan Inggris muncul disebabkan adanya migrasi
penduduk yang berbondong-bondong akibat pembangunan kembali Jerman setelah
runtuhnya. Dari sinilah kebutuhan terhadap paradigma baru akan lahirnya pendidikan
multicultural terhadap kelompok-kelompok etnis baru.
4. Lalu ada juga pendidikan multikultural di Australia yang memperoleh momentum tepatnya
dengan perubahan politik luar negri. Seperti diketahui bahwa Australia merupakan suatu
negara yang relatif sangat tertutup bagi kelompok dan grup kulit berwarna lain. Pemerintah
Australia-lah yang menyebabkan migrasi dari kelompok-kelompok suku dan etnis lain
yang bukan hanya Eropa namun juga dari Asia seperti China, Vietnam, India, dan juga dari
Indonesia.
Pendidikan Multikultural di Indonesia
Dari berbagai pengalaman negara yang ada di atas telah menerapkan praktik pendidikan
multicultural, maka kita dapat mengambil dan memperoleh manfaatnya sebagai modal asas
sekaligus dasar implementasi pendidikan multikultural di Indonesia. meski sudah kita sadari
bahwa penerapan pendidikan multicultural pada negara-negara tersebut sifatnya akan lain bila
dibandingkan dengan negara Indonesia. Implementasi pendidikan multikultural di negara luar
sebagaimana yang tersebut diatas sangat bertentangan dengan budaya homogen, tetapi di
Indonesia pendidikan multikultural bisa diterapkan dalam perspektif luas bangsa Indonesia yang
pluralitas. Pandangan multikulturalisme dalam masyarakat Indonesia sendiri dalam praktik
berbangsa dan bernegara belum dijalankan secara maksimal. Lambang Bhinheka Tunggal Ika,
yang mempunyai makna keanekaragamaan dalam persatuan yang nyata ternyata hanya ditekankan
pada kesatuan nya saja dan mengabaikan adanya keaneka ragaman budaya dan masyarakat yang
ada. Pada masa Orde Baru terlihat bagaiman hubungan masyarakat terhadap praktek hidup
kenegaraan tersebut. Hasilnya masyarakat berkeinginan menampilkan identitasnya sebagai
masyarakat berbhineka yang selama Orde Baru telah dipaksa dan ditindas dengan berbagai cara
hanya untuk menggerogoti persatuan bangsa. Disamping itu praktik pendidikan sejak
kemerdekaan sampai era Orde Baru sudah menyepelekan dan mengabaikan kekayaan
kebhinhekaan budaya Indonesia yang hakekatnya merupakan kekuatan dan tenaga dalam suatu
kehidupan demokrasi.
Ketika presiden Suharto jatuh dari kekuasaannya, lalu diiringi dengan masa yang disebut
era Reformasi, Indonesia telah mengalami krisis, moneter, ekonomi, politik, agama, disintregasi
yang mengakibatkan terjadinya krisis kultural sangat dalam pada kehidupan bangsa dan negara.
Pada era inilah pendidikan digunakan sebagai alat politik untuk memberlangsungkan kekuasaan
yang memonopoli sistem pendidikan untuk kelompok tertentu. Namun saat itu pendidikan
multikultural dirasa masih belum terlalu penting walaupun realitas agama dan kultur yang sangat
bermacam-macam. Era reformasi berhembus sehingga angin demokrasipun mampu
menghidupkan Kembali semangat wacana pendidikan multikultural sebagai tenaga dan kekuatan
dari bangsa Indonesia. Dalam era ini, pastinya banyak sekali hal yang harus ditinjau kembali. Salah
satunya yang penting dan mesti ditinjau ialah kurikulum dari semua tingkat dan jenis di sekolah,
apakah sudah standar untuk mencapai sarana pengembangan multikultural. Selain problem
tersebut, yang mesti juga ditinjau adalah tentang otonomisasi pendidikan yang diberikan secara
khusus kepada daerah agar pendidikan bisa menjadi tempat bagi perkembangan keberagaman
budaya Indonesia.
Ketika itu pendidikan multikultural bagi negara Indonesia memang sesuatu hal yang baru
dimulai, dan masih belum memiliki pengalaman. Sementara itu otonomi daerahnya juga baru
disampaikan. Sehingga diperlukanlah persiapan dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan
suatu bentuk yang sesuai dan pendekatan yang pas bagi pendidikan multikultural di Indonesia.
Bentuk dan sistem yang pas dan sesuai untuk Indonesia bukan hanya memerlukan pemikiran
intelektual akademik dan analisis budaya atas masyarakat Indonesia yang beragam dan pluralis,
tetapi juga diperlukan adanya kerja keras dan tahan banting untuk melaksanakannya.
Untuk mewujudkan hal penting tersebut, pendidikan multikultural di Indonesia perlu memakai
kombinasi dan kolaborasi model yang ada, sebagaimana yang diajukan Gorski yang mencakup
tiga hal yaitu :
1. transformasi diri
Pada kegiatan ini, pendidikan multicultural mestinya dapat mengarahkan peserta
didik untuk mengubah pikiran dan mindset mereka terhadap pandangan etnosentrisme
yang begitu sempit menjadi pandangan multikultralisme sebagai sebuah keniscayaan
yang menjadi anugerah dan kasih sayang dari Tuhan Yang Maha Esa
2. transformasi sekolah dan proses belajar mengajar,
Pada kegiatan ini, pendidikan multicultural seharusnya menjadi prioritas utama
dalam membangun sekaligus mengokohkan kebersamaan diantara berbagai macam
perbedaan. Guru sebagai fasilitator dituntut untuk dapat mengarahkan lalu mendidik
peserta didik kedalam bentuk pembelajaran yang memungkinkan terjadinya hubungan
dialogis yang harmonis dalam mensikapi adanya perbedaan agama, budaya dan kultur.
3. transformasi masyarakat.
Pada kegiatan ini, seharusnya mampu menciptakan tatanan Kelola masyarakat yang
mengutamakan sebuah interaksi yang lurus lagi selaras dan seimbang dalam mensikapi
adanya perbedaan. Masyarakat haruslah ikut mencair dan melebur ke dalam sebuah
masyarakat kosmopolitan yang tidak terlalu memandang akan sikap antipati ketika
berinteraksi dengan kelompok lain, saling menghargai akan adanya keanekaragaman
dalam stuktur sosial masyarakat dan dominansi suatu kelompok terhadap kelompok
lainnya.
KESIMPULAN
Pendidikan multicultural adalah tema yang sangat baru dalam dunia pendidikan. Sebelum
peristiwa Perang Dunia ke II, bisa dikatakan pendidikan tersebut belum banyak diketahui orang.
Menurut koentjaraningrat, ada empat tahapan yang membuatnya menjadi ilmu pengetahuan, yaitu
1. Sekitar abad ke 15-16, bangsa eropa melakukan perjalanan dan menemukan berbagai
macam suku dan kebudayaan lain sehinggan menuliskannya pada catatan untuk bahan.
2. Pada tahun 1800-an Bahan setnografi sudah jadi karya tapi masih butuh waktu untuk
mempelajarinya
3. Di awal abad ke 20 Eropa terpaksa belajar demi pemerintahan koloni
4. Setelah tahun 1930-an, Jadi berkembang sangat cepat dan melebur
Sementara itu, H. A. R. Tilaar menyebutkan munculnya pendidikan tersebut karena tiga
proses yaitu : Proses Demokratisasi dalam Masyarakat, Pembangunan Kembali Sesudah Perang
Dunia II, dan Lahirnya Paham Nasionalisme Kultural. Proses-proses tadi berkaitan dengan
interestpolitik, ekonomi, sosial, dan intelektual. Bahkan selain itu juga menyangkut HAM,
merdeka dari kebebasan, dan kepentingan lain-nya.
Maka dari situlah UNESCO membuat beberapa anjuran di jenawa pada tahun 1944 yaitu :
Pendidikan mestinya menerima nilai-nilai keanekaragaman, Pendidikan harusnya meneguhkan
jati diri serta mendorong konvergensi gagasan, dan Pendidikan harus mampu menyelesaikan
konflik dengan damai. Seiring berjalanya pesan tersebut semakin meluaslah pendidikan
multicultural di berbagai negara dianataranya, Amerika, Kanada, Inggris, Jerman, Australia dan
tak terkecuali Asia. Pada saat yang sama Indonesia pun terkena dampaknya pada masa awal
kemerdekaan sampai dengan masa kekuasaan pak soeharto dengan masuknya berbagai migrasi
dari luar meski semboyan nya Bhineka tunggal ika, keanekaragamaan dalam persatuan yang nyata
ternyata hanya ditekankan pada kesatuan nya saja dan mengabaikan adanya keaneka ragaman
budaya dan masyarakat yang ada sehinggan pembangunan bangsa Indonesia pun terhambat.
Saat orde baru mulai runtuh dan kekuasaan bisa diambil maka Era reformasi berhembus
sehingga angin demokrasipun mampu menghidupkan Kembali semangat wacana pendidikan
multikultural sebagai tenaga dan kekuatan dari bangsa Indonesia sekalipun hal ini adalah sesuatu
yang baru dimulai, dan masih belum memiliki pengalaman sehingga harus persiapan dan waktu
yang cukup lama untuk mendapatkan suatu bentuk dalam mengimplementasikan pendidikan
multikultural yang sesuai dan pendekatan yang pas bagi bangsa dan negara Indonesia Itu sendiri
karena multikultural tiap negara tidaklah sama sehingga di berbagai negara memiliki coraknya
masing-masing. Namun setidaknya Indonesia perlu memakai kombinasi dan kolaborasi model dari
Gorski tentang transformasi diri, sekolah sekaligus proses belajar mengajar dan transformasi
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Amrin, Tatang M. 2012. Implementasi Pendekatan Pendidikan Kontekstual berbasis Kearifan
Lokal. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi. 1 (1). 1-16
Ibrahim, Ruslan. 2008. Pendidikan Multikultural : Upaya Meminimalisir Konflik dalam Era
Pluralitas Agama. El-tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam. 1 (1). 115-127
Khairuddin, Ahmad. 2018. Epistemologi Pendidikan Multikultural Di Indonesia. Ijtimaiyah. 2 (1).
1-19
Nurcahyono, Okta Hadi. 2018. Pendidikan Multikultural Di Indonesia: Analisis Sinkronis Dan
Diakronis. Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi dan AntropologiVol. 2 (1). 105-115
Rosyada, Dede. 2014. Pendidikan Multikultural Di Indonesiasebuah Pandangan Konsepsional.
Sosio Didaktika. 1 (1 ). 1-12
Sutarno. 2007. Pendidikan Multikultural. Jakarta : DepDikNas
Yaqin, M.Ainul. 2005. Pendidikan Multikultural; Cross-Cultural Understanding untuk Demokrasi
dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media

More Related Content

What's hot

Angket keaktifan siswa fix
Angket keaktifan siswa fixAngket keaktifan siswa fix
Angket keaktifan siswa fixAnnissawati Caca
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianNarto Wastyowadi
 
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumSejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumTeguh Arie Sandy
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxRUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxCiciPRahmawati
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikTyasMommy Cozy Azalea
 
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswaInstrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswanurmaliaazmi
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfKEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfSalwa695608
 
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Fitri Yusmaniah
 
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiFormat Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiMuhamad Yogi
 
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDUwes Chaeruman
 
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomKata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomSukayono Fawwaz
 
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learningsilva a'yun
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaMading KS
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
Pembelajaran efektif
Pembelajaran efektifPembelajaran efektif
Pembelajaran efektifJULIO_MARKOTO
 
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...safitkafit
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDdodikdomek
 

What's hot (20)

Angket keaktifan siswa fix
Angket keaktifan siswa fixAngket keaktifan siswa fix
Angket keaktifan siswa fix
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
 
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumSejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxRUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswaInstrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfKEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
 
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
 
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiFormat Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
 
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomKata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
 
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
Pembelajaran efektif
Pembelajaran efektifPembelajaran efektif
Pembelajaran efektif
 
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
 

Similar to MENGENAL SEJARAH

pendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaranpendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaranAndy Wilson
 
Makalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeMakalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeJuwita Yulianto
 
Pengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalPengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalSalma Van Licht
 
PPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptxPPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptxMhdTaajuddin
 
Kelas xi iis
Kelas xi iisKelas xi iis
Kelas xi iisNurliza24
 
Kelas xi iis copy
Kelas xi iis   copyKelas xi iis   copy
Kelas xi iis copyNurliza24
 
Bagi_MODUL_AJAR_RENI.docx
Bagi_MODUL_AJAR_RENI.docxBagi_MODUL_AJAR_RENI.docx
Bagi_MODUL_AJAR_RENI.docxrenijuliati
 
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnikBab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnikDhani Ahmad
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalismeMakalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalismeKhairulAnwarGenaliwe
 
Munculnya paham baru di dunia dan hubungan pola kehidupan kekotaan dengan mun...
Munculnya paham baru di dunia dan hubungan pola kehidupan kekotaan dengan mun...Munculnya paham baru di dunia dan hubungan pola kehidupan kekotaan dengan mun...
Munculnya paham baru di dunia dan hubungan pola kehidupan kekotaan dengan mun...Dian Anisa Putri
 
Landasan historis perkembangan pendidikan dunia
Landasan historis perkembangan pendidikan duniaLandasan historis perkembangan pendidikan dunia
Landasan historis perkembangan pendidikan duniaabdulloh muthi
 
Konseppendidikanmultikultural
KonseppendidikanmultikulturalKonseppendidikanmultikultural
KonseppendidikanmultikulturalSalma Sosialita
 
Budaya dan tamadun
Budaya dan tamadunBudaya dan tamadun
Budaya dan tamadunRohana Badri
 
Masyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4b
Masyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4bMasyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4b
Masyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4bResti Muliani
 
Nota lengkap modul titas.new
Nota lengkap modul titas.newNota lengkap modul titas.new
Nota lengkap modul titas.newKero Nuex
 

Similar to MENGENAL SEJARAH (20)

Multikulturalisme
MultikulturalismeMultikulturalisme
Multikulturalisme
 
Makalah multikultural
Makalah multikulturalMakalah multikultural
Makalah multikultural
 
Makalah multikultural
Makalah multikulturalMakalah multikultural
Makalah multikultural
 
pendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaranpendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaran
 
Makalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeMakalah Multikuturalisme
Makalah Multikuturalisme
 
MULTIKULTURALISME
MULTIKULTURALISMEMULTIKULTURALISME
MULTIKULTURALISME
 
Pengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalPengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikultural
 
PPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptxPPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptx
 
Kelas xi iis
Kelas xi iisKelas xi iis
Kelas xi iis
 
Kelas xi iis copy
Kelas xi iis   copyKelas xi iis   copy
Kelas xi iis copy
 
Bagi_MODUL_AJAR_RENI.docx
Bagi_MODUL_AJAR_RENI.docxBagi_MODUL_AJAR_RENI.docx
Bagi_MODUL_AJAR_RENI.docx
 
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnikBab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnik
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalismeMakalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
 
Munculnya paham baru di dunia dan hubungan pola kehidupan kekotaan dengan mun...
Munculnya paham baru di dunia dan hubungan pola kehidupan kekotaan dengan mun...Munculnya paham baru di dunia dan hubungan pola kehidupan kekotaan dengan mun...
Munculnya paham baru di dunia dan hubungan pola kehidupan kekotaan dengan mun...
 
Landasan historis perkembangan pendidikan dunia
Landasan historis perkembangan pendidikan duniaLandasan historis perkembangan pendidikan dunia
Landasan historis perkembangan pendidikan dunia
 
Konseppendidikanmultikultural
KonseppendidikanmultikulturalKonseppendidikanmultikultural
Konseppendidikanmultikultural
 
Budaya dan tamadun
Budaya dan tamadunBudaya dan tamadun
Budaya dan tamadun
 
Estimologi multikulturalisme
Estimologi multikulturalismeEstimologi multikulturalisme
Estimologi multikulturalisme
 
Masyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4b
Masyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4bMasyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4b
Masyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4b
 
Nota lengkap modul titas.new
Nota lengkap modul titas.newNota lengkap modul titas.new
Nota lengkap modul titas.new
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

MENGENAL SEJARAH

  • 1. Nama : Abid Nurhuda Dosen : Suroto Rosyid Styanto, M. Hum Nim : 183111122 Matakuliah : Pendidikan Multikultural Sejarah Munculnya Paham Pendidikan Multikultural PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bidang dari sekian banyak bidang yang begitu menentukan dalam tolak ukur majunya sebuah Negara. Indonesia ialah salah satunya yang memiliki banyak sekali macam agama, bahasa, ras, suku, adat dan lain-lain. Keanekaragaman seperti inilah yang menjadikannya sebagai Negara yang plural. lewat jalur pendidikan, semua perbedaan tadi bisa digabungkan dan disatukan supaya tidak ada yang namanya diskriminasi lalu menyudutkan pihak satu kepada pihak lainnya sehingga pembangunan Indonesiapun jadi terhambat. Pada dasarnya, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang sangat menghargai adanya keberagaman dan perbedaan. Pendidikan ini selalu menciptakan proses yang tersetruktur dimana tiap-tiap kebudayaan bisa mengeluarkan ekspresinya. Namun untuk mendesain hal ini secara praktik, itu tidaklah mudah. Setidaknya kita berusaha mencoba mengambil ijtihad untuk memolakan sesuai dengan dasar dan prinsip-prinsip di dalamnya. Gagasan pemolaan sekaligus pengembangan pendidikan multikultural ini sendiri sebenarnya sudah ada sejak dahulu di kawasan Eropa, Amerika dan negara-negara maju lainnya. Dan seiring berjalannya waktu, pendidikan ini menjadi sebuah studi tersendiri dan khusus tentang keberagaman yang pada mulanya bertujuan supaya populasi mayoritas dapat bersikap toleran dan tenggang rasa terhadap para imigran baru. Pengalaman pendidikan multikultural dari eropa tersebut akhirnya juga sampai di Indonesia yang saat itu masih bernuansa kerajaan-kerajaan, bahkan berlangsung hingga saat ini. Berikut sekelumit perjalanan sejarah dari pendidikan multikultural.
  • 2. PEMBAHASAN Munculnya Pendidikan Multikultural Pendidikan multicultural adalah tema yang sangat baru dalam dunia pendidikan. Sebelum peristiwa Perang Dunia ke II, bisa dikatakan pendidikan tersebut belum banyak diketahui orang. Bahkan pendidikan ini digunakan sebagai alat politik untuk memberlangsungkan kekuasaan yang tengah memonopoli sistem pendidikan untuk kelompok tertentu karena selalu menyangkut HAM, kemerdekaan dari penjajahan, diskriminasi rasial dan lain-lain. Jadi bisa dikatakan pendidikan multikultural ialah gejala yang sangat baru dalam pergaulan umat manusia ketika meraka mendambakan persamaan hak, salah satunya adalah hak untuk memperoleh pendidikan yang sama bagi semua orang. Menurut koentjaraningrat, pendidikan multicultural merupakan sebuah ilmu pengetahuan sehingga mengalami metamorfosa tahapan yang berkembang dan terdiri dari empat fase, yaitu : 1. Sebelum tahun 1800-an yakni Sekitar abad ke 15-16, banyak sekali bangsa eropa yang mulai berlomba untuk menjelajahi luasnya dunia. Mulai dari benua australi, asia, amerika, hingga afrika. Dalam perjalananya yang jauh tersebut, mereka banyak mendapati dan menemukan hal-hal yang baru. Mereka juga banyak sekali menjumpai para suku yang begitu asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan, penjelajahan dan penemuan mereka di catat sekaligus ditulis ke dalam buku harian ataupun jurnal kehidupan. Merekapun mencatat ciri-ciri kebudayaan, fisik, bahasa, dan susunan masyarakat dari suku tersebut yang biasa disebut dengan bahan etnopografi karena Pada abad ke 19 ketertarikan bangsa eropa dengan etnografi sangat banyak dan meningkat. 2. Pada tahun 1800-an Bahan etnografi tadi sudah di susun menjadi karya sekaligus karangan bedasarkan cara berfikir evoluasi masyarakat pada masa itu. Masyarakat dan kebudayaan pun secara perlahan-lahan berevolusi dalam jangka waktu yang sangat lama. 3. Di awal abad ke 20 Eropa mulai berkembang dengan membangun kerja sama koloni di amerika, afrika dan asia. Dalam rangka hal tersebut eropa jadi mau mempelajari bahan- bahan etnografi yang berisi tentang kebiasaan, kebudayaan dari sukubangsa lainya demi kepentingan pemerintah kolonial.
  • 3. 4. Setelah tahun 1930-an, Ilmu multikulturalpun jadi berkembang sangat cepat, sehingga membuat seolah-olah sukubangsa asli hilang dari penerapan budaya bumi eropa. Sementara itu, H. A. R. Tilaar menyebutkan setidaknya ada beberapa elemen kekuasaan di dunia ini yang telah melahirkan pendidikan multikultural, diantaranya : 1. Proses Demokratisasi dalam Masyarakat Sekalipun paham demokrasi sudah seumuran dengan kehidupan manusia di dunia ini, tapi implementasinya masih suka terhambat, dan juga tidak merata ke dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia di dalamnya itu terdapat kelompok yang menganggap dirinya memiliki hak lebih istimewa termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan berbeda yang tidak bisa di nikmati kelompok lainnya. Sehingga dengan demikian akan ada kelompok dalam masyarakat yang tersisihkan dalam pendidikannya. Perjuangan untuk mendapatkan hak pendidikannya dari kelompok yang tersisihkan adalah usaha yang besar dalam melawan opresi penjajahan. Operasi tersebut terjadi di negara demokrasi maupun totaliter yang mana di dalamnya terdapat perbedaan perlakuan kepada kelompok masyarakat tertentu. Hal itu disebabkan adanya perbedaan ideologi, ras, suku, etnik, dan yang lainnya. Contohnya peristiwa yang dulu terjadi di Afrika Selatan yang mengasingkan antara kelompok berkulit putih dari kulit hitam dengan hak-hak istimewanya diantaranya pendidikan sehingga kelompok tersebut pun selalu disepelekan. Oleh karena itulah, pendidikan multikulturalisme berjalan bebarengan dan selalu bergandengan dengan proses demokratisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat. Proses tersebut tersebut dijadikan pemantik untuk memperoleh pengakuan hak asasi manusia lalu tidak membedakan bedakannya baik atas, agama, gender, dan warna kulitnya. Semua manusia diciptakan oleh Tuhan dengan kedudukan, martabat, dan posisi yang sama tanpa membandingkan dan mempertimbngkan itu semua. 2. Pembangunan Kembali Sesudah Perang Dunia II Setelah Perang Dunia ke II, perubahan yang besarpun terjadi di dalam tata kelola kehidupan antar bangsa.yang mendambakan akan pembangunan kembali puing-puing sudah hancur berkeping-keping di Eropa. Secara bersamaan dengan adanya pembangunan kembali di Eropa itulah yang pada akhirnya menjadi tanda bahwa kolonialisme itu telah tiada, maka lahirlah negara-negara baru, terkhusus yang paling banyak di Afrika.
  • 4. Sedangkan penduduk eks koloni malah masuk ke negara Perancis dan Inggris dan menjadi pegawai-pegawai perusahaan yang dibutuhkan di sana. Migrasi penduduk inilah, dan khususnya migrasi pekerja, seiring berjalan nya waktu meminta perlakuan yang adil lagi berimbang untuk generasi mudanya dan menuntut pendidikan yang baik untuk mereka semua. Migrasi penduduk negara negara besar dunia bisa lebih cepat dan mudah disebabkan oleh kemajuan teknologi, dan transportasi udara, laut maupun darat. 3. Lahirnya Paham Nasionalisme Kultural Munculnya berbagai grup serta kelompok dari bangsa yang satu untuk berpindah dan bermukim di negara-negara lain yang maju lagi pesat, sehingga lama kelamaan mampu membentuk sesuatu kekuasaaan dan kekuatan tersendiri untuk menuntut hak-haknya selaku “warga negara” yang baru. Dari sinilah, kemudian lahir kelompok-kelompok sekaligus etnis baru yang mana mereka memiliki kebudayaannya masing-masing, sehingga bisa memberikan warna baru dalam kebudayaan tuan rumah yang sebelumnya lebih banyak bersifat homogen. Pendidikan multicultural mulanya merupakan perkembangan dari kesadaran dan gagasan tentang “inter-kulturalisme” seusai Perang Dunia II. Hal ini sebagai konsep akan pemikiran yang tidak muncul hanya karena ada ruang kosong, tapi karena ada interestpolitik, ekonomi, sosial, dan intelektual yang mengarahkan kemunculannya. Bahkan selain itu juga menyangkut berbagai kepentingan lain seperti HAM, merdeka dari kebebasan, dan sebagainya disebabkan bertambah tinggi angka pluralitas di negara-negara Barat. Mempertimbangkan begitu banyaknya perkembangan ini, maka pada tahun sekitar 1940-an dan 1950-an di Amerika Serikat berkembanglah pendidikan ini. pendidikan intercultural ini hakekatnya merupakan pendidikan lompatan budaya yang bertujuan memperkaya dan mengembangkan nilai-nilai universal agar dapat diterima di berbagai kelompok masyarakat yang berbeda .Maka UNESCOpun membuat beberapa pesan anjuran pada bulan Oktober 1994 di Jenewa, di antaranya yaitu : 1. Pendidikan seharusnya mengembangkan potensi untuk mengakui dan menerima nilai-nilai yang ada didalam keanekaragaman baik jenis kelamin, ras, agama, masyarakat dan budaya serta menambah dan memperkaya kemampuan untuk berkomunikasi, berbagi dan bekerja sama dengan yang lain.
  • 5. 2. Pendidikan semestinya memperkuat, mempertegar dan meneguhkan jati diri serta mendorong konvergensi gagasan dan penyelesaian-penyelesaian suatau masalah agar memperkokoh persaudaraan, solidaritas dan perdamaian antara individu dan masyarakat. 3. Pendidikan hendaknya terus meningkatkan kemampuan dan kemauannya dalam menyelesaikan permasalahan dan konflik secara alami, damai dan tanpa kekerasan sehingga hal tersebut dapat menambah kedamaian dalam diri, pikiran para peserta didik. Dan dengan hal itulah, mereka bisa membangun dengan lebih kokoh kualitas toleransi, kesabaran, dan keinginan untuk berbagi serta memelihara Sementara itu seiring dengan berkembangnya paham toleransi, HAM dan demokrasi diatas kelompok dan grup dari etnis baru mulai melebur ke dalam etnismainstream. Dengan begitu muncul dan bangkitlah paham nasionalisme baru yang tidak lagi hanya berkonotasi kepada etnis tapi lebih kepada pengertian kultural. Sehingga nasionalisme kultural menggantikan nasionalisme etnis, dan pendidikanpun jadi ikut terbuka untuk kebutuhan kelompok-kelompok yang baru, sekaligus mempersiapkan sudut pandang dan paradigma baru bagi grup dan kelompok mayoritas dengan kebudayaan mainstreamnya. Pendidikan Multikultural di Negara-Negara Luar Dari banyaknya gelombang perubahan tersebutlah hingga bisa melahirkan pendidikan multikultural di berbagai negara dengan berbagai coraknya masing-masing : 1. Seperti di Amerika Serikat, perkembangan pendidikan multikultural yang bermula dari penghapusan satu generasi masyarakat dari warga negara Amerika yang statusnya berasal dari Afrika (American Afrika) sehingga ditolak dengan sangat keras oleh Gerakan Civil Rights yang dipelopori oleh Dr. Martin Luther King. Gerakan Civil Rights ini menjadi stimulus bagi lahirnya pendidikan multikultural lainnya selama dekade 70-an hingga abad ke-20. 2. Gerakan demokratisasi pendidikan lainnya yang diimplementasikan dalam pendidikan multicultural Amerika akhirnya juga berimbas di negara sebelahnya yakni Kanada. pendidikan multikultural di negara Kanada mempunyai postur dan wajah yang berbeda karena sejak awal sebagian dari Kanada sudah mengenal budaya yang belainan, yaitu budaya dari Prancis di negara bagian Quebec sehingga dengan hal tersebut pendidikan disini lebih progresif ketimbang negara sebelah sekaligus tetangganya.
  • 6. 3. Pendidikan multikultural di Negara Jerman dan Inggris muncul disebabkan adanya migrasi penduduk yang berbondong-bondong akibat pembangunan kembali Jerman setelah runtuhnya. Dari sinilah kebutuhan terhadap paradigma baru akan lahirnya pendidikan multicultural terhadap kelompok-kelompok etnis baru. 4. Lalu ada juga pendidikan multikultural di Australia yang memperoleh momentum tepatnya dengan perubahan politik luar negri. Seperti diketahui bahwa Australia merupakan suatu negara yang relatif sangat tertutup bagi kelompok dan grup kulit berwarna lain. Pemerintah Australia-lah yang menyebabkan migrasi dari kelompok-kelompok suku dan etnis lain yang bukan hanya Eropa namun juga dari Asia seperti China, Vietnam, India, dan juga dari Indonesia. Pendidikan Multikultural di Indonesia Dari berbagai pengalaman negara yang ada di atas telah menerapkan praktik pendidikan multicultural, maka kita dapat mengambil dan memperoleh manfaatnya sebagai modal asas sekaligus dasar implementasi pendidikan multikultural di Indonesia. meski sudah kita sadari bahwa penerapan pendidikan multicultural pada negara-negara tersebut sifatnya akan lain bila dibandingkan dengan negara Indonesia. Implementasi pendidikan multikultural di negara luar sebagaimana yang tersebut diatas sangat bertentangan dengan budaya homogen, tetapi di Indonesia pendidikan multikultural bisa diterapkan dalam perspektif luas bangsa Indonesia yang pluralitas. Pandangan multikulturalisme dalam masyarakat Indonesia sendiri dalam praktik berbangsa dan bernegara belum dijalankan secara maksimal. Lambang Bhinheka Tunggal Ika, yang mempunyai makna keanekaragamaan dalam persatuan yang nyata ternyata hanya ditekankan pada kesatuan nya saja dan mengabaikan adanya keaneka ragaman budaya dan masyarakat yang ada. Pada masa Orde Baru terlihat bagaiman hubungan masyarakat terhadap praktek hidup kenegaraan tersebut. Hasilnya masyarakat berkeinginan menampilkan identitasnya sebagai masyarakat berbhineka yang selama Orde Baru telah dipaksa dan ditindas dengan berbagai cara hanya untuk menggerogoti persatuan bangsa. Disamping itu praktik pendidikan sejak kemerdekaan sampai era Orde Baru sudah menyepelekan dan mengabaikan kekayaan kebhinhekaan budaya Indonesia yang hakekatnya merupakan kekuatan dan tenaga dalam suatu kehidupan demokrasi.
  • 7. Ketika presiden Suharto jatuh dari kekuasaannya, lalu diiringi dengan masa yang disebut era Reformasi, Indonesia telah mengalami krisis, moneter, ekonomi, politik, agama, disintregasi yang mengakibatkan terjadinya krisis kultural sangat dalam pada kehidupan bangsa dan negara. Pada era inilah pendidikan digunakan sebagai alat politik untuk memberlangsungkan kekuasaan yang memonopoli sistem pendidikan untuk kelompok tertentu. Namun saat itu pendidikan multikultural dirasa masih belum terlalu penting walaupun realitas agama dan kultur yang sangat bermacam-macam. Era reformasi berhembus sehingga angin demokrasipun mampu menghidupkan Kembali semangat wacana pendidikan multikultural sebagai tenaga dan kekuatan dari bangsa Indonesia. Dalam era ini, pastinya banyak sekali hal yang harus ditinjau kembali. Salah satunya yang penting dan mesti ditinjau ialah kurikulum dari semua tingkat dan jenis di sekolah, apakah sudah standar untuk mencapai sarana pengembangan multikultural. Selain problem tersebut, yang mesti juga ditinjau adalah tentang otonomisasi pendidikan yang diberikan secara khusus kepada daerah agar pendidikan bisa menjadi tempat bagi perkembangan keberagaman budaya Indonesia. Ketika itu pendidikan multikultural bagi negara Indonesia memang sesuatu hal yang baru dimulai, dan masih belum memiliki pengalaman. Sementara itu otonomi daerahnya juga baru disampaikan. Sehingga diperlukanlah persiapan dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan suatu bentuk yang sesuai dan pendekatan yang pas bagi pendidikan multikultural di Indonesia. Bentuk dan sistem yang pas dan sesuai untuk Indonesia bukan hanya memerlukan pemikiran intelektual akademik dan analisis budaya atas masyarakat Indonesia yang beragam dan pluralis, tetapi juga diperlukan adanya kerja keras dan tahan banting untuk melaksanakannya. Untuk mewujudkan hal penting tersebut, pendidikan multikultural di Indonesia perlu memakai kombinasi dan kolaborasi model yang ada, sebagaimana yang diajukan Gorski yang mencakup tiga hal yaitu : 1. transformasi diri Pada kegiatan ini, pendidikan multicultural mestinya dapat mengarahkan peserta didik untuk mengubah pikiran dan mindset mereka terhadap pandangan etnosentrisme yang begitu sempit menjadi pandangan multikultralisme sebagai sebuah keniscayaan yang menjadi anugerah dan kasih sayang dari Tuhan Yang Maha Esa 2. transformasi sekolah dan proses belajar mengajar,
  • 8. Pada kegiatan ini, pendidikan multicultural seharusnya menjadi prioritas utama dalam membangun sekaligus mengokohkan kebersamaan diantara berbagai macam perbedaan. Guru sebagai fasilitator dituntut untuk dapat mengarahkan lalu mendidik peserta didik kedalam bentuk pembelajaran yang memungkinkan terjadinya hubungan dialogis yang harmonis dalam mensikapi adanya perbedaan agama, budaya dan kultur. 3. transformasi masyarakat. Pada kegiatan ini, seharusnya mampu menciptakan tatanan Kelola masyarakat yang mengutamakan sebuah interaksi yang lurus lagi selaras dan seimbang dalam mensikapi adanya perbedaan. Masyarakat haruslah ikut mencair dan melebur ke dalam sebuah masyarakat kosmopolitan yang tidak terlalu memandang akan sikap antipati ketika berinteraksi dengan kelompok lain, saling menghargai akan adanya keanekaragaman dalam stuktur sosial masyarakat dan dominansi suatu kelompok terhadap kelompok lainnya.
  • 9. KESIMPULAN Pendidikan multicultural adalah tema yang sangat baru dalam dunia pendidikan. Sebelum peristiwa Perang Dunia ke II, bisa dikatakan pendidikan tersebut belum banyak diketahui orang. Menurut koentjaraningrat, ada empat tahapan yang membuatnya menjadi ilmu pengetahuan, yaitu 1. Sekitar abad ke 15-16, bangsa eropa melakukan perjalanan dan menemukan berbagai macam suku dan kebudayaan lain sehinggan menuliskannya pada catatan untuk bahan. 2. Pada tahun 1800-an Bahan setnografi sudah jadi karya tapi masih butuh waktu untuk mempelajarinya 3. Di awal abad ke 20 Eropa terpaksa belajar demi pemerintahan koloni 4. Setelah tahun 1930-an, Jadi berkembang sangat cepat dan melebur Sementara itu, H. A. R. Tilaar menyebutkan munculnya pendidikan tersebut karena tiga proses yaitu : Proses Demokratisasi dalam Masyarakat, Pembangunan Kembali Sesudah Perang Dunia II, dan Lahirnya Paham Nasionalisme Kultural. Proses-proses tadi berkaitan dengan interestpolitik, ekonomi, sosial, dan intelektual. Bahkan selain itu juga menyangkut HAM, merdeka dari kebebasan, dan kepentingan lain-nya. Maka dari situlah UNESCO membuat beberapa anjuran di jenawa pada tahun 1944 yaitu : Pendidikan mestinya menerima nilai-nilai keanekaragaman, Pendidikan harusnya meneguhkan jati diri serta mendorong konvergensi gagasan, dan Pendidikan harus mampu menyelesaikan konflik dengan damai. Seiring berjalanya pesan tersebut semakin meluaslah pendidikan multicultural di berbagai negara dianataranya, Amerika, Kanada, Inggris, Jerman, Australia dan tak terkecuali Asia. Pada saat yang sama Indonesia pun terkena dampaknya pada masa awal kemerdekaan sampai dengan masa kekuasaan pak soeharto dengan masuknya berbagai migrasi dari luar meski semboyan nya Bhineka tunggal ika, keanekaragamaan dalam persatuan yang nyata ternyata hanya ditekankan pada kesatuan nya saja dan mengabaikan adanya keaneka ragaman budaya dan masyarakat yang ada sehinggan pembangunan bangsa Indonesia pun terhambat. Saat orde baru mulai runtuh dan kekuasaan bisa diambil maka Era reformasi berhembus sehingga angin demokrasipun mampu menghidupkan Kembali semangat wacana pendidikan multikultural sebagai tenaga dan kekuatan dari bangsa Indonesia sekalipun hal ini adalah sesuatu yang baru dimulai, dan masih belum memiliki pengalaman sehingga harus persiapan dan waktu
  • 10. yang cukup lama untuk mendapatkan suatu bentuk dalam mengimplementasikan pendidikan multikultural yang sesuai dan pendekatan yang pas bagi bangsa dan negara Indonesia Itu sendiri karena multikultural tiap negara tidaklah sama sehingga di berbagai negara memiliki coraknya masing-masing. Namun setidaknya Indonesia perlu memakai kombinasi dan kolaborasi model dari Gorski tentang transformasi diri, sekolah sekaligus proses belajar mengajar dan transformasi masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Amrin, Tatang M. 2012. Implementasi Pendekatan Pendidikan Kontekstual berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi. 1 (1). 1-16 Ibrahim, Ruslan. 2008. Pendidikan Multikultural : Upaya Meminimalisir Konflik dalam Era Pluralitas Agama. El-tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam. 1 (1). 115-127 Khairuddin, Ahmad. 2018. Epistemologi Pendidikan Multikultural Di Indonesia. Ijtimaiyah. 2 (1). 1-19 Nurcahyono, Okta Hadi. 2018. Pendidikan Multikultural Di Indonesia: Analisis Sinkronis Dan Diakronis. Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi dan AntropologiVol. 2 (1). 105-115 Rosyada, Dede. 2014. Pendidikan Multikultural Di Indonesiasebuah Pandangan Konsepsional. Sosio Didaktika. 1 (1 ). 1-12 Sutarno. 2007. Pendidikan Multikultural. Jakarta : DepDikNas Yaqin, M.Ainul. 2005. Pendidikan Multikultural; Cross-Cultural Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media